Sampai didepan rumahku jantungku masuh saja berdegup tidak normal, masih kuingat rasa dari cairan yang tadi ak paksa keluar dr kemaluan mbak melan
Hufffffffff....
Kuhembuskan nafasku yang berat seberat junior yang tak mau lagi kompromi untuk sekedar tertidur disiang ini, "minum kopi aja deh sambil nenangin ai junior" gumamku.
"Mbak mbak habibah, miss bibie....... bikinin kopi doong mbak" teriaku saat saat masuk kerumah.
"Iya mas, sebentar" ucap mbak habibah dr dalam
"Diantar ke teras sekalian ya mbak" ucapku lagi
Tak berapa lama, mbak habibah keluar mengantarkan kopi. Saat menunduk untuk meletakan gelas kopi ak dikejutkan dengan penapakan 2 buah bukit kembar yang menggantung bebas tanpa tersangga apapun itu.
Sontak saja mataku melotot "waduh gawat nie, bisa2 ak terkam beneran kalo gini" ucapku dalam hati.
"Ini mas kopinya" ucap mbak mbak habibah sambil tersenyum penuh arti.
"Makasih mbak" ucapku sambil mata ini tak mau merubah haluannya karena telah menekukan objek panorama yang pas.
"Liatin apaan sih mas sampe melongo begitu" tanya mbak habibah
"Eh eeeee itu tadi ada melon lewat mbak, heheheheheh" ucapku asal sambil mengambil gelas kopi yang telah dibuatkan mbak habibah.
Hufffff hufffff huffff....
Kutiup kopi yang masih mengeluarkan asap pertanda panas itu, kemudian kemudian kuminum pelan.
Saat masih kunimati panasnya kopi itu kulihat mbak habibah ikut duduk di kursi teras sambil melihatku heran, tak kuhiraukan tatapan mbak habibah sambil terus menikmati kopi yang rasanya emang bener2 enak.
"Lho emang tadi masih kurang mas sama mbak melan lagian itu kok masih tegang saja mas, mau bibie bantu" ucapnya tiba2
Bruuuruuurrrrrr.....
Kusemburkan kopi yang masih ada dimulutku, kaget bingung panik tentu saja yang aku rasakan.
Nanti malem yah