Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Senyum Manis Widya

Babak 3
Icha

-neng ndi kowe goleki Abah Mas-
(Dimana kamu Mas, dicari Abah)

RX Kingku kupacu dengan kencang dan kulihat jam. Coook 15 menit telat

Kedutan orgasme memek Widya masih terasa dikontolku, sewaktu aku memacu RX King 96 kebanggaanku. Kontol ini juga tidak mau mengecil, setengah tiang, apa mungkin kurang lama. Maklum dulu pacarku memang tergolong agak hyper. Jadi sering banget minta dan aku juga selalu siap melayani. Kami biasa menyebutnya kenthu marathon. Masa-masa indah itu, tapi kenyataan yang harus dihadapi LDR merubah pacar menjadi mantan, eh bukan ding menjadi alumni aja biar bisa reuni.

-kok mung di read Massss-
( kok cuman di read Mas)
-nek abah duko mbuh lho ya-
(Kalo abah marah, gatau lagi lho ya)

Aku balas -sek diluk dek- (sebentar dik)
WA dari anak Bosku yang bungsu dari 3 anak perempuan Abah. Nur Malika, yang berarti Ratu Cahaya. Dia lebih suka dipanggil Icha daripada panggilan Abahnya kepadanya. Nur, menurut doa terlalu kuno.
Aku memang bisa dibilang dekat dengan anak Abah ini, karena sering dimintain bantuan untuk menutup-nutupi kalau dia kabur dengan pacarnya malam hari. Mas Baihaq anak juragan kebon dari Dander.
Icha dan Bay pacarnya selalu merepotkanku, apalagi pada waktu icha ulang tahun yang ke 19 kira-kira satu atau dua bulan lalu . Nekat Icha tidak pulang dan bermalam dengan pacarnya. Abah menelponku subuh-subuh. Untung saja icha memberitahuku hotel dimana mereka menginap. Aku susul dan aku bangunkan mereka. Kemudia Icha aku ajak pulang, dalihku menemukan icha di masjid berhasil. Tapi dosa ada padaku karena aku harus ambil mukena umum dimasjid tersebut buat icha.
Abah percaya padaku setelah aku membantu Umi istri Abah jatuh dari sepeda motor waktu itu.

Tapi kalo urusan telat beda lagi urusannya. Muka Abah sudah memerah dan berkacak pinggang didepan kantor.
"Lapo telat kowe cok?" (kenapa kamu terlambat?)
Aku tidak kaget kadang Abah sering mengumpat kalo lagi kesal, apalagi dengan supir -supir truknya yang sering mangkir dari kerjaan.
"Abah!" suara Icha dari belakang terdengar
"Astagfirullah, iyo Nur. Lha bocah siji iki neng ndi wae yo, jam yah mene lagi teko, kapan leh mu sugih Le, Le.." (iya Nur. Ini anak kemana aja, jam segini baru datang, kapan kamu mau jadi orang kaya)
Aku berlari dari parkiran motor dan kemudian mencium tangan abah
"ngapunten Bah motor kulo..." (maaf Bah, motor saya...) belum selesai beralasan abah memotong
"motormu lapo, masuk angin? Pilek? Watuk? Isien tolak angin ojo bensin. Motor model ngono isih di gawe, ditimbang wae kono opo ijolno brambang" (motormu kenapa? Masuk Angin? Flu? Batuk? Diisi Tolak Angin saja jangan bensin. Motor seperti itu masih dipakai, di timbang/jual atau ditukarkan Bawang Merah saja)
Abah memang punya kata-kata yang tajam, tapi aku tidak pernah sakit hati karena sebenarnya abah orang yang sangat baik dan penyayang hanya masa lalunya saja yang keras.

Icha berkedip, memberiku tanda segera menyingkir. Dan segera dia mengingatkan Abah untuk menanda tangani slip gaji karyawannya, karena hari ini adalah tanggal 25. Tanggal gajian kantor kami. "Oh iyo Nur, kaliren mengko wong wong" (oh iya nak, nanti orang-orang terlantar)
Wah duh. Aku bakalan ketemu Pak Haji lagi ini. Karena Abah selalu membagi gaji tiap karyawan dengan uang cash, karena ingin bertemu dengan setiap karyawannya.
Salah satu sikap abah yang aku suka, dia selalu menghargai dan ingin kenal dengan karyawannya, mendengar keluh kesah mereka.

Icha terlihat agak murung hari ini, apa gara-gara aku telat tadi dan dia jadi repot disuruh Abah hubungi aku. Tidak cuman murung, tapi terlihat agak pucat juga. Kenapa ini anak. Dia sekali dua kali melihat kepadaku tapi ketika aku tanya, dia hanya menggeleng kepala lemah. Ketika mau aku belikan makanan kesukaannya khas lamongan Nasi Boran, dia bilang tidak selera. Tumben banget. Ada sesuatu ini.
Menjelang pulang Abah memanggilku. Wah ini pasti dibahas masalah telatku tadi. Dan panjang cerita Abah sewaktu berjuang semasa muda, tapi aku sudah mendengarnya berkali-kali sehingga tidak lagi menarik.
"Abah"
"Mlebu" (masuk)
"Iki gajimu, iki bonuse tak potong sedino. Kowe telat iki mau" (ini gaji kamu, bonusnya aku potong 1 hari. kamu telat hari ini tadi)
"Njih Bah" (iya Bah)
Abah terdiam. Aku kikuk harus bagaimana. Beberapa menit Abah hanya terdiam sembari melihat kosong ke arah jendela.
"Menawi mboten wonten dhawuh kula pa.." (kalau sudah tidak ada perintah saya mau pa...)
"Sek, lungguho meneh!" abah tiba-tiba berkata dengan agak keras. (Sebentar! Duduklah kembali)
"Pa...til lele.." saking gugupnya aku salah menyebut kata (sebutan lokal untuk penyakit menular seksual)
"Kowe keno patil lele? Wah nom noman ruwet jebule" (kamu terserang PMS, wah ternyata kamu anak muda yang ruwet juga)
"Oh mboten Bah, klentu, lha abah ngageti kula" (oh tidak Bah, salah sebut, abah ngagetin saya)
"Oalah yo wes, sak ngertiku kowe bocah genah" (oalah ya udah, setauku kamu anak yang lurus)
"Njih Bah, ngapunten" (iya bah, mohon maaf)
"Nur, Yud, tulung yo"
"Nur kenging menopo Bah? " (Nur kenapa Bah)
"Golekono ngerti, dee gek ono masalah, tapi ra gelem crito aku, aku pasrah neng kowe" (cari tahu, dia lagi ada masalah tapi ngga mau cerita aku, aku mennyerahkan ke kamu)
Memang sejak bu haji pindah rumah, untuk tinggal bersama kakak Nur nomor 1 di Pekanbaru. Nur agak kesepian karena tidak ada tempat bercerita. Dan abah tahu anak perempuannya tidak bisa bercerita ke Bapaknya. Apalagi dia terkenal keras dan tegas dirumah pun.
"Sendiko Dhawuh Bah" (siap terima perintah Bah)
Berat ini memang tugas dari Abah. keluar dari ruangan Abah aku menuju ke parkiran untuk pulang, aku membuka WA untuk melihat status-status, siapa tahu Widya mengirim pesan lewat status. eh benar
Hanya background hitam, dan ada tulisan
Hati-hati dijalan dan emoticon senyum,
selanjutnya ada lah foto selfie dirinya tersenyum manis. sedang enaknya menikmati senyuman widya tiba-tiba. ada WA masuk.
-Mas wes mari karo Abah? aku pengen ngomong, mreneo neng gudang mburi kantor- - (mas sudah selesai sama Abah, aku mau bicara, sini ke gudang belakang kantor)

belum lama telpon berbunyi, "Mas"
aku menjawab "iyo dek sabar, iki gek meh dibales" (iya dik sabar, ini lagi mau dibalas)
"lak suwi mesti" dengan suaranya yang agak manja (lama kan pasti)
"iyo aku mrono ono opo" (iya aku kesitu ada apa)
"tuuut...tuut" sudah ditutup, tumben banget dia agak tergesa begini. padahal biasa dia santai orangnya.

aku berjalan menuju ke ruang tersebut, dari jauh terlihat Icha sedang berdiri menunggu melihat hpnya. Icha ini manis juga sebenarnya, cuman karena aku sudah menganggap adik sendiri, tidak ada perasaan lain selain sayang dari kakak ke adik. Icha ini kulitnya sawo matang, idungnya mancung senyumnya lebar dan matanya menandakan orangnya tegas, bentuk badannya termasuk bagus karena dia jaga sekali makanannya. rambutnya di beri warna agak kemerahan. Aku baru memperhartikan Dia memakai baju panjang dan lebar hari ini. padahal biasanya dia memakai baju khas anak-anak sekarang yang simple dan kekinian.



belum sempat menyapa icha menarik tanganku untuk masuk ke gudang. setelah didalam, dia berbalik badan dan dengan muka menahan tangis dia bilang

"Mas aku hamil"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd