Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SEMUANYA BERAWAL DARI KKN

Siapakah wanita yang cocok untuk Aris? (maksimal 2 pilihan)

  • Linda

  • Nisa

  • Aisyah

  • Lala

  • Ve

  • Amel

  • Renata (Tata)

  • Ajeng (Bu Kades)

  • Ayu (Bu Dosen)


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Episode 3




Pukul 19.00
Aku keluar kamar setelah selesai video call mengabari ortu dan adikku beserta juga tak ketinggalan mengabari kakakku (oh iya kakakku ini sudah pisah rumah tinggal bareng suaminya yg baru menikah beberapa bulan lalu, jadi jika ingin mengabari kakakku harus vc secara terpisah), tak lupa aku juga sudah mengabari bu Ayu sesuai permintaan nya untuk selalu dikabari ketika aku kkn.


Pas keluar kamar, aku melihat Linda sedang berada di dapur.. Karena kulihat situasi aman, akhirnya akupun berniat iseng lalu memberanikan diri bergerak ke belakang tubuh Linda lalu memeluknya dan kemudian mencium pipi kanannya.


"Cupp.. Ngapain Lin?" tanyaku setelah sebuah kecupan mendarat di pipi Linda

"Eh mas Aris jangan gitu ih.. Ntar diliat orang malah gaenak aku!" protes Linda sambil sdikit memberontak dari pelukanku

"Hehe iyaiya maaf"


Karena terlihat Linda yg kurang suka, akupun ngalah lagipula niatku emang cuma iseng doang... Aku kemudian mundur lalu beralih ke sampingnya sembari menghadap Linda.


"Btw aku nanya blm dijawab loh"

"Hah? nanya apaan emang mas?"

"Itu kamu lagi ngapain" aku mengulang pertanyaanku

"Oh ini aku ngerebus air mau bikin teh anget.. Kamu mau aku bikinin juga mas?"

"Hmmm boleh, tapi kopi aja deh Lin.. Makasih ya"

"Okee.. Sama - sama mas, lagian dulu juga kan udah gak keitung berapa kali aku bikinin kamu kopi"


Kita berdua tertawa - tawa kemudian lanjut ngobrol2 ringan sekedar membahas keadaan di desa ini..


Hingga terdengar suara pintu kamar mandi yg berada di dekatku ini terbuka.. *Ceklek* kemudian keluarlah sosok wanita dari sana.


*Degggg*
Aku tiba - tiba deg - degan setelah wanita itu keluar sembari memberikan senyuman manisnya kepadaku yg sedang menoleh ke arahnya. Dia memiliki paras yg cantik dan manis menurutku, alisnya yg sedikit tebal ditambah pipinya yg sedikit chubby seperti Nisa menambah manis senyuman nya itu.. Namun yg jadi masalah adalah aku tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya, aku hafal betul seluruh wajah wanita di kelompokku dan tidak ada satupun wanita dengan wajah sepertinya.


"Ini ada bidadari dari mana yg bisa nyasar kesini?" pujiku dalam hati


"Masyaallah cantik..." entah kenapa tiba-tiba kata itu keluar secara tidak sengaja dari mulutku setelah melihat wanita cantik ini


Linda yg mendengar ucapanku, langsung memberikan cubitan keras ke pinggangku...


"Adududuhhhh sakit Lin apaansih" rintihku

"Lagian mata kamu gabisa banget kalo ngeliat yg cantik dikit aja!" omel Linda

"Hehehe namanya juga cowok Lin"


Wanita itu tertawa kecil sembari sedikit menunduk setelah melihat tingkahku dengan Linda, kemudian dia mulai beranjak ingin meninggalkan kami.. Aku yg masih penasaran tentunya langsung bertindak.


"Eh mbak bentar.. Tunggul dulu.." tahanku


Dia langsung menghentikan langkahnya lalu kembali berbalik badan ke arahku dan Linda.


"Kenapa mas Aris?" tanya dia dengan wajah heran

"Btw mbak ini siapa ya?" tanyaku

"Hah? Maksudnya mas?" wanita itu makin heran dengan pertanyaanku


Aku yg blm ngerti juga semakin bingung karena dia malah bertanya balik bukannya menjawab pertanyaanku. Namun tidak bagi Linda, dia tertawa lepas di sebelahku sambil menepak - nepak bahuku.


"Hahaha kamu ituloh mas lucu banget sih hahaha" tawa Linda yg belum berhenti

"Hah? Apaansih Lin?" tanyaku yg masih bingung

"Iniloh Syah.. Mas Aris baru pertama kali liat muka kamu tanpa cadar" ucap Linda yg mengagetkanku

"Hahhh?? Syaaahh?? Aisyah?? Kamu Aisyah??" tanyaku yg baru sadar

"Hihi iya mas, aku Aisyah.. Mau kenalan sekali lagi nih?" balas Aisyah yg malah meledekku

"Astagfirullah sorry Syah, kan maklum aku baru tau muka kamu tanpa cadar begini.. Maaf ya Syah sekali lagi" sahutku

"Iya gapapa atuh mas, yaudh aku mau ke kamar dulu ya" pamit Aisyah dengan senyuman manisnya

"Iya Syah mangga" sahutku




Aisyah Aqila Humaira (Aisyah)
(Tanpa cadar)


Sorry banget kalo mulustrasi dengan cadar dan tanpa cadar nya beda orang.. Percayalah, susah banget mencari model mulustrasi cewek yg bercadar dan tanpa cadar sesuai selera. Yang penting bentuk alis dan dahi nya gak jauh beda lah yaaa... Masa ane mau pake mulustrasi mantan bini nya Virgoun? Kan gak mungkin wkwkw


Setelah Aisyah berlalu, Linda tetap tertawa sembari membuatkan kopi untukku..


"Kamu tuh Lin, bukannya bilang dari tadi kek kalo dia Aisyah.. Kan aku jadi malu" gerutuku

"Ya abis mas nya sendiri gak nanya ke aku wleeee" ledek Linda

"Iya juga sih.. Hmmm btw dia kok gak pake cadar ya Lin? Kan disini ada aku sama Abdul yg bukan muhrim nya" tanyaku penasaran

"Tanya sendiri aja ke orangnya mas, masa tanya nya ke aku.. Eh ini kopinya mas" sahut Linda sembari memberikan kopi yg sudah jadi

"Wihhh makasih ya Linda cantik.. Yaudh ntar aku tanya ke dia deh"


Sebenarnya aku masih sangat penasaran kenapa Aisyah berani untuk melepaskan cadar nya sedangkan disini masih ada aku dan Abdul yg notabene adalah bukan muhrim nya.


"Apa jangan - jangan Aisyah sengaja mau nunjukin muka nya ke aku ya? Ah gak mungkin sih.. Pasti ada alasan tersendiri" pikirku


Setelah menerima kopi buatan Linda, kuputuskan untuk ritual ngudud di teras depan sembari melihat - lihat aktivitas warga sini yg tengah berlalu - lalang.


Btw rumah tinggal kami ini berada di pinggir jalan utama desa ini langsung, namun bukan jalan raya yg besar, hanya jalan 2 lajur yg biasa kita temui pada jalan alternatif atau jalan pegunungan. Walaupun desa ini terkenal sangat aman dan jarang banget ada maling yg berkeliaran, namun aku tetap mengusulkan agar parkiran motornya di halaman belakang rumah untuk memberikan keamanan extra, daripada di teras depan yg jelas - jelas akan sedikit berbahaya.


Tak berselang lama, Abdul pun ikut duduk di teras depan sembari membawa kopi dan udud miliknya juga. Kita berdua berbincang - bincang santai karena pada dasarnya jika cowok ketemu cowok itu akan mudah cair dan mudah akrab hehe.


Lagi enak - enaknya kita berdua ngobrol membahas berbagai hal, tiba-tiba ada Nisa keluar rumah...



Annisa Syafirah Salsabila (Nisa)


"Mau kemana Nis?" sapa ku

"Eh mas.. Mau ke warung" sahut Nisa dengan wajah malu - malunya seperti biasa

"Mau beli apaan emang?" tanyaku yg sudah terbiasa dengan basa - basi

"Eh emm.. Anu mas"


Terlihat Nisa seperti ragu untuk menjawab pertanyaanku..


"Hah? Beli anu?" candaku hingga membuat Abdul tertawa namun tidak dengan Nisa


Muka Nisa terlihat sedikit memerah karena malu atas candaanku tadi...


"Yaudah ke minimarket aja yuk Nis bareng aku sekalian... Kebetulan aku mau nyari rokok sambil alat - alat mandi" tawarku

"Eh emmm.. Gimana ya mas" Nisa masih antara ragu atau malu - malu dengan ajakanku

"Udah gapapa yuk Nis... Barangkali di warung nya gak ada, kan biar sekalian" ucapku meyakinkan

"Dul.. Mau nitip kagak lu?" tanyaku ke Abdul

"Nggak mas, aman.. Td sore udh ke minimarket kok" tolak Abdul

"Oh yaudah deh.. Tunggu bentar ya Nis, aku ambil motor dulu" ucapku tanpa menunggu persetujuan dari Nisa terlebih dahulu

"I.. Iya mas"


Pas aku berlalu masuk rumah untuk menuju ke halaman belakang, ternyata Nisa mengikutiku dari belakang...


"Loh gak jadi Nis?" tanya Linda saat aku melewati ruang keluarga kemudian melihat Nisa berjalan di belakangku

"Ini diajak mas Aris ke minimarket sekalian katanya" sahut Nisa

"Ohhh yaudah deh sekalian aku nitip yg tadi ya berarti" ucap Linda

"Iya Lin" sahut Nisa

"Hmmm awas jangan modusin Nisa mas!" ancam Linda dengan maksud meledekku

"Ehem.. ehem..." sahut Aisyah ikut meledek

"Cieee kak Nisa mau boncengan berdua cieeeeee" timpal Lala

"ihh apaansih kalian!" sewot Nisa dengan muka memerah


Aku hanya bisa tertawa mendengar tingkah mereka ini...


Akhirnya aku dan Nisa berlalu ke minimarket yg jaraknya hanya kurang dari 5 menit saja karena berada di desa tetangga. Di perjalanan tentunya Nisa tidak berani untuk berpegangan ke pinggangku, jadi dia hanya berpegangan pada kedua pahanya sendiri.


Karena ini adalah momen pertama aku bisa ngobrol berduaan dengan Nisa, alhasil akupun memelankan laju motorku sembari ngobrol2 setidaknya sedikit untuk mengenal Nisa.


Ternyata Nisa bukan tipe wanita pasif yg hanya menjawab seperlunya saja, jadi obrolan kami pun terus nyambung hingga kita ke minimarket lalu dia memilih beberapa pembalut dan barang2 lain yg diinginkan nya. Akupun mengambil alat-alat mandi kebutuhan pria seperti sabun muka, alat cukur kumis dll, tak lupa juga dengan beberapa bungkus rokok marlong (Marlboro bolong) kesukaanku.


Singkat cerita, kita berdua sudah kembali ke rumah dengan perasaan senang menyelimuti diriku karena sudah bisa banyak ngobrol dan sedikit mengetahui tentang Nisa, wanita yg membuatku tertarik dari awal kita bertemu.


..........


Pukul 20.00
Aku sedang duduk sambil berbincang di ruang keluarga dengan Abdul, Linda, Nisa, Aisyah dan Amel...


Di ruang keluarga ini terdapat satu sofa panjang yg bisa berisikan 3 sampai 4 orang, namun hanya aku yg duduk di sofa sedangkan yg lainnya duduk di karpet bawah sembari nonton tv dan ngobrol2. Karena aku sudah kulonuwun/nuwunsewu (permisi) ke mereka untuk duduk di atas, jadi akupun tidak merasa sungkan walaupun hanya aku yang duduk di atas.


Beberapa saat kemudian muncul Lala dengan mengenakan daster tipis lengan pendek yg panjang nya tidak sampai selutut.. Dia dengan cuek nya duduk di sebelah kananku mempertontonkan sebagian paha mulus nya itu. Tak lama kemudian muncul Ve yg tidak kalah seksi hanya mengenakan hotpants bahan kain dan tanktop warna putih ikut duduk juga di sebelah kiriku sehingga selain paha mulusnya, dia juga mempertontonkan tali bh yg nampak jelas di kedua pundaknya.


Aku yg dihimpit kedua wanita cantik berpakaian minim ini berperilaku biasa saja, toh selama 3 bulan kedepan juga aku bakal sering melihat mereka begini... Namun tidak dengan Abdul, sangat jelas terlihat kalau Abdul seperti kaget kemudian langsung menunduk tidak ingin memandang kedua wanita di kedua sisiku ini.


Aku yg menyadari hal itu langsung tertawa sembari memandangi Abdul yg sedang malu dan salah tingkah, mungkin ini adalah pertama kalinya dia melihat wanita berpakaian se minim itu.


"Lu kenapa Dul?" tanya Ve yg ternyata sadar juga atas perilaku Abdul


Karena ucapan Ve itulah, semuanya langsung memandang ke arah Abdul...


"Mas Abdul kenapa?" Lala dengan nada polosnya ikut bertanya

"Eh eng... Enggak.. Gapapa kok" jawab Abdul sedikit gelagapan

"Hahahaha" aku dan Linda tertawa lepas bersamaan karena sangat mengerti gelagat Abdul ini

"Ve.. Lala.. Kalian yakin gak sadar?" tanyaku sambil menoleh ke Ve dan Lala yg berada di kedua sisiku

"Kenapa mas?" tanya mereka berdua berbarengan

"Itu Abdul begitu karena pakaian kalian berdua... Kalian pikir sendiri aja Abdul yg mantan anak pondok pesantren pasti sehari - hari nya gapernah liat langsung cewek berpakaian sexy kayak kalian, apalagi di depan mata langsung hahahah" paparku sembari tertawa lepas

"Udah Dul santai aja, anggap aja rejeki... Lagian juga 3 bulan kedepan lu bakal tinggal bareng sama mereka2 ini, jadi yaaa harap dibiasakan dan dimaklumi aja" lanjutku

"Ishhh kamu tuh mas!" omel Linda

"Tapi bener sih kata mas Aris... Dibiasain aja ya Dul, susah juga soalnya kalo buat kita para cewek2 yg udah terbiasa berpakaian terbuka trus harus selalu berpakaian tertutup apalagi mau tidur begini.. Ntar malah kita2 yg gak nyaman, maaf ya" lanjut Linda menyetujui ucapanku


Abdul hanya mengangguk namun masih menunduk belum berani untuk memandang langsung kedua wanita berpakaian seksi ini.. Lucu juga sebenarnya lihat Linda yg membela Ve dan Lala padahal dia saat ini masih menggunakan daster lengan panjang yg menurutku masih tertutup walaupun tanpa hijab. Namun aku sudah tau kebiasaan Linda yg sering berpakaian minim juga saat mau tidur jadi akupun mengerti kenapa dia mengatakan itu ke Abdul.


"Kalo mas Aris sih udah biasa ngeliat yg pake pakaian begituan di rumahnya... Jadi dia mah gak akan risih Dul" ucap Linda lagi tak henti - henti

"Yaudah2 yok kita mabar aja di belakang Dul" potongku agar Abdul tidak merasa salting setelah menjadi topik utama obrolan ini

"Hayuk mas" sahut Abdul kemudian kita berdua beranjak ke halaman belakang


Aku dan Abdul kini sudah di sebuah gazebo kecil yg berada dihalaman belakang, gazebo ini adalah salah satu request juga kepada pak kades selain pintu pagar samping. Lumayan buat nongkrong2 untuk sekedar melepas penat atau sekedar menikmati udara segar di daerah pegunungan ini.


..........


Pukul 21.30
Abdul sudah mulai ngantuk, jadi dia izin untuk tidur duluan padaku yg memang sudah terbiasa tidur agak malam.


Bertepatan dengan Abdul yg ingin beranjak, datanglah Ve ke arah kami dengan pakaian tadi namun kini dibalut dengan semacam selimut kain untuk menutupi tubuhnya. Di tangannya juga terdapat rokok mild yg sedang digenggam.


"Hai guys" sapa Ve kemudian ikut duduk di sebelah kiriku

"Pengen sebat juga nih?" tanyaku to the point

"Hehehe yoi, asem banget gw dari tadi siang, terus ditambah udaranya dingin begini kan, gimana gak tergoda buat ngerokok coba.. Btw lu udh tau kalo gw perokok mas?" ucap Ve

"Kagak sih, tp kan lu keliatan banget itu nenteng udud sambil jalan" sahut ku

"Hehehehe" Ve cengengesan


Akhirnya Ve mulai membakar satu batang rokok mild nya dengan pinjam korek milikku...


"Btw lu kenapa pake selimut?" tanyaku mengomentari pakaian nya

"Dingin lah gila, ini daerah pegunungan woy" sahutnya

"Oalahh kirain gara2 ada Abdul" ejekku

"Hahaha kagak lah anjir, gw mah cuek orangnya" balas Ve dengan santai

"Eh.. eh.. mau kemana lu Dul? Buset segitu gak sukanya lu ama gw? Baru aja gw ikut nimbrung" lanjut Ve yg melihat Abdul ingin beranjak

"Nggak gitu Ve.. Gw emang udh ngantuk daritadi, tanya aja mas Aris tuh" jawab Abdul

"Oh kirain... Ssshhhh hufffttt" sahut Ve cuek sambil menghisap rokoknya

"Yowes tak mlebu sek yo mas, Ve (yaudah aku masuk dulu ya mas, Ve)" pamit Abdul

"Monggo" sahutku

"Jangan pake bahasa jawa napa Dul, kan gw gak ngerti" protes Ve yg bikin gw dan Abdul tertawa

"Katanya, Abdul pamit masuk dulu" potongku menjelaskan

"Oalahh hahaha oke Dul" balas Ve


Setelah Abdul pergi meninggalkan kita berdua, baru kusadari ternyata posisi duduknya ini sangat dekat denganku, bahkan lengan kanannya yg tertutup selimut bersentuhan dengan lengan kiriku, akupun dapat dengan jelas melihat badannya ketika menoleh... Badan Ve ini termasuk badan yg bagus, walaupun dia menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya, namun bagian depannya tetap tak tertutup karena selimut yg dia pakai hanya untuk menutupi bagian punggung dan lengan nya saja.. Jadi masih terlihat dengan jelas sebagian kulit dada Ve yg mulus beserta paha nya juga yg tak kalah mulus hanya menggunakan hotpants.


Veronica Andini atau yg biasa dipanggil Ve adalah mahasiswi asal ibukota Jakarta. Orangtua nya berasal dari Manado sehingga menjadikan Ve adalah satu satunya anak non-muslim di kelompok kita. Dia juga bisa dibilang anak dengan style paling kekinian. Gaya berpakaian dan sifatnya nya yg cuek justru memberikan kesan tersendiri bagi dirinya.


Ve juga menjadi wanita yg memiliki postur badan paling tinggi yaitu 172cm, bahkan lebih tinggi dari Abdul yg memiliki tinggi badan 170cm. Walaupun bisa dibilang toketnya tidak besar, namun karena gaya berpakaian nya yg sering terbuka, hingga membuat dirinya sering mengundang perhatian mata jelalatan para lelaki seperti mataku ini haha.



Veronica Andini (Ve)


"Kenapa lu mas? Gitu banget ngeliatin gw nya" tanya Ve yg menyadarkan tatapan salah fokusku

"Gapapa, lagian lu duduknya nempel banget gimana gw gak ngeliatin coba" jawabku asal ceplos karena aku udh tau sifat Ve juga gak jauh beda denganku, bahkan dia lebih rebel anaknya

"Dih gajelas lu hahaha, kalo gw nempel ke lu emang gaboleh? Lu juga jomblo ini kan, terus juga lu sendiri yg ngomong kalo di tempat kkn kita semua otomatis jadi jomblo biar lebih akrab" balas Ve yg ternyata membuat aku tak berkutik


"Aduh senjata makan tuan dah kalo begini ceritanya hahahah" ucapku dalam hati


"Lagian kalo jauh - jauhan dingin mas, lu gak kasian sama gw kalo gw kedinginan?" lanjutnya

"Hadehh iyadeh iya, suka - suka lu aja dah Ve" akupun mengalah

"Nah gitu dong hehehe"


Tiba-tiba Ve malah menyenderkan kepalanya di bahu kiriku sambil lanjut ngobrol dan menikmati rokoknya, aku yg gak bisa ngelarang lagi hanya bisa diam dan melanjutkan ritual ngudud ditemani wanita cantik di sebelahku ini.


Ve ini anaknya asik banget bagiku, aku yg suka bercanda dan ceplas - ceplos pun bisa diimbangi olehnya, bahkan dia sering menimpali dengan lebih berani hahaha.


Malam itu kulalui dengan ngobrol berdua di sebuah gazebo kecil halaman belakang bareng Ve sampai jam 11 malam,, setelah itu kita berdua berlalu masuk untuk istirahat agar besok tidak ngantuk untuk memulai aktivitas kkn ini.


.........


Pukul 02.00
Aku tiba-tiba terbangun pada dini hari, mungkin karena masih membiasakan diri di tempat baru. Ditambah pas aku bangun juga si joni kecil ternyata sedang mengeras akibat udara dingin disini.. Memang seluruh rumah ini tidak menggunakan ac, namun karena tempatnya yg berada di daerah pegunungan, jadi hawa nya tetap berasa dingin apalagi dini hari begini. Ditambah aku juga kebetulan merasa ingin kencing, akhirnya aku keluar kamar menuju kamar mandi belakang untuk menguras kandung kemihku yg sepertinya sudah penuh ini.


Memang agak lama keluarnya karena posisi joni yg sedang tegang.. Baru aku merasakan air kencingku ingin keluar, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.


*Ceklek*
"Ehhh??" pekik seorang wanita setelah melihat diriku yg sedang posisi menyamping dari pintu dan mengarahkan si joni ke lubang wc jongkok dengan keadaan joni yg setengah bangun, sehingga terlihatlah dengan jelas kontolku oleh wanita itu


Aku juga kaget tentunya, yg tadinya sedang berada di posisi setengah ngantuk namun tiba-tiba aku jadi segar karena kaget. Berhubung sudah diujung banget, akupun tidak bisa menahan air kencingku untuk keluar.


*Srrrrrrrrrrr*
Aku yg sedang kencing ini terlihat jelas olehnya... Mata dia melotot melihat ke arah kontolku sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.


"Lalaaaa.. Tutup pintunya laaaaa!!" aku berteriak dengan nada berbisik agar tidak terdengar orang lain


Lala akhirnya tersadar dan terkejut lalu langsung menutup pintu kamar mandi... Aku deg - degan tentu saja karena tak menyangka aktivitas kencing dini hariku ini malah membuat kejadian tak terduga.


Setelah beres kencing, aku keluar kamar mandi dan melihat Lala masih mematung di luar pintu.


"La.. Kamu itu loh masa tiba-tiba masuk aja" ucap ku dengan nada pelan menyadarkan lamunan Lala

"ishhh.. Orang mas Aris sendiri yg salah kenapa gak kunci pintu, huuuu" balas Lala

"Lagian knp kamu gak pake wc depan?" tanyaku

"Di depan ada orang mas, udh ah Lala juga mau pipis" ucap Lala kemudian berlalu ke kamar mandi untuk kencing juga


Memang sih kuakui kalau aku juga salah lupa untuk mengunci pintu karena keadaan nya yg masih setengah ngantuk, namun karena aku merasa urusanku dengan Lala blm beres, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu Lala di luar kamar mandi.


Setelah pintu kamar mandi terbuka, langsung ku tarik tangan Lala untuk mendekat ke arahku. Kita berdua berhadapan dengan jarak dekat. Terlihat wajah Lala yg mulai memerah seperti malu atau kaget atas perlakuanku. Ku pegang kedua bahu nya lalu mendekatkan wajahku ke telinga sebelah kiri Lala.


"La.. Jangan kasih tau siapa2 ya soal tadi" ucapku berbisik di telinga nya

"Iya mas, aku gabakal bilang siapa2 kok tenang aja"

"Btw punya mas Aris kok gede banget ya? Itu juga blm maksimal kan mas?" lanjut Lala dengan wajah polos nya namun penasaran

"Husssttt apaansih kamu La, udah ilangin aja pikiran itu dan jangan dibahas lagi ya La"

"Hmmmm iyadeh mas" jawab Lala dengan wajah yg murung


Aku raih kedua pipi nya, terlihat Lala yg pasrah dengan mata mulai terpejam seakan sudah meramal apa yg akan aku lakukan, kemudian aku kecup keningnya dengan lembut.


"Cupppp.. Udah sana kamu tidur lagi ya.. Besok ada kegiatan" perintahku setelah mengecup keningnya

"Iya mas" jawab Lala dengan senyuman terpancar di wajahnya


Entahlah aku juga bingung kenapa aku bisa sampai mencium kening Lala seperti tadi, mungkin karena aku yg sudah terbiasa menenangkan wanita dengan cara seperti itu, jadi hal tersebut seperti sudah reflek saja bagi tubuhku.


Setelah Lala masuk kamar, akupun kembali memasuki kamar kemudian melanjutkan tidurku yang sempat tertunda.


Sebelum tidur aku berpikir sejenak...


Ternyata Lala cantik juga ya kalau dipikir - pikir...


Salah satu wanita di kelompokku yg memiliki nama lengkap Nabila Azahra, namun sedari kecil sudah dipanggil Lala ini memiliki wajah imut menggemaskan, rambut yg panjang se pundak ditambah rambutnya yg dibuat model poni menambah kesan imut dan gemas pada dirinya. Untuk perawakan Lala, tinggi badannya hanya 150cm, bisa dibilang Lala adalah yang paling mungil jika dibandingkan dengan para wanita lain di kelompok ini.


Namun justru tinggi badannya itu sangat cocok untuk Lala yg memiliki sifat manja dan polos, jadi semakin memperkuat karakter bocil atau sebagai adik paling bungsu kami semua.


Untuk ukuran buah dada, bisa dibilang Lala adalah yg paling kecil dada nya... Bukan berarti tepos juga, tetap ada namun karena Lala yg suka mengenakan baju longgar dan oversize jadi membuat bentuknya itu sedikit susah untuk dilihat jika dari luar pakaian yg dia kenakan.




Nabila Azahra (Lala)


"Baru aja hari pertama udah dapet kejadian begini, gimana untuk hari - hari kedepannya ya huffftttt" gumamku dalam hati


Setelah pikiranku kemana-mana tentang kejadian tadi dan tentang Lala, akhirnya aku bisa terlelap kembali di malam yang damai ini.


.........................................................................................


B E R S A M B U N G


.........................................................................................


Terdapat perdebatan di sebuah forum yang terbuka tapi tertutup untuk umum..

Pembaca : loh masih perkenalan tokoh aja ini?

Aris : Iyanih gatau, gw juga bingung sama ts nya gak bikin gw cepet - cepet ngentotin anak orang

Ts : Dudududududuu gak denger.. Gak denger..



Hingga akhirnya para pembaca pun mau tidak mau harus dipaksakan untuk mengikuti alur yang mengalir secara lambat ini.. :pandaketawa:
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd