Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA [TAMAT] Pacarku Ternyata HOT (LDR Cuckold)

Saat mengetahui bahwa pacar ternyata binal namun sayang dengan Anda:


  • Total voters
    136
  • Poll closed .
Sebel atau sebel??

Sejak kejadian rooftop itu mungkin sebagian besar orang akan mengira bahwa hubungan Anya dan Omes akan perlahan merenggang. Lucunya, aku tidak. Aku malah berharap mereka bisa memperbaiki komunikasi mereka dan Anya pun bisa kembali ceria. Aku tahu persis bagaimana cara Anya mencintai seseorang, betapa sepenuh hatinya ia abdikan dirinya dan betapa sakitnya ia jika sampai dikecewakan. Aku tidak mau skenario yg terakhir itu sampai terjadi. Aku tak ingin Anya tersakiti. Meski kadang kenyataan yg terjadi sering kali tidak sesuai keinginan kita.

Sudah hampir 2 bulan berlalu sejak aku menerima video #1. Selama itu pula hubungan Anya dan Omes berlangsung. Sudah tak terhitung lagi betapa seringnya mereka bertemu dan berbagi momen kebersamaan. Seperti halnya semua hubungan, ada pasang ada surut. Insiden rooftop adalah peristiwa kedua yg membuat Omes kehilangan pamornya di hadapan Anya. Sebelumnya pernah terjadi juga.
...

Satu waktu Anya sedang off kerja. Seperti biasa, aku berusaha menyesuaikan kegiatanku dengan jadwal off Anya agar bisa mendapatkan quality time meski terkadang singkat saja. Tak jarang, baru beberapa puluh menit aku menikmati suara Anya melalui panggilan telepon, Omes sudah hadir di kostnya. Dan aku pun menjadi pendengar setia saja.

Pagi ini agak beda. Malamnya Anya dan Omes sudah menghabiskan waktu bersama. Sepulangnya Anya dari kantor, seperti biasa, Anya mengajak Omes untuk menginap di kostnya. Anya bilang padaku bahwa, malam ini ia hanya ingin tidur sambil dipeluk. Ia sedang merasa penat sekali. Aku hanya bisa maklum dengan keinginan Anya, karena dulu biasanya aku yg dimintainya untuk mengeloni ia tidur.

Kita sama-sama tahu, pria mana sih yg mengartikan bahwa ajakan Anya itu hanyalah ajakan untuk tidur bareng? Bukan undangan untuk menidurinya.. kurasa, kalau pun ada, hanya 1 dari 100 pria. Ntah apa yg terjadi malam itu di kamar kost Anya. Hanya kasur dan dinding lah saksinya. Aku sempat meminta Anya untuk merekam kegiatan seks mereka jika ia tidak keberatan. Tapi malam itu tak ada respon lagi dari Anya. Mungkin aku sudah terlambat.

Sulit bagiku untuk terlelap malam itu. Bayang-bayang wajah Anya yg sedang memejamkan matanya menikmati tiap-tiap genjotan di bagian bawah tubuhnya, di liang kenikmatannya itu. Vaginanya yg mulus mengkilap karena keringat, tanpa sehelai bulu pun, selalu nampak menggoda bagi siapapun yg sedang menyetubuhinya, menatap peraduan kelamin mereka di bawah sana. Suara desahan Anya yg khas memenuhi benakku. Jelas sekali terdengar, terngiang-ngiang meski Anya tidak di kamarku. Jika aku memejamkan mataku, wajahnya muncul.. Jika aku membuka mata, desahannya memenuhi bayangan. Wah.. aku sudah gila, pikirku. Ingin sekali aku mengetikkan pesan berkali-kali untuk membuat Anya sadar bahwa aku masih terjaga di sini, dan membutuhkan respon darinya. Atau, memencet tombol berbentuk gagang telepon di sudut kanan atas layar aplikasi ini dan membuat HP Anya berdering atau bergetar di seberang sana. Aku butuh obat! Aku butuh penawar candu ini! Anyaa! Tolong aku!

Rasa takutku akan marahnya Anya karena jengah dengan ketidaksabaranku masih lebih kuat. Jadilah aku hanya melamun diam sendiri dalam duniaku di pekat malam. Kubiarkan khayal ku melayang. Kunikmati tiap kenangan yg pernah kualami bersama Anya. Kulihat dan kubaca pesan-pesan lama yg tersimpan dalam HPku. Kuhabiskan waktu malam itu untuk membaca dan melihat foto-foto Anya sejak pertama kali kami jadian dulu. Ternyata hal itu menghiburku. Setidaknya, menjauhkan jariku dari tombol telepon yg memang tidak sebaiknya aku tekan. Aku tak mau kehilangan Anya lebih jauh dari ini.

Tak terasa.. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 4 pagi di wilayahku. Artinya, sudah jam 6 pagi di wilayah Anya. Sudah sewajarnya jika aku mengirimkan pesan kepadanya. Biasanya, Omes pun sudah usai melancarkan serangan fajar di waktu seperti ini. Aku yakin, Anya akan memaklumi jika aku mengirimkan chat di waktu seperti sekarang. Aku pun mulai mengetik, "Jujur.. dari tadi malam setelah kamu selesai dengan kerjaan, aku ingin sekali request sedikit waktu kamu. Tapi.. aku takut akan membuatmu berpikir bahwa aku keterlaluan dalam mengejar atau menuntut waktu luangmu.
Aku putuskan untuk mengurungkan niatku.
Saking takutnya aku membuatmu semarah waktu itu.

Apakah kamu masih akan menganggap ku tidak sabaran dan egois, tidak memberi kamu ruang kebebasan, atau pengganggu waku istirahatmu jika pagi-pagi begini aku sudah mengirimkan kamu pesan? Masih keterlaluan kah aku mencari dirimu atau mengusik tidurmu saat ini?

Plis.. jangan anggap aku marah. Ini murni pertanyaan aja Beb 🤗

Btw.. Saat ini.. jariku sudah saaaaaangat tidak sabar untuk menyentuh icon bergambar gagang telepon di sudut kanan atas aplikasi ini. Aku yg sebelumnya mungkin sudah menelepon mu saat ini. Berusaha membangunkanmu untuk mendapatkan atensimu terhadap pesanku segera.

Masih belum cukupkah menurutmu akan usahaku menahan diri sejauh ini?

Tolong.. luangkan waktumu sedikit saja saat kamu terjaga nanti, dan baca perlahan dulu sebelum merespon ya.. Kumpulkan dulu kesadaranmu.. kamu baru bangun tidur. Take your time, Beb." Demikian pesanku.

Sesuai dugaanku, tak lama setelah kukirimkan pesanku, tanda notifikasi pesanku terbaca olehnya pun muncul. Sejenak rasa lega pun menyeruak masuk ke dadaku yg sepanjang malam tadi sesak menanti atensi darinya. Kutunggu balasan darinya, aku bisa lebih bersabar sekarang.

"Maaf ya, Beb.. Tadi malam kami sudah tertidur. Beneran gak terjadi apa-apa kok. Tenang ajaa.. Memang tadi malam tuh seperti biasa, ketika dia memelukku dari belakang ya tangannya ke mana-mana, Beb.. Gentayangan.. Eh, gerayangan 🤭 Aku sih sebenarnya lelah.. dia juga sebenarnya lelah seharian jadi supirnya Boss. Tapi, kamu taulah Cowok.. Kapan sih gak ngambil kesempatan..

Kita udah mulai ciuman juga sambil dia mainin tetekku. Eh.. pas aku udah mulai naik, kuraba kontolnya, jiahh.. masih lemes, Beb..😔 Kucoba untuk elus-elus, tapi gak idup-idup.. Sebel dong aku.. Kubilang sama dia, makanya jangan sok-sokan ngerangsang kalo lagi cape.. Kan gini deh jadinya. Huuh.. Dia cuma ngejawab maaf, sambil cengengesan." Demikian pesan balasan Anya.

Ohh.. gak main toh. Ah, sial. Aku udah nunggu-nungguin ampe pagi gini ternyata.. Zonk!

"Terus, pagi-pagi dia gak serangan fajar, Beb? Kan kamu tau dong selemas apapun, cowok ya secara alamiah pagi-pagi pasti idup itu barang." Selidik ku.

"Nah.. aku lagi tidur nyenyak banget sih, Beb. Dia pamit sambil ngecup aku sekitar 30 menitan yg lalu. Aku gak terlalu sadar. Pokoknya pas kamu ngechat baru aku sadar dia gak di sampingku lagi."

Ah.. asli, zonk! Rutuk ku dalam hati. Aneh, kan? Giliran Anya diewe, aku panas, ternyata gak diewe juga malah kesal sendiri.
...

Sore harinya, aku harus ke kota karena ada kerjaan. So, aku berharap Anya bisa meluangkan waktu menemaniku dalam perjalanan menuju kota. Biasanya kami teleponan, setidak-tidaknya menghabiskan waktu 30 menit. Tapi, sore itu Anya bilang kalau Omes akan datang lagi.

"Iyaa.. Ntar aku kabarin yah kalo dia udah nyampe di kost. Tenang.." Demikian ujar Anya singkat.

Lebih dari 30 menit kutunggu, hingga aku tiba di lokasi kerjaku, tetap tidak ada pesan masuk dari Anya. Sialan, pikirku. Segitu sibuknya dia kalo Omes lagi ada di kostnya. Padahal dia udah segitu meyakinkannya bilang akan mengabariku. Aku pun bekerja dengan perasaan tidak tenang sore itu. Menanti pesan yg tak kunjung datang dari Anya.

Akhirnya pesan darinya pun masuk setelah 2 jam lebih, berlalu. Anya hanya bilang bahwa Omes harus cabut dari kostnya karena Boss nyariin dia di kantor. Aku pun hanya bisa menerima jawaban Anya tanpa berani mencecar lebih jauh. Aku memilih untuk percaya dengan pengakuannya, sekuat apapun logikaku menyangkal.

Hal yg menarik terjadi di malam harinya. Ketika menjelang tengah malam. Di perjalanan pulang kerja akhirnya Anya meluangkan waktunya menerima teleponku. Dia menemani aku di sepanjang perjalanan. Tak lama, hanya belasan menit. Namun aku sudah merasa senang sekali. Setidaknya, aku bisa mendengarkan langsung suaranya ketika bercerita tentang keluh kesahnya ataupun hal-hal menyenangkan yg dialaminya. Karena aku sudah akan tiba di rumahku, dan kudengarkan bahwa Anya juga sudah melemah, maka aku menyudahi teleponku. Kami saling mengucapkan selamat malam dan selamat tidur. Puas batinku.

Setibanya aku di rumah, aku bersih-bersih dan berganti pakaian. Lalu selekasnya aku merebahkan diriku di pembaringan barulah aku memeriksa HPku lagi. Ternyata ada pesan dari Anya lagi.

"Ada orang gila beb.. Tadi di sini kan sempat mati listrik. Terus dia kan tau aku ga suka, dia chat blg supaya ke kantor aja. Terus aku blg, tunggu sampai jam 2, kalo ga nyala listriknya baru aku ke kantor, Bang. Nahh aku blg temenin aku aja di sini, Bang. Tapi ternyata dia lg VC sama cewenya. Yaudahh aku blg aja aku udah ada yg temenin, lanjut aja VC sama pacarmu. Terus sibuk dia nge P.. P.. Gitu. Krn ga kubalas. Gitulah isi chat nya." Demikian pesan Anya.

Kubukalah pesan gambarnya, berisi potongan pesan dari Omes.
"Wee..! Ohh.. oke. Tak usah kau balas pesanku. Tak usah juga kau beritahu siapa yg menemanimu di sana. Kamu lanjut aja dengan siapapun yg menemanimu di sana. Aku tidak akan cari-cari kamu lagi." Demikian isi pesan dari Omes.

What the..? Senyumku pun mengembang. Aku tidak pernah menyangka bahwa orang sekalem Omes ternyata bisa ngamuk sampai konyol begitu. Jelas lah Anya akan kehilangan respeknya jika dia sampe begitu marah-marah karena hal sepele. Cemburu buta. Serasa malam itu aku menang 1-0 meski aku tidak bisa tidur dengan Anya.
...

Aku sempat beberapa kali mengingatkan Anya untuk lebih waspada terhadap jadwal menstruasinya. Mengingat betapa aktifnya ia melakukan kegiatan seksual akhir-akhir ini.

Jadwal mens Anya sudah tiba. Namun masih belum menunjukkan tanda-tanda keluarnya darah. Gejala-gejala lainnya seperti teteknya yg semakin membusung padat memang muncul. Tapi aku malah makin khawatir. Lantaran, selain Anya terlihat makin seksi ya nafsu seks Anya saat sebelum mens jadi lebih tinggi. Meski tidak hanya nafsu seks yg meningkat, emosi Anya juga agak fluktuatif. Dulu, tak jarang Anya mengajakku check-in setiap kali dia mendekati masa menstruasinya. Nah.. saat ini dia sedang dekat dengan Omes, aku jadi sedikit uring-uringan.

Keesokan harinya setelah kejadian di rooftop. Anya mengabari aku bahwa ia dan tiga orang rekan kerjanya, tentu saja termasuk Omes sedang bersiap-siap untuk berangkat untuk jalan-jalan ke dua destinasi wisata di deerah mereka. Dua destinasi wisata tersebut memang sangat terkenal keindahannya. Agak tiba-tiba memang, karena kebetulan Boss mereka juga pergi ke luar kota. Jadi mereka bisa lebih bebas dari jeratan pekerjaan.

Seperti biasa, Anya pastinya berboncengan dengan Omes. Rekan kerja Anya yg satu lagi, Airin berboncengan dengan rekan kerja cowok bernama Nugi.

Pagi itu Anya mengirimkan foto selfie nya yg terlihat mengenakan crop top warna putih bermotif bunga dan celana jins biru

"Iya nih, Beb.. mumpung Boss lagi ke luar kota. Kita ambil kesempatan untuk pergi ke lokasi wisata itu. Udah lama sih aku mau ke sana, tapi baru sempet nya sekarang. Kami berempat, aku, Airin, Nugi dan tentunya Omes." Pesan Anya.

"Lah.. kalian udah baikan? 🙄 Kukira bakalan agak perang dingin. Eh.. taunya pagi-pagi buta gini udah pelesiran bareng lagi." Tanyaku heran.

"Mo gimana lagi, Beb. Aku cuma deketnya sama dia 🙄 Cuma dia yg siap sedia mau aku ajakin ke mana-mana."

Lalu kucoba periksa jarak dari kantor mereka menuju lokasi wisata itu, ternyata sekitar lebih dari 2 jam perjalanan. Buset.. jauh amat ya.

"Yo wes, lah. Hati-hati lho di jalan. Kabari aku ya sesampainya di tujuan. Sesempatnya aja." Pesanku pada Anya.

"Iya sayang 🤗😚 Aku mungkin gak bakalan bisa megang HP sepanjang perjalanan, Beb.. Kita mesti ngebut. Sebelum magrib udah harus nyampe di kantor lagi." Jelas Anya.

"Iyaaa.. gpp. Kabari aja kalo udah nyampe di lokasi." Balasku.

Setelah lebih kurang menunggu 2 jam, Anya menepati janjinya. Ia mengirimkan ku beberapa fotonya selama di lokasi wisata, juga beberapa fotonya bersama Omes dan juga bersama Airin. Anya hanya mengabari ketibaan mereka di lokasi. Juga membalas beberapa pesanku. Selang 1 jam kemudian ia mengatakan bahwa mereka akan segera berangkat kembali menuju ke kantor. Tentu saja selama 2 jam itu tak ada pesan apapun lagi dari Anya. Satu-satunya pesan yg kuterima selanjutnya adalah ketika ia tiba di kantor lagi. Dan tentu saja, ia kelelahan dan masih harus melanjutkan pekerjaan yg tertunda sedari pagi tadi.

Malamnya seperti biasa, aku hanya mengirimkan pesan selamat tidur kepada Anya dan ia membalasnya seperti biasa. Malam itu ia tertidur di kantornya. Kukira dia kembali ke kosan, tapi ia bilang bahwa ia terlalu lelah.

Pagi inilah terjadi lagi satu insiden yg membuat Anya kesal pada Omes. Anya seperti biasa bertemu dengan Omes di area kantor mereka dan kali ini sedang dalam keadaan ramai. Aku kebetulan sedang teleponan dengan Anya ketika tiba-tiba Omes muncul di ruangan kerja Anya. Terdengar suaranya menyapa Anya dan Anya pun berpura-pura tidak sedang teleponan. Aku dengarkan Anya berkomentar tentang rambut Omes yg baru dipotong pendek, serta beberapa percakapan lainnya yg hanya samar-samar terdengar, karena di ruangan Anya cukup ramai orang pagi itu.

Sempat terbahas mengenai kesukaan Omes menonton film horor. Omes berkata, "Aku kalo nonton film horor malah bikin nafsu makan naik. Jadi makin enak kalau nonton film horor sambil makan." Anya dengan nakalnya menyindir, "Cuman nafsu makannya nih yang naik?" Tentu saja Omes mengerti pernyataan tersebut mengarah ke mana. Ia pun membalas komentar Anya dengan sindiran juga, "Kamu terlalu radikal, Anya.. Tahan nafsu dong.." Anya bilang kalau ketika mengucapkan itu Omes sambil melirik ke arah memeknya. Tak mau kalah, Anya mengancam, "Ohh.. tahan nafsu? Gampaaang! Seminggu? Sebulan? Atau setahun? Bisaaa!" Omes pun ketika itu langsung merapatkan bibirnya dan memasang ekspresi panik. "Jangan gitu dong, Anyaaa.." Ucap Omes memelas. Anya hanya membalasnya dengan tawa cekikikan.

Tak lama mereka pun berpindah ke dapur, Omes membelikan Anya makan siang, tadi. Percakapannya pun pindah ke dapur. Selang 30 menit kemudian Anya bilang padaku kalau dia udah cabut dari dapur. Dia malas liat si Omes.

Lah.. kenapa lagi lah mereka ini?

"Aku sempat ngelirik dan terlihat e-tiket Omes tadi waktu dia sedang sibuk dengan HPnya. Memang dia bilang sih kalo mau cuti seminggu dan mengunjungi pacarnya yg mau wisuda dalam bulan ini juga. Tapi dia gak ngasih tau tanggalnya. Ternyata, dia berangkat besok. Apa coba maksudnya gak ngasih tau aku? Tunggu berangkat baru mau ngabarin?" Omel Anya.

"Anya.. kan bisa bilang aja sama dia langsung? Daripada kamu bilang ke aku gini? 🙄 Bilang kalo kasih tau aja samamu berangkat besok kenapa rupanya? Aku kan gak bisa larang-larang. Sakit hatiku yg ada karena kamu sembunyikan begini." Saranku pada Anya.

Tak lama, Anya mengirimkan potongan percakapannya dengan Omes. Terlihat Omes gelagapan minta maaf bahwa ia tak sedikitpun bermaksud menutupi keberangkatannya.

Setelah itu Anya pun sepertinya kehilangan moodnya. Dia seperti memilih untuk menyibukkan diri agar tidak terpengaruh dengan keberangkatan Omes besok. Aku sadari perubahan mood Anya dan memilih untuk tidak merecokinya dulu. Biarlah nanti ia akan dengan sendirinya cerita kepadaku.

"Beb.. aku harus gmn? Aku kesal banget sekarang. Tapi aku juga penasaran dan banyak yg ingin kutanyakan ke dia. Sial.. sampe sekarang pun dia gak mencoba mencariku lagi.." Ujar Anya.

Huft..

Aku pun mencoba mengesampingkan egoku, "Anya.. Aku yakin saat ini dia sedang menunggu kamu tenang. Dia akan menghampirimu, selambat-lambatnya nanti malam. Kali ini tolong sambut dia dengan lebih tenang. Santai.. baru tanyalah hal-hal yg penting yg ingin kamu ketahui. Sampaikan pesan-pesan yg kamu ingin dia laksanakan di sana.
Rencana balik ke kost kan? Bisa aja nanti dia antar.. kamu ajak aja nginap malam ini dan bicarakan baik-baik. Bicara yaa, bukannya malah sibuk ngewe. Kamu udah dekat jadwal mens makanya kayak gini, ngamuk-ngamuk gak karuan. Nafsu seks juga gak nanggung-nanggung 🙄"

"Baiklah.. aku coba. Tapi kurasa gak mungkin dia mau nginap di kost. Besok dia sudah berangkat. Gmn kalo dia gak nyamperin aku? Haruskah aku minta maaf?" Balas Anya.

Hmm.. disaranin ngajak Omes nginap sepertinya udah biasa aja baginya, batinku.

"Kapanpun kamu selesai kerja. Chat dia cuma untuk minta antar. 'Bang, bisa antar aku pulang?'
Kemungkinan besar, memang dia menunggu malam ini untuk ngomong samamu tentang keberangkatannya besok. Karena dia berkali-kali menyatakan bahwa, 'Aku baru berangkat besok'. Dia mungkin memang berencana untuk stay dan ngobrol samamu di kost malam ini." Demikian saranku.

Anya pun kembali larut dalam pekerjaannya. Sekitar pukul 10 WIB, Anya mengirimkan pesan, "Beb.. kayaknya gak mungkin bisa nganterin aku deh dianya. Kamar dia masih berantakan banget. Dia belum selesai packing."

"Lah.. tau-tau udah nyampe kamarnya aja yaa.. 😅 Ya terserah kamu aja, Beb. Jangan lupa kabari aku, apakah kamu pulang ke kost atau stay di kantor." Balasku. Sayangnya, hingga sekitar pukul 3:30 WIB atau jam 5an di sana barulah Anya menjawab pesanku.

"Beb.. aku ketiduran di pelukan Omes. Dasar pelor sih aku.. maaf yaa 😔 Akhirnya tidur di mess dia lagi. Tadi malam dia minta ngewe, Beb.. Dia bilang bakal 1 minggu gak ketemuan denganku, jadi biar gak kangen berat. Dasar gombal. Padahal kan memang dia mau minta jatah aja. Aku sih pasrah aja.. aku capek.. Standar aja sih, Beb. Foreplay.. remes tetekku.. mainin putingku.. pelan tapi pasti aku udah ditelanjanginya. Mungkin karena aku gak aktif, dia pun segera menurunkan celananya dan bebas lah kontienya. Tapi, Beb.. waktu dia mulai nyoblos memekku rasanya agak aneh. Aku rasa aku udah cukup basah, tapi kok gesekan kontolnya kurang lancar. Tidak semulus biasanya.. ternyata aku dapet, Beb 😅 Kontolnya berlumuran darah mens dong.. Kukira dia bakalan berhenti, ternyata tetap digenjotnya.. Aku cuma bisa mendesah pasrah. Gak kerasa enaknya sih, tapi gak sakit juga. Omes hanya mengarahkan pandangannya ke mataku sambil terus menggoyangkan pinggulnya. Makin cepat.. akhirnya dia keluarin di dalem! Maaf, Beb 🫣 Setelah itu dia cepat-cepat ke kamar mandi dan bersih-bersih. Aku juga cepat-cepat mengambil pembalut di tasku dan segera mengenakan pakaianku lagi dan rebahan di ranjangnya. Setelah dia keluar dari kamar mandi terlihat senyuman puas di wajahnya. Mungkin karena bisa ngecrot di dalam ya. Biarlah, toh aku lagi mens, gak bakalan jadi lah." Demikian lapor Anya.

Aku hanya termenung membaca pesannya pagi itu. Lagi-lagi.. baru aja ribut, gak nyampe 24 jam udah baikan lagi. Eh.. malah makin lengket. Kali ini lebih ngenes lagi. Udahlah mainnya di mess, gak pake kondom, plus crot di dalam 🙃
 
Ternyata sulit mengakhiri cerita dalam satu kali posting. Saya kehilangan alur ceritanya pada saat tengah mengetik karena terlalu panjang. Postingan selanjutnya mungkin akan menutup cerita Anya dan Omes. Terima kasih atas kesediaan kalian membaca dan meramaikan thread cerita dewasa pertama saya.
 
pengen banget liat anya bunting gara2 omes. tapi yg lebih bikin penasaran, apakah karakter omes dinamai "omes" karena kependekan dari "orang mesum"?
 
pengen banget liat anya bunting gara2 omes. tapi yg lebih bikin penasaran, apakah karakter omes dinamai "omes" karena kependekan dari "orang mesum"?
Nggak sih.. ini didasarkan pada pengalaman nyata. Nama Omes itu samaran dari nama aslinya, dan kebetulan itu yg paling dekat inisial nya dan tersurat di benak saya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd