Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Semi Real] Ibu mertua, lubang pantat mu luar biasa

presidente

Suka Semprot
Daftar
15 Aug 2011
Post
13
Like diterima
446
Bimabet
Tanpa basa basi langsung saja, and mohon jangan bertanya bagian mana yang berdasarkan pengalaman real dan mana yang bukan, nikmati saja.

Liburan ke Cirebon: Chapter 1

Joko sudah merencanakan liburan ke Cirebon bersama istrinya sejak lama. Namun, tiba-tiba saja istrinya mendadak tidak bisa ikut karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Joko merasa sedih, karena liburan ini seharusnya menjadi momen penting setelah sekian lama tidak bisa bergumul karena kesibukan masing-masing.

Namun, Joko kemudian terkejut ketika tiba-tiba saja ia mendapat pesan singkat dari ibu mertuanya yang mengatakan ingin ikut ke Cirebon bersama Joko karena tadi dia mendengar percakapan Joko. Ibu mertua Joko beralasan bahwa ia sudah lama tidak diajak jalan-jalan oleh bapak mertua. Namun anehnya, ibu mertua Joko juga meminta agar Joko tidak memberitahu istri dan bapak mertuanya tentang rencana ini.

Joko: Wah, itu sangat bagus! Tapi, apakah mama yakin dengan rencana ini? Bagaimana kalau istri dan bapak mertua menanyakan tentang keberadaan ibu di Cirebon?

Ibu mertua: Jangan khawatir, aku sudah memiliki rencana. Aku akan memberikan alasan bahwa aku pergi ke acara reuni di luar kota. Kamu tidak perlu memberitahu istri dan bapak mertuamu tentang keberadaanku di Cirebon.

Joko: Tapi, aku merasa tidak enak jika harus menyembunyikan sesuatu dari mereka.

Ibu mertua: Kamu tidak perlu khawatir, Joko. Ini hanya sekadar rencana kecil yang tidak akan berdampak buruk pada siapa pun. Aku rasa istri dan bapak mertuamu bahkan tidak akan keberatan jika aku ikut bersamamu ke Cirebon.

Joko: Tapi, apakah tidak lebih baik jika kita jujur dan terbuka dengan mereka?

Ibu mertua: Aku mengerti perasaanmu, tapi ini memang lebih baik untuk kepentingan kita bersama. Aku rasa tidak ada yang salah dengan rencana ini. Ayo, jangan khawatir dan mari bersenang-senang di Cirebon nanti.

Joko: Baiklah, aku akan mengikuti rencana ini. Tapi, apakah mama yakin bahwa tidak akan ada masalah yang muncul di kemudian hari?

Ibu mertua: Tentu saja, Joko. Aku sudah memikirkan semuanya dengan matang. Kamu hanya perlu menjemputku di minimarket dekat rumah pada hari keberangkatan, dan kita akan berangkat bersama ke Cirebon.

Joko: Baiklah. Aku harap semuanya akan berjalan lancar dan kita bisa menikmati liburan yang menyenangkan di Cirebon.

Pada hari keberangkatan. Setelah beberapa jam perjalanan, Joko dan ibu mertuanya tiba di rest area untuk beristirahat sejenak. Ibu mertua Joko ingin menggunakan toilet. Tiba-tiba ibu mertuanya menelpon Joko dan memintanya untuk membawakan tisu basah karena ia kehabisan tisu di toilet.

Joko merasa sedikit aneh dengan permintaan tersebut, karena seharusnya di dalam toilet sudah tersedia tisu yang cukup. Namun, karena tidak ingin menimbulkan kecurigaan, Joko akhirnya mengambil tisu basah dari tasnya dan membawakannya ke ibu mertuanya.

Namun, kejadian aneh tidak berhenti di situ. Setelah selesai buang air kecil, ibu mertuanya meminta Joko untuk menunggu di luar toilet karena ia ingin membersihkan diri dengan benar. Joko merasa semakin bingung dengan permintaan tersebut, karena seharusnya setiap orang sudah tahu cara membersihkan diri dengan benar setelah buang air kecil.

Ibu Mertua: (dari dalam toilet) "Joko, jika kamu ingin membantu mama membersihkan diri, bisa loh!".

Joko merasa sedikit kaget dengan komentar tersebut, karena ia tidak pernah mendengar ibu mertuanya berkomentar seperti itu sebelumnya. Ia merasa tidak nyaman dengan candaan tersebut, karena menurutnya itu adalah hal yang kurang sopan dan tidak pantas dilakukan.

Namun, karena tidak ingin membuat suasana menjadi tegang, Joko akhirnya hanya tersenyum dan menjawab dengan lembut, "Mama baik-baik saja, tidak perlu bantuan saya. Ayo, kita melanjutkan perjalanan."

Setelah beberapa menit menunggu di luar toilet, ibu mertuanya akhirnya keluar dan berjalan bersama Joko menuju tempat parkir mobil. Joko tidak berani bertanya lebih jauh tentang kejadian tersebut, karena ia tidak ingin memperburuk suasana.

Namun, dalam hati Joko mulai bertanya-tanya. Ibu mertua Joko adalah seorang wanita berusia 50 tahunan, berkerudung, dan memiliki tubuh yang agak berisi namun tidak berlebih. Ia cenderung kalem dan pendiam dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga Joko merasa terkejut dengan apa yang dialaminya selama perjalanan ke Cirebon.

Joko selalu menganggap ibu mertuanya sebagai sosok yang tenang dan santun, sehingga ia tidak pernah berpikir bahwa ibu mertuanya akan melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak sopan atau tidak pantas. Namun, selama perjalanan ke Cirebon, Joko mengalami beberapa kejadian yang membuatnya merasa tidak nyaman dengan perilaku ibu mertuanya.

Meskipun demikian, Joko masih memperlakukan ibu mertuanya dengan hormat dan menghormati usia serta posisinya sebagai ibu dari istrinya. Ia berusaha untuk tidak menimbulkan masalah atau konflik yang lebih besar, dan berharap semuanya akan berjalan lancar hingga akhir perjalanan.

Setelah tiba di hotel, Joko dan ibu mertuanya masuk ke kamar hotel yang sudah dipesan sebelumnya. Namun, mereka terkejut ketika melihat bahwa kamar mandi di dalam kamar hotel hanya dikelilingi oleh kaca yang dilapisi sticker putih tipis sehingga akan terlihat secara samar-samar apa yang dilakukan di dalam kamar mandi.

Joko merasa cemas dan tidak nyaman dengan situasi tersebut, karena ia tidak ingin ada hal yang tidak pantas terjadi. Namun, ibu mertuanya justru mengeluarkan candaan, "Jangan jadi membayangkan yang aneh-aneh ya, Joko!".

Joko hanya tersenyum dan menjawab dengan santai, "Tentu saja tidak, Ma. Saya akan bersikap sopan dan menjaga privasi dengan baik."

Sore hari setelah jalan-jalan ke mall, ibu mertua Joko memutuskan untuk mandi. Joko merasa sungkan untuk berkeliaran di dalam kamar hotel selama ibu mertuanya mandi, namun ia tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Dengan hati-hati, Joko mulai melirik ke dinding kaca kamar mandi dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Secara samar-samar, ia bisa melihat bahwa ibu mertuanya sedang memainkan dirinya sendiri di dalam kamar mandi, terlihat seperti sedang bermastrubasi.

Joko merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, karena ia tidak pernah membayangkan bahwa ibu mertuanya akan melakukan hal seperti itu. Ia merasa bingung dan tidak tahu harus bertindak apa dalam situasi seperti ini.

Meskipun Joko terkejut dengan apa yang dilihatnya, namun ia tidak bisa menahan diri untuk tidak terpancing dan memainkan penisnya sendiri ketika melihat bayangan samar Gerakan ibu mertuanya di dalam kamar mandi, serta beberapa desahan yang seperti sengaja ingin didengar.

Joko merasa bingung dengan perasaannya sendiri, karena ia merasa bahwa ibu mertuanya juga bisa secara samar melihat apa yang dilakukan dirinya. Namun, keinginan dan gairah yang menggelora membuat Joko tidak bisa menahan diri.

Setelah ibu mertuanya selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, Joko mencoba untuk tetap bersikap normal dan tidak menunjukkan bahwa ia tahu apa yang terjadi di dalam kamar mandi. Begitu juga ibu mertuanya.

Malam harinya, Joko terbangun dari tidurnya karena merasa ada gerakan di sekitar tempat tidurnya. Ia sangat terkejut ketika melihat ibu mertuanya diam-diam bergerilya di area selangkangannya.

Joko merasa kaget dengan keadaan tersebut namun tidak bisa berkata kepada ibu mertuanya, "Ahhh”, lenguh Joko.

Ibu mertua Joko hanya tersenyum. Tanpa berkata apa-apa, ia hanya terus mengulum pelan penis Joko.

Joko: (merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut) Ma. tolong jangan melakukan hal yang aneh-aneh.

Ibu mertua Joko: (mendekatkan dirinya ke Joko dan memeluknya dengan mesra) Maafkan aku, Joko. Aku hanya merasa kesepian dan ingin merasa dekat denganmu.

Joko: (merasa terkejut dan canggung dengan tindakan ibu mertuanya) Itu tidak pantas dilakukan, Ma. Kita harus tetap menjaga batasan sebagai menantu dan ibu mertua.

Ibu mertua Joko: (menatap Joko dengan penuh kasih sayang) Maafkan aku, Joko. Aku tahu aku salah. Aku hanya merasa tidak bisa menahan perasaanku yang semakin tumbuh untukmu.

Setelah itu ia memeluk Joko dan mencium pipinya dengan mesra. Joko merasa terkejut dan canggung dengan tindakan tersebut, karena menurutnya itu adalah hal yang tidak pantas dilakukan antara seorang menantu dan ibu mertuanya. Namun, ia merasa tidak bisa menolak ketika ibu mertuanya sudah mulai mencium dan memeluknya.

Joko merasa sedikit cemas dan tidak nyaman dengan situasi tersebut, namun ketika ia merenung sejenak, ia menyadari bahwa ibu mertuanya adalah wanita dewasa yang berhak atas kepuasan seksualnya sendiri. Ia juga membenarkan diri bahwa sebagai menantu, ia hanya membantu hak-hak pribadi ibu mertuanya.

Dengan pikiran yang tidak jelas antara hilang akal atau jernih, Joko akhirnya memutuskan untuk memberikan kepuasan kepada ibu mertuanya. Ia memeluk balik ibu mertuanya dengan mesra dan mencium bibirnya dengan lembut, ibu mertua Joko mengarahkan penis Joko ke lubang kenikmatannya, mereka memulai sesi bercinta yang penuh gairah dan kepuasan.

Mereka saling memberikan kepuasan satu sama lain dan kasih sayang, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya. Setelah selesai, mereka saling merangkul dengan erat dan merasa puas dengan apa yang telah mereka lakukan.

(Joko dan ibu mertuanya sedang berada di kamar hotel setelah mengalami kejadian intim)

Joko: (merasa cemas) Maafkan saya, ma. Saya seharusnya tidak melakukan hal yang seperti itu.

Ibu Mertua: (menatap Joko dengan lembut) Tidak perlu meminta maaf, Joko. Mama juga merasa bahwa itu adalah tindakan yang salah dan tidak pantas dilakukan.

Joko: (menarik nafas dalam-dalam) Saya merasa tidak nyaman dengan situasi ini, ma. Saya tidak ingin ada kejadian aneh atau tidak pantas lainnya yang terjadi selama perjalanan kita di Cirebon.

Ibu Mertua: (memegang tangan Joko dengan lembut) Saya mengerti, Joko. Kita berdua telah melakukan kesalahan, namun yang terpenting sekarang kita menikmatinya saja dulu.

Ibu mertuanya Joko kemudian mengambil gelas di meja dan tidak diduga kencing mengeluarkan air seninya ke dalam gelas, Joko gemetaran merasa terkejut dan bingung dengan tindakan tersebut. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan mengapa ibu mertuanya melakukan hal seperti itu.

Joko: (terkejut) Maaf ma, apa yang sedang mama lakukan?

Ibu Mertua: (tersenyum) Saya hanya merasa kamu haus, Joko. Tidak apa-apa kan saya menyiapkan air untuk diminum?

Joko: (masih terkejut) Tentu saja tidak, ma. Saya hanya terkejut dengan tindakan mama tadi.

Ibu Mertua: (tersenyum lembut) Saya minta maaf kalau membuatmu terkejut, Joko.

Namun, ketika ibu mertuanya menawarkan gelas tersebut kepadanya, Joko merasa tidak enak hati untuk menolak.

Joko mengambil gelas itu dari tangan ibu mertuanya dan meminum airnya. Namun, ia merasa terkejut dengan rasanya yang tidak karuan, dan hampir saja ingin muntah.

Joko: (terkejut) Ini rasanya aneh sekali.

Ibu Mertua: (tersenyum) Ya, tentu saja, Joko. Kenapa, ada masalah?

Joko: (sambil merasakan rasa yang tidak enak di mulutnya) Tidak, tidak ada masalah. Rasanya hanya sedikit aneh.

Namun, meskipun ia merasa ingin muntah, Joko dengan imajinasi liar dalam dirinya malah menikmatinya. Ia ingin menyenangkan ibu mertuanya.

Joko: (memaksakan senyum) Terima kasih, ibu. Saya akan minum air ini sampai habis.

Ibu Mertua: (tersenyum puas) Baiklah, Joko. Mama senang melihatmu menikmati air ini.

Joko: (mengangguk-angguk) Tentu saja, mama. Saya akan berusaha untuk menikmati semuanya selama perjalanan kita di Cirebon.


Bersambung...

Liburan ke Cirebon: Chapter 2

Pagi hari berikutnya, Joko masih berbaring tertidur di kasur dengan nyenyaknya. Namun, tanpa disadari, ibu mertuanya yang sudah terbangun sejak tadi dan masih dalam keadaan tanpa busana bekas tadi malam diam-diam berjongkok di atas kepala Joko. Saat itulah, tanpa disangka, ibu mertua Joko langsung buang air besar.

Tak lama kemudian, Joko terbangun karena ia merasakan ada yang aneh di dekat kepalanya dan ketika ia membuka matanya, ia terkejut melihat ibu mertuanya sedang berjongkok tepat di depan mukanya dan sedang buang hajat. Joko merasa sangat terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa.

Tetapi sayangnya, tanpa sengaja Joko tadi sudah memakan sesuatu yang tidak ia ketahui, yang ternyata adalah kotoran ibu mertuanya. Pantas saja ia bermimpi memakan cake yang lembut, namun saat ia membuka mata, ia tersadar dengan kengerian apa yang sebenarnya ia alami.

Joko merasa sangat terkejut dan jijik dengan apa yang terjadi. Ia merasa sedih dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa semakin keheranan menghadapi ibu mertuanya ini. Ia merasa tidak bisa percaya bahwa ibu mertuanya melakukan hal tersebut di mukanya.

Namun, di saat bersamaan, Joko juga terpana saat menyaksikan pemandangan yang tidak biasa ini. Ia melihat ibu mertuanya dengan jelas dari bawah, bagian vaginanya yang sudah sangat basah, dan bagaimana lubang anus ibu mertua nya terlihat ada sedikit sisa kotoran dan terlihat sedikit berkedut-kedut pada bagian luarnya.

Joko mencoba marah, tetapi ia urungkan karena iba pada ibu mertuanya yang sekarang terlihat merasa sangat malu dan kesal dengan dirinya sendiri.

Joko mencoba untuk menghibur ibu mertuanya dengan mengatakan bahwa tidak apa-apa dan meminta ibu mertuanya untuk tidak merasa malu. Ia ingin membuat ibu mertuanya merasa nyaman dan tenang setelah kejadian yang memalukan tersebut.

Joko: Ma, jangan khawatir. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Mama tidak perlu merasa malu atau kesal dengan apa yang terjadi.

Ibu Mertua: (menangis) Mama sangat menyesal, nak. Mama tidak ingin membuatmu merasa terganggu atau jijik dengan diriku.

Joko: Ma, aku selalu ingin yang terbaik untuk Mama. Apapun yang terjadi, aku akan selalu mendukungmu dan berusaha untuk membuatmu merasa nyaman dan tenang.

Ibu Mertua: (sambil menangis) Mama tidak tahu kenapa aku melakukan hal-hal seperti itu, nak. Mama memang memiliki sisi liar dan kadang-kadang mama melakukan hal-hal yang bodoh dan memalukan.

Joko kemudian merasa bahwa ia perlu jujur juga dengan ibu mertuanya mengenai sisi liar dari dirinya. Ia merasa bahwa ia perlu berbicara terbuka dengan ibu mertuanya agar dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan dirinya.

Joko: Ma, sebenarnya aku juga pernah melakukan hal-hal bodoh dan tidak bertanggung jawab, dan aku merasa sangat menyesal atas hal itu.

Ibu Mertua: (terkejut) Apa yang kamu maksud, Nak? Apa yang kamu lakukan?

Joko merasa bahwa ia perlu menceritakan kejadian yang terjadi di rumah ibu mertuanya beberapa waktu yang lalu. Ketika itu, Joko tidak sengaja melihat jendela kamar mandi dan melihat ibu mertuanya sedang memuaskan dirinya sendiri.

Joko: Ma, aku ingin berbicara denganmu tentang kejadian beberapa waktu yang lalu di rumah mama. Saat itu, aku tidak sengaja melihat jendela kamar mandi dan melihat mama sedang bermastrubasi. Aku terangsang jadi ikut bermastrubasi.

Ibu Mertua: (tersipu malu) Maafkan mama, Nak. mama tidak bermaksud membuatmu merasa terganggu atau tidak nyaman.

Ibu Mertua: Nak, sebenarnya saat kejadian itu terjadi, mama sedang membayangkan dirimu.

Joko: (terkejut) Apa maksudmu, Ma?

Ibu Mertua: Saat itu mama merasa terangsang karena teringat kejadian malam sebelumnya ketika mendengar apa yang kamu lakukan, rintihan keras istrimu, sehingga mama terangsang dan melakukan hal yang tidak pantas itu.

Joko kini merasa bahwa ia perlu berbicara lebih terbuka dengan ibu mertuanya mengenai perasaannya.

Joko: Ma, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu. Aku tahu bahwa aku seharusnya tidak mengatakannya, tetapi aku merasa terusik dan tidak bisa menghilangkan perasaan ini.

Ibu Mertua: (tersenyum) Apa yang ingin kamu katakan, Nak?

Joko: Aku merasa bahwa aku mulai menyukaimu, Ma. Aku tidak tahu kenapa atau bagaimana hal itu terjadi, tetapi aku merasa menikmati sisi liar Mama.

Ibu Mertua: (terkejut) Nak, aku adalah ibu mertuamu dan kamu adalah menantuku. Aku tahu kita sudah kelewat batas, tapi kita tidak bisa memiliki hubungan seperti itu.

Joko: Ma, aku tahu bahwa itu tidak pantas. Namun, aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini dan aku ingin mama tahu bagaimana perasaanku.

Namun, Joko merasa terkejut dengan respon lanjutan positif yang diberikan oleh ibu mertuanya. Ibu mertua Joko tidak lagi terlihat canggung dan ragu-ragu.

Setelah situasi menjadi lebih ringan dan suasana menjadi lebih menyenangkan, ibu mertua Joko tidak lagi merasa canggung untuk berbicara terbuka dengan Joko. Ia merasa lebih nyaman dan terbuka dengan Joko setelah mereka berbicara terbuka mengenai perasaan mereka.

Ibu Mertua: Nak, sebenarnya ada satu hal lagi yang aku ingin.

Joko: (penasaran) Apa itu, Ma?

Ibu Mertua: (tersipu malu) Aku belum membersihkan sisa kotoran di lubang anusku. Apakah kamu bisa membantuku membersihkannya?

Joko: (kaget) Apa?

Ibu Mertua: (memohon pelan) Dengan lidahmu, Nak.


Namun Joko seperti terhipnotis dan langsung melakukan yang diperintahkan.

Ibu Mertua: (mendesah) Oh, Nak, enak sekali, terima kasih atas bantuanmu. Aku merasa lebih lega sekarang.

Joko: (tersipu malu) Tidak usah menyebutkan itu, Ma. Aku hanya membantu sebisaku.

Siang harinya saat perjalanan pulang, ibu mertua Joko mengulum penis Joko sepanjang perjalanan di mobil. Joko keluar berkali-kali karena tindakan ibu mertuanya tersebut bahkan sampai penisnya terasa mati rasa. Sesampainya dirumah istri dan bapak mertua Joko merasa heran karena Joko terlihat sangat lelah namun terus tersenyum. Namun mereka hanya mengira Joko baru pulang dari bekerja dan bepergian jauh namun mendapatkan hasil yang diinginkannya.

Joko sebelum sampai dirumah sudah menurunkan ibu mertuanya di minimarket lagi untuk menghindarkan kecurigaan. Ibu mertua Joko juga sampai kerumah dengan muka bahagia sampai bapak mertua Joko sedikit curiga, ada apa dengan istrinya di reuni sekolah. Maka malam harinya bapak mertua Joko meminta dilayani ibu mertua Joko untuk melihat apakah dia mau melayani atau tidak. Ibu mertua Joko tentu saja melayani suami nya, namun dengan gaya konvensional dan monoton, dan bersikap seperti istri yang kalem seperti biasanya.

Perjalanan liburan ke Cirebon berakhir menyenangkan untuk Joko dan ibu mertuanya.

Sarapan 'spesial' dari ibu mertua (plus gambar ilustrasi)

Suasana pagi hari telah menyapa rumah ibu mertua Joko dengan hangat. Joko masih terlelap di kamar, terdengar napasnya yang teratur beriringan dengan suara orang-orang yang sudah mulai beraktifitas diliuar. Sementara itu, bapak mertua Joko sudah bersiap-siap untuk pergi ke toko. Ibu mertua Joko sudah rapi, dia kemudian mendatangi kamar anaknya dan menyuruh anaknya untuk menemani bapaknya dagang hari itu.

"Lina, tolong bantu Ayahmu hari ini ya. Mama harus pergi ke posyandu untuk urusan penting dengan ibu-ibu di sana," ujar ibu mertua Joko seraya meminta tolong pada anaknya.

"Ih, Mama, aku enggak mau ah. Aku pengen istirahat di rumah saja," sahut istri Joko dengan malas.

"Tapi Ayahmu butuh bantuanmu. Dia enggak bisa mengangkat semua barang dan menjaga toko sendirian," ujar ibu mertua Joko sambil mengusap lembut tangan anaknya.

Istri Joko mengeluh sebentar sebelum akhirnya ia mengalah. "Baiklah, Mama. Aku akan menemani Ayah pergi dagang," katanya.

"Tapi jangan bangunkan Joko ya. Dia kemarin baru pulang dari luar kota, kasihan kalau dia kurang istirahat," lanjut ibu mertua Joko seraya memohon pada anaknya.

"Tentu saja, Mama. Aku akan membiarkan Joko tidur dengan tenang," jawab istri Joko.

Setelah itu, ibu mertua Joko bersiap-siap untuk pergi, sementara istri Joko mempersiapkan diri untuk pergi ke pasar dengan bapak mertua Joko. Beberapa saat kemudian, istri Joko keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Dia melihat Joko masih tertidur dengan nyenyak, lalu menghela nafas pelan.

"Sudah siap, Ayah?" tanya istri Joko pada bapak mertua Joko.

"Sudah, Nak. Terima kasih sudah mau membantu Ayah hari ini," jawab bapak mertua Joko dengan senyum lebar.

"Mama sudah pergi ya?" tanya istri Joko.

"Iya, Mama ada urusan di posyandu. Makanya dia minta kamu untuk menemani ayah," jawab bapak mertua Joko.

"Oh, begitu. Baiklah, ayo pergi sebelum penuh dipasar," ajak istri Joko.

Keduanya kemudian keluar rumah dengan membawa keranjang dan barang dagangan yang harus dijual hari itu. Mereka berjalan menuju pasar sambil menikmati udara pagi yang segar. Sementara itu, Joko masih terlelap di kamarnya, tak menyadari kepergian istri dan ayah mertuanya.

Namun, setelah beberapa saat, Ibu mertua Joko yang dari tadi mengamati tidak jauh dari rumah dengan rasa khawatir takut rencananya gagal tersenyum puas, dan buru-buru menuju rumah dengan cepat. Tidak lagi bisa berpikir rasional ibu mertua Joko bahkan sengaja mengibaskan pakaiannya untuk menggoda beberapa remaja yang sedang nongkrong di dekat situ. Ibu mertua Joko pura-pura tersipu malu, padahal hatinya merasa senang.



Sesampainya di rumah, ibu mertua Joko mengunci pintu rumah. Ibu mertua Joko sangat berhati-hati dan berusaha untuk tidak membuat suara apapun yang bisa membangunkan Joko. Dia berhasil masuk ke dalam rumah dan mulai berjalan dengan hati-hati ke kamarnya dan mengganti bajunya terlebih dahulu agar nanti tidak basah karena suami serta anaknya nanti bisa curiga. Namun ibu mertua joko tetap menggunakan pakaian lengkap karena Joko waktu di Cirebon bilang itu membuatnya lebih terangsang. Ibu mertua Joko kemudian menuju kamar tidur Joko.

Di dalam kamar, Joko masih tidur nyenyak, tidak menyadari kehadiran ibu mertua yang sedang berada di kamarnya. Ibu mertua Joko perlahan membuka pintu kamar tanpa membuat suara, lalu masuk ke dalam kamar dan melangkah ke arah tempat tidur Joko.

Ibu mertua memeriksa Joko dengan hati-hati, memastikan bahwa dia masih tidur nyenyak. Joko sendiri masih tertidur pulas tanpa menyadari kehadiran ibu mertuanya di kamarnya.

Ibu mertua Joko yang sudah sejak tadi malam merasa tidak terpuaskan secara seksual, menemukan dirinya langsung terangsang. Ibu mertua Joko menggigit bibirnya dan mulai menyentuh dirinya sendiri. Nafasnya semakin berat saat dia semakin terangsang.

Desahan dan kenikmatan mulai keluar dari ibu mertua Joko, saat-saat yang begitu menyenangkan untuk dirasakan sendiri. Ia terus meraba-raba vaginanya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain mengelus-elus payudaranya yang indah.

Suara rintihan dan napas berat memenuhi kamar. Kenikmatan desahan yang terdengar semakin keras membuat siapapun yang mendengar merasa bergairah. Joko terbangun dan agak kaget

Joko: (terbangun dan sedang duduk di tempat tidur, kemudian terkejut saat melihat ibu mertuanya di hadapannya) Maaf ma, saya tidak tahu kalau ada mama.

Ibu Mertua: Ahhhh…. Selamat pagi, Joko. Bagaimana kabarmu?

Joko: (terlihat sedikit gugup) Saya baik-baik saja, ma. Bagaimana kabar Mama?

Ibu Mertua: Kamu kan bisa liat sendiri mama gimana, ahhhh.. (matanya tertutup dan menggigit bibirnya). Mau sarapan makan mama sayang? (memberikan pandangan menggoda)

Ibu mertua Joko merasakan sensasi yang luar biasa, dan tak bisa menahan diri untuk merintih lebih keras. Suara rintihan dan desahan wanita semakin kuat saat dia mendekati orgasme.

Ibu mertua Joko segera bergegas mendekati Joko, dia meraih kepala Joko dan memaksanya ke arah selangkangannya.

Ibu Mertua: Buka mulutmu, Joko. Tunjukkan seberapa besar keinginanmu untuk menyenangkanku.

Joko ragu sejenak sebelum dengan enggan membuka mulutnya. Ibu mertua Joko memposisikan dirinya di atas wajah Joko, memperlihatkan anusnya.

Ibu Mertua: Sekarang, masukkan gerakkan lidahmu ke dalam sana. Jangan berhenti sampai aku bilang begitu.

Joko sedikit mencium bau khas dari anus ibu mertuanya, tapi dia menuruti permintaannya. Dia menggerakkan lidahnya di dalam anus ibu mertua, berusaha untuk menghilangkan sugesti takut itu tidak higienis dalam pikirannya.

Ibu Mertua: Lebih dalam, Joko. Aku ingin merasakan lidahmu sampai ke dalam.

Joko mengikuti instruksinya, merasakan campuran antara jijik dan gairah. Ibu mertua Joko merintih nikmat saat Joko terus melayaninya.

Ketika Joko mulai menggerakkan lidahnya di sekitar dan didalam anus ibu mertuanya. Ibu mertuanya merasakan sensasi yang luar biasa dan tidak bisa menahan desahan erotisnya.

Joko terus melumat dan menggoyangkan lidahnya di sekitar lubang anus ibu mertua, membuatnya semakin terangsang. Ibu mertua Joko merasa seperti sedang di surga, dan desahannya semakin keras dan meminta Joko untuk tidak berhenti.

Akhirnya, tubuh ibu mertua meronta-ronta mempercepat gerakan jarinya di klitorisnya sendiri dan dia merasakan kenikmatan yang tak tertahan.

Ibu mertua Joko merasa terbang saat dia merasakan kenikmatan yang intens. Desahan dan suaranya semakin keras saat dia semakin dekat dengan klimaks. Pada akhirnya, ia mencapai puncaknya dengan suara yang sangat keras dan menggairahkan.

Ibu Mertua: Sayang. Kamu memang hebat dalam menyenangkan mama.

Joko: (dalam hati, ah, akhirnya selesai juga. desahan kelegaan. Ini sangat menggarirahkan bagi Joko, namun karena merupakan pengalaman yang masih baru kedua kalinya sejak kejadian di Cirebon, dia masih tetap belum terbiasa)

Joko: Mama tahu, tadi aku melihat pemandangan yang sangat indah di depan muka aku. Desahan kekaguman Joko melihat anus ibu mertuanya yang masih berkedut kedut dan cairan vagina yang masih menetes sedikit ke badan Joko.

Ibu Mertua: Terima kasih, sayang. Aku senang kamu menyukainya. (Senyum)

Joko: Uda berani bilang sayang-sayangan nih ya (goda Joko). Mama, hari ini mama terlihat sangat cantik dan anggun. Joko jadi semakin terpesona dengan mama.

Ibu Mertua: Terima kasih, sayang. Kamu selalu bisa membuatku merasa istimewa.

Joko: Tapi memang benar, mama punya kecantikan yang alami dan kemolekan yang membuatku terpesona setiap saat.

Ibu Mertua: Mama bersyukur bisa menjadi ibu mertua yang bisa membuatmu bahagia dan terkesan. Terima kasih sudah selalu mengapresiasi kecantikan mama. Tapi bagaimana mama tidak cantik, kan ada yang membersihkan mama luar dalam. (sambil tersipu malu)

Tiba-tiba, ibu mertua Joko merasakan sesuatu yang aneh pada perutnya, sehingga ia langsung berteriak pada Joko.

Ibu Mertua: Cepat ambil piring besar dari dapur (ujarnya seraya memegangi perutnya).

Joko meskipun tidak mengerti namun segera berlari untuk mengambil piring besar dari dapur dan memberikannya pada ibu mertuanya.

Ibu Mertua: Berikan mangkuk itu kepadaku, Joko.

Tiba-tiba, ibu mertua Joko buang air besar sambal memegang piring itu di bawah selangkangannya dengan tangannya. Joko terkejut melihat ibu mertuanya.

"Ma, kenapa harus ditaruh di piring itu?" tanya Joko dengan penasaran.

Joko terkejut dan terpana melihat isi piring tersebut. Ada cairan yang keluar dari vagina ibu mertua Joko bercampur dengan kotoran ibu mertuanya. "Ma, untuk apa itu?" tanya Joko.



"Mama senang kamu memuaskan mama pagi Ini, Joko. Jadi mama akan memberikan kejutan siang ini, Mama akan memasak menu sate ayam dengan bumbu kacang spesial rahasia mama untuk makan siang kita," ujar ibu mertua Joko sambal memakai lagi celana dalamnya dan bersiap keluar kamar.

Joko yang terpana dan tidak bisa berkata apa-apa tiba-tiba tersadar. “Ma, Joko kan belum keluar”

Ibu Mertua: Oh iya sayang, maaf mama malah lupa memuaskan kamu juga. Ya sudah sini (sambal berbaring dikasur dan melebarkan kakinya membuka jalan untuk Joko)

Karena sudah tidak tahan Joko langsung memasukkan penisnya yang sudah keras dari tadi tanpa membuka celana dalam ibu mertuanya. Dia hanya menyingkapkan celana dalam ibu mertuanya kesamping.



Joko: Oh, Ma, rasanya enak sekali.

Ibu Mertua: Ya, sayangku. (Ahhh…)

Joko: Aku suka betapa ketatnya memek mama.

Ibu Mertua: Mama juga suka penis kerasmu di dalam diriku.

Joko: Joko tidak pernah berpikir joko akan berhubungan seks dengan mama, tetapi sekarang kita melakukannya, Joko rasa Joko tidak akan pernah bisa berhenti.

Ibu Mertua: Mama juga tidak bisa, Joko. Ini sangat tabu tapi mengasyikkan. Jangan khawatir, sayangku. Nikmati saja saat ini. Jangan lama-lama, mama harus ganti baju lagi, takut istrimu dan ayah mertuamu pulang untuk makan siang.

Update klik dibawah:
Chapter 4
 
Terakhir diubah:
Alur ceritanya sudah mantap hu tinggal dipermulus lagi dibagian kawin perbanyak lagi kata-katanya hu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd