Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SEMUANYA BERAWAL DARI KKN

Siapakah wanita yang cocok untuk Aris? (maksimal 2 pilihan)

  • Linda

  • Nisa

  • Aisyah

  • Lala

  • Ve

  • Amel

  • Renata (Tata)

  • Ajeng (Bu Kades)

  • Ayu (Bu Dosen)


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Update 8




Beberapa hari telah berlalu...


Setelah persetubuhan dengan Ve malam itu, kita belum pernah mengulangi hal yg sama lagi...

Aku bukan takut karena ada orang warga yang mendengar persetubuhan kita. Karena memang rumah yang kita tempati ini kebetulan tidak beriringan langsung dengan tetangga, namun ada jarak sekitar 20 meter an dari tetangga baik di sisi kiri kanan rumahnya. Di bagian belakang rumah ini juga semacam kebun, jadi jika kita melakukan pekerjaan rumah seperti jemur daleman dll tidak perlu khawatir akan dilihat dari luar.


Aku dan Ve belum sempat bercinta lagi dikarenakan kegiatan kita semua yang memang cukup sibuk. Entah mengurusi proker kelompok ataupun individu yang sudah dimulai sedari hari senin kemarin. Jadi rasanya sangat sulit bagi kita untuk bisa mencuri waktu mengulangi pertempuran seperti malam itu.


Aku yakin Ve pasti menginginkan kita bercinta kembali, tapi mau gimana lagi kalau keadaan nya yang memang tidak bisa diinginkan...


Pernah pas aku tanyakan perihal spermaku yg keluar di rahimnya, ternyata jawaban Ve cukup membuat hatiku tenang. Dia menjawab kalau pada malam itu dia sedang tidak subur lalu ditambah dia juga punya pil anti kehamilan yang sudah diminumnya, akupun jadi lega mendengar semua perkataannya hehe.


..........


Kamis, pukul 08.00
Aku selesai mandi hanya mengenakan celana jeans pendek dan kaus milik local brand. Aku bisa berpakaian santai karena hari ini tidak ada urusan untuk ke kantor desa.


"Toh pak kades nya juga lagi pergi, ngapain aku kesana" gumamku dalam hati


Memang sih aku ini mengambil proker individu untuk membantu kerjaan atau bisa dibilang magang di kantor desa. Tapi seperti yang kalian ketahui hubunganku dengan pak kades seperti apa, jadi akupun gak harus rutin setiap hari kesana yg penting nilai dijamin aman hahaha.


Aku keluar kamar mandi kemudian melihat Linda dan Aisyah yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Mereka berdua sedang berkutat pada laptop di depannya dengan memindahkan meja ruang tamu untuk dudukan laptop mereka.


Linda mengenakan kemeja yang sebenarnya tidak ketat namun karena bentuk payudaranya yang besar itu jadi tetap membusung di bagian payudaranya. Bagian bawahnya menggunakan rok panjang serta bagian atasnya ditutupi oleh hijab segi empat yang bagian depannya dia singkap ke belakang. Sedangkan Aisyah hanya mengenakan kaus lengan panjang beserta celana kain panjang juga dan hijab segi empat tanpa cadar.


"Loh kamu gak ngajar mi?" tanyaku pada Linda sembari mendekati mereka berdua

"Jadwalku cuma senin sampe rabu doang mas" sahutnya tanpa menoleh ke arahku

"Kalo kamu Syah? Gak ngajar madrasah?" tanyaku sambil duduk di sebelah kiri Linda

"Aku teh ngajar nya siang sampe sore mas" jawab Aisyah sambil melirikku sebentar kemudian kembali sibuk pada laptopnya

"Oalahh okeoke.. Btw kalian lagi pada ngapain? Serius banget perasaan"

"Bikin laporan mingguan nih.. Udah ditungguin sama bu Ayu tau! Jangan nanya - nanya mulu ah!" sahut Linda dengan nada galak


Yupp.. Selain memiliki tahta tertinggi di rumah ini, Linda juga kujadikan sekretaris bersama Aisyah. Karena memang cara ngetik mereka berdua ini terbilang cepat bagi seorang wanita, jadilah segala laporan dibebankan pada mereka berdua.


"Bentar ya..." pamitku sambil beranjak ke dapur namun tidak dijawab oleh mereka yg masih fokus ke layar laptop masing - masing


Beberapa menit kemudian aku balik lagi sambil membawa dua gelas teh hangat di tanganku... Tak lupa segelas kopi panas milikku.


"Nih diminum dulu.. Jangan pada keburu - buru gitu dong.. Ayok minum dulu" ucapku sambil menaruh teh tsb diatas meja dekat laptop mereka

"Nanti mas, deadline ini!" balas Linda dengan ketus

"Linnn.." panggilku sambil memegang lengan kirinya

"ih apaansih mas! Jangan bikin tambah emosi coba!!" bentaknya sambil melepaskan tanganku

"Heii dengerin dulu napa.... Barusan, aku udah telpon ke bu Ayu, aku minta kasih waktu lagi soalnya keadaan kita disini yg emang sibuk juga. Terus dia udah ngasih waktu sampe besok pagi katanya"


Mendengar ucapanku, seketika Linda dan Aisyah langsung berhenti mengetik...


"Kok gabilang dari tadi sih mas?" ucap Aisyah

"Iihhhh mas Arisss... Kok gabilang dari tadi sihhh!!!" timpal Linda dengan gemas sambil memukul - mukul tubuhku

"Hahahaha ya habis kalian sombong banget, aku ajak ngobrol aja susah nya kebangetan" balasku sambil tertawa lepas

"Yaudah sok diminum dulu teh anget nya... Sorry ya kalo kemanisan atau malah kurang manis" lanjutku

"Hmmm huffftttt bener mas, yaudah santai dulu aja Aisyah, lagian sampe besok juga ngumpulin nya" ucap Linda

"Iya mi, jadi agak tenang deh" sahut Aisyah

"Eh Lin.. Coba deh kamu geser kesini" perintahku sambil berdiri

"Ngapain sih?"

"Udah ayok cepetan, aku mau liat laporan kalian doang"


Setelah Linda bergeser ke posisi dudukku, aku langsung duduk di tempat Linda tadi...


"Nah kalo gini kan enak, diapit sama dua bidadari desa Sukasari hahaha" ucapku dengan duduk bersandar diantara kedua wanita cantik seperti seorang penguasa

"ihhhh pantesan aku udah curiga!!!" omel Linda lalu mencubit pinggangku

"Awwwww sakit atuh Lin... Kamu teh jahat pisan (banget) ih" rintihku sambil bergaya ngomong seperti Aisyah

"Teu (nggak) pantes maneh (kamu) mas!" timpal Aisyah dengan nada kesal


Kita bertiga tertawa - tawa sembari menikmati minuman yang aku bikin, lumayan lah ya seenggaknya aku bisa ngurangin beban pikiran mereka biar gak stres.


"Makasih ya mas teh nya" ucap Linda dengan tersenyum manis

"Iyanih mas nuhun (makasih) ya" tambah Aisyah

"Iya sama-sama.. Btw kemanisan gak?"

"Nggak kok.. Pas" jawab Aisyah

"Kalo kurang manis liat aku aja" timpal Linda

"Ah masa? Sini mana" godaku lalu mencubit gemas pipi Linda

"Masss! Udah tau ada Aisyah juga!" omel Linda sambil menepis tanganku

"Hehehe sorry sorry mi"


Kenapa aku berani bercanda dengan Linda begini? Yaa karena semua teman - teman sudah pada tahu kalau aku dan Linda ini sebenarnya sudah berteman sejak lama. Aku yang memang anaknya suka bercanda ditambah juga aku sudah meminta agar kita semua ini menjadi keluarga, hingga menjadikan semuanya bisa memaklumi hal tersebut.


Terlihat Aisyah yang disebelah kananku sedang memenandang kita dengan tatapan yang penuh arti.. Dari tatapan nya itu entah dia kesal, senang atau malah iri.. Penulis juga sampe sekarang gak tau arti dari tatapan Aisyah itu apa hehe.. Namun, tatapan penuh arti milik Aisyah ini malah bikin aku jadi penasaran dengannya, apalagi kalau lagi pake cadar.. Beuhhhh jadi pengen tahu lebih dalam tentang Aisyah rasanya. Pasti dia memiliki banyak pertanyaan dan keinginan yg dilakukan namun terhalang oleh image nya.


Kita bertiga lanjut ngobrol - ngobrol ringan sembari bercanda seperti biasa untuk menghangatkan suasana.. Hingga pada akhirnya aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang belum sempat kutanyakan selagi awal kita tinggal bersama dulu.


"Syah.. Mau nanya dong, boleh?"

"Boleh mas.. Mau tanya apa?"

"Gini... Kamu jangan tersinggung ya... Aku mau nanya kenapa kok kamu berani lepas cadar kalo di rumah ini? Kan disini ada aku dan Abdul loh Syah... Kamu gapapa emang kalau mukamu dilihat oleh lelaki yg bukan muhrim nya?" tanyaku serius

"Loh kamu masih blm nanya aja mas? Aku kira udah nanya dari dulu" potong Linda

"Belum hehehe.. Aku gak berani nanya nya mi, takut Aisyah jadi marah"




Aisyah Aqila Humaira (Aisyah)


Akhirnya Aisyah mulai bercerita sambil memegang teh hangat buatanku...


..........


Semua berawal dari pacarnya Aisyah yang sebenarnya adalah calon suami dia...


Aisyah berasal dari keluarga yang sangat religius, ayahnya kiyai dan ibunya adalah ustadzah. Aisyah awalnya memang tidak bercadar, walaupun desakan dari keluarganya menyuruh untuk mengenakan cadar sudah sangat sering diutarakan. Namun bagi Aisyah bercadar itu adalah atas kemauan hati, kalau gara - gara disuruh seperti itu, dia gak mau.


Hingga akhirnya datanglah seorang pemuda yang mengajak Aisyah untuk berta'aruf, pemuda itu adalah teman dekat sewaktu di pondok pesantren sekaligus pria yang Aisyah sukai. Tanpa berpikir panjang, Aisyah langsung menerima ajakan ta'aruf tersebut.


Setelah setuju untuk menjalankan ta'aruf, pria tersebut menginginkan Aisyah untuk bercadar agar terhindar dari tatapan - tatapan cowok genit di luaran sana. Yang tadinya Aisyah enggan jika ada yg menyuruhnya bercadar, namun berbeda dengan pria ini. Aisyah langsung luluh dengan semua ucapan pria tersebut hingga akhirnya diapun mulai mencoba untuk mulai mengenakan cadar.


Kedua orangtua nya yang mengetahui hal tersebut tentu sangat senang dan bahagia. Akhirnya anaknya itu bisa mengenakan cadar yang sudah sedari dulu mereka inginkan. Lebih dari itu, setelah kedua orangtua Aisyah mengetahui kalau penyebabnya adalah pria yg sedang berta'aruf dengan aisyah. Kedua orangtua nya mengusulkan agar mereka berdua ini langsung bertunangan saja, untuk alasan Aisyah yang ingin menikah menunggu lulus kuliah dulu bisa dipikir belakangan. Yang terpenting Aisyah dengan pria itu bertunangan terlebih dahulu.


Hingga akhirnya kini status Aisyah adalah calon istri dari pria pujaan hatinya...


Memang pada awalnya Aisyah merasa bersalah karena bercadar dengan setengah hati, bukan tergerak dari hatinya sendiri. Namun seiring berjalan nya waktu, Aisyah semakin nyaman dan hatinya menjadi lebih tenang dengan cadar yg ia kenakan. Hingga kini usia pertunangan nya sudah hampir satu tahun, Aisyah masih mengenakan cadar walaupun masih belum full. Seperti contohnya ketika berada di rumah dan di kosan, dia masih kurang nyaman jika terus - menerus mengenakan cadar.


"Awalnya aku ragu buat lepas cadar disini mas... Tapi aku juga bingung masa mau 3 bulan tinggal disini gak pernah lepas cadar.. Setelah aku tahu cowok nya adalah mas Aris dan Abdul, akupun jadi berani buat buka cadar. Aku tahu kalian orang baik, justru malah sekarang kalian udah kuanggap sebagai keluarga sendiri seperti yang aku harapkan sewaktu awal kita tinggal disini" ucap Aisyah menutup cerita panjangnya


..........


Mendengar cerita Aisyah itu sebenarnya masih agak heran karena aku masih tidak menyangka bahwa ada wanita yang bercadar rela muka nya dilihat oleh pria lain yang bukan muhrim nya... Eh tapi kan kita udah tinggal bareng ya? Bukannya tinggal bareng yg bukan muhrimnya juga gak boleh kan ya? Hahaha.


Namun aku juga sempat tertegun setelah mendengar bahwa Aisyah menilai diriku ini adalah orang baik sama seperti Abdul.. Dia bahkan sudah menganggap aku ini sebagai keluarga sedari dia berani melepas cadar untuk yang pertama kalinya disini.


"Mas Aris kok ngeliatin nya gitu" ucap Aisyah sambil menunduk malu

"Hei massss!!" bentak Linda lalu menjewerku

"Aduhh aduhh iyaiya maaf gak sengaja tadi aku sempet ngelamun.. Sorry ya Syah.. Lin" rintihku sambil melepaskan tangan Linda

"Iya gapapa kok mas" sahut Aisyah yg masih tertunduk malu

"Emang kamu mikirin apa sih mas? Awas aja kalo mikirin aneh aneh!!" ancam Linda

"Astagfirullah emang aku cowok apaan sampe segitunya mami... Aku cuma seneng aja dianggap sebagai cowok baik, malah udah dianggap keluarga" sanggahku


Setelah sanggahanku, Aisyah kembali mengangkat wajahnya.. Dia kini melemparkan senyuman manis ke arahku.


"Lah kan emang kamu ini baik mas.. Terus kita ini kan emang keluarga gimana sih" ucap Linda

"Iya mas bener... Mas Aris itu baik banget menurutku... Apalagi suka ngebantuin dan ngelindungin kita" timpal Aisyah

"Halah jangan gitu ah.. Itumah emang udah jadi tugasku sebagai yang bertanggungjawab atas kalian semua. Aku terbang nih lama - lama kalo dipuji dua cewek cantik begini hahaha" balasku dengan santai tapi dengan wajah yg kudu ditabok

"Huu dasar *Buggg* " sebuah lemparan bantal dari Linda tepat mengenai mukaku membuat kedua wanita cantik ini tertawa puas


..........


Pukul 13.00
Siang ini hanya tinggal aku berduaan saja dengan Linda, Aisyah sudah pergi ke madrasah untuk mengajar tentang pendidikan agama disana. Kini aku sedang menikmati rokok di halaman belakang, tepatnya di bangku panjang dekat pintu dapur. Lagi enak - enaknya menikmati udud sambil memikirkan kehidupan, aku dikejutkan oleh suara hape yang berdering dari nomor tidak dikenal.


Kring...

Kring.......

Kring..........


"Assalamualaikum" sapa seorang wanita dari ujung sana

"Waalaikum salam.. Ini siapa ya?" sahutku

"Ini aku anaknya pak Syahroni mas"

"Oh mbak Renata.. Kenapa mbak?"

"Mas Aris ada di rumah gak sekarang?"

"Ada nih mbak lagi santai aja, kenapa?"

"Aku mau kesitu ya mas.. Ada hal yang harus aku bicarain penting banget"

"Oh oke mbak boleh.. Monggo kesini aja, tapi disini tinggal ada aku sama Linda gapapa?"

"Iya gapapa kok.. Yaudah nanti beres dari sekolahan aku kesitu ya mas"

"Nggih mbak siapp.. Saya gak kemana-mana kok"

"Yaudah Assalamualaikum mas Aris"

"Waalaikum salam"


Setelah menerima telepon dari Renata, aku kembali ke dalam rumah untuk kencing sekalian melihat Linda sedang melakukan apa. Setelah menuntaskan panggilan alam, aku menghampiri Linda yang sedang duduk santai sambil bermain hape di sofa ruang tengah. Tv nya menyala tapi mata dia fokus pada hapenya.


Aku hampiri dia dengan berjalan jinjit sangat perlahan... Setelah tepat di belakang tubuhnya, aku mengintip apa yang sedang dilakukannya di dalam hapenya itu.


Betapa terkejutnya aku ketika melihat Linda ternyata sedang membaca chat wa kita berdua pada waktu masih jadi gebetan 2 tahun lalu... Dia seperti sedang bernostalgia sembari membaca kembali semua chat itu. Aku tidak menyangka chat yang sudah 2 sampai 3 tahun lalu itu ternyata masih utuh tanpa ada yang terpotong, berikut pula dengan foto - foto yang kita berdua saling kirim pun masih ada.




Linda Oktavia (Linda)


Kini aku mundur beberapa langkah untuk menjauh, kemudian aku mencoba memanggil Linda dari dapur.


"Mami..." panggilku sembari mendekatinya perlahan


Terlihat Linda dengan gerakan secepat kilat langsung menutup aplikasi whatsapp kemudian diubah menjadi aplikasi tiktok.. Aku tertawa dalam hati melihat tingkah nya yg gercep itu hahaha.


"Kenapa mas? Kamu ituloh udah kayak anak kecil aja manggil pake nyebut mami, dari jauh lagi... Berasa tua banget aku" sahutnya sambil menoleh ke arahku

"Hehehe yakan biar kayak yg lain manggil kamu mami Lin" jawabku kemudian duduk di sampingnya

"Lagi ngapain sih? Asik banget kayaknya sama hape, sampe tv yg malah nontonin kamu" lanjutku

"Lagi seru nonton tiktok nih mas hehe"

"Mana sini aku juga mau ikut liat"


Aku merapatkan duduk ke Linda kemudian menempatkan dagu di pundak kirinya... Selagi diriku yang sedang melendot, aku juga menaruh tanganku pada pahanya.


"Mas jangan gini ih" protes Linda namun tidak menepis atau mendorong tubuhku

"Kenapa sih? Kan kita cuma berdua doang disini.. Yaudah deh kalo gaboleh" balasku yang seolah - olah ngambek


Aku iseng menegakkan badanku lagi untuk melihat reaksinya kemudian sedikit menggeser tubuhku ke kiri agar tidak menempel dengannya... Benar saja... Linda memandangku dengan tatapan kecewa seperti tak rela aku terlepas dari tubuhnya itu.


"Kenapa Lin?" tanyaku sok bego

"Eh emm gapapa kok" jawabnya namun masih memandangku


Aku kembali terkekeh dalam hati karena sudah mengerjai dia...


Aku rangkul pundaknya untuk menempel padaku. Benar dugaanku... Linda ini sebenarnya memiliki rasa kangen yang besar padaku, namun entah dia yang terlalu jaim atau dia yang sedang menjaga perasaan para anak lain disini. Dia tidak pernah mengungkapkan rasa kangen nya terlebih dahulu kecuali aku yang memancingnya seperti yang sudah sudah.


Linda langsung memeluk tubuhku, kepalanya dibenamkan pada dadaku. Dari pelukan eratnya itu, sangat terasa kalau Linda sudah geregetan ingin memelukku sedari tadi. Lumayan lama kita saling peluk tanpa mengucapkan kata hingga akhirnya aku melepaskan pelukannya.


Linda menatapku dengan tatapan yang penuh arti...


"Mas..."

"Kenapa Lin"

"Aku sayang kamu mas"


Aku hanya tersenyum menjawab ucapannya itu.. Aku ngerti kalo ucapannya kali ini adalah ucapan yang tulus, namun apalah daya kalau hati ini sudah tidak bisa menempatkan Linda lagi di hatiku.


Tiba - tiba Linda naik keatas pangkuanku...


Linda tersenyum manis sambil menatap mataku dengan sangat dekat.. Wajahnya semakin maju hingga kening kami saling bersentuhan. Kedua tangannya bergerak menyentuh pipiku seraya berkata...


"Aku kangen kayak dulu lagi mas"


Tanpa menunggu jawabanku, bibir kami sudah bersentuhan...


"Mwaaaahhhhhhh"


Setelah kecupan panjang yang dia berikan, bibir Linda mulai bergerak dengan menatap mataku dalam - dalam. Dari lumatan yang lembut hingga lumatan yang semakin liar menghujani bibirku saat ini. Sangat terasa Linda yang sudah bernafsu dengan menggigit bibir bawahku diiringi nafasnya sudah memburu.


Lidah kami bertemu saling hisap dan saling lumat.. Tangan nya kini melingkar ke belakang kepalaku dengan erat. Aku sangat menikmati percumbuan kali ini karena kurasakan semua yang Linda lakukan adalah berdasarkan perasaan sayang.


"Mwahhhh mwahhh mmhhhh massss mhhh mwahhh" desah Linda tertahan di sela - sela ciuman nya


Aku yang ikut terbawa suasana kini mulai bertindak... Tanganku yang sedari tadi hanya memeluk tubuhnya kini mulai menggerayangi payudara besar milik Linda. Tidak pernah bosan rasanya aku menikmati payudara miliknya ini, rasanya empuk dan padat walaupun masih terbungkus oleh kemja dan bh nya.


Aku remas kedua payudara besar ini sembari lidah kami tetap berpagutan dengan liar. Nafas Linda semakin memburu mengiringi remasan tanganku di payudaranya yang semakin keras.


Akhirnya ciuman kita terlepas... Kita berdua beratapan dengan saling mengatur nafas.


"Aku buka ya sayang" ucapku yang dibalas anggukan olehnya


Aku membuka kancing kemeja nya satu persatu hingga kini sudah terpampang bagian depan tubuh Linda yang memiliki kulit putih mulus disertai payudara besar yg masih tertutup bh berwarna putih.


Tanganku kini melingkar ke belakang punggung Linda untuk melepaskan pengait bh nya.. Setelah terlepas, langsung kusingkap bh nya keatas hingga kini sudah terpampang jelas payudara besar yang masih padat dan sedikit menggantung karena tidak kuat menopang kedua bongkahan besar itu. Putingnya yg kecil namun tidak se mungil Lala dan Ve, ditambah dengan areola yang tidak sempit namun tidak lebar juga mengelilingi puting berwarna kecoklatan.


Sungguh payudara besar alami ini selalu membuatku bernafsu setiap melihatnya...


Langsung tanpa ba bi bu aku lumat puting kirinya, sedangkan tangan kiriku sibuk meremas - remas payudara kanan milik Linda.


"Ahhhh mas mmhhhh enak masss" desah Linda menikmati permainanku

"Mwaahh tetek kamu selalu terbaik Lin mwaahh mwahhh sllurrpp"


Ku mainkan lidahku menjilati dan menghisap putingnya, tak lupa juga aku memberikan sebuah cupangan di payudaranya untuk menunjukkan kalau ini adalah daerah kekuasaanku hahaha.


"Ahhh mas jangan ditandain dong mmhhh.. Ntar kalo cowokku tau gimana mas ahhhh ahhh" desahnya namun tidak sedikitpun menghentikan aktivitasku


Aku hentikan permainan lidahku lalu berganti menjadi memilin kedua puting payudaranya...


"Kamu lebih pilih dicupang aku atau cowokmu?" tanyaku sambil terus meremas dan memilin puting payudaranya

"Sshhhh kamu mas.. Ayok terusin mmhhh mhhhh" jawab Linda dengan mendesah sambil menggigit bibir bawah


Aku tersenyum singkat lalu kembali melanjutkan aktivitasku.. Kedua payudaranya kuhisap dan kujilati bergantian kiri dan kanan.. Hingga akhirnya tangan kiriku kini mulai menggerayangi tubuh Linda hingga ke selangkangannya yang masih ditutupi oleh rok panjang yang sudah tersingkap hingga se paha diakibatkan oleh posisi duduknya yang sedang berpangku padaku. Aku raba paha putihnya ini hingga memasuki rok nya dan menyentuh cd tipis yang ia kenakan.


Bagian depan cd nya terasa sedikit basah oleh lendir cintanya. Aku langsung masukkan tanganku kedalam cd nya sambil terus memberikan hisapan pada payudaranya. Terasa vagina Linda yang ditumbuhi bulu halus lebih lebat dibandingkan terakhir aku menyentuhnya.


Linda kini semakin mendesah - desah keenakan setelah jariku mulai menggesek - gesek bibir vagina beceknya hingga menyentuh klitoris miliknya.


"Uhhh masss iyaaahh terushh disitu sayanghh ahhh enak banget ahhh terus mashhhh"

"Ahhhh masss aku kangen begini sama kamu ahhh ahhhh"


Aku hentikan permainan lidahku, kemudian kutarik kepalanya hingga kini kita berdua saling balas ciuman lagi.. Linda yang nafsunya sudah berada di ubun - ubun sangat liar mencium diriku. Tatapan matanya sudah berubah seakan wanita yang sudah lama tidak dipuaskan.


"Ahhhhhh sayang jangan dalem dalem.. Ntar robek sshhh ahhhh" ucapnya setelah merasakan satu jariku mencoba masuk kedalam lubang vaginanya

"Ssstttttt diem ya Lin.. Nikmatin aja ya"


Aku kembali menghisap payudaranya, sedangkan dibawah sana tanganku terus - menerus bermain di mulut vagina Linda dengan satu jari mencoba masuk mengocok vaginanya, walaupun hanya sedikit saja bagian jariku yang keluar masuk di lubang vaginanya.. Satu jariku yg lain menggesek - gesek klitoris dia dengan intens.


"Ahhhh mass terus sayangghh uhhh enak ahhh"

"Ahhhh ahhhh aku bentar lagi keluar masss"

"Ouggghhhhhhhhhhh"


Tangan Linda mendekap erat kepalaku hingga terbenam di payudaranya.. Badannya bergetar diiringi lenguhan panjang dan cairan kenikmatannya yang membasahi jariku.


Setelah orgasme nya selesai, dia mengendurkan dekapan tangannya hingga akhirnya aku bisa mencari nafas setelah tenggelam di payudaranya tadi.


Terlihat Linda yang sedang terengah - engah mengatur nafas sambil menatapku dengan lemas.. Senyum puasanya terlihat walau sedang ngos - ngosan.


"Enak?" tanyaku


Hanya anggukan dan senyuman yang aku dapat lalu Linda mengecup bibirku lagi dengan panjang.


"Enak banget mas sayang.. Aku kangen kamu giniin lagi tau"

"Iya Lin maaf ya... Sekarang yg penting udah puas kan kamu.. Cupppp" sahutku dan diakhiri kecupan hangat di kening nya

"Iya mas hihi.. Kangeennnn" balasnya lalu langsung memelukku dengan erat kemudian kepalanya dibenamkan di pundak kananku

"Iya sayang... Yaudah sana bersih - bersih dulu gih kamu becek banget itu... Ini tanganku aja sampe basah gara - gara kamu"

"Hihihi rasain.. Lagian suruh siapa bikin aku kangen wleee"

"Yaudah yuk buru bersih - bersih dulu gih"

"Ntar aja mas sekalian, aku mau puasin kamu dulu" tolaknya sambil melepaskan pelukan lalu kita berhadapan kembali

"Eh udah aku gausah Lin.. Bentar lagi ada mbak Renata dateng kesini soalnya"

"Hah serius kamu mas? Kapan? Kok gak bilang aku sih"

"Tadi dia nelpon waktu aku lg ngudud.. Terus pas aku pengen bilang kamu, eh tiba - tiba aku malah jadi kangen ngelakuin ini lagi sama kamu.. Akhirnya lupa deh hahaha maaf ya"

"Hmmmm yaudah mas gapapa.. Aku bersih2 dulu ya mas Arisku sayanggg.. Cuppp..." ucap Linda sambil mengecup bibirku kemudian langsung berlalu ke kamar mandi tanpa merapikan baju terlebih dahulu sehingga payudara besarnya masih kemana - mana


..........


Pukul 14.00
Aku sedang bersantai di ruang tengah dengan posisi aku memeluk Linda yang posisinya disampingku namun punggungnya menyender di dadaku sehingga kita seperti orang yang sedang memadu kasih. Terlihat aneh? Oh tidak.. Dulu memang kita sering melakukan hal ini ketika sedang berada di kosan lamaku maupun di kosan Linda.


Sambil berbincang - bincang, aku sering dengan iseng mencolek dan meremas payudaranya. Namun hal tersebut dibiarkan oleh Linda, bahkan dia sering mengambil tanganku agar menyentuh buah dada besar miliknya itu.


Lagi enak - enaknya bermesraan, tiba-tiba terdengar suara motor dan klakson dari depan rumah...


*Tinnn... Tinnn..*

"Assalamualaikum" suara seorang wanita mengucapkan salam


Aku dan Linda tentunya kaget dengan suara wanita itu...


"Siapa itu mas?" tanya Linda




Loh loh loh... Gantung lagi tohhh

Emang kebiasaan ni kampret ts nya


.........................................................................................


B E R S A M B U N G


.........................................................................................
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd