Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SEMUANYA BERAWAL DARI KKN

Siapakah wanita yang cocok untuk Aris? (maksimal 2 pilihan)

  • Linda

  • Nisa

  • Aisyah

  • Lala

  • Ve

  • Amel

  • Renata (Tata)

  • Ajeng (Bu Kades)

  • Ayu (Bu Dosen)


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Episode 4




Sedikit mengulang kejadian malam tadi...


POV AUTHOR



Setelah Aris dan Ve berbincang - bincang sembari menikmati rokok di malam yang dingin itu, akhirnya mereka berdua kembali memasuki rumah untuk mengistirahatkan tubuh mereka.


Ketika sudah rebahan, Ve senyum - senyum sendiri sambil mengingat dirinya sudah bisa berduaan bahkan bisa menyenderkan kepalanya di bahu pria tampan itu. Ve bukanlah tipe wanita yang mudah jatuh cinta kepada pria manapun, karena besarnya rasa cinta dirinya terhadap kekasihnya yg kini sedang berada di luar negeri. Dia memang beberapa kali mendapatkan partner untuk melakukan hubungan badan, namun itu semua hanyalah ONS semata, hanya untuk memuaskan birahi nya yang sudah lama tidak disentuh oleh pacarnya karena terhalang oleh jarak.


Namun berbeda dengan aris, entah mengapa Ve sangat merasa nyaman ketika berduaan dengan Aris. Wajahnya, sifatnya, perilakunya seakan menghujani pikiran Ve saat ini. Walaupun belum sempat mengobrol terlalu jauh, namun obrolan ringan barusan sungguh membuat Ve merasa bahagia. Mungkin karena dia juga sudah tidak melakukan hubungan seks selama beberapa bulan kebelakang, jadi rasanya sangat mudah bagi Aris untuk menguasai hati dan pikirannya saat ini.


Hingga secara tidak sadar tangan kanan Ve meraba payudaranya sendiri sembari membayangkan wajah dan tubuh Aris.. Tangan kirinya juga tak kalah nakal, kini mulai meraba selangkangan nya yang masih tertutupi oleh hotpants itu.


"Ahhhh ahhhh mas Aris" desahan Ve keluar dari mulutnya secara tiba - tiba


Menyadari hal itu, Ve langsung menghentikan aktivitas nakal tangannya itu kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya karena dia sadar saat ini dia tidak sedang tidur sendiri, melainkan tidur bertiga bersama Lala dan Amel yg berada di sampingnya.


Ve sekarang mengutuk dirinya sendiri, karena bisa - bisanya bernafsu disaat sedang ada orang lain disampingnya, apalagi dia bernafsu hanya karena telah ngobrol berduaan bersama Aris yang bahkan tidak membahas hal seksual sedikitpun. Baru disadari oleh Ve, ternyata hatinya sedang berdebar sejak memikirkan tentang Aris.


"Masa gw suka sama dia sih? Ah gak mungkin harusnya.. Inget Ve ingeeettt, lu kan udh punya pacar yg ganteng juga astaga... Eh tapi kontol mas Aris gede gak ya hihi, kalau diliat dari tinggi dan bentuk badan nya sih pasti gede deh.. Eh anjir gw mikirin apasih astagaaaa!!... Arrrgghhh tai lah! Kenapa sih elu bisa bikin gw begini mas Aris!!" pikiran Ve mulai berkecamuk


Hingga akhirnya Ve mulai terlelap dengan sendirinya karena rasa lelah dan rasa kantuk yg sudah tidak bisa ditahan lagi...


Tak kalah dengan Ve, Lala pun memiliki perasaan yang sama setelah kejadian tak sengaja melihat kontol Aris yang memiliki panjang 19cm dengan diameter 4,5cm itu.


Bagi Lala, itu adalah kontol terbesar yang pernah dilihat olehnya... Bayangan kontol mantan - mantan nya yg pernah dia lihat sungguh kalah jauh dibandingkan dengan kontol milik Aris tadi. Dia seakan tidak menyangka ternyata orang yang se asik Aris memiliki sesuatu yg luar biasa di dalamnya.. Lala masih tak menyangka ukuran kontol yang pernah dilihat nya melalui video porno ternyata bisa dia Lihat dengan mata kepalanya langsung, bahkan yg memiliki itu adalah teman kkn sekaligus teman serumah nya sendiri.


Lala juga kini merasakan hatinya berdebar ketika bayangan wajah, perilaku bahkan kontol besar Aris itu memenuhi pikirannya.


Namun Lala langsung membuang semua pemikiran itu karena dia sadar kalau dirinya bukan tipe wanita pujaan Aris... Lala sudah paham kalau Aris memiliki perasaan terpendam kepada Nisa atau bahkan Aisyah yang dianggap lebih sesuai untuk Aris. Namun Lala tidak mudah menyerah begitu saja, dia memikirkan cara lain agar bisa lebih dekat dan terus - menerus bisa menempel pada Aris.


Hingga akhirnya Lala pun kembali melanjutkan tidurnya setelah semua pemikiran tentang Aris di malam itu...


..........


Kembali ke POV ARIS


9 hari telah berlalu...


Tak terasa sudah lebih dari satu minggu kita menjalani aktivitas kkn di desa Sukasari, setelah kejadian tak terduga antara aku dan Lala pada malam itu, aku tidak memiliki kejadian - kejadian menyangkut hal yang berbau seksual lagi karena aku dan semuanya sedang disibukkan oleh segala kegiatan dan proker sedang kita jalani saat ini.


Sampai saat ini, kegiatan kkn kita dilewati dengan lancar dan tidak ada hambatan apapun, itu semua tak lepas berkat bantuan dari pak kades beserta juga dengan keseriusan teman - teman dalam menjalani kkn kali ini.


Untuk proker kelompok, kita sepakat untuk mengambil proker dalam bidang ekonomi, yaitu untuk mengembangkan dan melatih para UMKM di desa ini dengan memodernisasi para pebisnis dan pengusaha UMKM disini. Karena daerah ini adalah daerah yang dikelilingi oleh tempat wisata pegunungan seperti air terjun, pemandian air panas, jalur pendakian dll. Maka dari itu para pebisnis disini seharusnya memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan bisnis mereka.. Memang desa ini bukanlah desa yang buta akan teknologi, namun sangat disayangkan belum ada yang berani memulai berbisnis dengan memanfaatkan era digital seperti sekarang.


Selain itu kami juga memiliki kegiatan individu untuk menambah nilai dalam laporan kkn kali ini, kita semua mengambil beragam jenis kegiatan yang sudah dipersiapkan oleh pak kades, seperti membantu mengajar SD, membatu mengajar ngaji dan madrasah, membantu kerjaan di kantor desa dll. Itupun masih diluar acara - acara dari desa ini yg tentunya akan kami bantu seperti kegiatan posyandu, pelaksanaan acara 17an, penyuluhan serta edukasi tentang pendidikan seksual dan masih banyak kegiatan2 lainnya...


Walaupun belum genap 2 minggu kami disini, namun kami semua kini sudah mulai akrab dan sudah mulai seperti keluarga yang selalu saling mengingatkan, saling menjaga hingga saling memberikan perhatian. Memang pada awalnya masih nampak canggung dan masih pada malu - malu. Namun hanya butuh waktu sekitar seminggu saja untuk kita semua bisa mencair dan menjalankan segala aktivitas dengan nyaman baik itu diluar rumah maupun di dalam rumah.


..........


Jumat, pukul 17.00
Sore ini, ada separuh anak yang pulang ke kota untuk urusannya masing - masing, entah ada yang pacaran, ada yang kangen kosan, ada yang ingin main dengan teman mereka dll.


Sudah lebih dari satu minggu ini aku meminta mereka agar tetap berada disini tanpa ada yg pulang ke kota agar membangun chemistry diantara kita semua, namun pada akhirnya aku malah merasa jadi seperti orang jahat yg sudah merenggut kebebasan mereka, hingga akupun memutuskan mulai weekend ini dan hari - hari seterusnya aku memberikan kebebasan jika ada yang punya keperluan untuk pulang ke kota. Namun tak lupa dengan saling menghargai juga karena melihat proker dan laporan kkn yg sudah dimulai dan harus dikerjakan, ditambah dengan jumlah kendaraan yg kita miliki ini minim.


Sekarang aku sedang ritual udud di gazebo belakang setelah pulang dari kantor kepala desa, karena kedua sobat sebatku yaitu Abdul dan Ve sudah balik ke kota membawa motor masing2, jadi akupun hanya sendirian menikmati rokok di sore hari yang damai ini.


Beberapa saat kemudian muncul Amel dan Aisyah yang sudah bersiap menuju motor untuk pergi ke kota. Aisyah mengenakan gamis serta hijab lebar, tak lupa juga dengan cadar nya yang selalu membuatku terpana.. Sungguh indah banget ketika melihat Aisyah sedang mengenakan pakaian syar'i begini. Jika saja Aisyah masih belum memiliki pacar, targetku pasti sudah berbelok arah dari Nisa ke Aisyah hehe.




Aisyah Aqila Humaira (Aisyah)


"Mau balik sekarang?" tanyaku pada mereka

"Iya nih mas, takut keburu kemaleman nanti di jalan" jawab Aisyah


Akupun beranjak mendekati mereka berdua...


"Kalian sama kek Abdul kan? Balik kesini nya juga minggu sore?"

"Iya mas betul" lagi - lagi Aisyah yang menjawab


Sedangkan Amel sedang sibuk menyiapkan motor yg akan dipakai dirinya.


"Aisyah, gapapa kamu naik motor pake gamis begitu?"

"Gapapa kok mas, udah biasa.. Lagian aku sama Amel kan gak ada yg bisa nyetir mobil"

"Ohhh yaudah deh yg penting hati - hati ya di jalan.. Kalo ada apa - apa langsung kabarin aku ya Syah"

"Iya mas okee"

"Mel.. Kamu jangan ngebut ya, Aisyah pasti bonceng miring kan, jadi bahaya kalo kamu ngebut" nasihatku untuk Amel

"Ya" jawabnya singkat se singkat - singkatnya dan tidak lupa dengan nada jutek Amel yg tak pernah ketinggalan

"Kita berangkat ya mas.. Jangan lupa jaga rumah hihi.. Assalamualaikum" pamit Aisyah sembari bonceng ke jok motor yg dikendarai Amel

"Iyaa hati - hati ya kalian.. Waalaikum salam"


Mereka berdua akhirnya berangkat meninggalkan desa ini untuk menikmati weekend di kota.


"Hmmm huffftttt" aku hanya bisa menghela nafas panjang melihat sifat Amel ini...


Padahal selama ini aku selalu berusaha bersikap ramah dan sebaik mungkin ke mereka semua, namun sepertinya hanya Amel yang tidak merubah sikapnya terhadapku.


Amel atau nama lengkapnya Amelia Putri adalah satu - satunya gadis di kelompokku yang tidak bikin aku tertarik.


Cantik? Jelas.. Manis? Sudah pasti... Namun karena sifatnya yang misterius dan selalu dingin padaku hingga akupun enggan untuk membuatnya menjadi akrab denganku. Walaupun aku tidak tertarik dengannya, aku selalu bersikap ramah tak ada yang aku beda - bedakan, meskipun selalu saja balasannya jutek begitu hahaha.


Amel memiliki kulit kuning langsat, dengan tinggi badan yang 163cm dan buah dada yg berukuran 34b pasti akan pas di tangan, tentu saja akupun kadang sesekali suka memandangi toketnya itu yg sering mengenakan kaus lengan panjang namun ketat hehe.




Amelia Putri (Amel)


.........


Setelah kepergian mereka berdua, aku melanjutkan merokok sebentar kemudian masuk untuk mandi karena hari sudah hampir maghrib.


Yang tersisa di rumah ini tinggal aku, Linda, Lala dan Nisa. Karena Abdul gak ada, akhirnya aku yang jadi imam pada sholat maghrib berjamaah kali ini.. Setelah beres beribadah, kita berempat ngobrol di ruang keluarga seperti biasa.


"Agak aneh juga ya, biasanya rame sekarang cuma kita berempat" ucapku membuka obrolan

"Iya ya mas" jawab Linda dan Nisa

"Iya nih bang.. Padahal kita masih berempat tp rasanya kek sepi ya.. Untung aja abang gak ikut ke kota, kalo abang juga pergi Lala gamau disini" timpal Lala


Semenjak beberapa hari kita tinggal disini, Lala tiba-tiba memanggilku dengan sebutan "Abang". Sifat Lala pun kian berubah menjadi semakin nempel dan semakin manja padaku. Pas aku tanya, ternyata Lala sudah menganggap aku sebagai kakak laki - lakinya sendiri... Aku yg juga sudah menganggap kalo Lala ini adalah adik bungsu kita semua tidak protes atas panggilan nya kepadaku yg berubah itu. Ditambah Lala ini berasal dari Sumatera Barat, jadi sebutan "Abang" bagi dia memang sudah seperti memanggil kakak nya sendiri. Namun lucunya hanya aku yg dipanggil oleh Lala begitu, sedangkan Abdul tetap dipanggil "Mas" olehnya.


"Halah... Itumah kamu nya aja yg manja sama mas Aris La" ejek Linda

"Biarin wleeee.. Mami cemburu yaaaa" balas Lala sambil menjulurkan lidah

"Enak aja.. Nisa tuh yg cemburu sama kamu" sanggah Linda yg membuat wajah Nisa langsung memerah dan tertunduk malu

"Emang iya kak Nisa? Kak Nisa mau begini gak?" goda Lala kemudian memelukku dari samping yang sedang duduk bersandar di tembok

"iihhh apaansih kalian!" protes Nisa namun dengan wajah malu - malu

"Tuh kan, tuh liat La... Hahahaha" ledek Linda kemudian dia dan Lala tertawa

"Eh udah La jangan lama - lama meluk nya, ntar mas Aris malah nyuri kesempatan lagi" perintah Linda yang dituruti oleh Lala dengan langsung melepas pelukannya


Aku sebenarnya agak kaget ketika tiba-tiba dipeluk oleh Lala untuk pertama kali, walaupun toketnya kecil tapi tetap terasa di lenganku.. Namun semua itu aku tutupi dengan hanya tertawa - tawa melihat kelakuan ketiga wanita yang sudah akrab ini, malah sudah terkesan seperti keluarga rasanya.


Setelah ngobrol sambil bercanda - canda, akupun mulai merasa sedikit bosan hingga akhirnya aku mengajak ketiga cewek cantik ini untuk keluar.


"Kalian pada bosen gak? Nongkrong di angkringan yuk" ajakku


Mereka semua menyetujui ajakanku dengan antusias, kemudian aku berlalu ke depan rumah sembari menyiapkan mobil yang masih tertutup oleh sarung mobil karena belum dipakai seharian ini.


Sembari menunggu mereka berdandan, aku duduk di teras melakukan ritual udud seperti biasa.


Hingga 15 menit kemudian muncullah mereka bertiga...


Linda memakai celana jeans dan kaus polos hitam lengan panjang yang memperlihatkan dengan jelas bentuk toketnya yg besar itu, tak lupa hijab segi empat juga ia kenakan untuk menutupi bagian dada nya agar tidak terlalu mencolok.




Linda Oktavia (Linda)


Nisa memakai rok lipat panjang dan kaus putih lengan pendek kemudian dibalut oleh cardigan, kepalanya ditutupi oleh hijab phasmina sehingga lekuk tubuhnya tidak begitu terlihat.




Annisa Syafirah Salsabila (Nisa)


Namun yang menjadi perhatianku saat ini adalah Lala... Dia hanya mengenakan hoodie dan hotpants pendek banget sehingga hotpants yg dia kenakan hampir tertutupi oleh panjangnya hoodie overszie itu.




Nabila Azahra (Lala)

Semua mulustrasi yang ane berikan termasuk mulustrasi Lala ini tidak ada yang UA yaaa...


"Wihh.. Cantik - cantik amat nih mau nongkrong di angkringan doang" ucapku mengomentari dandanan mereka

"Iyadong" sahut Linda

"Eh tapi tunggu dulu... Ini Lala serius mau pake hotpants doang nongkrong nya La?" tanyaku

"Iya tuh gatau, udh aku omelin juga tetep aja bandel" potong Linda

"Ihhh kenapa sih mamiiii.. Emang gaboleh ya abang? Kan aku tertutup lohhhh.. Boleh kan? Boleh ya baaanggg?" rengek Lala sembari menggenggam erat lengan kiriku

"Hmmm masalahnya paha kamu ituloh kemana - mana La... Yaudah deh boleh, tapi ntar jangan jauh - jauh sama aku ya.. Biar gak diliatin cowok2 mata keranjang" ucapku yg akhirnya mengalah karena aku secara otomatis luluh kalau melihat Lala yang sedang merengek menggemaskan begini hehe

"Yeeyyy makasih abang... Iyaaaa bang siapppp" ucap Lala dengan wajah girang nya sambil memelukku

"Hei Lala jangan gini ih! Ituloh ada Linda sama Nisa.. Kamu gak malu apa" protesku sembari melepaskan pelukan Lala

"Udah gapapa kalo Lala sih mas... Kita bisa ngewajarin kok.. Yg penting kamu nya jangan ngambil kesempatan aja kalo Lala suka meluk kamu.. Ya gak Nis?" ucap Linda kemudian meminta persetujuan pada Nisa

"Eh emm.. Iya bener" sahut Nisa yang wajahnya mulai memerah

"Kamu kenapa Nis? Mau kupeluk juga? Heheh" tanyaku menggoda Nisa

"Ehhh.. Eng.. Enggak mas, apaansih" sanggah Nisa gelagapan dengan wajah malu - malu

"Tuh kan kebiasaan!!" omel Linda lalu mendaratkan cubitan nya di perutku


Kita semua akhirnya berangkat ke angkringan yang jaraknya tidak cukup jauh dari tempat tinggal kita, hanya beberapa desa saja..


Selama nongkrong di angkringan, seperti yang sudah ditebak kalau banyak cowok - cowok memandangi ketiga wanita cantik yang sedang dibawa olehku ini, kelihatan banget kalau mereka baru pertama kali melihat wanita - wanita cantik ini nongkrong di angkringan tersebut.


Walaupun angkringan ini terbilang cukup besar, namun karena masih di daerah perkampungan, tentu kebanyakan pengunjungnya adalah orang - orang yang sudah sering nongkrong disini.


"Perasaan baru pertama ngeliat, sampean bukan orang sini ya mas?" tanya mas - mas angkringan seperti mewakili pertanyaan semua pria disini sembari menaruh pesanan kita yang telah dihangatkan di tungku angkringan nya

"Nggih mas betul.. Kita mahasiswa yg lagi kkn di desa Sukasari" jawabku dengan santai

"Oalahh gitu tohh.. Okeoke mas, yowes tak tinggal dulu ya"

"Nggih mas monggo"


Kita berempat menghabiskan waktu sembari menikmati suasana malam yang sejuk di sini.. Lala selalu menempel padaku, terlihat banget kalau dia sedikit risih atas pandangan mata cowok - cowok ke arah pahanya yg terpampang jelas. Nisa pun terlihat seperti cemburu oleh tingkah Lala yg selalu melendot padaku ini sehingga dia memposisikan dirinya berada di sebelah kananku, jadi posisiku kini duduk lesehan dihimpit oleh Lala dan Nisa, sedangkan Linda berada di depan kita.


Entah kenapa melihat tingkah Nisa yang masih malu - malu kucing ini membuatku semakin gemas padanya, akupun sengaja selalu mengabaikan dan pura-pura tidak ngerti segala kode yg diberikan oleh Nisa untuk bisa nempel padaku juga, aku biarkan sampai dia berani ngomong secara langsung hahaha.


Aku juga paham betul kalau sebenarnya Linda memiliki rasa iri atau cemburu karena melihat Lala yang bisa selalu manja padaku dengan bebasnya, namun aku juga mengerti akan sifat Linda yang bisa dibilang lebih dewasa ketimbang wanita lain, sehingga dirinya bisa dengan rapih menutup rapat semua rasa cemburunya itu.


Apa aku nya aja yang kepedean ya sampai - sampai sok merasa ketiga cewek cantik ini suka padaku? Hahaha


..........


Pukul 22.00
Tak terasa sudah lebih dari 2 jam kita menghabiskan waktu nongkrong di angkringan ini... Kita semua akhirnya memutuskan untuk kembali pulang karena berencana akan nonton sekaligus tidur bareng di ruang tengah. Aku setuju? Oh tentu saja.. Siapa sih yg bakal nolak mau tidur bareng ketiga cewek cantik ini hahaha.


Sesampainya di rumah, ketiga cewek itu langsung bergegas untuk bersiap-siap sedangkan aku merapikan mobil terlebih dahulu kemudian menyusul untuk membantu mereka.


Pas aku masuk, aku sempat terpana melihat Nisa yang hanya mengenakan kaus overzie tadi namun bagian bawahnya hanya mengenakan hotpants saja, sehingga paha putih mulus nya yang baru pertama kali kulihat itu terpampang jelas di depan mataku.


"Kenapa mas?" tanya Nisa membuyarkan tatapan nakalku

"Eh enggak Nis.. Aku kaget aja baru pertama kali ngeliat kamu tanpa hijab" ucapku yg sedikit ngeles


Iyalah jelas harus ngeles, yakali aku mau jujur kalau sebenarnya aku salfok ke paha mulus dia hahaha...


"Gapapa kan aku gak pake hijab mas?"

"Ya gapapa dong.. Malah makin cantik hehe"

"Ehhh malah gombalin Nisa ya!! Sana buru ganti baju mas.. Terus bantuin gotong spring bed kamer depan!" omel Linda tiba-tiba keluar sembari keluar kamar sudah mengenakan daster tanpa lengan yang panjangnya hanya selutut

"Iya tuh marahin aja mami hihi" timpal Nisa sambil tertawa kecil

"Iyaiya mami Linda yang paling cantikkkk... Aku ganti baju dulu nih"


Oh iya selain Lala yang mengubah panggilan nya padaku, anak-anak lain termasuk Nisa pun mulai mengikuti Lala yang memanggil Linda dengan sebutan 'mami'. Mau gamau akupun jadi terbawa deh.


Singkat cerita, kami sudah menyulap ruang keluarga yang luas ini menjadi tempat tidur kami, lengkap dengan spring bed dari kamar depan yang sudah aku tata sedemikian rupa di depan tv... Berhubung tv nya adalah tv android, jadi bakal lebih mudah untuk kita menonton film di tv ini. Kali ini film yang kita pilih adalah salah satu drakor yang lumayan terkenal bagi mereka para penyuka drakor. Aku kurang suka dengan drakor sih sebenarnya, tapi karena kali ini genre nya thriller, jadi sepertinya not bad lah ya untuk aku ikut nonton.


Entah siapa yang mengatur, aku berada di posisi paling kanan dekat tembok, kemudian di sebelah kiriku ada Nisa, Lala dan Linda yang menempati posisi paling kiri. Karena posisi Nisa yang berada di sebelah kiriku persis, akupun jadi sering curi - curi pandang pada paha mulus dia.


Tak terasa kami pun hanyut dalam film tersebut sembari memakan cemilan dan meminum minuman ringan yang sudah kita beli dahulu saat perjalanan pulang tadi. Beruntungnya bagiku, ketika film tersebut sedang memberikan jumpscare atau sedang melakukan scene pembunuhan, nisa tampak takut lalu sering membenamkan wajahnya ke pundak kiriku.


"Lumayan rejeki anak soleh hehehe" batinku


Malam semakin larut sehingga secara tidak sadar membawa kita semua terlelap di ruang keluarga ini...


.........


Pukul 01.00
Aku kembali terbangun karena merasakan kandung kemihku sudah penuh dan meminta untuk segera dikuras.


Betapa terkejutnya aku ketika membuka mata melihat Nisa yang sedang menghadap ke arahku, tangan Nisa mendarat pada dadaku seakan sedang memelukku entah secara disengaja atau tidak disengaja.


Aku deg - degan tentu saja karena baru pertama kali dipeluk olehnya apalagi sedang dalam posisi tidur begini.. Boro - boro aku pernah meluk Nisa, pegangan tangan aja kita blm pernah hahaha. Bukan karena aku takut, namun karena aku suka aja melihat tingkah Nisa yang malu - malu tapi mau itu.


Dengan sangat perlahan kuangkat tangannya kemudian ku letakkan dengan perlahan pula agar tidak sampai membangunkan dirinya.


Dengan setengah sadar, aku langsung beranjak ke wc belakang untuk menuntaskan apa yang harus aku tuntaskan. Ku guyur air kencingku setelah lega mengeluarkan semuanya, baru saja aku ingin kembali memasukkan si joji kecil ke dalam boxer, kejadian seperti hari pertama pun kembali terulang.


Pintu wc tiba - tiba terbuka dan muncullah sosok Lala seperti waktu itu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia langsung menutup pintu kemudian mengunci nya.


Aku yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi hanya bisa mematung melihat kelakuan Lala yang tiba-tiba masuk ini.


Deengan tanpa malu, Lala langsung menurunkan celana beserta cd nya kemudian berjongkok pada wc...


*Srrrrrrrrrrrr*
Terlihat jelas di depan mataku lubang kemaluan Lala yang sedang mengeluarkan air kencing itu. Vagina Lala cukup menggemaskan juga menurutku. Vagina nya masih terlihat sangat rapat, dengan garis bibir vagina yang tidak terlalu panjang, ditambah juga dengan ditumbuhi bulu - bulu halus diatas nya membuat nafsuku semakin tak karuan.. Entah apa yang ada di pikiran Lala saat ini hingga dengan cueknya kencing di depan mataku persis, seakan sedang memberi pertunjukan gratis bagi diriku yang sudah lebih dari 2 minggu ini tidak melakukan hubungan seksual.


Kabar si joni kecil bagaimana? Tentu saja yang tadinya sedang lemas lunglai karena habis mengeluarkan air seni, kini mulai menegang dan mengeras.


Tebakanku sepertinya benar, Lala memandangi kontolku yang perlahan mulai mengeras hingga kontolku kini sudah siap, sigap dan tegak secara maksimal di depan mata Lala. Terlihat seutas senyuman nakal di wajah Lala karena menyadari bahwa aku yang sedang mematung itu sudah mulai bernafsu atas perbuatan nya.


"Apa ini???? Apa maksudnya Lala begini????" tanyaku dalam hati



Lolololo udahan ini? Gak dilanjutin Lala nya?

Iya nih ane juga bingung dah.. Emang kebiasaan banget nih kampret ts nya, udh mulai kasih ending ngegantung lagi 😂😂
.........................................................................................


B E R S A M B U N G


.........................................................................................

Dengan bantuan para momod dan admin, polling sudah dihapus dan sudah diperbaharui ya hu...

Monggo bisa di vote sesuai keinginan hati para suhu sekalian...

Polling ini bukan untuk menentukan ending dari kisah kali ini, karena ending nya sudah ane persiapkan jauh - jauh hari.. Polling ini hanya sekedar hiburan aja, tapi bisa juga untuk menguatkan hubungan aris dengan karakter tersebut. :klove:
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd