Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sepintas Perjalanan Hidup

jal upload.....
sak jentik kok .... =))
Gak..***k..***k mau....marai geger dunia persilatan ae...
Mana coba liat suhu @Deagle :berbusa::berbusa::berbusa:
Laahh iki....korban hoax yo ngene iki 😬😬😬
=)) opo iyo nggone neng @Deagle ,sak jentik kang @Mata_Lelah ...ngunu arep maremne han karo mbk mirna
Paling nggo slilit nggonmu kui neng=))=))=))
Seng sak jentik iku nggone neng @t1t1t kec1l , bulek....nek nggonku yoo....wes lah ra usah disebutke 😬😬😬
Lah iku nggone mbah @Mata_Lelah rata karo jembut 😂😂😂
 
UPDATE
PART -27
Tentang Resti bag. 2



Setelah kejadian hari itu, aku dan Resti semakin intens berkomunikasi. Tekad nya untuk mendalami ilmu di bidang kejuruan yang di pilihnya benar benar begitu kuat. Ia juga selalu aktif bertanya saat aku mengajar. Bahkan Pak Agus mengakui, perkembangan Resti begitu pesat. Tak jarang saat aku selesai mengajar dan tidak pulang kerumah karena aku butuh akses internet untuk tugas kuliahku, resti tetap berlatih bersamaku dalam satu ruangan. Ia menungguku Hingga aku selesai mengerjakan tugas kuliahku. Pertemuan kami saat itu benar benar intens, dalam satu minggu 3x aku mengajar, dan 3x kesempatan pula aku bertemu dengannya.

Bahkan satu hari di setiap minggunya aku selalu mengantarnya pulang. Karena memang ada hari di mana aku selesai mengajar, aku harus menjemput Han di kampus xxxxx. Namun pada saat itu perasaanku kepadanya tetap biasa saja, tidak ada rasa suka, pure hanya hubungan pendidik dengan anak didiknya.

Hari terus berlalu, hingga akhirnya Resti mengikuti lomba yang pernah kuikuti dan resti juga memenangkan lomba kejuruan tingkat provinsi. Ia benar benar mengikuti langkah pencapaianku. Dan dengan otomatis Resti juga akan mewakili provinsi kami mengikuti lomba tersebut di tingkat Nasional. Resti benar benar gembira saat mendengar Namanya menjadi juara Lomba tersebut di dinas pendidikan provinsi. Kebetulan aku ikut mendampinginya sore itu. Setelah ia menerima piala kemenangan, ia segera berlari ke arahku dan menangis haru dipelukanku.

Setelah menjadi juara di tingkat provinsi, tentu membuat resti harus lebih giat berlatih. Waktu berlatih hanya satu bulan. Hal ini membuat aku harus datang 5x dalam seminggu ke sekolah demi membantu Resti berlatih, agar persiapan Resti benar benar matang. Untungnya sangat mudah bagiku untuk mengajari Resti. Otak dan Nalarnya sangat cepat melahap semua materi yang kuberikan. Tak lupa aku tetap menyuruhnya untuk beristirahat yang cukup demi menjaga tubuh agar tetap fit sampai hari perlombaan.

Satu bulan kemudian, akhirnya resti berjuang demi nama sekolah dan juga nama baik Provinsi tentunya. Dan Seperti dua kalimat pepatah ini :

Usaha tidak akan mengkhianati Hasil

Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai.

Tanpa di sangka sangka sebelumnya, Resti berhasil melampaui pencapaianku. Ia menjadi juara 1 dalam perlombaan tersebut. Apa yang Resti tuai hari itu, adalah buah dari keuletan dan ketekunan Resti yang selama ini di tunjukkannya. Usaha resti selama setahun kini terbayar lunas dengan pencapaian yang ia raih. Di tambah lagi Resti otomatis mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atas keberhasilannya menjadi juara 1.

Nahh inilah menjadi salah satu kekesalanku terhadap panitia zamanku waktu itu, karena hanya juara 1 saja yang mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi, sedangkan juara 2 tidak. Di tambah lagi hasil karya lombaku harusnya jauh lebih baik dari juara 1 'titipan' itu, sebenarnya hampir semua peserta lomba waktu itu protes. Jangankan juara 1, untuk mendapat predikat juara harapan saja itu orang tidak pantas. Aku jadi kehilangan kesempatan mendapatkan beasiswa di universitas terkenal di negara ini. Bgst ! *mohon maaf curcol suhu 🙏


"Kak Dito, makasih banyak yaa...." Ucap Resti sambil memelukku erat. Lagi dan lagi Resti menangis haru di pelukaku.

"Iya sama sama...Kakak sangat senang dengan pencapaianmu. Usahamu gak sia sia !" Kataku sambil membalas memeluknya.

Sore itu, resti mengajakku ketemuan di Kaefce. Setelah 20 hari kepulangannya dari perlombaan tersebut. Ia bahkan memberiku sebuah jam tangan bermerk kepadaku sebagai tanda terima kasih karena telah mementorinya selama ini.

"Apa ini...?" Kataku heran karena resti memberiku sebuah kotak yang sudah di bungkus kertas kado.

"Kak Dito buka aja.."

Tanpa berpikir panjang, aku membuka kado yang diberikan resti kepadaku. Yess.... Sebuah jam tangan cakep nan elegan. Jam tangan yang akhirnya turut menjadi saksi bisu perjalanan hidupku. Bahkan jam tangan itu masih terus kupakai hingga saat ini.

"Keren Banget ti.., ini untuk Kakak..?" Tanyaku pura pura bego.

"Iyalah kak... Mohon di terima dan di pakai selalu ya Kak.." Ucap Resti sambil tersenyum.

"Pasti.." Kataku berjanji.


Tiga bulan berlalu, Resti di sibukkan dengan mengurus beasiswa yang ia dapat. Ia memilih melanjutkan studinya di salah satu universitas ternama di kota keraton. Namun seminggu sebelum kepergiannya melanjutkan studi, ia mengajakku jumpa di salah satu resto.


"Kak Dito, minggu depan Resti berangkat.." Ucapnya sembari melahap kwetiaw goreng yang menjadi menu pilihannya siang ini.

"Wahh... Akhirnya tiba juga ya..." Kataku sambil melahap nasi goreng seafood yang sudah habis setengah.

"Iya Kak... "

"Jauh dari orang tua, jaga dirimu baik baik di sana ti. Pilih pilih orang baik dalam bergaul.." Kataku memberi nasehat.

"Siap Bos.. Aman itu..." Jawab Resti dengan tegas.

"Jangan sampe ada yang merusak mimpimu, fokus belajar, dan kalo perlu jangan pacaran.."

"Whahaahhaaa... Iya siap Kak Dito !! Nanti kalo ada cowok yang dekatin Resti, resti laporan sama Kak Dito aja hahaaa..."


Aku dan Resti sama sama tertawa mendengar celotehan Resti. Ya hubunganku dengan resti sudah begitu dekat. Walau yang ada di pikiranku waktu itu, dia hanyalah seorang adik kelasku. Anak didikku. Dan mungkin Resti juga beranggapan demikian.


"Resti harus dengar nasehat Kakak baik baik. Semua cowok itu buaya, pembohong, sulit di percaya. Makanya kakak gak mau sama cowok ! Whahahaaa...." Kataku sembari tertawa terbahak bahak.


Bahkan restipun juga ikut tertawa karena kebanyolan yang baru saja kuucapkan. Dan akhirnya siang itu menjadi hari terakhir kami berjumpa. Awal awal Resti masuk kuliah, kami masih sering berkomunikasi via SMS, Resti selalu bercerita tentang suasana di sana, lalu tentang pengalaman yang ia di dapat selama menimba ilmu di sana. Sampai akhirnya kami benar benar lost contact 5 bulan setelah Resti kuliah di sana.

Hari itu tidak tau mengapa aku benar benar apes, paginya saat perjalanan berangkat kuliah, ban motorku bocor. Akhirnya aku harus mendorong motorku dan aku sangat telat dalam persentase tugas pagi itu. Beruntung dosen waktu itu baik dan memaklumi musibah yang ku alami. Sore hari saat aku pulang kuliah, motorku di serempet oleh mobil dari belakang, membuat aku dan motor bututku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, lalu tenggelam dalam lautan luka dalam. Badjingan!!

Tubuhku , terutama kakiku penuh luka karena bergesekan dengan aspal. Badanku memar semua, tanganku sedikit terkilir dan terdapat beberapa luka di sana. Dan yang lebih apesnya lagi, hape jadulku terpental entah kemana, mungkin di ambil orang yang lewat saat aku terbaring di tempat kejadian perkara. Beruntung orang yang menabrakku mau bertanggung jawab sampai aku pulih. Namun, tentu saja aku tidak bisa berkomunikasi dengan resti lagi karena aku kehilangan handphone ku.


*****

Bertemu kembali dalam sebuah acara

Yaap.. Kurang lebih 4-5 tahun sudah aku tidak tahu tentang kabar Resti, karena musibah yang kualami. Aku pernah mencari namanya di pencarian aplikasi Mukabuku, namun aku tak pernah menemukannya. Aku benar benar tak tau lagi di mana dia.? Dengan siapa? Semalam berbuat apa..? ya memang hal itu tidak terlalu kupikirkan karena seiring berjalannya waktu hubunganku dengan Han mulai dekat.

Memasuki semester kelima perkuliahan kami, sekitar tahun 2012 maybe, adalah pertama kalinya Han mencium pipi Kananku di bioskop. Setelah itu, cipika - cipiki menjadi sebuah tradisi bagiku dan Han hingga saat ini.


Balik ke cerita....


Pertengahan Tahun 2015, Aku melihat informasi bahwa sekolah tempatku menimba ilmu akan mengadakan Reuni akbar, dari angkatan kakekku masih menjadi playboy kelas Kakap, sampai ke angkatan 2012. Gilaa sih.. Kebetulan reuni akbar ini dibuat untuk pertama kalinya dalam sejarah sekolahku itu. Dan acara di adakan di gedung yang mempunyai halaman yang cukup luas di kotaku.

Dan pada saat Hari -H, tempat di penuhi oleh lautan Manusia.

' entah kakek siapa yang pada berkumpul di sini..' gumamku dalam hati.

Aku pun masuk ke gedung tersebut bersama beberapa teman seangkatanku. Kami duduk di pojokan dan memilih menjauh dari rombongan para kakek kakek yang duduk memenuhi bangku paling depan.

Kulirik jam di tanganku, pemberian dari resti,waktu menunjukkan pukul 09.15 wib. Artinya sudah 30 menit aku dan teman temanku duduk di bangku yang telah di sediakan oleh panitia. Sementara acara akan di mulai pada pukul 10.00 wib. Kami sengaja datang lebih awal karena ingin mendapatkan kursi duduk. Aku dan temanku sibuk Membahas semua kekonyolan kekonyolan yang pernah terjadi di sekolah. Memang , bahas kisah konyol di sekolah tentu tak akan ada habisnya. Dan pastinya tak lekang oleh zaman. Mau tiga puluh tahun lagi di ceritakan pasti akan tetap lucu dan membuat kita tertawa.

Tiba tiba pundakku ditepuk oleh seseorang dari belakang. Aku dan teman temanku segera melihat siapa gerangan yang menepuk pundakku.


"Weeeii... Dek Resti, apa kabar.." Ucap Tono dengan penuh semangat.


Tono adalah teman baikku hingga saat ini. Teman yang mengetahui segalanya tentangku. Teman yang selalu siap menemaniku begadang di warnet bila aku sedang bosan. Yang kebetulan juga ikut berpartisipasi dalam acara reuni akbar ini. Dia lah yang menjadi motor penggerak di angkatanku agar teman teman yang lain mau turut hadir ke acara tersebut.

Kini pandanganku merasa gembira karena aku kembali bertemu dengan muridku. Bahkan teman temanku yang lain juga ikut gembira karena yang datang adalah seorang wanita cantik yang kini sudah merubah penampilannya. Ia menutupi sebagian kepalanya dengan hijab. Kulitnya, wajahnya, semakin bersinar kupandang.


"Eeehh .... Resti..?? Jawabku sedikit kaget.

" Apa kabar Kak Dito..?" Tanya restu sembari mencium tanganku.


Hari itu, Resti tampak beda dari resti yang terakhir kali kujumpai. Wajahnya tampak lebih anggun, wangi parfum yang ia kenakan seakan menusuk hidungku hingga menembus ke jantungku. Gaya berpakaiannya, ala ala hijabers wanita karir.


"Baik..." Kataku pelan.


Aku tak mampu menyembunyikan perasaan senangku tatkala wanita yang berdiri tegak dihadapanku itu adalah resti.

"Walah... Cuma Kak Dito aja yang di sapa, cium tangan pula yee Kan.." Ucap Tono dan diiringi gelak tawa teman temanku yang lainnya.

Aku dan resti cuma bisa senyum dan tentunya salah tingkah akibat celotehan Tono. Namun Resti mencoba segera mencairkan suasana, dengan menyalami semua teman temanku yang tak lain adalah kakak tingkatnya dulu.


"Bangku sebelah Kak Dito kosong kan..?boleh Resti duduk di sana..?" Tanya Resti sambil menunjuk ke arah bangku yang kosong di sebelahku.


Tadinya bangku ini sengaja di kosongkan sambil menunggu salah satu teman genk-ku yang sedang dalam perjalanan ke sini.


"Duduk sebelah Kakak Tono aja ni. Kosong..."
Ucap Tono sambil menawarkan bangku yang kosong di sebelahnya.

"Kalo duduk di samping Dito, nanti ada yang marah. Udah punya pacar dia. Dua pula ! Hahahaaaaa..." Kata Tono lagi sambil tertawa. Lagi dan lagi temanku yang lainnya juga ikut mentertawaiku. Emang teman paling bangke ni anak.

Ya waktu itu aku sudah berpacaran dengan Nia. Lalu Han juga sering kuajak ngupi bareng jika aku dan Tono sedang ingin kumpul kumpul syantik. Tono paham, Han adalah sahabatku, hanya saja, orang lain termasuk tono tentu tidak sepenuhnya percaya bahwa aku dan Han hanya sebatas "sahabat". Wong gelagat kami juga seperti orang pacaran kok. Bahkan aku lebih sering ngajak Han ketimbang Nia kalau aku sedang ngumpul bareng GENK ku itu.


" Heheheee... Ya gak Apa Apa lah Kak.. Cuma numpang duduk di sebelah doang, gak sampe singgah di hati Kak Dito.." Ucap Resti


Sontak ucapan resti barusan membuat teman-temanku tertawa terpingkal pingkal seperti orang kesurupan. Sementara aku cuma mampu nyengir nyengir doang membalas suara tawa teman temanku yang masih 'bocor halus' dari dulu.

' Anjirr ! Ngapain malah ngeladenin temanku yang seperti dajjal ini sih resti..?!' umpatku dalam Hati.

Akhirnya Resti pun duduk di sampingku,ia lebih memilih bergabung denganku dan teman temanku ketimbang mencari dan kumpul bersama angkatannya sendiri.


"Kak Dito kemana aja..?"
Ini adalah pertanyaan pertama Resti setelah ia duduk nyaman di bangku sebelahku.

"Ada lah di sini. Ga kemana mana..

" Ganti nomor ko ga bilang bilang Kak..?"

"Hehee... Sorry..."
Setelahnya kuceritakan secara detail terkait musibah yang kuterima waktu itu. Hingga kenapa nomorku gak bisa lagi dihubunginya. Yaa zaman itu, nomor hp tidak terlalu penting bagiku yang mulai beranjak dewasa. Jadi waktu itu aku memang memutuskan ganti nomor provider ketimbang mempertahankan nomor lama, sudah pasti ngurusnya ribet. Tapi Coba kalo hilang sekarang, otomatis langsung ngurus ke providernya dong. Ye kan.mau sampai bayar mahal juga wajib di urus. Bisa berabe kalau sampai kehilangan kontak dengan para klien dan vendor yang selama ini membantuku.

Singkat cerita, di acara tersebut aku dan Resti kembali bertukar kontak, baik nomor handphone maupun pin BBM. Dan kutau ia kini bekerja di salah satu perusahaan Konsultant ternama di kota kami. Tak sulitlah bagi seorang resti untuk mendapat pekerjaan.

8 bulan kemudian, tepatnya maret 2016. Aku dan Resti di panggil Pak Agus untuk menghadap kepadanya. Pak Agus memanggil kami guna menawarkan kami berdua sebagai penguji external dan untuk mengawasi ujian kejuruan bagi anak anak kelas 3. Tentu tawaran ini langsung kami terima tanpa berpikir dua kali. Karena kami bisa berbagi ilmu serta pengalaman yang kami punya kepada adik adik kelas kami.

Semenjak saat itu, setiap tahunnya aku dan resti selalu di panggil kembali oleh Pak Agus. Walaupun begitu. Aku benar benar tidak memikirkan Resti. Karena memang aku tetap menganggapnya sebagai adik kelasku dulu dan partner sebagai penguji bila di panggil Pak Agus. Di sisi lainnya, hubunganku dengan Han kian intim.

Dan jujur saja, aku menceritakan semua tentang Resti kepada Han. Sementara sebaliknya, aku juga pernah menceritakan kepada Resti bahwa Han adalah Sahabat baikku dari kecil dan bagaimana hubunganku dengan Ibunya Han. Dan siapapun yang melihat kami, maka orang itu akan beranggapan kami adalah sepasang kekasih.

*****

Pengakuan Resti

Juli 2019
Resti tiba tiba menghubungiku dan memintaku untuk membantunya dalam project yang ia dapat. Project yang lumayan besar dan memang tidak bisa seorang diri untuk menggarapnya. Dan karena memang aku tidak terlalu sibuk waktu itu, akupun menyanggupinya, ikut menjadi bagian dari Tim yang resti bentuk. Resti ingin aku menjadi mentor di balik project yang ia tangani. Ada 4 orang yang terbentuk dalam tim besutan Resti. Dan dari 4 orang tersebut harus terbagi ke dalam Dua kelompok. Aku dan Resti menjadi satu kelompok, dan dua orang lainnya satu kelompok. Karena memang aku dan Resti ditugaskan untuk mengerjakan konsep desain. Sedangkan dua teman yang lainnya ditugaskan sebagai esrimator.

Imbasnya, hampir setiap malam aku dan Resti bertemu di sebuah cafe guna berdiskusi dan membahas mengenai project itu. Kadang tak jarang juga kami berempat nongkrong di sana dengan membawa laptop masing masing. Untungnya cafe tersebut punya ruang VIP, jadi kami bebas bekerja di sana tanpa gangguan pengunjung lainnya.

"Enak ya Kak.. Punya sahabat dari kecil, lawan Jenis seperti Kakak Han, cantik lagi !" Tanya Resti tiba-tiba di sela kesibukan kami menggarap project yang cukup menguras pikiran dan tenaga. Walaupun begitu, aku dan tim resti tetap akan menyelesaikannya seprofesional mungkin. Dan Kebetulan hari itu hanya aku dan Resti yang berada di cafe tersebut. Guna menyelesaikan tahap akhir dalam pembuatan pelaporan project.

Mendengar pertanyaan Resti mengenai wanita yang bernama Han, Si wanita prioritasku, aku terlebih dahulu menyeruput kopi yang mulai dingin, lalu aku mengambil microphone sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari Resti tadi.

"Kenapa kamu tanya begitu ? Haaahh?? Kenapa..? Haah..? kamu tanya begitu Siapa yang suruh..?? "

Dan Besoknya Resti menghilang bak di telan bumi. LOL . *canda hu 😁


"Enak... kenapa..?" Tanya ku singkat sambil tetap mengetik sesuatu di laptopku. Aku masih fokus dengan kerjaanku saat itu.

"Sepertinya seru yaa..?"

"Yaa seru pasti. Orang mengira kami pacaran, padahal engga.."

"Kenapa ga kakak Pacarin aja ..kan enak tu sahabat jadi Cinta.. Hehee.." Ucap resti mencoba mengorek kembali informasi tentang Han.


Mendengar pernyataan Resti tadi, akupun menghela nafas panjang.


"Heheee... Udah puluhan kali kakak ngajak pacaran, nembak dia, tapi dianya gak mau sama kakak. Hehe..."

"Kakak Suka sama Kakak Han...?" Resti terus mengintrogasiku. Sedangkan aku masih sibuk mengetik sesuatu di laptopku.

"Hhhmmm.... Sulit kujelaskan ti perasaan Kak Dito ini. Intinya sih, Kakak sayang sama Dia. Kapanpun dia butuh kakak, sebisa mungkin kakak harus siap.. Hehe.. Dan Kakak yang menginginkan diri Kakak sendiri untuk selalu siap dan selalu ada saat Han butuh"

" Ohh gitu.. Tapi masa iya dia ga suka sama Kak Dito sih..? " Tanya Resti dengan nada bingung dan Heran

"Hahahaa... Entahlah ti..kadang kakak tu sampai putus asa nyari jawabannya kenapa dia gak mau kakak pacarin ..."

"Kapan terakhir kali kakak ngajak nembak dia..?"

"Kapan ya..? Tiga bulan yang lalu kayaknya. Kenapa ti..? Kayaknya kamu penasaran dengan Han.?" Tanyaku balik mengintrogasi resti.

"Gak ada sih Kak.. Nanya aja.. Heran kan. Udah kayak orang pacaran tapi statusnya bukan pacaran..."

"Whahahaaaa.... Kami enjoy jalaninya ti, ya mungkin memang belum waktunya Han mau pacaran sama Kakak.. Ngomong ngomong Resti belum punya pacar..?"

" Heheee.. Belum.." Jawab Resti sambil menyeruput Es kopi Cappucino nya.

"Kenapa belum...?"

" Ada sih cowo yang resti kagumi dan resti suka kak. Pengen ngungkapin rasa Suka Resti sama tu cowo Kak.. cuma Resti masih bimbang aja Kak..."

" Bimbang kenapa...?"

" Yaa bimbang aja. Ragu gitu Kak..."

"Yaa ragunya kenapa Resti.. Ungkapin aja ke cowo itu. Daripada di pendam, gak enak !! Biar plong aja kalo sudah ungkapin, masalah jawabannya sesuai ekspektasi atau tidak ya urusan nanti.. " Tanyaku dengan nada serius.

"Hhhmmm.... Ya ragu Kak. Karena cowo itu... Kak Di..to.." Ucap Resti dengan nada sedikit ragu.


Seketika aku terkejut mendengar ucapan Resti barusan. Aku yakin, aku tidak salah dengar tadi.

"Haaahh...?! Gimana maksudnya ti..? Tanyaku kepada Resti, kali ini pandanganku fokus menatapnya.

" Yaaa.... Resti suka dengan Kakak. Resti kagum dengan Kak Dito ... Resti pengen... Kak Dito jadi pacar Resti..." Ucap Resti lagi.


Ia tak berani menatapku. Malu? Mungkin. Tapi usahanya waktu itu benar benar membuatku salut. Namun oengakuan resti barusan jelas sangat membuatku terkejut.


"Rressti suka sama Kakak..?serius..?"

" Iyaa Kak.. Maaf ya kalau buat kakak kaget. Resti udah lama mau jujur ngomong begini, tapi baru sekarang punya keberanian..."


Aku menghela nafas panjang (lagi)...


" Makasih Resti sudah mau jujur ya... Lalu apa yang Resti inginkan dari Kakak..?"

" Kak Dito gak punya perasaan apa apa dengan Resti..?! Tanya Resti dengan tatapan yang cukup serius.

" Saat ini Kakak sudah anggap Resti sebagai adik sendiri , rasa sayang antara Kakak dengan adik.. Walau tidak ada yang tau kedepannya apakah timbul rasa cinta.. " Kataku jujur.

"Jujur, saat ini pikiran kakak cuma untuk Han .. Walau kakak sudah merasa putus asa dengannya yang tidak pernah mau untuk di ajak serius .." Kataku lagi.

Sementara Resti masih dengan seksama mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulutku.

Aku kembali meneguk kopi yang masih sisa setengah itu sampai habis. Mencoba menenangkan hatiku yang saat ini sedang bergejolak. Dan tiba tiba ucapan ibuku terngiang di telingaku.

' lee... Mana pacarmu lee..? Kapan kawin lee...? ' fvck !


" Mungkin resti gak semenarik Kakak Han, gak secantik dia. Tapi Resti mau berusaha jadi yang terbaik buat kakak.. Dan Resti ingin Kak Dito bisa kasih Resti kesempatan itu.." Ucap resti dengan penuh Harap.

"So..?" Kataku singkat.

" Resti ingin, Resti jadi pacarnya Kak Dito..."

"Walaupun kakak gak bisa Lepas dari bayang bayang Han...?"

" Itu tergantung kak Dito, Resti ga mau saingan sama Kakak Han. Resti ingin berusaha jadi yang terbaik untuk Kak Dito.. Setelahnya Kak Dito yang nentuin .." Ucap Resti dengan sungguh sungguh.

Kini malah aku yang terdiam seperti orang kebingungan,memang cinta bisa saja tumbuh seiring berjalannya waktu. Dan memang saat ini aku hanya menganggap Resti seperti adikku sendiri. Tapi kenangan dengan Han tak mungkin kulupakan begitu saja. Dan kini aku tak tau harus bagaimana. Aku terlahir bukan sebagai lelaki yang hobi menebar pesona terhadap setiap wanita.

Resti menepuk pundakku pelan. Ia paham aku sedang bingung dengan situasi yang kuhadapi saat ini.

"Kak Dito..?!" Resti menyapaku sekaligus membuyarkan lamunanku.

"Kak Dito bisa ceritakan ini kepada Kak Han.. Apapun tanggapan Kak Han, Resti terima. Resti paham, ini resiko Resti juga. Resti cuma berharap ada kesempatan untuk resti.."

Mungkin ucapan Resti barusan ada benarnya. Gak ada salahnya aku menceritakan isi semua terlebih dahulu kepada Han. Aku berharap Han akan cemburu mendengar bahwa resti juga menyukaiku. Dan aku bisa menekannya agar Han mau menjadi pacarku. Bhaha.. Sebuah pemikiran yang licik.


" Oke.. Kakak gak bisa menyimpulkan semua malam ini ya ti.. Bolehkan kakak bicara dulu sama Han.? "

"Iya gak apa apa Kak.. Resti ngerti Kok" Ucap resti sambil tersenyum.


Dan pada akhirnya, situasilah membuatku kian sulit. Tapi tekanan dari Ibuku ditambah tiba-tiba ada seorang wanita yang menyatakan rasa suka kepadaku lah yang membuatku kalap dan terlanjur tenggelam dalam keputus asaan. Aku tak lagi mempertimbangkan segala kenangan yang telah kulalui bersama Han. Walau dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku yakin Han sebenarnya menyukaiku sejak dulu..

Tapi..... Niatanku sudah bulat untuk membicarakan ini semua kepada Han..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd