Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
37 - Pembalasan demi Pembalasan

MEO6D66_t.jpg

Annisa


MEMBQQK_t.jpg

Edisen / Rizal


MEKWJBM_t.jpg

Ci Velin


MENKYZH_t.jpg

Didit dan Mama (Aling)


Hari ini merupakan perayaan hari kemerdekaan negara kita. Karena itu, tidak ada akifitas belajar mengajar. Seluruh staf, murid dan guru mengadakan upacara bendera. Setelah selesai upacara, seluruh murid-murid mengelar berbagai perlombaan antar kelas seluruh tingkatan. Uniknya dari perlombaan ini, setiap guru wali kelas dan staf termasuk satpam dan pertugas kebersihan pun dilibatkan untuk bermain mendukung salah satu kelas siswa. Tujuannya agar seluruh penghuni sekolah bisa saling mengakrabkan hubungan.

Aku tidak terlalu tertarik dengan perlombaan seperti ini, lagi pula aku tidak dipilih untuk ikut bermain. Kusaksisan ci Velin ikut dalam beberapa perlombaan mewakili kelasnya. Jenis-jenis perlombaan sangat beragam, terkadang ada yang khusus cewek dan khusus cowok, ada juga campuran. Karena jenis pertandingan cukup banyak, akibatnya seluruh aktivitas selesai sampai sore. Perlombaan ini benar-benar menghasilkan keakraban. Banyak cowo-cowo yang sedang asik ngobrol dengan ci Velin dan temannya.

Fitri memintaku mengantar dia pulang duluan, sedangkan ci Velin masih saja asik ngobrol dengan beberapa cowok padahal ini sudah mendekati jam magrib.

Kata ci Velin nanti dia telepon minta Didit ke sekolah untuk ngantar dia pulang ke rumah. Memang setahuku hari ini Didit lagi tidak masuk karena mau bantu Mama di toko. Akupun jalan mengantar Fitri pulang. Sepanjang jalan Fitri bilang yang dia dengar dari satpam lain yang tertugas jaga malam ini yang bernama bang Parto. Kebetulan bang Parto ini satpam yang tadi terlibat perlombaan mendukung kelas Fitri dan ci Velin. Menurut bang Parto sebenarnya Didit itu seharusnya masuk hari ini, tapi dia minta izin karena alasan sakit. Wah, ini ada yang gak bener nih.

....................

Aku tidak memberitahukan kecurigaanku kepada Fitri. Sepanjang perjalanan kubulatkan tekadku untuk mampir ke toko setelah mengantar Fitri sampai ke rumah. Sesampai di toko, pintu sudah tertutup rapat. Kecurigaanku masih belum mereda, aku berjalan ke samping toko untuk memeriksa keadaan di dalam.

Kedengaran ada suara Didit yang sedang bicara. Kupanjat untuk mengintip dari jendela ventilasi yang terdapat dalam ruangan yang dulu kugunakan untuk belajar dan beristirahat. Ternyata aku sudah melewatkan sesuatu, permainan sudah dimulai. Mereka sudah dalam keadaan tanpa busana sama sekali.

Didit duduk di ranjang, sedangkan Mama duduk di lantai sedang mengocok kontol Didit sesekali memasukkan dalam mulutnya.

Didit: "Enak sekali isapannya Tann...."

"Srruuuuppp....hmmm....mmmm.....srruuuppp...."

Didit: "Didit lebih suka isapan tante daripada Velin..."

Mama: " Ditttt... tolong jangan sakit anakku yaaa... jangan kasar-kasar sama dia..."

Didit: "Tenang aja tante... Velin selalu puas kalau ngentot sama Didit...hehe...."

Mama: "tapi ingat pesan tante... jaga Velin ya... jangan sampe dia ada apa-apa..."

Didit: "Beras tann... pokoknya kalau Tante selalu ngasi jatah ke Didit, pasti Velin selalu Didit jaga..."

Mama: " Tante gak bisa selalu begini looo.... tante ini punya suami Dittt.."

Didit: " Udah !!! Tante diam dulu, jangan banyak ngomong... cepat isap kontol Didit...."

Kembali Mama ikuti maunya Didit mengisap kontolnya. Lagi enak-enaknya Mama isap kontol, Didit rupanya diam-diam suka menjebret Mama dari handphonenya beberapa kali.

"Aaaahhhh...enak sekali Tannnn...." ucap Didit menutup matanya dengan kedua tangannya menahan tubuhnya di ranjang menikmati kontolnya dilumat Mama.

(tiba-tiba handphone Didit berbunyi)

Mama : "Dittt... hp lu bunyi... itu si Velin nelpon...!!!

Didit: " Biarin saja Tan... Didit lagi enak-enak sama tante..."

Mama: "Jangan Dittt... sudah lu cepat jawab Velin dulu..."

Didit: "Gak usah dijawab....tar mati sendiri..."

Mama: "Jangan begitu Dittt, Velin kan pacar kamu..."

Didit: "Tan... biar lu tahu yaa... tujuan Didit pacari Velin itu biar bisa dapat entot sama Tante... jadi sebenarnya Didit lebih suka sama tante daripada Velin..."

Mendengar pengakuan Didit, Mama berhenti menyepong kontol Didit.

"Tega sekali kamu sama Velin... kalau Velin sampai tahu pasti dia akan sakit hati...." ucap Mama dengan intonasi yang mulai marah.

"Iya lahhh Tante... cukup kita saja yang tahu... biar Tante terus bisa ngerasin kontol Didit ini... ayo tannn.... isap terus jangan berhenti.... Didit suka mulut tante yang seksi ini...." kata Didit dengan mesumnya.

"Gak Ditttt... kita pulang saja, kamu cepat jumpai Velin..." tegas Mama sambil mengutip kembali bajunya di lantai. Didit dengan cepat merebut baju Mama dari tangannya.

"Toko sudah tutup tante... tante sudah tidak berhak ngasi perintah ke Didit lagi..." ucap Didit dengan kesal. Didit menarik tangan Mama lalu mendorongnya jatuh ke ranjang.

"Sekarang Tante yang harus dengan perintah Didit... cepat buka memek lu...!!!! perintah Didit yang masih berdiri di tepi ranjang menghadap Mama yang terbaring di ranjang.

"Gak Dittt...tante udah mau pulang...!!! pinta Mama.

"Diam lu Tann... jangan melawan Didit... ingat video Velin yang kena entot masih belum dihapus.. jadi kalau tidak mau Didit sebar... mending tante ikuti apa maunya aku...." tegas Didit

"Stoppp Dittt... tolong dihapus sekarang... Didit sudah berjanji tapi selalu tidak tepati... tante sudah tidak percaya lagi sama kamu... kita pulang sajaaaa...!!!! seru Mama dengan kesal. Didit mengeluarkan handphone, menjebret Mama yang bugil bersandar di dinding yang menempel dengan ranjang.

"Sialan lu Dittt... cepat hapus foto yang barusan itu...!!!! jerit Mama berdiri dari ranjang ingin merebut handphone yang dipegang Didit tapi tidak berhasil. Mama kembali didorong jatuh terlungkup ke ranjang.

Melihat pantat Mama yang montok dihadapannya, dengan cepat Didit melasakkan kontolnya ke luang anus Mama sambil menjambak rambut Mama.

"AAAAARRRRHHHH...!!!! SAKITTT DITTTTT....!!!!! jerit Mama

"Bajangan lu Diiittttt...!!!! Aaaaaarrrhhhh....Ssssshhhh...aaaahhhhh...!!!

"Lubang bool tanteee enakkk... sempitttt....aaaahhh.....aaaahhh...." ucap Didit sambil menyodok pantat Mama dengan penuh nafsu bercampur amarah. Ci Velin masih saja mencoba menelepon Didit tapi ditolak. Malahan Didit terus menjebret Mama dari belakang lalu mengirimkan ke seseorang dari WA. Mama tidak ingin berhenti, tapi Mama tidak berkutik berhadapan dengan Didit.

"Oooohhh...ooouuuuhhh.....aaahhhh....Ditttt...hentiiikannnn...aaaahhh...."

"Enakkk koqqq mintaa berhentiii Tannn...aaahhh...aaaahhh..." ucap Didit, tapi Mama tidak bisa menjawab dan hanya menikmati sodokan Didit pada bokongnya. Bongkahan pantat dan tubuh Mama bergetar dihentak-hentakkan Didit dengan kuat. Rambut Mama ditarik didik kebelakang. Mama seperti seekor kuda yang ditunggangi oleh Didit, hingga akhirnya Didit ejakulasi di punggung Mama.

"Aaaaaarrrhhh!!! anjingggg....bool tanteee nikmattt sekaliii....anjinggggggg!!!!!

Mama terlungkup kembali di ranjang sedangkan tubuh Didit menindih tubuh Mama. Kedua tubuh mereka yang kontras berbeda warna kulit menempel rapat tanpa batas.

"Ditttt... tolongg penuhi janjimu... hapus foto tante dan Velin...!!! ucap Mama dengan nafas tersengal-sengal.

"Berasss Tanteee... asal tanteee ikuti saja maunya Didittt.." jawab Didit. Dari cara dia menjawab, aku merasa Didit itu bohong hanya sekedar mengiyakan Mama saja supaya dapat ngentot lagi dengan Mama.

...................

Terlintas kuatir dengan keberadaan ci Velin, aku kembali ke sekolah mencari ci Velin. Ternyata ci Velin sudah tidak ada di sekolah. Aku bertanya kepada salah satu satpam yang bertugas malam itu yang bernama Parto, ternyata dia sudah diantar pulang oleh Rizki bersama beberapa teman-temannya.

Bang Parto bilang kalau ci Velin tadi menangis. Tadi Parto sebuah video yang barusan dikirim Didit kepadanya, lalu ditunjukkan kepada ci Velin. Kata ci Velin dia kenal suara itu, video itu adalah video Didit yang lagi ngentot dengan Mamanya di toko. Aku pura-pura minta bang Parto tunjukkan video itu dari galery hpnya dan ternyata benar ini video bokep Mama dan Didit yang barusan kusaksikan di toko. Bang Parto menatapku sambil tersenyum mesum. Terlintas melirik ke koleksi galery hp bang Parto, ternyata video dan foto Mama dan ci Velin sudah banyak di sana. Kemungkinan ini sudah beredar dikalangan satpam. Dengan kecepatan penuh, aku "select all" foto dan video lalu kuhapus semua isi gallery. Mengetahui isi galery hp bang Parto telah hilang, dia menjadi marah dan mendorongku hingga jatuh.

"Dasar anak lonte cina kauuu...!!!!" maki bang Parto. Beberapa tonjokkan di wajah dan perut kuterima darinya tanpa balasan. Ada satu petugas kebersihan datang menghampiri kami, menarik tangan bang Parto agar berhenti menghajarku. Akhirnya aku pergi dari sana sambil menahan sakit akibat tonjokkan bang Parto.

Sesampai di rumah, tidak ada siapapun baik ci Velin maupun Mama. Kembali aku pergi mencari ci Velin ke beberapa tempat yang kemungkinan menjadi tempat ngumpul Rizki dan teman-temannya. Salah satunya gudang truk milik om Faiz karena terparkir banyak sepeda motor termasuk milik Rizki. Sudah beberapa kali aku pernah ke tempat ini. Dulu pertama sekali Velin diperkosa Rizki juga di sini. Di belakang gudang truk ini terdapat ruang ngumpul dan banyak kamar tempat tinggal para montir untuk jaga malam di gudang.

Selain itu, dulu di tempat ini para montir truk menjebak teman-teman ci Erika ketika menghadiri pernikahan ci Erika. Memang tempat ini sering dipakai untuk pesta seks para montir truk. Para montir itu sering mengajak wanita PSK untuk bersenang-senang di sana.

.........................

Sewaktu aku memasuki ke ruang tengah, tampak ci Velin sedang duduk di kursi sedih dengan isak tangisnya ditemani oleh Annisa yang mengelus pundaknya. Di lantai sedang ada Rizki, Pratama dan Dicky yang masih mengenakan seragam sekolah duduk bicara dengan om Ipul, Ujang dan Pak Dulah yang hanya mengenakan celana pendek kecuali Pak Dulah masih pakai kaos singlet kusam. Mereka sepertinya sedang membicarakan sesuatu sambil merokok tanpa pedulikan kehadiranku.

"Cieee.... kenapa lu nangis ?! Ayo cepat kita pulang...!!! sahutku kepada ci Velin.

"Gak mau Sennn... biar aku di sini saja..." kata ci Velin dengan suara isak tangisnya.

"Kenapa cie..? tanyaku

"Aku males liat Mama... bisa-bisanya Mama bermain dibelakangku bersama Didit..." kata ci Velin

"Dari mana lu tahu cie..? tanyaku pura-pura gak tahu.

"Tadi aku liat sendiri di hp Bang Parto... sekarang Mama lagi sama Didit di toko lagi main Sennn.... padahal aq telp ke hp Didit tapi gak diangkat... pasti mereka lagi main.... aku udah tahuuu...hiksss...hiksss.... mereka jahat sama akuu...!!!!

"Sudah laaa... nanti lu bicara sama Mama saja di rumah... ayo kita pulang dulu...!!! desakku.

"Mau bicara apa lagi Sennn... semua sudah jelas... Didit dan Mama diam-diam mengkhianati aku...!!! Aku gak mau pulang....!!! " kata ci Velin. Aku coba memaksa ci Velin pulang dengan menarik tangannya tetapi dia melawan.

"Lu pulang aja sendiri... aku mau di sini saja...!!!! tegas ci Velin.

"Ya sudah, kalo lu gak pulang... aku juga gak pulangg...!!! ancamku

"Terserah lu... pokoknya lu ga usah pedulikan aku kalo aku gak pulang..." tegas ci Velin lagi dan aku ikut menunggu di sini sambil berharap dia menyerah lalu pulang bersamaku.

...............

Bosan duduk bengong, aku jalan ada mendekati Rizki dan kawan-kawannya yang lagi membicarakan sesuatu dengan suara yang agak pelan dengan om-om mekanik. Sepertinya tidak boleh kedengaran oleh kami tapi kucuri dengar saja.

Om Ipul: Gimana sih kalian ? koq cuma bawa dua aja ? Padahal kalian janji mau bawa tiga orang, jadi kami juga booking 3 cewek langganan kami buat kalian, biar adil.

Rizki: itu dia om... tadi udah hampir kami ajak om... namanya Intan teman sekelas aku juga, tapi rupanya dijemput pulang sama bokapnya, jadi gak berani kami tahan. Padahal dia udah mau ikutan om..."

(kata Rizki sambil nunjukkin foto Nia dari handphone nya)

Ujang: Cantik juga si ABG yang namanya Intan... tapi lain kali coba diajak lagi ya..."

Rizki: "Beras om... emang beneran, om udah booking 3 cewek buat kami, mana coba ?!

Om Ipul : "Udah tuh.. sesuai pesanan kalian... kemaren kalian bertiga bilang mau ngerasain yang tante-tante...tapi giliran om bertiga ini pengen ngerasain yang ABG sekolahan kalian cuma bawa dua... kurang puas dekk..."


Rizki: "Sorry om.. lain kali kami bawa lagi om... janji om..."

(Setelah Rizki ngomong gitu, om Ipul melirik ke ci Velin dan Annisa)

Om Ipul: Ya sudah, kalian masuk saja ke kamar yang paling ujung. Di dalam ada yang namanya mbak Nur, Sri dan Erni... itu mbak2 udah langganan sama kami..."

Om Ujang: "Lumayan Pul... ada amoy nya... gw paling demen sama amoy begini... kalo gak salah itu anaknya si Aling yang punya toko kelontong itu..."

Rizki: "Betul om.... itu amoy mantan pacar gw om... terus yang satu lagi yang orang kita itu pacar si Pratama...pokoknya itu dua cewek udah sering kami entot...sekarang om pake aja sepuasnya...kami masuk dulu...udah gak sabar mau nyobain yang tante-tante om...hehehe..."

Om Ipul: Ok Janggg... aku juga pengen cicip itu amoy, kita sikat memeknya sampe puas....hahahaha..."

Pak Dulah: "Buat bapak yang namanya Anissa itu saja... Bapak lebih suka produk lokal... hahaha.."

Di sini sedang terjadi transaksi pertukaran cewek. Setelah Rizki dan kedua temannya buru-buru masuk ke dalam kamar mess, om Ipul dan om Ujang datang mendekati ci Velin dan Anissa lalu Pak Dulah ikut dari belakang.

Om Ipul menarik tangan ci Velin supaya duduknya terpisah dengan Annisa. Om Ujang langsung duduk diantara mereka Anissa dan ci Velin. Menyusul pak Dulah duduk disisi sebelah Anissa.

"Om... kalian mau ngapain sama ciciku...?" tanyaku.

"Zall... lu kami orang mau ajak cici lu bersenang-senang... jadi tolong jangan ganggu..." kata om Ipul

"Loh.. gak bisa main paksa begini donggg...kalian gak nanya ciciku mau apa kagak..." desakku

"Kagak usah nanya2... nanti udah ngerasa enak bakal mau sendiri..." kata om Ujang.

"Cii... lu koq diam2 aja... lu emang mau digituin sama mereka...? kalo gak mau lu bilang, sekarang lu ikut aku pulang...!!! kataku.

"Sennn... lu pulang ajaaa...!!!! tegas ci Velin

"Hahahahaha... dengar lu... cicik lu aja pengen kita orang kasi enak... jadi tolong lu jangan coba halangi kami... lu liat aja kita orang entot cici lu ampe muncrat2...hahahaha...ayo non kita mulai saja...om udah pengen ngerasain memek cina lo..." kata om Ipul. Aku gak bisa berkata apa-apa lagi kalo ci Velin sendiri rela disetubuhi oleh om-om ini. Itu hak nya ci Velin.

"Pramm...prammm.... lu kemana sihhh...?!! Annisa menyebut-nyebut nama Pratama sambil menolak perlakuan Pak Dulah yang mengerayangi tubuhnya.

"Dekkk... gak usah jerit-jerit, dek Pratama sudah serahin adek ke bapak..." kata Pak Dulah

"Gak mungkin Pakkk... aq belum setuju...aq juga gak mauu....Praaaammm...prammm....!!! Annisa jerit lagi tapi tubuhnya dirangkul Pak Dulah.


MEO6DMM_t.jpg

Pak Dulah


Annisa belum rela tubuhnya dikerjai oleh Pak Dulah, namun berbeda dengan ci Velin yang tampak pasrah tubuhnya diraba-raba oleh om Ipul dan Ujang. Ci Velin duduk dipangkuan om Ipul sambil payudaranya diremas dari belakang. Mata ci Velin dipejamkan dan mulutnya ternganga menikmati setiap sentuhan yang menjalar di tubuhnya. Melihat mulut ci Velin yang sudah terbuka, om Ujang langsung melumat bibir ci Velin sambil dijilat dengan penuh nafsu sambil tangannya menahan kepalanya.

"Jangaannn Pakkk... Nisa gak mauuu...jangannn sentuh Nisaaa....." ucap Annisa sambil menepis tangan Pak Dulah yang tak mau berhenti menggerayangi tubuhnya.

"Kamu harus nurut sama Bapak... sini ikut Bapak ke kamar saja..." kata Pak Dulah menarik paksa lengan Annisa, sambil berjalan ke dalam kamarnya. Annisa diseret Pak Dulah karena berusaha melepaskan genggaman Pak Dulah yang menariknya paksa. Tidak sulit buat Pak Dulah menarik Annisa masuk ke kamarnya meskipun ada perlawanan. Sedangkan, ci Velin yang pasrah dijamah dua om tukang bengkel truk di ruang tengah.

"Kancingnya om lepas aja ya... biar om bisa merasakan tetek non yang mulus ini..." kata Om Ipul sambil melepaskan satu per satu kancing seragam ci Velin. "Sekalian BH nya dilepas saja ya...hehehe...." lanjut om Ipul.

"Indah sekali tetek lu non... tetek cina memang beda... lebih beninggg..." kata om Ipul terpesona melihat buah dada ci Velin. "Masih kenyal non... enak kalo diremas-remas....hehehe...." ledek om Ipul.

"Zalll... pernah lu liat tetek cici lu...? tanya om Ipul

"Pernah om... emang kenapa nanya gitu...? tanyaku kembali

"Wahh... pernah kalian ngentot rupanya..? tanyanya tapi aku hanya diam gak menjawab.

"Kalo diam berarti kalian pernah ngentot, betul kan ?! ngaku aja Zalll... hehehe...." desak om Ipul.

"Sekarang lu liatin om yang entot cici lu ya... biar cici lu tahu rasanya kontol om juga..." kata om Ipul.

"Jangg... cepat lepaskan aja bawahnya... kontol aku udah keras kali ini..." kata om Ipul, lalu om Ujang melepaskan ciumannya lalu menurunkan rok sekolah ci Velin menyusul celana dalamnya. Ci Velin dibaringkan di lantai dalam keadaan bugil.

"Sennn... lu pulang aja dulu, jangan liatin cie2 di sini..." kata ci Velin sambil terbaring menatapku, sembari om Ipul dan Ujang sibuk melepaskan pakaian mereka sendiri.

"Gak cie... aku tunggu sampai kalian selesai..." tegasku.

"Terserah kalo itu mau lu... tapi tolong jangan ganggu aja..." kata ci Velin. Sepertinya ci Velin ingin meluapkan kekesalannya kepada Didit dan Mama. Dari tatapan matanya ada kemarahan sekaligus kekecewaan. Persetubuhan ini merupakan pelampiasan ci Velin atas kekecewaannya terhadap Mama dan Didit. Kubiarkan saja dia lakukan apa maunya. Sebagai adik aku tidak bisa mengatur ciciku.

Om Ipul dan om Ujang yang sudah bugil siap mengarap ci Velin yang sedang ingin meluapkan kekesalannya malam ini.

"Aduuuhhhh Pakkk..... jangannnn....!!!! terdengar suara jeritan Annisa dari dalam kamar. Penasaran dengan apa yang terjadi, kutinggalkan ci Velin untuk melihat ke dalam kamar-kamar mess.

Pak Dulah yang sudah keliatan tua sedang mengenjot Annisa yang masih ABG. Walaupun Pak Dulah yang sudah berusia bahkan tidak sedikit uban dikepalanya, tapi masih cukup perkasa. Annisa memalingkan wajahnya ke samping sambil menutup mata, tak kuasa menolak perlakuan Pak Dulah yang menghujamkan kontolnya.

"Hentttikannn Pakkkk...Nisaaa gakkk mauuu....aaahhhh...jaaaggg...gggaannn....aaarrrhh...!!!"

Teringat ada satu kamar masih ada Rizki dan temannya, tidak tahu sedang ngapain. Kucoba mencari mereka setelah melewati beberapa kamar sampai ke kamar yang paling ujung. Ternyata mereka sedang bersenang-senang dengan wanita yang tampaknya sudah lebih dewasa. Wanita-wanita itu tampak seusia mama, layaknya tante-tante. Melihat cara mereka bersetubuh, rasanya mereka sudah sangat pengalaman. Malahan Rizki dan teman-temannya seperti anak kemaren sore yang ditaklukkan tante-tante itu.

Di antara Rizki, Pratama dan Dicky, memang si Rizki yang paling tangguh. Rizki masih sedang mengenjot salah seorang tante itu, sedangkan yang lain sudah selesai.

"Aaaahhh...aaaahhh.... bagus sayanggg.... kamu lumayan kuat juga sayanggg...." kata salah seorang tante yang sedang digenjot Rizki.

"Dia memang yang paling sering ngentot Tannn....makan kuat..." kata Dicky.

"Cocok kalau gitu... tante Erni ini juga paling banyak yang booking... jadi sebanding mereka...hahahahaha..." kata salah seorang tante lainnya. Nama tante yang digenjot Rizki ternyata namanya tante Erni.

"Jangan gitu donggg Nurrr... lu sendiri juga sering dibooking sama Pak Dulah... bisa-bisa besok2 lu dipinang jadi istri Pak Dulah...hehehe..." kata salah seorang tante lagi. Kalo begitu, yang lagi ngomong ini namanya tante Sri.

"Jangan ngomong sembarangan Sriii... denger-denger itu Pak Dulah masih punya istri... tapi gak jelas kemana..." kata tante Nur.

"Jadi istri kedua juga kagak masalah Nurr... asal akur-akur aja sama dia..." kata tante Sri.

Tiba-tiba, "Aaaaaaarrrrrhhhh.....aaaarrrrhhh.... enakk tanteeee....aaaaahhh...." erang Rizki yang sedang ejakulasi.

"Gak mau deh... kalo bisa aku mau dapet yang lebih muda biar lebih kuat di ranjang...." lanjut tante Nur.

"Emang Pak Dulah udah gak kuat Nur...? Kalo mau cari yang muda juga belum tentu kuat.... ini si Pratama dan Dicky juga gak kuat-kuat amat....." sindir tante Sri.

"Jangan gitu dengan tanteee... kami kan memang masih belum pengalaman..." kata Pratama disambung Dicky untuk membela diri.

"Sini tante ajari biar kalian dapet pengalaman..." kata tante Nur. Sepertinya mereka akan tambah satu ronde lagi.

..................

Dari belakang, tampaknya Pak Dulah sudah selesai karena sudah keluar dari kamar itu. Aku kembali ke kamar Pak Dulah, di sana tinggal Anissa yang terbaring masih telanjang sambil termenung.

"Nisss... kemana Pak Dulah...? aku bertanya kepada Annisa tapi tidak dijawab. Kulihat lebih dekat, ada tetesan air mata mengalir ke pipinya.

"Kenapa lu nangis Niss...? Toh semua malam ini bersenang-senang..." tanyaku

"Tega sekali Pratama biarkan aku dipermainkan sama orang lain..." kata Annisa dengan sedih.

"Kan gak apa, yang penting kita semua senang dan gak saling menyakiti..." kataku.

"Cewe gak seperti cowo lo Senn... mau nyari senang-senang aja..." kata Annisa.

"Siapa bilang ?! Tuh ci Velin aja mau diajak senang-senang sama om Ipul dan om Ujang..." kataku

"Emang lu gak tahu kalo Velin lagi kesal sama Didit yang main belakang... ditambah lagi dia tuh kesal sama mamanya sendiri... dia gak habis pikir kenapa bisa terjadi..." jelas Annisa

"Sebagai cewe aq ngerti perasaan Velin, kalo dia rela disetubuhi, itu karena dia lagi marah dan butuh pelampiasan Senn.... ngerti ga sih lu...?! tegas Annisa. Berarti dugaanku ada benarnya, memang ci Velin lagi pelampiasan.

"Lantas kenapa kamu tadi nolak Pak Dulah, lu kan bisa melampiaskan kemarahan lu juga sama Pratama pake cara yang sama kayak ci Velin...." tanyaku.

"Betul juga kata kamu Sennn..." kata Annisa mendadak bangkit dari ranjang.

"Sennn.....!!! Annisa berdiri di depanku, menatapku dengan tatapan liarnya.

"Setubuhi aq Sennn... aq juga mau balas perbuatan Pratama...!!! tegas Annisa.

Aku melepaskan kancing baju seragamku, dibantu juga oleh Annisa dengan agresif. Kulepaskan pengait celanaku lalu Annisa menurunkan kebawah sekalian menurunkan celana dalamku. Kontolku memang sudah berdiri tegak sejak menyaksikan ci Velin disetubuhi. Akhirnya aku kebagian jatah untuk melampiaskan nafsu yang sudah tertahan dari tadi.

Annisa mendorongku duduk ke ranjang. Dia berlutut didepanku lalu menggenggam batang kemaluanku.

"Sennnn... gak nyangka kontol lu besar juga..." kata Annisa sambil mengocok kontolku.

"Besaran mana sama punya Pratama...? tanyaku

"Punya kamu lebih besar Sennn... gak nyangka burung cowok cina besar juga ya.... pantesan Fitri betah sama kamu Sennn..." kata Annisa.

"Nisss.. terus terang aku baru sekali main sama Fitri..." kataku

"Masa cuma sekali...? aku udah sering main sama Pratama nih..." kata Annisa.

"Fitri itu anak baik2 Nisss... dia gak terlalu mau diajak ginian..." jelasku.

"Sayang banget Sennn... burung kamu gitu besar gak dimanfaatin... buat aq aja yaaa...." kata Annisa lalu mulai menisap kontolku.

"Aaaaahhh...enakkk banget Nisss... pasti Pratama suka lu isap begini..." kataku

"Dia sering suruh aq ginian...sruuuppp...srrruuupp...hmmmm.... tapi punya kamu lebih gede Sennn... srrruuppp..." katanya.

"Kalo kamu suka, nikmati kontol aku Nisssss.... aku juga suka diemut sama kamu Nisss... jujur saja, Fitri belom bisa beginian..." kataku

"Ok Sennn... malam ini aq milik kamu Sennn... persetan dengan Pratama...!!!! kata Annisa dengan kesal dan tegas.

"Aaaaahhh....terusin Nissss....terussss.... suka banget Nisss..aaahhhh..." puji aku sambil memegang kepala Annisa yang naik turun menyepong kontolku.

........

Puas bermain dengan kontolku, Annisa naik kepangkuanku. Kontolku tercelup dalam memeknya yang sudah basah. Sekali lagi kurasakan memek cewe pribumi setelah punya Fitri.

Walaupun memek Annisa tidak sesempit Fitri yang masih perawan, tapi masi terasa enak. Ini bukan soal sempitnya saja, tapi soal goyangan Annisa yang jauh lebih lentur dan stabil dibanding Fitri yang masih belum pengalaman.

"Aaaaahhh..... aaaahhh....Seeennnn... enaaaaakkk Sennnn...." desah Annisa

"Iyaaa Nissss... ayooo lebih kencanggg lagiiiii......" pintaku

"Seeeennnn..... puasin Nisa dengan kontol kamuuu Sennnn.... biar Prammm tahu rasa pacarnya dientot sama cowok lainnn...." kata Annisa sambil memelukku.

Tanpa sadar dari belakang Pratama dan Dicky sedang menyaksikan persetubuhan kami. Pratama kelihatan agak marah. Pundak dan bahunya dirangkul oleh Dicky supaya dia tidak bertindak lebih jauh. Setelah beberapa saat merekapun meninggalkan kami.

Kulanjutkan saja persetubuhanku dengan Annisa tanpa peduli keadaan sekitar kami. Annisa mendorongku sampai terbaring diranjang, lalu diatasku dia kembali mengoyangkan pantatnya naik turun pada posisi woman on top. Makin lama goyangan Annisa makin binal dan kencang sampai akhirnya dia orgasme lalu berbaring didadaku.

"Aaaaaahhhhh....aaaaaaaahhhh.....Seeennnnnn.....Akuuu sayanggg kamuuu sennn.....aaaaahhhhh....!!!!

"Nissss... kamu puasss sayanggg...?! tanyaku

"Puasss Sennn... terimakasih ya...." katanya

"Eh, tapi Nisss... aku belum keluar looo...." kataku.

"Oh ya?! kuat banget kamu Sennnn... gak disangka... Pram kalah sama kamu..." puji Annisa.

"Sekarang gantian aku yang diatas ya...." kataku sambil menancapkan kontolku yang masih keras kedalam memeknya.

"Oooouuuhhh...!!!! Sennnn.... masih keras kontol kamu Sennn..." ucap Annisa.

"Siap-siap ya Nissss....uuuhhh....uuhhh...uuuuhhh...." kuhujamkan kontolku sekuat tenaga ke dalam memek cewek pribumi ini. Sensasinya berbeda dengan cewe tionghoa seperti ci Velin. Jepitan memeknya cukup kuat terasa di kontolku.

"Crooootttt....crrrrooootttt.... kusemprotkan maniku keluar.

"Aaaaaahhh... aaaaaaahhhh....aku juga nyampe lagi Sennnn..." kata Annisa.

...................

Setelah suasana di kamar Pak Dulah hening setelah persetubuhanku dengan Annisa. Dari luar masih terdengar suara jeritan ci Velin.

"AAAARRRRHHH....AAAAAHHHH....AAAAAAHHHH....!!! ci Velin mendesah dengan kuat. Dengan cepat aku mengenakan pakaianku kembali lalu keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata Pratama sedang mengenjot ci Velin dengan kasarnya. Melihat Annisa yang berdiri dibalakangku, Pratama semakin kasar mengenjot ci Velin.

"Ayoooo terusssss Prammmm.... hajar tuh memek cinaaa...!!!! ucap Dicky menyemangati Pratama

"Kasi hamil aja sekalian... biar tahu rasa tuh adeknya..." sindir si Rizki.

Kudekati si Rizki mau ngajak berantem, tapi tanganku ditarik oleh Annisa. Rizki juga ingin melawan tapi ditahan oleh Dicky.

"AAAAHHHH... LU PULANG AJA SENNNN...!!! JANGAAN GANGGU KAMIII...!!! seru ci Velin sambil digenjot Pratama.

"HAHAHAHAHAHA....!!!!" semua orang di sana tertawa senang.

"Lihat tuhh... cici lu aja rela kami jadiin lonte.. pulang lu sana...!!!" ledek Rizki merasa sudah menang dariku. Aku ingin melawan tapi ci Velin masih di tangan mereka. Mau tak mau aku menahan diri sampai mereka selesai.

Untung si Pratama tidak terlalu tahan lama. Hanya saja dia menembakkan spermanya ke dalam memek ci Velin. Mudah-mudah tidak terjadi apa-apa dengan ci Velin.

Ci Velin terkapar lemas di lantai setelah digilir oleh beberapa cowok. Rizki dan teman-temannya duluan pergi dari sana. Annisa pun ditinggalkan Pratama begitu saja di sana. Sepertinya hubungan Annisa dengan Pratama sedang diujung tanduk.

Om Ipul dan om Ujang juga sudah gak di sana, hanya tinggal Pak Dulah yang masih duduk di lantai sambil merokok.

Aku dan Annisa menemani ci Velin untuk beristirahat sejenak sampai dia mendapatkan tenaganya kembali. Setelah itu kamipun meninggalkan gudang truk itu. Aku membonceng Ci Velin dan Annisa sekaligus dengan sepeda motorku.

Kata Annisa dia masih ingin menemani ci Velin yang sedang sedih. Dia tidak pulang ke rumah tidak menjadi masalah, karena dia sudah tidak punya orangtua kandung lagi. Selama ini dia tinggal bersama ibu tirinya yang tidak pernah mengganggap dia sebagai anak. Annisa juga ngaku kalau orangtua Pratama lagi tidak pulang ke rumah, dia pasti memilih untuk menginap di rumah Pratama kalau diajak.

Sesampai di rumah, setelah ci Velin dan Annisa bersih-bersih diri, mereka ngobrol dan curhat di kamar. Kuperiksa ke kamar Mama, ternyata Mama juga sudah tertidur lelap mungkin karena kelelahan setelah disetubuhi oleh Didit di toko.

Tengah malam aku masuk ke kamar ci Velin, kupastikan ci Velin sudah tertidur. Kubangunkan Annisa dengan memberikan ciuman panas langsung di mulutnya. Diapun membalasku dengan ciuman sampai lidah kami berbelit-belit. "Cuuuppp...cuuuupppp...hhhmmmm....."

"Shhhh..." Yuk lanjut di kamarku..." ajakku dengan suara pelan agar tidak membangunkan ci Velin. Dengan langkah jalanmengendap-ngendap kami berjalan ke kamarku. Malam ini kami mengulang kembali persetubuhan yang penuh gairah di sepanjang malam. Baik aku maupun Annisa, kami ingin meluapkan kekesalan kami kepada Pratama. Bicara soal Pratama membuat kami semakin bergairah saling melampiaskan kekesalan dengan nafsu birahi.

Malam ini Annisa bilang dia ingin menjadi pacar keduaku. Aku tidak perlu putus dengan Fitri. Kapan ada kesempatan dia rela bersetubuh denganku. Dari pengakuannya kalau sebenarnya dia juga sudah menaruh hati padaku, tapi sayang sudah keduluan oleh Fitri. Akhirnya dia pelarian ke Pratama berharap aku cemburu, tapi ternyata aku tidak merespon apapun.


Satu masalah lagi yang harus kuselesaikan.

Bagaimana membuat ci Velin dan Mama akur kembali?

Bagaimana caranya agar aku bisa menjadi penengah di antara mereka ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd