Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
sebenarnya ane juga dah kangen sama mamanya asen,pengen juga sih ikutan nunggangin mamanya,biar kayak warga kampung tapi itu pun kalo diijinkan sama suhu@nurdinperkasa😎
sabar hu, pelan2 warga kampung udh kenal cik Ailing. hehe
Lama banget hu sampe minggu depan....kalo udah bisa nulis langsung 2 atau sampe 3 cerita yg dipublish hu....hehehe
suwun hu ud nungguin, segera diluncurkan. Tp gak kuat sampe langsung 2 cerita. hehehe
 
46 - Malam Melepaskan Kenangan
POV : Edisen / Rizal


MEPY6NU_t.jpg

Ci Elena

MEPY6NS_t.jpg

Ci Ayen

MEKRNGF_t.jpg

Ci Velin

MEKWJ4F_t.jpg

Mama / AiLing


Hampir sebulan Mama belum pulang. Teringat foto2 yang diperlihatkan om Faiz padaku. Ekspresi Mama memang tampak berbeda. Semua pakaian yang dikenakan Mama tidak pernah kulihat sebelumnya. Aku yakin semua pakaian Mama adalah pemberian dari Mr Raul. Setahuku Mama tidak membawa persediaan baju yang banyak untuk waktu selama ini. Tapi biarlah Mama di sana hidup bahagia bersama Mr.Raul.

Kamis malam ini aku agak santai karena jumat besok sampai sabtu sekolah diliburkan. Besok di sekolah guru-guru akan mengadakan rapat besar dinas pendidikan nasional. Malam ini aku bisa bermain game dengan sepuasnya. Sewaktu main hape, ada pesan masuk dari Om Faiz. Dia mengirimkan sebuah video yang direkam diam2 kalau Mama sedang melayani Mr.Raul lewat WA. Kutanya om Raul dapat dari mana videonya. Jawab om Faiz, kalau salah satu pengawal Mr.Raul yang namanya Udin adalah mata-matanya. Dulu pernah kerja di bengkel tapi pindah kerja ikut Mr.Raul.


Di video itu Mama sedang disetubuhi Mr.Raul di ruang karaoke VIP Room. Dulu Mama memang suka karaoke bersama teman2nya sewaktu kami tinggal di kota. Mungkin Mama ingin mencari hiburan ke tempat karaoke di hotel Mr. Raul.

Ruang karaoke itu sifarnya privasi dengan penerangan terbatas. Video rekaman nya cukup jelas karena kameranya dilengkapi dengan fitur nightvision jadi hasilnya cukup jelas.

Ada beberapa 3 video yang terpisah. Video pertama Mama mengenakan gaun pendek warna hitam tampak sangat seksi, sedang menghadap ke layar lebar bernyanyi karaoke memegang mic wireless duduk diatas pangkuan Mr.Raul.

Sembari Mama sibuk bernyanyi lagu mendarin teresa teng favoritnya, dari belakang kedua tangan Mr.Raul bebas menjamah seluruh tubuh Mama.

Dari belakang, payudara Mama diraba dan diremas Mr.Raul. Mama pasrah menikmati perlakuan Mr.Raul dan menyandarkan kepalanya ke bahu Mr. Raul dan tangannya menyentuh kepalanya sambil bernyanyi.

Saat buah dada Mama diperas dan makin diperas, Mama semakin melengkungkan punggungnya sehingga buah dadanya semakin membusungkan ke depan. Akhirnya mama berhenti bernyanyi dan meletakkan mic nya ke sofa. Dalam pososi yang sama, wajah Mama berputar menatap wajah Mr. Raul lalu mereka berciuman mesra. Tubuh Mama makin memutar kebelakang hingga kedua kakinya sejajar naik ke sofa.

Setelah beberapa saat kemudian, Mama turun dari pangkuan Mr. Raul, dan jongkok diantara pahanya. Mama melepaskan ikat punggang Mr. Raul mengeluarkan torpedo Indianya. Mama mengosok-gosok kontol Mr. Raul kemudian memasukkan kedalam mulutnya. Kontol Mr. Raul terlalu panjang sehingga tidak rongga mulit Mama tidak sanggup memuat sampai ke pangkal. Tidak berapa lama, video pertama berakhir.

Kubuka video kedua, tampak Mama masih mengenakan gaunnya sedang nungging tangannya menahan sadaran sofa. Bokong Mama yang tertutup gaun disingkapkan Mr. Raul lalu celana dalamnya diturunkan ke bawah. Celana panjang Mr. Raul masih tersangkut di pangkal kakinya. Kontolnya yang besar mencoba menerobos lubang pantat Mama. Memang tampak Mr. Raul agak kesulitan dalam memasukkan kontol besarnya ke lubang anal Mama. Setelah disodok beberapa kali hingga kedengar samar-samar jeritan Mama akhirnya berhasil. Suara hasil rekaman video itu tidak terlalu jelas bercampur suara musik diikuti jeritan Mama saat dianal Mr. Raul. Selama kurang lebih 15 menitan video kedua berakhir.

Kulanjutkan membuka video ketiga. Tampak Mr Raul kembali duduk di sofa lalu Mama naik keatas pangkuannya sambil pelan-pelan memasukkan kontol raksasanya ke dalam memeknya. Mama bergoyang-goyang diatas pangkuan Mr.Raul sambil mereka berciuman. Tangan Mr. Raul menepuk-nepuk bokong Mama yang bergoncang. Perlahan tangan Mr. Raul bergesar meraba dan mengelus punggung Mama. Kurang lebih 15 menit Mama berhenti lalu memeluk erat kepala Mr. Raul. Dugaaan kuatku pasti Mama sudah orgasme. Setelah berpelukan beberapa menit, Mr. Raul berdiri sambil mengendong Mama jalan beranjak dari sofa. Video ketiga pun berakhir. Menurut Om Faiz berdasarkan keterangan mata-matanya si Udin, mereka melanjutkan di kamar privasi Mr.Raul. Semua pengawal tidak diizinkan untuk ikut masuk.

Sewaktu aku ingin keluar kamar ingin pipis di kamar mandi, kulihat ci Elena dan ci Ayen sedang duduk di ruang tamu. Sepertinya mereka sedang menunggu seseorang dengan pakaian tidur babydoll dengan satu tali tipis berwarna pink. Karena pakaian tidur nya longgar keliatan mereka tidak pakai BH. Keliatan jelas pula payudara putih bening mereka yang menggantung mengoda selera lelaki.

Karena aku kepepepet pipis aku bergegas menuju ke kamar mandi melepas kencingku. Dari dalam kedengaran suara banyak laki2, mungkin yang ditunggu sudah tiba. Suara-suara itu tidak asing bagiku. Yang datang ke rumah itu semua para kuli om Faiz yang sering bongkar muat barang di gudang. Di situ ada Bang Maman, Ipul, Ujang, dan Pak Dulah yang kukenal. Selain itu, ada 2 orang lagi om-om yang salah satunya pernah kulihat tapi belum kukenal.

"Waaahh...waaahhh... cantik2 amoy ini....!!!! kata salah satu bapak yang belum ku kenal.

"Betul Pak RT... ini bidadari masuk kampung kita yang pernah saya bilang itu Pakk....." jelas Bang Maman.

"Mannn... koq rame bener ?! kirain cuma bang Maman sama bang Ipul yang kemari ???!! ci Elena kaget melihat banyak cowok yang bertamu ke rumah.
"Tenang cik... biar malam kita makin ramai... banyak orang kampung sini yang penasaran sama amoy2 cantik kayak kalian ini.... hehehehe...." jelas bang Maman.

Rupanya itu memang Pak RT sini, pantesan aku pernah lihat dia, kalau gak salah di sekolah. Ternyata bang Maman sudah kontak ke ci Elena mau main ke rumah, tapi tidak disangka bang Maman mengajak banyak kawannya ikut ke rumah. Gak mungkin juga ci Elena mengusir mereka semua dari rumah.

"Ckckckckckck.... cantik sekaliiii.... Siapa namanya non....? tanya Pak RT kepada ci Elena sambil melirik ci Ayen juga.

"Elana Pakkk...." jawab ci Elena.

"Nama bapak Syahfrudin..... bapak RT di kampung ini, jadi bapak biasa dipanggil Pak RT sama orang-orang sini non... non boleh panggil bapak om Syah...." jelas Pak RT

"Kalau non cantik yang satu lagi namanya siapa....? tanya Pak RT ke ci Ayen

"Ayen omm....." jawab ci Ayen.

"Non Ayen... cantik sekali namanya kayak orangnya...hehehe... oh ya kenalin juga teman bapak....." kata Pak RT sambil memperkenalkan temannya.

"Halo non cantikk... nama bapak Soleh...!!! kata bapak yang belum kukenal lainnya, ternyata bernama Pak Soleh.

"Biar non tahu ya... om Soleh ini anak dari orang penting di kampung ini... nama Ki Jarwo si dukun sakti... om ini juga punya ilmu meskipun belum sesakti Ki Jarwo..." kata Pak RT perkenalkan om Soleh.

Keliatannya dari pakaian dan penutup kepalanya serta berkumis jengot kalau Pak Soleh ini orangnya tampak lebih religius. Setelah mereka berkenalan dengan dua om-om ini mereka semua duduk-duduk ngobrol di ruang tamu.

"Kenapa non....?! tanya om Soleh. Ci Elena dan ci Ayen tampak ragu-ragu menyalami om Soleh.

"Gak apa-apa koq om... cuma...*** jadi dehhh....." kata ci Elena mengalihkan pandangan ke ci Ayen sehingga saling bertatapan.

"cuma apa ?! Om tahu... kamu takut ya sama om...?? tanya om Soleh

"Eeehh... koq tahu om...?! ci Elena terkejut.

"Non gak bisa bohongi om... saya bisa baca pikiran orang... kamu gak perlu takut sama saya.... om bisa bikin kalian makin cantik... jadi bakal banyak cowok-cowok yang tertarik sama kalian..... kamu mau..?! kata om Soleh

"Emang bisa...?! tanya ci Ayen

"Udah bang, amoy2 ini gak diapa2in udah bikin kita orang tertarik.... apalagi kalo udah diapa-apain... bakal satu kampung datang kemari..... hehehehe.....!!! kata Pak RT memotong pembicaraan.

Suara obrolan mereka mengema dalam rumah. Aroma rokok mulai tercium oleh hidungku. Ci Elena dan ci Ayen duduk terpisah diantara para lelaki pribumi bagaikan wanita penghibur. Mereka dirayu, digombal bahkan disentuh oleh semua laki pribumi itu. Cubit-cubitan bahkan pukul-pukulan merupakan bagian dari canda tawa mereka.

"Kalian ngobrol dulu... saya mau ke toilet..." kata bang Maman beranjak dari mereka sambil membawa sebuah kantong plastik. Kuamati langkah bang Maman, bukannya menuju ke toilet malah menuju ke kamar ci Elena. Sebelum masuk melalui pintu dia berdiri seperti membacakan mantra lalu dia menaruh beberapa kuntum bunga di dekat pintu. Setelah itu dia masuk ke dalam kamar. Tidak berani lagi aku mengikuti dia ke dalam karena takut ketahuan.

Tercium olehku bau kemenyan, itu pasti bersumber dari kamar ci Elena, di dalam kamar bang Maman sedang membakar kemenyan. Kurang lebih 5 menit bang Maman dalam kamar ci Elena. Setelah dia keluar dari sana kuperhatikan kantong plastiknya sudah kosong. Bang Maman pun berjalan kembali bergabung dengan mereka yang di ruang tamu. Bau kemenyen itu sangat membuatku penasaran ingin masuk ke dalam kamar ci Elena, tapi kuurungkan niatku supaya bisa memperhatikan mereka yang sedang asyik ngobrol di ruang tamu.

"Udah beras Man....?! tanya om Soleh

"Beres Pak.... sesuai petunjuk bapak pokoknya....." balas bang Maman

"Bagus...!!! kata om Soleh

"Kalian ngomong apa sih..? tanya ci Elena

"Lu gak perlu tahu cikk.... oh ya.... lu punya charger ga... hape abang nyaris habis baterai nih...." kata Maman.

"Ada bang... sebentar aq ambil dulu di kamar ya..." kata ci Elena.

"Lohhh non Lena kemana....?! tanya Pak RT.

"Sebentar Pak... aq mo ambil charger dulu di kamar....." kata ci Elana berdiri meninggalkan mereka menuju ke kamar. Sebelum sampai ke kamar ci Elena melihatku.

"Lohh Sennn... ngapain lu di sini...?! tanya ci Elena. Suara ci Elena kedengaran orang-orang di ruang tamu.

"Oooii... dek Rizalll...!!!! panggil bang Maman.

"Sudah lu pergi sana ngobrol dulu sama mereka... cici mo ambil charger di kamar..." kata ci Elena menuju ke kamarnya.

"Kenalin nih Pakk... ini adeknya non Elena sekarang udah jadi anak angkat bos kita... namanya Rizal....!!! seru bang Maman.

"Oh y..??! Adek ?! Bapak lihat koq gak mirip sama sekali... kayak bukan orang cina dia bang...." kata Pak Soleh sambil berjabatan tangan denganku. Mungkin karena aku masih keliatan anak sekolahan, baik Pak Soleh maupun Pak Syafrudin menyalamiku dengan sekadar saja.

"Betul kata Pak Soleh... dari warna kulitnya adek ini kayak orang kita aja... sulit bapak percaya adek non Elena...." tambah Pak RT.

Dalam hati memang aku berdarah pribumi, perawakan papa kandungku mulai terlihat dari pertumbuhan fisikku. Waktu kecil aku memang lebih putih layaknya keturunan Tionghoa tapi sekarang darah pribumiku sudah lebih dominan.

"Aku dan ci Elena memang beda Mama... kalo papa kami sama om...." jelasku.

"O begitu ya ?! tapi Mama kamu kan orang cina juga kalau bapak sering lewat toko kelontong depan itu....." kata Pak RT

"Aku gak tahu juga kenapa bisa begini...." jawabku pura-pura gak tahu karena ingin menyumbunyikan rahasia ini.

"Adek ini aslinya namanya Asen... tapi karena sudah jadi anak angkat bos kami, namanya diganti jadi Rizal Pakk..." jelas Maman.

"Bagus dong kalau begitu... rasanya adek ini lebih cocok jadi orang kita saja.... hahahaha...!!! canda Pak RT.

"Loh.. ngomong2 non Elena kenapa lama sekali gak muncul ??? tanya Pak RT.

"Sebentar ya Pak.. aq coba liatin ke dalam...." kata ci Ayen. "Naaaa.... lu gak papa kan ?! sahut ci Ayen berjalan sebelum nyampe ke kamar.

"Dekkk... enak kali tinggal di rumah ini... tiap hari bisa liat cici2 seksi begini... hehehe...!!! kata Pak RT

"Bukan cuma kamu Pak... ini semua juga kepengen tinggal di sini sama amoy2 cantik begini....." kata bang Maman

"HAHAHAHAHAHA....!!!! betul Pakkk..!!! semua setuju menjawab Pak RT.

"Kalau kami orang udah sering kali ketemu dua amoy itu Pak... hahaha...." kata Ipul

"Wuihh... enak kali kalian bisa sering ketemu sama mereka..." kata Pak RT

"Hahaha... bukan enak lagi Pak ituu... udah nikmat kalo la pokoknya....hahahaha...!!! ucap bang Ipul

"Udah kalian cicip tuh amoy rupanya...?! tanya pak RT heran.

"Berkali-kali Pak... tapi gak pernah bosan....hehehe.....!!! ngaku bang Ipul

"Wah wah wah... beruntung sekali... bapak jadi iri sama kalian... tapi koq mereka lama sekali di kamar ya....?? Hmmmmm... koq ada wangi kemenyan bang....? tanya Pak RT.

Kusoroti semua dari mereka ternyata om Soleh pejamkan matanya sedang membacakan mantra sambil memutar sebuah kalung mutiara hitam miliknya dengan salah satu tangannya.

"Hehe...sepertinya ilmu Ki Jarwo sudah bekerja Pak..." kata Maman dengan tawa mesumnya.

"Mantap kali itu bang... kita bisa ngulang pesta amoy yang berapa taon lalu itu.....hahahaha...!!! kata bang Ipul.

Ada aroma kemenyan tercium oleh kami semua. Bau kemenyan ini rasanya agak aneh. Rasanya bau ini merasuk dalam tubuhku seperti ditarik kuat untuk mencari sumbernya. Jelas sekali bau itu datang dari kamar ci Elena. Bau kemenyan ini mengerakkan kami para lelaki untuk mendatangi kamar ci Elena.

"Maksudnya apa bang...? tanya Pak Dulah heran.

"Udah Pak.... ikut aja pokoknya... nanti juga ngerti...." kata Ipul.

"Saya lihat dulu ke kamar mereka...." kata bang Maman berdiri lalu menuju ke kamar ci Elena.

"Ikut kami bangggg...!!! menyusul satu per satu mereka mengikuti bang Maman begitu pula aku. Orang yang paling terakhir berjalan mengikuti adalah om Soleh tepat dibelakangku masih terus membaca mantra.

Semakin aku melangkah mendekati kamar ci Elena, semakin tercium kuat bau kemenyannya. Yang lebih aneh lagi, bau bunga2 semakin tercium pula. Efek bau bunga ini begitu kuat merasuk dalam tubuhku. Aroma bunga ini membangkitkan nafsuku, gak tahu kenapa kontolku mulai pelan-pelan ereksi. Ini bukan wangi bunga biasa, wangi ini punya aura magisnya.

Sesampai di kamar,

"Hahahaha... apa ku bilang, mantra nya Ki Jarwo manjur betul... itu amoy2 udah disergap sama jin-jin....!!! Seru bang Mamat bersemangat.

Astaga, bersama para kuli kami mendapati kalau ci Elena dan ci Ayen sedang duduk sejajar di tepi ranjang saling memeluk berciuman. Tangan Ci Elena merangkul kepala ci Ayen, sedangkan salah satu tangannya menyentuh lembut payudara ci Elena.
Aksi mereka tidak berhenti meskipun para lelaki pribumi sudah berada di dalam kamar, malah ci Ayen bangkit dengan pelan mendorong ci Elena agar rebah di ranjang tanpa melepaskan ciuman. Ci Elena tampak pasrah ditindih oleh ci Ayen sambil mengapai payudaranya. Akibatanya, baju tidur ci Elena yang longgar langsung tersingkap sampai kelihatan payudaranya yang membusung dihiasi putingnya yang imut.

Menyaksikan pemandangan ini, kontolku langsung mengeras total. Aku yakin parah kuli ini juga gak sabar ingin segera menggarap kedua amoy ini. Pengaruh bau sesajan dalam kamar ini sangat membangkitkan nafsu.

"WOOOWWWW....!!!! GILAAAA !!!! Amoyy memang luar biasaaaaa...!!! kata Pak RT

"Lehh... lehhhh... pean liat itu puting cina ?! masih merah2 sedap kalau disedot...hehehe..." ucap mesum Pak RT.

"Hmmmm.... ini bau yang disukai para Jin.... bau ini dapat membuat para jin senang...." kata Pak Soleh selesai dengan mantranya.

"Jin nya senang apa Pak....? tanya Ujang

"Para jin akan senang kalau kita menyetubuhi amoy2 itu.... kita harus segera melakukan kemauan jin jin ini... kalau jin-jin itu gak disenangkan, mereka bisa mendatangkan kesialan kepada kita..." jelas Pak Soleh.

"Betul Pak... kemaren aku juga sudah diperingatkan sama Ki Jarwo...!!! " tegas Maman

"Kita juga senang entot amoy ini.... gak usah ditunggu lagi... ayok kita bikin jin-jin ini senang....heheheeheh....!!! ajak Pak RT.

"Cepat kita entot ini amoy2... para jin udah bantu kita bikin sange itu amoy..." ajak Pak Soleh.

Para lelaki pribumi dengan muka mesum mereka rame-rame mendekati ci Ayen dan ci Elena bercumbu-cumbuan di atas ranjang.

"Sudah sayangg... cewek sama cewek ciuman mana enak... lebih enak dicium sama bapak...." kata Maman duduk diranjang mencoba memisahkan mereka.

"Banggg... kamu tarik si Ayen biar aku tarik si Lena...." perintah Maman dan Ipul merangkul ci Ayen dari belakang menarik tubuhnya. Disusul bang Maman menarik ci Elena lalu dipeluk dari belakang.
Ci Elena pasrah dalam pelukan bang Maman dan begitu pula ci Ayen dalam pelukan Ipul tanpa sepatah katapun.

Ada yang aneh dengan gelagat ci Ayen dan ci Elena. Mereka sepertinya sudah dirasuki para jin-jin itu. Tatapan mata mereka tampak kosong. Ekpresi wajah mereka sayu layaknya wanita yang dilanda birahi dan nafas mereka tidak teratur. Tangan mereka meraba tubuh sendiri, meremas payudara dan mengosok selangkangan. Ruang ini benar-benar dipenuhi aura mistis yang membangkitkan setiap orang yang ada didalamnya.

"Cepat kita telanjangi mereka..." perintah Pak Soleh. Dari semua lelaki pribumi, hanya gelagat Pak Solah yang berbeda. Pak Soleh orangnya lebih tenang dan tegas. Tidak jelas apakah dia terangsang atau tidak melihat amoy2 sange ini. Karisma spiritualnya terlihat dari tingkah lakunya.

Berbeda dengan para lelaki lainnya, yang sudah terbawa nafsu langsung mengrape-grape tubuh mulus ci Ayen dan ci Elena. Sedangkan Pak Soleh masih mengamati dengan wajah penuh misteri.

"Langusng saja kalian telanjang... ini amoy udah gak bisa melawan... buat apa lama2...!!! desak Ipul.

Pakaian tidur dua cici segera dilucuti hingga kelihatan payudara mulus mereka.

"Hahahahahaha... mulus sekali tetek amoy2... bening2..." kata Pak RT sambil mengelus dan meremas payudara ci Elena karena sejak awal sudah tertarik dengannya. Sedangkan tubuh ci Ayen diraba-raba oleh Pak Dulah dan Ujang.

"Non... kolor non bapak buka ya...." kata Pak RT melepaskan celana dalam ci Elena yang pasrah.

"Gimana Pak memek cina...?? tanya Maman.

"cantik sekali Man... secantik orangnya.... warna merah muda pasti enak dikontol... hehehe..." jawab Pak RT. Rupanya Pak Dulah dan Ujang tidak mau ketinggalan, menyusul melepas celana dalam ci Ayen

"Memek cina bulunya lebat-lebat... hehehe..." kata Pak RT melirik ke memek ci Ayen juga.

"Coba dicolek memeknya..." ajak Maman. Lalu Pak RT mencelupkan jari tengahnya kedalam vagina ci Elena.

"Aaaahhh...." desah pelan ci Elena.

"Lembut sekali memek lu non... udah basah pula ini..." kata Pak RT mengobok-obok vagina ci Elena.

"Aaaaahhh.....aaaahhh...... sssshhhh.....aaaahhh....." desah ci Elena masih bersandar dipelukan Maman.

Maman tidak mau duduk bengong begitu saja, tangannya mengarahkan kepala ci Elena agar memutar ke belakang lalu mereka saling berciuman. "Hmmmm.....cuuuuuppp....hhmhmmm......" suara desahan ci Elena berubah menjadi suara kecupan. Kedua tangan Maman meremas payudara ci Elena dari belakang, sembari Pak RT sibuk dengan memainkan memeknya.

"Kalo memek yang situ gimana...? tanya Pak RT.

"Sama Pak... yang sini sudah kebanjiran...." kata Pak Dulah menjilati memek ci Ayen.

"AAAAHHH....OOOHHH....OOOOHHH....." desahan ci Ayen lebih keras dari ci Elena.

Ujang sibuk menjilati payudara ci Ayen, sedangkan Ipul menjilati leher sampai telinganya dari belakang.

Akupun sebenarnya sangat terangsang, tetapi aku tidak kebagian jatah. Kedua cici ini sudah digarap oleh para lelaki pribumi ini. Hanya aku dan Pak Soleh yang menyaksikan aksi penuh birahi ini. Kenapa Pak Soleh tidak ikut bergabung dengan mereka, aneh sekali. Aku tidak percaya kalau Pak Soleh tidak terangsang.

...........

Tiba-tiba ada suara engsel pintu.

aku dan Pak Soleh menoleh ke belakang, rupanya itu ci Velin mengintip dari luar kamar. Menyadari kami menoleh padanya, diapun lari meninggalkan kami.

"Jangggg.... cepat kamu pergi cari gadis yang barusan mengintip kita...." perintah Pak Soleh. Dengan terpaksa Ujang melepaskan ci Ayen keluar kamar mencari ci Velin.

Baru saja aku mau keluar dari kamar menyusul, kedengaran jeritan ci Velin sampai ke sini.

"Lepaskan aku... lepaskan...!!!! jerit ci Velin semakin lama suara itu semakin mendekat. Sekali lagi aku menoleh ke arah pintu, ternyata ci Velin diseret paksa Ujang. Setelah Ujang dan ci Velin masuk ke dalam kamar, Pak Soleh segera menutup kembali pintu kamar.

Ci Velin dijatuhkan ke lantai, tanpa berlama-lama Ujang segera menelanjangi ci Velin.

"Jangaaaannn banggg... gakkk mauuu.....!!!! jerit ci Velin meronta-ronta ketika dicumbu Ujang dengan penuh nafsu. Ci Velin mengenakan tanktop ketat tanpa bra dan celana hotpant, langsung ditarik Ujang sampai lepas tanpa ampun dan terdengar suara kain koyak,

"Sennnnn.... tolonggg aku....!!!! seru ci Velin. Mendengar jeritan ci Velin, tidak tahu kenapa tidak ada niatku untuk menolong ci Velin. Tubuhku juga sudah dikuasai aura mistis ruangan ini, jeritan itu justru membuatku penasaran ingin melihat ciciku disetubuhi oleh Ujang.

Tidak perlu usaha terlalu lama si Ujang menaklukkan ci Velin. Dalam sekejap ci Velin juga sudah dikuasai oleh nafsu, karena ruang ini sudah dipenuhi oleh kekuatan jin-jin pembawa birahi.

"Hmmmm.....hmmmmm.....aaaaaahhh...." desah ci Velin terbaring telanjang dicumbu Ujang secara bertubi-tubi.

"Pak Dulahhhh..... Bapak pake aja itu cik Ayen... aku pake amoy yang ini saja...." ucap Ujang kepada Pak Dulah tetapi tidak ditanggapi karena Pak Dulah masih sibuk menjilati memek ci Ayen.

"Bagusss... bagussss.....!!! Ini yang disukai para jin.... entot terus sampai amoy2 ini menjerit kesetanan....!!!! sorak Pak Soleh. Memang suara desahan bahkan jeritan memenuhi kamar ci Elena. Suara ci Ayen yang paling keras seperti menjerit, dan desahan ci Velin agak mirip dengan ci Elena. Bedanya desahan ci Velin lebih terdengar jeritan gadis centil.

Selama hampir dua jam cici-ciciku disetubuhi habis-habisan tanpa lelah. Mereka mendapat kekuatan ekstra dari para jin untuk bersetubuh sepanjang malam. Beberapa gaya sudah diperagakan tanpa merasa lelah sama sekali. Mereka semua telanjang bebas bersetubuh tanpa gangguan, Pergantian pasanganpun tidak terhindarkan.

Tidak terasa tengah malam dan ada seseorang membuka pintu kamar.

"Seeeeeennnnn.....!!!! Siapa merekaa....?!! jerit Mama yang tengah malam pulang ke rumah.

"Mamaaa...?! aku terkejut menoleh ke arah Mama.

"Apa-apaan kalian ?! sahut Mama melangkah ke dalam kamar menyaksikan para lelaki pribumi menyetubuhi cici-ciciku. Walaupun Mama disana, tidak ada satupun yang menghentikan persetubuhan ini. Mereka semua sudah hanyut dalam nafsu birahi, tidak ada yang peduli dengan kehadiran Mama.

"Seeennnn... kalian sedang apa ?! tanya Mama memegang tanganku, tapi aku hanya mampu menatap wajah Mama tanpa mampu menjawab apapun.

"Oh bunda.... masa kamu gak tahu mereka sedang apa...? tanya Pak Soleh menyentuh lengan Mama.

"Heiii... siapa anda ?! Jangan sentuh aku....!!!! jerit Mama menepis tangan Pak Soleh.

"Kenalkan saya Soleh.... anda pasti bunda dek Rizal ya...? tanya Pak Soleh kembali.

"Gak usah banyak nanya... cepat bapak suruh orang-orang ini pergi dari rumah aku...!!! desak Mama.

"Hahahaha....!!! Biarkan saja mereka merasakan kenikmatan surga dunia... bunda juga bisa mendapatkan kenikmatan ini andai bunda memang mau... hehehe...." kata Pak Soleh mesum.

"Gak perlu...!!! Cepat bapak suruh mereka hentikan dan segera pergi dari rumahku...!!! desak Mama.

"HAHAHAHAHAHA...!!! Pak Soleh tertawa semakin keras mendengar desakan Mama.

"Bunda...bunda...!! Anda sungguh wanita munafik... bapak bisa melihat kalau bunda ini wanita yang punya libido yang sangat tinggi... bunda ini suka dientot sama lelaki kontol besar.... bunda harus jujur sama hati nurani banda... disini banyak lelaki yang bisa berikan kepuasan kepada bunda.... termasuk bapak ini...." jelas Pak Soleh.

"Bajingan....Awas kamu...!!! Mama mengangkat tangannya mau menampar Pak Soleh tetapi lengan Mama keburu ditangkap Pak Soleh.

"Anak bapak buktikan kalau bunda ini munafik...." kata Pak Soleh mendorong Mama bersandar ke dinding sambil mengenggam salah satu lengannya. Lalu tangan Mama yang lain masih ingin menampar Pak Soleh, dan kali ini berhasil. Pipi Pak Soleh ditampar sekali oleh Mama.

Namun Pak Soleh tidak merasa kesakitan. Dia tampak tenang saja, lalu tubuhnya mendekap tubuh Mama yang bersandar di dinding lalu mencium bibir Mama. Mendapat perlakuan itu, Mama mengeleng-gelengkan kepalanya menghindari ciuman Pak Soleh. Salah satu tangan Mama berusaha mendorong tubuh Pak Soleh tetapi tidak cukup kuat.

Tidak berhasil mencium bibir Mama, cumbuan Pak Soleh menjalar ke leher Mama. Kumis dan jenggot Pak Soleh yang menyentuh kulit di area leher dan dada Mama membuatnya merasa geli setengah mati. Salah satu tangan Pak Soleh meremas buah dada Mama yang mengintip dibalik gaun pendek tali tipis yang dikenakannya.

Lama kelamaan perlawanan Mama mengendor dan mama semakin menikmati cumbuan Pak Soleh. Menyadari Mama sudah laruh dalam birahi, Pak Soleh melepaskan genggamannya pada lengan Mama, dan tangan itu turun menyusup ke selangkangan Mama yang masih tertutup gaun.

Mendapat perlakuan itu, Mama malah sedikit melebarkan pahanya agar tangan Pak Soleh lebih leluasa bergerak di selangkangannya. Tali gaun Mama disingkapkan tersangkut di lengannya, lalu ciuman Pak Soleh turun ke bagian buah dadanya sampai menemukan putingnya yang tampak mengeras.

"Bapak suka wanita cina yang munafik seperti banda...hmmm....hhhmmmm....cuuuppp...hhhhmm....." ucap Pak Soleh sambil mencumbui payudara Mama.

"Pribumi sialan kau Pakkkk..... berani sekali bapak bikin aku jadi begini..." balas Mama.

"Kan bapak sudah bilang... bapak akan buktikan kalau bunda itu munafik... sekarang terbukti bukan...?! kata Pak Soleh.

"Bapak jahatttt...!!!! Kenapa anak2 aku kalian libatkan...?! tanya Mama

"Jangan salahkan anak2 bunda... kamu lihat sendiri kalau anak2 bunda itu suka dientot sama para kuli... sama kayak bunda bakal suka dientot sama bapak...." jelas Pak Soleh menghentikan aksinya lalu mengajak Mama melihat persetubuhan penuh birahi cici-ciciku bersama para lelaki pribumi. Mama terdiam menyaksikan aksi cici-ciciku yang mendesah keenakan dientot.

"Bunda gak usah pura-pura... bapak tahu kalau bunda juga pengen dientot sampe puas.... ayo bawa bapak ke kamar bunda....!!! perintah Pak Soleh.

"Iya Pakkk... tapiii anak laki-laki aku ikut juga... karena aku belum kenal bapak sebelumnya...." tegas Mama.

"Setuju...!!! jawab Pak Soleh.

"Sennn... ikut Mama ke kamar ya..." ajak Mama.

Mama berjalan didepan bersamaku disusul Pak Soleh berjalan dibelakang kami.

"Mama koq mendadak pulangnya, tengah malam begini...?! tanyaku.

"Iya Sennn... besok pagi-pagi om Raul akan kembali ke India menghadiri acara wisuda anaknya... sambil mengurus bisnis istrinya yang ada di sana.... jadi terpaksa Mama diantar pulang sama anak buahnya...." jelas Mama sembari kami berjalan menuju ke kamar Mama.

"Tidak terasa Mama sebulan tinggal bersama Om Raul...." kataku,

"Iya Sennn.... gimana pun juga Om Raul harus menjumpai istri dan anak-anaknya di sana... Mama harus tahu diri... Mama harus pulang..***k bisa berlama-lama juga bersama om Raul...." kata Mama dengan sedikit isak tangis. Akupun tidak ingin lanjut bertanya apapun.

Aku tahu Mama sangat sedih meskupun mama berusaha untuk tetap terlihat tegar. Selama sebulan ini Mama tinggal bersama Om Raul, pasti akan terasa sedih jika Mama ditinggal pergi begitu saja.

"Sudahlah Sen.... lupakan saja...!!! ucap Mama setelah terdiam beberapa saat. Aku binging apa maksud perkataan Mama. Apa yang dilupakan. Terlintas dalam pikirannya, aku menduga Mama pasti berusaha melupakan Om Raul.

Sesampai di kamar Mama disuruh duduk di tepi ranjang, sedangkan aku disuruh Pak Soleh duduk dikursi menyaksikan dia menyetubuhi Mama.

Pak Soleh berdiri dihadapan Mama lalu menurunkan celananya. Wow, tidak disangka kalau kontol Pak Soleh begitu besar. Warnanya gelap khas pejantan pribumi. Walaupun kontol Pak Soleh belum ereksi maksimal tapi sudah tergolong besar.

"Cepat bunda kulum kontol bapak....!!! perintah Pak Soleh, namun Mama agak enggan melakukan perintahnya. Pak Soleh menyodorkan kontolnya ke wajah Mama. Ditepuk-tepuk kontolnya yang masih setengah mengeras ke pipi Mama.

"Jangan pura-pura gak suka... bapak tahu bunda ini gairahnya seperti pelacur... jadi cepat dikulum kontol bapak ini....!!! perintah Pak Soleh tangan menaikkan dagu Mama sehingga mereka saling bertatapan.

"Bunda cantik sekali.... bapak suka sekali wanita seperti bunda ini... selain gairah nya besar, wajahnya juga mengoda.... dari semua wanita di rumah ini, bapak paling doyan dengan wanita seperti bunda ini.... " puji Pak Soleh ingin mencium mulut Mama. Akan tetapi Mama mengelak menolak dicium Pak Soleh.

"Berani sekali bunda menolak saya.... cepat buka mulutnya....!!! ucap Pak Soleh langsung menyodorkan kontolnya ke mulut Mama secara paksa. Kontol Pak Soleh tidak bisa masuk karena Mama merapatkan mulutnya. Maka jari Pak Soleh menjepit kedua lubang hidung Mama sehingga Mama tidak bisa bernafas. Mau tidak mau Mama membuka mulutnya, langsung Pak Soleh menusuk kontolnya kedalam rongga mulut Mama baru melepas jepitan jarinya.

"Happpp...." Hmmmm.....hhhmmmmm......"

"Aaaaahhh...hhmmmm......hhmmmmmm"

"Isappp kontolll bapaaakkk...!!! Dasar pelacurrr...!!! ucap Pak Soleh mengoyangkan pinggulnya agar kontolnya keluar masuk mulut Mama.

"Uhhuuukkk...uhhhuukkk....." Mama tersedak karena kontol Pak Soleh kepanjangan.

"Makanya bunda jangan menolak... biar gak batuk.....!!! kata Pak Soleh sambil berjalan membuka pintu kamar sehingga sedikit banyak bau kemenyan bercampur bunga masuk ke ruangan kamar Mama. Bau ini yang punya kekuatan gaib bikin orang jadi bernafsu.

"Kenapa buka pintu Pakk....?! tanya Mama

"Biar bau bunga nya masuk... enak bukan baunya....?! tanya Pak Soleh

"Wangi bunga-bungaan...." kata Mama.

"Betull bunda... wangi ini bakal bikin bunda keenakan malam ini... hehehehe...." kata Pak Soleh.

"Ayo... bunda hisap kontol saya.....!!! perintah Pak Soleh sekali lagi. Kali ini Mama tidak lagi melawan. Dengan muka bengong Mama membuka mulutnya menyambut kontol Pak Soleh di mulutnya.

"Hmmmmm....hhmmmm.... srruuuppp......srrruuuppp....."

"Bagusss.... bagussss..... terussss bunda terusinnn.....!! puji Pak Soleh. Soal menghisap kontol aku yakin Mama sudah ahli. Bau ini telah mengubah sikap Mama menjadi tunduk perintah Pak Soleh.

Sembari Mama menghisap kontol, tangan Pak Soleh masuk ke saku celananya mengambil sesuatu. Dari saku celananya dia menggenggam sejumlah helai mahkota bunga melati berwarna ungu bercampur putih. Sambil membacakan mantra, ditaburkan sekitar ratusan helai ke ranjang Mama sehingga aroma bunga semakin kuat. Sepertinya bau ini membuat Mama semakin bersemangat menjilati seluruh kontol Pak Soleh dari pangkal sampai kepala.

Selesai membaca mantra dan menabur helai bunga, Pak Soleh menyuruh Mama berhenti menjilat kontolnya.

"Lepaskan pakaian bunda...!!!" perintah Pak Soleh sambil melepas pakaiannya sendiri. Mamapun berdiri melepaskan pakaian sampai benar-benar tanpa penutup sesuai perintah Pak Soleh.

Setelah tanpa busana, Mama naik merangkak ke tengah ranjang. Selangkangannya dilebarkan sambil tanganya mengelus memek yang mulai berbulu. Dulu memek Mama itu tidak berbulu karena selalu dicukur. Kali ini bulunya sudah bertumbuh agak lebat.

"Bunda mau diapain...?! Mau dientot ya..?! ledek Pak Soleh. Mama hanya menganggukkan kepala dengan tatapan nakalnya. Sikap Mama berubah menjadi wanita binal menunggu lelaki pribumi ini menggauli tubuhnya.

Tubuh pak Soleh juga sudah telanjang, hanya mengenakan penutup kepala peci rajutan. Pak Soleh dengan tenang naik ke ranjang menghampiri Mama yang sudah dikuasai nafsu secara gaib.

Mama didorong rabah ke ranjang disusul ciuman Pak Soleh mendarat di bibirnya. Mama menyambut ciuman Pak Soleh hingga mereka saling berpagutan dan bermain lidah. Kedua tangannya memeluk tubuh Pak Soleh dan kedua kakinya melingkari pinggang Pak Soleh seakan tidak mau lepas.

Tidak sengaja Mama menyentuh kepala Pak Soleh hingga penutup kepalanya terlepas. Terlihat rambut cepak Pak Soleh yang lumayan beruban. Diatas ranjang bertabur helai bunga, Tubuh mulus Mama ditindih oleh lelaki pribumi berkumis jenggot.

Beberapa saat kemudian, masih saling berpagutan, tangan Mama menjalar kebawah mencari kontol Pak Soleh yang hitam panjang. Jemarinya mengelus-gelus lembut kontol Pak Soleh yang kini sudah tegak maksimal.

"Bunda sudah pengen dimasukkan kontol bapak ya...?! kata Pak Soleh setelah melepas ciuman. Mama hanya mengangguk tanda dia sudah pengen merasakan kontol Pak Soleh.

Sini, masukin sendiri kontol bapak ke memek bunda...." kata Pak Soleh duduk diranjang, lalu Mama naik keatas pangkuannya. Mereka saling mempertemukan alat kelamin mereka.

"Aaaaarrrrggghhhh....!!! Mama mengerang saat kontol Pak Soleh menembus memeknya.

"Digoyang bunda....!!! pinta Pak Soleh. Tangan Mama merangkul bahu Pak Soleh sambil bergoyang naik turun diatas pangkuan Pak Soleh.

"Aaaahhhh....aaaaahhh..... ooooohhhh....oouhhhh......!!!! Desahan Mama semakin menjadi-jadi. Gairah Mama terus memuncak, mama semakin binal seperti wanita kesetanan.

"Aaaaaahhh....aaaaaahhh.......Paaaakkkk.......paaaaakkkk....!!!

"Apaaa Bundaaaa...????

"Ennnnnaaaaaakkkkk...!!! Aaaahhh....aaaahhh....!!! desah Mama

"Bunda cina pelacurrrr...!!! Memek bunda juga enaaaakkkk....!!! cocok jadi pelacurrr.... aaahh....aaahhh...!!! kata Pak Soleh.

"Iyaaaaaahhhh.... Alingggg memanggg pelacurrrr....!!! Aaaaahhh....aaaaahhhh...!!! jawab Mama

"Ohhhh... namaaa bundaa Alingggg yaaaa...?! tanya Pak Soleh.

"Iyaaaaa Paaaakkkk... aku Ai Lingggg.....!!! jawab Mama

"Alinggg Pelacurrr...... pinterrrr entot kontollll....!!! aaaahh...aaaahhh....!!! ledek Pak Soleh.

"Paaaaaakkkkkk...!!!!

"Aaaappppaaa bundddaaa...Aaaahhh...?!

"Entottt entotttt.... Alingggg...!!!

Tiba-tiba Mama dibaringkan ke ranjang. Sekarang posisi berganti. Kini Mama yang dibawah dan Pak Soleh yang menyerang balik Mama. Memek Mama digenjot dengan hentakan yang cepat dan kuat.

"Uhhhh....uuuuuuhhh.... bunda bidadari pelacurrr...!!!! kata Pak Soleh sambil mengenjot Mama.

"Aaaaahhhh... entott Alingggg.....terusss Pakkk... entottt Aling sampai matiiiii....!!!! Aaaahhh....aaaaahhhh....!!! Mama semakin terhanjut dalam birahi sampai rela dientot sampai mati.

"Bapak akan terus entot Aling sampai bapak puassss...!!! Aaaaahhhhh.....enakkk memek bundaaaa..... memek cinaaa memeng enaaaakk tenannnnn...aaahhh...aaahhhh....!!!!

"Ooooooohhhh Paaaaaakkkk.... entottt Alinggggg..... bikin alinggg hamilllll......Paaaaakkkk...!!!

"Aaaaahhh.....aaaaaaaaahhhhhh......terimaaaaa peju bapaaaakkkk....!!!!! Pak Soleh semakin mempercepat genjotannya hingga spermanya masuk kedalam rahim Mama.

"Aaaaaaaaaaahhhh.......oooooohhh Paaaaaaaaaakkkkk....!!!! tampaknya Mama juga menyusul orgasme sampai seluruh tubuhnya kelonjotan.

Beberapa saat kemudian, Pak Soleh beranjak dari tempat tidur meninggalkan Mama yang terkulai di ranjang.

"Dekkk... bapak mau liat situasi di kamar tadi, kamu di sini saja...." kata Pak Soleh keluar dari kamar Mama. Akupun mendekati Mama yang terbaring menikmati sisa orgasmenya.

Aku duduk di tepi ranjang, mendadak Mama bangun lalu mencium bibirku sambil melepaskan pakaianku. Ku pasrahkan saja semua perlakuan Mama terhadapku, karena aku pun sudah amat sangat terangsang sejak dari kamar ci Elena.

Setelah aku telanjang, mama menerkamku dan menciumku dengan ganas. Gairah Mama belum padam meskipun tadi sempat orgasme beberapa kali sewaktu bersenggama dengan Pak Soleh.

Mama naik keatasku, setelah kontolku dimasukkan ke memeknya, Mama mulai bergoyang seperti kuda binal.

"Aaaaaahhhh Maaaaa.......!!! Aaaaahhh.... enakkkk Maaaa...!!!!

"Kontoll lu juga enakkk Sennnn....!!! Mama sukaaaaa.....!!! kata Mama.

"Sudah lamaaa aku gak merasakan memek Mama....." kataku.

"Malam ini rasakan memek mama sayangggg....." jawab Mama

"Bukannya kontol om Raul lebih enakkk...?! kataku.

"Jangan ungkit soal Raullll.... mama gak mau dengarrrr...!!! jawab Mama

"Jujur Maaaa.... kontol om Raul enak gaaakkk...?? tanyaku.

"Enakkkk sayanggggg.....enakkkk punya om Rauulll....." jawab Mama sempat diem beberapa saat.

"Moga kontolll aku bisa bikin Mama melupakan om Raul sejenakkk...." kataku.

"Iyaaaa sayangggg.... sekarangggg gantian kamu genjot Mama.... bikin Mama melupakan om Raull....!!! kata Mama.

"Iyaaaa Maaaa..." jawabku. Kamipun berpindah posisi dan aku diatas siap mengenjot Mama. Memek Mama sudah kebanjiran, rasanya tidak sulit untuk memasukkan kontolku kedalam liang vagina Mama.

"Aaaaaahhhh Seeeeennnnn..... kontol lu gak kalah sama punya om Raulll....." kata Mama

"Kalau sama punya om Soleh... gimana Maaa...?? tanyaku

"Gak kalah jugaa Sennnn..... kontol lu udah mirip sama laki pribumi Sennnn..... cepat goyanggg sayanggggg.....!!! bujuk Mama.

"Iyaaaa Sennnnnn...terussssinnn....!!! kata Mama.

"Aaaaaahhh....aaaaaaahhhh......enakkk sayanggggg......terussss... lebih kencanggg....!!! ucap Mama

Tidak berapa lama, Om Soleh kembali ke kamar Mama mendapati aku sedang mengenjot Mama.

"Waaaahhh...wahhh...waaaahhh.... enak sekali bunda dientot sama anaknya sendiri....!!! kata Pak Soleh bertepuk tangan.

Pak Soleh naik ke ranjang ikut bergabung. Dari samping kepala Mama dia menyodorkan kontolnya ke mulut Mama. Dengan pasrah Mama mengulum kontol Pak Soleh. Lalu kedua tangan Pak Soleh memainkan kedua payudara Mama yang berguncang kencang karena genjotanku.

"Gimana Nakkk rasanya ngentot sama mama sendiri...?! tanya Pak Soleh.

"Enakk ommm.... !!! jawabku

"Jujur.... om yakin kamu udah sering ngentot mama kamu kan ...?! tanya Pak Soleh.

"Betulll om... udah lumayan seringgg......" jawabku jujur.

"Bagusss kalau begitu.... asal sama-sama menikmati tidak masalah... Mama kamu memang jago memuaskan lelaki... om juga suka sama mama kamu... lain kali om bakal sering minta dipuaskan mama kamu nakkk..... uuuhh... enak sekali sepongan mama kamu nakkkk....." puji Pak Soleh.

"Cukuppp nakkk... kita sama-sama kali kepuasan ke mama kamu nakkk....!!! Kalian balik posisi dulu...." kata Pak Soleh. Sekarang posisi kami kembali seperti semula, aku rebah di ranjang dan Mama diatasku. Kemudian Pak Soleh berdiri dibelakang Mama, ternyata dia ingin menusuk kontolnya di lubang bool Mama secara bersamaan.

"Aaaaaaarrrrgggghhhhh.....sakitttt Paaaakkkk....!!! Ku berhadapan dengan wajah mama yang mengerang kesakitan.

"Naaaakkkk... kita entot mama kamu sampai dia puasss nakkk... tunjukkan rasa bakti lu pada mama kamu....!!! seru Pak Soleh memulai sodokannya.

"AAAARRRRHHH....AAAAAAHHHH.....PAAAAAKKKKKK....sakittttt..!!! erang Mama tapi Pak Soleh tidak peduli. Kontolku dan Pak Soleh secara bergantian mengesek dua lubang diselangkangan Mama.

"Aaaaaaaahhhh.....ssssshhhhh.....aaaaaaahhhhhh.......ssssshh.....sakitttt...!!! Kedua tangan Mama ditekan tangan Mama di atas ranjang. Kedua tangan Mama mencengkaram kedua tanganku dengan kuat karena menahan sakit anusnya disodok Pak Soleh. Pandanganku melihat, dari belakang kedua tangan Pak Soleh meremas-remas buah dadanya yang berguncang.

Dalam persetubuhan bertiga ini, Mama sempat klimaks beberapa kali. Tapi kami tidak mau berhenti sebelum aku mencapai ejakulasi, begitu pula dengan Pak Soleh. Wanita tidak berkuasa menghentikan nafsu lelaki mengenjotnya sampai puas. Lubang vagina dan bool Mama penuh oleh spermaku dan Pak Soleh. Akhirnya Mamapun terkapar lemas dengan nafas yang gak karuan setelah dihimpit olehku dan Pak Soleh. Sebagai lelaki, Pak Soleh memberikan kehangatan pelukannya buat Mama yang sedang kelelahan.

Kubiarkan mereka bermesra di kamar, supaya Mama bisa melupakan om Raul untuk sejenak. Karena panasaran, akupun menuju ke kamar ci Elena untuk melihat keadaan. Persetubuhan mereka sudah selesai, para kuli2 itu sedang ngobrol duduk2 di lantai sambil merokok melihat amoy-amoy tergeletak tidur lemes setelah digilir satu per satu oleh mereka. Bau kemenyan kini berganti menjadi bau rokok.

Ci Elena, Ayen dan Velin ditidurkan sejajar di ranjang dalam keadaan masih bugil. Tubuh mereka penuh dengan noda-noda sperma. Bahkan tercium olehku bau pesing. Kutanya ke salah satu dari mereka kenapa ada pesing, siapa yang pipis di kamar ? Kata Bang Maman, itu bau pipis ci Velin waktu dientot bang Ipul sampai terkencing-kencing. Tidak bisa kubayangkan betapa gilanya mereka menyetubuhi semua cici ku di kamar.

"Cepatan kita cabut dari sini... sebelum digrebek orang kampung....." ajak Pak RT. Para kuli itu pun mengikuti saran Pak RT, segera mengenakan pakaian dan keluar dari kamar ci Elena. Kami semua mampir ke kamar Mama, menyaksikan Pak Soleh sedang disepong oleh Mama.

"Cantik juga mamak nya.... jago juga dia isap kontol.....!!! kata Pak RT. Semua kuli tertawa mendengar pujian Pak RT.

"Pak kami sudah mau cabut... jadi bapak masih mau tinggal atau ikut cabut dari sini....? tanya Pak RT.

"Kalian duluan saja ntar saya menyusul... saya masih mau bersenang-senang dengan bunda cina ini.... aaahhh.... mantul mulutnyaaaa.....aaaahhh...aaahhh...." ucap Pak Soleh.

"Ok Pak... kami duluan... kapan2 saya pinjam ini bunda cina buat dipake.... hehehehe....!!! kata Pak RT lalu pergi dari rumah bersama para kuli. Tidak terasa waktu sudah lewat pukul 3 pagi.

Persetubuhan Mama dan Pak Soleh sempat kembali berlangsunng sampai sekitar jam setengah 5 pagi, Pak Soleh meninggalkan rumah.

.......

Pagi harinya, semua bangun kesiangan. Satu per satu mereka mandi membersihkan diri dari bekas-bekas sperma yang menempel di tubuh mereka.

Ci Elena dan ci Ayen tidak pergi kegudang karena butuh istirahat. Begitupula dengan aku dan ci Velin juga tidak berangkat ke sekolah.

"Sennnn..... hari minggu ini kita harus ke rumah Pak Soleh..." kata Mama

"Ada apa ke rumah Pak Soleh...? tanyaku

"Kata Pak Soleh dia ada ramuan untuk membatalkan kehamilan...." kata Mama

"Trusss....?!

"Semalam vagina Mama udah kemasukan banyak sperma... takut nanti kalau sampai hamil kita bisa repot... tuh Elena, Ayen sama Velin juga butuh ramuan itu supaya jangan sampai hamil...." jelas Mama

"Betul juga Maaaa....." jawabku.

"Nanti Mama bikin janji dulu dengan Pak Soleh baru kita barengan ke sana...." kata Mama.



Kalau benar Pak Soleh itu anak dari dukun Ki Jarwo, maka aku tahu dimana rumahnya. Apakah hari Minggu ini Mama serius akan pergi ke sana bersamaku ?

Apakah masih ada praktik yang akan dilakukan di sana ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd