khrisna02
Semprot Kecil
- Daftar
- 6 Sep 2015
- Post
- 96
- Like diterima
- 87
"kapan kau akan memberitahuku"
Kalimat itu ku ucapkan dengan tatapan mata tajam pada sesosok wanita yang duduk di depanku
Dengan tatapan matanya yang terlihat ketakutan dengan rambut hitamnya yang panjang tergerai tanpa hijab lebar yang biasanya menutupinya
"Aku takut untuk bilang ke njenengan mas, semua ini terjadi begitu tiba tiba di luar rencanaku"
Mata itu...
Nanar...
Mengkilat tertutup air mata..
Kamar ini, kamar 201, tempat di mana kami memadu kasih selama hampir 10 tahun....ya..10 tahun kami bersama, susah senang terlewati bersama...
"Ceritakan padaku apa yang terjadi sesungguhnya"
Aku menghempaskan tubuhku di kursi single ini, tanpa melepas jaket atau melepaskan tas selempang di pundakku, dengan tatapan mata tajam langsung ke mata itu, mata yang selalu menemani hari hariku yang berasa berat untuk di lewati
Wajah itu tampak ketakutan sambil sesekali mengeluarkan suara bergetar menahan tangis saat dia menceritakan kejadian yang terjadi semalam, saat ada yang melamarnya...ya...bidadariku di lamar orang, dengan proses taaruf...ya...ketakutanku sejak awal dia memutuskan untuk berhijab syar'i terjadi juga.
Proses itu begitu cepat, proses taaruf yang harusnya memakan waktu 2-3 bulan untuk saling mengenal di lewati dengan membawa orang tuanya untuk langsung melamar
Dia tidak seperti aku...
Dia bukan tipe lelaki idamannya...
Dia masih lebih muda beberapa tahun, sedangkan aku awal 40 tahun, dan bidadariku di penghujung 20 an...ya...kami terpaut 10 tahun lebih
Aku menatap tajam matanya saat dia bercerita semua, aku melihat tatap mata ketakutan di balik getar suara menahan tangisnya, karena dia tau, aku posesif, ku selalu gila saat dia mengancam akan pergi dari hidupku
Kau duduk di sebelahnya saat dia selesai bercerita, masih kutatap tajam matanya, kutarik paksa tubuhnya menghadapku
Mata itu...nanar
Kutatap tajam
"Terus, kamu mau bagaimana, mau kau terima?"
"Aku ndak tau mas"
Kalimat itu membuat emosiku tak terkendali, kutampar pipinya agak keras. Aku bukan tipe lelaki yang suka menyakiti wanita, tapi entah kenapa, dengan mata yang kutatap ini aku sangat tega untuk menyakitinya, karena hanya dia yang sanggup menyakiti hatiku demikian dalam
"Mas..."
"Pie ??!!"
"Aku jangan di tampar lagi"
Suaranya bergetar takut dan marah, karena diapun tidak suka aku yang kasar
Emosiku membuat tanganku kembali melayang...
Dia menangis...
Menjauh dariku kesudut kursi yang berlawanan dari kursiku
Ku dekati, kupegang kepalanya, kuhadapkan matanya menghadap mataku
"Katakan padaku...kau kan menerimanya?"
Kutatap tajam, aku ingin menghunjamkan pedang ke jiwanya melalui mataku
Mata itu...mengeluarkan air mata...
"Aku tidak tau mas...aku hanya mencintai njenengen..."
Ini kisahku, seorang lelaki berumur awal 40 tahun yang mencintai seorang wanita muda terlalu berlebihan
To be continue...
Kalimat itu ku ucapkan dengan tatapan mata tajam pada sesosok wanita yang duduk di depanku
Dengan tatapan matanya yang terlihat ketakutan dengan rambut hitamnya yang panjang tergerai tanpa hijab lebar yang biasanya menutupinya
"Aku takut untuk bilang ke njenengan mas, semua ini terjadi begitu tiba tiba di luar rencanaku"
Mata itu...
Nanar...
Mengkilat tertutup air mata..
Kamar ini, kamar 201, tempat di mana kami memadu kasih selama hampir 10 tahun....ya..10 tahun kami bersama, susah senang terlewati bersama...
"Ceritakan padaku apa yang terjadi sesungguhnya"
Aku menghempaskan tubuhku di kursi single ini, tanpa melepas jaket atau melepaskan tas selempang di pundakku, dengan tatapan mata tajam langsung ke mata itu, mata yang selalu menemani hari hariku yang berasa berat untuk di lewati
Wajah itu tampak ketakutan sambil sesekali mengeluarkan suara bergetar menahan tangis saat dia menceritakan kejadian yang terjadi semalam, saat ada yang melamarnya...ya...bidadariku di lamar orang, dengan proses taaruf...ya...ketakutanku sejak awal dia memutuskan untuk berhijab syar'i terjadi juga.
Proses itu begitu cepat, proses taaruf yang harusnya memakan waktu 2-3 bulan untuk saling mengenal di lewati dengan membawa orang tuanya untuk langsung melamar
Dia tidak seperti aku...
Dia bukan tipe lelaki idamannya...
Dia masih lebih muda beberapa tahun, sedangkan aku awal 40 tahun, dan bidadariku di penghujung 20 an...ya...kami terpaut 10 tahun lebih
Aku menatap tajam matanya saat dia bercerita semua, aku melihat tatap mata ketakutan di balik getar suara menahan tangisnya, karena dia tau, aku posesif, ku selalu gila saat dia mengancam akan pergi dari hidupku
Kau duduk di sebelahnya saat dia selesai bercerita, masih kutatap tajam matanya, kutarik paksa tubuhnya menghadapku
Mata itu...nanar
Kutatap tajam
"Terus, kamu mau bagaimana, mau kau terima?"
"Aku ndak tau mas"
Kalimat itu membuat emosiku tak terkendali, kutampar pipinya agak keras. Aku bukan tipe lelaki yang suka menyakiti wanita, tapi entah kenapa, dengan mata yang kutatap ini aku sangat tega untuk menyakitinya, karena hanya dia yang sanggup menyakiti hatiku demikian dalam
"Mas..."
"Pie ??!!"
"Aku jangan di tampar lagi"
Suaranya bergetar takut dan marah, karena diapun tidak suka aku yang kasar
Emosiku membuat tanganku kembali melayang...
Dia menangis...
Menjauh dariku kesudut kursi yang berlawanan dari kursiku
Ku dekati, kupegang kepalanya, kuhadapkan matanya menghadap mataku
"Katakan padaku...kau kan menerimanya?"
Kutatap tajam, aku ingin menghunjamkan pedang ke jiwanya melalui mataku
Mata itu...mengeluarkan air mata...
"Aku tidak tau mas...aku hanya mencintai njenengen..."
Ini kisahku, seorang lelaki berumur awal 40 tahun yang mencintai seorang wanita muda terlalu berlebihan
To be continue...
Terakhir diubah: