DRAMA The Slutty Innocent

[brockhampton]

THE BEGINNING

“Ahhh… akunya jangan digodain terushhh”

“Jawab dulu pertanyaanku” Dasar the classic Ray. Ia tetap menggunakan cara lama dengan menggodaku untuk memintanya memasukan kontolnya ke memekku.

“Mmuahh… Ahhkku belum pernah begituan sama pacarku yang sekarang” Jelasku sambil melingkarkan tanganku dilehernya dan mencium bibirnya.

“Begituan? Maksudmu ngentot?” Cecarnya sambil tetap menggesekan pelan kepala kontolnya di area bibir memekku.

“Iyhhh sayang. Ahhku belum pernahhh ngentot sama pacarku yang sekarang. Kontol kamu masih yang terbaik” Saat ini level hornyku sudah mencapai puncak. Tanpa sadar aku ikut menggoyangkan pinggulku.

“Ahhh… sayang” Desahku saat Ray berhasil menjebloskan kontolnya ke dalam memekku.

Walaupun aku sudah punya pacar sekarang, Ray tetap menjadi one call away disaat aku butuh. Lagipula, hubungan dengan pacarku saat ini baru berjalan satu bulan.

CONFUSION

*Tak Tak Tak*

Hentakan sepatu high heels berwarna hitam setinggi 7cm yang menambah tinggiku hingga 176cm menambahkan kesan seksi pada working outfit ku pagi ini; kemeja putih satin dengan 2 kancing atas terbuka, dikombinasikan dengan celana jeans loose fit, dan tentunya tidak lupa lanyard Coach menggantung dileherku turut menghiasi dada 36D yang sangat aku banggakan ini.

“Duh… ada apa lagi sih gue dipanggil ke ruangan pagi ini?” Gerutuku sambil berjalan ke arah ruangan Pak Dicky.

*Tok Tok Tok*

“Halo, bapak ganteng. Ada keperluan apa sih pak? Baru juga sampe, saya udah dipanggil aja”

Bosku yang satu ini memiliki kepribadian yang asik, jadi aku memperlakukannya juga dengan santai. Walaupun sebenarnya pikiranku sudah ketar-ketir sejak turun dari mobil tadi.

“Duduk dulu cantik” Pak Dicky mempersilahkan aku duduk di sofa yang ada di ruangannya.

“Jadi begini, ini sudah kedua kalinya saya memanggil kamu ke ruangan saya bulan ini perihal absesnsi kamu”

Aku bahkan sudah lupa berapa kali aku membolos bulan ini.

“Kamu ke mana aja sih emang kalo lagi bolos?” Tanya Pak Dicky sambil meletakkan kedua tangannya dipundakku dan memutar tubuhku agar membelakanginya.

“Ngga ke mana-mana, pak. Kan rumahku jauh, kalo aku udah telat bangunnya, aku jadi males buat ngantor” Jelasku tanpa ada perlawanan saat tangan pak Dicky mulai memijat pundakku.

“Yaudah kalo gitu. Kamu udah dapet jawaban dari tawaran bapak kemarin belum?” Ia menagih janji keputusanku.

Pak Dicky sebenarnya pernah menawarkanku untuk tinggal di salah satu unit apartemennya yang terletak di bilangan Utaranya Jakarta. Tapi, aku belum menentukan apakah aku akan menerima tawarannya. Lagipula, pacarku pasti tidak akan memberikan izin untuk hal ini.

“Saya udah ditegor sama atasan saya di Head Office perihal absensi kamu. Saya juga udah berusaha nutup-nutupin, tapi kemarin ada orang dari HO ke kantor kita dan menyuruh saya untuk memberikan SP3 ke kamu” Tambahnya menjelaskan.

“Kalau kamu mau menerima tawaran saya, nanti saya bantu untuk kamu tetap…”

“Yaudah deh, pak. Saya tinggal di sana aja biar ga kesiangan terus” Jawabku memotong pembicaraan Pak Dicky. Aku kebingungan saat ini untuk merespon seperti apa. Lagipula, itu kan yang mau dia dengar? Aku juga berfikir kalo sampai dikeluarkan dari kantorku saat ini, pasti akan repot juga nanti untuk mencari penggantinya.

“Tapi ga ada syarat apa-apa ya, pak?” Tanyaku sambil memicingkan mataku.

“Tenang aja, Cindy. Saya membantu kamu tanpa pamrih kok” Jawabnya dengan sumringah.

Kemudian kami lanjut ngobrol basa-basi.

“Yaudah, pak. Saya lanjut kerja dulu ya” Aku pamit menutup pintu ruangan Pak Dicky.

Kalo dipikir-pikir, ngapain juga ya aku menanyakan apakah ada syarat untuk tinggal di tempatnya dia. Pasti lambat laun, bosku pasti akan meminta imbalan atas jasanya sekarang tanpa secara langsung.

 

[James_bondd]

Nyimakkkk sambil selonjorannn

 

[fq_lex]

nyimak sambil garuk selangkangan

 

[Lemek]

Ada lapak baru, ane numpang tidur ya gan..

 

[Anakguguk]

Patut ditunggu nih lanjutannya

 

[Byey]

Stay tune....

 

[Ace mad]

tinggal menunggu

 

[Rizmy]

Ijin nyimak juga suhu @brockhampton

 

[Aangdhani]

Permisi boleh saya masuk?

 

[brockhampton]

WRONG DECISION

Hari ini adalah hari yang menjengkelkan buatku. Pagi ini aku dipanggil oleh bosku masalah absensiku, dan semalam aku berantem sama pacarku karena aku ketahuan selingkuh sama kolega kantorku. Tidak ada telfon ataupun pesan singkat dari pacarku sejak aku bangun tidur pagi ini. Perempuan mana yang tidak jengkel dicuekin pacarnya?

*Tap Tap Tap*

Impulsifku menghubungi salah satu teman baik pacarku untuk menceritakan apa yang terjadi sama hubunganku sekarang.

“Halo, Orlando. Lo lagi sibuk ga sekarang? Gue mau curhat boleh?” Lamunku menanyakan ketersediaannya untuk mendengarkan curhatanku.

“Halo, Cin. Gue lagi office break nih. Mau curhat apa, Cin?” Tanyanya diseberang telfon sana.

“Tapi gue ga enak kalo curhat ditelfon gini. Gimana kalo kita janjian aja nanti setelah office hour, tapi di mana ya?” Tanyaku bingung memikirkan tempat untuk janjian nanti.

“Speakeasy Bar baru yang ada di Gunawarman jam 7 malem nanti gimana?” Sarannya padaku.

Sebenarnya tempat yang direkomendasikan oleh Orlando sudah aku tandai untuk nantinya aku kunjungi bersama pacarku weekend ini. Tapi gapapa lah aku ke sana duluan sama Orlando. Toh, tujuanku juga cuma curhat aja sama dia.

“Noted. See you there, Orlando” Jawabku singkat menutup telfon.

at Speakeasy Bar

“Hiiii!” Sapaku yang baru datang sambil cipika cipiki.

“Makasih ya udah nungguin gue. Macet banget tadi di Sudirman” Jelasku tanpa ditanya. Tentu aku bohong. Padahal jarak dari kantor hanya 15 menit ke sini.

“Jangankan sejam. Mau 2 hari pun gue tungguin lo. Hahaha” Gelaknya merespon kebohonganku.

Baru saja aku mengistirahatkan bokongku yang semok ini, Orlando langsung memesan Jägermeister sebotol.

“Eh, kok mesen itu?” Heranku

“Santai aja, its on me” Jawabnya singkat.

Selama dibayarin, aku nurut aja deh. Lagipula, yang dipesan Orlando adalah minuman alkohol favoritku. Hasrat pemabukku tidak mungkin bisa menolaknya.

“Nobody gotta know ‘bout it”
“We can keep it extra tight”
“Don’t need my soul crowded”
“Just my throne mounted, boy if only for the night”
“Please don’t get ahead of it”
“Im here for the benefits”
“Roll it up and we can catch a vibe”
“I just need a lover and a friend to pass the time”

Saat lagu FWB by CHIKA diputar oleh DJ, aku merasakan kepalaku sudah pusing, menandakan diriku sudah terpengaruhi oleh substansi yang aku minum. Padahal baru setengah botol aku dan Orlando meminumnnya. Mungkin sangking asiknya aku bercerita dengan Orlando.

Aku sangat menikmati momen ini sekarang. Melihat Orlando memberikan respon baik saat mendengarkan aku bercerita membuat perasaanku tenang dan nyaman. Ada hal lain yang aku rasakan, namun aku tidak tau pasti perasaan apa itu.

“Lo balik gimana nanti, Cin?” Tanya Orlando sambil membelai rambutku.

“Ga tau nih. Gue bingung cowo gue ga bisa ditelfon buat jemput gue” Jawabku sambil menyandarkan badanku dibadannya.

“Gue anterin aja ya? Nanti mobil gue titipin dulu di sini aja” Tawarnya.

Sejujurnya aku bingung untuk mengiyakan atau menolak tawarannya. Di sisi lain, aku sudah mabuk berat saat ini, mana mungkin bisa nyetir sendiri.

“Anterin langsung ke rumah gue ya!” Responku galak.

 

[fq_lex]

kancrutkeuuuuuuuuuuuunnnnnn..........

 

[bona_bona]

boleh niiihhh....

 

[Byey]

Makasih updatenya

 

[Sembilan Samudera]

Tancap patok dulu Gan

 

[Dewa_croth]

Ijin pasang tiang dan ceker ayam hu

 

[kakeklegend23]

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.

---

User is banned, content is deleted automatically.

 

[Korban_poligami]

Tandain ah ikuuut

 

[Kaptenkoleng]

Menarik ceritanya, boleh la

 

[jlbb_hunter]

Tandain dulu

 

[brockhampton]

thank u suhu semuanya buat respon & supportnya. ini origin story yang ane tulis dari 60% keaslian yang terjadi, dan 40% sisanya ane tambahin bumbu lain biar lebih menarik. ane akan update chapter 3 di page 3. enjoy!