Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
Side Story XVIII: Arafah Rianti


Note: Side Story ini menggunakan karakter Pandu, si produser mesum dari Side Story V: Tatjana Saphira's First Sexual Encounter feat. Angel Pieters. Cerita ini juga merupakan sequel dari Side Story XVII: Shaloom Razade.



"Yaudah deh, gue sama Shaloom pamit dulu ya. Gue tunggu crew call shootingannya ya." Ucap Wulan Guritno.
"Oh, siap mbak Wulan!" Jawab Pandu dengan semangat.


Wulan dan Shaloom pun meninggalkan ruangan Pandu. Baru saja Pandu duduk, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu ruang kerjanya.


"Silahkan masuk!" Teriak Pandu dari dalam ruangan.


Seorang wanita masuk dan bertanya pada Pandu.


"Saya dengar, Mas Pandu ini bisa bantu karir saya supaya melejit ya?" Tanya Wanita itu.


Pandu yang masih lemas akibat permainannya dengan Shaloom tadi langsung "On" lagi.


"Oh iya, silahkan masuk mbak. Saya siap membantu Mbak asalkan Mbak juga siap membantu saya hehehe." Jawab Pandu dengan nada mesum.
"Tentu, saya rela melakukan apa saja, yang penting saya bisa main film dan mau melepas image komedian saya." Jawab Wanita itu lagi.


Mendengar itu, Pandu lagi-lagi tersenyum dengan mesum dan Pandu bersiap-siap untuk bercinta lagi hari ini.


"Kamu Arafah kan yang pemain film dan komedian itu?" Tanya Pandu.
"Betul mas, saya Arafah." Jawab Arafah.


Pandu berdiri dari kursinya dan mendekati Arafah. Pandu memegang dan meraba-raba pundak dan lengan Arafah, sebuah tindakan yang membuat Arafah tidak nyaman.


"Jadi kamu benar siap melakukan apa saja yang saya minta?" Pandu bertanya pada Arafah dengan nada menggoda.


Pandu meraba-raba paha Arafah yang masih dibungkus oleh celana panjang.


"Termaksud menyerahkan kesucian kamu pada saya?" Pandu bertanya lagi.


Arafah kaget mendengar pertanyaan Pandu.


"Sa... Saya..." Arafah ragu, tidak tahu harus menjawab apa.


Pandu tahu kalau Arafah masih ragu dan tidak ingin memaksakan kehendaknya.


"Gini aja, ini kan keinginan kamu dan saya ga mau maksa. Mending kamu pikirin dulu aja, baru balik ke saya. Tapi ya kalau kamu memang mau main di film saya ya kesucian kamu adalah uang mukanya." Ujar Pandu pada Arafah.


Arafah terlihat sedikit lega karena masih diberikan waktu untuk berfikir oleh Pandu.


"Baik, Mas. Malam ini akan saya pikirkan." Jawab Arafah sambil menunduk malu.
"Kalau kamu sudah tau jawabannya, besok kamu kemari lagi ya." Lanjut Pandu lagi.


Arafah mengangguk sebagai tanda setuju.


"Baik Mas, besok saya akan kembali lagi dan memberikan keputusan saya." Arafah berkata pada Pandu.


Pandu hanya mengangguk sambil tersenyum.


"Okay, kalau begitu saya permisi dulu." Lanjut Arafah sambil berjalan menuju pintu tanpa melihat ke arah Pandu karena masih malu.


Pandu kembali duduk di kursi kerjanya.


"Gue yakin pasti besok gue bisa ngerasain tubuh sucinya." Pandu berujar dalam hati sambil membayangkan tubuh Arafah.


Rencana Pandu untuk mendapatkan tubuh Arafah hari ini gagal, tapi dia yakin besok dia akan berhasil merasakan tubuhnya.


Keesokan Harinya....



Tok Tok Tok.


Pandu mendengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya.


"Silahkan masuk!" Teriak Pandu dari dalam.


Arafah memasuki ruang kerja Pandu. Pandu sangat senang karena ternyata dugaan dia tepat.


"Jadi, bagaimana? Kamu sudah memutuskan?" Pandu bertanya pada Arafah.


Arafah masih tertunduk malu.


"Su... Sudah mas." Jawab Arafah dengan sedikit terbata-bata.
"Saya siap menyerahkan kesucian tubuh saya asalkan Mas bisa memajukan karir saya." Lanjut Arafah lagi.


Pandu tersenyum puas mendengar jawaban Arafah yang sesuai dengan harapannya.


"Okay, sekarang kamu lepas seluruh pakaian kamu tapi kamu tetap pakai Jilbab kamu!" Pandu memberikan perintah pada Arafah.
"Sekarang Mas?" Arafah bertanya pada Pandu.


Pandu agak jengkel mendengar pertanyaan Arafah.


"Kamu ini niat ga sih main di film saya?!" Pandu bertanya pada Arafah dengan nada tinggi.
"Eh.... Iya mas! Saya mau kok!" Jawab Arafah membela diri.
"Yaudah, makanya nurut!" Pandu kembali memberikan perintah pada Arafah.
"Okay! Okay!" Jawab Arafah dengan panik.


Arafah dengan segera melepaskan seluruh pakaiannya dengan pengecualian Jilbabnya. Pandu sangat kagum melihat tubuh telanjang Arafah, apalagi Arafah kini hanya mengenakan Jilbab sesuai dengan fetish Pandu.


"Sekarang kamu tiduran di atas meja itu!" Pandu lagi-lagi ingin memuaskan fetishnya yang bercinta di atas meja kerja.


Arafah menghilangkan rasa ragunya dan dengan sigap mengikuti perintah Pandu dan merebahkan dirinya di atas meja kerja Pandu. Pandu mencium bibir Arafah dan untuk pertama kalinya Arafah merasakan sebuah ciuman di bibirnya. Lidah Pandu dengan liar bergerilya di dalam mulut Arafah, memijat-mijat lidah Arafah.


"Hmmmmm... Hmmmmm....." Arafah sendiri mulai menikmati dicium oleh Pandu.


Lidah Pandu benar-benar menservice lidah Arafah dan keduanya saling bertukar cairan saliva.


"Ternyata ciuman itu enak ya..." Ucap Arafah dalam hati.


Pandu melepaskan ciumannya dan kini melepaskan seluruh pakaiannya. Arafah sungguh kaget saat melihat penis Pandu. Karena selain di buku pelajaran biologi dan video dewasa yang pernah dia tonton, Arafah tidak pernah melihat penis secara langsung. Pandu kini mulai menjilati dan menghisap kedua payudara Arafah yang sudah terlepas dari bra-nya, Pandu sangat bernafsu melihat payudara Arafah yang bulat sempurna dengan putting yang masih berwarna kemerahan, sedangkan tangan Pandu pun sibuk membelai vagina Arafah yang terlihat indah dan sempurna. Arafah akhirnya terbuai dengan permainan Pandu dan mulai asyik mengocok perlahan penis Pandu yang udah tegang maksimal.


“Ehhhhmmm...." Arafah melenguh panjang saat bibir Pandu sudah menyentuh sebuah garis berwarna merah yang tertutup dengan hiasan bulu-bulu halus di selakangan Arafah.


Untuk pertama kalinya vagina Arafah disentuh oleh seorang laki-laki. Arafah sama sekali tidak menyangka kalau perbuatan zinah itu ternyata enak dan tidak seburuk yang diajarkan oleh guru agamanya. Tangan Pandu terus meremas buah dada Arafah, sedangkan mulut Pandu sibuk menggelitik tonjolan daging yang ada di ujung kemaluannya. Arafah mengerang, melenguh bahkan berusaha menendang Pandu karena rasa geli yang ia terima.


Sebuah sodokan lembut dari lidah Pandu masuk ke dalam liang senggama Arafah membuat tubuh stand-up comedian muda itu melengkung hebat. Diremasnya kepala Pandu sebagai tanda dia orgasme untuk pertama kali dalam hidupnya.


"Aaahhhh.... Enaaakkkk!!!" Arafah berteriak saat merasakan cairan orgasmenya menyembur keluar dari vaginanya.


Bahkan Arafah mengalami squirt sebanyak dua kali semburan ke mulut Pandu. Nafas Arafah seperti seseorang lari marathon. Buah dadanya naik turun seiring nafasnya. Sekarang vagina Arafah, yang sudah satu centimeter di depan penis Pandu, akan terbelah untuk pertama kalinya. Kepala penis Pandu kini sudah siap menerobos masuk terowongan super ketat itu.


"Siap ya?" Pandu bertanya pada Arafah untuk meyakinkan Arafah sekali lagi.


Arafah tidak berkata apa-apa dan hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Pandu perlahan memasukan penisnya ke dalam liang vagina Arafah namun masih tertahan oleh selaput dara Arafah.


"Hsshhhh..." Arafah sedikit berdesis menerima perlakuan Pandu.


Pandu sedikit mengeluarkan penisnya lalu kembali memasukan penisnya ke dalam vagina Arafah secara perlahan hingga akhirnya merobek selaput dara Arafah.


"Hsssshhhh.... Sakit mas... Sakiiittt!" Arafah mulai merasa kesakitan.
"Sakitnya cuma sebentar ya sayang, nanti lama kelamaan juga jadi enak." Pandu berkata sambil mengelus-elus pipi Arafah dan mencium keningnya.


Darah perawan Arafah terlihat mengalir di paha Arafah. Melihat ini, perlahan-lahan Pandu mulai menggerakan penisnya di dalam vagina Arafah.


‘’Emmmhhh.....ssshhhh..." Desah Arafah.


Pandu dengan perlahan menggerakan pinggulnya. Pandu dan Arafah mendesah. Arafah hanya bisa menggenggam pinggiran meja kerja Pandu. Berbeda dengan Shaloom, Pandu justru bermain dengan pelan bersama Arafah. Pandu mulai mempercepat gerakannya dan kini Arafah memeluk erat Pandu. Arafah mendesis, meringis, merintih-rintih saat kelaminnya dan kelamin Pandu saling bergesekan. Arafah menggigit bibir bawahnya sendiri dengan kuat untuk menahan rasa ngilu dan pedih yang sedang ia rasakan di vaginanya. Vaginanya terasa seperti terbakar dan akan robek saja. Tak pernah Arafah merasa seperti ini, bagian bawah tubuhnya terasa penuh sesak. Selang waktu berlalu, ‘sodokan’ penis Pandu terhadap vagina Arafah semakin cepat.


‘’Uhhhhh....Yeaaahhh...sempit banget sayang. Enak!!!’’ Ucap produser film mesum itu menahan berjuta-juta kali lipat kenikmatan.


Lama kelamaan rasa sakit yang Arafah rasakan mulai berganti dengan rasa nikmat seperti yang Pandu katakan tadi.

"Maaaasss.....Teruuusss!!!" Teriak Arafah yang mulai merasa keenakan.


Tampak Arafah sedikit meringis karena vaginanya terdesak benda tumpul. Pandu terus menggerakan penisnya keluar masuk vagina Arafah. Setelah beberapa menit Pandu menggarap Arafah, Arafah berinisiatif untuk merubah posisi menjadi Woman on Top alias posisi cowgirl. Pandu terkejut sekaligus senang melihat inisiatif Arafah ini.


"Gila, kamu katanya polos kok bisa tau gaya ginian???" Tanya Pandu dengan nada terkejut.
"Semalam saya liat di film bokep, mas. Saya mau buktiin kalau saya memang berniat besar mau main di film buatan Mas Pandu!" Ucap Arafah dengan semangat.


Pemain film Cek Toko Sebelah itu kini berada di atas tubuh Pandu yang terbaring di atas meja kerjanya sendiri, dia berusaha memasukkan kepala penis Pandu ke dalam vaginanya, sedikit demi sedikit penis Pandu pun masuk ke dalam vagina artis muda itu, Pandu pun membantu dengan ikut mendorong penisnya agar masuk ke dalam vagina Arafah.


Arafah mulai menggerakan pinggulnya dengan liar bagaikan koboi yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar. Pandu hanya bisa menggerayangi tubuh Arafah sambil sesekali menciumi dada dan puting Arafah dan menampari pantat Arafah. Gerakan Arafah itu semakin menggila saat mendengar desahan Pandu yang keenakan.


"Arafaaaah... Aku mau keluar nih!!!" teriak Pandu.


Arafah menghentikan goyangannya dan malah memasukan penis Pandu ke dalam mulutnya sehingga Pandu menembakkan seisi spemanya ke dalam mulut Arafah. Arafah mejilati penis Pandu dengan rakus dan menyedot habis sperma Pandu. Arafah menggunakan Jilbabnya untuk membersihkan sisa-sisa sperma Pandu yang masih menempel di penisnya.


"Wah, gila! Enggak nyangka kamu pinter banget nyepongnya!" Puji Pandu yang tadi merasa keenakan itu.
"Saya mau nunjukkin kalau saya memang bertekad besar mas, makanya saya belajar banyak dari film bokep semalam. Saya mau karir saya lebih tinggi lagi." Jawab Arafah dengan nada polos sambil membersihkan sisa-sisa sperma Pandu yang masih menempel di sekitaran bibirnya.


Arafah berdiri dan kembali mengenakan pakaiannya satu per satu meski Arafah masih sedikit merasakan sakit di area selangkangannya. Sementara Arafah berpakaian, Pandu juga kembali berpakaian dan mengambil secarik kertas dari dalam lacinya.


"Sekarang kamu tanda tangan ini." Perintah Pandu sambil menyodorkan kertas itu pada Arafah.
"Apa ini, Mas?" Tanya Arafah sambil memperhatikan kertas itu.
"Ini kontrak kamu, kamu diterima di film saya." Jawab Pandu sambil tersenyum.


Memang semalam Pandu sudah menyiapkan kontrak untuk Arafah karena Pandu yakin Arafah akan merelakan kesuciannya untuk memajukan karirnya. Arafah nampak senang melihat kontrak itu.


"Wah, yang bener Mas? Asyik!" Ujar Arafah sambil menandatangani kontrak itu tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Tapi ingat, kapanpun saya mau kamu harus siap melayani saya. Sekarang kamu itu betina saya, kamu budak seks saya, paham?" Tanya Pandu pada Arafah.
"Paham Mas, paham banget!" Ujar Arafah sambil terburu-buru menandatangani kontrak itu.


Hari itu Arafah membuat keputusan yang akan merubah hidupnya selamanya. Keputusan itu tidak hanya melejitkan karirnya sebagai seorang aktris, tapi juga menjerumuskan Arafah ke dalam sisi gelap dunia hiburan. Pandu, bagai seorang germo, membuat Arafah tidur dengan banyak produser film dan produser sinetron lainnya entah itu laki-laki atau perempuan.



Setelah Arafah meninggalkan ruangan Pandu, tiba-tiba seorang wanita menerobos masuk ke dalam ruangan Pandu dan langsung mengomeli Pandu.


"Anjir lo ya, Ndu??? Maksud lo kirim video Kita ke HP gue apa??? Kalau sampai suami atau anak gue liat HP gue gimana???" Ujar wanita itu dengan histeris.
"Tenang, maksud gue ini cuma buat kenang-kenangan lo aja!" Pandu berusaha membela diri.
"Tenang gimana??? Lo mau ngerusak rumah tangga gue???" Wanita itu masih berteriak dengan histeris.


Perempuan itu menampar pipi Pandu dengan keras.


"Itu pelajaran buat cowo bejat kayak lo!" Ucap Wanita itu lagi setelah menampar pipi Pandu.

 
Akhirny menu utama akan segera d eksekusi...Diandra Paramitha...Top no 1 fantasi sex jaman SMA dlu...😀
Mantap, emang oke dia 😍😍😍
Nice story suhu...
Boleh request g suhu?
Hehe
Tulis saja, tapi biasanya bakalan lama saya ikutin atau malah seringkali jadinya banyak yang terbengkalai hehehe.
 
Gue sering nunggu cerita dari sini... bisa kaga sih hu..cerita yg lama muncul kembali.. kaya nagita paula atau gisel atau artis lain yg sudah perna di ex..hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd