Marucil
Tukang Semprot
Chapter V
Act 26
FRIDAY
By : Marucil
Act 26
FRIDAY
By : Marucil
Ahh Mamah, sukanya kaya gitu deh ngabarinnya mendadak Protesku
Aduh yayang, Mama tuh daftar seminar ini udah dari jauh2 hari. Cuma kebetulan saja Papa kamu Minggu besok ada ketemuan sama kliennya yah sudah akhirnya Mama bareng deh sama Papa Jelas Mama.
Ahhhh berarti aku sendirian lagi dong, memang sampe kapan sih di Surabayanya?
Paling kalau nda senen yo Selasa, kamu tuh koyo anak kecil aja, ditinggal beberapa hari aja ngambeknya Gemas Mama sambil mencubit hidungku.
Bukan gitu, terus kalau Aku mau makan mau minum gimanaa sahutku dengan nada manja
Aduhh ini anak Mamah, sudah Bujangan tapi kolokannya susah hilang. Kan ada Mba Habibah
Lah kata Mama dia hari Sabtu sama Minggu Libur?
Iya memang, tapi tadi sebelum Habibah pulang mama udah pesen kalau bisa besok sama minggu masuk.
Terus jawabannya apa
Ya dia bisa, Cuma ya paling bisanya sore. Soalnya Pagi dia ada urusan opo gitu Mama lupa tadi
Yahh udahh. Tapi beliin Oleh oleh yah! Pintaku
Iya nanti Mama sempetin
Ahhh. Seperti biasa Mama dan Papa selalu pergi pergi tanpa mengajak aku. Bukannya aku mau manja, namun terkadang saat saat liburan seperti ini, kumpul bersama Orang tua adalah momen yang paling indah didunia. Walau tidak pergi ke tempat wisata nan mahal, walau hanya menonton tayangan televisi dirumah. Tetapi bila dilakukan bersama kedua orang tua rasanya akan menjadi sebuah liburan yang sangat istimewa. Tapi tak apalah tadi juga aku hanya sekedar bercanda. Aku hanya memastikan kalau kepergian Papa dan Mama ke Surabaya cukup lama. Soalnya hari sabtu besok aku ada sebuah Janji dengan seseorang. Dan Aku sudah berjani untuk memenuhi hal tersebut. Pantang bagiku untuk melanggar janji.
Layar Handphoneku berkedip, nampaknya ada notifikasi pesan. Namun itu hanya sebuah pesan dari provider.Sial!. Lalu kutatap lagi layar gadgetku ini. aku bingung hendap melakukan apalagi. Atau setidaknya menghubungi sesrorang atau sekedar chating. Namun Sore ini terasa sangat malas aku melakukan semua itu. Akhirnya aku memutuskan untuk berlari - lari kecil saja mumpung hujan juga sudah nampak reda. Akupun berlari mengelilingi komplek. Kureganggkan juga kedua lenganku sembari berlari, melemaskan semua sendi didalam tubuhku ini
Senyum, tawa, dan Sapa. selalu menemai setiap tapak kaki ini berlari. Begitu indah dan damai hidup diperumahaan ini. Walau mayoritas para warganya cuek satu sama lain, tetapi banyak dari mereka yang cukup ramah terhadap semua orang. Bahkan aku merasa bahwa lingkungan tempatku tinggal ini seperti disebuah pedesaan yang damai dan Asri. Mungkin itu suatu kiasan yang sangat berlebih dan terlihat tidak mungkin. Namun yang selama aku tinggal disini bersama Papa dan Mama, memang perasaaan itu yang selalu kudapat.
Ya seperti itulah hari - hari diliburanku kali ini. Terkadang diisi dengan sesuatu yang sangat mengejutkan namun terkadang hampa begitu saja seperti hari ini. Hari Jumat dengan orange yang menghiasi langit senja. Aku kembali kerumah dan membersihkan tubuhku.
Besok Papa dan Mama akan pergi ke Surabaya selama 3 hari. Selama itu apa yah yah kiranya enak untuk dilakukan. Hmm. Ada beberapa opsi sih. Dan aku yakin salah satunya akan berhasil, Ya aku yakin itu. Aku mencoba menghubunginya dan aku mendapat balasan yang memang seharusnya aku dapatkan.Aku tak sabar menunggu esok hari.
Keesokan Harinya.
"Bas Mama sama Papa pergi dulu yah sayang. Kamu baik baik dirumah." Sahut Mama.
"Iya Mah, Babas kan sudah bukan anak kecil lagi. Papa sama Mama ati2 yah.."
Mereka bergantian memelukku lalu berlalu dengan mobil bersama Mang Ujang. Setelah mereka pergi aku segera masuk kedalam, sarapan dan bergegas mandi pagi. Segar sekali pagi ini. Tak sabar aku menjalani hari ini. Hari Sabtu, hari yang selalu dinanti oleh mereka yang sudah berpasangan. Bukan orang sepertiku. Tetapi hari ini aku ada sebuah Janji. Janji yang harus aku tepati sebagai seorang lelaki.
Ting Ting Tingg tieeng
Handphoneku berbunyi, aku lekas mengangkatnya.
"Apaan Will"
"Gimana Bas Eva?" Tanya Willy dibalik telepon.
"Beres. Nanti malem dia mau kok. Udah aku kasih tahu juga cafe yang kamu maksud nanti kita ketemuan disana aja." Jawabku.
"Ayiik, Emang kamu temen yang the Best dah. Yah dah, nanti aku kerumah kamu sorean aja yah"
"Iya - iya, aku tunggu, oh iya dia kayaknya ngajak Nabila, temen kosku sama Eva jug"
"Ahh terserah, Aku mah cuma kepengen ketemu Eva.. Ohhh Evaaaa... Ohhhh"
Tuuttt tuuutt..
"Ahhh Monyeeet ..." Kututup segera setelah Willy menutup telepon. Ia nampak begitu gembira mengetahui Eva mau menemuinya.
Aku melangkah menuju kamarku dengan senyum yang begitu lebar. Senyum penuh Bahagia.
Hanya sampai disini. bersambung di Act II
Cerita di Chapter IV ini akan pendek setiap Act nya berbeda seperti Chapter sebelumnya.
So semoga menikmati.
Marucil
Terakhir diubah: