Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SEMUANYA BERAWAL DARI KKN

Siapakah wanita yang cocok untuk Aris? (maksimal 2 pilihan)

  • Linda

  • Nisa

  • Aisyah

  • Lala

  • Ve

  • Amel

  • Renata (Tata)

  • Ajeng (Bu Kades)

  • Ayu (Bu Dosen)


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Episode 5




"Apa ini???? Apa maksudnya Lala begini????" tanyaku dalam hati




Nabila Azahra (Lala)


Setelah merasa kencing nya selesai, lagi - lagi Lala dengan cueknya cebok sembari memandangi kontolku yg sudah mengeras ini. Lala berdiri kemudian menaikkan kembali celana dan cd nya itu. Dia berjalan mendekat ke arahku, namun sampai saat ini aku masih tetap mematung seakan tidak bisa mencerna kejadian barusan.


Aku akhirnya bisa sadar setelah merasakan adanya tangan halus yang menyentuh batang kontolku...


"Eh Lala!!! Kamu ngapain La!!" pekik ku setelah sadar seperti seorang yg sudah terhipnotis

"Sssssttttt abang diem.. Abang gamau didenger yg lain kan kalo kita lagi berduaan di dalem kamar mandi?" ucapnya dengan nada berbisik


Bodohnya aku tidak menyadari hal tersebut, aku langsung menyalakan kran air kemudian mulai berbicara dengan nada berbisik juga.


"Udah La udah.. Kamu ngapain sih ah!" protesku sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Lala


Namun yg terjadi malah kontolku semakin digenggam erat olehnya.. Diremas nya si joni hingga aku tak bisa berkutik, mata Lala melotot seperti melarangku melakukan itu.


"Aww sakit La.. Jangan gitu" rintihku

"Makanya abang diem coba ih.. Aku cuma penasaran aja dari dulu hihi" ucapnya sambil melemparkan senyuman nakal padaku

"Penasaran apaansih La? Udh deh gausah aneh - aneh"

"Sssssttt.. Aku penasaran sama punya abang, kok bisa besar banget ya.. Aku baru pertama kali ngeliat yang kayak punya abang ini"


Lala mulai menggerakkan tangan lembutnya itu, dibelai kontolku dari ujung lubang kencing sampai pangkal batang, sehingga kurasakan nafsuku mulai muncul walaupun hanya dalam belaian saja.


Aku hanya bisa memandangi Lala yang sedang dengan cermat menatap kontolku yang kini mulai dikocoknya secara perlahan itu.


"Aku basahin ya bang biar enak"

"Ssshh iya terserah.. Mmhhh" jawabku sambil mencoba menahan desahan sebisa mungkin


Lala melepaskan tangannya sebentar untuk memberikan ludah pada telapak tangannya, kemudian mulai kembali mengocok kontolku yg kini sudah semakin licin oleh bantuan ludah dari Lala di batang kontolku.


"Besar banget ya"

"Kamu kok bisa segede itu sih"

"Muat gak ya kalo masuk ke dalam punyaku hihi"


Ucapan2 gak jelas Lala seperti sedang mengajak ngobrol kontolku yang sedang dikocok nya dari perlahan hingga makin cepat.


Aku sudah geregetan, tidak tahan lagi karena dirangsang oleh wanita yang kuanggap polos ini. Kuraih kedua bahunya untuk menempel pada tubuhku, lalu aku mulai menunduk sehingga wajah kita berdua sudah sangat dekat.


"Kenapa abang?" tanya Lala yang wajahnya mulai memerah

"Kamu yang udah mulai, aku cuma nurutin keinginanmu"


Ku cium bibir Lala, terasa lembutnya bibir tipis gadis imut adik kita semua ini, ku diamkan bibirku sejenak untuk melihat respon Lala. Tak kusangka, ternyata Lala seperti sudah menunggu momen ini. Matanya mulai terpejam seraya bibirnya mulai terbuka untuk menyambutku. Mengerti atas lampu hijau yang diberikan olehnya, akupun mulai menggerakkan bibir untuk melumat bibirnya. Bibir kami mulai saling berpagutan, Lala membalas dengan ciuman yang sudah bernafsu.


Lidahku kini mulai ikut bermain, mencoba menerobos mulut Lala kemudian langsung disambutnya dengan jilatan dan hisapan pada lidahku. Nafas Lala terasa semakin berat mengiringi ciuman dan kocokan tangannya di kontolku.


Tanganku kini mulai bergerak menggerayangi toket Lala yang masih dibungkus oleh tanktop tanpa bh itu. Walaupun terbilang kecil, namun toketnya ini terasa padat dan kenyal kurasakan.


"Mwaahhh mmhhh abangghh mmhhhh mwaahh"


Aku yg mendengar desahan Lala di sela - sela ciuman nya itu semakin bernafsu, kutarik tanktop nya ketas hingga ciuman kita pun terlepas karena aku yang sedang berusaha melucuti pakaian nya.


Terlihat toket Lala yang kecil namun sangat menggoda itu, dengan puting mungil berwarna coklat muda sangat cocok untuk tubuhnya yang juga mungil ini. Kulit kuning langsat tubuhnya ini sangat mulus seperti kulit remaja, mungkin bagi orang yg baru mengenalnya tidak akan tahu kalau sebenarnya gadis di depanku ini adalah gadis dewasa yg sudah berumur 20 tahun.


Kuraih kedua pipinya yang sedang memerah itu kemudian mulai kuciumi lagi dari dahi, pipi, hidung hingga bibirnya.


Beberapa saat kami saling cumbu, kini ciumanku mulai turun ke lehernya, kujilati bagian leher kiri Lala hingga ke bawah telinganya.


"Ahhh abanggghh ahhh" desah Lala menikmati permainan lidahku


Puas bermain di lehernya, kini lidahku mulai turun ke dada hingga toketnya. Puting mungil sebelah kiri milik Lala ini langsung ku hisap dan kujilati karena sudah gemas sedari tadi ingin merasakan toket yg memiliki bentuk seperti remaja ini.


"Ahhh abanghh enak banghh ahhhh ahhh" desah Lala kian menjadi mengiringi permainan lidahku di puting nya


Toket kanan Lala pun tak kusia - siakan, ku remas toket kanannya itu sambil ku pilin putingnya seraya permainan lidahku di toket kiri Lala.


"Aawww sakit bang" pekik Lala setelah aku yg dengan sengaja menggigit kecil puting miliknya itu karena gemas

"Hehe itu hukuman buat kamu" balasku sembari menyudahi permainanku pada toketnya

"Hmm abang jahat" ucapnya sambil memberikan ekspresi manyun menggemaskan

"Bodo wleeeeee" ledekku sambil menjulurkan lidah


Tapi entah sifat nakal yang datang dari mana, Lala langsung berjinjit dan menghisap lidahku yg sedang meledeknya itu. Aku kaget tentu saja namun itu hanya sesaat, setelahnya akupun membalas perlakuan nakalnya dengan lumatan dan hisapan yg sudah sedikit liar.


Beberapa menit kami saling cumbu hingga akhirnya kita berhenti untuk mengatur nafas. Lala menatapku dengan tatapan sayu sembari melingkarkan tangannya ke belakang leherku.


"Kamu kok berubah jadi nakal gini sih La?"

"Aku gak pernah berubah bang.. Abang nya aja yg blm tau terlalu dalam tentang aku hihi"


Setelah dirasa cukup, aku mulai berjongkok lalu mencoba menurunkan hotpants nya hingga terlepas. Terlihat cd warna krem (cream) milik Lala yang terdapat bercak basah tepat di bagian depan lubang senggama nya. Aku tersenyum menyadari bahwa Lala yang sudah sange, kemudian kulepaskan cd miliknya itu hingga terpampang jelas bentuk vaginanya yang tadi sempat kulihat.


"Jangan diliatin bang ih.. Aku malu" pinta Lala

"Udah gausah malu, kamu aja liatin kontol aku kok daritadi" balasku


Ku lebaran kedua kaki Lala kemudian ku posisikan tubuhku untuk berada di bawah selangkangan nya sembari kudekatkan wajahku hingga tercium aroma khas milik vagina Lala. Merasa sedikit sulit karena posisi Lala yang berdiri, aku gunakan kedua jari tangan kiriku untuk membuka bibir vaginanya, kemudian langsung mulai kuciumi dan kujilati vagina yg ditumbuhi bulu - bulu halus ini.


"Aaaahhh abanghh ahhh terushh enakhh banghhh ahhh"

"Ahhh ahhhhh sayanggghh ahhh aku diapain bang ahhh"


Racauan Lala mengiringi permainan lidahku di lubang senggama miliknya. Lidahku terus bermain di memek Lala hingga kutemukan klitoris mungil miliknya. Tanpa berpikir panjang, kini lidahku bermain di klitoris dan mulut vaginanya berulang-ulang.


"Oughhh enak banget disitu bangghh.. Ahhh ahhh terushh"


Tak butuh waktu lama hingga kurasakan vagina Lala berkedut kemudian tangan nya tiba - tiba menjambak rambutku dengan kencang.


"Ahhhh terus abangghh, aku sampee ooouugghhhh"

*Crett.. Creett.. Crett..*

Lenguhan Lala mengiringi getaran hebat di tubuhnya serta cairan kenikmatan keluar dari lubang vaginanya, beberapa diantaranya bahkan sempat muncrat hingga membasahi lidahku.


"Hahhh.. Hahhh.. Hahhh.. Abang..." panggil Lala lirih dengan nafas yang sudah ngos - ngosan


Kudongakan wajahku untuk menatap wajah Lala yang sudah lemas dan menatapku dengan tatapan sayu. Mengetahui badan Lala yang sudah lemah ingin ambruk, aku segara berdiri kemudian mendekap tubuh mungil teman kuliahku ini ke dalam pelukanku. Lala langsung membalas pelukanku dengan membenamkan wajahnya di dadaku sembari melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.


"Hahh.. Hahh.. Abang hebat banget, aku sampe lemes gini" ucapnya masih lirih sembari mengatur nafas


Kuraih kedua pipi nya agar mendongak kearahku...


"Kamu juga hebat La.. Hebat nakalnya!!" balasku sambil mencubit gemas hidungnya

"ihhh sakit abang hmmm"


Lagi - lagi... Wajah cemberut lucu dengan pipi yang menggembung itu tidak bisa ditahan oleh hatiku, gemas banget rasanya sampai pengen aku gigit ini anak haha.


"Sakit apa enak hayo??" godaku

"ihh abanggg" rengek Lala yang membuat aku tertawa


Beberapa saat kubiarkan Lala mengatur nafas, akhirnya akupun mulai meminta sesuatu yang sempat terhenti.


"La.. Gamau enakin abang juga?" tanyaku memberi kode

"Hihihi iya bang... Sekarang abang diem ya, biar aku yang kerja"


Setelah berucap seperti itu, Lala langsung mendorong tubuhku dengan lembut hingga menyentuh dinding kamar mandi. Kemudian dia mulai menurunkan boxer beserta cd ku, hingga kini bagian pinggang ke bawahku sudah telanjang.


Lala kembali menggenggam penisku sambil mendongakkan wajahnya ke arahku, aku yg sudah mengerti kode itu langsung menunduk untuk menyambut bibir nya hingga kita ciuman kembali dengan liar di dalam kamar mandi ini.


Lala mengocok kontolku dengan kecepatan sedang sembari lidahnya terus bermain bersama lidahku. Air liur kami bersatu disertai keringat yang mulai kembali keluar padahal cuaca di malam ini dingin.


Setelah puas mencumbu ku, Lala jongkok berhadapan langsung dengan kepala kontolku. Diperhatikan nya kepala kontolku yg mengeluarkan cairan precum itu sembari jari - jemarinya memainkan cairan itu untuk dioleskan ke seluruh permukaan kepala kontolku.


Beberapa saat kemudian Lala mulai membuka mulutnya..


"Mhhh ahhh La..." desahku menikmati jilatan lidah Lala pada kepala kontolku


Dengan antusias karena mendengar desahanku, dia menjilati seluruh kontolku dari kepala hingga ke batang nya. Buah zakarku yang sudah bersih dari rambut kemaluan pula tak luput dari permainan lidahnya. Dijilat dan dihisap kedua buah zakarku itu sampe membuatku begidig geli haha.


Setelah puas menjilati seluruh bagian kontolku, kini Lala mulai mencoba memasukkan kepala kontolku ke dalam mulutnya...


"Muat gak ya bang?" tanya dia sesaat kemudian langsung mencoba memasukan kepala kontolku kedalam mulutnya

"Ahhh Laaa"


Kurasakan hangat dan lembutnya mulut Lala walaupun baru kepala nya saja yang masuk, bibir tipis yang sering membuatku gemas atas tingkah cemberut lucunya itu kini sedang berbentuk "O" sempurna karena dipenuhi oleh kontol besarku.


Perlahan Lala mulai menggerakkan kepalanya maju mundur mengulum kepala dan batang kontolku walaupun baru sebagian saja yang masuk, semakin lama kuluman nya semakin dalam hingga kini setengah batang kontolku bisa dikulum olehnya.


"Ahhh La terushh ahhh ahh" desahku yg sudah bisa menikmati

"Enak gak bang? Sluurrpp slurppp mmhhhh slurrpp" tanya dia sejenak kemudian lanjut mengulum kontolku

"Ahhh enak banget seponganmu La.. Terushh ahhh ahhh" jawabku sembari mendesah


Aku tak menyangka, kukira Lala ini cewek polos yang tidak memiliki pengelaman seksual sedikitpun, namun ternyata sepongan nya cukup nikmat kurasakan tanpa mengenai gigi sedikitpun walaupun mulut mungilnya itu terasa penuh oleh kontolku.


Memang bukan sepongan paling enak yg pernah kurasakan, namun sepongan Lala ini juga bukan sepongan kaku yang gerakan nya acak - acakan dan sering mengenai gigi. Entah belajar dari mana dia ini, namun bagi aku yang sudah lebih dari 2 minggu tidak melakukan hubungan seksual tentu merasa menikmati atas servis yg diberikan oleh Lala saat ini.


Tak hanya mengulum, Lala pun berganti - ganti dari mengulum, mengocok, menjilat hingga menghisap kontolku.. Semua dilakukan untuk memberikan diriku kenikmatan.


Setelah kurang lebih 15 menit merasakan rangsangan yg diberikan oleh mulut dan lidah Lala, akhirnya aku merasakan kontolku sudah siap menembakkan sperma.


Hingga akhirnya...


"Ahhh aku mau keluar Laa.. Ahhh terusss"


Mendengar ucapanku, Lala langsung melepas kuluman nya kemudian berganti mengocok nya dengan kecepatan tinggi. Tak kusangka, ternyata Lala memposisikan mukanya di depan kontolku persis, bersiap untuk menerima tembakan spermaku.


"Arrgggghhhh Lalaaaa"

*Crottt.. Crottt.. Crottt..*


Beberapa tembakan sperma muncrat dan mendarat di wajahnya..


Sebenarnya aku ini masih bisa bertahan jauh lebih lama, namun aku kasian dengan Lala yg sudah antusias memberikan servis untukku, akhirnya aku sengaja tidak menahan sedikitpun nafsuku. Bahkan aku seperti mendorong nafsuku agar cepat keluar. Aku takut Lala akan kecapekan jika lebih lama dari ini... Gila ya? Udah berbuat mesum begini masih aja mikirin kasian sama cewek yg lagi menyepong kontolku di depan mata hahaha.


Wajah imut milik Lala kini dilumuri oleh sperma yang sudah tidak aku keluarkan selama 2 minggu lebih. Dia berdiri sambil tersenyum lebar seakan - akan sedang pamer karena sudah berhasil membuatku klimaks.


"Abang lama banget keluarnya ih.. Bersihin dong bang" pinta Lala dengan manja


Aku hanya tersenyum melihat tingkah nya yang sudah kembali manja dan polos ini, sungguh amat berbeda dengan Lala yang sedang nakal tadi. Akupun menuruti lalu membersihkan wajahnya dari lumuran sperma. Setelah bersih, ku kecup keningnya dengan kasih sayang sebagai abang.


"Cuppp.. Makasih ya La"

"Aku yang makasih bang.. Hihi mwaahh mwahh mmh"


Kita kembali berciuman sesaat, kemudian lanjut mengenakan pakaian masing-masing... Setelah beres, aku kembali ke ruang keluarga disusul oleh Lala. Kumatikan terlebih dahulu tv yg masih menyala, kita berdua akhirnya melanjutkan tidur di posisi masing - masing hingga malam yang dingin menghanyutkan diriku.


Aku masih tidak menyangka kejadian di wc yg kedua kalinya bersama Lala berujung dengan kita merasakan orgasme masing - masing. Entah hubunganku dengan Lala akan seperti apa kedepannya, tapi aku berharap agar semuanya tidak berubah walaupun kita telah melakukan hal tidak senonoh seperti tadi.


..........


Sabtu, pukul 07.00
Aku terbangun di pagi hari ini dengan rasa puas karena sudah mengeluarkan para calon anak - anakku atas bantuan Lala semalam...


Akupun kembali terkejut ketika membuka mata melihat Nisa yang sedang memelukku lagi, namun kali ini benar - benar pelukan yg dia berikan, bukan hanya menaruh tangan diatas dadaku seperti tadi malam. Sebelah kakinya juga mendarat diatas pahaku, entah dia menganggap diriku ini pengganti guling atau apa, aku juga gak tau.


Kulihat juga Linda dan Lala sudah tidak ada disini, entah sedang pergi ke wc atau kemana aku juga gak tau.. Namun karena suasana rumah yang sangat hening, akupun menebak kalau kedua wanita itu sedang keluar rumah.




Annisa Syafirah Salsabila (Nisa)


Beruntung banget rasanya pagi ini karena aku bisa melihat bidadari yang sedang terlelap dengan damai sambil memelukku. Wajahnya semakin manis ketika tanpa make up seperti ini. Semakin aku menatap Nisa, semakin pula hatiku berdebar dengan sendirinya.


Apakah ini perasaan suka? Atau malah perasaan cinta? Tidak ada yang tahu....


Tiba - tiba....


Entah sejak kapan setan merasuki tubuhku... Setelah semua perasaan berdebar yang menyelimuti diriku, kini aku coba memberanikan diri untuk membelai pipi Nisa. Kubelai pipi kiri yang sedikit chubby itu dengan lembut.


Hingga akhirnya akupun mulai berani...


Kini aku mendekatkan wajahku kearah keningnya, dengan satu sentuhan *Cuppp* ku kecup keningnya dengan cepat untuk melihat reaksinya.


Ternyata Nisa tidak bergeming, dia tetap terlelap dengan nyenyak ditandai dengan nafasnya yang masih teratur.


Aku kembali mencoba keberanianku...


*Cuppp*
Sebuah kecupan lembut kembali mendarat, namun kini pipi nya yang ku kecup. Nisa masih tetap terlelap tanpa respon sedikitpun. Akupun kembali mengecup pipinya beberapa kali.


*Cuppp... Cuppp... Cuppp*
Nisa masih tetap tak bergeming...


Karena aku takut Nisa terbangun atas tindakanku yang terlalu berani ini, akupun mulai mencoba membangunkan dia.


"Nisa.. Bangun Nis.." ucapku sembari menggoyangkan bahu nya

"Nisaaa... Ayok bangun udah pagi" ucapku lagi namun pipi nya yg kini coba ku cubit - cubit dengan lembut


Aku berulang kali membangunkan Nisa hingga akhirnya dia terbangun juga...


"Hoaaammmmm iya mas" ucapnya sambil menguap namun masih memelukku


Sadar karena dia sedang memelukku, Nisa kaget dan langsung melepaskan pelukan nya. Dia langsung duduk dengan wajah terkejut. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah nya yang baru sadar itu.


"Kenapa Nis?" tanyaku sok polos

"ihhh mas Aris kenapa meluk aku?" tanya balik dia

"Loh kok aku? Emang tadi siapa yang meluk coba? Aku aja baru bangun ini"


Dia termenung sesaat, kemudian wajahnya yg putih itu mulai memerah...


"Maaf mas... Aku gak sadar sumpah"

"Hahahaha iya gapapa kok, santai aja Nis. Kamu boleh sepuasnya meluk aku kok"

"Bukan gitu mas...."

"Kenapa emang? Kamu nyesel udh gak sengaja meluk aku tadi? Kamu benci aku ya? Atau aku bau?" aku menghujani Nisa dengan pertanyaan beruntun


Terlihat wajah Nisa makin memerah...


"Nggak gitu mas... Aku gak benci mas Aris, mas Aris juga selalu wangi kok, tapi...." ucapnya menggantung

"Tapi apa?"

"Tapi aku malu mas" lanjut nya


Aku tertawa lepas melihat tingkahnya yang malu - malu kunyuk ini... Ingin rasanya langsung ku lumat habis bibir merah mudanya itu, namun aku takut kalau aku agresif Nisa malah jadi risih dan benci padaku.


Akhirnya aku bangkit, kini kita berdua sudah duduk berhadapan. Kuraih dan kugenggam kedua tangannya, ternyata Nisa tidak menolak genggamanku itu.


"Nisa dengerin... Aku kan udah sering bilang kalau sekarang kita semua adalah keluarga. Sebagaimana semestinya keluarga, kita juga gak boleh malu atau canggung lagi.. Udah gapapa kok tenang aja, aku malah seneng pas tau kamu meluk aku tadi. Kedepannya, aku harap kamu bisa lebih santai ya.. Kalaupun memang kamu gak nyaman, yaudah berarti kejadian gak sengaja tadi kamu lupain aja. Anggep aja angin lalu ya, aku gamau nanti kamu malah makin canggung sama aku" paparku mencoba memberinya pengertian agar bisa mengurangi sifat malu - malunya itu sedikit demi sedikit

"Iya mas" sahut Nisa pelan sambil menunduk tidak berani menatapku


Tak lama kemudian terdengar suara motor yang memasuki pekarangan rumah menuju halaman belakang.


"Tuh salahin mereka yang gak bangunin kita tuh hahaha" ucapku


Nisa yang sadar kalau Linda dan Lala sudah datang langsung melepaskan genggaman tanganku...


"Eh udah pada bangun... Habis ngapain hayooo" seru Linda sembari memasuki rumah lewat pintu belakang

"Cieeeeeeee yang habis meluk mas Aris cieeee" timpal Lala setelah menaruh belanjaan di dapur


Wajah Nisa nampak kesal karena diledek oleh kedua temannya itu...


"Kalian kenapa gak bangunin aku sih!" sewot Nisa

"Aku gak tega bangunin kalian, nyenyak banget hihi" sahut Linda

"Kan tinggal bangunin aja" ucap Nisa lagi yg muka nya masih kesal

"Siapa suruh kak nisa tadi pagi peluk - pelukan sama abang.. Kan kita gak tega bangunin nya wleeeee" potong Lala sambil berjalan ke arah kamar disertai dengan nada manja nya seperti biasa


"Syukur deh ternyata Lala gak berubah sedikitpun setelah kejadian semalam" gumamku dalam hati


"Ehh??.. Emmmmm" Nisa mulai kikuk karena tindakan tak disengaja nya itu ternyata diketahui oleh mereka berdua

"Hahaha udh gausah malu Nis gapapa kok... Aku tau km gak sengaja kan?" ucap Linda dengan dewasa

"Iya mi"

"Yaudah yuk kita sarapan aja.. Aku sama Lala udh beli Nasi uduk nih.. Sana kamu sama mas Aris mandi atau cuci muka dulu gih, baru bangun kan pasti.. Jangan lama-lama ntar kalo mandi, soalnya kita sarapan bareng, ntar aku sama Lala nungguin nya bisa mati kelaparan. Udh sana cepeeettt" cerocos Linda dengan bawel nya


Kalau udh mode emak - emaknya keluar adalah tanda bahaya untuk kita, mau gamau kita semua harus menuruti perintah Linda, perintah Linda adalah mutlak!! Kalo tetap gak nurut ya bakal habis diomeli, dijewer, cubit bahkan dipukul oleh Linda haha.. Kalau udh mode emak - emak begini intinya gak ada yg berani melawan sama dirinya. Mungkin hanya aku yg kadang sesekali menggoda dia ketika sedang mode emak - emak begini.




Linda Oktavia (Linda)


Nisa yang merasa takut langsung bergegas ke kamar mandi depan, entah untuk cuci muka atau untuk mandi sekalian. Akupun juga sama, namun aku melakukan nya dengan gerak malas - malasan... Setelah dirasa Nisa sudah hilang dari pandangan, Lala pun sedang berada di kamar, aku bangkit sambil mendekati Linda.


*Cuppp*
Sebuah kecupan mendarat di bibirnya... Kemudian dengan secepat kilat aku ngibrit ke kamar mandi belakang sembari tertawa - tawa.


"IHHHH MAS ARISSSSS!!!" bentak Linda sambil mencoba mengejarku


Untung aku sudah lebih dahulu masuk dan mengunci pintunya sehingga aman dari kejaran Linda hahaha...


"Awas aja habis ini ya!!" ancam Linda dari arah luar pintu namun tak aku hiraukan


Namun aku berpikir sejenak untuk mencoba bertindak lebih jauh...


Ku buka pintu kamar mandi hingga terlihat Linda yang sudah ingin beranjak. Mendengar pintunya terbuka, Linda langsung berbalik badan. Namun sebelum Linda mengatakan atau melakukan tindakan apapun, aku dengan sigap menariknya hingga kita berdua sudah berada di dalam kamar mandi, posisiku kini sedang mendekap pinggang Linda agar menempel padaku.


Wajah Linda seperti kaget atas tindakan beraniku kali ini.. Mulutnya sedikit terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa dia utarakan.


"Cupppp... Mwahhh mwahhhhh" ku cium bibir yg sedikit terbuka itu dengan lembut


Awalnya Linda tak membalas, namun pada akhirnya dia membalas juga sehingga bibir kita kini saling berpagutan.. Kami saling berbalas hisapan dan lumatan sampai dengan lidahku keluar kemudian disambut oleh lidah Linda. Beberapa saat setelah percumbuan kita ini, aku segera menyudahi.


Linda memandangku dengan tatapan sayu...


"Cuppp sorry ya kalo aku bau, kan belum mandi" ucapku dengan memberikan kecupan singkat lagi di bibirnya


Linda hanya menggeleng menjawab pertanyaanku.


"Aku kangen sama kamu Lin" ucapku berbisik di telinga nya

"Aku juga kangen banget sama kamu mas" balasnya

"Kangen ini?" godaku sambil meraih tangan kanannya kemudian ku arahkan ke joniku yg masih terbungkus cd dan boxer


Tak kusangka, Linda ternyata tersenyum nakal sambil meremas dengan lembut kontolku. Si joni yg sedang tertidur pulas tentu ikut merespon.


"Udah jangan, ntar ketahuan yg lain" perintahku sambil menarik kembali tangannya menjauh dari selangkanganku

"Eh iya astagfirullah... Kamu sih mas ah godain aku mulu!" sewot Linda yang malah membuatku tertawa

"Yaudah kamu cepet ya.. Kita sarapan bareng - bareng" ucapnya lagi sambil keluar dari kamar mandi

"Iya mamiiii... Aku raup doang ini sama sikat gigi bentar"


Akhirnya Linda berlalu kemudian disusul olehku setelah beres cuci muka dan sikat gigi...


Hari ini aku habiskan waktu dengan bermalas - malasan sembari bercengkrama dengan mereka. Yaa bisa dibilang quality time lah ya hehe.


Hingga tak terasa hari pun sudah berganti malam dan kami kembali tidur bersama sambil menonton film seperti malam kemarin... Kini posisi tidurnya agak berubah, aku yg tetap di posisi paling kanan, kemudian ada Lala disebelahku, Nisa, dan Linda yang tetap berada di paling kiri. Sepertinya Nisa masih malu atas kejadian tadi pagi, jadi dia bertukar posisi dengan Lala. Aku membiarkan saja, lagian memang niatku ini untuk sedikit demi sedikit mencoba membuat Nisa yang terbuka padaku dengan sendirinya, bukan dengan paksaan.


.........................................................................................


B E R S A M B U N G


.........................................................................................
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd