Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
Side story artis innocent perawan dengan mbaah yanto moga ada.. Woow..
 
waah kayaknya kalo jalan ceritanya begitu bakal seru huu ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช, keren nih pasti ntar :D btw ntar bukan fahmi kan? si mbah apa Rio yg udh bebas? :D
Nah, saya lagi mau explore Salah satu Karakter lain dari cerita saya. Rio sih kayaknya ga bakalan lanjut lagi, hehehe.
Wow... Wulan menjerumuskan shaloom dalam kenikmatan duniawi?
Awesome!!!!
Wulan membuat Shaloom berbuat zina untuk menaikkan karirnya.
Ya kan mbak Wulan kan menganggap shalom itu teman.
Jadi curhat langsung ke mommy.
Bahkan udah 2 kali nikah jd pengalaman soal gituan
Iya, toh Shaloom tinggal lama di Eropa saya yakin mah udah engga virgin dan Ibunya juga santai ๐Ÿ˜‚
 
Terakhir diubah:
Side Story XVII: Shaloom Razade.

Note: Side Story ini menggunakan karakter Pandu, si produser mesum dari Side Story V: Tatjana Saphira's First Sexual Encounter feat. Angel Pieters.



Rumah Produksi.



"Mah, Mamah yakin soal ini?" Shaloom bertanya pada Ibunya, Wulan Guritno.

Wulan tersenyum ke arah Shaloom.

"Kalau kamu emang beneran mau terkenal kayak Mamah ya kamu harus jalanin ini, sayang." Jawab Wulan dengan pelan.
"Lagian kan kamu juga udah sering kan?" Lanjut Wulan lagi.

Shaloom tidak percaya mendengar ucapan Ibunya itu.

"Mah, Aku akuin Aku emang sering berhubungan seks waktu masih tinggal di Inggris. Tapi itu kan temen-temen Aku semuanya, Aku kenal siapa mereka!" Shaloom membalikan ucapan Ibunya.

Wulan kini mulai tampak terlihat sebal melihat anaknya yang ragu-ragu.

"Udah deh, kalau kamu emang mau nama kamu semakin dikenal masyarakat, kamu nurut aja sama Mamah!" Wulan berbicara dengan nada tinggi.

Shaloom masih terlihat gusar, apalagi dia takut perbuatannya ini akan dianggap sebuah tindakan pengkhianatan oleh kekasihnya.

"Kenapa, kamu takut diputusin Sultan?" Wulan bertanya lagi pada anaknya itu.

Shaloom tidak menjawab dan hanya mengangguk pelan.

"Yaelah, dengan muka kamu yang secantik gini dan body kamu yang gini sih kamu bisa dapetin cowo manapun!" Wulan lanjut berbicara lagi.

Shaloom terdiam dan menunduk mendengar ucapan Ibunya itu.

"Iya juga sih, nyokap gue ada benernya juga." Shaloom mulai berfikir.
"Gimana jadinya?" Pertanyaan Wulan memecahkan lamunan Shaloom.
"Kita udah ditolak rumah produksinya Pak Tono loh, Fahmi engga bisa bantu kamu. Ini kesempatan terakhir kamu!" Wulan mengingatkan Shaloom.

Shaloom akhirnya sudah memantapkan pilihannya.

"Hmmmm... Yaudah deh Mah. Toh ini buat masa depan Aku ini." Shaloom akhirnya menyetujui perkataan Ibunya.

Wulan tersenyum mendengar ucapan Shaloom.

"Nah gitu dong, itu baru anak Mamah. Sekarang kamu masuk ke ruangan Om Pandu gih, dia udah nunggu." Ucap Wulan.

Shaloom beranjak dari kursi dan menatap ke arah Wulan dengan tatapan ragu-ragu.

"Udah tenang aja, Mamah tungguin sampai Kamu kelar pokoknya." Ujar Wulan berusaha menenangkan Shaloom.

Shaloom mengetuk ruangan Pandu lalu terdengar suara pria dari dalam ruangan.

"Silahkan masuk!" Pria itu berkata dengan lantang.

Ruangan Kerja Pandu.



Shaloom akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruang Pandu.

"Oh Shaloom ya, Ayo silahkan masuk! Saya udah nunggu loh dari tadi." Ujar Pandu sambil cengengesan.

Shaloom bisa melihat wajah Pandu yang terlihat bejat dan mesum.

"Laki-laki tua bejat gini sih kayaknya bakalan gampang deh!" Shaloom berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
"Ayo Shaloom silahkan duduk!" Pandu mengajak Shaloom duduk di sofa ruangannya.
"Terima kasih, Om" Jawab Shaloom dengan singkat.

Shaloom duduk di sofa panjang itu dan Pandu duduk di sebelahnya.

"Jadi Mamah udah bilang kan Shaloom harus apa kalau mau dapat peran di film ini?" Tanya Pandu lagi-lagi sambil cengengesan.
"Sudah Om, Shaloom sudah dengar dari Mamah dan Shaloom siap melakukannya." Jawab Shaloom.

Pandu tersenyum dan memasang wajah mesumnya.

"Yaudah, tunggu apalagi? Kita mulai aja." Ujar Pandu pada Shaloom.
"Siap Om!" Shaloom menjawab dengan sigap.

Pandu melepaskan ikat pinggang lalu melepaskan celana panjangnya, diikuti dengan celana dalamnya.

"Kamu pasti tau kan yang Om mau dari kamu?" Tanya Pandu pada Shaloom.

Shaloom tidak menjawab pertanyaan Pandu, tapi Shaloom langsung berjongkok di hadapan Pandu yang masih duduk di sofa panjang itu.

"Anak pinter, kayak Ibunya!" Ucap Pandu sambil mengelus-elus kepala Shaloom.

Shaloom dengan segera langsung melahap penis Pandu. Shaloom segera keluarkan kemampuan terbaiknya karena Shaloom ingin membuktikan pada Pandu kalau dirinya benar-benar menginginkan pekerjaan itu. Hal itu membuat Pandu merem melek keenakan sehingga penisnya kembali berdiri meski kini sedang ada di dalam mulut Shaloom.

"Wah, gila! Enggak nyangka! Kamu pinter banget nyepongnya. Mamah kamu engga ada apa-apanya ini!" Puji Pandu yang sedang merasa keenakan itu.
"Mmmphh... mmphh..." Entah apa yang dikatakan Shaloom, suaranya tidak terdengar jelas karena bibirnya masih penuh oleh penis Pandu yang sangat besar itu.

Lidah Shaloom memijat penis Pandu dan bibirnya menyedot penis Pandu dengan kuat.

"Oooohhh!!!!" Pandu berteriak kencang saat menembakkan seluruh isi spermanya ke dalam mulut Shaloom.

Dengan rakus, Shaloom menjilat dan meminum cairan sperma Pandu bahkan menjilati sisa-sisa sperma Pandu yang masih menempel di penis Pandu.

"Nah, sekarang lepas seluruh pakaian kamu! It's time for the main event!" Pandu memberikan perintah pada Shaloom.

Shaloom membersihkan sisa-sisa sperma Pandu yang masih menempel di wajahnya lalu beranjak dan melepaskan seluruh pakaiannya.

"Kamu rebahan di atas meja itu, saatnya Om yang muasin kamu sekarang." Pandu memerintahkan Shaloom untuk merebahkan dirinya di atas meja kerja Pandu, bercinta di atas meja kerja adalah salah satu fetish Pandu.

Shaloom menuruti permintaan Pandu dan merebahkan dirinya di atas meja kerja Pandu. Kini giliran Pandu yang berjongkok di hadapan kemaluan Shaloom, Pandu mendekatkan wajahnya ke arah vagina Shaloom. Pandu menjulurkan lidahnya, menyentuh bibir kemaluan anak dari Wulan Guritno itu.

โ€œAaahhmmmmโ€ฆโ€ Tubuh Shaloom bergetar karena sensasi enak yang sudah lama dia rindukan, memang sudah lama sekali sejak terakhir Shaloom bercinta dengan kekasihnya.

Secara alami, tubuh Shaloom mulai bereaksi, kedua pahanya terbuka perlahan, semakin memberikan keleluasaan pada lidah Pandu yang semakin gencar menyerbu selangkangan Shaloom. Shaloom terus mendesah dan menggelinjang keenakan. Sungguh sensasi yang luar biasa. Artis muda itu begitu pasrah pada rasa nikmat di selangkangannya, terlihat dari kedua pahanya yang sudah terbuka lebar.

โ€œOoouuww.... Aaaahhhh!!!โ€ Tubuh Shaloom menekuk ke atas, kedua pahanya menjepit kepala Pandu, dan kedua tangannya menekan kepala Pandu ke selangkangannya.

Dengan senang hati, Pandu menyeruput habis cairan orgasme vagina Shaloom tanpa disisakan sedikit pun. Cairan vagina Shaloom yang sedikit tertinggal di dalam liang kewanitaannya pun dikorek habis oleh Pandu. Pandu kini ikut-ikutan melepaskan seluruh pakaiannya lalu mengarahkan penisnya ke arah vagina Shaloom yang sudah basah itu.

"Om masukin ya sayang?" Tanya Pandu sambil menggesek-gesekkan penisnya di permukaan bibir vagina Shaloom.
"Ayo om, masukin aja! Shaloom udah engga tahan!" Jawab Shaloom sambil menutup matanya.

Kepala penis Pandu pun sudah menempel dengan bibir vagina Shaloom. Dengan memegang pinggang Shaloom, Pandu mulai mendorong penisnya. Perlahan tapi pasti, kepala penis Pandu mulai mendongkrak sela-sela bibir vagina Shaloom.

โ€œEemm.. Eeemm..โ€ Rasa menggelitik dirasakan wanita berusia 22 tahun itu saat urat-urat yang menghiasi sekujur batang Pandu bergesekkan dengan dinding vaginanya.

Jelas Shaloom sudah bukan perawan, keperawanannya sudah direnggut oleh mantan pacarnya beberapa tahun lalu saat mereka masih kuliah di Inggris, tapi tetap saja vagina Shaloom terasa sempit dan enak.

โ€œMm.. Enak gak, Shaloom? Enak gak?โ€ Goda Pandu sambil mulai menarik lalu mendorong penisnya secara perlahan.
โ€œMmhhโ€ฆโ€ Shaloom masih terus mendesah.

Tentu Shaloom tak menjawab pertanyaan Pandu, dia terlalu berfokus pada sensasi nikmat yang sedang terasa di selangkangannya. Ternyata rasa dan sensasi yang diidam-idamkan alam bawah sadar Shaloom selama ini adalah rasa penuh di liang vaginanya. Rasa penuh terisi benda tumpul seperti yang sekarang sedang ia rasakan. Gerakan Pandu dan Shaloom mulai seirama. Tubuh mereka bergerak dengan irama yang serasi.

Keduanya begitu menikmati persetubuhan ini, desahan-desahan Shaloom di kuping Pandu semakin menyemangatinya. Pandu tak melepaskan pelukannya karena tubuh mungil Shaloom benar-benar empuk dan hangat, enak sekali untuk dipeluk. Shaloom pun tak melepaskan pelukannya.

โ€œDikit lagi.. Ooohhhhh..โ€ Pandu mempercepat ritme genjotannya.

Tak ada suara yang keluar dari mulut Shaloom, tapi wajahnya menunjukkan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakannya, matanya tertutup dan mulutnya terbuka. Tubuh mungil Shaloom mulai kepayahan dalam menghadapi Pandu.

โ€œShalooooom... Anjing, memek kamu enak banget!!!โ€ Pandu menusukkan penis besarnya dengan sedalam-dalamnya.
"Fuck me you old bastard! Fuck me!" Shaloom juga berteriak dengan bahasa yang tidak kalah kasarnya.

Shaloom juga merasa akan mendapatkan orgasmenya. Dengan sisa tenaga yang dia miliki dan atas dasar inisiatifnya sendiri, Shaloom membalik tubuh Pandu tanpa melepaskan penis Pandu dari vaginanya. Kini dengan gaya cowgirl, Shaloom bergerak dengan liar di atas tubuh Pandu. Shaloom menggerakan pinggulnya dengan liar bagaikan koboi yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar.

"Shaloooom... Om mau keluaaaar...." Pandu berusaha memperingatkan Shaloom namun Shaloom nampak tidak peduli dan terus menggerakan pinggulnya.

Benar saja, tidak lama kemudian Pandu mendapat orgasmenya dan Pandu menembakkan seluruh spermanya ke dalam liang vagina Shaloom.

"Oh, Ayo Om, bentar lagi Aku juga keluar!" Ujar Shaloom yang masih menggerakan pinggulnya.
"Aaaaahhh!!!!" Shaloom mengalami squirt dan membasahi penis dan paha Pandu.

Shaloom yang lemas akhirnya ambruk di atas tubuh Pandu, keduanya saling berpelukan di atas meja itu dan saling berciuman dengan mesra.

"Gimana om, bisa kan Aku main di film om?" Tanya Shaloom dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
"Oh, masih ada satu test lagi yang harus kamu lalui. Sejauh ini sih kamu oke kok." Jawab Pandu.
"Test? Test apa itu Om?" Tanya Shaloom yang penasaran.

Tanpa permisi, Pandu membalik tubuh Shaloom memasukan penisnya ke dalam lubang pantatnya.

"Shit!!! Aku belom pernah dianal, bangsat!" Teriak Shaloom dengan protes.

Pandu tidak peduli dan terus menjalankan aksinya. Shaloom hanya bisa menggeram dan mendesah menerima perlakuan dari Pandu yang sembarangan itu. Pandu memainkan penisnya dengan kasar di dalam lubang pantat Shaloom sehingga Shaloom berteriak sejadi-jadinya.

Pandu menjambak rambut Shaloom yang lurus itu dan menariknya kebelakang. Pandu meraih wajah Shaloom dan menciumnya dengan liar dari belakang. Shaloom terus mendesah dan berteriak karena permainan Pandu. Pandu juga sesekali menampari pantat Shaloom sehingga ada bekas telapak tangan di pantat Shaloom Razade. Tidak hanya itu, Pandu juga menyabet pantat Shaloom dengan penggaris yang ada di mejanya dengan kencang. Tak diduga, rasa sakit yang Shaloom alami malah membuat Shaloom semakin bernafsu.

"Teee... Russss..." ucap Shaloom sambil keenakan.

Pandu tersenyum melihat lawan mainnya itu. Pandu semakin bergerak dengan liar, bahkan terkesan seperti Shaloom dipakai asal-asalan.

"Om... Aku... Mau... Keluar... Lagi!!!" teriak Shaloom sambil terbata-bata.

Benar saja, Shaloom mengalami orgasme lagi. Pandu melepaskan penisnya dari lubang pantat Shaloom. Pandu mengocok penisnya tepat di depan wajah Shaloom. Shaloom mengambil alih penis Pandu dari genggamannya. Shaloom kini meletakkan penis Pandu di antara belahan dadanya. Pandu tidak percaya kalau dirinya sedang mendapat titfuck dari putri kesayangan Wulan Guritno itu. Penis Pandu memang besar, tapi payudara Shaloom lebih besar lagi. Melihat penisnya diantara belahan dada Shaloom, Pandu merasa seperti melihat seonggok sosis di antara dua buah semangka. Shaloom sesekali juga menjilati dan menciumi ujung penis Pandu. Tanpa peringatan atau aba-aba, Pandu menembakkan seisi spemanya ke wajah Shaloom. Kening, mata, hidung, bibir, pipi, dan dagu, semua terkena semprotan sperma Pandu. Shaloom tidak protes, malah Shaloom terlihat sangat bahagia menerima semprotan sperma di wajahnya.

"Ini yang aku tunggu!" Ucap Shaloom dengan puas.

Pandu tersungkur lemas di lantai ruangan itu, sedangkan Shaloom masih berbaring dengan lemas di atas meja kerja Pandu.

"Sekarang, kamu pakai baju lagi!" Perintah Pandu pada Shaloom.
"Siap Om!" Jawab Shaloom yang masih dalam keadaan lemas dan terbaring di meja.

Sementara Shaloom berpakaian, Pandu juga kembali berpakaian dan mengambil secarik kertas dari dalam lacinya.

"Sekarang kamu tanda tangan ini." Perintah Pandu.
"Apa ini, Om?" Tanya Shaloom sambil memperhatikan kertas itu.
"Ini kontrak kamu, kamu diterima di film saya." Jawab Pandu sambil tersenyum.
"Wah, yang bener om? Asyik!" Ujar Shaloom sambil menandatangani kontrak itu.

Tiba-tiba pintu ruang Pandu terbuka, dan Wulan Guritno masuk tanpa permisi.

"Gimana Pandu, anak gue oke kan?" Tanya Wulan.
"Anak Mbak Wulan oke banget, ga kalah sama Ibunya!" Puji Pandu.

Mendengar jawaban itu, Wulan terlihat senang dan menghampiri Pandu. Tanpa diduga-duga, Wulan mencium bibir Pandu dengan penuh nafsu.

"Thank you ya, Ndu." Ucap Wulan.
"Iya, sama-sama Mbak." Pandu menjawab tapi masih dalam keadaan kaget karena tidak percaya Wulan baru saja menciumnya.

Wulan memperhatikan wajah Shaloom dan melihat masih ada sisa-sisa sperma Pandu yang menempel. Dengan jari-jarinya, Wulan membersihkan wajah Shaloom dari sperma Pandu. Wulan lantas membersihkan jari-jarinya dengan mulutnya sendiri.

"Idih Mamah!" Ujar Shaloom sambil memasang wajah jijik.

Wulan tampak menikmati sperma Pandu yang ada di jarinya.

"Gila lo, Ndu. Dari dulu peju lo ga berubah rasanya, tetep enak!" Ucap Wulan.

Pandu hanya tertawa malu dan tidak menjawab perkataan Wulan.

"Jadi anak gue lolos nih?" Tanya Wulan pada Pandu.
"Lolos kok, ini udah tanda tangan kontrak." Jawab Pandu.
"Nah, Mamah bilang apa? Kalau kamu mau pasti bisa kan?" Wulan berkata pada anaknya.

Shaloom hanya tertunduk malu.

"Yaudah deh, gue sama Shaloom pamit dulu ya. Gue tunggu crew call shootingannya ya." Ucap Wulan Guritno.
"Oh, siap mbak Wulan!" Jawab Pandu dengan semangat.

Wulan dan Shaloom pun meninggalkan ruangan Pandu. Baru saja Pandu duduk, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu ruang kerjanya.



"Silahkan masuk!" Teriak Pandu dari dalam ruangan.

Seorang wanita masuk dan bertanya pada Pandu.

"Saya dengar, Mas Pandu ini bisa bantu karir saya supaya melejit ya?" Tanya Wanita itu.

Pandu yang masih lemas akibat permainannya dengan Shaloom tadi langsung "On" lagi.

"Oh iya, silahkan masuk mbak. Saya siap membantu Mbak asalkan Mbak juga siap membantu saya hehehe." Jawab Pandu dengan nada mesum.
"Tentu, saya rela melakukan apa saja, yang penting saya bisa main film dan mau melepas image komedian saya." Jawab Wanita itu lagi.

Mendengar itu, Pandu lagi-lagi tersenyum dengan mesum dan Pandu bersiap-siap untuk bercinta lagi hari ini.

 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd