Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG SINTA DAN MAMA NYA (KAK ELIS)
- Thread starter m4n_fre3
- Start date
-
- Tags
- elis ipar kakak ipar sinta
endartaker
Kakak Semprot
- Daftar
- 11 Aug 2017
- Post
- 160
- Like diterima
- 81
Masih menunggu update kak elis
jamalndekok
Guru Semprot
- Daftar
- 12 Dec 2011
- Post
- 506
- Like diterima
- 365
Gelar tikar dulu lahhh
Okecrot123
Semprot Lover
- Daftar
- 27 Dec 2020
- Post
- 208
- Like diterima
- 160
Pasang tenda dlu
rokoroko
Senpai Semprot
Wainiii patut ditunggu, setelah sekian purnama
m4n_fre3
Kakak Semprot
- Daftar
- 29 Jun 2012
- Post
- 171
- Like diterima
- 5.534
C3. Kak Elis (Mama nya Sinta) – Sentuhan dan usapan
<- Prev
-------
Menjelang magrib kami sudah tiba di rumah ka elis.
Mayan gerah dan keringetan neh badan, padahal cuaca sore itu sangat sejuk, mungkin karena faktor adrenalin meningkat saat duduk berada di belakang sinta. Hehehhehe...
“Di.. kamu bisa nyetir mobil kan ?”, ka elis negur aku saat aku selesai mandi.
“bisa ka, tapi belum punya SIM A neh, kenapa ka ?, tanya ku
“oh.. ga papa, cuma deket aja kok, mau minta anter ambil pesenan catering untuk besok acara ibu2 di RT”, jawab ka elis.
“oh, ya sudah, mau kapan kapan?”, tanya ku kembali
“sekarang aja yuk, biar ga kemalaman, soale agak muter komplek, portal yang jalan pintas di tutup, banyak yang suka pada nongkrong, ganggu warga”, lanjut ka elis
“kamu nanti lanjutin sayuran yang di dapur ya, biar nanti pas kaka balik kita udah siap makan, sinta di rumah aja ya sam tante, biar ga ribet.”, suruh ka elis ke pacar ku
“iya ka.. nanti di selesaiin dan di siapin”, jawab pacar ku
------
Aku dan ka elis sudah di mobil menuju lokasi tempat katering, sesekali saat melihat spion kiri, ku lirik ka elis begitu cantik jika dari samping. Hidung nya yang mancung dan dagu nya yang lancip, menambah keseksian seorang mamah muda idaman lelaki muda. Ka elis ini benar2 mirip seperti pacar ku, sangat mirip, hanya beda di model rambut saja.
“Di..”, tanya ke elis memecah keheningan dalam mobil
“iya ka”, jawab ku
“kamu sama juli sudah berapa lama?”, tanya ka elis. Juli adalah nama pacar ku
“ya baru setahunan lahi ka, kan kenal nya pas tahun 99, kenapa ka ?”, tanya ku
“iya, dari sekian kaka ipar dan adik ipar yang kaka kenal, kayak nya kamu calon ipar yang agak unik”, lanjut ka elis
“unik? Maksudnya gimana ka?”, tanya ku selidik
“ya.. kamu termasuk unik, baru setahun pacaran tapi rasanya udah kayak beneran resmi jadi keluarga yang udah nikah bertahun2. Cara bicara dan sikap kamu ke ayah & ibu serta ke kakak n adik ka elis, termasuk ke ka elis sendiri pun agak unik, ngga tau ya, kaka ngga bisa jabarkan, tapi yang pasti kalo kami sekeluarga lagi kumpul, suka ngomongin kamu sama juli”, terang ka elis
“maksudnya ngomongin gimana ya ka?, apa selama ini saya ada melakukan kesalahan yang bisa bikin keluarga besar kaka ngerasa tersinggung?”, aku mulai deg2an dan panik atas pernyataan ka elis, jelas sekali muka ku terlihat tegang di tambah sorotan lampu mobil dari arah depan
“oh.. ngga di, kamu ga usah panik gitu, hahaha. Lucu ya kamu kalo lagi bingung gitu?”, ka elis ketawa sambil menampakan kecantikan alami nya
“ya.. wajar aja sih ka kalo panik, makanya saya tuh mau tau kesalahan saya apa, biar jelas dan tidak ada yang menggantung”, ujar ku
“gini di.. kami sekeluarga sebenarnya sudah cocok kalau kamu jadi pendamping juli, kami anggap kamu walau masih muda tapi sikap dan pola pikir mu sudah matang dan seperti yang sudah berkeluarga puluhan tahun, itulah kenapa kaka sama mas agun ngizinin kamu nginap di rumah kaka, karena kaka bisa tau kamu tuh orang bai dan bertanggung jawab, walau kalau ada nakal2 ya wajarlah, tapi kakak yakin banget, kamu bukan orang jahat”, ka elis bicara kepada ku sambil tersenyum, manis sekali.
“naa.... naakaall ? maksudnya ka”, satu hal aku mulai tenang, muncul disini lain aku mulai makin deg2an dari kalmat yang terucap dari bibir tipis ka elis.
“iya.. nakal lah... masa tidur di kamar juli kok sampai tutup pintu dan suara nya juli juga sampe kedengeran ke dapur”, ka elis kembali berkata serius walau akhirnya sambil senyum juga.
“Citttt..... “, ku pinggirkan mobil dan ku rem mendadak, sambil ku menoleh ke ka elis.
“duh.. kamu nih nge rem nya jangan mendadak gitu dong ih, untung pakai sabuk pengaman”, ka elis komplen ke aku.
Sumpah aku merasa makin panas dingin dan keringat mulai muncul di kepala kening ku, padahal AC mobil dingin.
Ku tatap mata ka elis dengan jantung berdegup kencang, dan sial nya ka elis malah asyik senyum2 sambil terkadang melet2.
“ka..... saya..itu.. anu..”, aku buka omongan dengan agak gugup, tapi langsung di potong
“iya.. sudah, ga perlu kamu jelaskan, kaka sudah tau kejadian yang tadi siang pas kita semua tidur, yang penting kamu jaga adik kaka si juli, dan jangan pernah ninggalin atau mainin dia”, ka elis berkata dengan bijak dan aku tidak berani menatap mata ka elis, aku tundukkan kepala ku.
“maafin saya ka, kalau sudah berbuat yang tidak baik di rumah kaka, saya khilaf saat itu, biar gimanapun saya tetap salah, saya janji nga akan berbuat hal yang ngga.....”, belum aku teruskan omongan ku, tiba2...
“Cuupp...”, sebuah kecupan lembut mendadat mendarat di pipi kiriku.
Aku angkat kepalaku, dan ku lihat muka ka elis sudah sangat dekat dengan ku, “ka.....”, tanya ku agak bingung.
“ini tisu, kamu lap dulu jidat mu tuh kerigetan, pipi mu juga kena keringat tuh, asin, hahahhaa”, ka elis tertawa ngakak.
Aku terima tisu dan ku usapkan ke wajah ku, dan memang keringat ini banyak sekali, mungkin efek kaget, takut dan khawatir atas ucapan ka elis.
“Ka... kenapa kaka cium pipi saya?”, tanya ku
“Cuuppp...”, kembali ku rasakan kecupan lembut di pipi kiri ku, lumayan lama, sambil tangan kiri ka elis mengusap pipi kanan ku dan kurasakan ada isakan dari ka elis seperti menangis.
Segera ke jauhkan muka ku dari bibir dan tangan kiri ka elis dan ku lihat muka ka elis.
“kaka kenapa nangis ?”, tanya ku
Ka elis makin menangis agak sedikit keras, dan aku pun bingung harus berbuat seperti apa, karena saat itu aku ngga pernah menghadapi wanita menangis dan ngga tau gimana caranya.
Agak sulit posisi duduk kami, yang di batasi oleh persneling dan rem tangan, jadi ku geserkan pantat ku ke kiri dan ku beranikan diri menarik lembuh bahu dan lengan ka elis dan dengan kondisi yang masih menangis ka elis ikut menggeserkan pantat nya ke arah kanan.
Keberanikan diri untuk menyentuh bahu kiri nya, walau agak susah, aku naikkan pantat ku ke console box (box rem tangan), dan ke peluk tubuh ka elis dengan tangan kiri ku, dan ka elis pun membalas memeluk pinggang ku dengan ke dua tangan nya.
Sadar dengan kondisi parkir mobil di tempat yang pencahayaan nya kurang, tapi agak ramai kendaraan lalu lalang, ku nyalakan lampu hazard pakai jempol kaki kanan ku, agar tidak di seruduk dari belakang.
Kemudian ku raih tisu dan segera ku usapkan air mata ka elis, dan dengan posisi duduk ku, aku bisa dengan mudah memeluk ka elis, ku biarkan sesaat ka elis dalam pelukan ku sambil ku usap punggung nya dengan tangan kiri ku, dan ku elus2 rambut nya dengan tangan kanan ku dan di sambut dengan pelukan ka elis yang makin kencang, mungkin dia merasa nyaman dengan sikap ku.
Melihat sikap ka elis, ku sibakkan rambut yang ada di kening nya, dan ku nekat mengecup keningnya lamaaaa, dan makin kencang pula pelukan ka elis.
Dengan sikon seperti ini, sebagai lelaki normal, darahku berdesir menjalar ke bagian bawah perut ku, sehingga membuat batang ku menjadi keras dan tegang, selain ditambah aroma parfum ka elis yang harum juga karena ada nya kontak fisik.
Aku lepas ciuman ku di keningnya, dan dia melihat ku seperti tidak rela jika berhenti gitu saja.
Tatapan matanya yang tadi nya sedih, sekarang berubah sedikit sayu dan seperti memohon sesuatu.
“bodo amat lah kalo nanti dia marah”, batin ku dan segera ku kecup bibir sexy nya yang bergelombang.
Hanya sebentar aja ku kecup, dan segera ku lepas.
Ku tatap matanya, sekedar ingin tahu reaksi dia.
Lagi2 tatapan matanya tidak bisa membohongi ku kalau dia ternyata suka, hanya saja dia malu untuk mengatakannya.
Ku kecup kembali bibirnya, tapi belum sempat bibir kami bersentuhan, ka elis sudah membuka bibirnya, dan akhirnya tanpa kami sadari, bibir kami sudah bersatu, lidah dan air liur kami sudah bercampur, dari ciuman lembut, kini terlihat ka elis lebih agresif, di tambah saat ku mainkan ujung lidah ku di langit2 mulutnya, tubuh dia bergerak ngga karuan.
“hhmppp.. hmmppppp.. hhhhmmm”, hanya sudah desahan yang tertahan aja yang terdengar oleh kami di dalam mobil dan suasana yang hening.
Sumpah, kontol ku sudah kencang juga, aku belum berani berbuat macam2 dengan ka elis, seperti menyentuh payudara nya, apalagi memek nya. Aku hanya mencoba mengimbangi permainan ka elis, dan kubiarkan seperti ini dulu dan aku tak ingin terburu2.
Setelah kami merasa pegal berciuman, kami lepas pagutan kami dan ku lihat remang2 cahaya lampu jalan, muka ka elis memerah dan matanya sangat sayu, aku tahu dia sangat horny, aku pun begitu.
Tapi kami sadar, ini bukan sikon yang tepat bagi 2 makhluk lawan jenis yang sedang di landa birahi.
Akhirnya kami duduk di jok masing2 dengan nafas yang masih tersengal2 akibat kekurangan oksigen (hahahhaa) dan detakan jantung efek menahan birahi.
Kami diam sesaat...
“ka.., saya minta maaf, tapi saya jujur menikmati kejadian ini”, aku pecahkan keheningan..
“kaka juga,, kamu itu.. duh... kaka ga bisa jelaskan skrg, yang penting kaka harap kejadian ini hanya kita berdua yang tahu dan jangan sampai bocor ke keluarga besar kaka ya”, lanjut ka elis
“iya ka, saya paham hal itu”, jawab ku sambil ku raih jemari halus ka elis.
Ku lihat jam di dashboard tanpa terasa sudah 30 menit kami berada dalam dimensi birahi, dan ngga lama suara HP ka elis berdering dan sepintar ku dengar intinya di tungguutk segera ambil pesanan catering, dan sambil kasih kode ke aku untuk segera jalan dan menuju lokasi.
Luyaman banyak juga catering yang di pesan sampai agak penuh menggunung di mobil ka elis, untungnya saat di lokasi catering sampai di lokasi RT ka elis, aku di bantu oleh beberapa orang untuk bongkar muat box makanan cateringnya.
Tidak terasa kami sampai di rumah sudah hampir jam 21 an, ku lihat pacar ku dan sinta tertidur di depan TV.
Kesian pacar ku, mungkin kelelahan menunggu sampai akhirnya tertidur, di sisi lain aku dan ka elis sedang asyik beradu air liur.
“eh... Aa, dah balik... dari kapan?”, pacar ku terbangun mungkin karena mendengar suara ka elis di kamar mandi
“baru ajah sampe de, duh banyak banget nasi box nya, kirain ikut ke lapangan bareng sinta, ga tau nya malah tidur, kelamaan nunggu ya ?”, tanya ku sambil ku duduk di sofa menunggu ka elis keluar kamar mandi
“iya.. kok lama sih.. sampe kedinginan dan ngantuk tuh sinta, akhirnya ade ikutan tidur juga”, jawab nya
“iya, jauh muter n banyak juga, maaf ya”, balas ku sambil ga tega melihat pacar ku
“ya udah ade angetin lagi sayur nya n nanti kita lanjut makan ya.. mau di buatin teh apa kopi?”, tanya pacar ku
“kopi boleh... eh tapi teh aja deh, biar rada seger, kopi nya ntaran aja”, jawab ku
Pacar ku bangun dan segeran memanaskan kembali sayuran dan ngga lama ka elis keluar dari kamar mandi, dan segera aku menuju kamar mandi untuk bersih2 tangan kaki muka dan sekalian pipis.
Di kamar mandi kali ini tidak ku temukan celana dalam ka elis, berarti celana itu masih di pakai, karena aku penasaran apakah CD ka elis banjir atau tidak, tapi ku yakin sih pasti becek.
Akhirnya kami makan malam bertiga, sikap ka elis tetap seperti biasa dan tidak ada perubahan bahkan terkesan cuek, sinta masih tidur pules dengan memamerkan paha nya yang mulus dan CD yang terlihat jelas, ku berusaha untuk tidak tergoda, tujuan ku hanya satu, yaitu bagaimana untuk membuat mama nya sinta berada di atas perut ku dan menari dengan goyangan pantat nya.
-------
“Aa di rumah aja ya, temenin sinta, tadi udah adek bangunin utk pindah ke kasurnya, dah pules tuh anak”, pinta nya ke aku saat aku ngudud sambil nge teh di teras
“Iya, di. Nitip sinta ya, kaka sama juli mau ke lapangan bentar, ga papa kan kalau pacar mu kaka pinjam sebentar?, goda ka elis ke aku
“ih kaka.. “, jawab pacar ku, “ya udah A, ade tinggal dulu ya”, lanjut pacar ku.
“iya ka, de.., nanti pulang nya bawain kue cucur ya, kek nya enak tuh kur cucur nya tadi”, jawab ku asal
“emang ada?”, kata juli dan ka elis serempak
“hehehhehe...”, ku jawab dengan mesem2 dan terlihat ka elis baru mudeng, akhirnya sambil jalan di belakang pacar ku, ka elis memberi kode jari seperti mencubit.
“tunggu saat nya ka, cepat atau lambat, keringat kita akan segera bersatu dalam satu kasur”, gumam ku sambil mengisap rokok.
“eh... tadi ka elis pake celana lain ya, berarti dah ganti dong”, gumam ku kembali seperti tersadar.
Ku tunggu sesaat sampai mereka hilang dari pandangan ku sambil ku hisap rokok, aku langsung menujuke kamar mandi untuk kencing, dan di belakang pintu kamar mandi tidak ku dapati harta karun ka elis. Aku cek di mesin cuci juga tidak ada.
Nekat aku buka pintu kamar ka elis, dan aroma khas kamar nya tercium oleh ku, mata ku men-scan seluruh penjuru kamar dan terlihat di pojokan ranjang ada ember kecil, segera ku hampiri dan ku lihat benar ada seonggok celana panjang bahan, segera ku angkat dan tringgggg... sebuah kain kecil terjatuh ke lantai, ya itu adalah celana dalam.
Ku ambil dengan gemetar, dan langsung ku cek bagian yang menutupi memek nya, dan benar... banjirrrrr dan ada semacam lendir2 bening yang menempel, ku dekatkan ke hidung, aahhhhh.. aroma memek nya benar2 menggoda... aroma khas wanita yang memek nya di jaga dan di rawat.
Perlahan kontol ku mengeras, dan saat aku mau mengeluarkan kontol ku, “Maaaaaahhhhhhh... mamaahhhhh”, suara sinta mengagetkan ku, dan segera ku kembalikan CD ka elis ke tempat dan posisi semula dan dengan buru2 ku berjalan menuju kamar sinta.
“kenapa sinta ?”, tanya ku sembari membuka pintu kamar sinta, tapi ku lihat sinta tertidur lagi.
“ah... mungkin sedang mengigau”, batin ku sambil ku tutup kamar sinta dan hilang sirna sudah rasa horny ku, dan akhirnya aku ke teras kembali dan ku lanjut tehdud.
----------
Sudah jam 22an lewat, mata ini mulai ngantuk dan pacar ku serta ka elis belum pulang juga, “ah.. tidur aja lah di depan tv”, gumam ku sembari menuju kamar pacarku untuk ganti celana pendek basket dan kulepas juga CD ku, biar enak dan tidak kejepit.
Ku rebahan sofa dan nyalakan TV sambil melihat acara2 yang ga cocok buat ku dan tanpa kusadari aku tertidur.
------
Dalam tidur aku merasakan seperti ada gesekan dan elusan lembut di batang kontol ku, sungguh nikmat sekali, dan elusan itu makin lebih terasa seperti tidak ada penghalang, dan saat ku buka mata ternyata ka elis sedang duduk di karpet dan membelakangi ku, tangan kiri nya bertumpu pada sofa dan tangan kanan nya masuk ke dalam celana ku. Awal nya ku pikit itu hanya mimpi ternyata itu mimpi yang memang benar2 nyata.
“kaaaaaa”, panggil ku dengan suara lirih
“sttttt”, ka elis memberi kode telunjuk di depan bibirnya, “juli dah tidur pulas, kecapean bantu2 tadi di lapangan, dan dapat haid jugabarusan”, bisik nya di telinga ku.
“ohhhhh... iya ka...”, jawab ku pasrah pelan
Ka elis bangkit dan mematikan lampu, dan sekilas sempat ku lihat sudah jam 1an lewat, ternyata aku lumayan sudah lama juga tertidur.
Setelah lampu mati, ka elis membisikan kembali, “kaka tau apa yang kamu lakukan sama CD kaka, yang di kamar mandi, sama yang di kamar kaka”, sambil meremas lembut biji ku.
Tersadar kalo aku kelamaan tidur dan pasti bau mulut, segera ku bangkit dan ku minum air putih, dan ku ke kamar mandi untuk kencing dan sikat gigi, tapi sebelum itu ka elis sempat berkata, “kaka tunggu di kamar segera”, sambil mengecup pipi ku dan meremas kontol ku.
TO BE CONTOLINUED
<- Prev
-------
Menjelang magrib kami sudah tiba di rumah ka elis.
Mayan gerah dan keringetan neh badan, padahal cuaca sore itu sangat sejuk, mungkin karena faktor adrenalin meningkat saat duduk berada di belakang sinta. Hehehhehe...
“Di.. kamu bisa nyetir mobil kan ?”, ka elis negur aku saat aku selesai mandi.
“bisa ka, tapi belum punya SIM A neh, kenapa ka ?, tanya ku
“oh.. ga papa, cuma deket aja kok, mau minta anter ambil pesenan catering untuk besok acara ibu2 di RT”, jawab ka elis.
“oh, ya sudah, mau kapan kapan?”, tanya ku kembali
“sekarang aja yuk, biar ga kemalaman, soale agak muter komplek, portal yang jalan pintas di tutup, banyak yang suka pada nongkrong, ganggu warga”, lanjut ka elis
“kamu nanti lanjutin sayuran yang di dapur ya, biar nanti pas kaka balik kita udah siap makan, sinta di rumah aja ya sam tante, biar ga ribet.”, suruh ka elis ke pacar ku
“iya ka.. nanti di selesaiin dan di siapin”, jawab pacar ku
------
Aku dan ka elis sudah di mobil menuju lokasi tempat katering, sesekali saat melihat spion kiri, ku lirik ka elis begitu cantik jika dari samping. Hidung nya yang mancung dan dagu nya yang lancip, menambah keseksian seorang mamah muda idaman lelaki muda. Ka elis ini benar2 mirip seperti pacar ku, sangat mirip, hanya beda di model rambut saja.
“Di..”, tanya ke elis memecah keheningan dalam mobil
“iya ka”, jawab ku
“kamu sama juli sudah berapa lama?”, tanya ka elis. Juli adalah nama pacar ku
“ya baru setahunan lahi ka, kan kenal nya pas tahun 99, kenapa ka ?”, tanya ku
“iya, dari sekian kaka ipar dan adik ipar yang kaka kenal, kayak nya kamu calon ipar yang agak unik”, lanjut ka elis
“unik? Maksudnya gimana ka?”, tanya ku selidik
“ya.. kamu termasuk unik, baru setahun pacaran tapi rasanya udah kayak beneran resmi jadi keluarga yang udah nikah bertahun2. Cara bicara dan sikap kamu ke ayah & ibu serta ke kakak n adik ka elis, termasuk ke ka elis sendiri pun agak unik, ngga tau ya, kaka ngga bisa jabarkan, tapi yang pasti kalo kami sekeluarga lagi kumpul, suka ngomongin kamu sama juli”, terang ka elis
“maksudnya ngomongin gimana ya ka?, apa selama ini saya ada melakukan kesalahan yang bisa bikin keluarga besar kaka ngerasa tersinggung?”, aku mulai deg2an dan panik atas pernyataan ka elis, jelas sekali muka ku terlihat tegang di tambah sorotan lampu mobil dari arah depan
“oh.. ngga di, kamu ga usah panik gitu, hahaha. Lucu ya kamu kalo lagi bingung gitu?”, ka elis ketawa sambil menampakan kecantikan alami nya
“ya.. wajar aja sih ka kalo panik, makanya saya tuh mau tau kesalahan saya apa, biar jelas dan tidak ada yang menggantung”, ujar ku
“gini di.. kami sekeluarga sebenarnya sudah cocok kalau kamu jadi pendamping juli, kami anggap kamu walau masih muda tapi sikap dan pola pikir mu sudah matang dan seperti yang sudah berkeluarga puluhan tahun, itulah kenapa kaka sama mas agun ngizinin kamu nginap di rumah kaka, karena kaka bisa tau kamu tuh orang bai dan bertanggung jawab, walau kalau ada nakal2 ya wajarlah, tapi kakak yakin banget, kamu bukan orang jahat”, ka elis bicara kepada ku sambil tersenyum, manis sekali.
“naa.... naakaall ? maksudnya ka”, satu hal aku mulai tenang, muncul disini lain aku mulai makin deg2an dari kalmat yang terucap dari bibir tipis ka elis.
“iya.. nakal lah... masa tidur di kamar juli kok sampai tutup pintu dan suara nya juli juga sampe kedengeran ke dapur”, ka elis kembali berkata serius walau akhirnya sambil senyum juga.
“Citttt..... “, ku pinggirkan mobil dan ku rem mendadak, sambil ku menoleh ke ka elis.
“duh.. kamu nih nge rem nya jangan mendadak gitu dong ih, untung pakai sabuk pengaman”, ka elis komplen ke aku.
Sumpah aku merasa makin panas dingin dan keringat mulai muncul di kepala kening ku, padahal AC mobil dingin.
Ku tatap mata ka elis dengan jantung berdegup kencang, dan sial nya ka elis malah asyik senyum2 sambil terkadang melet2.
“ka..... saya..itu.. anu..”, aku buka omongan dengan agak gugup, tapi langsung di potong
“iya.. sudah, ga perlu kamu jelaskan, kaka sudah tau kejadian yang tadi siang pas kita semua tidur, yang penting kamu jaga adik kaka si juli, dan jangan pernah ninggalin atau mainin dia”, ka elis berkata dengan bijak dan aku tidak berani menatap mata ka elis, aku tundukkan kepala ku.
“maafin saya ka, kalau sudah berbuat yang tidak baik di rumah kaka, saya khilaf saat itu, biar gimanapun saya tetap salah, saya janji nga akan berbuat hal yang ngga.....”, belum aku teruskan omongan ku, tiba2...
“Cuupp...”, sebuah kecupan lembut mendadat mendarat di pipi kiriku.
Aku angkat kepalaku, dan ku lihat muka ka elis sudah sangat dekat dengan ku, “ka.....”, tanya ku agak bingung.
“ini tisu, kamu lap dulu jidat mu tuh kerigetan, pipi mu juga kena keringat tuh, asin, hahahhaa”, ka elis tertawa ngakak.
Aku terima tisu dan ku usapkan ke wajah ku, dan memang keringat ini banyak sekali, mungkin efek kaget, takut dan khawatir atas ucapan ka elis.
“Ka... kenapa kaka cium pipi saya?”, tanya ku
“Cuuppp...”, kembali ku rasakan kecupan lembut di pipi kiri ku, lumayan lama, sambil tangan kiri ka elis mengusap pipi kanan ku dan kurasakan ada isakan dari ka elis seperti menangis.
Segera ke jauhkan muka ku dari bibir dan tangan kiri ka elis dan ku lihat muka ka elis.
“kaka kenapa nangis ?”, tanya ku
Ka elis makin menangis agak sedikit keras, dan aku pun bingung harus berbuat seperti apa, karena saat itu aku ngga pernah menghadapi wanita menangis dan ngga tau gimana caranya.
Agak sulit posisi duduk kami, yang di batasi oleh persneling dan rem tangan, jadi ku geserkan pantat ku ke kiri dan ku beranikan diri menarik lembuh bahu dan lengan ka elis dan dengan kondisi yang masih menangis ka elis ikut menggeserkan pantat nya ke arah kanan.
Keberanikan diri untuk menyentuh bahu kiri nya, walau agak susah, aku naikkan pantat ku ke console box (box rem tangan), dan ke peluk tubuh ka elis dengan tangan kiri ku, dan ka elis pun membalas memeluk pinggang ku dengan ke dua tangan nya.
Sadar dengan kondisi parkir mobil di tempat yang pencahayaan nya kurang, tapi agak ramai kendaraan lalu lalang, ku nyalakan lampu hazard pakai jempol kaki kanan ku, agar tidak di seruduk dari belakang.
Kemudian ku raih tisu dan segera ku usapkan air mata ka elis, dan dengan posisi duduk ku, aku bisa dengan mudah memeluk ka elis, ku biarkan sesaat ka elis dalam pelukan ku sambil ku usap punggung nya dengan tangan kiri ku, dan ku elus2 rambut nya dengan tangan kanan ku dan di sambut dengan pelukan ka elis yang makin kencang, mungkin dia merasa nyaman dengan sikap ku.
Melihat sikap ka elis, ku sibakkan rambut yang ada di kening nya, dan ku nekat mengecup keningnya lamaaaa, dan makin kencang pula pelukan ka elis.
Dengan sikon seperti ini, sebagai lelaki normal, darahku berdesir menjalar ke bagian bawah perut ku, sehingga membuat batang ku menjadi keras dan tegang, selain ditambah aroma parfum ka elis yang harum juga karena ada nya kontak fisik.
Aku lepas ciuman ku di keningnya, dan dia melihat ku seperti tidak rela jika berhenti gitu saja.
Tatapan matanya yang tadi nya sedih, sekarang berubah sedikit sayu dan seperti memohon sesuatu.
“bodo amat lah kalo nanti dia marah”, batin ku dan segera ku kecup bibir sexy nya yang bergelombang.
Hanya sebentar aja ku kecup, dan segera ku lepas.
Ku tatap matanya, sekedar ingin tahu reaksi dia.
Lagi2 tatapan matanya tidak bisa membohongi ku kalau dia ternyata suka, hanya saja dia malu untuk mengatakannya.
Ku kecup kembali bibirnya, tapi belum sempat bibir kami bersentuhan, ka elis sudah membuka bibirnya, dan akhirnya tanpa kami sadari, bibir kami sudah bersatu, lidah dan air liur kami sudah bercampur, dari ciuman lembut, kini terlihat ka elis lebih agresif, di tambah saat ku mainkan ujung lidah ku di langit2 mulutnya, tubuh dia bergerak ngga karuan.
“hhmppp.. hmmppppp.. hhhhmmm”, hanya sudah desahan yang tertahan aja yang terdengar oleh kami di dalam mobil dan suasana yang hening.
Sumpah, kontol ku sudah kencang juga, aku belum berani berbuat macam2 dengan ka elis, seperti menyentuh payudara nya, apalagi memek nya. Aku hanya mencoba mengimbangi permainan ka elis, dan kubiarkan seperti ini dulu dan aku tak ingin terburu2.
Setelah kami merasa pegal berciuman, kami lepas pagutan kami dan ku lihat remang2 cahaya lampu jalan, muka ka elis memerah dan matanya sangat sayu, aku tahu dia sangat horny, aku pun begitu.
Tapi kami sadar, ini bukan sikon yang tepat bagi 2 makhluk lawan jenis yang sedang di landa birahi.
Akhirnya kami duduk di jok masing2 dengan nafas yang masih tersengal2 akibat kekurangan oksigen (hahahhaa) dan detakan jantung efek menahan birahi.
Kami diam sesaat...
“ka.., saya minta maaf, tapi saya jujur menikmati kejadian ini”, aku pecahkan keheningan..
“kaka juga,, kamu itu.. duh... kaka ga bisa jelaskan skrg, yang penting kaka harap kejadian ini hanya kita berdua yang tahu dan jangan sampai bocor ke keluarga besar kaka ya”, lanjut ka elis
“iya ka, saya paham hal itu”, jawab ku sambil ku raih jemari halus ka elis.
Ku lihat jam di dashboard tanpa terasa sudah 30 menit kami berada dalam dimensi birahi, dan ngga lama suara HP ka elis berdering dan sepintar ku dengar intinya di tungguutk segera ambil pesanan catering, dan sambil kasih kode ke aku untuk segera jalan dan menuju lokasi.
Luyaman banyak juga catering yang di pesan sampai agak penuh menggunung di mobil ka elis, untungnya saat di lokasi catering sampai di lokasi RT ka elis, aku di bantu oleh beberapa orang untuk bongkar muat box makanan cateringnya.
Tidak terasa kami sampai di rumah sudah hampir jam 21 an, ku lihat pacar ku dan sinta tertidur di depan TV.
Kesian pacar ku, mungkin kelelahan menunggu sampai akhirnya tertidur, di sisi lain aku dan ka elis sedang asyik beradu air liur.
“eh... Aa, dah balik... dari kapan?”, pacar ku terbangun mungkin karena mendengar suara ka elis di kamar mandi
“baru ajah sampe de, duh banyak banget nasi box nya, kirain ikut ke lapangan bareng sinta, ga tau nya malah tidur, kelamaan nunggu ya ?”, tanya ku sambil ku duduk di sofa menunggu ka elis keluar kamar mandi
“iya.. kok lama sih.. sampe kedinginan dan ngantuk tuh sinta, akhirnya ade ikutan tidur juga”, jawab nya
“iya, jauh muter n banyak juga, maaf ya”, balas ku sambil ga tega melihat pacar ku
“ya udah ade angetin lagi sayur nya n nanti kita lanjut makan ya.. mau di buatin teh apa kopi?”, tanya pacar ku
“kopi boleh... eh tapi teh aja deh, biar rada seger, kopi nya ntaran aja”, jawab ku
Pacar ku bangun dan segeran memanaskan kembali sayuran dan ngga lama ka elis keluar dari kamar mandi, dan segera aku menuju kamar mandi untuk bersih2 tangan kaki muka dan sekalian pipis.
Di kamar mandi kali ini tidak ku temukan celana dalam ka elis, berarti celana itu masih di pakai, karena aku penasaran apakah CD ka elis banjir atau tidak, tapi ku yakin sih pasti becek.
Akhirnya kami makan malam bertiga, sikap ka elis tetap seperti biasa dan tidak ada perubahan bahkan terkesan cuek, sinta masih tidur pules dengan memamerkan paha nya yang mulus dan CD yang terlihat jelas, ku berusaha untuk tidak tergoda, tujuan ku hanya satu, yaitu bagaimana untuk membuat mama nya sinta berada di atas perut ku dan menari dengan goyangan pantat nya.
-------
“Aa di rumah aja ya, temenin sinta, tadi udah adek bangunin utk pindah ke kasurnya, dah pules tuh anak”, pinta nya ke aku saat aku ngudud sambil nge teh di teras
“Iya, di. Nitip sinta ya, kaka sama juli mau ke lapangan bentar, ga papa kan kalau pacar mu kaka pinjam sebentar?, goda ka elis ke aku
“ih kaka.. “, jawab pacar ku, “ya udah A, ade tinggal dulu ya”, lanjut pacar ku.
“iya ka, de.., nanti pulang nya bawain kue cucur ya, kek nya enak tuh kur cucur nya tadi”, jawab ku asal
“emang ada?”, kata juli dan ka elis serempak
“hehehhehe...”, ku jawab dengan mesem2 dan terlihat ka elis baru mudeng, akhirnya sambil jalan di belakang pacar ku, ka elis memberi kode jari seperti mencubit.
“tunggu saat nya ka, cepat atau lambat, keringat kita akan segera bersatu dalam satu kasur”, gumam ku sambil mengisap rokok.
“eh... tadi ka elis pake celana lain ya, berarti dah ganti dong”, gumam ku kembali seperti tersadar.
Ku tunggu sesaat sampai mereka hilang dari pandangan ku sambil ku hisap rokok, aku langsung menujuke kamar mandi untuk kencing, dan di belakang pintu kamar mandi tidak ku dapati harta karun ka elis. Aku cek di mesin cuci juga tidak ada.
Nekat aku buka pintu kamar ka elis, dan aroma khas kamar nya tercium oleh ku, mata ku men-scan seluruh penjuru kamar dan terlihat di pojokan ranjang ada ember kecil, segera ku hampiri dan ku lihat benar ada seonggok celana panjang bahan, segera ku angkat dan tringgggg... sebuah kain kecil terjatuh ke lantai, ya itu adalah celana dalam.
Ku ambil dengan gemetar, dan langsung ku cek bagian yang menutupi memek nya, dan benar... banjirrrrr dan ada semacam lendir2 bening yang menempel, ku dekatkan ke hidung, aahhhhh.. aroma memek nya benar2 menggoda... aroma khas wanita yang memek nya di jaga dan di rawat.
Perlahan kontol ku mengeras, dan saat aku mau mengeluarkan kontol ku, “Maaaaaahhhhhhh... mamaahhhhh”, suara sinta mengagetkan ku, dan segera ku kembalikan CD ka elis ke tempat dan posisi semula dan dengan buru2 ku berjalan menuju kamar sinta.
“kenapa sinta ?”, tanya ku sembari membuka pintu kamar sinta, tapi ku lihat sinta tertidur lagi.
“ah... mungkin sedang mengigau”, batin ku sambil ku tutup kamar sinta dan hilang sirna sudah rasa horny ku, dan akhirnya aku ke teras kembali dan ku lanjut tehdud.
----------
Sudah jam 22an lewat, mata ini mulai ngantuk dan pacar ku serta ka elis belum pulang juga, “ah.. tidur aja lah di depan tv”, gumam ku sembari menuju kamar pacarku untuk ganti celana pendek basket dan kulepas juga CD ku, biar enak dan tidak kejepit.
Ku rebahan sofa dan nyalakan TV sambil melihat acara2 yang ga cocok buat ku dan tanpa kusadari aku tertidur.
------
Dalam tidur aku merasakan seperti ada gesekan dan elusan lembut di batang kontol ku, sungguh nikmat sekali, dan elusan itu makin lebih terasa seperti tidak ada penghalang, dan saat ku buka mata ternyata ka elis sedang duduk di karpet dan membelakangi ku, tangan kiri nya bertumpu pada sofa dan tangan kanan nya masuk ke dalam celana ku. Awal nya ku pikit itu hanya mimpi ternyata itu mimpi yang memang benar2 nyata.
“kaaaaaa”, panggil ku dengan suara lirih
“sttttt”, ka elis memberi kode telunjuk di depan bibirnya, “juli dah tidur pulas, kecapean bantu2 tadi di lapangan, dan dapat haid jugabarusan”, bisik nya di telinga ku.
“ohhhhh... iya ka...”, jawab ku pasrah pelan
Ka elis bangkit dan mematikan lampu, dan sekilas sempat ku lihat sudah jam 1an lewat, ternyata aku lumayan sudah lama juga tertidur.
Setelah lampu mati, ka elis membisikan kembali, “kaka tau apa yang kamu lakukan sama CD kaka, yang di kamar mandi, sama yang di kamar kaka”, sambil meremas lembut biji ku.
Tersadar kalo aku kelamaan tidur dan pasti bau mulut, segera ku bangkit dan ku minum air putih, dan ku ke kamar mandi untuk kencing dan sikat gigi, tapi sebelum itu ka elis sempat berkata, “kaka tunggu di kamar segera”, sambil mengecup pipi ku dan meremas kontol ku.
TO BE CONTOLINUED
ThunderBlade3
Pendekar Semprot
- Daftar
- 16 Apr 2022
- Post
- 1.936
- Like diterima
- 9.391
timeskipper
Semprot Lover
- Daftar
- 1 Mar 2023
- Post
- 280
- Like diterima
- 109
Jir ka elis ga cukup suaminya doang..
buaya_coli
Semprot Lover
- Daftar
- 6 Jun 2016
- Post
- 226
- Like diterima
- 192
Wuih manteb tapi nanggung hu. Terimakasih updatenya
Pablojiewa
Guru Semprot
Mantap suhuu lanjutkan
- Daftar
- 7 Feb 2013
- Post
- 242
- Like diterima
- 232
Aw aw aw ka eliss
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
