Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Dark of Religion ( No SARA )

Bab II. Rasa

Sampai kapan mau seperti ini terus ?

Well, jika pertanyaan itu dihadapkan kepadaku saat ini, aku pun tak tahu. Karena aku sudah menyimpan ketertarikan pada lawan jenis sejak aku masih kecil, bahkan sebelum memasuki taman kanak - kanak.

Aku masih ingat betul. Fifah, teman tetangga sebayaku dulu sering menjadi objek penelitianku tentang organ intim wanita. Di usiaku yang masih kecil itu, aku sudah pernah mengkobel kewanitaannya dengan jemari kananku. Kemudian menghirup aromanya dalam-dalam.

Apakah aku pedofil ? Tentu saja tidak. Aku sangat mencintai tubuh wanita, tidak perduli bagaimana bentuk dan warnanya.


Lihat saja bagaimana tubuh kakak sepupuku. Apa yang menjadi nilai plus darinya ? Dada rata, pantat hanya menonjol sedikit, mungkin fungsinya cuma sewaktu duduk, ada daging yang jadi alasnya, bukan langsung tulangnya. Kulit lebih ke gelap daripada sawo matang.

Maksudku, hal yang wajar bukan kalau di mata pria tubuh kakak ku kurang menarik ?

Tapi kejadian tadi pagi mengatakan sebaliknya. Aku benar - benar merasa gila. Sensasinya luar biasa jika dibandingkan menyewa PSK.

Ahh, barangku bahkan bisa berdenyut walau hanya mengingatnya saja.


Hanya saja, ada masalah lainnya.


Aku pernah membaca di salah satu artikel di internet. Sensasi yang kita rasakan, euforia yang kita nikmati, perasaan adrenalin itu, bagaikan candu dalam sebatang rokok. Atau apapun itu nama zatnya, aku tidak perduli.

Ketika kita sudah memberikan asupan hal semacam itu ke otak kita, otak kita akan cenderung meminta lagi, lagi, dan bahkan cenderung ingin dosis yang lebih tinggi lagi.
Dan sialnya, ini bukan tentang zat nikotin atau zat candu apapun yang menaikkan hormon dopamin dalam otakku.

Ini tentang, SIAPA targetku selanjutnya ?


****

Aku masih bertanya - tanya. Kurang apa aku selama ini ?
Kurangkah rasa bersyukur-ku ? Kurangkah Sujud-ku ?
Atau kurangkah iman-ku ?

Tak biasanya jam makan siang begini, aku pulang kerumah. Namun aku terlalu shock mengingat kejadian tadi pagi.
Bayang - bayang adik ku yang selama ini ku kenal kalem, entah kenapa kini memudar.
Satu yang ada di benakku, bola matanya terbelalak sesaat sebelum aku mengetahui kegiatannya.

Satu sisi aku merasa jijik, apalagi begitu mataku tidak sengaja menatap apa yang di genggam oleh tangan kanannya.

Usiaku memang tidak lagi muda, sudah sepantasnya untuk menikah. Namun tetap saja bukan pemandangan seperti ini yang aku harapkan, apalagi ini adik ku sendiri.

Namun, bukan itu yang ku tangisi saat ini.

Aku meraba celana dalamku dibawah sana, lembab. Aku terangsang !

Kembali aku hanyut dalam tangisan dibalik bantal.

****

5 menit, 10 menit, 15 menit.
Pesananku tak kunjung jua tiba.

Memang pada dasarnya otak manusia di rancang lebih kreatif saat kondisi sulit, tiba - tiba aku kefikiran ide gila disaat - saat laparku.

Bagaimana ?

Pertama, aku harus menyiapkan sesuatu yang membuat aku keliatan sibuk ketika tante samping kedai abangku datang mengantarkan pesananku.
Sehingga ketika rencanaku berjalan, akan keliatan bahwa seolah - olah aku tidak merencanakan apapun.

Lalu kedua, aku di untungkan oleh kebiasaan. Ya, kebiasaan.
Kebiasaanku memesan makanan, dan kebiasaan tante itu meletakkan pesananku di tempat yang sama terus menerus, kebiasaanku meninggalkan handphone di atas meja kasir, semuanya menguntungkan ku. Ah dan ya, kebetulan kakak ku sepertinya agak telat sampai ke kedai, diluar sedikit gerimis.

Terakhir, aku akan mengatur layar ponselku tetap hidup dengan menampilkan gambar senjataku yang tengah berdiri tegap menantang lobang pusaka.

Sial, baru memikirkan rencananya saja sudah membuat celanaku sesak.

Baiklah, mari kita mulai !

Pertama - tama, aku akan berada dilantai bawah. Oh ya, kenapa aku harus keliatan sibuk jika dibawah sini aku bisa masturbasi sambil melihat reaksi tante itu ketika melihat isi handphone ku nanti ?

" Ardhi, ini pesanannya ! " Teriak tante berjilbab tanpa anak itu dari ujung meja.

Jantungku langsung berdesir seketika. Sudah dimulai.

Aku sengaja diam membisu, tentu saja di iringi tanganku yang mengocok kemaluan kebanggaanku.

Tak lama setelah itu " Tante letak di atas meja kayak biasanya yaa ". Ucapnya lagi, membuatku makin terangsang, ini moment yang ku tunggu. Ayo tante, lihat layar handphoneku, ayo lihat senjata milik berondong. Bagaimana, lebih menarik daripada milik suami tante kan ?Aku membathin sendiri.

Dan tepat dugaanku, sepersekian detik setelah ia menaruh pesananku, dapatku lihat dengan sangat jelas, ia mengambil ponselku, dan meletakkannya kembali,mengintip sedikit ke arahku, lalu kemudian pergi tanpa sepatah kata apapun.

Hatiku puas. Aku berhasil membuat ia merasa tidak konsentrasi lagi, mungkin.

Jantungku perlahan mulai stabil. Sperma hangat juga berceceran kemana - mana. Sengaja tidak aku lap. Sudah kebiasaan.
Anggap saja penglaris kedai ini, fikirku.

Nafasku yang sedari tadi memburu, kini perlahan namun pasti mulai normal.


" Ardhi, ini pesanan siapa ? "

Deg !!!
Nyawaku seperti melayang setengah. Kenapa aku tidak menyadari bahwa kakak ku sebenarnya sudah sampai ke kedai ?
Dan bodohnya lagi, handphone ku masih terbaring disana.

" I..iya bentar kak " Jawabku terbata - bata. Bagaimana tidak. Bagaimana jika ia melihat gambar yang aku setting memang untuk menggoda tante sebelah ?

Dan...ini diluar rencanaku. Apapun yang berada diluar rencana, aku tidak menyukainya. Dan yang terparah, bagaimana jika kebetulan - kebetulan ini, malah membuat kakak ku marah, dan malah melaporkannya ke abangku? Bukan hanya itu, bagaimana jika orangtuaku ikutan tahu, ahh dan yang terparah bagaimana jika malah tersebar hingga ke telinga pemangku adat inyiak mamak ??? Sepertinya jika itu terjadi, kisahku akan berakhir disini.
 
Kapan nie mata pelajaran bahasa Indonesia tentang karangan saru muncul lagi ?
Wahahaahaa.. Ga bisa ngarang Pakdhe . tetap jadi penyimak karya suhu di sini aja. :sendirian:


Ahay kayanya mw ada cerita baru nih xixixi

Alhamdulillah sehat, gimana kabar si kecil kang? Dah bisa lari" blom
Udah bisa manggil kang batagor yang lewat depan rumah Pakdhe 🤣🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd