Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Secretary

Bimabet
Sorry double post
 
Yaa Gan kok kentang ...
Anal nya di fisting sekalian , Dea nya di BDSM in , Anggi nya nge rangsang Dea waktu Dea disiksa ..., trs gantian Anggi yg disiksa Dea ngerangang Anggi..., sampe pd Dea & Anggi nya orgasme, trs minta disiksa lg krn keenakkan ...
 
Episode 8 : Perjuangan Anggi dan Penderitaan Dea


“Ah...ah...ah...iyah... terus... ah...” suara desahan yang cukup keras membuatku terbangun dari tidurku yang singkat ini.

Perlahan kubuka mataku dan aku tidak mendapati Dea yang semalam tidur satu selimut denganku. Mungkin desahan tadi adalah suara Dea. sepertinya Dea sudah mulai menikmati apa yang menimpa dirinya. Semoga saja dia bisa seperti ini terus.

Akupun bangkit dari kasur dan menuju ke kamar mandi, aku membuka smartphoneku sebentar “oh pantas saja, sudah jam 8. Aku harus segera bersiap dan membeli sarapan.” Gumamku lalu masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan diriku yang lengket semua oleh sperma para atasanku dan cairan cintaku sendiri.

Udara dingin ini membuatku semakin menikmati mandi air hangatku, tidak terasa ketika keluar dari kamar mandi kulihat Dea sudah berada di dalam kamar sedang mengelapi memeknya dengan kaos yang semalam dia kenakan.

“pagi Dea... sudah sibuk aja... hihihi...” godaku pada Dea.

“iya senpai, sibuk banget... pagi-pagi waktu mau ambil minum ketemu pak Terang ku kira dia mau ke kamar mandi buang air kecil eh gk taunya buang air mani di sini...” ucap Dea sambil menunjukkan memeknya yang masih sedikit terdapat sprema pak Terang.

“dan yang lebih parah, tiba-tiba saja itu Ryuji dan Taka menghampiriku. Ku kira mau make tubuhku juga, eh gk taunya Cuma bilang “kamu berishkan dulu tubuhmu, setelah itu baru layani kami yah. Hehehe.... gk usah pake apa-apa keluar kamar Cuma cukup pake hijab saja.” Gt senpai. Kan aku ya kaget, untung kemaren senpai sudah mengajariku.” Dea bercerita dengan lucu karena ekspresinya yang terlihat bete tapi menggemaskan.

Deapun masuk ke kamar mandi dan aku mendengar suara Dea mandi. Akhirnya sambil menunggu Dea akupun menyiapkan hijab yang akan di kenakan Dea, dan mempersiapkan pakaian-pakaian yang akan dikenakan Dea untuk nanti malam dan juga memakai pakaian yang kemaren aku gunakan untuk keluar membeli sarapan.

“hijab sudah, kimono sudah, seifuku sudah, oh iya, satu lagi. Semoga saja sudah kering.” Gumamku dan langsung menuju ke tempat aku menjemur pakaian lebih tepatnya jas almamater Dea. yah, memang ini adalah request khusus dari Akira-san. mungkin Dea akan berfikir kenapa sih senpai? Tapi aku yang sudah hafal betul kelakuan pimpinanku itu bisa memakluminya.

“untung sudah kering. Dan tidak kusut jadi tidak perlu disterika” Akupun masuk kembali sambil membawa jas milik Dea dan menatanya di meja. Tidak berapa lama Dea keluar dari kamar mandi.

“udah mau packing senpai?” tanya Dea polos dan mungkin juga dia lupa apa yang aku sampaikan kemaren.

“iya...” jawabku santai “sini De, aku pakaikan hijab sebelum aku berangkat.” Ucapku sambil memanggil Dea dan diapun menghampiriku. Kupegag rambuntnya untung tidak terlalu basah. Dan akupun mulai memakaikan Dea hijab pertama-tama aku kuncir rambut Dea kebelakang. Lalu aku mulai memasangkan hijab di kepala Dea secara telaten.

“dah De...” Deapun menghadap kecermin

“aneh senpai.” Wajah Dea tampak bingung karena ini adalah pertama kalinya.

“ah kata siapa, kamu terlihat makin cantik kok De.” Pujiku dan memang Dea terlihat sangat cantik. Mungkin memang kampusku dekat dengan daerah perumahan elit yang mayoritas penghuninya adalah keturunan namun aku belum pernah melihat ada keturunan yang memakai hijab. Dan ini pertama kalinya aku melihatnya.

Dea sangat cantik mengenakan hijab hitam dikepalanya namun bagian bawahnya polos tanpa sehelai benangpun. Lalu aku menuju meja dan menjelaskan pada Dea.

“De, ini semua pakaian yang harus kamu kenakan ya... lakukan saja sesuai perintah mereka. Semuanya ada di meja.” Ucapku pada Dea yang hanya direspon Dea dengan tatapan heran.

“kenapa De? “ tanyaku pada Dea.

“Kenapa sih senpai harus pake seifuku?” tanya Dea dengan wajah penuh tanya.

“kenapa De? Kan hanya japan seifuku, tau mungkin ini maksudku? Tanyaku kembali sambil menunjuk jas milik Dea. dan hanya di jawab anggukan saja oleh Dea.

“entahlah De... aku juga tidak paham kenapa Akira-san ingin kamu pakai ini. Dan juga walaupun sedang di Jepang, beliau juga pasti klo lagi sange langsung pick off aja cewek-cewek yang dia temui dijalan maupun ditempat makan. Ya yang di pick off pasti anak sekolah yang model seragamnya ada blazernya.” Jelasku meyakinkan Dea.

“hmmm... emang apa sih kepuasannya? Bukannya semua cowok suka ya jika melihat wanita telanjang?” tanya Dea yang masih penasaran dan hanya kujawab dengan mengangkat kedua bahuku.

“yaudah De, kamu kamu siapin dulu mentalmu, aku mau cari sarapan dulu.” Ujarku kepada Dea.

“mentalku? Kenapa senpai?” kan aku sudah siap dari kemaren” ucap Dea dengan bangganya. Namun ekspresinya langsung berubah ketika aku bilang “bukan mentalmu De, tapi anusmu, karena Ryuji-sensei pasti akan memakai lubang itu. hihihi” ucapku sambil mengedipkan sebelah mataku dan lalu melangkah keluar kamar.

“hai Anggi, mana Dea? sudah tidak sabar nih...” Ryuji-sensei menyapaku sambil mengocok kontolnya yang sudah sangat tegang dan di situ juga ada Taka.

“sabar, dia sedang membersihkan anusnya supaya sensei puas.” Ucapku dan akupun pergi meninggalkan mereka untuk membeli sarapan.

maaf update spoiler dulu biar enakan. hehehe, berimajinasilah dikit ya...
nanti malem update lengkapnya... stay tune ya...
selamat siang...
Matahari tenggelam hari mulai malam, terdengar burung kamu suaranya merdu, ah oh , ah oh, ah oh ah oh ah oh
ah oh, ah oh, ah oh ah oh ah oh
 
maaf, laptop masuk bengkel. harusnya hari ini jadi. natar klo jadi langusng aku update:ampun:
 
Lanjut Hu ..., bikin Dea & Anggi makin binal ...
Trs ksh bdsm Hu, nanti pas disiksa saling rangsang sampe orgasme...
Tambahin pemeran baru Hu ..., temen atau sodara Dea - Anggi ...
 
maaf ya updatenya terpotong dan kentang lagi karena ini tadi hbis dari tempat reparasi, dan ternyata lcdnya belum bisa jadi cuma ambil data saja dan belum sempat diupdate. tapi demi para reader aku update seadanya dulu ya lewat smartphone (untung ada OTG).

POV Dea

“HEH???” ucapku terkejut ketika Anggi-senpai mengatakan seperti itu dan kulihat dia berlalu dengan santainya begitu saja.

Memang sih selama disini aku sempat dua kali di anal dan sampai saat ini masih terasa sakit. Apa nanti aku juga bakalan dianal lagi? Dan juga pasti aku akan disuruh mengoral penis-penis itu. ihh... jijik banget deh. Tapi apa aku punya pilihan? Pikiranku berkecambuk.

Dengan memantapkan hati akupun melangkah keluar kamar untuk melayani Taka dan Ryuji yang sejak tadi sudah “memboking” diriku ini.

“wuih... chinnese hijab...” sorakan dari Ryuji dan diikuti tawa dari Taka.

Kurasakan wajahku memerah, akupun berjalan perlahan mendekati kedua pria tersebut sambil menutupi dadaku dan selangkanganku. Beberapa mendekati mereka kulihat Ryuji menyuruhku berhenti.

“jangan ditutupi lah... joget dulu dong” perintah Ryuji namun aku tetap diam karena aku bingung harus menuruti atau tidak. Aku benar-benar malu.

“kenapa diam saja, ayo bergoyang, atau mau ini kusebar?” tiba-tiba saja Taka berdiri dan mendekatiku sambil menunjukkan rekaman ketika aku di bukkake masih mengenakan jas almamaterku.

“please, saya mohon.. jangan disebar... baiklah baiklah” ucapku ketakutan sambil mulai menurunkan tanganku dan dengan perlahan kugerakkan pinggulku.

“Sensei, kasih lagu dong” Taka berkata kepada Ryuji dan akupun mulai mendengar lagu dari produce 48.

Akupun perlahan mulai mengikuti irama-irama lagu tersebut. Aku mulai meliuk-liukkan tubuhku, menggoyangkan pinggangku sambil menari-nari eksotis.

“ah...!” desahku terkejut karena tiba-tiba kurasakan tangan Taka merangkulku dari belakang. Kamipun bergoyang bersama sambil diiringi lagu dari produce 48.

Kurasakan penis Taka yang tepat menempel dibokongku semakin menegang, dan tanpa kurasakan goyangan yang semula bergerak ke kanan dan kiri kini berubah arah. Goyangan Taka menjadi maju mundur tepat diselangkanganku dan menggesek memekku.

“mmmhhh....” desahku sambil tetap bergoyang.

Kurasakan tangan Taka kini mulai naik dan meraba susuku. Diremas-remas lembut namun sesekali agak sedikit kasar. “uhh...mmmpphh...” akupun semakin terangsang ketika Taka menyentuh dan memainkan putingku yang sudah menegang.

Dibalikkannya tubuhku dan langsung saja mulutku disambar oleh Taka. Aku yang sudah bernafsu akhirnya mengikuti permainan lidah dari Taka dan kamipun melakukan frenchkiss dengan ganas. Kurasakan lidah Taka bermain-main didalam mulutku.

Tanpa kusadari kini tubuhku sudah dekat dengan kursi tempat Ryuji duduk. Kurasakan kini ada yang meraba-raba pantatku, dan sesekali pantatku ditampar.

“mmmppphhh...slrrupp...mmmppphh” teriakanku tertahan oleh mulut Taka yang masih bermain didalam mulutku.

Sambil tetap berciuman aku kembali merasakan ada yang menciumi telingaku dari luar hijab yang aku kenakan, ciumannya turun kepundakku dan kembali lagi ke telingaku. Tanganku yang semual merangkul Taka kini diangkat ke atas dan kurasakan ada geli pada ketiakku.

“mmmppphhh...oh...geliii...enaaakkk...mmmppphhh” desahanku ketika ketiakku dijilati oleh Ryuji.

Tangan Taka yang semula mengusap-usap kepalaku yang mengenakan hijab kini tangannya sedang mengarahkan penisnya agar masuk kedalam memekku. Aku yang sudah sudah sangat terangsang ikut sedikit melebarkan kakiku.

Bles... “ough...” desahanku keluar bersamaan dengan masuknya penis Taka.

“punyamu memang ichiban, tetap seret dan selalu basah” racau Taka sambil mulai menggerakkan penisnya. Kurasakan kini penis Taka semakin cepat keluar masuk di dalam memekku.

“ah...iyaah..makasihh...ouh..enaaak....teruss...” desahanku semakin liar mengikuti gerakan dari Taka.

Aku yang tenggelam dalam birah, tiba-tiba saja merasakan kedua kakiku diangkat oleh Taka. Kini tubuhku digendong oleh Taka. Kurangkulkan tanganku ke tubuhnya agar tidak jatuh, dan dalam posisi ini kurasakan penis Taka semakin dalam menusuk ke dalam memekku.

“oh...ennnhhaaakk...aaahh...mentokk...terus teruss” desahanku mengikuti gerakan dari Taka.

Taka berjalan entah kemana tujuannya karena saat ini yang aku pedulikan hanyalah rasa nikmat pada memekku. Tiba-tiba saja Taka duduk di kursi dan berbaring. Jadilah kini posisiku berada diatas tubuh Taka (Women On Top).

“ayo Dea..gerakin tubuhmu... raih kepuasanmu” perintah Taka yang langsung saja kusambut dengan gembira seolah-olah saat ini aku sedang melakukannya dengan pacarku.

“ah..ah...iya...oh..oh...” plok...plok..plok...

Suara yang dikeluar dari mulutku dan kemaluan kami yang saling beradu. Aku sudah tidak merasakan kehadiran Ryuji yang tadi sempat ikut merangsang tubuhku.

“aaahhh...aaakuuu..KELUAARRR....” desahku dengan sedikit berteriak ketika aku mencapai orgasmeku.

Tubuhku langsung ambruk ke depan tepat di atas tubuh Taka. Nafasku terengah-engah namun sepertinya Taka belum muncrat, dan sepertinya dia cukup pengertian tidak menggerakkan penisnya sehingga bisa memberikanku sedikit waktu untuk istirahat.

Namun semua itu hanya berlangsung sebentar saja, kurasakan kepalaku diangkat dan mulai diciuminya bibirku. Slllrrruuuppp.. Slllrrruuuppp.. dan akupun mulai merasakan Taka menggerakkan pinggulnya sehingga penis yang berada didalam memekku mulai bergerak dan menggesek-gesek dindin vaginaku yang sensitif setelah orgasme tadi.

“oughh... sebentar..mmmppphh... geli..ah..iyaaahhh..ough...” desahanku menahan geli dan nikmat yang menyerangku.

“sudah, nikmati saja...” katanya sambil tetap menyodokku dari bawah.

Akupun kembali melakukan french kiss dengan Taka, lalu kurasakan penis Taka keluar dari memekku dan dimasukkan lagi namun rasanya agak sedikit lebih besar berbeda dengan yang tadi. Aku tidak peduli yang penting aku merasakan enak. Baru beberapa gerakan saja penis itu sudah dicabut kembali.

Akupun melepaskan ciumanku dari Taka dan aku melihat ternyata Ryuji yang menusuk-nusuk penisku. Dan kini memekku kembali diisi oleh Taka. Kurasakan Taka mulai menyodokku lagi.

“ouh...enak... iyah... terruss...” desahanku mulai tidak beraturan.

Aku mendengar suara Ryuji lirih “kalo ginikan lumayan basah” dan langsung saja kurasakan ada yang membuka pantatku.

“eeeehhh....ja..jangan disitu... gak maau...sak..mmppphhh” belum selesai perkataanku mulutku langsung dilumat oleh Taka.

Akupun berusaha melepaskan ciuman Taka namun sia-sia karena Taka memegangi kepalaku dengan kuat, dan aku mulai merasakan ada sesuatu mencoba memasuki lubang anusku. Akupun semakin berontak. Kugerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri namun sia-sia karena Ryuji menahan pinggulku.

“lepasin aja, aku pengen dengar teriaknnya” langsung saja Taka melepaskan ciumannya dan tangannya.

“oughh...jangan...jangan...Dea gk mau...sakit...aaaahhh.....”
"Benar kata Anggi, anusmu bersih dan wangi..."

Apa Anggi-senpai berkata seperti itu? tidak mungkin dia sendiri tidak pernah tau bahkan pacarku juga. Namun tiba-tiba saja penis Ryuji langsung masuk kedalam anusku.

BLESS....!!!!

“AAAHHHHH...SAKKIIITTT....” teriakku ketika penis itu masuk kedala anusku yang sempit.

Namun aku masih bisa dibilang cukup beruntung karena Ryuji mendiamkan sebentar penisnya di dalam anusku sehingga aku bisa beradaptasi. Setelah dirasa cukup, kini aku merasakan Ryuji mulai menggerakkan penisnya.

“ough...pelaaan...mmmpphh...”

Namun mereka tidak menghiraukanku, dan kurasakan penis Taka menyodok cepat memekku yang membuat tubuhku menjadi sedikit terdorong ke atas saat penisnya menyodokku dan itu menyebabkan penis Ryuji terasa semakin dalam, begitu pula ketika Ryuji menyodokkan penisnya di anusku tubuh jadi terdorong kebawah dan aku merasakan penis Taka semakin dalam.

“ough...ough...ah...ah...sudah...sudah...Dea capek...sudah...Ali...tolong...” gumamku tidak jelas karena aku juga mendesah.

Kudengar mereka tertawa dan menghinaku “mana bisa pacarmu menolongmu?”
“sudah nikmati saja, pacarmu tidak akan datang”

“Hahaha” tawa mereka merendahkanku dan pacarku.

Panas rasanya hati ini dan begitupula anusku, rasanya ingin aku kabur dari sini dan melapor ke polisi, namun mereka punya rekamanku dan juga Akira-san punya kontrak yang aku tanda tangani. Saat ini aku hanya bisa pasrah. Akupun berusaha menikmatinya.

“hoeeekk...” akupun merasakan mual ketika mereka berdua bersama-sama menusukkan penisnya. Sehingga kurasakan kedua penis tersebut mentok di perutku yang membuatku mersakan mual. Untung saja aku tidak sampai muntah. Mereka mendiamkan penis mereka dalam posisi itu yang membuatku semakin tidak nyaman.

“oe Anggi, ambilkan handphone milik Dea.”

Kulihat Anggi-senpai yang baru datang sambil membawa tas plastik langsung menuju kamar dan kembali sambil membawa smartphoneku dan dia serahkan kepada Taka yang berada dibawahku.

“telpon pacarmu cepat”

Akupun menolak sambil menggelengkan kepala.

“ayo cepat, telpon.. minta tolong sana sama pacarmu.” Perintah Taka sambil menyodorkan handphoneku.

“jangan tuan..saya mohon...hiks..hiks.. Senpai...” aku menolak sambil sedikit menangis dan aku berusaha meminta bantuan dari Anggi-senpai namun dia sudah pergi menjauh.

“kamu mau dikasari? Atau mau ini?” ancamnya sambil menunjukkan rekamanku lagi.

Aku yang kalah akhirnya menuruti mau mereka, dan ketika aku sudah meletakkan handphoneku di telinga mereka langsung saja menggenjotku seperti tadi.

“iya halo?” suara Ali yang membuatku semakin merasa bersalah

“Paagii… Sayaagghh…”

“Pagi juga, kamu kenapa?”

“hhmmm… uuughhh… gakpapaagghhh kkoookk…. Uh..uh..uh” akupun mulai tidak bisa menahan desahanku lagi

“ughh.. ughh.. udaahh dulluu Dea mau telpoon.. bentaarr… pelaan…” protesku kepada Taka dan Ryuji yang semakin bersemangat menggenjotku.

Entah mengapa aku menjadi sangat terangsang diperlakukan seperti ini, aku terangsang ketika disetubuhi dan telponan dengan pacarku, namun aku berharap pacarku tau dan mungkin saja saat ini pacarku juga terangsang.

Aku yang membayangkan hal itu semakin liar dan akan mencapai orgasmeku lagi dan benar saja “uudaahh...uudaah...dulu ya sayaaangg oh..oh..oh.. aaakkkuuu keluuaaarrrr...” akupun orgasme dan akupun langsung ambruk menimpa tubuh Taka sambil tetap menelpon pacarku.

“Keluar kemana?” tiba-tiba suara pacarku mengagetkanku, akulupa jika telponnya masih terhubung.

“rapat panitia sayang.” Jawabku singkat karena kini kurasakan mereka mulai menggenjotku lagi.

Plok...plok..plok...

Akupun langsung menutup telponku dan berharap pacarku tidak curiga. Mereka berdua semakin cepat menyodok kedua lubangku, rasa sakit yang tadi kurasakan kini sudah berubah menjadi nikmat.

“ggillaa...kalian semuaaa gilaaa...aahhh...mmmppphhh” ucapku dan tiba-tiba kurasakan Ryuji mencabut penisnya dan langsung mengarahkan kemulutku yang sedang terbuka.

Ditahannya kepalaku dan kurasakan Ryuji menyemprotkan spermanya yang langsung memenuhi rongga mulutku.

“telan semua bitch”

Aku yang merasa jijik bahkan dengan pacarku saja tidak pernah berusaha memuntahkan sperma itu namun Ryuji tidak mau mencabut penis dan tetap membiarkannya didalam mulutku. kini Ryuji malah memencet hidungku sehingga aku kesulitan bernafas.

GLEK...GLEK... HOOOEEKKK...

Terpaksa aku menelan sperma Ryuji dan setelah itu Ryuji langsung mencabut penisnya. Mereka berdua tertawa puas. Namun aku menjadi mual. Entah sudah berapa kali aku terpaksa mengoral dan menelan sperma mereka.

Kulihat Ryuji mengangkat ujung hijab yang kenakan lalu mengusapkan penisnya hijab yang aku kenakan. Akupun semakin mual karena aroma sperma yang ada di hijab ini begitu kuat. Namun penderitaanku baru saja dimulai sepertinya.

“kutunggu di kamar mandi, jangan protes.” Perintah Ryuji lalu meninggalkanku berdua dengan Taka.

Tubuhku dibalik oleh Taka, kini kami dalam posisi missionarirs. Kurasakan Taka mulai memasukkan penisnya dan mengennjotku dengan sangat bernafsu. Aku yang baru saja mengalami orgasme merasakan geli dan nikmat.

“aah...oh...iya..terus..tuan...ampuuunn...enak...” desahanku yang membuatnya semakin bernafsu dan mempercepat sodokannya.

“dea...dea...dea... memekku the best...ouh...” ceracau Taka dan langsung menyodokkan penisnya kuat-kuat yang membuatku sedikit mengangkat pinggangku. Lalu kurasakan Taka mencabut penisnya dan menuju ke wajahku.

“Dea gk mau, jangan dimulut Dea lagi.. Dea mohon..” rengekku ketika Taka mulai mengarahkan penisnya ke mulutku.

“baiklah, diwajahmu saja jika begitu chinnese berhijab” Crot..crot.crott...

Sekitar 4 kali semprotan sperma Taka mengenai wajahku. Kurasakan hangat dan bau yang sangat menyengat. Ada yang mengenai mataku sehingga aku kesulitan membuka mataku. Kurasakan Taka beranjada dari tubuhku. Dan kini tubuhku terlentang lemah dengan ceceran sperma di wajahku dan bahkan mungkin mengenai hijab Anggi-senpai yang aku kenakan.

Setelah kurasa tenagaku cukup pulih akupun mencoba meraih hijabku dan dengan sekali tarikan kedepan lepas sudah hijab yang aku kenakan. Kupakai hijab itu untuk membersihkan mukaku. Kulihat sperma Taka kental sekali sampai-sampai membekas di hijab hitam Anggi-senpai. Namun bukan urusanku toh bukan aku juga yang mencucinya.

Kulihat Anggi-senpai datang menghampiriku dan dengan santainya berkata “kamu gapapa De?” pertanyaan bodoh macam apa itu? jelas-jelas mereka merendahkanku dan dia masih bertanta gapapa? Langsung saja kulemparkan hijab hitam miliknya.

“gila, mereka benar-benar gila, senpai juga gila.” Aku yang emosi langsung beranjak menuju ke kamar mandi karena Ryuji sudah menungguku.

Tok...tok..tok

Hai’ ”suara Ryuji dan akupun langsung masuk kedalam kamar mandi.

“ada apa tuan?” tanyaku penasaran kenapa dia memaksaku ikut mandi bersamanya.

“ah tidak, aku hanya ingin” sebelum Ryuji menyelasaikan ucapannya dia langsung menciumku.

Aku yang paham akhirnya langsung membalas ciuman Ryuji, dan kurasakan penis Ryuji sudah menegang lagi. Dan kurasakan pundakku ditekan kebawah oleh Ryuji namun aku menahannya dan menolaknya karena aku paham apa yang dia inginkan.

Untung saja Ryuji tidak terlalu memaksakannya dan akhirnya dia langsung mengangkat sebalah kakiku dan di letakkan diatas closet duduk dan langsung melakukan penetrasi kepada dirku. Kini kami bersetubuh dalam posisi berdiri.

Kami melakukannya dikamar mandi hingga aku orgasme dan Ryuji juga orgasme didalam memekku, aku yang khawatir akan hamil teringat bahwa aku sudah meminum obat anti hamil yang diberikan oleh Anggi-senpai. Kami melakukannya dengan berbagai macam gaya, mulai satu kakiku yang berada diatas closet, tanganku berpegangan di closet hingga kami berdua duduk diatas closet berhadapan.

Sungguh ini adalah pengalaman bersetubuh yang sangat bergairah dan nyaman selama aku disini, tanpa paksaan dan hanya berdua. Serasa Ryuji adalah pacarku. Namun semua berubah ketika kita mulai membersihkan diri.

Kulihat Ryuji mulai membaasuh tubuhnya dengan air hangat, namun ketika aku akan join satu shower dengannya ia melarangku, akhirnya aku hanya duduk di closet menunggu giliran mandi. Namun tiba-tiba saja kulihat Ryuji melepaskan shower dari tempatnya dan menyemprotkannya kearahku.

“ah..dingin...ampun..dingin...jangan...bbrrr...dingin...”

Rupanya Ryuji mengatur shower supaya menjadi air dingin, dan dia menyemprotkannya pada tubuhku. Aku langsung saja menggigil kedinginan. Kulihat Ryuji tersenyum bahagia melihatku berusaha menghindari semprotan air dingin tersebut.

Setelah dia puas membasahi tubuhku dengan air dingin lalu Ryuji mendekatiku dan mengecupku lalu dia menyeret tubuhku yang masih basah kuyup keluar dari kamar mandi lalu mengunci pintunya.

“enakkan dimandikan dokter? Hahaha sekarang kamu ganti baju sana daripada masuk angin. Hahahaa” teriaknya dari dalam kamar mandi.

Aku semakin kedingingan diluar kamar mandi. Tubuhku yang telanjag sekarang basah belum lagi ditambah dengan dinginnya udara pegunungan yang membuatku semakin menggigil. Aku yang tadi sudah lemas karena bersetubuh dan orgasme beberapa kali serta udara dingin yang semakin menusuk ditambah dengan lantai yang sangat dingin berusaha sekuat tenaga berjalan menuju kamarku dan ingin segera aku membasuh tubuhku dengan air hangat di kamar mandi kamar tidur.

Namun saat sampai kamar, aku tidak bisa membuka pintu kamar. Apa aku salah kamar pikirku. Akupun menggedor-gedor pintu kamar.

“ssseenppaaii...tolllongg bukkkainn pin..tu.nya..” ucapku gemetar menahan dingin.

Cklek..

Akhirnya pintu terbuka dan aku segera masuk berharap udara didalam menjadi lebih hangat. Ketika aku masuk kedalam kamar aku terkejut mendapati pak terang sedang memakai celana dan Anggi-senpai yang telanjang bulat. Aku memahami karena memang disini tugasku dan Anggi-senpai hanya satu yaitu sebagai alat pemuas para nihonjin.

“Dea? kamu gapapa? Ayo cepat sini” ucap Anggi-senpai yang langsung menyelimutiku agar aku tidak kedinginan.

“tidak usah senpai, aku mau langsung mandi saja.” Ucapku langsung masuk kedalam kamar mandi namun aku sempat mendengar pak Terang dan Anggi-senpai berdiskusi lalu suara pintu ditutup.

Tok..tok..tok...

“De, join dong...”

Akhirnya kubukakan pintu kamar mandi dan kami mandi bersama.

Terima kasih..
sampe sini dulu ya...
maaf jika ada kata-kata yang kurang pas...

Selamat siang...
Selamat CHOU LEE...
 
Keren suhu cerita nya..semangat d up lagi ya..sangat meninspirasi nih crt ny..hihi
 
mohon maaf karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan jadi saya kemungkinan baru bisa update paling cepat hari jum'at :ampun:
 
Bimabet
mohon maaf karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan jadi saya kemungkinan baru bisa update paling cepat hari jum'at :ampun:
Real life comes first, bro....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd