Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sisil: Pacar Yang Tidak Adil

Lanjut dengan pov Sisil atau tanpa pov Sisil?

  • Pakai

    Votes: 251 78,2%
  • Tidak

    Votes: 70 21,8%

  • Total voters
    321
  • Poll closed .
Jadi over ini hahhaahah. Menurut ane lebih menarik tetap menjaga kerahasiaan dari kebinalan sisil, reader jadi semakin penasaran dan bermain dengan imajinya masing².

But this is yours, ane cuma berkomentar.
Kalau dilihat sebagai kritik untuk membangun, terima kasih. Tapi, kalaupun sebaliknya, tinggal abaikan saja n keep on your track :)
 
SEGMEN DAG DIG DUG 5

Laporan. Yap, aku harus mengejar menyelesaikan laporan praktik mengajarku ini paling tidak sebelum penarikan mahasiswa. Tapi kabar yang aku dengar, tidak apa jika memang belum selesai, akan diberi waktu 10 hari pengerjaan. Ini berita langsung dari petinggi fakultas. Tapi aku juga ingin sesegera mungkin untuk menyelesaikan pekerjaanku ini, tidak ingin menunda nundanya agar mempunyai banyak waktu luang setelah praktik ini selesai.

Sore hari aku tidak langsung pulang ke kos, melainkan ke cafe bersama teman kelompokku. Tidak semuanya ikut, hanya beberapa saja. Sudah pasti Farhan ada. Selain itu yang ikut ada Galang, Ihsan, Meli, dan Alma. Kami mengerjakan di sebuah cafe dengan pemandangan bagunan mall.

Duduk kami menyamping bertiga bertiga. Aku bertiga menyamping dengan para cewe, Farhan dan para cowo pun sama. Duduk kita semua saling berhadapan, dan tentunya Farhan mengambil posisi duduk berhadapan denganku.

Masih ada perasaan canggung ketika berhadapan dengan Farhan. Aku masih mengingat insiden siang tadi antara aku Farhan dan siswa kurang ajar itu. Aku merasakan bahwa insiden itu sebuah pelecehan namun sisi lain dariku menikmati pelecehan yang dilakukan dua cowo itu. Darahku berdesir ketika aku mencoba mencuri pandang ke arah Farhan yang sedang menghadap laptop. Pun aku juga merasakan, ketika aku yang menghadap laptop, Farhan juga sepertinya mencuri pandang ke arahku.

“pindah yuk, gak enak nih sama cafenya kita udah gak beli lagi tapi masih disini.” ajak Alma kepada kami semua yang memang sudah dari sore disini, hingga sekarang sudah maghrib. Aku pun juga belum sholat.

“tapi dimana?” jawabku.

“gak ada yang rumahnya dekat sini?” tanya Ihsan.

“gak ada, kan kita perantau semua?” Meli menjawab.

“di kontrakan ku gimana? temanku pada balik kampung, aku sendirian di kontrakan.” Ucap Galang menawarkan kontrakannya untuk dipakai melanjutkan tugas.

“yauda yuk aku belum sholat soalnya.” Jawab Alma.

“aku juga.” Aku meneruskan singkat.

Terasa ada keanehan meihat Farhan yang dari tadi hanya diam tidak berkata apa apa. Paling paling kalau bicara pasti dengan Ihsan dan Galang itupun tentang tugas. Tapi aku senang karena tidak harus ngobrol dengannya karena masih canggung akibat tadi siang. Aku pun naik ke sepeda Meli, padahal berangkat ke sekolah dan pulang dari sekolah menuju cafe bareng dengan Farhan.

“sini Sil.” ajak Farhan

“gapapa sama Meli aja.” jawabku dengan sedikit senang karena masih diajak bicara oleh Farhan. Akhirnya kami berangkat menuju kontrakan Farhan, lalu aku sholat.

Karena kamar mandi hanya satu, maka kita semua harus bergantian. Pertama yang masuk kamar mandi adalah Meli. Aku, Alma dan yang lainnya bergantian menunggu giliran. Aku yang gerah melepas jilbabku di depan teman-temanku. Aku masih saja bingung, tanpa dipaksa aku akan melepas jilbab kalau memang aku ingin melepasnya. Sedangkan dengan Yanuar dipaksa dengan alasan apapun aku susah sekali menuruti kemauannya. Entah gejolak apa atau alasan apa sehingga aku bertindak demikian.

“waduh bu guru agama rambutnya bagus lurus banget ternyata.” ucap Galang.

“waduh guru agama kok lepas jilbab di depan non mahromnya hahaha.” lanjut Ihsan.

Alma hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum memandangku. Sepertinya dia heran dengan kelakuanku dan memakluminya. Alma memang pribadi yang baik dan alim. Alma pakaiannya selalu tertutup dan menampakkan dirinya sebagai seorang muslimah. Berbeda denganku yang naudzubillah ini hehehe.

Tidak lama, Meli keluar dari kamar mandi selesai berwudhu.

“Sil, maaf ya aku duluan, udah kebelet pipis.” ucap Alma sambil tersenyum kepadaku.

“iya ma, aku juga masih gerah ini.”

“bilang dong kalo gerah, gini kan aku nya ga enak sebagai tuan rumah.” ucap Galang sedikit tersinggung namun tentunya bercanda.

“ya minimal peka sih haha.” ucapku sambil tertawa.

Singkat cerita akhirnya kami sholat berjamaah dengan Galang sebagai imam. Lalu kami melanjutkan tugas laporan masing-masing. Sampai tidak terasa sudah pukul setengah 9 malam aku mengatakan sesuatu kepada Meli.

“Mel, aku pinjam sepeda mau balik ke kos mau mandi dulu.”

“iya pake aja.” jawab Meli.

“aku anter ya Sil. Sekalian aku juga mandi.” Farhan tiba-tiba menyela. Penawaran yang bagus tapi aku masih canggung, tapi hatiku berkata lain.

“yauda ayok Han. Tunggu sini ya kalian, ga lama kok aku. Semoga malam ini selesai.”

“aamiin.” ucap mereka berbarengan.

Di perjalanan, aku dan Farhan hanya diam satu sama lain sampai di depan kos masing-masing.

“setengah jam Han aku keluar lagi.” Ucapku padanya.

“iya, aku paling 15 menit selesai.” jawabnya lalu aku langkahkan kaki ke dalam kos.

Sampai di dalam kos, aku langsung menuju kamar mandi dan menjawab pertanyaan teman kos ku sekenanya karena waktuku hanya 30 menit. Di dalam kamar mandi aku duduk di lantai sambil melebarkan kaki. Aku mengingat wajah ketiga cowo yang membuatku menjadi seperti ini. Wajah Yanuar, wajah Farhan, dan wajah siswa kurang ajar. Aku menggosok vaginaku dengan tempo pelan.

“sshhh mhhhhh uuuuuhhh.” desahku yang tidak sengaja tidak mampu aku kontrol. Langsung saja aku bangun dari dudukku lalu mulai untuk mandi takut desahanku didengar oleh penghuni kos yang lain. Hanya butuh 20 menit saja untuk aku mandi dan siap-siap. Malam itu aku menggunakan baju berwarna pink. Lalu aku melangkah keluar kos dan ternyata Farhan sudah ada di teras kos nya menungguku.
https://www.imagebam.com/view/MEQPPCL

“lama ya Han.” tanyaku.

“engga Sil baru aja juga aku duduk di teras eh kamu keluar.”

“yauda balik ke Galang yuk.”

“gas.”

Akhirnya motor dipacu Farhan menuju ke kontrakan Galang lagi. Seperti tadi masih tidak ada obrolan di antara kami, hanya pergulatan pikiran kita masing-masing. Sesampainya di kontrakan Galang, aku memulai kembali melanjutkan mengerjakan laporan. Aku jarang sekali membalas chat dari Yanuar, hanya sesekali saja.

Saat setengah 10 malam, Alma izin untuk pulang terlebih dahulu karena pondoknya melarang santriwatinya pulang di atas jam 10.

“temen-temen pulang dulu ya, udah jam segini pondok mau tutup pasti ini.”

“masya Allah emang ukhti satu ini, beda sama Sisil sholehot hahaha.” jawab Ihsan.

“ngacoooo.” jawabku tidak terima.

“Assalamualaikum semuanya semangat ya, jangan malam malam kalian ga baik loh cowo cewe.”

“iya ukhti laksanakan.” Jawab Galang.

Lalu tidak lama Meli mengajak Ihsan keluar untuk membeli jajanan untuk camilan kita semua.

“San yok beli gorengan atau apalah gitu, garing banget ga makan apa apa, tuan kontrakannya ga inisiatif lagi hahaha.” Ucap Meli sambil tertawa.

“kena terus deh.” jawab Galang yang seperti merasa bersalah sambil diiringi tawa.

Akhirnya Meli dan Ihsan keluar untuk membeli jajan. Kini hanya kami bertiga saja yang tersisa di kontrakan. Tapi Galang juga akan keluar.

“Han gak keluar? aku mau beli rokok ini.”

“Rokokku masih ada. Nih kalo mau.”

“Yauda satu ya, tapi aku tetep keluar, ya kali minta terus.”

“Sante kenapa Lang kayak sama siapa aja.”

“Ikut gak Han?”

“Engga deh Lang, ini masih banyak yang harus aku kejar. Kalian enak ga pake mandi jadi bisa nyicil lukayan banyak.”

“Yauda aku keluar dulu Han, jangan aneh aneh kalian haha.”

“Hahaha beres Lang kalo aneh aneh kan kamu bisa join.”

“Hahaha ngaco.”

Begitulah percakapan mereka berdua. Kini tinggal lah aku dan Farhan yang tersisa di kontrakan itu. Keadaan seakan mendukung kami untuk kembali mengakrabkan satu sama lain. Farhan lalu mulai membuka obrolan denganku.

“Soal tadi siang aku minta maaf ya Sil.”

“Oh itu, lupakan Han.”

“Maaf ya tadi aku spontan ngajak siswa itu.”

“Hmm iya santai Farhan.”

“Kok kamu ga marah Sil?”

“Mmm ee anu haha apa ya.”

“Tunggu, jangan jangan kamu menikmati?”

“Ehhh engga yaa ngarang aja kamu ini.”

“Tapi aku liat pas kamu digrepe sama siswa, muka mu sange banget.”

“Ya emang enak cuma kan masuknya tetep pelecehan.”

“Mau lagi ga?”

“Hah apa? jangan ngawur deh ini di kontrakan orang.”

“Emang kalo bukan di kontrakan orang, kamu mau Sil?”

“Mmmmmmm.”

“Mau Sil?”

“Mmmmm ENGGA HAHAHAHA.”

Aku tertawa cukup keras karena melihat mukanya yang sudah berharap. Aku sampai menutup muka dengan tangan karena saking ngakaknya. Lalu saat aku coba membuka tanganku dari muka, aku tidak melihat Farhan. Ternyata..

“Cari aku ya.” Bisik Farhan di telingaku. Ternyata Farhan di belakangku dan tangannya meraih payudaraku. Aku merinding karena bisikan itu. Bukan karena takut, melainkan karena sedekat itu wajah kami.

“ssshhhh mhhh Farhan.” aku mendesah karena remasan tangannya di dadaku.

“Apa Sisil hehehe.”

“Lepasin, Galang balik nanti.”

“Kalo Galang liat ya join lah. Galang tuh sebenernya ngomongin kamu juga. Dia bilang kalo kamu itu Guru Agama tapi seksi dan nakalnya gak ketulungan.”

“Masa dia bilang gitu?”

“Anak ini dibilang ngeyel.”

“aihhhhh.” aku terkejut karena saat Farhan bilang “ngeyel” remasan pada dadaku diperkuat. Aku juga membayangkan ucapan Farhan tentang Galang barusan. Tidak, cukup Farhan saja yang terlanjur menjamahku. Aku tidak mau menambah daftar cowo lain lagi.

“Udah Han lepasin.”

“Momennya berdua masa dilepasin, jilbab kamu aja yang aku lepasin.”

“Jangan.”

Tapi dia tidak menggubris penolakan ku. Jilbabku berusaha dilepaskannya. Lalu terlepas lah jilbabku dan terlihatlah rambutku yang terurai. Aku heran mengapa dengan orang lain mudah sekali melepas jilbab sedangkan dengan Yanuar tidak. Hmm.

“Orang tadi aja lepas sukarela sekarang kok sok sok an nolak hahaha.”

Tangannya sudah masuk ke dalam bajuku dan meraih payudaraku. Bajuku tidak diangkat namun BH nya saja yang diangkat.

“Rambut kamu wangi sayang.”

“Sayang sayang ngaco, aku udah punya pacar.”

“Ya bodo amat Sil, aku bukan pacarmu tapi bisa nikmatin kamu.”

“Ya kamu beruntung aja.”

“Jadi kamu ga keberatan Sil aku grepe gini?”

“Yauda lepasin.”

“Bercanda Sisil hahah.”

“Yauda, tapi aku takut Galang balik.”

“Ajak aja gimana?”

“Ogah.”

“Hahaha nasibmu Lang ditolak Sisil.”

“Jangan banyak omong deh kalo mau main ya mainin.”

“Iyaaa.” “Aaaaaaaihhhhhh” Desahanku mengiringi remasan yang sangat kuat yang barusan dilakukan oleh Farhan.

“Kasar banget.”

“Hahaha.”

Aku melanjutkan tugasku mengerjakan laporan, dan Farhan masih ada di belakangku meremas dadaku. Aku tidak memperdulikan apa yang diperbuat olehnya pada payudaraku. Yang terpenting aku masih bisa mengerjakan. Tapi aku juga sesekali mendesah karena kalau pikiranku tidak fokus sedikit saja, nafsu yang menguasaiku. Dan di beberapa momen, memang nafsu sedang mengusaiku sehingga aku mendesah.

Tapi tidak lama ada chat dari Yanuar. Aku berpura pura kalau aku sudah di kos. Dan entah mengapa aku emosi dengannya malam itu. Padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun padaku. Aku merasa kegiatan ku mengerjakan tugas dan dirangsang oleh Farhan sedang diganggu oleh Yanuar. Padahal Yanuar adalah pacarku. Tapi aku malah risih di chat olehnya ketika aku sedang mesum dengan cowo lain. Aku beralasan lelah dan ingin tidur, padahal disini aku sedang memanjakan tangan Farhan yang memainkan payudara besarku ini.

“Di chat pacar ya Sil.”

“Hmm iya.”

“Lah kok bt.”

“Gak tau.”

“Yauda urusan kalian.”

Lalu dia melanjutkan permainan tangannya di dadaku. Kepalanya disenderkan ke bahuku sambil dia mencium leherku yang sudah tidak tertutup jilbab.

“Mmhh geli Farhan.”

“Kamu suka Sil?”

“Iya tapi geli.”

“Nanti enak kok.”

Lalu dengan beraninya Farhan sudah mencium pipi sebelah kanan. Aku tersipu dan tersanjung dengan ciumannya barusan.

“Ih cium cium bukan pacar padahal.”

“Gapapa kan?”

“Ya gak boleh, tapi dilarang pun pasti kamu tetep cium kan.”

“Hahahaha.”

“Sil kamu pernah gini juga sama pacarmu?”

“Gini gimana?”

“Ya mesum kayak sekarang ini.”

“Pernah pasti Han. Namanya juga pacaran.”

“Dimana ngelakuinnya.”

“Rahasia.”

“Kasih tau dong.”

“No.”

“Kalo gak mau aku ajak Galang.”

“Ajak aja, emang rela berbagi?”

“Nantangin, awas ya.”

Lalu aku melanjutkan mengetik laporanku. Tapi satu tangan Farhan sudah lepas dari dadaku, menyisakan satu tangan saja di dadaku. Aku tidak tau apa yang dilakukannya dan aku tidak memperdulikannya. Tapi lama lama aku ingin dipermainkan di kedua dadaku.

“Kok dilepas satu Han?”

“Aku chat Galang nyuruh dia balik.”

“Hah ngawor lepasin deh.”

“Kamu tadi nantangin. Yauda aku turutin.”

“Huh iya deh iya. Nanti pulangnya aku tunjukin tempatnya.”

“Oke ya.”

Tidak lama Galang pun sudah kembali. Galang bertanya tanya kepada Farhan mengapa disuruh untuk bergegas.

“Kenapa Han kok nyuruh buru buru?”

“Ya gak enak lah kalo berdua lama lama haha”

“Oh kirain kenapa. Gak macam macam kan kalian?.”

“Macem macem dong, Iya kan Sil hahah.”

“Eh engga loh bohong dia Lang.”

“Haha kalian berdua ada ada aja.”

Aku cukup lega karena Farhan tidak to the point kepada Galang tentang kejadian barusan. Aku mengira Farhan secara terang terangan menyampaikan tantanganku keada Galang. Aku speechless dengan Farhan. Tapi candaannya barusan juga tidak lucu, bikin panik.

Tidak lama Meli dan Ihsan juga kembali dari membeli jajan. Singkat cerita jam sudah menunjukan pukul setengah 12 malam. Kami semua pamit kepada Galang karena sudah terlalu larut. Kami akan melanjutkan ketika ada waktu luang lagi.

Akhirnya aku pulang bersama Farhan. Meli sendiri, Ihsan juga sendiri.

“bye semua. Assalamualaikum.” ucapku pada mereka.

“Waalaikumsalam.”

Lalu sesuai janjiku aku menunjukkan tempat “mojok” ku bersama Yanuar kepada Farhan.

“Wih ga modal ya kalian haha.”

“Hahaha kalo ada yang ini ngapain harus sewa.”

“Mindset bagus Sil haha.”

“Yauda ayo balik.” Ajakku kepada Farhan.

“Tunggu.” Dia turun dari motor lalu menaruh tas nya secara perlahan karena berisi laptop.

“Mau ngapain?”

“Bentar.”

“Aaaaaaa.”

Bersambung…
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd