Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Saat cinta harus mengalah

Saat aku bisa mengumpulkan semangat untuk membuka mata. Badanku masih lemas. Aku mengubah posisi tidurku menjadi duduk. Aku hapal tempat tidur ini. Ini kamar apartemen anton. Aku memejamkan mata dan memijat keras keningku. Ingatan tadi subuh, berputar kencang dikepalaku. Anton lalu masuk ke kamar. Juga deni.

“makan dulu men. Udah jam 11 nih”kata anton

Aku menggeleng.

“makanlah dulu ya. si anton beliin mc d burger kesenangan lu” kata deni.

Dalam lemas aku berjalan ke meja kecil. Burger kugigit sedikit. Fruit tea kuminum. Burger itu enak. Aku ada sedikit selera makan. Kulanjut perlahan makanku. Dan yudo masuk juga ke kamar.

“yud. Cerita lu. Gue juga mo denger”kata anton

“lu gapapa ya?”tanya yudo

Aku hanya mengangkat bahu.

“aku ga peduli yud”kataku

Dan aku Kembali menggigti burgerku.

“ok. Sorry banget kalau ga enak. Gue cerita. Gini gini. Tadi malem gue di telepon temen. Pimp dia. Katanya cari kamar di setiabudi. Gue kontak temen gue di salis. Ada room. Nah temen gue si pimp ini janjian ma gue. Jam 4 katanya. Mau bawa barangnya. Gue ok ajalah. Namanya rejeki calo. Jam 4 gue ketemu tuh. Tu si rina sih di mobil. Si pimp bicara ma gue di lobi. Udah gue bantu dapet room. Gue balik mobil. Iseng gue nunggu terang. Gue main HP. Nah ga lama dateng si laki. Si pimp nyamperin sambil bawa rina. Gue kaget dong. Walau baru 1 kali liat rina saat jemput lu balik basket ya. gue inget banget mukanya. Emang kagak di kerudung sih saat turun mobil. Gue mastiin via FB lu. Lah iya bener. Rina. Gue telepon deni. Ya selanjutnya, ya yang tadi”ucap yudo pelan

“gue minta maaf ya”tambah yudo

Aku tak peduli

“do. Lu tanya gak ama temen lu si pimp itu. Status rina”tanya anton.

“anak baru sih. Lagi B U katanya”ucap yudo

“udahlah. Motor gue dimana guys?”tanyaku

“ada di basement. Aman”jawab anton

“gue janji ketemu bini lu nton”kataku….dalam sedih sebetulnya.

“tadi gue bilangin. Lu gak bakal dateng. Lu sakit. Ada di sini”kata anton

“ok deh. Ntar gue bilang juga mala”pedihku berkata

“gue ijin balik ya sob”kataku

“gue anter”kata anton

“gue bisa ton. Santay. Udah gapapa” kataku

“yakin lu” tanya anton

Aku mengangguk lalu memeluknya. “thanks” kataku. Lalu aku tos pelan sama anak anak yang ada di situ.

“gue anter luke basement”kata anton.

Sepanjang Langkah anton melucu. Menguatkanku. Menghiburku. Aku antara dengar dan tidak. Tapi tetap berterima kasih. Motor kulaju pelan menuju jalan teripang. Ada leleh air mata kurasa. Sampai kost an. Aku mandi. Berganti baju. Makan mie instan dan nasi. Lalu berbaring. Tv menyala, tetapi aku tertidur Kembali. Hari minggu yang sangat menyedihkan.

HP ku berdering. Kulihat tv masih menyala. Kulihat HP, nama Erika muncul disana. Jam menunjukkan pukul 17.00. enggan sebetulnya. Tapi HP ku angkat.

“mas aria. Hehehehe”celoteh Erika

“ya mbak Erika”kataku

“mas. Emmm.lanjut konsul dong. Bab II dan IV”kata Erika

Enggan aku menjawab

“kan udah tinggal ngolah mbak”kataku

“ada yang ga ngerti di submit spss nya nih”kata Erika

“ok.lalu gimana?”tanyaku

“aku jemput mas jam 18. Kita cari tempat buat diskusi”katanya

“ok mbak. Saya nunggu di rs muhamadiyah ya. gerbang masuk”kataku

“okee mass.tunggu ya”kata Erika. Dan percakapan kami selesai.

Sangat enggan rasanya. Tapi aku pikir daripada bersedih. Baik aku berjalan jalan. Aku berganti baju. Sedikit menggunakan minyak wangi. Harus pantas pikirku. Jalan sama Wanita secantik Erika. Saat mau keluar kamar an menutup pintu. Kelibat kemarin aku bercinta dengan rina. Berputar dikepalaku. Sepertinya aku harus pindah kost an. Membuang kenangan dengan rina. Pikirku.

Aku bergurau dan mengobrol untuk membunuh waktu dengan uda tukang fotokopi di samping rs muhamadiyah. Aku memang banyak kenal orang dilingkunganku. Lalu telepon berdering. Erika mengabari dia sudah sangat dekat. Dan aku melangkah kepinggir jalan. Tak lama sorot lampu yaris silver dengan wing atas mendekat. Itu Erika. Dan aku masuk ke kursi penumpang.

“lama nunggu mas?”kata Erika

“gak. 10 menitan”kataku

“mau makan dimana ?”tanya Erika”

“bebas. Asal enak aja buat diskusi”jawabku

Dan Erika melajukan yarisnya kea rah dago.

Di dunkin donat dago kami berdiskusi. Aneh Erika ini. Malam ini dia menggunakan batik dan blazer serta celana denim dan sepatu pantovel. Aku tersenyum.

“kok senyum senyum mas?”tanya Erika

“anu mbak. Tadi dari mana? Kok seragamnya formil?”tanyaku

“ohh. Aku memang hobinya baju kayak gini. Kan mau diskusi. Terus ijin keluar rumah gamoang kalau formil gini”kata Erika.

Aku hanya mengangguk angguk. Diskusi kami berjalan baik. Memang dia pintar. Tapi harusnya apa yang dia tanyakan. Tak usah didiskusikan kepadaku. Tapi perbincangan kami berlangsung menyenangkan. Dan pertemuan ini, mengawali pertemuan lain berikutnya.



Siang itu. Jam menunjukkan jam 11. Sudah 1,5 jam Erika berada di dalam ruangan sidang. Hari ini sidang ujian skripsinya. Aku hadir menemani sambil menjadi lawan diskusinya, sebelum sesi dimulai. Sejak pertemuan malam itu di dago. Hubungan aku dan Erika semakin akrab.

Namun aku belum berani menyatakan perasaanku lebih jauh. Erika memang cantik. Aku sering merasa rendah diri. Anton turut senang, mendengar ceritaku tentang erika. Akupun senang. Walau sedih. Mala tampaknya menyambut cinta anton dengan baik. Beberapa kali aku diminta anton juga membantu pra skripsi mala. Walau sedih. Demi anton. Mala kubantu. Sedikit banyak, kunikmati momen itu.

Pintu ruang sidang terbuka. Erika keluar mengepit skripsinya. Mukanya murung. Aku melihat dari bangku lorong dari kejauhan.

“gimana ka?”dengarku, dari salah satu temannya. teman teman kampus Erika yang lain juga mengerubunginya. Ya. Erika termasuk kembang di angkatannya. Oleh karenanya, banyak temannya. Dan kemudian Erika memeluk salah satu temannya. Keadaan menjadi cukup riuh, hingga harus ditenangkan panitia sidang. Karena peserta sidang lain akan segera mulai. Beberapa saat Erika berbaur dengan teman temannya. Ada juga saling foto. Dan Erika melihat padaku. Dia berpamitan dengan temannya dan melangkah padaku. Lalu duduk di sebelahku

“gimana?”tanyaku

“kata mas gimana?”tanyanya balik

“ya kalau liat tadi sih. Kayaknya lulus tanpa revisi”kataku

“aku lapar. Kita makan yuk. Aku yang traktir”kata Erika sambil memberikan kunci yarisnya.

Kami bangkit dan berjalan. Menjelang tangga turun. Erika menggandeng lenganku. Aku kaget. Aku menatap Erika. Erika disitu tersenyum menatapku balik. Ada rasa hangat mengalir dalam hatiku. Kami mulai menuruni tangga.

Tak lama mobil kami meninggalkan kampus Erika yang terletak di daerah cieumbeleuit menuju tengah kota. Seperti biasa tujuan kami adalah café bali jalan riau, favorit Erika.

Setelah Erika memesan menu, kami berbincang.
“selanjutnya, apa rencanamu ka?”tanyaku

“aku ditawarin naik dari magang jadi kontrak, ditempatku yang sekarang mas”jawab Erika.

“bagus dong”kataku

“rencana mas, apa?”tanya Erika

“beresin skripsi”enteng jawabku sambil nyengir

“ga ada yang lain?.punya pacar misalnya”sahut Erika lagi.

“belum tahu kalau itu. Kenapa emang?. Mau nyariin?”tanyaku tersenyum
“ahhhh.sebel ahh”rajuk Erika, lalu membanting tisu yang sedang dipegangnya, dan berdiri.

Tangannya kutahan.

“mau kemana?”kataku lembut

“wc. Mau ikut?”tanya Erika sebal

“duduk dulu dong, jangan marah”kataku semakin lembut

Erika duduk Kembali. Tangannya berpangku didepan dada. Mukanya memandang kearah lain. Muka kesalnya menambah cantik rupanya. Aku merasa beruntung.

“ka………………..mas suka sama kamu. Mau gak kamu terima cinta mas?”tanyaku.

Erika perlahan menoleh kepadaku. Mukanya masih cemberut.

“kirain mas ga ngerti”ketus Erika

“mas takut ditolak”kataku

Erika merapatkan duduknya padaku. Perlahan Erika mencium pipiku.

“aku juga cinta sama mas. Aku mau jadi pasangan mas”bisik Erika. Dan kami saling menggenggam tangan erat. Aku tersenyum dalam ragu atas perasaanku………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

“kang woy”Hardik mala sambil menggoncang bahuku. Seketika aku terbangun dari lamunan. Masih duduk di meja makan rumah mala.

“tiap aku nanya Erika, perasaan akang malah ngelamun”ketus mala

Aku tertawa canggung.

“sebagai pria ya aku harus jujur bilang. Erika itu pintar, cantik, ambisius “jawabku

“hmphhhhhhhh”dengus mala keras. lalu bangkit dan merapihkan piring piring bekas makan dan membawanya ke tempat cuci piring.

Aku tertawa dan bangkit berjalan ke tempat mala bekerja. Aku mengambil piring basah bersih yang selesai dicuci dan mengeringkannya menggunakan lap. Dan menaruhnya di atas rak piring. Akumasih tertawa dan coba mencium atas Kepala mala.

“ga usahhhhhhh cium cium”Hardik mala dalam kesal manja

Aku terbahak. Selesai mencuci piring. Mala memasukkan sisa makanan ke dalam lemari es. Aku mencuci tangan dan mengecek pintu pintu serta jendela. Karena hari sudah semakin malam.

“akang mau tidur di dalem apa diluar?”tanya mala

“hah?”jawabku dalam kebegoan

“iyaaaaaa.mau bobo ama akuuuuuuu.....apa mau tidur di sofa?”tanya mala lagi lebih galak.

“kan kamu ngajak aku nginep. Ya bobo ama kamu dong”jawabku

“kalau gitu. Ga usah inget inget Erika dulu”jawab mala

Mimic mukaku menjadi cengo. Kan yang nanya Erika dia. Yang nyuruh ga inget dia juga. Ah Wanita oh Wanita. Rumit memang.

Aku terkekeh dan mengikuti mala masuk kamar. Sebelumnya, aku mematikan lampu utama ruang tengah rumah Erika dan menyalakan lampu malam.

Kamar Erika sudah samar. Hanya semburat cahaya dari lampu luar yang menerangi kamar mala dalam gelap. aku menaruh hp ku di meja belajar mala. Mala sudah berada di atas tempat tidur. Memunggungiku. Aku berbaring dan memeluknya dari belakang. Dan tanganku ditepis. Aku terkikik. Kembali kupeluk, namun kali ini tangan kiriku menjamah payudaranya yang besar. Sedikit aku naik, saat menyentuh putingnya yang juga besar.

“ikhhhhh. Ga mauuuuuu. Ga boleh”Hardik mala. Tanganku Kembali dilempar lepas dari tubuhnya

Aku makin gemas.

“ayo dongg yangggg”kataku sambil meniup lehernya dan menjilat kupingnya.

“mhhmmm gakkkkkk. Ga mao. Ini Namanya perkosaan. Kalau mas lanjutin. Aku mau teriak”lenguh manja mala.

Aku gemas segemas gemasnya. Diam diam aku melucuti semua pakaianku hingga bertelanjang bulat. Dan memeluk Kembali. Penisku yang sudah keras kutempelkan ke belahan pantat mala. Mala terpekik. Tangan kirinya mencari asal tonjolan yang mengganjal pantatnya. Dan terpekik lagi saat tanganya ternyata menyentuh penisku. Mala lalu berbalik.

“ikhhhhhh. Nakalllll. Akang nakallllll”kata mala

Dan kuserang bibir mala. Kami berciuman. Basah. Lama. Saling menjilat dalam mulut. Lidah kami berpagut. Lalu mulutku berpindah ke kuping mala. Kugigit dan kujilat. Mala sendiri menjilati leherku. Tangannya meremas pantat dan penisku. Tanganku meremas payudara mala. Satu tanganku lainnya, mengelus bbir vagina mala. Sudah mulai basah kurasa.

Aku turun ke bawah sana. Dengan lidah kusapu bibir vagian mala. Kurasa kepalaku dicengkram erat oleh mala.

“okhhhh”racau mala.

Sebentar kulakukan jilatan ke vagina mala. Aku naik Kembali. Mulutku bergantian menghisap putting mala. Putting besar aerola besar. Tak terbayang bila dia hamil nanti. Akan meledak seperti apa payudara ini.

“okhhh.cukuphh kang.masukin titit akang”rengau mala.

Aku tergeli mendengar mala bilang titit.

Dan dalam posisi man on top. Pelan pelan kucoba masukkan penisku kedalam vagina mala yang sudah basah. Dalam 3 kali tusukan, penisku amblas semua dalam vagina mala. Dan aku mulai bergerak maju mundur. Kadang pelan kadang cepat.

“okh okh ah ah oooow oww ahhh”ceracau mala mendapat orgasme pertamanya.

Aku mempercepat tusukanku. Dan

“ohhhhhh akang sayanggggggg aaaaahhhhh”pekik mala. Dia mendapat orgasme berikutnya.

Aku turun ke samping ranjang. Tubuh mala ku Tarik. Dan kubalik. Kubungkukkan mala dan kulanjutkan sodokan penisku dari belakang. Sambil bergoyang, aku meremas payudara mala yang bergantung dan bergoyang. Payudara besar dan indah.

“oh oh oh oh oh ah ah ah”sengauku setiap tusukan.
‘keluar dimana yang?. Hmph hmph hmph”tanyaku

Mala tak mendengar. Matanya masih terpejam menikmati goyanganku.

“yhangg”kataku lagi

“okh okh akhh akhh akhhh..dhi…akh..dhalem aj…ha yang”jawab rina dalam raungan kenikmatan

Dan saat itu aku tak tahan lagi

“okhhhh”raungku dalam kenikmatan 5 kali ejakulasi. Kugenggam erat tubuh mala dalam ejakulasi ini

“akhhh yanggg. Aku jugha keluar. Awhhhhh emhhh”jerit mala menyambut orgasme ke tiganya.

Dan kami langsung ambruk. Aku masih menindih tubuh mala. Setengah badan kami ada di pinggir ranjang. Dalam desahan nafas. Aku mencium Kepala mala.

Tak lama aku bangkit. Membuka tasku. Mengambil handuk. Berjalan ke kamar mandi. Membersihkan bagian bawahku. Mengeringkannya dengan handuk. Dan sat ku berjalan keluar kamar mandi mala, mala pun ada di kamar. Sudah berkimono.

“udah ke kamar mandi mal?”tanyaku

Sambil cemberut mala mendatangiku.

“kok mal lagi sih manggilnya”protesnya manja, sambil memelukku.

“oh iya. Sayang”kataku

Mala melepas pelukannya lalu beranjak ke tempat tidur. Dan berbaring. Aku mengikutinya. Dengan pelukan. Aku menemaninya terlelap tidur.

Ku terbangun di minggu pagi. Jam masih menunjukkan pukul 05.30. semburat Mentari pagi sudah sedikit mengintip di ufuk timur, saat aku mengintip ke luar jendela kamar mala. Mala masih terlelap. Dari celah kimono aku melihat payudara mala mengintip. Penisku tegang. Tapi Hasrat kutahan. Aku melepas handuk. Lalu hanya dengan bercelana dalam aku mengambil telepon dan melangkah ke ruang tamu. Aku mau menelepon Erika.

“ayanggg. Kok baru menelepon. Biasanya bangun pagi. Nelepon aku”sahut manja Erika mengangkat teleponku

“sorry yang. Ketiduran. Biasa kebabalasan nge game”sahutku

“kamu dimana yang?”tanya Erika

“di kost”bohongku

Dan selama 5 menit kami berbicara. Di ujung percakapan. Aku meng iyakan untuk menjemput Erika jam 12 siang nanti di pasar dekat rumahnya. Seperti biasa.

Aku berkeliling rumah mala. Memati matikan lampu luar. Membuka tirai jendela. Hanya bercelana dalam membuatku mengigil. Aku naik ke lantai 2. Mematikan lampu lampu luar di sana. Aku berjalan kea rah pintu balkon. Pintu nya sepasang. Kubuka keduanya. Tampak pemandangan kea rah utara kota bandung. Rangkaian gunung gunung tampak Indah di gelap subuh dengan sedikit cahaya Mentari dan kerkap kerlip lampu rumah penduduk. Balkon itu tertutup penuh dengan kawat sangkar berwarna hitam. Aku bisa melihat ke luar. Tapi dari luar pasti tidak bisa melihat ke dalam.

Dalam kekagumanku. Sepasang tangan memeluk perutku dari belakang. Mala sudah bangun.

“hi ayang”kata mala dan menempel badanku

Aku tersenyum. “bagian belakang rumah kamu. Bagus yang. Baru tahu”kataku

“papi bikin balkon biasanya buat tamu saudara dan sambil ngopi atau ngerokok. Makanya pakai kawat burung. Ditutup”

“padahal kalau gak pake kawat. Kelihatan lebih luas loh”kataku

“kata papa. Masih suka banyak kelelawar ama burung. Kalau masuk balkon. Suka buang kotoran sembarangan. Makanya ditutup. Yang penting asap rokok bisa keluar”kata mala lagi

“kamu gak ngerokok ya yang?”tanya mala

Aku melangkah duduk ke ambin kuno yang ada di situ. Ambin itu Panjang. Ada Kasur tipis sebagai pelapisnya. Kita bisa tiduran di atasnya.

“aku ga ngerokok yang. Seringnya di rokok”kekehku nakal

Mala tersenyum genit. Berjinjit bak model. Dia berjalan kearahku anggun. Perlahan melepas tali kimononya. Dan kimono itu jatuh ke lantai. tak pernah puas aku memandang tubuh mala. terutama payudaranya. Bertelanjang mala bersimpuh. Kedua tangannya, meraih celana dalam ku. Aku mengangkat pantat. Dan mala menurunkan cd ku.

“mau saya rokok om?”desah mala manja

“mau dek. Yang enak ya”desahku membalas roleplay mala

Dan penisku sudah ada dalam mulut mala. Sambil memegang kepalanya. Aku menaik turunkan Kepala mala. Dan aku menikmati kenimatan pagi ini dengan pejaman mata.

Cloph cloph cloph cloph. Suara oral mala.

Tak lama. Aku menarik mala bangkit. Kami berdiri berciuman. Lalu kulepas mala dan kudorong berbalik. Dan menungging sambil berdiri. Dari belakang kujilati vagina mala.

“akh akh enakh”racau mala sambil meremas sendiri payudaranya yang besar.

Puas aku menjilati mala. Aku Tarik dia ke ambin. Penisku sudah tegak perkasa. Aku duduk menyender. Mala paham. Dan dengan segera dia mengambil posisi diatasku. Dengan tangannya dia mengatur penisku untuk masuk dalam vaginanya. Slepphhh saat penisku masuk sempurna. Sambil bergoyang mala meraih kepalaku dan ditekan ke dadanya. Dan aku dengan nikmat menjilati kedua payudara mala.

“akh akh akh. Jhaaa nghannn ngasih than daaaa lohhh akkh akhh akhh ayyy”racau mala

Aku paham. Kalau aku meninggalkan tanda. Bisa berabe.

10 menit berlalu aku menikmati goyangan mala. Mala kuangkat dan kubaringkan. Aku menindihnya. Penisku kumasukkan. Missionaris ini kebuat cepat dan kencang.

“okh ah okh ahhh ahh ahh”jerit mala. Bahkan sempat kudiamkan mala dengan menciumnya. Karena desahnya terlalu keras. Aku takut terdengar ke bawah.

“oah oah oah”desahku sendiri. Dan

“okhhhh yanggggg.akhuuu keluar”desahku. Dalam desah, penis ku tancapkan dalam dalam. 5 semprotan spermaku menghujam Rahim mala.

“ahhhhh achhhh yang awhhhhh ahhhh”mala pun orgasme bersamaan.

Masih dalam tindihan. Aku mencoba berdiri. Tapi mala menahan.

“bhentarrr yang. Aku masih keluar. Ehnkah bangehsss”desah mala.

Setelah mala melepas pelukannya. Aku bangkit. Dengan cd ku aku mengelap penisku.

“mandi yang?”kataku

“gendong”rajuk manja mala

Aku melempar cd k uke muka mala. Dan dia menggigigt cd ku dengan muka horny.

“lagi ya di kamar mandi”kata mala

Aku membopong mala. Saat berlalu, mala meraih kimononya.

Kami berhubungan sex cepat 1 kali lagi di kamar mandi. Dan setelah sarapan. Kami berhubungan sex lagi di ruang tamu. Setelah terlelap sebentar. Aku merapihkan diri. Dan hampir tergoda untuk sex yang ke 4 di kamar mala. Tapi kami bisa menahannya. Dan berjanji bertemu di senin esok.
Pukul 10.00 aku bergerak memacu yaris Erika kearah pinggir kota bandung. Dalam degupku aku bimbang. Kemana cintaku akan berlabuh di akhir. dalam senyum aku merasa beruntung.
 
Sebimbang bimbangnya dia, pilihannya sama2 cantik dan memuaskan
Jd ga bimbang2 amat lah ya
Hehehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd