Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SINTA DAN MAMA NYA (KAK ELIS)

m4n_fre3

Kakak Semprot
Daftar
29 Jun 2012
Post
171
Like diterima
5.527
Bimabet
C1 - KAKAK IPAR TERCANTIK

Cerita ini menyambung dari cerita ku sebelum nya yang tentang 4 ART, 4 Sensasi (Widi, Iyan, Yuli, Teteh)

----------------

Kisah hubungan ku dengan Sinta ini bermula saat aku dan istri masih pacaran sekitar tahun 2002-an, dimana saat itu istri ku menumpang tinggal di rumah kakak kandung nya yang perempuan bernama Kak Elis (nama ku samarkan).

Kak Elis tinggal di rumah dinas suami nya yang berada di suatu komplek (ga perlu ku sebutkan lah ya). Dan saat itu baru mempunyai satu orang anak bernama Sinta.

Kek Elis ini tinggi nya sekitar 160cm-an, kulit putih, cantik manis. Bekerja di sebuah Bank swasta daerah Jakarta Pusat.

Jadi alasan kenapa pacar ku ini tinggal di rumah Kek Elis karena saat itu Kak Elis dan suami nya bekerja, dan Sinta saat itu masih 5 tahun, pembantu nya yang sebelumnya menginap, setelah lebaran tidak datang lagi, alhasil dia menawarkan ke pacarku untuk tinggal di sana sembari menjaga Sinta, dari mandi, makan, antar jemput ke TK dll, ya mumpung lagi nganggur dan belum ada kerjaan, sekalian belajar ngasuh anak kecil biar ngga kaget nanti pas nikah.

Aku jabarkan tentang Sinta ya, Sinta ini keponakan dari pacarku yang paling cantik, agak berisi tapi ga gendut, putih, hidung mancung, bibir sexy. Usia yang baru 5 tahun saja ini anak sudah kelihatan cantik nya.

Ok skip.....

Dengan kondisi pacar yang tinggal di sebuah komplek, mau ga mau aku kalo ngapel yang sering nya jadi ke rumah Kak Elis, dan bukan ke rumah calon mertuaku.

Awal2 kalo ngapel, aku datang sabtu siang dan pulang nya malam minggu jam 20an. Dan karena sudah sering ketemuan dengan Kek Elis dan suami nya, maka aku jadi akrab dengan keluarga nya dan juga anak2 muda tetangga sekitarnya, dan aku pun jadi lebih sering menginap jika sudah kemalaman, dan itu pun di suruh sama Kak Elis.

2 bulan pertama aku nginap ya normal2 saja karena pacar ku tidur dengan sinta di kamar sinta, dan aku tidur di kamar pacar ku sendirian. Saat itu aku masih mencoba bersikap normal untuk tidak berbuat macam2.

Memang ada keinginan untuk melakukan fetish celana dalam kotor Kak Elis di mesin cuci, tapi aku tahan dulu, mental ku belum berani sampai benar2 aku merasakan semua sikon terlihat kondusif .

Sampai pada suatu malam minggu saat aku menginap, sekitar jam 2 dinihari aku terbangun ingin kencing, dan aku segera keluar kamar dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di belakang dekat dapur.

Saat berjalan dengan mata masih sepet dan suasana ruangan di dalam rumah agak gelap, aku melewati kamar Kak Elis dan samar2 tanpa sengaja ku dengar suara rintihan seperti orang menangis. Saat itu aku berfikir mungkin suami istri itu sedang ribut dan ada masalah, jadi ku biarkan saja sambil lanjut ke kamar mandi untuk kencing.

Selesai kencing aku keluar kamar mandi dan bermaksud ingin ubek2 mesin cuci nya, siapa tahu nemu harta karun Kak Elis yang selama ini hanya jadi bayangan ku aja kalo lagi ML ama pacarku. Hehehhe..

Tapi aku batalkan ke arah mesin cuci, karena ku dengar kembali rintihan yang awal nya ku kira suara tangisan, ternyata itu suara desahan. Kucoba dekati pintu kamar Kak Elis sambil perlahan ku tempelkan kuping ku ke pintu nya, dan memang benar itu bukan suara tangisan tapi suara desahan nikmat.

“.. ngehe.. lagi ngewe rupanya kak elis ama laki nya”, gumam ku dalam hati plus detakan jantung ku yang cepat, di imbangi dengan mengeras nya titit ku di dalam celana.

Suasana yang agak gelap, membuatku kesulitan bergerak bebas, khawatir tersanggol perabotan atau benda lain yang bsia membuat berisik.

Mata ku mencoba men scan seluruh area kamar Kak Elis, berharap ada celah yang bisa ku intip, termasuk lubang kunci yang masih model lama (lubang besar), tidak ada pun sela untuk mengintip. Hanya terdengar desahan pelan saja dari arah kamar nya, lainnya gelap.

Lumayan lama aku menguping kegitan ritual Kak Elis, kira2 10 menitan terdengar lenguhan panjang dari Kak Elis dan lenguhan suami nya hanya beberapa detik saja. Dan aku yakin kegiatan mereka sudah selesai.

Dengan rasa deg-deg-an dan khawatir ketahuan, aku fokuskan mataku ke bawah lantai dan berjalan jinjit cepat menuju kamar pacar ku.

Sampai kamar, aku tutup pintu perlahan agar tidak menimbulkan bunyi dan tetap ku fokuskan pendengaran ku, sampai akhirnya, “Krekkk”, ku dengar pintu kamar terbuka dan ku yakin itu pasti dari kamar Kak Elis, entah siapa yang keluar kamar, yang pasti ku dengar samar2 suara air di kamar mandi seperti orang sedang mandi.

Titit ku masih terjebak di dalam celana dalam kondisi mengeras, mau aku selesaikan di kamar, rasanya ga mungkin. Mau ke kamar Sinta utk nemuin pacar ku, itu apalagi ga mungkin. Jadi ya terpaksa ku tahan hasrat itu sambil ku rebahan di atas kasur dan akhirnya terlelap sampai pagi nya pacarku membangunan ku untuk segera mandi dan sarapan.

-----

“A... bangun... dah siang tuh, mandi gih.. ntar sarapan, ada teh panas juga tuh”, pacar ku menggoyang2kan badan ku untuk segera bangun dan mandi.

“nih.. handuknya, sikat gigi nanti pakai yang warna biru ya, itu punya ade”, lanjutnya.

AA = Panggilan kesayanganku pacarku ke aku saat pacaran
Adek = Panggilan kesayangan aku ke pacar ku saat pacaran

Segera ku bangkit dan keluar kamar,di ruang keluarga ku lihat Sinta sedang nonton doraemon dan ku lirik sudah jam 7.

“Kak Elis kemana, De ?”, tanya ku

“Lagi ke pasar sama Mas Agun”, jawab pacarku, “Neh.. pake baju nya mas Agun aja, A”, lanjut nya sambil ku jawab, “OK”.

“Sinta cantik lagi nonton apa?”, tanya ku

“dolemon om... om mandi dulu gih, nanti kita jalan2 lagi ya ama tante pake motol”, jawab Sinta

“ok Sinta cantik, tunggu ya, om mandi dulu”, balas ku sambil ku sambil berjalan menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, saat setoran tunai di kloset, aku membayangkjan kembali kejadian jam 2 dinihari, sambil atur strategi gimana caranya bisar bisa ubek2 mesin cuci nya, supaya bisa dapatkan CD bekas pakai yang semalam.

------

“Segar nya dah mandi... uugggghhhh”, sambil keluar kamar mandi dan meluruskan kedua tangan ku ke atas.

Aku melihat pintu dapur belakang terbuka, dan segera ku menuju kebelakang untuk jemur handuk sambil melihat sikon di sana.

Terlihat beberapa pakaian yang masih basah dan sudah di jemur, termasuk juga beberapa rumah yang di belakang maupun sederetan Kak Elis, isinya jemuran semua, dan terlihat banyak pemandangan yang membuat mata jadi segar, ada penampakan BH dan CD ukuran anak ABG dan dewasa.

Setelah menjemur handuk, aku masuk kembali ke dalam, di sudut ruangan itu ada sebuah kamar yang dulu nya tempat untuk tidur pembantu lama yang kini berubah menjadi gudang tempat menyimpan barang2 yang sudah tidak di pakai lagi.

Aku menuju ke ruang keluarga, dan ternyata pacar ku dan Sinta sudah tidak ada, ku cek ke teras, ternyata pacarku sedang nyuapin Sinta.

Dengan sikon yang kondusif, aku segera menuju ke mesin cuci, dan “ahhh.. sialan...”, mesin cuci nya sudah kosong.

Terbersit untuk mencoba masuk ke kamar pribadi Kak Elis, sempat ragu. Tapi melihat pacar ku dan sinta masih di teras, aku jadi mencoba memberanikan diri membuka pintu kamar Kak Elis.

“Kreeekkk...”, perlahan ku buka dan aroma wangi langsung tercium oleh ku.

Mata ku segera men scan seluruh area, sampai ku temukan di sudut kamar nya ada sebuah hordeng, segera ku hampiri dan ku sibakkan sedikit hordeng nya, dan “.. ohhhh.. ternyata ini nembus ke ruang TV toh”, gumam ku dalam hati.

Jadi dibalik hordeng itu ada jendela kaca nako dan nembus ke ruang keluarga/TV dimana ada sofa tempat aku duduk / tiduran kalo nonton tipi saat nemenin pacar ku ngajarin sinta baca tulis.

Aku segera keluar kamar Kak Elis dan ku pantau kembali pacar ku dan Sinta masih tetap berada di teras dan ngga lama terdengar suara sedikit agak teriak, “Aa... itu sarapan nya di makan dulu”, kata pacar ku.

“ok De.. baru kelar mandi neh...”, jawab ku

“ya udah, makan sendiri dulu ya, lagi nyuapin Sinta neh, kalo mau makan di teras ke sini ajah”, balas nya

“iya, makan disini aja deh, sambil liat tipi”, lanjut ku

“ya udah... makan deh”, balasnya kembali

Melihat sikon yang sudah aman, aku segera masuk ke kamar Kak Elis kembali dan ku atur sedemikian rupa hordeng nya, dan kembali aku setengah berlari menuju ke ruang keluarga /TV, untuk mengatur agar ada celah yang memudahkan ku menggeser hordeng nya dari ruang TV dengan sebuah lidi melalui kaca nako.

Dan akhirnya berhasil, hordeng dan kaca nako nya sudah ku atur sedemikian rupa agar aman, dan juga karena letak nya agak pojok, jadi kecil kemungkinan untuk di jamah oleh orang2 yang ada di dalam rumah itu.

---

Kelar sarapan aku menuju ke teras dan membakar udud sambil nge teh panas.

Sesekali ngobrol dengan remaja2 di sana agar terlihat lebih akrab, dan mereka pun sudah terbiasa dengan kehadiran ku di sini saat nginap, karena aku ga pernah terlihat begajulan, malah terkesan sangat sopan dan ramah dengan lingkungan di sekitar rumah Kak Elis.

---

Ga lama, Ka Elis pulang dari pasar bersama Mas Agun.

“Hadi sudah sarapan?”, tanya Kak Elis dengan suara lembut

“Sudah Ka.. , sini saya bantu bawa belanjaan nya”, balas ku dan dengan setengah memaksa ku ambil belanjaan nya yang lumayan banyak

“oh iya, makasih ya... panas bener hari ini di pasar”, jawab nya sambil menyeka keringat yang ada di kening nya.

Sepintas ku lihat Mas Agun masih memarkirkan mobil nya di lapangan yang agak jauh dari rumah, biar kalo wiken teras dan pakiran di rumah kosong, dan jadi lega.

Aku berjalan membawa belanjaan ke dalam rumah menuju dapur, ku ikuti Ka Elis dari belakang, “Duh.. itu pantat semok bener sih”, batin ku.

“Taruh sini aja ya, Di.., makasih”, kata nya.

“Duh... cantik banget sih Ka Elis ini kalo lagi berkeringat”,batin ku, apalagi keringat di atas bibir nya yang tipis bergelombang, makin menambah keseksian.

“iii.. iyyya ka”, jawab ku sambil kembali ke arah teras.

----

“Hadi... ini tolong kamu taruh dapur ya, tadi Ka Elis ketinggalan neh di mobil”, Mas Agun menyerahkan satu kantong plastik dan segera ku bawa ke dapur.

“Nanti bilang Ka Elis, saya di lapangan dulu”, balas nya

“Ok mas”, jawab ku

“kenapa A?”, tanya pacar ku

“ini Ka Elis kelupaan bawa belanjaan nya”, jawab ku

“ohhh”, balas nya

Saat menuju dapur, aku melewati kamar mandi dan mendengar ada aktivitas di kamar mandi, “ah.. paling Ka Elis lagi mandi, abis kegerahan”, batin ku sambil ku taruh plastik belanjaan yang ketinggalan tadi di dapur.

Dan saat aku kembali menuju teras, bersamaan itu pula Ka Elis keluar kamar mandi hanya dengan berbalutkan handuk.

Leher dan dada atas nya serta paha nya yang putih, sungguh cantik dan seksi, mirip dan persis seperti pacarku.

Kami berdua terdiam sejenak, tidak ada suara kaget dan teriak dari Ka Elis.

Tidak lama kemudian Ka Elis tersadar dan segera menuju kamar pribadi nya, dan “Maaf ka... tadi ada belanjaan yang ketinggalan di mobil Mas Agun”, jawab ku sambil menjelaskan saat Ka Elis berjalan ke kamar dan tanpa ada balasan dari dia.

Aku segera menuju teras dan ikut berbaur bersama pacarku dan sinta.

----

Tidak lama kemudian Ka Elis keluar dan ikut bergabung di teras dengan kami.

Benar2 seksi Ka Elis ini, di sinari oleh matahari pagi dan dengan balutan daster panjang tanpa celana pandek (aku tebak antara hanya pakai CD atau celana short saja).

Saat keluar menuju ke teras, mata kami sempat bertemu dan saling bertatapan, seakan2 ingin memberitahukan bahwa kejadian tadi itu hanya insiden kecil dan tidak perlu sampai orang lain tahu, sambil akhirnya senyuman tipis kecil di antara kita muncul sambil ke berikan anggukan ke arah Ka Elis.

“Ka.. tadi Mas Agun bilang mau ke lapangan dulu”, ku buka omongan ku ke Ka Elis.

“Oh.. iya, paling lagi bahas masalah lingkungan, biar ajah”, jawab nya.

“Oh ya, nanti kamu temenin sinta bentar ya, Kaka sama pacar mu mau masak dulu, kamu pulang nya abis makan siang ajah, kali ini harus mau ya, kemarin2 kalo di suruh makan siang ga pernah mau disini”, perintah Ka Elis.

“Iya.. A.. nanti aja abis dzuhur balik nya”, pacar ku menimpali.

“iya ka..”, jawab ku

Sampai akhirnya Ka Elis dan pacar ku masak di dapur, dan aku menemani Sinta di teras sembari ngajarin belajar, sesekali ngajak ke lapangan ketemu Papa nya. Sinta akhirnya main bersama teman2 seumuran nya di lapangan dan tetap dalam pengawasan ku dan papa nya

----

“Sinta.. pulang dulu, makan yuk....”, Ka Elis teriak memanggil sinta ke lapangan.

“Di.. kamu ajak sinta dulu balik, saya nanti nyusul, masih diskusi dulu sama bapak2 di sini”, kata Mas Agun.

“Ok Mas, saya duluan ya, mari bapak2 semua”, jawab ku, sambil di respon oleh bapak2 semua di sana.

----

“Mana Mas Agun?”, tanya Ka Elis

“Masih di lapangan Ka, nanti nyusul katanya”, balas ku

“Ohhh.. ya udah”, balas Ka Elis

“Ayo sinta, cuci kaki dulu, tangan nya juga, kotor tuh abis main di lapangan”, kata ku sambil membawa sinta ke kamar mandi.

“iya sinta, nanti kalo dah bersih, langsung makan ya, bareng sama om hadi juga”, kata pacar ku yang di jawa dengan anggukan kepala Sinta

“Dah bersih tangan nya, duh kotor tuh main pasir di lapangan tadi sih”, kata ku.

“ya sudah Sinta nonton tipi dulu, om mau pipis”, lanjut ku

Sebelum menutup pintu kamar mandi, sempat ku lihat Ka Elis dan pacar ku sedang menyiapkan makanan.

Dan saat ku tutup pintu itulah, aku menemukan sebuah harta karun yang selama ini aku cari.

Ya... sebuah CD dan BH tergantung di balakang pintu kamar mandi, karena saat bersihkan kaki dan tangan Sinta, pintu nya tidak ku tutup.

Aku sama sekali tidak terlallu tertarik dengan BH cewek, aku lebih terobsesi dengan CD, apalagi ku tahu ini adalah CD bekas pakai Ka Elis saat pulang dari pasar tadi dan berkeringat.

Aku raih perlahan dan ku cium CD itu di bagian memek nya, “aahhhhh.....”, aroma memek bercampur keringat yang membangkitkan libido ku.

(bangsat... sambil nulis cerita ini, kontol gua langsung ngaceng mendadak, mengingat kejadian 21 tahun lalu dan aku masih ingat kronologi nya, walau tidak sangat detil)

Saat asyik memcium CD Ka Elis, tiba2, “Aa... ayo cepet makan.. lagi pup ya ?”, tanya pacar ku

Aku tersentak dan kaget, rupanya aktivitas ku di kamar mandi memang tidak mengeluarkan suara air sedikitpun saat masuk.

“Iya De, bentar lagi neh... agak mules dikit”, jawab ku pura2.

Segera ku kembalikan CD bekas pakai nya Ka Elis ke tempat semula dan segera ku siramkan air ke kloset seakan2 aku sedang cebok.

Saat keluar kamar mandi, aku melihat tatapan Ka Elis agak beda kepada ku, seperti sedang bingung atau ingin menanyakan sesuatu.

Tapi lagi2 kami abaikan perasaan itu sampai datang Mas Agun dan kami makan bersama.

Setelah selesai makan dan basa basi sebentar aku pamit pulang.

Saat pamit dengan Ka Elis, lagi2 tatapan matanya berbeda, bukan tatapn marah dan benci.

Tapi sebuah tatapan penuh arti seperti ingin membutuhkan sebuah jawaban.

Next ->
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd