Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Spermium End

Cerita yg unik, diluar 'nurul' ....
Cerita yg bikin freshh kepala atas dan bawah
Gak pakai mikir, biar lambat asal muncrat💦
 
Si Swiwy sama Mail musti di bakarin dupa nih biar panah cupid.nya meluncur..wkwkwk
 
Terinspirasi dari serial animasi [Platinum End]

Semua nama, tempat dan kejadian hanyalah fiksi.


The angels will entrust the humans / Para malaikat akan mempercayakan manusia
.
with angel implements. / dengan implementasi Malaikat.
.
these implements will be as follows: / Implementasi tersebut sebagai berikut:
.
[Wings], [Red Arrows] and [White Arrows] / [Sayap], [Panah Merah] dan [Panah Putih]





Pagi hari nya mereka bangun jam 8. Mandi bersama, tentu saja Mail kembali menikmati tubuh Nisa sambil berdiri di kamar mandi, diakhiri dengan BJ dan crot di mulut. Mail juga tak menyiakan kesempatan dengan mengencingi wajah cantik Nisa, Mail merasakan sensasi dominasi mutlak yang sangat nikmat, bagaikan raja dia bisa melakukan apapun yang dia mau kepada Nisa.

Bahkan setelah itu, saat Nisa sudah berpakaian lengkap dan rapi, Mail kembali ngaceng dan langsung menerkam Nisa, ingin menyetubuhinya sekali lagi. Tapi Mail mengurungkan niatnya karena sedari tadi Mail melihat Nisa seperti kesakitan dan berjalan laneh karena menahan perih di area kemaluan nya. Mail merasa tak tega, lagi pula penisnya juga sudah mulai terasa nyeri karena terus bergesek dan menekan erat vagina Nisa yang masih sempit.

"Masih sakit Nis?" tanya Mail. Keduanya kini duduk di sofa ruang tamu. Tangan Mail masih gerayangan meremas-remas toket Nisa. "Maaf juga jilbabmu jadi ada noda sperma nya begini he he..."

"Aah, ga pa pa kok, kalo sayang emang pengen, pepek ku siap melayani kapan aja Mas Mail mau." jawab Nisa sambil meregangkan kedua pahanya. Terlihat sekilas mimiknya seperti sedikit menahan nyeri.

"Kamu udah melayani ku lebih dari cukup hari ini, makasih banget ya sayang." Mail memeluk dan mencium kening Nisa. "Jadi sekarang kita fokus dulu membahas rencana kedepan nya."

Mereka tadi sempat mengecek HP Nisa dan masalah beratnya ada di mantan pacar Nisa yang terus menerus menghubungi/misscall ke HP Nisa. Pesan si cowo terus menanyakan keberadaan Nisa, bahkan sampai Ibu Nisa pun ikut mencari, mendapat info dari si mantan cowo nya ini.

Mail mengarang beberapa setting dimana yang intinya Nisa harus memberitahu kalau dia putus dengan cowok nya saat ini karena alasan dimana cowoknya sekarang yang sangat agresive. Dan sebenarnya Nisa sudah agak lama dekat kembali dengan mantan pacar diam-diam nya sewaktu SMA, yaitu Mail. Dengan putusnya hubungan Nisa dan pacarnya sekarang Mail dengan resmi menjadi pacar baru nya. Tak lupa juga Mail dan Nisa bertukar nomer HP.

"Oke ya Nis, jadi mulai sekarang kamu akan pulang dan menjalani kembali hidupmu dengan normal, kita resmi pacaran dan jangan terlalu lebay, yang natural aja, jangan terlalu tergila-gila padaku kecuali aku memberikan perintah."

"Baik sayang." ujar Nisa yang sudah ada di atas motornya dan mulai mengenakan helm.

"Sementara kita akan berhubungan lewat HP, dan INGAT, setidaknya sehari sebelum 33 hari kedepan kamu HARUS datang menemuiku. Nanti akan kuinfokan lokasinya, mengerti?"

"Mengerti."

"Kamu memang gadis terbaiku Nis. Hati-hati dijalan." Mail mencium bibir Nisa. Setelah itu ia membukakan gerbang pintu pagar rumah nya.

"Kapan-kapan main ke rumahku ya sayang." ujar Nisa seraya melajukan motornya melewati Mail.

Mail masuk rumah cengengesan sambil melihat HP nya, disitu ada kontak baru Nisa yang sekarang resmi jadi pacarnya. Dia sampai tidak sadar kalau banyak juga misscall yang masuk. Dari Bu Stefany, istri bos besar di kantor nya yang menagih pekerjaan Mail sebelum seminggu lagi Mail angkat kaki dari kantornya. Karena ini juga Mail bebas datang jam berapa pun ke kantor nya, yang penting pekerjaan nya kelar.



.
Episode 3 Part 1: Rencana, Kantor dan Ketegangan
.



Berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Kali ini sepertinya Mail lebih optimis menjalani hidupnya. Semenjak bertemu Swiwy, semenjak memiliki Panah Merah dan semenjak merasakan kehangatan tubuh Nisa.

Mail bersiap menuju kantor dengan memesan ojol. Saat menunggu Swiwy muncul dan mulai berisik menanyakan Mail apa-apa saja yang sudah terjadi semalam.

"...eh, ngga di crotin dalem, cieeee, BAPER nih ceritanya, ha haha." Swiwy ketawa setelah menyimpulkan. "Mail Baper~ Mail Baper~

"Berisik, aku sudah memutuskan ini dengan serius!" Mail jengkel. " Siapa juga yang ngga baper setelah ngelakuin itu semua sama cewek secantik Nisa?"

"Sama cari aman juga kan, lagian kamu ada miss di satu hal Mail..."

Mail terdiam, sepertinya dia juga sadar akan satu kesalahan yang dimaksud Swiwy.

"Satu hal paling beresiko adalah batas waktu 33 hari panah merah ini... Aku belum tahu sebesar apa resikonya nanti, bagaimana saat korban terlepas dari efek panah merah nya."

"Paling nanti si Nisa akan shock pas efek panah nya hilang, bisa sampai pingsan sih tergantung apa-apa saja hal membagongkan yang udah dilakuin ni pria asing bernama Mail ini pada nya selama 33 hari. "

"Ya, aku sadar betul, disitu aku lalai memberitahu namaku, alamatku dan jadi baper sama Nisa.... Apalagi kita udah bertukar nomer HP, itu bisa jadi bukti yang bisa menghancurkan kehidupan ku." Mail menyimpulkan, " Semakin sedikit korban tahu tentang identitas ku, semakin korban tidak kenal denganku, semakin aman dan semakin kecil resiko nya."

"Yaa kalau gamau ribet kau bisa menghilangkan semua bukti termasuk menghilangkan nyawa korban mu." celetuk Swiwy dengan polos. "Kamu ga perlu ribet-ribet menggunakan panah merah lagi, kan, belum juga kalau kamu lupa atau hitungan hari mu salah."

Sadis juga ni malaikat... Batin Mail.

Ojek pesanan Mail pun datang menghakhiri obrolan. Mail berangkat dan Swiwy mengekor di belakang. Di jalan Mail melewati warteg langganan nya, disitu dia teringat dengan ibu-ibu cukup cantik umur kira-kira nyaris 40 yang punya warung, yang kadang jadi bahan coli Mail. Sekilas kepikiran untuk menggunakan panah merah dan membayangkan bisa ngentotin brutal Ibu itu. Tapi sekali lagi, ketakutan dan resiko menggunakan Panah Merah kembali muncul dan membuatnya mengurungkan niat nya.

Tak lama, Mail sampai di gedung kantor nya. Dia masuk dan menaiki lift, kantornya merupakan salah satu tenan yang menyewa ruangan di lantai 2. Office Mail bergerak di bidang desain dan advertising, Mail yang merupakan staff desain segera menuju ke meja PC nya.

"Enak ya, sekarang bebas mau ngantor jam berapa aja..." celetuk cewek berambut pendek yang sudah sedari pagi duduk di meja sebelah Mail dan sibuk menghadapi kerjaan di monitor PC nya. Diruangan itu kebetulan hanya ada mereka berdua.

"Enak apaan, efek dipecat gini, Nit." jawab Mail menyalakan PC nya. "Eh, Bu Stefany udah di ruangan nya belum?"

"Nanti siang mungkin, katanya lagi ada meeting sama klien di luar." Jawab gadis yang bernama Yunita itu singkat dan kembali serius mengerjakan gawean nya.


Sama seperti Mail, Yunita atau sering dipanggil Nita juga merupakan staff desain yang juga mahasiswi jurusan desain yang magang di kantor ini. Nita berencana lulus tahun ini dari universitas yang sama dengan Mail.

Meskipun sudah bekerja bersama kurang lebih satu tahun disini, Mail tidak begitu dekat dengan Nita, dan cenderung jarang mengobrol kecuali hal tentang pekerjaan. Keduanya memang tipe orang yang pendiam jadi wajar saja.

"Gi-gimana kabar Tugas Akhir mu Nit?" Mail membuka percakapan menunggu PC nya selesai booting.

"Dah lah males mikirin TA, pusing, apalagi bentar lagi mau sidang akhir..."

"Hehe, oiya, lulus katanya mau langsung nikah sama pacarmu itu ya?"

"Doain ya, biar ga ngerepotin ortu lagi jadi langsung pengen nikah aja."

"Ga mau ngerepotin apa emang udah kebelet aja nih?"

"Dua-dua nya sih ha ha..." Nita tertawa. "Bang Mail tumben keliatan beda hari ini, ntah kenapa ga suram seperti biasa nya. Abis jadian sama gebetan ya?"

"E-eh, kok tau Nit? Iya nih, akhirnya ada yang mau jadi pacar." jawab mail terbata-bata dengan senyum. "Coba kamu belum punya pacar?"

"Iiih, apaan dah Bang, ga cocok kita mah... Bang Mail ketuaan ha ha ha."

"Kurang ajar, ha ha... kalo belum dicoba mana tahu cocok atau nggak nya."

"Parah dah, baru dapet gebetan udah pengen coba yang lain."

Keduanya tertawa dan sempat saling menatap sesaat dan lalu keduanya jadi salting dan kembali menatp monitor masing-masing. Lama suasanya menjadi hening.

"Ayooo jangan cuma dibayangin aja, pake panah merahnya ke doi." tiba-tiba Swiwy berbisik di telinga Mail.

Nyebelin banget ni malaikat, ya, tapi emang bener sih, aku barusan ngebayangin make panah merah ke Nita, trus aku suruh... Mail sadar diri dan tak melanjutkan angan-angan nya.

Dia tidak bisa menggubris ucapan Swiwy di sini.

"Kayaknya sih ya, ni cewe ada deh sedikit perasaan ke kamu, Mail... firasatku loh, ya."

E-eh, benarkah? Mungkin sih... kita udah setahun kerja disini bersama, tiap hari ketemu, ngobrol ketawa bareng, menghadapi pekerjaan dan masalah bareng, masa sih ga tumbuh perasaan apa-apa, kalo aku sih udah beberapa kali bayangin si Nita klo pas coli, gimana dengan si Nita? Okelah mungkin aku nya aja yang terlalu mesum, tapi setidaknya Nita pernah mimpiin aku kan? Jangan-jangan kami saling ngumpetin perasaan ini jauh di dalam hati, gimana kalo aku tiba-tiba agresif sekarang, kupegang tangan nya, kutatap wajahnya dan ku nyatain semuanya. Apa Nita diam-diam juga menginginkan hal itu? Pikiran Mail berkecamuk.

"Sedih sih kalo dipikir-pikir Bang Mail udah ga kerja disini lagi." celetuk Nita.

"Ayo Mail, kasih doi kenangan tak terlupakan sebelum berpisah." Swiwy kembali menghasut dengan semangat

Ta-tahan Mail.... Kalo sange kan masih ada si Nisa yang siap melayani. Duh, kenapa jadi galau gini, mau milih siapa nih, Nisa, atau Nita, duh, kenapa namanya hampir mirip juga sih? Nisa baru lulus, Nita mau lulus. Nita masih prewi ngga ya? Asli penasaran, pengen pake panah merah cuma buat tanya hal ini. Udah pernah ngerasaain toket gede punya Nisa, malah jadi penasaran sama tocil nya Nita. Aaaaaaaarrgghh!! Penis Mail tanpa sadar mengeras memikirkan hal ini.


"Sudah kuduga, nafsu mu itu sangat besar Mail." Swiwy tersenyum saat Panah Merah menyala keluar dari telapak tangan Mail.

CKLEK!

"Pagi semuanya!" Pintu ruang kantor terbuka dan masuklah sesosok jenjang perempuan modis dengan rambut panjang coklat.

"Pa-pagi bu!" Mail dan Nita tersentak serentak dan segera membalas salam Bu Stefany.

"Sip, Mail udah di kantor ya, ke ruangan saya sekarang ya, bahas sebentar saja, saya masih ada urusan di luar habis ini." lanjut Bu Fany sambil berjalan cepat dan masuk ke ruangan nya.

"O-oke Bu." jawab Mail sembari mengurungkan panah merah dari tangan nya. "Tunggu habis ini ya Nit."

"Tunggu apaan bang?"

"Eh, ngga apa apa kok, he he."

Mail memberi isyarat pada Swiwy agar tidak mengikutinya. Mail mengetuk pintu dan kemudian masuk ke ruangan Bu Fany.

Ruangan ini terasa lebih dingin. Semerbak juga tercium aroma parfum bu Fany yang manis elegan, yang jelas ini bukan bau pengharum ruangan.


"Gimana progres nya?" tanya Bu Fany to the point sambil duduk merapikan beberapa kertas di atas meja nya.

Mail sempat tertegun sesaat dengan penampilan Bu Fany.

"Tinggal finishing touch trus render Bu, hari ini bisa jadi sih."

"Sip, kamu udah dapet tempat kerja baru?"

"Be-belum Bu..."

"Sorry ya Mail, ini keputusan suami saya, Bos Besar langsung, lagian kamu sudah sering kali saya peringatkan biar ga sering absen dan datang terlambat, tapi ngeyel..."

"I-iya bu, maaf sudah merepotkan selama ini."

Bu Fany mengambil amplop coklat dari tas branded nya.

"Ini pesangon kamu. Kalau kerjaan terakhir itu udah kelar, kamu bisa langsung keluar dari kantor ini."

Mail menuju ke depan meja dan mengambil aplop nya. Dari posisinya Mail bisa dengan jelas melihat belahan dada Bu Fany dari kerah kemejanya karena memang style nya yang tidak pernah mengancingkan kancing kemeja paling atas nya.

"Te-terimakasih Bu." Mail mencoba melirik-lirik nakal dan sekilas mendapat pencerahan tentang warna BH yang dipakai Bu Fany: Merah.

Mail masih tidak habis pikir dan heran terhadap penampakan Bu Fany yang awet muda, body nya juga masih seksi dan kencang khas abg padahal sudah 2x turun mesin. Lagipula selama ini sudah tak terhitung berapa kali Mail bisa mengintip belahan dada dan menikmati penampakan pantat Bu Fany yang seksi secara gratis di kantor ini. Mungkin semenjak kerja disini, Bu Fany adalah sosok perempuan yang paling banyak dibayangkan oleh Mail dalam melampiaskan nafsu nya.

Mail kembali galau, apakah worth it untuk menggunakan Panah Merah nya disini, berhubung dia tak akan lagi bekeja disini. Menggunakan panah merak ke Bu Fany juga tidak menjamin pekerjaan nya akan selamat karena keputusan ada di suami nya. Belum lagi resiko nya sangat besar, kalau terjadi apa-apa dia akan berhadapan dengan orang super tajir yang bisa dengan sekejap menghancurkan hidup nya.

Mail yang mematung dengan wajah tertunduk membuat Bu Fany terheran.

"Ha ha ha ha!" tiba-tiba Mail tertawa dan sedikit mengagetkan si Bu Manajer. "Kalau dipikir-pikir aku masih punya 33 hari untuk memikirkan rencananya nanti akan gimana, iya kan Bu Fany?"

Mail menyeringai diselimuti cahaya Panah Merah terang menerpa wajahnya.

JLEB!

Bu Fany tersentak saat Panah Merah melesat dan masuk kedalam tubuh nya. Mail seketika duduk dipangkuan Bu Fany di kursi nya, diciuminya leher dan belahan dada Bu Fany, di hirupnya dalam-dalam aroma tubuh nya hingga Bu Fany sedikit mendesah.

"Dengarkan perintahku baik-baik, jangan sampai ada yang terlewat ya..." perintah Mail sambil menarik kerah Bu Fany agar bisa melihat bongkahan payudara nya dengan lebih jelas.

Beberapa menit kemudian...

CKLEK!

Pintu ruangan Bu Fany terbuka dan muncul lah Bu Fany. "Yunita, masuk ke ruangan saya sebentar!" perintah nya dari situ.

"Ba-baik bu." Nita tersentak dan segera bangun dari duduk nya. Dia berjalan ke arah ruangan Bu fany.

Saat masuk, Bu fany segera menutup pintu dan mengunci nya sambil tersenyum. Nita terlihat bingung, disitu dia melihat Mail berdiri di depan meja Bu Fany.

Tak mau ketinggalan, Swiwy juga masuk menembus dinding ruangan.

"A-ada apa ya bu?"

"Kamu masih mau kerja disini Nita?" tanya Bu Fany.

"Ma-masih bu."

"Jadi kamu harus patuhi ucapan ibu!" ujar Bu Fany agak tegas sembari mengeluarkan amplop coklat milik Mail tadi. "Kamu juga Mail, kalau kamu menginginkan uang pesangon ini, kamu juga harus mematuhi perintah ibu."

"I-iya bu." jawab Mail gemetar. Namun didalam hati nya Mail terlihat tersenyum licik.

Swiwy yang akhirnya paham dengan permainan Mail jadi ikut menyeringai.


Bersambung...

Part 2
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd