Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Bastian's Holiday [DISCONTINUE]

Sifat seperti apa yang agan suka dari Bastian untuk kedepannya ?

  • Tetap Polos dan Lugu

    Votes: 99 31,7%
  • Penyayang dan Semakin Romantis

    Votes: 110 35,3%
  • Agresif dan Lebih Liar

    Votes: 47 15,1%
  • Hyper Terhadap Semua Wanita

    Votes: 64 20,5%
  • Misterius

    Votes: 47 15,1%

  • Total voters
    312
  • Poll closed .
Bimabet
Chapter II

THE FIRST TIME
By : Marucil



Setelah perjalanan panjang, kami berhenti disebuah ladang rumput yang luas. Sepanjang mata kami memandang hanya warna hijau yang dapat tertangkap, begitu menyejukan dan sangat serasi dengan langit yang begitu membiru. Kuteduhkan Vespa Classic dibawah pohon beringin yang sangat rindang. Vespa yang telah menemani perjalanan kami selama ini. Kutinggalkan Vespa oranye kesayanganku dan mulai meninggalkannya. Kugenggam tangan lembutnya lalu kupandu menuju sebuah bukit kecil. Bukit yang konon terdapat sebuah ladang bunga dibaliknya.

Kami terus menyusuri ladang rumput ini sambil terus bergandengan tangan dan saling menatap senyum masing - masing.Jalan mulai sedikit mendaki, namun tidak sedikitpun menyurutkan niat kami untuk menikmati salah satu keindahan hasil karya sang Pencipta. Kini Ia menarik lenganku, ia begitu bersemangat. Sembari berlari ia sesekali menoleh kebelakang dan tersenyum kepadaku, senyum yang selama ini aku puja. Bukan karena senyumnya begitu indah, melainkan senyum darinya merupakan senyum penuh keikhlasan yang berasal dari hati terdalam.

Tak lama kami sudah berada diatas sebuah bukit kecil. Kami berhenti dan memandang kearah yang sama. Kami telah menemukan tempat yang selama ini kami cari. Tempat dimana beragam jenis Bunga tumbuh diatas tanahnya, tempat yang begitu indah yang menyajikan beribu warna. Hembusan angin membawa serta wangi dari hamparan bunga bunga yang tumbuh di lereng bukit sana. Sejenak kami menikmati pemandangan itu dari kejauhan. Kami sama sama memejamkan mata, merasakan setiap detail kenikmatan yang telah diberikan oleh sang Pencipta. Namun begitu aku membuka mata, Ia telah berlari menuju ladang bunga itu meninggalkanku seorang diri diatas bukit.

Ia terus berlari menuju sana, berlari dengan tawanya yang begitu riang. Ia menengadahkan wajahnya kearah langit, seraya beryukur atas apa yang telah ia rasakan saat ini. Akupun segera berlari, berusaha menyusulnya. Kini aku sudah sampai disampingnya. Kulihat keceriaan terpampang diseluruh wajahnya yang begitu bersinar. Tawa serta seruanya membuat hatiku damai, seolah tak pernah ada duka dalam kehidupan ini.

Sesampainya kami pada hamparan bunga yang begitu indah, aku langsung menggenggam kedua lengannya. Lalu kamipun berputar putar diatas jutaan bunga yang sangat cantik. Namun hanya ada satu kecantikan yang kupuja, yaitu kecantikan seorang wanita yang saat ini tengah bersamaku menikmati keindahan ini. Kami berdua mulai kehilangan keseimbangan hingga tubuh kami terhempas keatas tanah yang ditumbuhi berjuta bunga. Kini tubuhku sudah terbaring beralaskan kelopak - kelopak bunga yang berguguran dan Ia tepat berada diatas tubuhku.

Lalu kamipun saling memandang begitu dalam. Dari bawah sini kulihat wajahnya yang begitu cantik. Kubelai rambut pendeknya dan kuusap pipinya dengan begitu lembut. Ia tersenyum kepadaku. Dan perlahan - lahan matanya mulai terpejam. Wajahnya kini semakin mendekat kearah wajahku. Lalu kupejamkan juga Mataku dan bersiap menerima sebuah ciuman darinya. Bibir kami sudah saling bersentuhan sama lain.Ia mulai membuka bibirnya secara perlahan. Lalu tiba tiba mataku tersilaukan oleh cahaya matahari yang begitu menyakitkan mata.


Cahaya matahari semakin menusuk mataku. Lalu perlahan aku mulai membuka mataku, namun setelah cahaya mulai membias baru aku sadari ternyata semua keindahan yang aku alami tadi hanyalah sebuah mimpi. Aku segera sadar dari semua itu dan segera membangkitkan tubuhku, lalu kureganggangkan seluruh sendi dialam tubuhku.

Aku tertawa sendiri, aku tertawa karena hal indah tadi hanyalah sebuah mimpi dalam tidurku. Namun, sejenak aku berfikir. Sudah beberapa kali ini aku memimpikan sesosok wanita yang sama, wanita yang selalu datang dalam mimpiku. Aku tidak pernah ingat betul sosok wanita itu karena setiap ia datang wajahnya selalu tertutup oleh pancaran cahaya. Namun aku yakin Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik.


Aku yakin itu!

Tapi siapakah wanita itu?

Menagap ia selalu datang menghampiri Mimpiku?

Apakah Ia adalah sebuah pertanda dari masa depanku?
 
Terakhir diubah:
Chapter III
Act 11

THE SIGN
By : Marucil



Kuregangkan tubuhku agar terasa rileks. Lalu segera aku melangkah, membuka tirai yang menutupi jendela kamarku agar mentari memberikan cahayanya. Tubuhku kini sudah terasa sangat ringan, sekarang saatnya untuk mandi agar menyegarkan hari ini. Kukalungkan handuk dileherku dan segera menuju kamar mandi untuk mandi.

Selesai mandi aku segera memakai pakaian santai karena aku tahu hari ini aku belum ada agenda. Kunyalakan Player musikku dan kulantunkan lagu - lagu metal agar membuat pagi ini menjadi semakin bersemangat. Tunggu dulu Pagi ? Ini sudah tidak lagi pagi, Mentari sudah hampir sampai diatas kepala. Dan diluar kulihat cuaca cukup terik, tampaknya tak ada tanda tanda hujan untuk Hari ini. Sayangnya aku tak punya agenda.


Beberapa saat lalu.
Bandung
Marissa PoV


"Pagi Saay, gimana perjalananya semalam?" Tanya Shean kepadaku.

"Yah gitu lah say, maaf ya semalam Gue langsung tidur, capek banget gue Say." Jawabku.

"Iya gak apa - apa, makan yuk! Dah Gue siapin tuh." Ajaknya.

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah aku membersihkan diri, aku segera menuju ruang makan di Kontrakan Shean. Ia dan Nela sudah menunggu disana. Aku duduk dan segera Shean menyiapkan makanan untukku. Kami bertiga makan bersama. Setelah itu kami ngobrol sebentar di ruang tamu. Shean meninggalkan aku dan Nia karena dia ingin bersiap siap.

"Beb...." Tanya Nela kepadaku.

"Apaan Beb" Jawabku seadanya sembari menyalakan rokok.

" Eh Bastian itu cowok yang waktu itu Lo ceritain kan?" Tanya Nela sambil meraih pematik yang kupegang.

"Iyee, dia cowok yang gue ceritain waktu itu, menurutlu gimana anaknya?" Tanyaku

"Yah walaupun pendek anaknya cukup manis sih, tapi Lo serius Beb?" Jawab Nela.

"Yah gak tahu, Gue masih belum siap, ngebayangin aja gue belum bisa."
"Lihat Ntr aja deh Beb..."

"Yah itumah terserah Lo Cha, masalah Hati mah cuma Elo yang bisa nentuin.." Sahut Nela sambil menyentuh pahaku.

MUachhhh..
"Ngobrolin apa sihhh serius bener kedengerannya." Sandra datang tiba tiba dan langsung mencium pipiku.

"Ihhh, baru bangun dah nyium nyiumm, Bau tau tuuh muluut" protesku.

"Ahhh biarin, kamu nya jam berapa semalam aku kangen tahu sama kamuu." Sahut Sandra sambil duduk disebelahku dan langsung memeluk tubuhku.

"Lupa semalem nyampe jam berapa, begitu nyampe langsung tidur gue.." Jawabku.

"Ahh si Icha Mah dari Jakarta ke Bandung gue ditinggal nyupir sendiri, tega lu maah" Ketus Nela.
"Yaahh Beeeb, semalem gue beneran cape banget.." Jawabku seadanya.

"Hmmm gimana gak cape habis ngewe ama cowo barunya" Kata Nela

"Beeb, Lo dah gak belok lagi, cowoo siapa yang bikin lo normal lagiii, kasihh tahu.." Tanya sandra sambil menggoyang tubuhku.

"Ahh Elu ember dehh, entr gw ceritain semuanya, sekarang gw mau mandi dulu." Sahutku menghindar dari pertanyaan itu.

"Bareeng" Kata Nela dan Sandra serempak.

Akhirnya kami bertiga tersenyum dan bergegas masuk kedalam kamar mandi bersama.


*-----*​


Aku duduk diteras depan memainkan gadgetku sembari menunggu kopi yang tengah dibuatkan oleh Mba Habibah. Banyak sekali chat masuk hari ini. Kubalas seperlunya. Salah seorang temanku yang sama - sama kuliah di Jogja mengajaku bermain Futsal besok siang, bolehlah sudah lama juga aku tak bermain futsal. Aku langsung mengiyakan ajakan itu.

Tak lama Mba Habibah datang membawakan secangkir kopi hitam buatanya. Ia menyajikan diatas meja bersama makanan ringan pendamping meminum kopi. Mba Habibahpun berlalu, aku kembali sibuk dengan layar smartphonku. Tidak ada pesan yang cukup penting yang harus aku layani.

Bosan segera melanda, kumainkan saja sebuah game yang baru ku download, cukup menarik namun begitu cepat aku permainan hingga tak terasa permainan akan segera tamat. Aku kembali merasa bosan. Kembali aku seruput air Kopi yang sudah sedikit dingin. Aku juga menggigit camilan yang tadi di sajikan oleh pembantuku itu.

Apa lagi yang harus kulakukan hari ini. Kucoba masuk kedalam Group Chat Lima Serigala. Namun hanya Radit yang merespon. Radit masih berada di Bandung bersama keluarganya. Memang selepas SMA ia dan keluarganya pindah ke Kota bandung karena setelah ayahnya pensiun keluarganya memutuskan pindah ke Bandung untuk mengurus sebuah perkebunan milik keluarganya.

Entah kenapa dengan 4 sahabat baikku ini. Seminggu yang lalu mereka begitu mengharapkan kehadiranku. Namun ketika aku sudah ada mereka hilang entah kemana. Menyebalkan memang mereka berempat. Terakhir mereka merespon Chatku kita telah menyepakati bahwa sabtu ini kita akan mengadakan sebuah pertemuan di Cafe faforit kami berlima.

Setelah Radit tidak membalas chat dariku, aku meletakan gadgetku diatas meja. Lalu kuambil bungkus rokokku yang tadi kuletakan disamping cangkir. Kunyalakan rokok kesukaanku. Lalu kulayangkan pandanganku kearah jalan diperumahanku. Sepi, ya karena jam segini sebagian warga disini memang sedang bekerja, jadi yang terlihat dijalanan hanyalah lalu lalang beberapa pembantu rumah tangga yang baru saja pulang berbelanja.

Merasa tak ada lagi sesuatu hal yang menarik untuk kupandang. Kusenderkan punggungku kebelakang, kunaikan kakiku dikursi yang lain dan mulai kupejamkan mata. Aku kembali membayangkan wanita yang didalam mimpiki tadi. Wanita yang tidak pernah aku tahu siapa dia. Yang kuingat hanya senyum dan matanya yang indah. Rambutnya pendek dan kulitnya sangat bersih. Walau kutahu wanita yang sudah beberapa kali datang dalam mimpiku itu memiliki paras yang cantik. Namun aku belum bisa menebak siapa sebenarnya wanita itu. Apakah orang yang selama ini aku kenal, atau akan ada seseorang yang akan datang dalam kehidupanku.

Bagiku mimpi adalah sebuah pertanda. Karena aku percaya mimpi datang dengan satu tujuan. Tujuan yang hanya bisa diketahui sang pemberi mimpi. Dan aku percaya mimpiku kali ini juga memiliki sebuah tujuan. Tujuan yang pasti aku temukan diujung masa depanku.

Cinta.

Mungkin Dia, wanita didalam mimpiku adalah cinta yang akan diberikan sang ilahi kepadaku. Aku berharap seperti itu. Tetapi aku harus memulainya dari mana untuk menemukannya. Kuputar otaku untuk menemukan jawaban. Namun persoalan ini lebih sulit ketimbang ujian semester.

Akan aku cari entah bagaimana caranya.

Sejenak aku melupakan Tante Ocha, wanita yang selama ini mendampingi hidupku. Walau aku begitu menyayanginya, namun aku sadar tidak akan pernah ada cinta diantara kami. Hubungan kami selama ini hanyalah hubungan nafsu yang didasari oleh kasih sayang. Tetapi bukan cinta. Lalu sia Cinta yang akan menemani sisa hidupku?

Mba Icha

Tentu tidak. Dia sudah jelas - jelas melayangkan penolakan terhadapku kemarin. Walau sesungguhnya tak pernah aku berdiat untuk demikian. Aku rasa bukan dia. Wanita didalam mimpiku sangat jauh berbeda dengan sosok Mba Icha yang selama ini kukenal.


Lalu Siapa?


Ditengah pikiran dan hatiku memecahkan pertanda ini, aku dikagetkan oleh suara memeking dari nada dering Handphoneku. Aku langsung membuka mataku dan meraih Handphone yang kuletakan diatas meja. Lalu kulihat di layar gadgetku, tertera nama Marissa Agustin disana. Rupanya Mba Icha menelpon. Ada apa ini? Tidak biasanya ia menelponku!. Bahkan hampir tidak pernah ia menelponku, karena selama ini ia hanya memberikan pesan singkat atau chat saja untuk menghubungiku. Tetapi kenapa saat ini ia menelponku. Langsung saja kusentuh layar gadgetku untuk menerima telpon dari Mba Icha.

"Assalamualaikum" Mba Icha memberi salam dari balik telpon.

"Ehh.. Wallaikum Salam." Jawabku.
"Ada apa Mba tumben nelpon" Lanjutku bertanya.

"Gak apa apa, iseng aja tadi. Kamu lagi ngapain? Pasti baru bangun yahh?"

"Ini lagi duduk aja sambil ngopi didepan teras. Mba sendiri lagi ngapain? Semalam jadi Ke Bandungnya?" Kataku balik bertanya.

"Jadi, semalem gak lama kamu kamu pulang, aku sama Temenku langsung kebandung, yaa sampe tengah malem kalau gak salah."
"Hmmm. Mama Papa pasti lagi kerja yah?" Jelas Mba Icha.

"Ohh gitu. Iya mereka dah dari pagi kan berangkat kerja." Jawabku agak bingung.

"Mama kamu rajin yah? Bukannya sekarang lagi pada liburan yah?" Tanya Mba Icha lagi.

"Yah gitu Mama, padahal kan dia bisa aja gak usah ke kampus, lah wong pasti dikampusnya mahasiswanya juga pada libur." Jelasku.

"Oh gituu yaah,Oh ya Bas Nanti kalau Papa Mama kamu dah pulang sampain salamku lagi yah, bilangin makasiih" sahutnya.

"Iya Mba nanti aku sampaiin kok"
"Oh iya Mba, Mba ada apa yah nelpon aku? Masa cuma mau nyampein salam ke papa dama Mama sih" Tanyaku menelisik.

"Yah kepengen aja nelpon kamu, memang aku gak boleh Telponan sama kamu"

"Cie Cieee Bebeb lg telponan sama cowonya yaahhh" Kudengar lirih suara seseorang berseru dibelakang Mba Icha.

"Yah Boleh sihh, eh itu siapa Mba yang teriak teriak dibelakang?" Tanyaku.

"Ah itu temen temen aku pada iseng."

"Rame yah Mba disana?"Tanyaku.

"Iya ini rame banget, temen - temen model dulu lagi pada ngumpul yah jadi pada kepo nih." Jelasnya.

"Baaas?..."

"Iya Mba kenapaa?"

"Gak apa apa kok, oh iya aku Gak ganggu kamu kan?"

"Enggak kok malahan seneng jadi ada temennya, habis bete dari tadi sepi banget, mau keluar panas banget kalau pake motor........"

Akhirnya kami berbincang melalui telpon cukup lama. Hampir semua Hal kami bincangkan. Dari nada bicara Mba Icha memang aku tahu masih ada sesuatu yang ia sembunyikan. Tadi aku sempat mendengar ia akan menanyakan sesuatu, namun ia mengurungkan niatnya. Aku jelas tak tahu apa yang akan ia sampaikan, dan aku juga tak mau memaksanya untuk memberitahukannya. Namun sepertinya itu merupakan hal yang cukup penting untuk disampaikan. Tetapi kenapa Mba Icha tidak lugas seperti biasanya.

"Ya Udah deh Bas, udahan dulu yah, kayaknya aku mau Jalan nih sama Temen - temen aku, gak apa - apa kan?"

"Iya gak apa - apa kok, ya selamat bersenang senang deh kalau gitu." Sahutku.

" Sama - sama Bas, kamu juga nikmatin liburannya yah, Byee."
"Assalamu Alaikum." Kata Mba Icha mengakhiri perbincangan panjang kami di telepon.

"Wallaikum salam.." Jawabku


-***-​

Tak lama mobil Mama pun datang, rupanya ia pulang cepat hari ini. Lalu pintu depan terbuka dan Papa keluar dari kursi kemudi. Rupanya mereka pulang bersama. Kemudian Menyusul keluar dari dalam mobil dan segera menghampiriku sambil tersenyum. Tak lama Mang Ujang datang membawa mobil Papa.

"Kok pulangnya barengan sih Ma?" Tanyaku sambil mencium tangannya.

"Tadi Papa minta ditemenin, katanya mau beli sesuatu buat kamu." Jelas mama.

"Memang apaan?" Tanyaku

"Udah nanti kamu juga tahu, Mama masuk dulu yah mau mandi Mama."

Lalu Papapun menghampiriku setelah sebelumnya mengambil sesuatu dari mobilnya. Kulihat Papa membawa sebuah bungkusan besar yang masih terbungkus plastik putih. Ia segera meletakan bungkusan besar itu diatas meja dan duduk disebelahkau. Aku penasaran apa yang ia bawa.

"Itu apaan Pah?" Tanyaku dengan penuh penasaran.

"Niih Bukaa duluu dong" Jawab Papa sambil menyengirkan bibirnya.

Perlahan aku meraih bungkusan itu, lalu aku membuka untuk melihat isi dari bungkusan ini. Setelah kukeluarkan kotak didalam bungkusan itu aku sangat terkejut, ternyata isi didalamnya adalah ....


_________________
Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Sori yahsemuanya jadi kacau nih gara garabastiab kabur entah kemana padahal mamanya dah khawatir.
Baruaan ane kasih tahu Marissa dia jd sedikit panik

nitip hasil hunting ane di tread ente gan. .
Buat portofolionya mbak icha
 
:fiuh:
jangan-jangan itu si Bastian
dapat tag UG-FR tuch, bangUcil.
makanya dia demen ngilang..
cari-cari kesampatan di kala
waktu senggang..
:pandaketawa:
 
boleh boleh gan, tapi jangan lupa diberi watermark dulu. nanti di nex chapter ane masukin. PM aja yh gan

bisikin aja email agan ntar ane crop size soal watermark nyante aja biar agan yang ngatur
 
Udah ane kirim maaf ane crop size biar kalo di comot jadi jelek ntar kalo suka ane kirim lagi sekalian ntar ane kalo maen ke bandung ato jakarta diajakin deh hunt bareng tinggal pilih mau moto ayunia elfahrez.chant.jill octoquin.derina wenda.ato hot mom demenan ane nouna segav. . .
Tapi inget loh ini bukan model plus kalo ini ane ga' ikutan
 
parah ni Bastian, gue udah camping disini nungguin update.. eh dia malah enak2an sama sazkia gotic.haha
 
:):)
teman-teman..
berikanlah kesempatan buat
Bastian untuk bersenang-senang
dulu di masa liburannya..
Nanti jika sudah puas pasti
akan membagi pengalamannya
pada agan-agan semua disini..


Jaga kesehatan
di saat datang hujan
demi keselamatan
jika perlu pakai pengaman
 
:baca: loohhh, kenapa jadi bahas tag UG-FR ya ?? Kan ada rules dari admin forum... coba dibaca dulu rulesnya gan :beer: :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd