Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Bastian's Holiday [DISCONTINUE]

Sifat seperti apa yang agan suka dari Bastian untuk kedepannya ?

  • Tetap Polos dan Lugu

    Votes: 99 31,7%
  • Penyayang dan Semakin Romantis

    Votes: 110 35,3%
  • Agresif dan Lebih Liar

    Votes: 47 15,1%
  • Hyper Terhadap Semua Wanita

    Votes: 64 20,5%
  • Misterius

    Votes: 47 15,1%

  • Total voters
    312
  • Poll closed .
berati ente aja deh yang jadi FPI nya hahaha :konak:

ga' lah gan masi minat motoin kategori terbatas ane wew kalo motoin yang indah2 malah ga' bisa ane kalo ikutan tuh organisasi yah masi percaya adanya polisi ato ga' satpol pp aja. . .
Ni aja sekalian jalan2 kesolo n mlipir ke kampungnya pak Beye buat moto dipantai srawu. . .
 
Ah lupa ane. Ada itu Anak tunggal, itu waktu ane nyoba2 bikin cerita, tapi nggak ane kembangin.

Seorang Ayah juga itu sebenarnya ada incestnya juga.

seorang ayah belom rilis lagi ya suhu
 
ga' lah gan masi minat motoin kategori terbatas ane wew kalo motoin yang indah2 malah ga' bisa ane kalo ikutan tuh organisasi yah masi percaya adanya polisi ato ga' satpol pp aja. . .
Ni aja sekalian jalan2 kesolo n mlipir ke kampungnya pak Beye buat moto dipantai srawu. . .

wahh jadi kagen ngate lagi nih jadinya hihihi
 
@Marucil:

Ane sih demennya si Bastian ini ama Eva. Entah kenapa tipikal Bastian ini cocok banget klo ada cerita romantisnya ama si Eva. Yah, walaupun kehidupannya kelam.
 
Chapter I
Act 6

GIVE ME
By : Marucil





Tok Tok Tok

"Bass... Baaaasss"

Tok Tok

Aku pause permainan yang sedang asyik kumainkan. Aku merasa ada yang mengetuk pintu kamarku. Lalu aku melangkah menuju pintu kamarku dan semakin kudengar suara seseorang di luar sana. Lalu segera kubuka Pintu kamarku, ternyata yang berdiri di luar sana adalah mba Icha. Lama ia berdiri di depan pintu dengan raut muka yang sedikit sendu. Ia masih mengenakan pakaian tidur warna putih tulang setinggi pahanya. Aku bingung mengapa ia tiba tiba mengetuk kamarku. Ia hanya berdiri mematung tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Lalu mba Icha mulai melangkah masuk ke dalam kamarku. Aku memundurkan diriku untuk memberikannya jalan. Lalu ia membalikkan tubuhnya sendiri lalu menutup dan mengunci pintu kamarku. Ia berdiri dihadapanku, kembali tanpa sepatah kata ia ucapkan. Tatapan matanya seperti saat ia tengah marah, Tajam dan begitu menusuk ke hati. Lalu ia berdiri semakin mendekat kearahku. Ia terus menatapku dengan penuh arti. Kulihat tenggorokannya bergerak seperti sedang menelan ludah. Semakin dekat, semakin dekat lalu mba Icha mulai memegang leherku dengan kedua tangannya. Lalu tanpa pikir panjang, mba Icha langsung melumat bibirku, ia langsung memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulutku.

Jujur aku kaget mba Icha berbuat seperti ini. Aku tak tahu apa yang tengah mempengaruhinya. Ia terus melumat bibir dan lidahku. Dengan tangannya ia mendongakkan wajahku. Kini leherku seperti ditarik hingga aku terus mendongak keatas. Menit menit awal aku masih bertanya apa yang sedang terjadi? Apakah ini benar-benar mba Icha? Atau aku tengah dialam mimpi?.

Namun ketika aku sadar apa yang terjadi merupakan sebuah kenyataan, barulah aku memberikan sebuah balasan akan apa yang mba Icha lakukan padaku. Kulingkarkan tanganku dipunggungnya, dan dapat kurasakan ia sudah tidak lagi mengenakan bra. Leherku sedikit sakit karena harus mendongak keatas. Namun aku tetap menahannya, kuberikan saja ciuman terbaikku kepadanya malam ini.

Lalu tak lama, Mba Icha melepas bibirnya dari bibirku. Ia mundur satu langkah dan kembali menatapku. Nafasnya mulai memburu dan beberapa kali kulihat ia menghisap bibirnya sendiri. Setelah cukup lama ia terdiam tanpa kata, akhirnya ada satu kalimat yang keluar dari bibirnya yang sudah terlihat merah merekah karena hisapanku tadi. Lalu bagai tersambar petir ketika mendengar kata-kata yang keluar dari bibir indah Mba Icha.

"Heeee, eehhhhhh"
"Baaaass, Guee Sangeee...."

Mendengar itu membuatku seperti tersetrum, badanku menjadi dingin tiba-tiba dan jantungku mulai berdetak dengan kencang. Apa benar perempuan dihadapanku ini adalah mba Icha? Kenapa ia sekarang berubah menjadi lebih agresif? Apa yang telah kulakukan hingga membuatnya sedikit berubah?. Aku terus bertanya-tanya didalam hatiku. Sungguh aku tak percaya. Namun tiba tiba mba Icha memegang bagian kerah baju tidurnya lalu ia tarik keatas hingga tubuhnya kini benar-benar telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun melindungi kecantikan dan keindahan dari sang pencipta.

Mataku membelalak atas apa yang kulihat dihadapanku. Lalu mba Icha mulai mendorongku kearah tempat tidur. Kini ia sudah menguasai tubuhku, ia melepas kaos yang kukenakan dan tangannya mulai masuk ke dalam celana boxerku dan berusaha meraih penisku yang sudah mulai tegang itu. Lalu dengan sekejap celana boxerku sudah ia tanggalkan. Lalu jemarinya yang lembut kini sudah bermain dipunggung penisku, ia menggengam dan sedikit meremas penisku dengan hawa penuh nafsu. Lalu tak lama ia mulai mengocok penisku dengan posisi tangan yang terbalik.

Dengan satu dorongan darinya, kini kami berdua sudah jatuh diatas tempat tidurku. Kini mba Icha sudah ada diatas tubuhku, tangannya terus berusaha mengocok penisku dengan manjanya sedangkan bibirnya mulai bermain lagi dengan bibirku. Kami kembali berpagutan, kuhisap dalam dalam bibir serta lidahnya. Mba Icha pun melakukan hal yang sama, ia menghisap masuk lidahku kedalam mulutnya, seolah ingin melahap habis lidahku hingga tak bersisa.

"Baaas, entotin guee yaah, gue bener bener dah gak tahaaan." Kata dia dengan penuh nafsu.

Aku hanya menganggukkan kepala menyetujui permintaannya. Lalu setelah itu Mba Icha mulai menunggingkan kakinya diatas selangkanganku. Lalu penisku yang sedari tadi ia genggam mulai ia arahkan menuju lubang memeknya. Mba Icha sudah benar-benar dipengaruhi hawa nafsu yang begitu tinggi, hingga ingin segera merasakan penisku menghujam memeknya.

Kepala penisku mulai menyentuh bibir memeknya yang kurasakan sudah begitu basah dan berlendir. Sungguh gila , sungguh liar nafsu mba Icha malam ini. Tidak seperti nafsu-nafsu yang selama ini aku lihat. Mba Icha semakin menekuk kakinya disamping tubuhku lalu secara perlahan pantatnya mulai turun kebawah hingga penisku kini sudah berada didalam memeknya. Kini Aku bisa merasakan memeknya semakin berdenyut dan semakin menjepit batang kemaluanku. Ditambah dengan bulu-bulu jembutnya yang begitu lebat membuat sensasi yang tak bisa aku ungkapkan.


"Ahhhh"

"Ahhhhh"

"Ahhhhhh"

Mba icha terus menggerakkan pinggulnya naik turun. Dapat kulihat dari cermin disebelah tempat tidur, pantat mba Icha terus bergoyang-goyang dengan indahnya. Kuremas kedua pantat itu yang terus bergoyang. Kuremas sangat lembut, yang membuat mba Icha terus membuka mulutnya sambil berusaha menahan desahannya. Ia menaruh kedua tangannya diatas dadaku sebagai tumpuan. Lalu ia kembali menggoyang pinggulnya.

Sesekali ia mengubek-ubek pantatnya, penisku seolah diputar-putar karenanya. Tubuhnya kembali ia tempelkan kedadaku, lalu bibirnya kembali mencari bibirku, kami kembali melumat bibir dan lidah satu sama lain.

"Sluuuurrrllllpp"

"Slruuuupppp"

"Aaahhhhhhhhhhh"

"Mbaaaaaaaaa enaaak bangeeettt mbaaaa"

"Aahhhhhhhh"

"Terus ubek-ubek kontol aku mba, ahhhhhh"
Seruku mendesah sedikit kencang saat ia melepas ciumannya dariku.

"Jangaaan kenceng-kenceng kali bas, nanti Bokap Nyokap loo denger gimana?" Bisiknya ditelingaku.

"Tenang aja mba, mama papa gak bakal denger kok, kan kamarku dipasangin peredam suara"

"Ahhhhh ngentott, kenapa kaga bilang dari tadii"

"Aahhhhhhhhhhh"

*AAAACCCHHhHHH"

Mba Icha mulai sedikit mengencangkan suara desahannya begitu mengetahui kamarku ini memiliki peredam suara. Sehingga suara kami berdua sudah dipastikan tidak akan terdengar dari luar. Setelah itu mba Icha mencabut penisku dari memeknya., lalu ia sedikit mengubah posisinya. Kini ia berjongkok diatas penisku, lalu kembali ia masukan penisku kedalam memeknya. Lalu memundurkan posisi tubuhnya sedikit kebelakang hingga penisku sedikit menekuk, mengikuti arah memeknya sekarang.

Mba Icha menaruh kedua tanganya dibelakang tubuhnya, lalu ia membuka kedua pahanya sehingga aku bisa melihat jembutnya yang mulai terlihat basah oleh cairan kewanitaannya. Kupegang bagian atas memek mba Icha, lalu kutekan klitorisnya dengan jariku. Mba icha langsung mengerang mengikuti perlakuanku padanya. Lalu ia kembali menggoyangkan pantatnya, ahhhhh dengan posisi seperti ini memang terasa sangat nikmat, tetapi aku pasti tidak kuat menahan lama. Akhirnya aku minta mba Icha untuk menukar posisi.

"Mbaaaaaa, udaaah dongg Mbaaa!"
"Kalau kaya gini aku bisa cepet nyemprotnya"

"Iyaaaa bentar doong baaas lagi enak niihhh "

"AChhhhhhhhhh" Ia terus menggoyangkan pinggulnya tanpa mendengar permintaanku.

Namun akhirnya mba Icha mau menukar posisi. Lalu aku memintanya untuk membuat posisi Doggy, akhirnya ia menunggingkan pantatnya, kutekan sedikit punggungnya kebawah agar posisi pantatnya semakin tinggi dan merekah. Lalu segera kuambil kaos yang tadi kukenakan. Kugunakan untuk menyeka lendir-lendir yang ada di seluruh permukaan memek Mba Icha. Setelah sedikit kering langsung kudekatkan wajahku dibelakang pantatnya. Kujulurkan lidah panasku dan segera kutempelkan dibibir memek mba Icha. Kuhisap labianya yang sedikit menggelambir dan sedikit kutarik menggunakan bibirku.

Lalu lidahku kembali bergerilya, kusapukan lidahku pada anusnya. Sedikit kutusuk tusuk Anusnya. Tanganku terus meremas kedua pantatnya dengan begitu manjanya. Kuremas dan sedikit kugoyang. Mba Icha hanya sedikit mendesis saja."Stttttt" wajah mba Icha kini berada diatas kasur dan dapat kulihat mulutnya terus membuka tutup, nafasnya terus memburu menikmati semua jilatanku pada kedua lubang kenikmatannya.

"Baaaas, daah jangan jilatin muluu ahhh, gue dahh gak tahaaan nihh"

"Masukin lagi Kontol Lu Bas...."

"Aahhh ayoooo baaass aahhhh"

Pinta mba Icha membujuk agar aku segera menusuk memeknya lagi. Lalu kukabulkan semua permintaannya. Kudekatkan lagi ujung penisku pada bibir memek mba Icha, dan sejenak kusapu ujung penisku itu disepanjang bibir memek mba Icha dan berhenti pada klitorisnya. Kutekan dan terus kutahan penisku. Ia kembali mengerang panjang. Suaranya desahannya yang begitu merdu semakin menambah semangatku untuk segera memompanya dari belakang.

Perlahan dengan posisi doggy,aku mulai menggoyangkan pinggulku, kupompa penisku menghujam mulut rahimnya. Kupompa terus sembari tanganku memegangi pahanya sebagai tumpuanku. Lalu kupindahkan tanganku ke pantatnya, kembali kuremas dan sesekali kutekan jempolku kedalam lubang anusnya.

Satu menit kemudian kudiamkan penisku di dalam vaginanya, lalu kuhentikan sejenak goyangan pinggulku untuk mangatur nafasku agar tidak segera mendapat orgasme. Huhhh, Huuuh".kuhembuskan nafasku sembari kutenangkan detak jantungku.


AaaaaaaaaCccchhhhhhhhhh

Mgghhhhhhhhhhh


Lalu aku merasa otot vagina mba Icha semakin kencang mencengkeram penisku dan terasa cairan hangat menyembur. Sepertinya dia orgasme, tapi kenapa dia tidak bereaksi?. Mba Icha hanya membuka mulutnya sambil terus menahan desahan. Kemudian kutarik penisku dari Memeknya, lalu tanganku mulai meremas payudaranya dari belakang. Putingnya yang sedikit mengeras juga kumainkan dengan jari-jariku. Kubusungkan tubuhku kearah punggungnya lalu, kudekatkan bibirku di telinganya,...


"Mba tadi udah keluar yah?" Tanyaku berbisik manja ditelinganya.

"Eee eeeh" ia hanya memberi isyarat ketika menjawabku.

"Hmmm panteesss, terus sekarang udahan atau masih mau lanjut Mba?" Tanyaku memastikan.

"Yaaah, lanjutt aja Bas, Kan lo juga belum keluar." Jawabnya sambil terengah. Ia kembali menaikan posisi tubuhnya.

"Kalau gitu, boleh aku anal pantatnya gak mba?" Pintaku

"Yaah udah gak usah pake tanya tinggal colook kalii!!."

Mendengar jawaban nakalnya. Aku segera kembali menaikkan tubuhku dari atas punggungnya. Tanpa membuang-buang waktu kubasahi lubang anusnya dan segera menusuk jariku untuk membuka jalur. Setelah dirasa cukup, kutempelkan ujung penisku dimulut lubang anus mba Icha, lalu perlahan aku tekan penisku hingga penisku masuk separuh didalam lubang pantatnya. Kupompa beberapa kali penisku lalu aku mencabutnya kembali. Aku tidak mau terlalu lama memberinya anal sex, karena membuatku lebih cepat mendapat orgasme.

Kemudian kubalikkan perlahan tubuh mba Icha dengan posisi terlentang. Kubentangkan kedua kakinya kesamping hingga memeknya kembali merekah. Sebentar kubelai memeknya menggunakan jari jariku, lalu kembali penis ini menghujam lubang kemaluannya yang sudah begitu basah.

Kusodok lagi memeknya dengan posisi standar, lalu kunaikkan kedua kakinya yang begitu panjang keatas pundaku. Kembali kuhempaskan pinggulku, sedikit kuberikan hentakkan yang mendadak. Setelah itu kuluruskan kakiku kebelakang dan kutindih tubuh mba Icha hingga lututnya menempel di payudaranya. Lalu dengan posisi tubuhku yang lurus, aku hanya menggerakkan pantatku saja untuk mengulek memek mba Icha. Kulakukan itu sembari bibirku melumat bibirnya. Ia sudah cukup kepayahan menerima ciuman dariku, ia secara halus melepas ciumannya dariku.

Kuangkat lagi tubuhku yang tadi menindihnya. Dan kembali penisku terlepas dari memeknya. Kemudian kumaju kearahnya dan kuhisap puting susunya. Kenyal sekali rasanya walau ukuranya memang tidak begitu besar, rasanya memang serasi dengan postur tubuhnya yang jangkung. Lalu kupegang wajahnya dengan kedua tanganku lalu kutatap matanya begitu dalam.

"Mbaa, yang ini terakhir yah, kayaknya bentar lagi aku keluar deh." Sahutku lirih.

"Heeeeh, gue juga dah mau dapet lagi nih Bas, tapi jangan dikeluarin didalem yaaah" pintanya. Lalu kujawab dengan anggukan kepala.

Kembali kutarik panjang nafasku. Kuatur denyut jantungku yang sudah semakin keras berdetak. Lalu aku memiringkan bagian bawah tubuh mba Icha dan kuposisikan kakinya seperti gunting. Lalu dengan segera kumasukkan penisku, aku tidak mau membuang waktu mengingat mama bisa saja tiba-tiba mengetuk pintuku untuk membangunkanku dan mengajaku sholat subuh.

Kaki kiri mba Icha berada lurus dibawah selangkanganku sedangkan kaki kananya kunaikan dan kupegang dengan tanganku. Lalu kembali kuhujam memeknya dengan penisku. Kuberikan hentakan yang sedikit kencang. Belum lama aku menggoyang pantatku. Mba icha kembali meracau keras.

"Aahhhhhh,"

"Aahhhhhhhchhhh"

"Terusss baasss sodook yang kenceng lagi baaas, buat gue keluar lagi basss" aahhhhhhhh"

Setelah satu menit kukocok memek mba Icha dengan posisi gunting, ia kembali mengejang. Memeknya kembali mencengkeram batang penisku. Benar-benar penisku seperti digunting olehnya. Kurasakan lagi penisku disembur cairan hangat dan kental. Ia sudah mendapatkan orgasmenya yang kedua.

"Achhhhhhhhhhh"

"Aachhhhh, gueee keluaar lagiii baaassssss"

*chhhhhhhh"

"Sssttttttt"

"AaaaauuuuuhhhhhhssTttt

Pinggul mba Icha sedikit bergetar dan mulutnya terbuka begitu lebarnya. Aku tetap menghujam memeknya yang kini semakin erat menghisap penisku ke dalam liang rahimnya. Hingga aku merasa ingin menumpahkan spermaku. Dengan segera aku cabut penisku dari dalam memeknya, lalu segera kuarahkan penisku payudaranya, dan

"Aachhhhhh"

Crooottt

Croooott

Crooooooottt

Kusemprotkan air maniku seluruhnya diatas payudara mba Icha. Cukup banyak dan kental. Bahkan sebagian spermaku juga menyiprat di wajah dan mulut mba Icha. Kemudian kuarahkan penisku yang baru saja menyemburkan lahar panasnya kearah wajah Mba Icha. Ia mengerti maksud semua itu. Kemudian mba Icha dengan sendirinya memasukan penisku kedalam mulutnya. Ia hisap penisku dan sedikit memainkan lidahnya tepat dilubang kencingku. Ia terus mengulum penisku hingga penisku kembali mengecil didalam mulutnya.

Setelah puas penisku dikulumnya. Aku menjabut penisku dari dalam mulutnya. Kemudian aku ikut berbaring disamping tubuh Mba Icha. Kuraih kaos yang tadi kupakai untuk menyeka memek mba Icha, kugunakan juga kaos itu untuk membersihkan sisa sperma yang ada di dada mba Icha, setelah itu kulempar kaosku ke dalam tempat baju kotor.

Setelah membersihkan payudaranya dari spermaku, kuremas pelan payudaranya. Sambil kucium leher mba Icha dan kuhembuskan nafasku hingga membuatnya sedikit merinding.

"Mba, Kok mba Icha sekarang jadi lebih agresif ke aku sihh?" Tanyaku sambil memainkan puting susunya.

"Gak tahu gue Bas, tadi pas kebangun tau diluar ujan tiba-tiba aja gue jadi sange banget. Terus gue Mastrubasi deh, terus kayaknya aku denger masih ada suara dari kamar lo, gue pikir lo belum tidur, yah udah aku kesini dehh." Jawabnya.

"Mba mba, aku kaget tau nggak tadi, aku gak nyangka tadi itu beneran kamu"

"Halah lebaay lu mah" jawabnya sambil menatap dan memeluk pinggulku.

Kemudian kedua wajah kami seolah saling menarik kembali. Akhirnya kami berciuman lagi. Kembali kumainkan lidahku di dalam rongga mulutnya. Ia sudah tidak begitu agresif lagi seperti tadi. Ciuman seperti ini baru bisa aku merasakan kedekatanku dengan mba Icha. Sembari berciuman tanganku terus menggerayangi tubuh mba Icha. Begitu juga sebaliknya..


Tok Tok Tok Tok

"Yayaang, yayang, Subuhan dulu yuuuk"

"Yayaaang"

Kaget bukan main ketika mendengar mama sudah didepan pintu. Ia hendak membangunkanku untuk mengajak sholat subuh berjamaah.
Kami berdua segera melepas ciuman kami. Lalu kami sama sama kaget dan bingung harus melakukan apa.

"Baaas, itu kayaknya nyokap lu dehhh" kata Mba Icha dengan suara yang sangat lirih. Ia terlihat begitu panik

"Ehhh, iya nihhh mba, bagaimana dong mbaaaa, aduuuh" sahutku tak kalah panik.

"Yayaaaang, mau ikut sholat gaaak? Papa nunggu tuh dibawah."

"Aduhh, mbaaa gimana niih," tanyaku makin bingung.

"Yah dah lu samperin mama kamu deh, entar gue ngumpet dikamar mandi."

"Laah, aku kan belum mandi basaah mbaa.?"

"Ohh iyaa yaaah..." Mba Icha makin panik. Mukanya ketika panik ternyata lucu.

"Ehhh yau dah tenang ajaa, biar aku yang bikin alesan. Tapi kamar tamunya tadi dikunci gak mba?"

"Aku kunci sih"

"Ahhh syukuur, bisa gawat kan kalu mama taunya masuk kekamar dan lihat mba gak ada didalem."

"Yah dah Mba masuk kamar mandi dulu aja, aku nemuin mama dulu."



"Babaaas, ayoo bangun naaak"

"Eeeeehhhhh iyaaaa maaaa, bentaaaar"

Akhirnya kujawab saja panggilan dari mama. Lalu segera kumelangkah menuju pintu kamarku. Lalu dari balik pintu aku berteriak.

"Mamah turun kebawah dulu aja yaa, aku kebelet pupup niiih, nanti akuu nyuusul"

"Ohh yah sudah, jangan lama lama yah, papa soalnya ngajak Jamaah." Jawab mama

Lalu lirih aku mendengar suara langkah kaki mama. Aku yakin dia sudah turun. Syukurlah. Setelah itu aku bergegas menuju kamar mandi, langsung kunyalakan shower dan menuangkan sampo di kepalaku. Aku segera mencuci rambutku untuk mandi wajib. Sementara itu mba Icha menunggu diluar ia sudah berpakaian lagi.

Tak sampai lima menit aku mandi. Lalu segera kukeringkan tubuh dan rambutku. Lalu bergegas aku keluar.

"Ehh Bas, nanti kalau mama tanya, bilang aja gue lagi halangan gituu, yaaah"

"Oh iya bener bener, sip bereees deh"

"Nanti mba langsung kekamar aja yah begitu aku turun" sahutku.

"Hmmm, iya Bas" katanya mengangguk.

Akhirnya aku turun dan menghampiri mama dan papa yang sudah menunggu ruang sholat rumah kami. Papa sedang duduk, tetapi bukannya dia membaca ayat suci, dia malah membaca update berita dari tab. Aduh dasar papah, maniak kerja.

"Baas, Marissa belum bangun yaah?" Tanya mama sambil mengenakan mukena.

"Kayaknya belum deh mah, kayaknya dia masih kecapean kan kemarin seharian dia hunting foto. Terus kayaknya dia lagi dapet deh mah, semalem sempet mampir dimini market beli pembalut."

"Owalaaah, yah sudah deh biarin istirahat aja, yah dah yuuk paah, "
"Heeei, ini bukannya baca quran malah mainan tab sih"

"Iyaa maaah, ini ada berita menarik soalnya."
"Yaudah yaudah ayo ayo kita sholat."

Akhirnya kami memulai solat subuh. Sementara itu mba Icha segera keluar dari kamarku menuju kamar tamu. Ahhhh, untunglah mama tadi tidak tahu. Kalau sampai tahu aku gak bisa ngebayangin apa yang bakal terjadi nanti....
 
Terakhir diubah:
Gan permisi ane mau ngoreksi,
pada cerita sebelumnya ketika bastian udah ketemu sama melly pas mau pulang ada kata "lalu kamu pergi mengambil sepeda" seharusnya ditulis "lalu aku pergi mengambil sepeda"
cerita tetep :jempol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd