Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Part 29

"Kamu udah lama sampenya?" tanya Muti setelah ibunya meninggalkan kami berdua



"Baru kok. Ini aja belum dibikinin minum kan sama ibu. Hehe." jawab Gw berbohong.

"Ehh iya, aku bikinin dulu deh ya." ucapnya lalu pergi ke dapur.

"Ini tuan, diminum ya teh nya." kata Muti setelah membuatkan Gw teh.

"Terimakasih adinda." ucap Gw lalu segera meminumnya karena merasa sangat haus setelah tadi menanam benih di dalam rahim ibunya Muti.

"Ihh, haus banget sih kamu." katanya yang terheran-heran melihat Gw.

"Mana keringetan banget. Buru-buru ya dari rumah mau kesini. Hihihi." katanya meledek Gw yang bersemangat membaca pesannya tadi sambil mengelapkan keringat Gw dengan tisu yang ada di tas nya.

"Siapa yang gak bersemangat cobaa kalo dikasih kabar baik kayak gituu." jawab Gw.

"Hiii. Bersemangat kenapa tuhhh. Pasti ada maunyaa." kata Muti.

"Hmmm. Mau apa yaa. Gak ada deh, orang mau mampir doang. Abis ini aku pulang kok." ledek Gw.

"Ehh ehh, gaboleh." ucap Muti.

"Gak boleh pulang, harus nginep." kata Muti yang langsung saja memeluk Gw.

"Tuh kan. Yang ada maunya tuh kamuu." ucap Gw sambil memeluknya erat.

"Jak. Bau kamu kayak parfum ibu deh." katanya dalam pelukannya.

"Iya tadi tuh waktu ibu kamu nyuruh aku masuk, abis itu ngobrol sebentar kan. Ibu kamu sambilan pake parfum. Ehh spray nya kebalik malah jadi nyemprot aku. Untung enggak kena mata." ucap Gw berbohong, lagi.

"Hahahaha. Kasian banget sih kamu, sekarang baunya jadi kayak ibu-ibu mau arisan." ledeknya.

"Ohh, yaudah aku pulang dulu ya. Mau mandi biar wangi lagi." ledek Gw balik.

"Gak boleh. Udah disini jadi gak boleh pulang." jawabnya sambil lebih mengeratkan pelukannya.

"Kenceng banget kamuu meluknyaa. Sesek tauu." kata Gw yang kemudian Muti melepaskan pelukannya.

"Sesek yaa." tanyanya sambil menatap mata Gw.

"Iyaa." jawab Gw.

"Sini kasih nafas buatan." kata Muti sambil menarik kepala Gw ke arahnya.

*Cupss cups cupsss
Tak ayal lagi terjadinya adegan mesra antara Gw dan Muti di ruang tamu itu. Dengan semangatnya Muti menjelajahi bibir Gw bahkan memainkan lidahnya di dalam mulut Gw.

Sadar bahwa ini bukanlah tempat yang tepat, Gw pun mengajak Muti untuk pindah ke dalam kamarnya agar tidak ada orang yang melihat kami berdua.

"Kamu duluan gih ke kamar. Aku mau kunci pintu dulu." suruhnnya.

Gw menghiraukan perintah darinya. Disaat Muti sedang mengunci pintunya, Gw dari belakang memeluknya sambil meremas-remas toketnya.

"Ihh, ihh. Mesum ihh." ledeknya.

Setelah Muti mengunci pintunya, Gw mengangkat tubuhnya mesra lalu membawanya ke kamar bagaikan sepasang pengantin baru.

"Kayak lagi bulan madu ya. Hahaha." kata Muti sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Gw.

"Enak doong. Gak ada yang ganggu." ucap Gw.

"Iya. Kita berdua doang yang ada di rumah ini sampai besok sore." jawabnya.

Setelah masuk ke dalam kamarnya, Gw menutup pintu dengan cara mendorong nya menggunakan kaki Gw. Gw turunkan Muti dari gendongan Gw, tetapi rangkulan tangan Muti di leher Gw masih tidak dilepaskannya.

"Kamu kangen yaa?" tanya Gw meledek.

"Iyaaa." jawabnya antusias.

"Kangen apanyaa." tanya Gw lagi.

"Kangeeenn . . . " jawab Muti tidak melanjutkan.

"Kangen apa hayoohh?" tanya Gw.

"Kangen kamunyaa." jawabnya.

"Kan tiap hari ketemu teruss."

"Hmm. Apanyaaa." jawabnya sambil tersenyum.

"Ohh gak kangen." ledek Gw.

"Kangen main sama kamuu." jawabnya sambil mengecup bibir Gw.

"Main apa tuh?" tanya Gw lagi.

"Ngentot. Hihihi." jawabnya sambil cekikikan.

*Cupsss cupss cupss
Kami kembali bergumul lidah. Dengan ganasnya Muti menyambar permainan lidah Gw.

Satu persatu kancing bajunya Gw lepaskan hingga bajunya kini sudah jatuh ke lantai. Kaitan BH nya pun Gw lepas dan Muti kini telah bertelanjang dada.

Tak mau diam, Muti juga melepaskan pakaian Gw satu persatu. Kancing baju Gw dicopotinya hingga baju Gw terbuka lebar. Lalu Muti berlutut, dia melepaskan ikat pinggang Gw dan membuka kaitan celana Gw lalu memeloroti celana Gw kebawah.

"Hiii, udah keras aja." ledek Muti sambil tersenyum ke Gw.

Dilucutinya celana dalam Gw hingga kini telah terbebaslah benda pusaka kebanggaan Gw.

Muti kini sudah paham apa yang akan dia lakukan. Dengan lembut, dia mengocok kontol Gw perlahan. Lalu Muti membuka mulutnya dan memasukkan kepala kontol Gw kedalamnya.

"Kok amis ya?" tanya Muti.

"Emang kadang tuh punya cowok begitu. Kalo enggak disabunin bisa amis." kata Gw berbohong untuk menutupi perihal hubungan Gw dengan ibunya Muti.

"Pake tisu basah bisa kali ya?" tanya Muti sambil meraih tisu basah di mejanya yang penuh alat make-up.

"Bisa mungkin." jawab Gw.

Muti pun mengeluarkan selembar tisu basah lalu membersihkan kontol Gw dari sisa-sisa cairan memek ibunya yang belum Gw bersihkan tadi.

*Mmuachh
"Nah, kan kalo begini jadi bersih." ucapnya setelah Muti mencium kontol Gw.

Lalu Muti kembali membuka mulutnya dan melahap kepala kontol Gw terlebih dahulu. Kontol Gw yang tadinya kering, lalu lembab terkena tisu basah, kini benar-benar basah oleh air liurnya.

Dari yang awalnya kepala kontol Gw saja, lalu diraihnya lagi lebih dalam, terus menerus dilakukan hingga setengah dari kontol Gw masuk ke dalam mulut Muti.

Kini Muti semakin mahir. Ritmenya dalam menyepong kontol Gw sudah teratur. Tidak hanya memainkan lidahnya di dalam, tetapi Muti juga menyedotnya hingga pipinya pun terlihat cekung kedalam.

"Mutt, enakk." puji Gw sambil mengelus-elus kepalanya yang masih terbungkus jilbab.

*Slurpp slurpp
Air liurnya yang keluar dari bibirnya pun ikut tersedot juga masuk kembali ke dalam mulutnya.

Jika Muti lelah, dia hanya menjilati kontol Gw bagaikan sebatang es krim. Diputar-putarkan lidahnya di sekeliling kepala kontol Gw lalu diemutnya. Bahkan sesekali Muti mencoba untuk memasukkan lidahnya ke dalam lubang kontol Gw sambil tersenyum cekikikan.

"Isep bijinya juga deh. Cobain." ucap Gw.

Tanpa protes Muti menuruti kata-kata Gw. Dikeluarkannya kontol Gw dari mulutnya lalu diangkatnya ke atas agar mulutnya dapat meraih buah zakar Gw yang menggantung dibawah.

Dia mulanya hanya menjilatinya, kanan dan kiri bergantian. Lalu dilahapnya salah satu biji Gw ke dalam mulutnya dan dihisapnya seperti sebuah permen.

"Kamu udah jago ya sekarang." puji Gw lagi.

"Hehehehhh." Muti hanya bisa tertawa sambil menjilati biji peler Gw.

Lalu Gw menarik bahu Muti agar menyudahi permainan mulutnya pada biji Gw. Gw lepaskan hijab, celana hingga CD nya. Dan kini kami berdua telah bugil tanpa pakaian.

Gw menyuruh Muti merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Kedua pahanya Gw lebarkan, memek merah yang masih sempit ini telah siap sedia untuk dinikmati.

"Mppphhhhh." desah Muti ketika Gw menjilat klitorisnya.

Jilatan demi jilatan Gw suguhkan kepada memek Muti. Segala titik sensitif tidak luput dari sapuan lidah Gw hingga Muti merintih keenakan.

"Mau pake kondom gak, Mut?" tanya Gw kepada Muti.

"Gak usah, obat yang kemarin masih ada." jawab Muti.

Tak perlu menunggu waktu lama, Gw mencoba untuk memasukkan kontol Gw ke dalam memek Muti yang baru beberapa kali merasakan kontol.

*Bleessss
"Aahhhhh." erang Muti.

"Kenapa? Masih sakit?" tanya Gw.

Muti tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya dengan tangannya.

*Slebb ... Slebbb ... Slebb
Dengan perlahan, Gw mulai memaju mundurkan kontol Gw di dalam memeknya. Terlihat Muti yang terpejam menikmati hal ini.

Setelah Gw merasa memek Muti telah menyesuaikan ukuran kontol Gw, Gw mulai menaikkan kecepatan genjotan kontol Gw pada memek Muti.

*Plokk plok plok plokk
"Mmphhhh. Aahhhh, Jhaakk." erang Muti sambil mencengkram kasurnya.

Sambil menghajar memeknya, Gw juga menikmati toketnya yang ikut bergoyang sesuai irama. Dengan bergantian yang kanan dan kiri Gw sedot bahkan Gw mainkan lidah Gw pada putingnya.

"Uggghhh." Muti mendesah sambil memeluk kepala Gw yang sedang menikmati toketnya.

Memek yang begitu sempit ini membuat Gw kesulitan untuk menahan semprotan peju Gw.

*Plokk plok plokk plok

"Jhakkk. Pipiss." erang Muti.

Mendengar hal itu seketika membuat Gw semakin bersemangat menghujani memek Muti dengan sodokan kontol Gw bahkan ditambah dengan jilatan lidah Gw pada lehernya yang membuatnya mendesah sejadi jadinya sambil memeluk Gw erat.

"Jaakkk. Aku ... pipiisss." ucapnya.

*Crott crott crott

Tumpahlah semua sisa peju Gw yang masih tertampung ke dalam memek Muti. Dengan memeknya yang masih berkedut-kedut Gw mencabut kontol Gw keluar sehingga carian kami berdua menyatu dan luber keluar dari lubang kemaluannya.

Beberapa lembar tisu Gw gunakan untuk menyapu bersih cairan itu agar tidak mengotori kasurnya. Muti hanya tersenyum sambil menggigit jari dengan penuh keringat yang bercucuran di tubuhnya.

"Aku mau tidur bareng kamu." ucap Muti.

"Aku juga ... "

" ... tapi ini masih siang." lanjut Gw.

"Lanjut lagi?" tanya Muti.

"Serius?"

Muti menjawab dengan anggukan sambil tersenyum.

Kamipun lanjut berngentot ria di seluruh sudut rumah Muti tanpa takut diketahui oleh orang lain, hingga larut malam.
Dalemin lagi Muti nya hu, asik ini
Tokoh favorit
 
Part 29

"Kamu udah lama sampenya?" tanya Muti setelah ibunya meninggalkan kami berdua



"Baru kok. Ini aja belum dibikinin minum kan sama ibu. Hehe." jawab Gw berbohong.

"Ehh iya, aku bikinin dulu deh ya." ucapnya lalu pergi ke dapur.

"Ini tuan, diminum ya teh nya." kata Muti setelah membuatkan Gw teh.

"Terimakasih adinda." ucap Gw lalu segera meminumnya karena merasa sangat haus setelah tadi menanam benih di dalam rahim ibunya Muti.

"Ihh, haus banget sih kamu." katanya yang terheran-heran melihat Gw.

"Mana keringetan banget. Buru-buru ya dari rumah mau kesini. Hihihi." katanya meledek Gw yang bersemangat membaca pesannya tadi sambil mengelapkan keringat Gw dengan tisu yang ada di tas nya.

"Siapa yang gak bersemangat cobaa kalo dikasih kabar baik kayak gituu." jawab Gw.

"Hiii. Bersemangat kenapa tuhhh. Pasti ada maunyaa." kata Muti.

"Hmmm. Mau apa yaa. Gak ada deh, orang mau mampir doang. Abis ini aku pulang kok." ledek Gw.

"Ehh ehh, gaboleh." ucap Muti.

"Gak boleh pulang, harus nginep." kata Muti yang langsung saja memeluk Gw.

"Tuh kan. Yang ada maunya tuh kamuu." ucap Gw sambil memeluknya erat.

"Jak. Bau kamu kayak parfum ibu deh." katanya dalam pelukannya.

"Iya tadi tuh waktu ibu kamu nyuruh aku masuk, abis itu ngobrol sebentar kan. Ibu kamu sambilan pake parfum. Ehh spray nya kebalik malah jadi nyemprot aku. Untung enggak kena mata." ucap Gw berbohong, lagi.

"Hahahaha. Kasian banget sih kamu, sekarang baunya jadi kayak ibu-ibu mau arisan." ledeknya.

"Ohh, yaudah aku pulang dulu ya. Mau mandi biar wangi lagi." ledek Gw balik.

"Gak boleh. Udah disini jadi gak boleh pulang." jawabnya sambil lebih mengeratkan pelukannya.

"Kenceng banget kamuu meluknyaa. Sesek tauu." kata Gw yang kemudian Muti melepaskan pelukannya.

"Sesek yaa." tanyanya sambil menatap mata Gw.

"Iyaa." jawab Gw.

"Sini kasih nafas buatan." kata Muti sambil menarik kepala Gw ke arahnya.

*Cupss cups cupsss
Tak ayal lagi terjadinya adegan mesra antara Gw dan Muti di ruang tamu itu. Dengan semangatnya Muti menjelajahi bibir Gw bahkan memainkan lidahnya di dalam mulut Gw.

Sadar bahwa ini bukanlah tempat yang tepat, Gw pun mengajak Muti untuk pindah ke dalam kamarnya agar tidak ada orang yang melihat kami berdua.

"Kamu duluan gih ke kamar. Aku mau kunci pintu dulu." suruhnnya.

Gw menghiraukan perintah darinya. Disaat Muti sedang mengunci pintunya, Gw dari belakang memeluknya sambil meremas-remas toketnya.

"Ihh, ihh. Mesum ihh." ledeknya.

Setelah Muti mengunci pintunya, Gw mengangkat tubuhnya mesra lalu membawanya ke kamar bagaikan sepasang pengantin baru.

"Kayak lagi bulan madu ya. Hahaha." kata Muti sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Gw.

"Enak doong. Gak ada yang ganggu." ucap Gw.

"Iya. Kita berdua doang yang ada di rumah ini sampai besok sore." jawabnya.

Setelah masuk ke dalam kamarnya, Gw menutup pintu dengan cara mendorong nya menggunakan kaki Gw. Gw turunkan Muti dari gendongan Gw, tetapi rangkulan tangan Muti di leher Gw masih tidak dilepaskannya.

"Kamu kangen yaa?" tanya Gw meledek.

"Iyaaa." jawabnya antusias.

"Kangen apanyaa." tanya Gw lagi.

"Kangeeenn . . . " jawab Muti tidak melanjutkan.

"Kangen apa hayoohh?" tanya Gw.

"Kangen kamunyaa." jawabnya.

"Kan tiap hari ketemu teruss."

"Hmm. Apanyaaa." jawabnya sambil tersenyum.

"Ohh gak kangen." ledek Gw.

"Kangen main sama kamuu." jawabnya sambil mengecup bibir Gw.

"Main apa tuh?" tanya Gw lagi.

"Ngentot. Hihihi." jawabnya sambil cekikikan.

*Cupsss cupss cupss
Kami kembali bergumul lidah. Dengan ganasnya Muti menyambar permainan lidah Gw.

Satu persatu kancing bajunya Gw lepaskan hingga bajunya kini sudah jatuh ke lantai. Kaitan BH nya pun Gw lepas dan Muti kini telah bertelanjang dada.

Tak mau diam, Muti juga melepaskan pakaian Gw satu persatu. Kancing baju Gw dicopotinya hingga baju Gw terbuka lebar. Lalu Muti berlutut, dia melepaskan ikat pinggang Gw dan membuka kaitan celana Gw lalu memeloroti celana Gw kebawah.

"Hiii, udah keras aja." ledek Muti sambil tersenyum ke Gw.

Dilucutinya celana dalam Gw hingga kini telah terbebaslah benda pusaka kebanggaan Gw.

Muti kini sudah paham apa yang akan dia lakukan. Dengan lembut, dia mengocok kontol Gw perlahan. Lalu Muti membuka mulutnya dan memasukkan kepala kontol Gw kedalamnya.

"Kok amis ya?" tanya Muti.

"Emang kadang tuh punya cowok begitu. Kalo enggak disabunin bisa amis." kata Gw berbohong untuk menutupi perihal hubungan Gw dengan ibunya Muti.

"Pake tisu basah bisa kali ya?" tanya Muti sambil meraih tisu basah di mejanya yang penuh alat make-up.

"Bisa mungkin." jawab Gw.

Muti pun mengeluarkan selembar tisu basah lalu membersihkan kontol Gw dari sisa-sisa cairan memek ibunya yang belum Gw bersihkan tadi.

*Mmuachh
"Nah, kan kalo begini jadi bersih." ucapnya setelah Muti mencium kontol Gw.

Lalu Muti kembali membuka mulutnya dan melahap kepala kontol Gw terlebih dahulu. Kontol Gw yang tadinya kering, lalu lembab terkena tisu basah, kini benar-benar basah oleh air liurnya.

Dari yang awalnya kepala kontol Gw saja, lalu diraihnya lagi lebih dalam, terus menerus dilakukan hingga setengah dari kontol Gw masuk ke dalam mulut Muti.

Kini Muti semakin mahir. Ritmenya dalam menyepong kontol Gw sudah teratur. Tidak hanya memainkan lidahnya di dalam, tetapi Muti juga menyedotnya hingga pipinya pun terlihat cekung kedalam.

"Mutt, enakk." puji Gw sambil mengelus-elus kepalanya yang masih terbungkus jilbab.

*Slurpp slurpp
Air liurnya yang keluar dari bibirnya pun ikut tersedot juga masuk kembali ke dalam mulutnya.

Jika Muti lelah, dia hanya menjilati kontol Gw bagaikan sebatang es krim. Diputar-putarkan lidahnya di sekeliling kepala kontol Gw lalu diemutnya. Bahkan sesekali Muti mencoba untuk memasukkan lidahnya ke dalam lubang kontol Gw sambil tersenyum cekikikan.

"Isep bijinya juga deh. Cobain." ucap Gw.

Tanpa protes Muti menuruti kata-kata Gw. Dikeluarkannya kontol Gw dari mulutnya lalu diangkatnya ke atas agar mulutnya dapat meraih buah zakar Gw yang menggantung dibawah.

Dia mulanya hanya menjilatinya, kanan dan kiri bergantian. Lalu dilahapnya salah satu biji Gw ke dalam mulutnya dan dihisapnya seperti sebuah permen.

"Kamu udah jago ya sekarang." puji Gw lagi.

"Hehehehhh." Muti hanya bisa tertawa sambil menjilati biji peler Gw.

Lalu Gw menarik bahu Muti agar menyudahi permainan mulutnya pada biji Gw. Gw lepaskan hijab, celana hingga CD nya. Dan kini kami berdua telah bugil tanpa pakaian.

Gw menyuruh Muti merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Kedua pahanya Gw lebarkan, memek merah yang masih sempit ini telah siap sedia untuk dinikmati.

"Mppphhhhh." desah Muti ketika Gw menjilat klitorisnya.

Jilatan demi jilatan Gw suguhkan kepada memek Muti. Segala titik sensitif tidak luput dari sapuan lidah Gw hingga Muti merintih keenakan.

"Mau pake kondom gak, Mut?" tanya Gw kepada Muti.

"Gak usah, obat yang kemarin masih ada." jawab Muti.

Tak perlu menunggu waktu lama, Gw mencoba untuk memasukkan kontol Gw ke dalam memek Muti yang baru beberapa kali merasakan kontol.

*Bleessss
"Aahhhhh." erang Muti.

"Kenapa? Masih sakit?" tanya Gw.

Muti tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya dengan tangannya.

*Slebb ... Slebbb ... Slebb
Dengan perlahan, Gw mulai memaju mundurkan kontol Gw di dalam memeknya. Terlihat Muti yang terpejam menikmati hal ini.

Setelah Gw merasa memek Muti telah menyesuaikan ukuran kontol Gw, Gw mulai menaikkan kecepatan genjotan kontol Gw pada memek Muti.

*Plokk plok plok plokk
"Mmphhhh. Aahhhh, Jhaakk." erang Muti sambil mencengkram kasurnya.

Sambil menghajar memeknya, Gw juga menikmati toketnya yang ikut bergoyang sesuai irama. Dengan bergantian yang kanan dan kiri Gw sedot bahkan Gw mainkan lidah Gw pada putingnya.

"Uggghhh." Muti mendesah sambil memeluk kepala Gw yang sedang menikmati toketnya.

Memek yang begitu sempit ini membuat Gw kesulitan untuk menahan semprotan peju Gw.

*Plokk plok plokk plok

"Jhakkk. Pipiss." erang Muti.

Mendengar hal itu seketika membuat Gw semakin bersemangat menghujani memek Muti dengan sodokan kontol Gw bahkan ditambah dengan jilatan lidah Gw pada lehernya yang membuatnya mendesah sejadi jadinya sambil memeluk Gw erat.

"Jaakkk. Aku ... pipiisss." ucapnya.

*Crott crott crott

Tumpahlah semua sisa peju Gw yang masih tertampung ke dalam memek Muti. Dengan memeknya yang masih berkedut-kedut Gw mencabut kontol Gw keluar sehingga carian kami berdua menyatu dan luber keluar dari lubang kemaluannya.

Beberapa lembar tisu Gw gunakan untuk menyapu bersih cairan itu agar tidak mengotori kasurnya. Muti hanya tersenyum sambil menggigit jari dengan penuh keringat yang bercucuran di tubuhnya.

"Aku mau tidur bareng kamu." ucap Muti.

"Aku juga ... "

" ... tapi ini masih siang." lanjut Gw.

"Lanjut lagi?" tanya Muti.

"Serius?"

Muti menjawab dengan anggukan sambil tersenyum.

Kamipun lanjut berngentot ria di seluruh sudut rumah Muti tanpa takut diketahui oleh orang lain, hingga larut malam.
Gila kamu Jak.. Ibunya Muti kamu tunggangi, muti juga kamu naikin.. udah married aja sama muti. Dapet lubang banyak.. malah nanti ibu mertuamu bisa kamu minta nyepong kamu tiap hari :semangat: :semangat: :semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd