Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sungguh Aku Tidak Bisa Menolak

Pembantu cabul merupakan salah satu genre fav... Gass terosss
 
POV Ibu Warni

Adzan subuh membangunkanku pagi ini. Aku memulai aktivitas sebagai pembantu di rumah Pak Jafar dan Ibu Nay. Ya, sejak kejadian tabrakan itu, hidupku berubah menjadi lebih baik, lebih layak, bahkan aku difasilitasi untuk merawat diri oleh keluarga ini. Aku sampai saat ini masih belum percaya, mengapa keluarga ini begitu baik denganku, tapi yang bisa aku tarik kesimpulan adalah mereka membutuhkanku dan "membalas budi".

Ibu Nay tipikal orang yang sangat terbuka dengan orang lain yang ia kenal dekat menurutnya. Dari situ, aku tau banyak cerita rumah tangga mereka, hingga kebiasaan suaminya yang "macho" itu. Jujur, sering aku dibuatnya becek ketika dia mulai melalukan gym di rumah yang hanya memakai celana dan telanjang dada. Sungguh, guratan dadanya yang bidang dengan penuh butiran keringat membuat perempuan manapun pasti akan dibuat bersimpuh di depannya.

Jelas ini menjadi kesempatanku untuk menguasai pria itu. Bukan, bukan karena hartanya yang aku cari, ataupun ingin merebut dari istri tercintanya, tetapi setiap tetes pejuh dari kontolnya lah yang aku inginkan. Akan aku ceritakan bagaimana masalaluku yang akhirnya membawaku bisa secandu ini dengan kontol perkasa.

Aku selama ini telah mendikte, setiap Pak Jafar melakukan gym ketika istrinya masih tidur, tentu ini jadi kesempatan emasku untuk membuatnya bertekuk lutut menyerahkan kontolnya. Aku sudah bersoleh sedemikian rupa, memakai jilbab instant dipadu kaos super ketat dan rok yang lumayan tipis, sehingga garis celana dalamku akan membuat dia mengalihkan perhatian.

"Selamat pagi Pak, mohon maaf saya masuk ruangan gym Bapak. Bapak ingin disiapkan sarapan apa?" Tanyaku sembari menahan syahwat melihat dada bidangnya.

"Ehh. Bu. Ahhnu.. telur omlete Bu boleh, maaf Bu saya tidak pakai baju." Jawabnya gugup.

"Tidak apa-apa Pak. Saya maklum Pak, kan supaya sirkulasi udara lancar. saya siapkan ya pak" jawabku dengan senyum penuh kemenangan awal.

Tak selang lama, aku masuk kembali ke ruangan gym membawa sarapan pagi permintaan dia. aku memposisikan diriku se seksi mungkin di depan dia, karena aku ingin mencicipi lebih awal dulu keperkasaan dia.

"Ini Pak sarapannya." ujarku.

"Terima kasih Bu. Maaf ya Bu Warni merepotkan. Bagaimana Bu, betah ikut kami?" Tanya Pak Jafar sambil menikmati omletenya.

"Betah sekali Pak, saya merasa dianggap keluarga di sini. Bapak dan Ibu baik sekali, saya sangat beruntung.", Jawabku memuji.

"Syukurlah Bu kalau ibu betah, jangan sungkan minta bantuan kami ya Bu jika ada yang membuat ibu kesulitan." Tawarnya.

"(Iya aku butuh bantuanmu Jafar sayang, aku butuh pejuhmu mengisi rahimku, aku ingin toketku kami hisap. Aku ingin menggantikan posisi istrimu untuk menikmati tubuhmu)" batinku sambil memegang alat gym.

"Ibu mau mencoba alatnya?" Tanyanya sambil menunjuk alat angkat beban.

"Tenang Bu, aman. Nanti saya bimbing." Bantunya.

"Beneran Pak ndak papa? tapi Ibu ndak marah kan Pak?" Tanyaku menegaskan.

"Tidak Bu, istriku pasti akan paham, kalau aku murni ingin membantu mengajari Ibu."

Kini kuposisikan berdiriku. Aku kaget, karena Pak Jafar tidak canggung sedikitpun, dan menempelkan dada bidangnya di punggungku sembari mengarahkan posisi angkat bebanku. aku biarkan Pak Jafar terus menempelku dengan keringatnya dan menikmati harum wangi tubuhku.

"Ibu jago juga ya, baru diajarin langsung paham, kalau rutin pasti Ibu akan tambah sehat dan badannya tambah jadi." Pujinya.

Kini aku posisi pasang kaki kuda-kuda dan melakukan gerakan rileks pemanasan sembari menutup mataku sejenak. Ku rasakan Pak Jafar saat ini sudah bukan lagi mengatur posisiku, karena aku merasakan dengusan nafasnya di sekita punggung atas bagian belakang. Aku diamkan saja seolah-olah aku pasrah untuk dinikmatinya pagi.

Tingkah pria sholeh dan macho di belakangku ini sedang mengendus-endus bagian leherku yang masih tertutup hijab sambil seseklai tanganya meraba pantatku yang nonggeng. Aku kini makin pasrah, dimintalah aku berbalik menghadapnya. Sungguh canggung, namun aku juga sudah tidak sabar untuk dinikmatinya. Pak Jafar masih berpura-pura mengatur posisi kaki yang sudah betul, namun kulihat lebih dominan menciumi bagian bahu atas. Sesekali aku ikut memejamkan mata, dan membiarkan Pak Jafar meraba tubuhku."


Pak Jafar pun larut. dengusan nafasnya mulai turun kebagian toketku. entah kenapa reflek tanganku menahan kepalanya untuk lama di bagaian toketku. Aku dan Pak Jafar larut seketika saling melepas syahwat. Cukup lama Pak Jafar mencium dan meremas toketku namun masih belum membuka bajuku. hingga sekitar 15menitan.....

"Praakkkkkkkkkkkk" Suara kucing menubruk piring saraoan Pak Jafar mengagetkan kami semua. Bergegas kami panik merapikan pakaian dan aku meninggalkan beliau untuk ke dapur.

"Gilaaa.. Apa ini tadi aku mimpi, pria sholeh idamanku mau menyentuh selain istrinya.. Aaaaaaaaaa, bahagianya aku mulai menguasai Pak Jafar." Aku bergumam di dapur membayangkan kejadian spontan tadi.

"Jafar sayang, makasih atas permulaannya sebentar lagi ijinin aku buat kamu bertekuk lutut di depanku. Ibu Nay, pinjam suamimu ya. Aku siap memuaskannya kapanpun dia butuh."

Semenjak kejadian pagi itu, Aku lebih banyak diam dan sedikit bicara ketika di depan Pak Jafar, mungkin karena masih malu dengan apa yang kita lakukan barusan. Namun aku sudah menyusun rencana lebih lanjut untuk bisa mencicipi keperkasaannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd