Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selingkuhku

Status
Please reply by conversation.
Terima kasih suhu, senior dan kawan-kawan atas sambutan dan apresiasinya...
Berikut kelanjutannya, jangan lupa cendolnya bila tidak keberatan :)

Aku agak kesal, Reno hanya menjilat-jilat pentil payudaraku,"Aaggh, diemut sayang jangan dijilat gitu, geli, tau!?!" Emosiku agak naik, gairahku sempat menurun. Reno sepertinya sadar lalu dia mulai menyesuaikan diri, pentil kanan payudaraku mulai diemut lembut, dikulum dan di isap-isap sementara tangan kanan nya meremas-remas lembut payudara kiriku. Aaaaaargh, nikmat sekali, gairahku naik sampai ujung kepala, cairan vaginaku meleleh deras membasahi batang penis Reno menambah nikmat gesekan permukaan vagina. Dia melakukan bergantian pada payudaraku kanan dan kiri, gairahku makin meningkat.
Aku menghentikan aktivitasnya, tapi bibirnya seakan tak mau lepas dari pentilku layaknya bayi yang belum puas menyusu. Saat aku tarik payudaraku, maka bibirnya mengikuti sambil terus menghisap, hampir tertawa aku dibuatnya, mengingatkan aku akan Ray waktu masih balita. Beberapa kali aku harus melakukannya sampai dia tersadar dan tersenyum malu sendiri.

Vaginaku sudah basah sekali dan siap menerima penetrasi. Tangan kiriku memegang pundaknya sebagai tumpuan sementara tangan kananku memegang penisnya, menggesek-gesek ujungnya dari kelentit dan sepanjang liang vagina, supaya melebar dan siap untuk dimasuki. Kepala penisnya yang besar membuat vaginaku agak kesulitan menyesuaikan, sehingga aku harus agak menungging supaya kepala penis itu bisa masuk sedikit demi sedikit, Sllreepph...mmmphhh.. akhirnya ujung kepalanya bisa masuk semua, aku mengerang, terasa sesak, vaginaku berdenyut denyut menyesuaikan benda besar yang masuk kedalamnya. Secara reflek aku mulai menggoyang pantatku perlahan, sedikit menaikturunkannya sampai dinding vaginanya basah karena rangsangan sehingga penis itu bisa masuk lebih dalam.
Kulihat dengan lucu wajah Reno yang seperti orang bodoh, mungkin memang seperti itu wajah laki-laki bila merasakan nikmatnya liang vagina, mulutnya menganga dan matanya nanar merasakan perpaduan ngilu geli dan nikmat yang tiada tara.
Setelah batang penis itu bisa masuk setengahnya, aku menarik kedua tangan Reno untuk memegang pinggangku, menjaga dan menahannya agar aku bisa naik turun dengan teratur, membuat kami berdua bisa merasakan nikmatnya persenggamaan itu. Sebetulnya diameter batangnya yang kurasakan sama dengan milik Mas Adjie, tapi ukuran kepala penis nya yang lebih besar, seperti menyeruak di dalam lubang vaginaku. Goyangan pantatku yang semakin liar seperti mengaduk-aduk lubang vaginaku menyodok dan menggesek-gesek dinding vagina, membuatku merasakan nikmat yang tiada tara. Makin lama cairan vagina itu makin banyak dan mengeluarkan suara seperti gesekan air saat aku naik turun di batang penisnya.

Aku meihat Reno, mulutnya seperti bergerak menggumam komat kamit, mata dan mimik wajahnya seperti orang yang sedang menahan sesuatu. Aku terus bergerak naik turun, menikmati persenggamaan itu, sesekali terhenyak waktu ujung penisnya menyentuh rahimku, sesuatu yang belum pernah aku rasakan saat bersama Mas Adjie. Penisnya yang lebih panjang, memberikan sensasi baru. Kadang sambil meremas-remas payudara dengan kedua tanganku, aku menggoyang pantatku memutar sepenuh lingkaran ke kiri dan ke kanan seperti orang yang sedang melakuakan hula hop, membuat Reno seperti seperti ingin mencabut dan menarik penisnya karena mungkin merasakan dirinya bertambah geli dan ngilu. Aku rapatkan lagi jepitannya sehingga penisnya masuk lagi, sengaja aku buat seperti itu, untuk sedikit mempermainkannya.

Setelah beberapa saat, waktuku hampir tiba. Aku merapatkan kedua payudaraku sehingga pentilnya berhimpitan, lalu kusodorkan ke mulut Reno,"isap dua2nya sayang, isap yang kuat, uuuuh, sssshhh... aaaah... kedua tangan Reno lalu aku tarik untuk memegang rapat kedua payudaraku supaya bisa terhisap kedua pentilnya sementara kedua tangankuk menahan kepalanya, sambil panggulku bergerak maju mundur dengan cepat, supaya batang penisnya menekan kelentitku, dan ujung penisnya menggaruk-garuk liang vaginaku, menciptakan kenikmatan yang tiada berujung, sampai ketika kenikmatan dari hisapan kuat di kedua payudaraku dan hentakan2 penisnya yang mengaduk liang vaginaku beradu disuatu titik, membuatku melayang, tubuhku melenting, vaginaku berkejut-kejut mengeluarkan cairan, aku memperlambat gerakan maju mundur panggulku tapi sambil menekan keras vaginaku agar gesekan kepala penisnya terasa lebih kuat gesekannya di dalam. Ssshhhhh.... Aaaahhhh.... aaaaahhhh.... Aku merasakan klimaks, orgasme yang berulang-ulang, datang lagi dan lagi seiring muncratan-muncratan kecil cairan vaginaku, meleleh diantara batang penis dan liang vagina mengalir perlahan keluar di sela-sela selangkangan kami sampai membuatku terkulai lemas.

Aku mencabut pentil payudaraku dari mulut Reno. Setelah melewati orgasme berkepanjangan, isapannya mulai membuat geli pentil payudara, mengangkat tubuhku dari pangkuannya dan duduk disamping Reno memulihkan diri.
Setelah beberapa detik, Reno masih dengan penis basah mengacung duduk terdiam disampingku tak tahu dia harus berbuat apa atau menunggu tindakanku selanjutnya.
Aku katakan padanya, " Bersihin dulu penis kamu terus balik kesini". Dia berjalan ke kamar mandi. Entah kenapa aku begitu menikmati penis bujang itu, penis Reno, membuat gairahku seketika membuncah bahkan saat tadi pertama kali melihatnya, lebih panjang dan kepala penisnya yang lebih besar dan berwarna semu merah . Mungkin karena milik seorang pemuda ? hahaha tak tahulah.
Tidak seperti milik Mas Adjie ku, aku hanya mau melakukan oral padanya hanya ketika benar-benar ingin melakukannya bahkan kadang dengan sedikit paksaan darinya, sehingga membuat gairahku hilang.

Reno kembali kehadapanku yang masih duduk di sofa, penisnya sudah bersih, aku mengurut-urut dan mengocok perlahan penis itu, supaya lebih keras. Sunguh suatu pemandangan yang indah melihat penis itu, aku seperti dibuat ketagihan untuk memegang dan mengulumnya seperti terasa ada yang gatal di vaginaku saat mengelus dan mengulumnya, ah entahlah mungkin imajinasiku melambung terlalu jauh.
Kembali aku mengulumnya dengan gerakan-gerakan lambat sambil memainkan lidahku. Tak lama kemudian dia menggenggam rambutku dan menghentikan gerakanku."Bu Anne, kalau boleh aku ingin dimasukin ke tempat yang tadi".
Aku menatap matanya, melepas kuluman penis dari mulutku,"Jangan sekarang, aku masih ingin menikmati ini di mulutku", sambil memegang dan mengocok pelan penisnya.
Reno hanya mengangguk lalu aku meneruskan aktivitasku, aku kembali mengulum penisnya dan memainkan lidahku di kepala dan batang penis, sambil mengurut-urut buah pelirnya. Membuat Reno menggelinjang dan keluar desahan-desahan dari mulutnya. Samapi beberapa menit tidak juga dia tidak ada tanda2 akan ejakulasi, Akhirnya aku turun dari sofa, duduk dilantai dengan beralaskan bantal kursi, kepalaku bersandar menengadah di kursi sofa. Aku minta Reno mengangkangi tubuhku sambil mengatur posisi berdirinya dengan pas, supaya penisnya bisa dimasukkan ke mulutku. Dengan posisi seperti ini dia lebih leluasa memaju mundurkan penisnya di rongga mulutku walau ada kemungkinan aku tersedak karena penisnya masuk terlalu dalam.

Dan benar saja, dia mulai menikmati penisnya yang leluasa keluar masuk di mulutku bahkan beberapa kali dia berusaha memasukkan lebih dalam, hingga menyentuh ujung kerongkongan, buah pelirnya menutup lubang hidungku dan membuat aku tersedak, sampai aku harus memukul pahanya. Mungkin nikmat yang dia rasakan seperti vagina kalau aku ikut menyedot penisnya waktu dia menggerakkan keluar masuk mulutku.
Reno akhirnya bisa mengatur ritme, dia memainkan penisnya keluar masuk di mulutku dengan baik, kapan memainkannya di rongga mulut saja, kapan memasukkannya lebih dalam, sehingga aku bisa memainkan lidahku di sekujur batang penis atau meminkannya di bawah lubang kencingnya, membuat dia menggelinjang nikmat. Sesekali aku mencabut penisnya lalu mengulum buah pelirnya sambil mengocok batangnya.
Beberapa saat kami menikmatinya, sampai penis Reno berkedut-kedut di dalam mulutku, dia sedikit memepercepat gerakannya, aku agak kewalahan dan sedikit menahan tubuhnya. Tapi sepertinya dia hampir mencapai klimak, ejakulasinya mulai mengalir ke ujung lubang penisnya, tiba-tiba dia menaikan satu kakinya ke sofa, aku tersentak kaget dan berpikir mungkin naluri birahi laki-lakinya sudah mulai keluar. Dengan mengangkat salah satu kakinya membuat selangkangannya lebih terbuka dan memudahkan gerakan penisnya untuk lebih leluasa bergerak maju mundur di mulutku, betul saja, penisnya bisa menyodok masuk lebih dalam ujung kerongkongan sehingga di kepala penisnya lebih terasa. Keadaan itu membuatku hampir kehilangan nafas, ak u terengah-engah berusaha menahan gerakannya dengan memegang kedua pahanya, mataku terbelalak sampai sedikit air mata keluar karena tersedak, tapi sebentar kemudian air maninya meledak, Crrreeet....
Creeet... Aaaarggh... aaaagh.... beberapa kali semburan air mani kental disertai erangan si empunya itu langsung memancar di kerongkongan, aku langsung menelannya supaya tidak tersedak. Gerakan penisnya lama kelamaan mulai melambat seiring muncratan-muncratan yang entah berapa kali dikeluarkannya di mulutku. Sebagian meleleh diujung bibir karena tidak tertelan. Aku menyedot-nyedot dengan kuat sambil memainkan lidahku di penisnya dan meremas-remas buah pelirnya, menarik keluar semua sisa air mani dalam kantong penis yang menggantung itu membuat Reno mengerang, meringis lagi dan lagi.
Akhirnya kusudahi permainan itu setelah kuhisap kering air mani perjaka Reno. Vaginaku basah, bahkan aku seperti mengalami orgasme kembali walau tanpa melakukan penetrasi. Sungguh nikmat luar biasa.

Aku kembali duduk di sofa diikuti Reno yang duduk disampingku, melihatku kemudian mengelus payudara kiriku sambil mendekatkan wajahnya, kemudian mulutnya menghisap pentil itu perlahan, lalu wajahnya naik perlahan sampai telinga sambil hidungnya mendengus kemudian berbisik "Terima kasih bu Anne, pelajaran yang tidak bisa saya lupakan".
Aku memandangnya, mengelus belakang kepalanya, ingin mencium bibirnya, tapi dia sedikit mundur, mungkin belum biasa mencium bibir bekas mengulum penisnya  Akhirnya kucium pipinya,"Datanglah lagi minggu depan, mungkin kita bisa belajar lagi bersama".
Setelah kami bersih-bersih dan beberes sebentar, aku membuatkan dia teh manis hangat sambil ngobrol ringan. Tapi kali ini tidak duduk berhadapan, Aku duduk disebelahnya sambil sekali-kali salah satu dari kami menyentuh lengan atau paha satu sama lin sambil bergurau.
Mendekati adzan maghrib, Reno pamit pulang. Aku mengantarnya sampai keluar teras rumah, tapi sebelum membuka pintu ruang tamu dia berbalik, memberi ciuman di pipi, aku rada kaget, tapi kemudian tersenyum. Dia sepertinya sudah mulai nyaman dan terbiasa dengan aku.
Setelah Reno pergi, aku masuk ke rumah, menutup tirai jendela, menyalakan lampu-lampu, mandi, lalu seperti biasa, kembali dalam kesendirian, duduk tiduran di sofa ruang TV, membayangkan lagi kejadian yang baru saja kulakukan. Begitu spontan, Reno, guru muda polos itu, kehadirannya begitu menggugah birahi dan sisi liarku yang selama ini tersembunyi, Tidak ada rasa cinta yang hadir, atau belum? Ah entahlah. Aku belum memutuskan apakah akan melanjutkannya Rabu depan. Perasaanku masih bingung tapi aku menikmatinya. Ah, sampai lupa menyiapkan makan malam buat Mas Adjie.....
Bersambung...
 
Ini genre kaporit gue nih... MILF hijaber binal nan liarr....
 
Mari gan, lanjutannya, mumpung waktu ane masih senggang...

Suamiku baru pulang lewat jam sembilan malam, dia masuk rumah lewat pintu samping tanpa sepengetahuanku yang tertidur di depan TV. Aku terbangun saat dia mencium bibir sambil mengusap payudaraku, kaget aku dibuatnya, dia lalu menuju ke meja makan, hanya mengambil beberapa lauk tanpa nasi. Dia tipe yang easy going, tidak sulit ngurusnya untuk urusan perut, berbeda dengan urusan di bawah perut.  Kalo sedang hanya berdua di rumah tanpa Ray seperti ini, pasti dia minta aku hanya mengenakan kaus panjang sepaha tanpa underwear dan bra, atau sebaliknya hanya memakai kamisol dan hot pants saja. "tau nggak, kamu tuh sensual dan menggairahkan kalau berpakaian seperti itu, penis ku jadi basah " katanya suatu hari.
Aku memang memutuskan tidak memakai PRT di rumah, karena sulit untuk mencari yang bisa bertahan lama jaman sekarang, bahkan sering belum seminggu sudah minta pulang. Lagipula tidak terlalu banyak urusan rumah tangga dengan hanya kami bertiga. Mas Adjie pun menyetujui pilihanku salah satu alasannya ya karena tersebut di atas haha.

Habis mandi, kami nonton TV di kamar sambil tiduran, Dia tiduran di kepala tempat tidur, pegang ipad, sedangkan aku rebahan melintang dengan posisi kepalaku ada perutnya liat-liat sosmed di hp sambil sesekali kami mengomentari acara TV. Tangan kanannya menelusup dalam kaosku lalu meremas-remas lembut payudara kananku."Kok diem aja ma, lagi gak pengen ya? Aku tidak bereaksi, tapi kemudian tangan kananku membuka boxernya, dan penis Mas Adjie langsung mencuat, sudah tegang rupanya. Ah, kenapa sekarang penisnya jadi keliatan biasa aja? Pikiranku sepertinya mulai membandingkannya dengan milik Reno. Kemudian kulanjutkan untuk mengelus-elus penisnya sambil dikocok perlahan. "Ngnghhhh...." suamiku mulai terangsang, kemudian dia mencoba mendorong kepalaku untuk mendekatkan wajahku, mulutku persisnya, ke penisnya. Aku mengelak, hanya menggesek-geseknya di pipi sambil terus mengocok perlahan, tapi dia sedikit memaksa dengan merubah posisi tubuhnya miring ke arahku sehingga penisnya seakan tetap menuju ke mulutku. "Dikocok aja ya mas, aku lagi gak pengen, lagi nggak enak mulutnya" kataku membuat alasan penolakan sambil menoleh ke arahnya. Akhirnya dia mengiyakan, dan dengan waktu yang tidak terlalu lama, kocokan tanganku berhasil mengeluarkan air maninya, meleleh disekitar batang penis dan jemariku, tidak banyak hanya lima atau enam kali penis itu berkedut-kedut. Mungkin dia hanya sekedar melepas penat dan melemaskan otot.
Setelah bergantian membersihkan diri di toilet, tak lama kemudian terdengar suara dengkuran Mas Adjie. Huh kebiasaan, abis muncrat keterusan molor dan aku pun melanjutkan aktivitas sosmed di handphone, biasa ibu-ibu, Path, Instagram, FB dan terutama cekakak cekikik di beberapa grup WA sampai akhirnya tertidur.

Baru dua hari kemudian Reno menghubungiku, "Selamat pagi Bu Anne, apa kabar?" Aku sedang nyetir, message nya hanya aku read saja, lima menit kemudian masuk lagi,"Maaf ibu mau kasih tau, hari ini tidak ada ekskul, karena ada rapat guru dan yayasan. Jadi Ray bisa dijemput setelah Jumatan".
Aaagh, aku ada janji makan siang dengan beberapa temen eks SMA, masa dibatalin?
"Iya, terima kasih infonya, tapi saya lagi OTW ke acara lain. Bang Reno, saya bisa minta tolong?" Aku panggil dia sekarang Bang Reno, supaya keliatan lebih akrab dan karena aku butuh sedikit bantuan darinya, lain itu dia urang awak, pantasnya dipanggil abang aja kali ya? 
"Tolong apa bu?"
"Saya pikir Ray keluar seperti biasa, jam setengah tiga, bisa minta tolong untuk kasih tau dia, mamanya terlambat jemput? Saya ada keperluan"
"Baik bu, nanti saya suruh dia nunggu di perpus aja atau di ruangan saya gakpapa sambil ngerjain tugas"
"Makasih ya bang, aku titip mata tolong bantu awasin Ray"
"Baik bu Anne, Gak titip bibir buat saya? Wkwk, maaf bcanda"
Hei sudah mulai berani dia. Aku pun membalas dengan emoticon kiss :* hahaha.

Setelah menyerahkan mobil ke petugas vallet, aku langsung menuju fooodcourt lantai 3 mall. Celingukan beberapa saat, sampai akhirnya Ira melambaikan tangannya ke arahku. Aku pun menuju ke meja mereka. Aku pikir hanya cewek-cewek aja yang ikut makan siang itu, Ira, Vina, Yanti, Edith dan Amel, ternyata ada beberapa temen cowok Andi, Jay, Toto dan hei ada Ivan si Chinese handsome. Maaf bukan bermaksud sara, tapi dia memang beda dengan cowok chinese kebanyakan, perpaduan ibu chinese jawa dan bapaknya yang arab solo, tinggi putih walau matanya agak sipit tapi rambutnya hitam lebat dan bulunya dimana-mana hahaha.
"Gila lu Ne sampai pangling kita", "Gak ngenalin deh gue kalo papasan di jalan" dan seperti itulah komentar para cowok, mereka baru tau kalo aku pake jilbab, walaupun hanya jilbab modis seperti kebanyakan wanita yang kadang pakaiannya masih menampakkan lekukan-lekukan tubuh. Mereka temen kelas tiga waktu SMA, dan aku bukan termasuk cewek alim seperti Ira atau Yanti yang orang-orang pun tidak akan heran kalo mereka berhijab. Kami ngobrol macam-macam, sampe Ivan nyeletuk, "Eh, ne lu pernah servis mobil **** warna putih di bengkel ban **** kira-kira dua bulan lalu, kira-kira pertengahan bulan gitu deh?"
Aku coba mengingat-ingat, dan "Iya bener Van ganti ban belakang dua biji kalo gak salah udah aus, kenapa?"
"Emang lo gak tau Ne, kalo tu bengkel punya Ivan," sambung Andi. Ivan Cuma nyengir "Gue tadinya mau negor lo Ne, cuman takut salah orang, apalagi lo udah jilbaban gitu, udah bukan muhrim banget deh" kata Ivan sambil ketawa "Salah-salah kena gampar bini orang"
"Alesan aja lo Van, biar gak dimintain diskon ya, lagian kan nggak semua bini orang main gampar kalo cuma salah negor aja" balasku. Kami semua tertawa.
Dan Ivan pun kemudian mengeluarkan kartu nama dari dompetnya, kasih tandatangan, lalu menyerahkan padaku "Kalo kesitu lagi tunjukin aja ni kartu ke Ba'im atau Sri bilang diskonnya tambahin".
"Lah kok cuman ke Anne doang Van, kita nggak dianggep nih?" kata Toto, kemudian Amel juga menimpali "Modus lo Van". Kami pun kembali tertawa.
Ivan membuka lagi dompetnya, "Yah tinggal 4", dia menyodorkan sisanya pada yang lain, "Yang lain ntar ya kalo ketemuan lagi". Kami pun melanjutkan obrolan kami.
Aku pamit lebih dulu karena harus menjemput Ray, kasihan dia menunggu lama di sekolah. Sambil berjalan ke arah teras lobby mall, aku melihat kembali kartu nama yang diberikan Ivan, kemudian menyimpan nomer hp nya, lalu aku kirim pesan, "Thanks ya Van kartunya, Anne"
Tak lama ada balasan masuk "Iya Ne sama2, Buat lo diskonnya dari gue khusus deeeh hahaha"
"Bener nih, nanti gue ganti semua ban + velgnya lho, awas kalo bo'ong"
"Apa sih yang nggak buat cewek manis kayak lo, Ne wkwkwk"
Huh, mulai genit dia, "Si manis jembatan Ancol maksudnya? Emang gue nyeremin ya?"
"Hahaha, iya, serem gue, sekarang lo berubah jadi macan, mama cantik hahaha"
"ih, pinter gombal ya sekarang hahaha, oke cu, gue nyetir dulu, bye"
"Oke, bye ati2 ya :* "
"Dasaaar hahaha".

Sampai di sekolah Ray sudah jam stengah tiga, belum ada balasan dari Reno, dimana Ray. Akhirnya aku menelponnya, dan setelah 5 kali deringan, baru dijawab, "Halo, Bu Anne?"
"Abang, dimana? Ray sama kamu nggak?" jawabku. "Iya bu, ada sama saya".
Aku pun mematikan HP dan bergegas menuju ruangan nya. Lho, mana, gak ada satu guru pun. Aku pun tanya sama pesuruh sekolah yang lewat. "Guru-guru sebagian rapat bu, ada juga yang udah pulang, tapi tadi ada bu, pak Reno, kayaknya dia sama Ray ke ruang UKS".
Dug, jantungku langsung berdegup kencang, duh kenapa si Ray, aku setengah berlari ke ruang UKS, dan kulihat Reno duduk disamping tempat tidur, Ray sedang terlelap. Dia menempelkan jari telunjuknya di bibir waktu aku masuk, lalu berdiri. "Ray masih tidur bu, dia kecapean tadi abis Jumatan main bola sama temen-temennya". Ah, syukurlah.
"Terima kasih ya bang, udah nungguin Ray, aku pegang pundaknya dan cium pipinya, dia kaget lalu senyum, kemudian menyorongkan wajahnya ingin mencium bibirku. Aku mengelak sambil mencubit pipinya,"Nggak sekarang sayang, bukan disini tempatnya", kataku.
Akhirnya aku bangunkan Ray dan mengajak nya pulang.
Tidak lama setelah keluar dari lingkungan sekolah, ada pesan masuk," Makasih bu Anne cium pipinya"
Aku hanya tersenyum tidak membalas pesan Reno, sementara Ray meneruskan tidurnya di kursi sebelahku.

Bersambung......
 
manteb huuu....


ditunggu lanjutannya...

:D
 
Ijin ikut mantau suhu

Kok anne mendadak binal gitu yaa.. Mungkin kurang pengantar

Tapi cerita mantat
Ealah.. Mantap maksudnya

Nunggu update
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd