Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Bastian's Holiday [DISCONTINUE]

Sifat seperti apa yang agan suka dari Bastian untuk kedepannya ?

  • Tetap Polos dan Lugu

    Votes: 99 31,7%
  • Penyayang dan Semakin Romantis

    Votes: 110 35,3%
  • Agresif dan Lebih Liar

    Votes: 47 15,1%
  • Hyper Terhadap Semua Wanita

    Votes: 64 20,5%
  • Misterius

    Votes: 47 15,1%

  • Total voters
    312
  • Poll closed .
Bimabet
Belum nih badan masih belum enakan buat ngetik. Tadi nyoba ngetik beberapa paragrap aja kepala dah nelu hihi. Lagi mipil buat nulis chalenge juga hehehe...
harus di datangkan ibu arum sama tante ocha nih biar bang ucil cepat sembuh ,,,,,
semoga cepat sembuh bang ucil ......
 
berendem air hangat enak tuh suhu..............
 
Capture.jpg
 
Terakhir diubah:
Chapter V
Act 26

FRIDAY
By : Marucil




Ahh Mamah, sukanya kaya gitu deh ngabarinnya mendadak Protesku

Aduh yayang, Mama tuh daftar seminar ini udah dari jauh2 hari. Cuma kebetulan saja Papa kamu Minggu besok ada ketemuan sama kliennya yah sudah akhirnya Mama bareng deh sama Papa Jelas Mama.

Ahhhh berarti aku sendirian lagi dong, memang sampe kapan sih di Surabayanya?

Paling kalau nda senen yo Selasa, kamu tuh koyo anak kecil aja, ditinggal beberapa hari aja ngambeknya Gemas Mama sambil mencubit hidungku.

Bukan gitu, terus kalau Aku mau makan mau minum gimanaa sahutku dengan nada manja

Aduhh ini anak Mamah, sudah Bujangan tapi kolokannya susah hilang. Kan ada Mba Habibah

Lah kata Mama dia hari Sabtu sama Minggu Libur?

Iya memang, tapi tadi sebelum Habibah pulang mama udah pesen kalau bisa besok sama minggu masuk.

Terus jawabannya apa

Ya dia bisa, Cuma ya paling bisanya sore. Soalnya Pagi dia ada urusan opo gitu Mama lupa tadi

Yahh udahh. Tapi beliin Oleh oleh yah! Pintaku

Iya nanti Mama sempetin


Ahhh. Seperti biasa Mama dan Papa selalu pergi pergi tanpa mengajak aku. Bukannya aku mau manja, namun terkadang saat saat liburan seperti ini, kumpul bersama Orang tua adalah momen yang paling indah didunia. Walau tidak pergi ke tempat wisata nan mahal, walau hanya menonton tayangan televisi dirumah. Tetapi bila dilakukan bersama kedua orang tua rasanya akan menjadi sebuah liburan yang sangat istimewa. Tapi tak apalah tadi juga aku hanya sekedar bercanda. Aku hanya memastikan kalau kepergian Papa dan Mama ke Surabaya cukup lama. Soalnya hari sabtu besok aku ada sebuah Janji dengan seseorang. Dan Aku sudah berjani untuk memenuhi hal tersebut. Pantang bagiku untuk melanggar janji.


Layar Handphoneku berkedip, nampaknya ada notifikasi pesan. Namun itu hanya sebuah pesan dari provider.Sial!. Lalu kutatap lagi layar gadgetku ini. aku bingung hendap melakukan apalagi. Atau setidaknya menghubungi sesrorang atau sekedar chating. Namun Sore ini terasa sangat malas aku melakukan semua itu. Akhirnya aku memutuskan untuk berlari - lari kecil saja mumpung hujan juga sudah nampak reda. Akupun berlari mengelilingi komplek. Kureganggkan juga kedua lenganku sembari berlari, melemaskan semua sendi didalam tubuhku ini

Senyum, tawa, dan Sapa. selalu menemai setiap tapak kaki ini berlari. Begitu indah dan damai hidup diperumahaan ini. Walau mayoritas para warganya cuek satu sama lain, tetapi banyak dari mereka yang cukup ramah terhadap semua orang. Bahkan aku merasa bahwa lingkungan tempatku tinggal ini seperti disebuah pedesaan yang damai dan Asri. Mungkin itu suatu kiasan yang sangat berlebih dan terlihat tidak mungkin. Namun yang selama aku tinggal disini bersama Papa dan Mama, memang perasaaan itu yang selalu kudapat.

Ya seperti itulah hari - hari diliburanku kali ini. Terkadang diisi dengan sesuatu yang sangat mengejutkan namun terkadang hampa begitu saja seperti hari ini. Hari Jumat dengan orange yang menghiasi langit senja. Aku kembali kerumah dan membersihkan tubuhku.

Besok Papa dan Mama akan pergi ke Surabaya selama 3 hari. Selama itu apa yah yah kiranya enak untuk dilakukan. Hmm. Ada beberapa opsi sih. Dan aku yakin salah satunya akan berhasil, Ya aku yakin itu. Aku mencoba menghubunginya dan aku mendapat balasan yang memang seharusnya aku dapatkan.Aku tak sabar menunggu esok hari.


Keesokan Harinya.

"Bas Mama sama Papa pergi dulu yah sayang. Kamu baik baik dirumah." Sahut Mama.

"Iya Mah, Babas kan sudah bukan anak kecil lagi. Papa sama Mama ati2 yah.."

Mereka bergantian memelukku lalu berlalu dengan mobil bersama Mang Ujang. Setelah mereka pergi aku segera masuk kedalam, sarapan dan bergegas mandi pagi. Segar sekali pagi ini. Tak sabar aku menjalani hari ini. Hari Sabtu, hari yang selalu dinanti oleh mereka yang sudah berpasangan. Bukan orang sepertiku. Tetapi hari ini aku ada sebuah Janji. Janji yang harus aku tepati sebagai seorang lelaki.


Ting Ting Tingg tieeng

Handphoneku berbunyi, aku lekas mengangkatnya.

"Apaan Will"

"Gimana Bas Eva?" Tanya Willy dibalik telepon.

"Beres. Nanti malem dia mau kok. Udah aku kasih tahu juga cafe yang kamu maksud nanti kita ketemuan disana aja." Jawabku.

"Ayiik, Emang kamu temen yang the Best dah. Yah dah, nanti aku kerumah kamu sorean aja yah"

"Iya - iya, aku tunggu, oh iya dia kayaknya ngajak Nabila, temen kosku sama Eva jug"

"Ahh terserah, Aku mah cuma kepengen ketemu Eva.. Ohhh Evaaaa... Ohhhh"

Tuuttt tuuutt..

"Ahhh Monyeeet ..." Kututup segera setelah Willy menutup telepon. Ia nampak begitu gembira mengetahui Eva mau menemuinya.

Aku melangkah menuju kamarku dengan senyum yang begitu lebar. Senyum penuh Bahagia.






Hanya sampai disini. bersambung di Act II
Cerita di Chapter IV ini akan pendek setiap Act nya berbeda seperti Chapter sebelumnya.
So semoga menikmati.
Marucil
 
Terakhir diubah:
Chapter V
Act 27

PACO PACO MAMA Pt 1
By : Marucil







"Ahhhhhhhh"

"Achhhhhhhhhhh"

"Terus Basss, enaaaak banget Basss..."

"Mba udah lama gak ngerasain ini Bass..."Achhhhh"

"Sodok terus Memek Mba Basss.. Aahhh.. Pelan pelan Basss.."

"Achhhhh"

"Aiiicchhhhh"

Aku terus memompa vagina Mba Melanie yang sudah terlentang dengan kedua kakinya yang aku letakkan diatas pundaku. Kuremas terus kedua pahanya seraya pinggulku terus memompa vaginanya dengan sangat lembut dan perlahan. Aku melakukan semuanya dengan sangat perlahan. Karena aku tidak mau hentakanku yang terlalu keras mengakibatkan sesuatu yang tidak diinginkan pada janinnya.

Kini kurasakan dinding Vagina Mba Melanie semakin kuat mencengkram batang penisku. Dindingnya memilin kuat penisku agar terus berada didalam. Mba Melanie akan segera keluar. Maka dari itu aku segera memperlambat gerakanku. Kupompa dengan irama yang sangat beralun namun tetap ada satu hentakan yang lembut.

"AChhhh..."

"Ayoo Mbaaa keluarin aja Mbaa"

"Ohhh enak Banget Mba Memeknya achhh"

"Kontol aku kaya disedot gini..."

"Achhhhhhhhh"

Tak lama Mba Melanie mengejang. Kurasakan cairan orgasmenya yang kedua di batang penisku. Kucabut penisku dan segera kuusap lembut permukaan selangkangannya yang terasa hangat dan dan begitu basah. Kuusap juga bulu - bulu kemaluanya yang begitu indah membentuk kerucut keatas. Kubelai terus sembari jemariku bermain di Itilnya yang kini semakin mengeras.

Kuberbaring disamping tubuhnya. Dan kini aku membelai lembut payudara nya yang sudah mengencang dengan puting susu dan aerola yang begitu besar. Kukecup keningnya dengan sangat lembut seraya tanganku yang lain menyapu lembut rambut sebahunya.

"Enaaak yaah Mbaa" sahutku ditelinganya.

"Enak Bangeet Bas, udah lama Mba kepengen ngerasain ini lagiii. Aachhhh"

"Enaaak Basss.. Kamu pinter banget bikin Mba keluar."

"Achhhhh"

"Kamu belum dapet yaah?"

"Belum Mbaa. Kan aku bilang, kalau yang kedua aku pasti lama..."

"Yah udah sebentar Mba atur nafas dulu..."

Huffft

Lalu aku membiarkan Mba Melanie mengatur nafasnya yang sedikit memburu. Kuambilkan segelas airputih dan kuberikan kepadanya. Perlahan ia mengangkat tubuhnya dan duduk bersila lalu segera menghabiskan air yang tadi aku berikan. Setelah itu aku duduk dibelakang punggungnya.

Kuberikan sebuat pijatan lembut dipundaknya. Perlahan demi perlahan. Nampaknya Mba Melanie menyukai pijatanku ini.

"Enak Gak Mba?" Tanyaku.

"Enak, ternyata pinter mijet juga yah kamu."

"Emang di Jogja kamu belajar apa aja sih Bas?" Tanyanya.

"Hehe, Banyak Mba, segala hal aku pelajari. Kan untuk bekal hidup kedepannya jadi semua hal aku pelajari deh" jawabku.

"Hmmmm. Iya enak Bas disitu."

"Ahhh.. Iya dipunggunya pelan pelan aja Bas.." Hmmm"

"Hmmmm"


Kuusapkan tanganku dipunggungnya. Dan dengan perlahan kupilin segaris dengan pajang tulang belakangnya. Kupilin terus dengan kedua ibu jariku. Ilmu pijat yang kudapat dari Tante Ocha dan disempurnakan oleh Bibie, kuterapkan pada wanita hamil ini. Aku tahu wanita Hamil pasti kerap mengalami pegal - pegal pada punggung karena membawa beban yang cukup berat diperutnya.

Kini pijatanku kembali kepunggung. Dari punggung beralih menuju payudaranya yang menggantung bak pepaya mengkal. Kuusap kedua tanganku dan kuplintir sedikit puting susunya. Mba Melanie mendesih. Ia merintih menahan nikmat. Rupanya nafsunya sudah kembali.

Kuulangi lagi gerakanku. Kuputar kedua tanganku berlawanan dan perlahan kuremas dengan sangat lembut. Kutarik sedikit dan lekas kuulur kembali. Achhh. Sungguh kenyal payudara wanita Hamil ini.

"Achhhhhh"

"Enaaak Bass Susu Mba kamu gituin achhhhh."


Kutarik lagi tanganku keatas dan kuletakan dibawah dagunya. Kutarik dan kupilin bagian bawah dagunya dan kedua ibu jariku memberikan sebuah tekanan pada area belakang telinganya. Lalu secara perlahan kudongakan wajah Mba Melanie kebelakang. Kukecup keningnya, lalu perlahan kecupan itu berjalan hingga diakhiri diatas bibirnya.

Kamipun berciuman dengan posisi wajah terbalik. Mba Melanie langsung melahap lidahku. Dengan nafasnya yang menggebu ia terus merebut lidahku yang berusaha kulilitkan didalam rungga mulutnya. Kini Tanganku sudah kembali meremas kedua payudaranya. Dan Penisku sudah kembali pada kondisi primanya. Menyadari itu Mba Melanie mengulur tanganya kebelakang dan mencoba meraih batang penisku.

Setelah ia peroleh, ia elus dan mengocoknya dengan lembut. Lalu kuhentikan ciuman kami lalu aku merebahkan Tubuh Mba Melanie perlahan. Kumiringkan tubuhnya kesamping kiri, lalu aku juga ikut berbaring miring membelakanginya.

Kutempelkan ujung penisku didepan bibir Vagina yang sudah sangat basah itu. Perlahan mulai kutekan dengan lembut hingga batangku mulai masuk kedalam liang kenikmatanya. Kulingkarkan lengan kananku dan kuraba seluruh perutnya yang buncit. Sangat lembut kurasakan setiap kali jemariku menjamah perutnya.

Kupompa pelan namun pasti, dan tanganku kini mulai bermain dengan puting - putingnya. Terkadang kuplintir dan terkadang kutarik ulur dengan lembut. Kujilati seluruh lehernya dan sesekali kuhisap hingga menimbulkan sedikit noda merah.

"Achhhhhhh"

"Achhhhhhhhh"

"Jagoaaaan kamu Bas"

Mba Melanie dengan tenaganya mulai ikut mengambil peran. Ia menggoyang juga pantatnya yang besar hingga kurasa penisku sedikit nyilu. Hal itu juga membuat penisku tiba tiba saja hendak menyembur. Namun untungnya aku segera sadar dan berusaha agar tidak lekas keluar.

"Achhhhhhhh"

Hampir saja aku mengeluarkan maniku. Aku tidak mau ini cepat berakhir. Aku masih ingin merasakan denyutan vagina Mba Melanie yang terasa sangat luar biasa. Lalu aku mencabut Penisku dan berusaha mengatur nafasku agar spermaku tak kunjung menyembur.

Huftttt..

Hufftttt..

"Kenapa, kok Berhenti Bas"

"Gak apa apa Mba... Istirahat bentar. Heheh"

"Oh kirain kenapa, "

"Kamu cape yah posisi kaya gini? Mau tukeran aja Mba diatas" Tanya Mba Melan.

"Emang gak Bahaya Mba?" Tanyaku memastikan.

"Justru kalau Mba di Atas Mba bisa ngatur kedalaman Kontol kamu. Ya udah kamu gantian rebahan yah."

"Iya Mba." Jawabku

Akupun segera menggeser tubuhku. Namun sebelumnya aku ambil gelas diatas meja dan mengisinya dengan air lalu kuhabiskan untuk menghilangkan dahagaku. Achhhhh...

"Yukk Mbaa Lanjut...!"


Malam Sebelumnya


"Malam Mel, kira2 besok ada waktu yang pas gak Mba? Buat ngelanjutin yang kemaren. Hehehe."

Send


Kuharap Mba Melanie langsung menanggapi permintaanku kuini. Karena aku yakin dia pasti sudah lama menginginkan sebuah hubungan seks. Sudah lama dia ditinggal oleh suaminya. Terlebih dia sudah hamil tua menurut artikel yang kubaca wanita hamil tua disarankan untuk berhubungan seks untuk merangsang rahim agar terbiasa berkontraksi. Dengan begitu pas persalinan nanti jalan keluar Janin akan menjadi sedikit mudah. Itu sih yang kubaca di beberapa artikel Benar tidaknya yah aku gak tahu.

Tapi aku memang sedikit berharap. Karena sejak kejadian kemarin itu aku mulai sedikit nafsu melihat tubuh wanita hamil. Ada sensasi yang lebih ketika kemarin aku melihat vagina Mba Melanie yang begitu merekah merah. Hmmm. Damn.

Tetapi bukan kepada wanita hamil saja sih aku seperti ini. Kayaknya hampir kepada seluruh wanita deh aku selalu terangsang dan terobsesi. Terkecuali tubuh wanita semacam Melly. Kalau itu jujur saja aku kurang menikmatinya. Entah kenapa, mungkin karena dia berusia jauh dibawahku.


Sembari menunggu sms balasan dari Mba Melanie aku bakar sebatang rokok dan mulai mendengarkan musik - musik metalcore untuk memberi semangat di jumat malam yang membosankan ini.

Yah memang benar sih, malam ini cukup membosankan bagiku. Hmmm.

Buhhhhhh..

Sudah setengah batang kuhisap rokokku namun belum ada balasan dari Mba Melanie. Apa dia sudah tidur? Tapi masa jam tujuh sudah tidur sih. Oke tak apa aku tunggu saja. Lalu tak terasa. Kepalaku mulai bergoyang ketika pemutar musikku sedang memutar lagu dari salah satu band favoritku Alesana dengan lagu yang berjudul "Ambrosia"


Alesana - Ambrosia


[vid]ntRXE7oLVf8[/vid]





A touch of poison seals my fate
The dawn echoes the night with my glory
The sun himself honors me

Once king of roses, now lord of gold
The gods themselves envy my hand
Blessed with the gift of gilded touch
Fate wields its knife to cut the thread

I curse the day my dream became my descent
Suddenly I long for you, my only love


Ketika lagu beraliran Metalcore itu mulai menghentak, aku segera berdiri dan berjingkrak mengikuti alunan musik cadas yang menggema diseluruh sudut kamar tidurku.

In my perfection I have no want
Yet eyes still glint with greed untold
A folly as fatal as sin has now become the end of me

I curse the day my dream became my descent
Suddenly I long for you, my only love

Have I not earned this, the gift of beauty within?
How selfish were the gods to keep their riches from my rightful treasure
I truly have become one of them, my fatal flaw

Oh yeah, I've got her hook, line and sinker
Thanks to me, she's her own new necklace
Now she's good as gold


"Yaaaaaaaaa"

Terkadang aku ikut berteriak ketika syair lagu semakin menyentak. Lagu ini benar benar membakar semangatku. Tubuhku langsung berkeringat setelah aku berjingkrak kesana - kemari seperti ketika aku Moshing ditengah kerumulan anak metal.

Yaaaaa.

Akhirnya lagupun usah dan kurasakan nafasku mulai terpingkal. Lumayan lah olahraga di malam hari. Tubuhku juga menjadi berkeringat. Setelah itu kumatikan player musik di laptopku dan kududuk disofa untuk mengatur nafasku.

Huffttt

"Capeee jugaa"

Ting Ding

"Wah ada SMS"

"Yess dari Mba Melanie"

"Oke Bas, semua sudah Mba atur, pokoknya besok seharian Mba milik Kamu."

Begitu jawaban singkat dari Mba Melanie yang sangat aku tunggu. Walau singkat jawaban itu adalah jawaban pasti. Aku menjadi tak sabar untuk segera berjumpa dengan hari esok. Lalu setelah itu aku segera memejam mataku. Aku ingin tidur lebih lama untuk memperoleh energi ganda.
 
Terakhir diubah:
Chapter V
Act 28

PACO PACO MAMA Pt2
By : Marucil







Keesokan Harinya.


Setelah Papa dan Mama berangkat aku segera sarapan dan Mandi. Kupakai baju yang rapi dan kusemprotkan wewangian yang tidak begitu mencolok. Setelah merasa siap aku segera keluar dari kamarku. Tak lupa aku membawa Tas Kameraku, siapa tahu Mba Melanie gak keberatan aku foto nanti.

Aku segera menuju Rumah Mba Melanie. Kuketuk pintu depanya dan tak lama ia segera membukanya. Ia tersenyum sangat manis kepadaku ketika membukakan pintu. Kubalas senyumanya dan segera aku masuk kedalam rumahnya.


"Tumben Pagi betul?" Mba aja belum Mandi." Sahutnya sambil menutup dan mengunci pintu depan.

"Hehe. Kan semakin pagi semakin enak Mba."

"Huh dasar kamu, Nakal, yaudah kebelakang dulu yuk mba mau bikin minuman dulu, kamu mau apa Kopi atau Teh?" Katanya.


"Aku Kopi aja deh Mba."

" Yaudah tunggu yah."


Akupun duduk dimeja makan sembari menunggu Mba Melanie membuatkan kopi untuku. Tak lama Mba Melanie datang membawa secangkir kopi untukku dan segelas susu untuk dirinya. Sambil mengaduk - ngaduk minuman kamipun saling bercakap.

"Mba ini yakin gak akan kejadian kaya kemaren?" Tanyaku memastikan.

"Enggak, tenag aja deh. Soalnya kemaren Mba dah minta tolong sama kakak ipar Mba untuk jemput Bryan disekolah sekaligus nitipin Bryan sampe besok" Jelasnya.

"Oh gituuu. Terus Mba bilangnya apa?"

"Yah Mba bilang aja kalau hari ini Mba kepengen istirahat total. Jadi Kaka Ipar Mba mau deh." Lanjutnya.

"Terus si Melly gimana Mba?"

"Lah dia mah kalau sabtu gini pulangnya sore bahkan kadang malem. Kan hari sabtu disekolahnya ada ektra kullikuler. Terus tadi pagi dia udah Izin katanya nanti sore mau langsung nonton film sama temen - temennya." Jelasnya panjang.

"Wah jadi Aman nih yah Mba" kelakarku.

"Hehe iya, ih Bastian udah gak sabaar yaaah?"

"Hmm yang dah gak sabar, aku apa Mba Melanie nih."


"Ah kamu, ngeledek aja nih."

"Eh itu apa Bas?" Tanya Mba Melani sambil menunjuk tas Kameraku.

"Kamera Mba?" Jawabku perlahan.

"Buat apaan?"

"Hehe, yah Buat foto Mba? Mba mau kan jadi model Foto aku?"

"Hah jadi model Foto, ah ada ada aja kamu."

"Yah sekali kali Mba, lagian kan bisa buat dokumentasi masa kehamilan Mba kan?" Rajukku.


"Oh iya juga yah, Iya deh kalau gitu. Tapi fotonya yang bagus yaah."

"Beres mbaaa.." Jawabku bersemangat.


Setelah itu kami terus melanjutkan obrolan sambil menghabiskan minuman kami berdua. Lalu kamipun memutuskan untuk sarapan. Kini aku yang berusaha memasakan sesuatu untuknya. Eit jangan salah gini - gini aku juga memiliki bakat memasak juga.

Selesai bersarapan aku membantu Mba Melanie membersihkan piring sementara dirinya aku minta untuk menunggu saja dikamarnya. Semuanya sudah kubersihkan dan dan kuletakan kembali pada tempatnya. Lalu aku bergegas menuju kamar Mba Melanie. Kubawa serta tas kameraku.

Didalam kamar Mba Melanie sedang duduk diatas tempat tidur. Pakaiannya sudah setengah ia lososkan. Aku dapat melihat payudaranya yang masih terbungkus BH putih berenda serta perut buncit yang mengkilap kini mulai mengintip dibalik daster yang mulai semakin tersingkap kebawah.

Aku meletakan Tas kameraku diatas meja lalu mengeluarkan body kameraku. Aku mulai memasang lensa wide segera mengatur pencahayaan. Setelah itu kuminta Mba Melanie berdiri, iapun memenuhi permintaanku lalu dengan sendirinya daster yang ia kenakan melorot kebawah hingga kini ia hanya mengenakan CD dan BH berwarna putih saja.

"Uhhh Mba sexy banget sih Mba" pujiku melihat tubuhnya yang hampir sepenuhnya telanjang itu.

Ia hanya tersenyum sembari membelai lembut perutnya sendiri. Melihat momen yang sangat indah ini langsung saja aku mengarahkan kameraku kearahnya dan langsung saja kuabadikan keindahan tubuh seorang wanita hamil. Beberapa kali aku jepret kameraku mengambil beberapa gambar yang terbaik.

Setelah itu aku menuju kearahnya untuk memperlihatkan hasil fotoku kepadanya. Aku duduk disampingnya dan ia terus melihat tubuhnya sendiri di layar kecil kameraku. Mba Melani nampak senang akan hasil fotoku. Katanya


"Lucu juga yah Bas, hihihi."

"Tuh kan Mba pasti suka." Jawabku sambil meletakan kamera di sampingku.

Tanganku mulai menjalar kepunggungnya dan mengusap lembut punggungnya. Dengan sigap aku langsung membuka kait di Bhnya dan pertahanan payudaranya kini terbuka.

"Ihh nakal yah Kamu main asal buka" protes Mba Melanie dengan manja.

"Habis baru kali ini Mba aku lihat wanita Hamil kaya Mba gini.

"Dasar kamu, jangan buru - buru ah, kan waktu kita banyak." Jawabnya semakin centil sembari melepas BHnya.

"Iya dehh, Aku juga gak suka yang buru - buru kok" jawabku tersenyum.

"Ih pentilnya lucu deh Mba. Kalau sekarang udah keluar air susunya belum Mba?" Sahutku sambil mencubit lembut puting susunya.

"Ihh gelii. Yah belum Bas, mungkin nanti kalau udah masuk umur 8 biasanya baru keluar. Kenapa kamu kepengen ngerasain air susu Mba?"

"Yah gak juga sih, kan cuma tanya Mbaaa." Jawabku sambil sedikit meremas payudara kirinya.

"Achhhhhh."
"Yah udah nanti kalau anak Mba sudah lahir kamu boleh cobain deh air susu Mba yah"

"Serius Mba?"

"Heeh."

"Bastian buka Baju dong, Mba kepengen lihat badan kamu."


Akupun langsung melepaskan kaos sekaligus dengan celana pendek yang kukenakan. Namun aku masih menyisakan celana dalam hitamku, karena aku malu penisku belum kunjung tegang dan masih meringkuk dengan imutnya. Memang saat ini aku belum begitu bernafsu. Biarlah nanti permainan yang mengaturnya.


"Hmmm. Badan kamu bagus yah, kamu fitnes yah Bas?" Tanya Mba Melanie memuji tubuhku.

"Iya Mba aku dah lama Fitnes sih, tapi gak sering2 banget ya paling seminggu sekali." Jawabku.

"Tapi bagus kok Bas, sudah mulai kebentuk, Mba suka sama cowok yang badannya keker"

"Emang Mas Hendrik gimana Mba?"



"Dulu sih Badannya keker, tapi sejak punya anak jadi agak gendutan deh sekarang." Jawabnya sambil cemberut.

"Dah dong gak usah cemberut kaya gitu. Hehe" Timpalku seraya mendekatkan wajahku kearah lehernya.

"Achhhhh, gelii Bas..." Rintihnya.

"Hmm baru digitu aja dah geli."

"Ini beneran geli Bas Mba kalau ditiup disitu udah aahhh"


"Ihihi. Ah mba Payah nih"

"Biariin. Weee"

"Eh Mba, Mba Melan pernah ngulum kontolnya mas Hendrik kan?"

"Hmmmm... Pernah sih. Kenapa kontol kamu mau Mba Emut juga?" Tanya Mba Melan sambil meletakan tangannya didepan CD hitamku.

"Hehehehe... Katanya biar gak buru - buru Hiiii..."


"Iya deh sini, " " Loh kok masih Bobo sih dedenya."

"Hehe iya Mba aku memang agak lama buat bangunya. Tapi kalau udah bangun susah lagi disuruh Bobo hehe."


Aku langsung naik dan berdiri keatas tempat tidur. Dan Mba Melanie segera menyusulku. Ia berdiri dihadapanku rupanya tinggi badan kami hampir sejajar. Akhirnya baru kali ini ada wanita yang sejajar denganku. Aku senang mengetahuinya.

Tanpa basa basi Mba Melanie langsung menyerbuku. Ia menjilati seluruh dadaku dengan lidah basahnya. Lidahnya terus meliuk dan terus mempermainkan puting susuku. Sedikit aku dibuatnya menggelinjang. Jilatanya semakin liar dan semakin menuju arah kejantananku. Ia menciumi penisku dari luar CDku dengan begitu manjanya. Ia ciumi bahkan terkadang ia menjilati hingga membuat CDku sedikit basah oleh air liurnya.

Tak tahan diperlakukan seperti itu, aku segera melorotkan celana dalamku dan segera melepasnya. Mba Melanie langsung menggenggam penisku. Ia menatap kearahku sembari tersenyum dengan manisnya. Perlahan ia mulai mendekatkan bibirnya didepan batang penisku yang masih setengah tegang itu.

Kembali lidah panasnya meliuk - liuk dikepala penisku. Ia basahi seluruh permukaan penisku dengan liurnya. Ia tak kunjung mengulum penisku, hanya memainkanya saja dengan bibirnya yang tipis itu. Ia gigit dengan bibirnya kepala penisku hingg membuat sensasi geli yang sungguh luar biasa.

Perlahan seraya dengan semakin kerasnya batangku, ia mulai memasukan penisku kedalam mulutnya hingga batangku hampir tak terlihat lagi. Ia memasukan sepenuhnya kedalam mulutnya, namun tidak sampai menyentuh tenggorokannya karena penisku belum pada titik yang sempurna.

Lalu ketika penisku sudah berada pada ketegangan yang maksimal. Mba Melani semakin kencang mengulum penisku. Seluruh permukaanya menjadi bahan permaianan lidahnya.

"Sluurrrppp"

"Slruuupp"

"Leeeelllleeeeel"


Ia terus menjilat dan menghisap seperti sudah begitu lama ia tidak melakukannya. Ia seperti kelaparan dan hanya ada penisku saja yang bisa ia santap begitu lahapnya.

Kulepas penisku dari kuluman Mba Melani lalu kubaringkan tubuhnya diatas kasur. Setelah itu kulepas celana dalamnya dan mulai menyibak bulu - bulu halus miliknya. Kulihat bagian dalam vaginanya sudah sangat basah oleh cairan pelumasnya. Kumasukan satu jariku dan mulai mengocoknya perlahan, lalu kumainkan juga Itilnya yang mulai mengeras seperti sebutir kacang itu.

Puas bermain dengan vagina miliknya aku masukan kembali penisku kedalam mulut Mba Melanie. Kali ini aku berjongkok diatas dadanya dan penisku tepat menghadap mulutnya yang terus menganga dengan begitu sexynya.

Bastian_19.jpg

Mba Melanie kembali memainkan lidahnya, memilin setiap inchi batang kemaluanku. Ia terus mengulum hingga kedua pipinya ia kempotkan.

"Pruuuuuffftttt"

"Achhhhhhhh"

Lalu tak lama aku merasa hendak ada yang akan keluar dari dalam liangku. Lalu aku menaikan sedikit pinggulku dengan kepala penisku masih tetap berada di mulutnya. Ia berusaha meraih kepala penisku seolah tak mau lepas darinya.

Akhirnya aku tumpahkan seluruh Spermaku masuk kedalam mulut Mba Melanie. Kucabut penisku dari mulutnya, aku berjongkok diatas kepalanya. Lalu kukocok kembali penisku untuk mengeluarkan sisa mani didalam penisku.

"Crooot"
Mani terakhir keluar tepat mengenai wajahnya. Aku cukup senang akan permulaan yang luar biasa ini. Mba Melanie hanya tersenyum sembari memainkan lidahnya disepanjang bibirnya. Menghisap seluruh maniku. Setelah itu ia bangkit dan mani dari dalam mulutnya kini menetes mengenai payudara sebelah kanan. Mba Melanie mencoba menadah mani tersebut dan memasukannya kembali kedalam mulut.

"Maaf yah Mba, aku kalau yang pertama memang suka cepet keluar." Sahutku sambil mengelus rambut halusnya.

"Iya gak apa - apa" jawabnya sambil menyapih sisa mani yang menempel dibibirnya.

"Bas, temenin Mba Mandi yuk?"

"Dengan senang hati Mba."

Akhirnya aku menemani Mba Melani masuk kedalam kamar mandi dikamarnya. Ia segera masuk kedalam Bathup dan berdiri disana. Lalu aku keluar dari kamar mandi sejenak untuk mengambil kameraku. Setelahnya kuabadikan seluruh kegiatan Mba Melanie didalam kamar Mandi.

Tubuhnya dari seorang wanita hamil memang sungguh indah. Tidak namun benar benar Indah dan mengagumkan. Puas mengabadikan seluruh tubuh Mba Melanie dengan beragam sudut keindahan, aku letakan kameraku diatas meja wastafel. Lalu segera menggosok tubuh Mba Melanie dengan busa - busa lembut.

Kubasuh seluruh tubuh Mba Melanie dengan air tanpa membasahi rambutnya. Kogosok punggungnya dan juga kugosok vaginanya agar bersih dan wangi. Setelahnya aku juga menggosok penisku sendiri dengan tujuan yang sama. Cukup lama kami didalam kamar Mandi. Mba Melanie segera menarik tubuhku keluar kamar mandi. Rupanya ia sudah tidak sabar ingin merasakan kejantananku.


Akhirnya tubuh kami berdua sudah ada diatas tempat tidur. Mba Melanie terlentang lalu kulebarkan kedua kakinya dan kuletakan diatas pundakku. Setelah itu segera kutekan penisku hingga melesak kedalam Vaginanya. Liangnya sudah basah oleh cairan pelumas alaminya hingga membuat penisku dengan mudahnya keluar masuk dari sana.

"Achhhhh"

"Memek Mba enak Mba.. "

"Achhhhhh"
Desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku.


"Ahhhhhhhh"

"Achhhhhhhhhhh"

"Terus Basss, enaaaak banget Basss..."

"Mba udah lama gak ngerasain ini Bass..."Achhhhh"

"Sodok terus Memek Mba Basss.. Aahhh.. Pelan pelan Basss.."

"Achhhhh"

"Aiiicchhhhh"
 
Terakhir diubah:
Chapter V
Act 29

PACO PACO MAMA Pt3
By : Marucil






Lalu Permaianpun Terus Berlanjut


"Achhhhh"

"Udah dong Mba jangan dikocokin terus, nanti keluar lagi"

"Iya - Iya sebentar"

Tubuh Mba Melanie dengan perutnya yang buncit itu perlahan merangkak. Merangkak dengan gerakan yang begitu sensual. Aku tak kuasa ketika melihat pentat besarnya terpantul dicermin. Bergoyang - goyang diatas batang penisku yang kian meninggi.

Dengan jemarinya yang lentik ia arahkan batangku menuju mulut Vaginanya dan segera ia menduduki pangkal pahaku hingga.

Blesss

Penisku kini sudah ia duduki. Sejenak ia terdiam dan tak bergerak sedikitpun. Lalu ia menggoyangkan tubuhnya perlahan. Perlahan - lahan hingga menemukan posisi yang pas untuk dirinya. Setelah itu ia terlihat tengah mendapatkan sesuatu yang kutahu itu adalah kenikmatan yang ia peroleh dari batang penisku.

Kini aku juga merasakan ujung penisku hampir menyentuh mulut rahimnya. Aku memintanya untuk sedikit menaikan pantatnya. Aku tak mau menyakiti janin didalam rahimnya bila penisku menusuk terlalu dalam.

Kini kedua tanganya ia letakan diatas lututku sebagai tumpuan. Lalu dengan perlahan dan semakin menjepit ia goyangkan pinggulnya. Ia terus meliuk - liukan pinggulnya hingga batang penisku terasa sangat nyilu sekarang.

"Achhhh"

"Tahu gini dari dulu aja Mba ngentot sama kamu Bas..."

"Achhhhhhh"


Bastian_21.jpg

Mba Melani menahan desahnya dengan menggigit bibirnya sendiri. Sesekali lidahnya juga menjulur - julur hingga membuat bebunyian yang begitu liar.

Aku tidak hanya diam saja melihat Mba Melanie yang terus menggoyangkan pinggulnya diatas penisku. Kini kuremas kedua payudara Mba Melanie yang mulai bergoyang - goyang sesuai gerakan tubuhnya.

Kuremas keduanya dengan lembut. Sesekali kupelintir dan kutarik ulur putingnya hingga Mba Melanie semakin mengerang .

"Achhhhh"

"Aaauuuuccchhhhhh"

"Iuuuuuhhhh"

"Iiioociiihh"

"Achhhhiiihhh


Gerakan tubuh Mba Melanie semakin tidak bisa ia kontrol. Bahkan kini tubuhnya semakin condong kebelakang. Khawatir ia akan terhempas kebelakang aku tahan tubuhnya dengan kedua tanganku. kutahan terus tubuhnya walau sedikit terasa berat, namun aku harus menahannya.

Cukup lama Mba Melanie mengulik penisku didalam Vaginanya hingga erangannya semakin liar dan tak terkendali. Nampaknya ia akan mendapatkan Orgasmenya lagi.

"Achhhhh"

"Baaas..."

"Iyaa Mbaaaaaa"

"Mba mau keluar lagii Bas..."

"Tahaaan Mbaaaaa."

"Aku juga udah mau keluar nihhh."

"Tahan Mba biar bareng."

"Ahhhhhhhh...."

"Mbaa gak tahan Bass"

"Mbaaaaa dah gak kuat....."

"Accccchhhhhhhhhhhhhhssssfffftttt"

Erangan panjangnya menandakan keluarnya cairan Orgasme dari dalam liang vaginanya. Kurasakan cairan tersebut membanjiri batang kemaluanku hingga terasa begitu hangat didalam sana. Tubuhnya sedikit mengejang namun dapat aku kendalikan.

Mba Melanie tidak lantas mencabut penisku dari dalam Vaginanya. Ia tahu aku belum sampai. Lalu Ia berusaha memberikan sesuatu yang spesial untuk mengakhiri permainan kami pagi ini.

Kurasakan Dinding Vaginanya yang cukup lebar itu semakin menggapit dan mencengkram batang kemaluanku. Batangku ia cengkram hingga membuatku sedikit ngilu. Ia terus menggerakan pinggulnya naik turun serta maju dan mundur. Terus seperti itu hingga aku.

CROOOTTT..!

"Achhhhh"

"Aku udah keluar Mbaa.."


Air Maniku menyembur begitu kencang layaknya air mancur ditaman. Menyembur hingga membanjiri mulut rahimnya. Kini kurasakan liang vagina Mba Melanie semakin basah oleh cairan kami berdua. Aku tersenyum begitu pula dengannya.

Lalu kuminta ia naik dari atas pahaku. Kupandu Mba Melani agar kembari terlentang diatas tempat tidur. kulihat air Mani kami sudah saling bercampur dan kini mengalir perlahan keluar dari dalam sela - sela bibir Vaginanya. Kukorek cairan itu menggunakan jariku lalu aku sapihkan ke seluruh bulu2 kemaluannya hingga basah oleh cairan kami berdua.

Mba Melanie terlihat lelah. Namun dari raut wajahnya, nampak sekali ekspresi kepuasan. Kepuasan yang sudah lama tidak ia dapatkan dari suaminya yang merantau nan jauh disana. Kubelai lembut perutnya, kurasakan ada gerakan dari dalam sana. Kubelai terus sembari bibirku mencium kening dan pipiny.

"Terimakasih Bas.." Bisiknya lirih ditelingaku.

"Sama - Sama Mba.." Muachhh"

Kecupku lagi dipipinya. Namun Mba Melanie menyambutnya berbeda. Ia menyambut ciumanku dipipinya dengan bibirnya. Kini kami kembali berciuman dengan cukup panas. Namun hanya sesaat saja, karena kulihat ia sudah sangat kepayahan. Akhirnya kami menyudahi permainan kami pagi ini.

Kami kembali kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh kami dari peluh dan mani kami berdua. Kami mandi bersama dibawah pancuran air. Saling meraba dan saling meremas. Hingga akhirnya nafsu kami berdua kembali terpancing hingga terpaksa kami melakukan hubungan seks sekali lagi didalam kamar mandi walau hanya sebentar.
 
Terakhir diubah:
oke ane tungguin sambil :ngeteh: & :mancing: jangan lama-lama updatenya...!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
klo pendek2 ceritanya updatenya lbih sering dong suhu :).. ayo suhu lancroootkan nanggung banget kl cma gitu aja
 
Bakalan berbuat gila lagi bastian ama miss bibie, mudah2 han harapan ane terwujud treesome dengan mbak melanie.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd