Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Part 13

"Capek tau, udah kayak olahraga aja saya ngejar anak-anak mulu. Ampe kegerahan terus saya tuh." ucap Bu Ros sambil membuka satu kancing bajunya lalu mengipaskan badannya dengan sebuah buku.



"Kenapa enggak minta AC aja, Bu?" tanya Gw.

"Pak Sulai mah pelit. Dulu pernah ada wacana mau dikasih AC per kelas tapi ampe sekarang belum dikasih-kasih." jelasnya.

"Kalo begini kan malah panas ya, Bu." kata Gw menggoda dengan ikut membuka satu kancing atas kemeja Gw.

"Iya kan. Mana capek abis ngurusin anak-anak." ucapnya sambil membuka kancing keduanya yang menunjukkan sedikit BH nya yang berwarna krem.

"Tapi tetep aja, Bu. Masih panas." kata Gw sambil membuka kancing kedua Gw.

"Gila kamu, Jak." serunya.

"Hah? Kenapa, Bu?" tanya Gw pura-pura tidak tau.

"Ehh, enggak. Gapapa." ngelesnya padahal dia mengerti yang Gw maksud.

"Tapi ibu bagus ya, warna krem gini." ucap Gw mengomentari cat tembok kelasnya yang berbeda sendiri.

"Apanya yang krem?" tanya Bu Ros.

"Catnya nih, beda sendiri warnanya. Kelas yang lain ijo."

"Ohh cat nya. Kirian yang ini." katanya sambil memperlihatkan BH nya sekilas.

"Itu juga bagus Buuu." puji Gw.

"Apanya yang bagus?" tanya Bu Ros menggoda.

"BH nya. Apalagi isinya. Hahaha."

"Hush, jangan." katanya.

"Jangan apa, Bu?"

"Jangan disini, bahaya. Hahaha."

"Mau pindah, gak?" ajak Gw memberanikan diri.

"Kemana?" tanyanya.

"Serius mau?" tanya Gw meyakinkan.

"Hmm. Dimana emang?" tanyanya balik.

"Kalo mau, ayo ikut saya." ucap Gw.

Lalu kami melihat sekitar, lantai bawah sudah terlihat sepi. Terdengar suara tawa dari para guru lainnya di lantai atas.

"Ayo, Bu. Mumpung lagi pada bercanda di atas." ajak Gw.

"Emang mau kemana?"

Gw pun berjalan ke arah kamar Bang Sani diikuti oleh Bu Ros. Agar tidak diganggu, Gw chat Bang Sani bahwa kamarnya mau Gw pake sebentar.

Gw keluarkan kunci motor yang juga menyantol kunci kamar Bang Sani. Setelah kami masuk, Gw kunci kamar Bang Sani dari dalam.

"Kok disini, Jak?" tanya Bu Ros.

"Iya, emang saya sering istirahat disini. Saya kan udah sohib sama Bang Sani." ucap Gw.

"Bang Sani enggak bakal curiga kan?"

"Enggak lah, suara juga enggak bakal bocor keluar. Asal enggak teriak." ucap Gw meyakinkan.

"Emang kamu mau apa disini?" tanya Bu Ros menggoda Gw.

"Kan ibu yang mau nunjukin itu." jawab Gw sambil melirik toketnya yang masih terbungkus BH nya.

"Itu apa?" tanya Bu Ros sambil tersenyum.

"Ini dong." ucap Gw sambil meremas toketnya dari luar.

"Ihh Jaka mesum, pake megang-megang."

"Daripada Bu Ros, godain bujangan yang lagi mateng-matengnya.

"Yakin udah mateng?" tanya Bu Ros.

"Mau dibuktiin?"

"Coba aja kalo bisaa."

Dengan cepat Gw lumat bibirnya yang berlapis lipstik tipis itu. Bu Ros pun mengikuti permainan Gw lalu melingkarkan tangannya di belakang kepala Gw.

"Mainnya bibir kamu enak, Jak." pujinya.

"Iya dong, jelas. Pokoknya tidak mengecewakan deh."

Kami lanjut berciuman sambil Gw meremas-remas pantatnya. Tangannya kini mendekap Gw sehingga kami berdempetan begitu erat.

"Nakal juga Bu Ros." ucap Gw.

"Kamu samanya. Hahaha."

Kini Gw dorong tubuhnya ke arah tembok dan Gw buka jilbabnya. Lalu Gw jilati lehernya yang berkeringat itu.

"Hhmpphhh." desahnya yang sedikit ditahan.

Lalu Gw tarik roknya ke atas sehingga terlihat celana dalamnya. Gw gesek memeknya dari luar yang sudah terasa basah. Sambil Gw jilati telinganya, desahnya sudah semakin menjadi.

"Bu Ros udah basah." bisik Gw.

"Aahhhhh." hanya desahan yang bisa dia keluarkan dari mulutnya.

Kini Gw lumat lagi bibirnya yang sedang terbuka itu. Sambil Gw lucuti pakaiannya satu persatu dari atas.

Toketnya yang lumayan besar itu kini terpampang jelas. Gw rebahkan tubuhnya yang sudah bugil itu ke kasur agar Gw bisa menikmati toketnya.

"Haahhhh. Jhaakk." desahnya sambil memegang kepala Gw yang sedang menjilati toketnya.

Kini Gw buka pakaian Gw seluruhnya sambil tetap menjilati toketnya. Sampai setelah lepas seluruh pakaian Gw, Bu Ros berkata.

"Sini, Jak. Gantian aku yang service kamu."

Gw rebahkan tubuh Gw di atas kasur. Bu Ros mencium Gw sambil mengusap dada hingga ke tangan Gw.

Lalu dia turun menjilati seluruh dada Gw dan menjilati puting Gw seperti yang Gw lakukan kepadanya tadi.

Setelah selesai menjilati puting Gw, dia lalu menjilati seluruh dada dan perut Gw. Tak satupun titik tubuh bagian depan Gw yang tidak terkena sentuhan lidahnya. Kontol Gw pun tegak maksimal. Dia tersenyum melihat itu.

"Gede juga, Jak." pujinya.

"Ya gimana ya. Emang dari sananya."

"Tapi tahan lama gak?" tanyanya.

"Enggak tau deh, coba aja."

Bu Ros menggenggam kontol Gw yang sebesar genggamannya. Dikocoknya kontol Gw dengan tangan kanan dan dielusnya biji Gw dengan tangan kirinya.

"Gede, Jak." pujinya lagi.

"Muji doang, enggak disepong." ledek Gw.

Kini dimasukkannya kontol Gw ke dalam mulutnya. Mulai dari kepala, hingga ke batang-batangnya.

Dengan khidmat dia menaik turunkan kepalanya. Kadang dengan cepat, kadang dengan pelan. Kadang dikeluarkannya dari mulutnya lalu menjilati kepala kontol Gw bagaikan sebatang es krim.

"Langsung aja, yuk." ajaknya.

Kini Bu Ros naik ke atas Gw. Dia berjongkok lalu menggesek-gesekkan kontol Gw ke liang senggamanya.

"Saya masukin ya, Jak."

Lalu dengan perlahan dia menurunkan pinggulnya agar kontol Gw dapat masuk ke dalam memeknya.

*Blesss

Kini kontol Gw sudah terbenam penuh di dalam memek ibu beranak satu itu.

"Penuh Jak, hahaha." komentarnya.

Bu Ros mulai menggerakkan pinggulnya dengan posisi woman on top itu. Gw hanya bisa menikmati pemandangan dan goyangannya dari bawah. Sesekali Gw tersenyum melihatnya mimik wajahnya yang seperti sange tapi bahagia.

Setelah dia lelah menggoyangkan pinggulnya, dia merebahkan tubuhnya menindih tubuh Gw. Lalu tangannya masuk agar bisa memeluk Gw. Tetapi dalam posisi itu, dia tetap saja menggoyangkan pinggulnya naik turun.

"Oohhhh. Oohhh." desahnya.

"Enak banget kontol kamu, Jak." pujinya.

*Plakk plakk plakk

Bunyi ketika pahanya beradu dengan paha Gw semakin membuat kami terbawa dalam suasana syahwat ini.

"Aahh Jakk, enak bangettt. Aku mau keluar."

Bu Ros mulai merasa bahwa orgasmenya akan segera meletus. Dan benar saja, tak lama setelah itu dia sedikit menggelinjang lalu terkulai lemas di atas Gw.

"Ahh, Jakkkk. Aku keluar." ucapnya lemas di atas tubuh Gw.

Nafasnya terengah-engah. Menikmati momen setelah orgasmenya.

"Kamu kuat banget, Jak." ucapnya.

"Lah orang saya diem aja nikmatin. Hahaha."

"Abis ini gantian ya kamu diatas."

"Iya. Tapi ibu nikmatin dulu deh ampe lemesnya ilang."

Selama dia menikmati sisa orgasmenya, Gw hanya bisa mengusap-usap punggungnya yang lembut itu

"Ayuk, Jak. Kamu di atas ya."

Lalu Bu Ros merebahkan dirinya di atas kasur. Melebarkan pahanya sehingga Gw bisa melihat bentuk memeknya. Tak perlu lama-lama lagi, langsung saja Gw benamkan kontol Gw ke dalam liang senggamanya itu.

"Ohhhhkkk." rintihnya.

"Kenapa, Bu?" tanya Gw heran.

"Pelan-pelan, masih ngilu."

"Ehh, iya Bu. Maaf, hehehe."

Dengan perlahan Gw mencoba menggerakkan kontol Gw maju mundur di dalam memeknya. Desahan demi desahan terdengar keluar dari mulut Bu Ros. Semakin terasa licin dalam memeknya Bu Ros, semakin bertambah juga kecepatan pompa kontol Gw dalam memeknya.

"Aahh, Jhaakk." Bu Ros menarik lengan Gw agar mendekap tubuhnya. Kedua tangan Gw pun menopang tubuh Gw agar tidak menindih Bu Ros.

*Plok plokk plokk

Suara hentakan bunyi yang tercipta karena bertemunya kedua paha kami dalam waktu cepat membuat syahwat kami semakin bertambah. Hingga sampailah pada waktunya.

"Jakk, aku mau keluar." ucapnya.

"Samaa, Buu."

Dinding pertahanan sudah akan jebol. Cairan kental sudah ingin keluar dari tempat dimana ia ditampung. Dan benar saja, tak begitu lama tubuh seakan bergetar yang membuat Gw semakin dalam menancapkan kontol Gw dalam memek Bu Ros.

"Aahh, Buu." erang Gw.

Bu Ros langsung melingkarkan kakinya mengunci pinggul Gw dan ditekannya agar kontol Gw masuk lebih dalam. Dipeluknya tubuh Gw sangat erat dengan matanya yang terpejam. Sedikit terasa ada sesuatu menyembur dari dalam liang senggamanya tetapi tertahan oleh kontol Gw.

Gw cabut kontol Gw, lalu benar saja cairan peju Gw mengucur keluar dari memeknya diikuti dengan cairan kenikmatannya.

Gw pun merebahkan diri disampingnya, tidak menyangka bahwa hal senikmat ini bisa terjadi dengan orang yang baru lagi.

"Haahh, huhhhh. Enak, Bu?" tanya Gw.

"The best, Jak. Enak bangettt." ucapnya.

"Jam berapa, Jak?" tanya Bu Ros.

"Jam setengah tiga." jawab Gw setelah melihat jam di HP Gw.

"Saya langsung keluar aja ya. Takut ada yang curiga." ucapnya yang langsung memakai pakaiannya lengkap lalu keluar kamar Bang Sani dan tak lupa menutup pintu kamarnya dari luar.

Gw yang masih menikmati sisa orgasme Gw hanya bisa terkulai lemas di atas kasur Bang Sani. Menatap kosong ke atas plafon kamar dan merasa tidak menyangka bahwa Gw sudah mendapatkan memek baru.

*Jbrakkk

Pintu dibuka dengan keras.

"Abis ngapain kamu sama Ros?" tanya Bu Nia yang mengagetkan Gw karena masih telanjang di atas kasur.



"Ehh, ehh. Kenapa Bu?" tanya Gw.

"Pake tanya kenapa. Ngapain?" tanyanya keras.

"Jangan keras-keras, Bu. Tutup dulu pintunya saya masih telanjang loh ini."

*Brakkk

Ditutupnya pintu kamar dengan keras. Matanya menatap Gw dengan penuh amarah.

"Kamu tau kan dia udah punya suami? Udah punya anak?" tanyanya.

"Belum satu bulan disini udah mau merusak rumah tangga orang." tambahnya.

"Saya diajak kok, Bu. Saya mah ikut aja." ngeles Gw.

"Mana mainnya disini lagi. Kalo Bang Sani tau bisa dilaporin kamu sama Pak Sulai." ucapnya tidak mengetahui hal yang sebenarnya.

"Ibu jangan marah-marah gitu dong. Saya juga kan cuma ngikut apa yang Bu Ros mau aja." ucap Gw untuk menenangkan suasana.

"Ros nya juga sih. Kemarin Rudi, sekarang kamu. Entar siapa lagi nih dia ajak. Heran deh."

Fakk!! Rudi?!!

"Udah ah, capek saya ngasih taunya. Terserah kalian mau gimana. Saya gak mau ikut campur lagi." ucapnya lalu pergi meninggalkan meninggalkan kamar Bang Sani.

Njirr, nggak nyangka Gw ternyata Bu Ros pernah main sama Rudi. Dan sebenarnya Gw juga masih enggak tau kenapa Bu Ros bisa mau ngentot sama Gw. Secara kan dia belum pernah ngeliat kontol Gw, dan juga Gw gak terlalu akrab sama dia.

Gak mau ribet, Gw langsung memakai pakaian Gw dan naik ke lantai atas untuk menemui guru-guru di ruang guru. Hanya tinggal Bu Nisa dan Farhah saja yang berada disana. Sisanya sudah pada pulang ke rumah masing-masing.

"Lembur nih?" tanya Gw sambil melangkahkan kaki masuk ke ruang guru.

"Capek banget keliatannya, Jak. Kayak abis kerja paksa." ledek Bu Nisa yang mengira Gw habis ngentot sama Bu Lena.



"Ahh, enggak. Abis bantuin Bang Sani dibawah. Yang lain pada kemana?" tanya Gw mengalihkan pembicaraan karena ada Farhah.

"Udah pada pulang. Cuma tinggal saya ada disini sama Farhah. Muti sama Sinta masih ngobrol di ruang TU." jelasnya.

Entah mengapa lama sekali Muti di ruang TU sama Kak Sinta. Gw tau, pasti mereka sedang membahas tentang video itu. Tapi kok selama itu?

"Ngerjain apa, Bu?" tanya Gw.

"Ini, input nilai praktek olahraga anak-anak yang tadi pagi. Bantuin dong." pintanya.

Tanpa ba-bi-bu, langsung saja Gw menggantikan Bu Nisa mengerjakan pekerjaannya di depan laptopnya.

"Kamu ngapain, Far? Bikin soal?" tanya Gw.

"Enggak dong. Masa bikin soal mulu." jawab Farhah.



"Lagi download drama korea dia, Jak." jawab Bu Nisa.

"Ih parah, manfaatin fasilitas sekolah untuk keperluan pribadi." ledek Gw.

"Mumpung ada WiFi, Jak. Kalo enggak kepake kan sama aja. Mending berguna daripada gak digunain. Hayoohh."

"Kamu ada film, Far?" tanya Gw sambil masih mengerjakan pekerjaan Bu Nisa.

"Banyak." jawabnya.

"Enggak lemot tuh laptop?" tanya Gw.

"Enggak dong, aku nyimpennya di flashdisk kan."

"Bagi dong." pinta Gw.

"Nanti ya, dikit lagi selesai downloadnya."

"Film India ada, Far?" tanya Bu Nisa yang ingin meminta film juga.

"Banyak, Bu. Tapi belum saya download. Hahaha." jawabnya.

"Yehh, sama aja. Saya kan enggak ngerti cara downloadnya." jawab Bu Nisa.

"Minta ajarin sama ojek ibu aja tuhh. Pasti dia ngerti." ucapnya.

"Bisa, Jak?" tanya Bu Nisa.

"Bisa aja, Bu. Tapi besok aja ya."

"Okee."

"Yeayy, udah selesai. Nih Jak kalo mau." kata Farhah sambil mencabut flashdisknya.

"Saya sambil copy filmnya ya, Bu." ucap Gw sambil mencolok flashdisk Farhah ke laptop Bu Nisa dan menyalin film yang mau Gw tonton.

"Selera film kamu bagus juga, Far." puji Gw.

"Makasih." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Tapi ada drakornya. Malesin. Hahaha." ledek Gw sambil melihatnya yang kini memasang wajah murung.

"Yaudah sini balikin flashdisknya." ucapnya kesal.

"Ihh, entar dulu. Beloman."

"Udah dikasih, malah ngeledek."

"Abisnya nonton drakor. Emang bagus apah?" ledek Gw lagi.

"Coba aja kamu nonton. Copy tuh drakor Start Up. Kalo kamu enggak suka, boleh deh bilang drakor itu jelek." tantangnya.

"Okee, jadi." ucap Gw sambil menambahkan Start Up dalam pilihan tontonan yang akan Gw salin.

"Nih, Far. Makasihhh." ucap Gw setelah beberapa menit semua film yang Gw minta selesai disalin ke laptop Bu Nisa.

"Coba aja tonton tuh drakor." kata Farhah.

"Iya, nanti." ucap Gw.

"Yaudah, aku pulang ya Bu." kata Farhah pamit sambil membereskan barang-barangnya.

"Gak mau nemenin saya dulu disini?" tanya Bu Nisa.

"Mau sih, tapi saya harus bantu Umi bikin kue. Maaf ya, Bu. Lagipula kan ibu udah ada babu disini."

"Ehh, kurang ajar." protes Gw.

"Yaudah ya, Bu. Babunya jadi marah tuh. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

"Masih lama, Jak?" tanya Bu Nisa.

"Dikit lagi ini."

"Yaudah, saya bantuin deh." ucapnya.

"Bantuin apa?" tanya Gw.

Bu Nisa membuka resleting Gw dan mengeluarkan kontol Gw dari sarangnya. Lalu mengocok kontol Gw perlahan.

"Bantuin bikin enak. Hahaha."

"Ihh, Bu. Nanti ada Muti ngeliat gimana." ucap Gw.

"Enggak keliatan laah. Kan ketutupan meja."

Selang beberapa menit Gw mengerjakan pekerjaan Bu Nisa sambil dikocoknya kontol Gw, Kak Sinta masuk ke ruang guru.



"Hei kalian. Berduaan aja deket-deketan. Aku sangat curigaaa." ucapnya lalu berlari ke arah kami.

"Tuh kan benerrr." katanya setelah melihat kontol Gw sedang dihandjob oleh Bu Nisa.

"Gak liat tempat yaa kalian." tambahnya.

"Kan Jaka lagi bantuin saya, saya bantuin Jaka juga dong biar simbiosis mutualisme." jawab Bu Nisa.

"Aku ikutan ahhh." kata Kak Sinta yang langsung duduk di sebelah Gw dan akan menyepong Gw.

"Hmmmmpppp." Kak Sinta langsung menghentikan sepongannya lalu menatap Gw sinis.

"Abis ngentot sama siapa kamu, Jak?" tanya Kak Sinta.

"Tuh kan, bener. Abis ngentot sama Bu Lena ya?" tanya Bu Nisa.

"Bukan. Bu Ros." ucap Gw.

"Hahhh??" mereka kaget barengan.

"Iya. Abis itu Bu Nia ngomelin saya. Saya langsung aja kesini makanya." jelas Gw.

"Kalo abis main cuci dulu atuh, Jak. Yang bersih gituu." kata Bu Nisa.

"Ya kan tadi buru-buru karena abis diomelin, Bu."

"Gih sana, cuci dulu." suruh Bu Nisa.

Gw langsung segera ke kamar mandi untuk mencuci kontol Gw. Tapi saat Gw melewati tangga, Gw melihat Muti sedang naik ke atas.



"Kenapa, Mut?" tanya Gw.

"Lupa." jawabnya singkat.

"Lupa apa?" tanya Gw.

"Motor aku di bengkel." jawabnya.

"Hahaha. Eh iya ya. Yaudah pulang sama aku ajaa."

"Yaudah deh, aku tunggu ya di ruang guru." jawabnya.

"Iya sana. Masih ada Bu Nisa sama Kak Sinta tuh. Aku mau pipis dulu." ucap Gw lalu pergi ke kamar mandi.
mantulll cendolll
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd