Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Siap Suhu.. cerita lanjutan sedang proses, sudah jalan tp blom selesai, masi nanggung. sorry bgt klo lama update, lagi aja proyek kerjan. Kalo lagi ada kerja imajinasinya ga jalan jadi gak bisa nulis Hu.. hehehehehe

Makasih suhu2 sudah setia menanti
 
30 - Balasan Setimpal

MEMP377_t.jpg

Mas Saiful/ Mas Ipul (Supir Ci Erika)

MEMP3F4_t.jpg

Ci Erika

MEMP376_t.jpg

Bang Zul (Satpam Perumahan)

MEMP371_t.jpg

Tante Mei Cen (Mama Kandung Ci Erika)

MEMP36Z_t.jpg

Pak Syamsul (Bos Tante Mei Cen)


POV : Rizal

Aku juga sebenarnya males untuk menemani ciciku yang sering bikin aku kesal, tapi dengan terpaksa kupenuhi permintaannya. Pikirku, ada baiknya juga pisahkan ci Erika dengan Mama supaya tidak bertengkar lagi. Kalau aku tidak temani dia pulang ke mama kandungnya, bisa-bisa dia batal pergi dari rumah ini. Ujung-ujungnya pertengkaran terulang lagi, capek aku dengar suara ci Erika dan Mama yang saling maki memaki.

Ci Erika ini cewek yang sangat arogan yang tidak pernah merasa dirinya bersalah, baik dalam perbuatan maupun ucapannya. Menurutnya dari kecil Mamanya selalu memanjakan dia bahkan selalu memuji setiap perbuatannya. Sepanjang perjalanan dia selalu memuji Mamanya yang hebat bisa bekerja sendiri sebagai wanita karir untuk menghidupi kebutuhannya sendiri meskipun gajinya kecil. Mamanya bekerja di sebuah kantor developer sebagai tenaga marketing. Ci Erika sempat menunjukkan foto mama kandungnya padaku lewat HP-nya. Keliatan masih cantik dan usianya sebaya dengan mamaku.

Sebenarnya sejak cerai dengan Papa, ci Erika pengen ikut tinggal dengan mama kandungnya. Tapi karena Papanya yang memenangkan gugatan cerai di pengadilan dengan cara diam-diam memberi uang gelap maka ci Erika dan ci Elena ikut Papa. Kata ci Erika, mama kandung itu tipe wanita yang setia karena sampai sekarang dia kuat dan berjuang hidup sendiri. Berbeda dengan Papa yang masih menikah dengan wanita lain yaitu Mama. Dalam hati aku kesal karena dia sebenarnya tidak suka dengan kehadiran Mama.

Selama perjalanan, ci Erika beberapa kali memaki mas Ipul karena beberapa kali menerobos jalan berlubang bahkan hampir menabrak mobil lain.

Ci Erika: "Ipullll... hati-hati kalau bawa mobil ya...punya mata bagus-bagus dipakai, jangan cuma buat pajangan saja...!!!!

Mas Ipul: "Maap nyonyaa..."

Ci Erika: "Aku gak perlu lu bilang "maap maap" segala, bosan aku dengerin lu bilang gitu...yang penting itu lu kalo bawa mobil yang benerr..."

Mas Ipul: " Siappp nyonyaaa...."

Tiba-tiba mobil sekali lagi menabrak jalan berlubang sehingga menyebabkan goncangan keras. Lubang yang tertabrak itu rupanya cukup dalam.

Ci Erika: IPULLL !!! DASAR SUPIR PAYAHHH !!! LU BAWA MOBIL PAKE MATA LU GAK SIH ?? Percuma mata lu besar2 gak dipake.. buang aja ke tong sampahhh... !!! Lubang gitu besar lu main nabrak aja... !!! Tar kalau mobil nya rusakkk gaji lu setahun pun gak bisa ganti rugi.."

Mas Ipul : Tadi ada mobill mau lewat ga bisa menghindar Cikkk..."

Ci Erika: GAK USAH MEMBELA DIRI... KALAU SALAH BILANG AJA SALAHHH... NYETIR AJA GAK BECUSS...!!

Mas Ipul : Ya udahhh Maaap deh Cikk..."

Ci Erika : MAAP...MAAAP... itu itu aja yang keluar dari mulut luu... muakk aku denger kata itu... Setelah kita pulang dari sini lu gak usah kerja lagi...!!!

Mas Ipul : Maksud nyonya.. aku dipecat apa gimana ??

Ci Erika : "Lu ini pura-pura bodoh ato bodoh beneran?! Ya iyaaaa laaarr... LU DIPECAT...!!! Tapi bukan sekarang...tar pulang dari sini dulu....sekarang lu bawa mobil baik-baik kalau lu masih mau ambil gaji lu yang bulan ini. Mengerti ?!

Mas Ipul hanya terdiam dengan kesal tanpa menjawab apa-apa lagi. Hatinya dongkol mendengar perkataan ci Erika yang begitu kasar terhadapnya. Dari cara dia menjalankan mobil terasa kecepatannya sangat tidak stabil.

Ci Erika masih belum puas dengan omelan. Dia melanjutkan omelannya dengan bicara padaku memakai bahasa dialek yang merendahkan mas Ipul bahkan memakai kata-kata yang rasis. Bahkan dia menyuruhku untuk jangan banyak bergaul dengan orang-orang pribumi.

Mendengar perkataan ci Erika yang rasis begitu membuatku tidak bisa tinggal diam. Buatku ini sudah keterlaluan, maka akupun mengkritik ucapan ci Erika. Eh, malah aku yang dimaki-maki olehnya.

Siapa bilang cowok tidak punya perasaan. Kata demi kata yang diucapkan ci Erika sangat menyakitkan perasaanku. Harga diriku sebagai cowok serasa direndahkan. Dia menertawakan aku selama seminggu aku menutup auratku dengan sarung.

Teringat dalam otakku ucapannya: "Kenapa gak dipotong aja burung lu sekalian, biar lu jadi cewek aja". Dikala aku ingin bangkit menjadi cowok dewasa, ci Erika malah datang merendahkanku. Sungguh tidak bisa kuterima perkataannya dengan kepala dingin.

Belum lagi ci Erika bilang kalau aku sudah bukan orang Tionghua lagi. Dia bilang aku sudah jadi dengan orang pribumi kampung. Buat aku tidak persoalan kalau aku jadi orang pribumi malah sekarang pergaulanku memang kebanyakan dengan orang pribumi dan aku senang telah menjadi bagian dari mereka.

Kesetiakawanan teman2 disini jauh melebihi teman2 ku dulu yang tinggal di kota. Teman2 dulu hanya tahu menikmati harta orang tua, nongkrong di cafe mewah dan jalan-jalan di mall. Saat aku dalam kesulitan mereka tidak bisa bantu apa-apa karena semua anak manja yang hanya mengandalkan orangtua. Kalau teman2 di kampung, justru mereka tidak pikir panjang untuk membantuku. Rasa kekeluargaan sangat terasa dalam pergaulanku di sini.

Aku justru bangga punya banyak teman orang pribumi di kampung ini karena aku diterima apa adanya. Sekali lagi kutegaskan kalau aku tidak masalah kalau ci Erika bilangin aku sama kayak orang pribumi. Tapi yang kupermasalahkan adalah ci Erika itu rasis banget. Dia merendahkan aku sekaligus teman2ku yang sudah menjadi bagian hidupku. Dia menghina aku berarti secara tidak langsung dia juga menghina teman2ku.


Selama dalam mobil aku sempat bertengkar dengan ci Erika. Gimanapun juga soal bersilat lidah aku pasti kalah tapi perasaanku benar-benar panas mengingat semua ucapan ci Erika.

.............

Tidak terasa perjalanan selama 1 jam lebih kami sampai di tujuan dengan perasaan saling geram. Namun kelihatannya mama ci Erika sedang tidak ada di rumah. Kamipun bertanya kepada tetangga seorang ibu-ibu lalu katanya:

"Tadi ada lihat cik MeiCen pergi sama lakiknya...sudah sejam yang lalu..." kata tetangga.

Nama mama ci Erika biasa dikenal dengan Mei Cen.

"Pergi ke mana...? tanya ci Erika

"Biasanya pergi ke rumah lakiknya yang ada di perumahan baru di jalan besar..." kata tetangga.

Rasanya aneh banget, tadi kata ci Erika kalau mamanya hidup sendiri, tapi kenapa kata tetangga pergi sama lakik. Siapa lakik itu ?

"Bu, boleh tahu siapa lakik itu ya...? tanyaku. Aku tahu bahwa aku tidak berhak bertanya tapi rasa penasaran mendorongku untuk mencari tahu. Ci Erika pun melotot padaku mendengar aku bertanya begitu.

"Ohh.. mungkin suaminya kali ya..tapi ibu gak tahu jelas soalnya kadang ada aja laki yang mampir ke rumah cik MeiCen.

Mendengar jawaban tetangga kami pun merasa aneh. Lalu kami coba pergi menuju perumahan yang tadi dibilang ibu tetangga itu.

Kami memasuki gerbang perumahan yang masih tertutup. Seorang satpam berwajah sangar yang sepertinya ku kenal keluar dari posnya lalu mendatangi kami. Kami kebingungan mau menjawab apa ketika ditanya satpam mau kemana. Tampak dari depan bahwa semua perumahan masih sedang dalam pembangunan, belum ada penghuni.

Dengan spontan aku bilang mau cari ibu Mei Cen. Mendengar nama aku bilang begitu, satpam menyuruh kami menunggu sebentar. Satpam itu masuk ke posnya lalu menelepon seseorang. Setelah itu satpam kami diizinkan masuk sambil diarahkan satpam untuk jalan sampai ke tujuan.

Memang semua rumah masih sedang dalam pembangunan dan minim penerangan. Kami terus saja jalan menelusuri area perumahan sampai kami menemukan sebuah rumah contoh. Tidak jauh dari sana ada sebuah rumah sudah berpenghuni dan terparkir sebuah mobil sekelas SUV, disitulah kemungkinan mama ci Erika berada.

Ternyata benar, mama ci Erika yang membuka pintu rumah baru itu. Dia menyambut ci Erika dengan wajah bahagia sambil memanggil nama mandarinnya "Siu Lien", namun dia sedikit sentimen melihat ke arahku. Maklum saja, aku ini anak dari mantan suaminya.

Kecuali mas Ipul yang tunggu di luar, kami bertiga duduk di sofa baru ruang tamu. Ci Erika dan mamanya saling bertanya kabar masing-masing. Menyusul ada seorang bapak berambut cepak datang bergabung bersama kami sambil merokok. Rasanya aku kenal dengan bapak ini. Setelah berpikir akhirnya aku ingat, rupanya Pak Syamsul itu kawannya Om Faiz yang pernah ketemu di apartemen kemaren itu. Waktu di ruang karaoke VIP itu, Pak Syamsul ngentot dengan tante Vivi bersama temannya yang namanya Om Dayat. Sepertinya Pak Syamsul ini tidak terlalu ingat dengan aku. Memang waktu itu dia lebih memperhatikan Mama dan tante Vivi.

"Pak... ini putri saya yang sekarang tinggal sama papanya...." kata tante MeiCen

"Lien... kenalin ini bos nya mama... namanya Pak Syamsul... sini salami dulu bos mama ini..." kata tante Mei Cen kepada ci Erika.

"Wahh..cantik juga putri lu Cen... mirip sama mamanya....hahaha..." kata Pak Syamsul sambil menyalami ci Erika.

"Bapak bisa aja... aku kan udah tua looo..." kata tante MeiCen

"Kamu masih keliatan muda koq Cen... masih bisa bikin Bapak nafsu... hehehehe..." canda Pak Syamsul

"Dasar bapakkk..." kata tante MeiCen dengan ekspresi wajah yang tersenyum sendiri. Berbeda dengan ci Erika ketika dipuji malah keliatan wajah judesnya.

"Ya sudah... kalian ngobrol saja dulu.. bapak mau ke rumah contoh untuk urus proyek perumahan ini dulu..." kata Pak Syamsul lalu beranjak meninggalkan kami.

"Lohh.. Mama koq kerja dengan orang pribumi sih...?! aq pikir selama ini bos Mama itu orang chinese loo..." kata ci Erika.

"Dulu Mama sempat kerja dengan bosnya orang cina... tapi bosnya pelit banget, trus tuntutan kerjanya banyak... baru terakhir Mama "ketemu lagi" dengan Pak Syamsul yang ternyata dia bantu bos cina ini kerjai proyek di lapangan..." kata tante MeiCen

"Apa Ma..?! Ketemu lagi ?! Emang Mama sebelumya sudah pernah ketemu Pak Syamsul ??? tanya Ci Erika dengan penasaran.

"Ohh..Pak Syamsul ini dulu adalah konsumen setia toko bahan bangunan Papa kamu... di situ Mama sudah kenal Pak Syamsul karena sering pesan barang lewat WA.... bahkan diluar urusan pesan barang, Pak Syamsul juga sering nanya kabar Mama... waktu dulu Mama berantem sama papa lu, Pak Syamsul yang banyak kasi nasehat...." kata tante Mei Cen

"Mama sempat hilang kontak dengan Pak Syamsul, sampai Mama ketemu lagi di tempat kerja Mama yang bosnya orang cina itu.. Pak Syamsul ajak Mama bergabung dengan dia untuk pasarkan proyek perumahan yang sedang dibangun bersama anggotanya..." begitu penjelasan tante MeiCen.

"Ohhh begitu ya Maa... tapi aq liat wajah Pak Syamsul wajahnya menakutkan deh..." kata ci Erika

"Hahahaha...wajahnya dari dulu emang begitu... tapi Pak Syamsul ini bos yang baik...orangnya juga baik, trus pengertian.... hmmm trusssss....." kata tante MeiCen terputus.

"Trus apa Maa...? tanya ci Erika

"Ehh, gakk koq.... ya trusss... pokoknya orangnya baik dehh... udah itu aja..." kata tante MeiCen agak salah tingkah. Aneh banget sikap mama ci Erika ini, sepertinya dia tadi mau bilang sesuatu tapi tidak jadi.

................

Karena hari sudah lewat tengah malam, rasanya mereka tidak tega menyuruh aku pulang ke rumahku lagi. Aku diizinkan tidur di kamar tamu, sedangkan ci Erika juga menempati sebuah kamar nanti akan tidur bersama mamanya. Sebenarnya ada satu kamar lagi tapi belum ada ranjangnya. Betapa taganya ci Erika menyuruh supir tidur dalam mobil bukannya di sofa ruang tamu, namun ini bukan hak ku mengatur.

Sudah satu jam-an dalam kamar tapi aku belum bisa tidur. Pikiranku curiga dengan tante MeiCen ini. Rasanya semua sudah tidur karena suasana sudah sepi. Yang terdengar hanya suara jangkrik. Kemudian akupun keluar dari kamarku untuk melihat-lihat.

Aku menuju kamar yang ditempati ci Erika ternyata kamarnya tidak tertutup rapat. Kudorong pintu kamarnya rupanya ci Erika sudah tidur dengan dasternya yang seksi memperlihatkan pahanya yang mulus. Pemandangan itu pasti membangkitkan nafsu lelakiku.

Anehnya, kalau tidak salah dengar bahwa mama ci Erika akan tidur bersamanya, tapi kenapa tidak keliatan tante MeiCen dalam kamar ini? Kenapa pintunya kamarnya tidak tertutup rapat? Kemana perginya tante MeiCen.

Teringat kata om Syamsul kalau dia ada di rumah contoh. Akupun keluar dari rumah berjalan ditengah malam yang sepi menuju rumah contoh yang jaraknya hanya beberapa rumah saja. Dari jauh aku lihat ada dua orang sedang berdiri di luar rumah contoh itu. Ternyata mereka adalah Mas Ipul dan satpam perumahan ini. Mereka terkejut menyadari kedatanganku karena mereka sedang mengintip dari jendela bahwa tante MeiCen dengan entot oleh om Syamsul.

Mereka memberi kode menutup mulut dengan jarinya agar aku jangan bersuara.Akhirnya kuingat siapa satpam itu. Dia itu rekannya Pak Imron yang bernama bang Zul. Dari tatapan bang Zul sepertinya dia juga mengenalku. Bang Zul dan Mas Ipul sama-sama mengelus kontolnya yang sudah tegang sambil menyaksikan tante MeiCen digagahi oleh Pak Syamsul.

"Aaaahh...aaaahhhh...Paaaaakkkk.....terusss Pakkk......." desah tante MeiCen. Ternyata ci Erika salah menilai mama kandungnya. Mamanya yang dia pikir setia sedang dientot habis-habisan oleh bosnya sendiri. Dari awal akupun udah curiga dengan mama ci Erika.

"Tetak lu putih mulus Cennn... bapak sukaaa tetek cina begini....aaahhh...aaahhh....!!! ucap Pak Syamsul meremas buah dada tante MeiCen sambil melakukan penetrasi. Kedua tangan tante MeiCen pun mengenggam kuat kedua pergelangan tangan om Syamsul yang meremas payudaranya.

"Paaaaakkkk..... oooohhhh Pakkkkkk....AAAAAHHHHH.....AAAAAAHHHHH....!!!!!

"Becek kali memek kau ini Cenn...!!! Kuattt nafsu lu....hehe..."kata om Syamsul

"Aaahhh...aaaahhh...Bapakkkk ga sukaa yaaa...? tanya tante MeiCen

"Sukaaa...bapak sukaaa...hahahahaha...." kata om Syamsul

"Sekarang lu naikk ke atasss... cepat lu goyang sampe kontol bapakk muncrat ke memek lu...." perintah om Syamsul

Mereka berputar posisi tante MeiCen memasukkan sendiri kontol om Syamsul ke dalam memeknya. Dengan lincah tante MeiCen mengoyangkan pantatnya maju mundur.

"Pinterr lu Cenn... mau berapa kali ngentot sama lu gak pernah bosan...hehehe..." kata Om Syamsul. Berarti ini bukan yang pertama mereka ngentot.

Beberapa saat kemudian, nafas tante MeiCen sudah menunjukkan tanda-tanda akan orgasme.

"Aaaahhh...aaaahhhh....aaaaaahhhh...."

"Cennn..lu mau nyampe ya...? tanya om Syamsul.

"Iyaaahhh Pakkkk...aaahhhh...aaahhh... " jawab tante MeiCen sambil mendesah. Lalu Om Syamsul ikut mengangkat pinggulnya mengikut irama goyangan tante MeiCen.

"Mauu keluarr Pakkkk....AAAAAHHHH...AAAAHHHH... !!!!

"AAARRRRRHHHHH..!!!! Bapakkk jugaaaa....!!!!

Setelah om Syamsul dan tante MeiCen mencapai puncak kenikmatan, mereka saling berpelukan seakan pasangan suami istri yang sedang mabuk cinta. Kami bertiga pun dengan jalan mengendap-endap meninggalkan rumah contoh itu.

"Sialaan, beruntung kali bos Syamsul bisa sering-sering entot cik MeiCen.." kata Bang Zul.

"Oh ya?! emang mereka sering ngentot ya...?! tanyaku penasaran.

"Aku liat mereka entot begini udah berkali-kali Senn..." kata bang Zul.

"Loh, koq lu bisa kesini ?! Emang apa hubungan lu sama tante MeiCen? tanya om Zul penasaran

"Tante MeiCen itu mantan istri papaku bang, terus cewek yang tadi masuk sama kami itu kakak tiriku..." jelasku

"Oh berarti cik Aling itu istri kedua ko Afuk ya...?" tanya bang Zul

"Betul bang... emang nya abang sering liat tante MeiCen entot di sini ya...? tanyaku balik.

"Biasanya mereka entot di rumah yang kalian tempati itu...malam ini aja tumben pindah ke rumah contoh..." kata bang Zul.

"Iya soalnya di rumah itu lagi ada putrinya yang galak..." kata Mas Ipul.

"Oh pantesan tadi aku lihat dia malam-malam jalan kaki sendiri ke rumah contoh, rupanya cik MeiCen lagi gatel pengen dientot sama si bos...hehehe..." kata bang Zul.

"Cik MeiCen itu napsunya besar kali tuh..." lanjut bang Zul

"Koq tahu bang...? tanya Mas Ipul

"Beberapa tukang bangunan sini pernah ngentot sama dia... kalau kesini suka pake pakaian seksi... denger-dengar dia pernah digilir sama tukang-tukang yang masuk shift siang...cuma aku yang belum kebagian entot si encik MeiCen...SIALLL.....lagi nunggu kesempatan bisa entot cik MeiCen tapi belum kesampaian..." ngeluh si satpam.

"Sama bangg... saya juga lagi nunggu kesempatan bisa entot majikanku si Erika tapi belum dapattt...." kata Mas Ipul.

"Majikan mas itu kan si amoy seksi yang tadi dalam mobil itu kan ?! Keliatannya masih muda itu mas.. enak kali kalo dientot...hahaha..!! Kata bang Zul

"Iya bang...Ibu sama anak sama ternyata.... majikan ku juga sering pake baju seksi..bikin kontol saya berkedut pengen ku ewe majikanku itu bangg..." kata mas Ipul

"Ohh majikan mas itu putrinya ci MeiCen ya..?? Pantesan sama2 cantik...ckckckck..." kata bang Zul.

"Betul bang...tapi kalau marah mulutnya kasar kali bang... terus dia suka rendahin orang..." ngeluh mas Ipul

"Direndahin gimana mas...?! tanya bang Zul

"Pokoknya saya sering dimarahi pakai bahasa yang kasar deh... rasanya dia gak suka sama orang kita bang..." kata Mas Ipul

"Wahh... bangsat juga majikan kayak begitu... harus dikasi pelajaran biar tahu rasa.... kita boleh kerja sama orang tapi gak boleh direndahin orang..." kata bang Zul dengan mulai terbawa emosi.

"Sorry mas.. cici gw dari dulu emang gitu mulutnya... gw dari kecil udah sering bertengkar sama dia..." kataku

"Ehh.. maap dekkk.. kalo aku ngomongin cicik lu... abis saya udah kesal gara-gara tadi saya dimaki-maki waktu di jalan..." kata mas Ipul baru teringat kalau aku ini adiknya ci Erika.

"Biarin aja...dia itu bukan cici kandung aku, biar kalian tahu aja... aku juga kesal sama dia..." kataku.

"Masa sih.. emang cicik lu kenapa sampe lu bisa kesal...? tanya Mas Ipul

"Ci Erika orangnya tuh arogan, selain itu juga rasis banget mas...terus terang waktu di mobil dia ngerendahin mas Ipul pake bahasa dialek kami tapi aku gak mau bales dia, pokoknya parah banget deh..." kataku

"Sialaaann cicik lu itu dekk... pengen kali kuperkosa biar saja saya langsung dipecat sekaranggg...!!! kata Mas Ipul dengan marahnya.

"Akupun kesal banget dengan dia... mas perkosa aja cici aku... dia lagi tidur di kamar.. seksi pula tuh.... ntar aku yang jaga pintu... " kataku.

"Jangan dekkk....ntar kalo jerit atau berontak kedengaran orang bisa gawat....?! kuatir Mas Ipul

"Tenang mas... kalau di sini aman... biar ku amankan wilayah sini... mas bebas perkosa aja majikannya.." kata bang Zul. Baik benar bang Zul sampe mau bantuin mas Ipul. Mukanya memang sangar tapi setia kawan orangnya padahal dia baru kenal sama mas Ipul.

Bang Zul dan mas Ipul menunggu aba-aba dariku untuk menjalankan rencana nikmat ini.

"Jadi gimana Senn... bisa langsung ke TKP ??" tanya bang Zul

"Jangann panggil aku Asen lagi, namaku sekarang udah dipanggil Rizal.... kita langsung masuk aja...."," oh ya... nanti Bang Zul bekap mulut ciciku biar mas Ipul bisa bebas kerjai tubuhnya..." kataku sambil membawa Ipul masuk ke rumah langsung menuju kamar ci Erika seakan aku ini ketua preman.

"Siapp bos Rizal... abang bertugas jaga keamanan wilayah sini... pokoknya kita aman mau ngapain saja di sini asal abang diajak...hehehehe...." kata Bang Zul.


.................

Sesampai di kamar, ci Erika sedang tidur dengan posisi sedikit menyamping sehingga keliatan belahan payudaranya yang putih. Posisi satu kakinya agak terangkat sehingga rok dasternya tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih mulus. Pemandangan ini mengundang nafsu kedua lelaki pribumi yang memasuki kamar ci Erika.

"Gilaaa..!!!! Mulus betul ini amoyy....mirip sama adeknya si Velin....kontol awak langsung tagang masss..." ucap bang Zul dengan suara pelan agar tidak membangunkan ci Erika.

"Sama bangg...Baru kali ini aku bisa liat majikan aku dari jarak dekat begini...putih bening begini.... kontol saya juga ngencang bang.... abang udah pernah ngentot sama amoy...?!" tanya Mas Ipul.

"Hehehe... aku pernah ngentot sama mamak sama ciciknya dek Rizal ini... maap yaaa... abang ngomong apa adanya..." kata bang Zul

"Yang bener aja bangg...?! Enak bener bang..." kata Mas Ipul seakan gak percaya.

"Udah, kalian garap aja ciciku sepuasnya, gw mau kasi pelajaran buat dia biar kapok...." tegasku

"Siapp dek Rizal... pokoknya mas Ipul dulu ngentot sama tuh amoy... nanti bagianku terakhir saja..."kata bang Zul.

"Entar lagi gw matikan lampu aja biar gelap... biar ciciku gak liat gw gak ada di sini... kalo gak ntar dia lapor bokap gw bisa gawat..." kataku.

Ci Erika yang masih tertidur lelap tidak sadar berada di antara dua lelaki pribumi yang satu berbeda kurus tinggi dan yang satu lagi bertubuh kekar layaknya satpam. Kedua lelaki pribumi ini sebentar lagi akan mengarap tubuhnya yang putih mulus. Sekarang bang Zul dan mas Ipul sedang melepaskan pakaian mereka sampai telanjang sambil memperhatikan lekuk tubuh ci Erika dengan wajah mesum. Kontol mereka yang hitam panjang sudah berdiri tegak kini siap diluncurkan.

Perlahan mereka naik ke atas ranjang tempat ci Erika berbaring. Kini ci Erika bagaikan kambing betina yang siap di kebiri oleh kedua lelaki yang sudah terbawa nafsu. Melihat mereka telah siap mengarap ci Erika, maka lampu kamar ku matikan. Walaupun kamar menjadi gelap, tapi masih terlihat sedikit bayangan dari lampu jalan.

Bang Zul berada di atas ci Erika, sedangkan mas Ipul di bawah. Mas Ipul mulai menjilat selangkangan ci Erika yang masih tertutup celana dalamnya. Bang Zul dari atas menyelipkan tangannya yang besar ke dalam dastar ci Erika lalu meremas payudaranya.

"Memeknya wangi banggg...cuupp...cuppp..." kata mas Ipul dengan suara pelan sambil mencium area selangkangan ci Erika.

"Ini amoy rupanya gak pake kutang mas...tetek nya juga masih kenyal masss...putingnya enak dimainin... hehehehe...." kata bang Zul.

"Hmmmmm...hhhmmmm...aaaahhhh...hhhhh..." ci Erika sempat melenguh akibat tubuhnya sedang dijamah oleh kacungnya sendiri dan si satpam. Ci Erika masih belum sadar kalau tubuhnya sedang digrape-grape oleh dua lelaki.

"Putingnya udah mengeras mas..." kata bang Zul.

"Udah mulai sange nih amoy... memeknya udah berlendir banggg..." kata mas Ipul

Beberapa saat kemudian, ci Erika terbangun menyadari kalau dia diantara dua pria yang sedang mengerjai tubuhnya.

"EHH...SIAPAA KALIANNN...!?! LEPASKANN AKUU..!!! kata ci Erika terkejut sambil tubuhnya meronta-ronta. Dengan cepat bang Zul membekap mulutnya sambil menahan tubuh Ci Erika yang ingin bangun dari ranjang. Namun kepala ci Erika digeleng-gelengkan sebagai bentuk perlawanannya.

"Shhtttt.....!!! tenang lu Moyyy... jangan melawann kalau mau aman...!!! bisik bang Zul untuk memenangkan ci Erika.

"Hmmmm.... TOLLL....NN...GGG...!!! Kepala ci Erika berusaha mengelak dari bekap bang Zul sambil menjerit minta tolong namun perlawanannya tertahan.

"Abang kasi tahu ya.. di sini tidak ada yang dengar lu minta tolonggg... mending lu ikutian maunya kami..." kata bang Zul. Ci Erika tidak menyerah, tubuhnya terus mengeliat ingin melepaskan diri.

Kakinya menendang-nendang namun dia itu suatu kesalahan. Tendangannya justru mempermudah mas Ipul menurunkan celana dalamnya.

"TOOLLLL....TOLLLL...LONGGG....!!!

"Moyy.. kalau lu gak percaya.. lu jerit aja sampe lu puas...." kata Bang Zul lalu melepaskan bekapannya dari wajah ci Erika.

Srettttttttt...!!!! baju tidur ci Erika dirobek dengan mudah oleh bang Zul hingga payudaranya menyembul keluar. Kini tangan bang Zul berpindah meremas payudara ci Erika sambil diisap sekuat tenaga secara bergantian. "Sruuuuupppp....cuuupppp...srruuuupppp..........!!!! "

"TOLONGGGG...TOLONGGGG...!!!! LEPASSKANNNN AKUUU...!!!! Ci Erika menjerit dengan sekeras-kerasnya namun tidak menghentikan kedua lelaki yang sedang menjamah tubuhnya dengan penuh nafsu. Bang Zul sedang menikmati payudara ci Erika, sedangkan mas Ipul menikmati vaginanya. Kepala mas Ipul berada diantara kedua paha ci Erika menjilat memeknya.

"Srrruuuppp...hmmm...hhmmmm...." Mas Ipul melenguh sambil menjilat memek ci Erika. Mendengar suara itu ci Erika langsung mengenal suara itu.

"AAAHHH....IPULLLLLL........!!!! Berani sekali kauuu lakukan ini..!!! ucap ci Erika.

"Maapp cikk.... pecattt aku saja sekaranggg....aku relaa demi menikmati tubuh ci Erikaa....." tegas Mas Ipul.

"BERANI SEKALI KAUU...!!!! AWASSS NANTI AKU LAPOR POLISI ....!!! ancam ci Erika.

"Silakan ciikkk... aku rela masuk penjara asal bisa nikmati tubuh ci Erika yang indah ini..." kata Ipul

"LEPASIN AKUUU.... BAJINGANNNN....!!! kini ci Erika tidak lagi minta tolong tapi menjadi marah.

"Gimana Mas memek amoyy...enakkk gakk...?! kata bang Zul sambil meremas kedua bukit kembar ci Erika.

"Enakk banggg... aku udah lama pengen jilat ini memek cina majikan aku...srruuuppp...sruuuppp..." kata Mas Ipul

"Aaaahhh...LEPASINN AKU...Aaahhh...DASAR PRIBUMI BAJINGAANNN KALIANNN...!!!!

"Heiii Moyyy... lu jangan hina-hina orang kami... nanti lu bakal ketagihan kontol pribumi tau ga loo...?! kata bang Zul.

"Gak bakalannn.....lepasinn akuu....aaaaahhh....aaaahhh.....leeeepasssinnn....."

"Lu gak usah pura-pura minta lepas moyyy... tubuh lu gak bisa bohongi kami....tetek lu udah keras gini masih minta lepasss..." kata bang Zul.

"Memek nya udah becek nih banggg...!!! kata mas Ipul

"Tuhhh betul apa kata abanggg... biarkan laki pribumi yang lu bilang bajingan yang puasin lu malam ini...." kata bang Zul

"Gaaaaakkkk maauuu...hantikannnn....aaahhhh..aaahhh...."ci Erika tidak lagi bisa menahan sensasi yang diberikan kedua lelaki pribumi itu. Ci Erika meliuk-liukan tubuhnya seakan berada di antara penolakan dan kenikmatan. Perbuatan kedua lelaki pribumi ini justru semakin membakar gairah ci Erika. Perlawanannya semakin lama semakin melemah. Bahkan pantatnya terangkat merasakan sensasi nikmat akibat mas Ipul melumat memeknya.

"Aaaahhhh....aaaahhhh...sialllannn kau Pull...!!!! ucap ci Erika setelah cairan cintanya dikuras dari memeknya oleh mas Ipul.

"Muncrattt memek cici nih..... baunya enakkk ciiikkk... hhhmmm...mmmm..." kata mas Ipul.

Tidak ada lagi perlawanan dari ci Erika, dia mulai pasrah membiarkan tubuhnya dikerjai. Mas Ipul bersiap untuk menjebloskan kontolnya ke memek ci Erika.

"Bagusss ciikk... malam ini lu rasain kontol supir yang selama ini lu rendahin... lu rasain kontol pribuminya...hehehehe..." ledek bang Zul.

"Jangaaannn Pulll... stoopppp.... gakkk boleehhhh...!!!! ucap ci Erika menolak namun tidak dipedulikan oleh Mas Ipul.

"Cepattt masukin kontol lu Masss... biar kutahan amoy ini..." kata bang Zul menggenggam kedua pergelangan tangannya lalu ditahan di ranjang, di letakkan atas kepalanya sehingga tubuhnya gak bisa bangkit.

"AAAAARRRRGGGGHHHHHH.......!!! Sakitttt.... hentiiikannn...Arrrhhhh.....!!!!" Sepertinya kontol mas Ipul telah masuk ke dalam liang vagina ci Erika.

"Aaaaahhh...sempit sekali memek ci Erikaaa... kontol koko kecil yaaa ciii...?!? kata mas Ipul

"Sialannn lu Pulll... bilang2 suami aku..." ucap ci Erika marah.

"Abis memek cici sempit kayak belum pernah dientot sama koko...atau memang kecil punya suami cici itu..." kata Ipul dengan polosnya.



Tiba-tiba, Handphone bang Zul berbunyi. Dengan terpaksa Bang Zul turun dari ranjang menerima panggilan telepon dari Pak Syamsul. Bang Zul diperintah Om Syamsul untuk ketemu dia di rumah contoh. Mau tidak mau dia harus turuti apa kata bosnya.

"Sialan...!!! Terpaksa aku tinggal dulu...ada panggilan dari bos.. kalau sudah beres nanti aku balek kesini..." kata bang Zul sambil memakai kembali pakaiannya lalu meninggalkan mas Ipul dan ci Erika di ranjang.



"Cepat keluarrrinnn punya luuu... aku gak mauu...aku gak sudiii...keluarinnn...." sahut ci Erika

"Ciikk.. aku sudah cici pecattt..jadi aku gak perlu ikuti perintah ci Erikaaa...." kata mas Ipul.

"AKU GAK MAUUU.....CEPATTT KELUARINN PUNYA LUU....DASARRR LU PRIBUMI RENDAHANNN..!!!! Maki ci Erika.

"PLAKKKK...!!!! tiba-tiba Ci Erika ditampar keras oleh Mas Ipul. Tidak disangka Mas Ipul sampai melakukan ini terhadap ci Erika.

"Berani sekali lu tampar pipiku...!!!! Bangsatt lu Pulll....!!! ucap ci Erika sambil menahan sakit tamparan.

"Habis sudah kesabaran ku cikk..!!! Malam ini cici bukan majikanku lagi... jadi ini akibat kalau cici menghinaku..." kata mas Ipul

"Terima ini...!!!" Dengan keras Mas Ipul menghentakkan sekali kontolnya ke memek ci Erika.

"AAAHHHH...!!!! Ci Erika mengerang menahan antara sakit dan nikmat.

Beberapa saat lagi,

"AAAAAHHHHH......!!!! Semakin kuat lagi-lagi Mas Ipul menghentakkan kedua kali kontolnya membuat ci Erika mengerang

Jeda beberapa saat lagi,

"AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH......!!!!! Ketiga kali kontol Mas Ipul semakin keras dihentakkan ke memek ci Erika membuat suara erangannya semakin keras pula.

"Aaaaaahhhh....aaaahhhh.... adddduhhhh... sakitttt....sttopppp....hentikannn..." ucap ci Erika menahan sakit akibat kontol mas Ipul mulai mengesek vaginanya.



Mas Ipul makin cepat mengenjot ci Erika.

"Shhhh....sssshhhh.....aaahhh....Shhhh......aahhhh...." ci Erika mendesis seperti kepedasan merasakan sakit di lesakan kontol mas Ipul di memeknya.

"Aaaahhh....aaaaahhhh...aaahhh....pelann-pelaaannn Pulll....." pinta ci Erika yang kini pasrah menikmati genjotan mas Ipul.

"Mau pelannn atau dilepaskannn Ciiikkk....?! sindir mas Ipul menghentikan penetrasinya.

"Sialan lu Puuulll....berani sekali lu rendahin harga diriku sampe begini..." kata ci Erika

"Hehehehe....cici itu memang wanita munafik... tadi minta lepas sekarang minta pelan... gimana sih...?! sindir mas Ipul lagi.

"............" ci Erika terdiam sedang ditatap oleh Mas Ipul yang menanti jawaban.

Beberapa saat kemudian,

"Oke Pull... Malam ini anggap saja lu menang.... hanya kali ini saja kita lakukan ini..." kata ci Erika

"Boleh juga... kalau saya yang menang... lu harus panggil saya "Mas", tolong hormati saya yang selama ini sudah lu rendahin... paham ...?! tegas Mas Ipul

"Iyaaa.. iyaaaa...." kata ci Erika gengsi.

"Iya siapaaa...?! tanya mas Ipul

"Iya Masss Ipullll...." jawab ci Erika terpaksa.

"Bagussss... bagus non Rika....!!! Hahahaha..!!! sahut Mas Ipul merasa diri sudah menaklukkan ci Erika.

"Udah cepatan dong Masss...."pinta ci Erika

"Cepet apaan...?" tanya Mas Ipul

"Cepat ulangi lagi...." jawab ci Erika gengsi

"Ulangi apa rupanya...? hehehe..." sindir Mas Ipul

"NGENTOTTT MASSSS...!!!! tegas ci Erika dengan kesal.

"HAHAHAHAHA...!!!! SIAP-SIAP YA Non..." kata Mas Ipul lalu kembali melakukan penetrasi pada ci Erika.

"Aaahh...aaahhh...enakkk sekali memeknya ciii..." kata mas Ipul

"Pelannn-pelannn ya Masss...Aaarrrggghhh..!!!! ...aaahhh...." ucap ci Erika

"Aaaaahhh...aaaahhh...aaaaaahhh....hhhmmm..." ci Erika mendesah, sepertinya rasa sakitnya telah berubah menjadi kenikmatan. Dalam kegelapan di kamar ini, seorang nyonya sedang dientot oleh supirnya sendiri. Mas Ipul berhasil melepaskan birahi majikanya. Ci Erika yang tadinya arogan kini telah takluk terhadap supirnya.

"AAAAAAAHHHHH.....AAAAAAAHHHHH....MASSSSS....!!!!

"Apaaa Nonnn...."

"Aku udahh sampeee....aaahhh....aaahhh...." ci Erika sudah orgasme, namun Mas Ipul tidak menghentikan penetrasinya.

"Aaaaaahhhh....aaaahhhh....hhmmmm....." walaupun begitu ci Erika kembali mendesah seakan masih belum terpuaskan.

"Nonn Rikaaaa.... mas masukin ke dalam yaaa....." kata Mas Ipul sambil mengenjot ci Erika

"Tolong di luarrr aja ya Masss... aku belum mau hamil....hhmmm...hmmmm...aaahhhh..aahhhh.." ucap ci Erika. Kemudian Mas Ipul mencabut kontolnya lalu menyemburkan spermanya di luar.

"Aaaaahhhh... enakkkk sekaliii....!!! ucap mas Ipul

"Sialaan lu Massss... sperma lu kena tubuhku ampe kemana-mana..." kata ci Erika

"Emang lu mau mas bikin bunting...?! kata Mas Ipul

"Gakkk..***k mauu... awas kalo lu berani bikin aku buntinggg...!!! tanggungjawab lu..!!! ancam ci Erika

"Kalo bikin non Erika keenakan saya berani... hehehehe...!!! canda Mas Ipul tanpa direspon ci Erika.

Ci Erika terbaring hanya terdiam meratapi apa yang sedang terjadi. Tidak tahu apa yang sedang dirasakan atau dipikirkan ci Erika. Namun mas Ipul masih mengisap payudara ci Erika dengan ganas.

"Sruuuppp...cuuupppp... teteknya ranum nonn...!!! Mas suka tetek begini..." kata Mas Ipul namun ci Erika hanya diam dan pasrahkan tubuhnya dinikmati supirnya.

"Hmmmmm....hhhmmmmmm...." lama kelamaan ci Erika melenguh akibat payudaranya diisap sambil diremas oleh Mas Ipul secara bergantian.

Tiba-tiba ci Erika bangun lalu membalikan tubuhnya menaiki tubuh Mas Ipul. Dengan inisiatif ci Erika mencelupkan kontol Mas Ipul yang panjang kedalam memeknya.

"Aaaaaaaaahhhh..." desah ci Erika saat kontol Mas Ipul tenggelam dalam memeknya.

Dalam posisi ci Erika di atas ternyata dia melihatku yang sedang duduk bersandar di lantai menyaksikan persetubuhan mereka di ranjang.



"Lohhh... Sennnn...!!! Lu dari tadi di sini...? tanya ci Erika terkejut lalu berusaha turun dari tubuh mas Ipul, namun ditahan oleh Mas Ipul.

"Lepasin aku...ada adikku di sini Massss..." kata ci Erika



"Iya ciii... aku dari tadi melihat permainan cici dan supir cici di sini...tidak disangka ternyata cici mau juga dientot sama supir cici...hehehehe..." ledekku

"Sennn... tolong lu rahasiakan... jangan bilang siapa-siapa yaaaa...tolong Sennn..." kata ci Erika sambil terus ingin turun namun masih ditahan oleh Mas Ipul.

"Beres ciii... kalian bersenang-senang saja...aku lebih baik keluar dari sini, biar cici bisa puas-puasin dientot sama supir cici itu...hahahahaha...." ledekku lalu berdiri dan berjalan keluar dari kamar itu tanpa menutup pintu kamarnya.

Menyaksikan persenggamaan ciciku dengan mas Ipul memang membuatku sange. Akan tetapi, kalau aku ingat sikap cici ku yang arogan dan rasis itu membuatku agak muak terhadapnya. Biar saja dia dientot kalau perlu diperkosa abis-abisan sama lelaki yang direndahkannya selama ini, biar dia menyesal.

Penasaran, kenapa bang Zul belum juga kembali ke sini. Akupun keluar berjalan mencari om Zul ke rumah contoh. Sesampai disana kutemukan jawabannya, ternyata om Zul sedang ngentot dengan tante MeiCen. Sepertinya Pak Syamsul sudah meninggalkan area perumahan ini, mobilnya sudah tidak terlihat. Akhirnya yang dinantikan om Zul bisa tercapai. Mantan istri papa sedang dientot oleh satpam perumahan ini. Saat ini aku memang merasa sange menyaksian persenggamaan yang sedang terjadi ini. Namun di sisi lain, aku juga puas membuat ciciku mendapat balasan setimpal dengan dientot supir pribadinya, dan juga tante MeiCen mamanya yang dibanggakan itu dientot oleh satpam.

Kulihat handphone ku, ada pesan dan telepon masuk dari Mama menanyakan keberadaanku.

Mama: Sen,lu lagi dimana? Kenapa gak kasi kabar? Cepat lu pulang, besok papa udah mau pulang ke rumah, kalau papa tahu lu ga pulang mama bisa kena marah.

Besok aku harus pulang lebih awal sebelum keduluan Papa sampai ke rumah agar mama tidak kena marah sama papa.
Aku harus kembali ke kamarku untuk tidur. Desahan dan jeritan birahi ci Erika terdengar memenuhi seluruh rumah itu sampai aku masuk kekamarku lalu menutup pintu.

Apa yang akan terjadi kalau Papa tahu aku ga pulang semalaman?

Apa yang akan terjadi kalau Papa tahu ci Erika sedang di rumah mama kandungnya ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd