Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

Chapter 28


***

Cukup tenaga vivi pun bangun, dengan nafas yang belum teratur di basuhnya tubuhnya sambil membersihkan memeknya. Vivi pun berjongkok dan membuka bibir memeknya, keluarlah cairan putih kental dari memeknya yang lumayan banyak.

"hehe.. banyak ya" ucap rendra yang asik liat vivi membersihkan memeknya.

"huft.. bikin kerjaan aja " ucap vivi dengan nada ledekan, selesai vivi cepat-cepat membilas tubuhnya yang masih penuh sabun.

"aku duluan,, takut ada yagn pulang kayak tadi" ucapnya sambil melilitkan handuk, rendra pun langsung membersihkan tubuhnya. Vivi pun segera berpakaian, merapihkan tikar, sarung, bantal yang masih tergeletak di ruang tamu.

" jalan yuk vi ke sawah lagi, mau liat yang panen hehe" ucap rendra, wajah kini lebih segar dari sebelumnya, dan perban di kepalanya sudah ia buka, walau masih ada beberapa luka memar. Begitu bahunya tidak semiring kemarin.

"iah" jawab vivi setuju setelah memberaskan rumah, vivi dan rendra pun keluar melihat ke sawah yang sedang panen.

"( cewek galak ternyata sangat lembut, dari awal sangat benci sekarang sangat cinta. Terima kasih vi kamu udah hadir)" ucap rendra dalam hati melihat vivi yang menyapa beberapa orang yang sedang manggangkat karung penuh gabah.

"ren.. di sana lapangan kecil disana dekat jalan, liat gak?" ucap vivi sambil duduk di pinggir sawah.

"iah kenapa?" di gengamnya tangan vivi.

"dulu itu tempat pangkal preman-preman, dan aku pernah berantem sama salah satunya. Dan tau gak, saat banting kamu waktu dulu itu, aku anggap kamu itu seperti preman kampung yang paling aku benci. Hehe" ucapnya tertawa.

"bearti aku mirip preman donk" ucapnya sambil tatap mata vivi.

"iahh.. tapi sekarang berbeda hehe". Di ceritakanya sambil jalan mengapa vivi memilih baju seperti pakaian cowok, karena baju perempuan sangat agak ketat, dan sering di godain. Vivi pun memilih pakian kaos di balut kemeja agar buahdadanya tidak terlalu menonjol.

"hehe emang dari sananya gede mau di apain ya." Ucap rendra meledek vivi.

"ihh... auh aahh" di cubitnya pingang rendra, vivi pun mengajak rendra berjalan lagi ke tempat penggilingan padi menjadi beras,

"kamu mah pasti gak tau ya, beras yang kita makan orang-orang seperti aku lah yang bekerja" ucap vivi sambil menunjukan proses padi menjadi beras, dari pengeringan sampai penggilingan menjadi beras. Di ajak berkeliling dekat situ. Orang bekerja orang sekitar tinggal disini. Rendra hanya geleng-geleng dan membayangan vivi ikut bekerja seperti ini.

Setelah cukup vivi mengajak rendra ke tempat jual es kelapa muda yang tak jauh dari jalan. Rendra dan vivi pun duduk, dan meningalkan rendra sebentar sambil memilih kelapa muda.

"orang baru mas" ucap seseorang tubuh tinggi besar dengan pakaian seperti preman. Dan langsung duduk samping rendra.

"dari kota ya? " ucapnya cengar cengir dengan gelagat yang tak enak, rendra memilih menjawab singkat karena tak mau berurusan dengan dia.

"kalau lo mau aman disini cepe aja" bisiknya sambil menodongkan gagang pisau ke perut rendra . rendra pun tidak mau gegabah.

"cepettt... " nadanya semakin memaksa.

"braaaakkkkkkk..." di bantingnya kelapa di atas meja oleh vivi

"ngapain lo haaa?" ucap vivi bentak..

"nggh.. ngak vi.. gua cuman tanya aja.ya gak bro" ucapnya beralasan.

"lo malakin dia ha? Ngapain nodong pakai gituan?" di tariknya gagang pisau yang hanya sebatas gagang.

"ngk vi beneran.. suer dah.." ucap orang itu sambil angkat tangan.

"dia temen gue.. lo ganggu bearti beurusan sama gue juga.. ngerti?, ngerti gak?" di gebraknya mejanya lagi,

"ia iah.. soriii gua gak tau itu temen lo.. sorii bro.. sorii ya" ucapnya sambil cengegesan. Dan kemudain orang itu mulai menjauh dari warung es kelapa.

"wow... hebat.. kamu haha.. pada takut ya preman disini?" ucap rendra kagum sambil tertawa kecil lihat vivi yang galak.

"ngak kok.. itu anak buahnya baron, yang pernah aku banting dulu hehe.. tapi dia udah tobat kok, kata mama papa dia bantuin orang sini.." vivi rendra pun langsung menikmati es kelapa sambil melihat pemandangan sawah yang menguning


***

Tak terasa waktu semakin sore, vivi dan rendra memutuskan pulang kerumah. Teringat belum kasih makan ternak dan lain-lainnya. Vivi pun segera memberi makan ternak-ternaknya yang di bantu rendra, terlihat wajah rendra yang menahan nafas karena tak terbiasa dengan bau kotoran hewan.

"hahaha.. kenapa kamu bau ya?" ucap vivi ledek rendra yang menahan bau.

"ngkk kok. Ngh" rendra bersikap sok cool..

"masa.. ada apa tuh di idung.." diam-diam vivi mencolekan kotoran ayam di hidungnya.

"vivii,,, uweeeeeeeeekkk....." rasa mual membuat rendra lari ke belakang rumaah, di ikuti tawa vivi. Vivi pun mengikuti rendra sambil tertawa.

"awas ya kamu..". di kejarnya vivi sambil menyiramkan air dari ember. Mereka pun saling kejar-kejaran.

"nah ke tangkepp hmm" di peluknya erat tubuh vivi berhadapan, bibirnya rendra mulai mendekati bibir vivi yang masih ketawa kecil.

"eheeehhhmmmm.." tegur papa vivi yang baru pulang membawa parang, rendra pun langsung melepaskan pelukannya dan mengaruk-garuk kepalanya.

"bantuin mama tuh, " perintah papa nya, vivi pun langsung meninggalkan rendra dan berlari kecil. Papa vivi pun mendekati rendra sambil memainkan parangnya.

"(mampus gueee, duhh..)" rendra keringet dingin melihat tatap tajam papanya vivi. Lambaian tangannya menyuruh rendra duduk di bale belakang rumah, ia pun perlahan duduk di samping papa nya vivi.


***

"om mau tanya ren sama kamu, kamu sama vivi udah pacaran?" ucap papanya santai.

"ituu.. iah om.." jawabnya singkat, rendra pun menarik nafas panjang.

"udah sampai mana hubungan kalian?" papa vivi mulai menintograsi rendra. Rendra menjawab seadanya untuk segera sudahi obrolan mereka.

"ouh... tapi kamu sama vivi udah gituan?" di tatapnya mata rendra tajam mirip tatapan vivi ke dia.

"itu..( mampus dah gue bilang bisa ilang tuh leher gue)" rendra menenggak air liurnya melihat papanya vivi lagi gosokin parangnya dengan batu asah.

"om gak masa kok.. tapi om harap kamu jangan buat rusak vivi dan kecewa vivi ya, om gak mau vivi rusak karena ergaulan kota. Vivi anak om satu-satunya, om kan udah tua gak bisa awasin. Om minta tolong jaga dia ya" di tepaknya pundakkiri rendra dengan senyuman ramah membuat rendra bernafas lega.

"om tinggal ke dalam ya, oh ia kalau vivi melepasnya ke kamu bearti dia udah yakin kalau ke kamu. Hehe" ucapnya menyindir rendra, rendra pun agak shock dan tetapi itu sebuah rahasia dari papanya antara ia mengetahui kejadian tadi pagi atau tidak.

"huff" lepas nafanya agak lega, masih kepikiran kata-kata papanya vivi dan penasaran apa ia mengetahui kejadian tadi pagi. Rendra pun langsung ke dalam bersikap seperti biasa, melihat vivi dan mamanya sedang memasak sesuatu dan ia memilih ikut membantu sedikit untuk makan malam nanti.


***

Waktu pun berlalu, tak terasa sudah malam hari. Om hen lebih awal karena tante nia sudah pulang duluan.

" eh papa udah pulang hehe" ucap tante nia senyum genit.

"iah kan inget tadi pagi.. mau kawinin anak abg " bisiknya sambil peluk dari belakang.

"ihh papa mah.. abg.. tapi gpp, anak abg nya main sama o mom haha" ledeknya tante nia, pm hen dan tante nia pun segera makan malam.

"paa.. mama mandi dulu yah.. mama mandi di kamar vivi, mama tunggu ya" di kecupnya pipi om hen, dan tante nia berlari kecil menaiki tangga, selesai makan om hen memilih meregangkang badannya di ruang tengah sambil menonton tv sejenak.

Om hen pun melangkah ke kamar vivi, penasarannya saat tante nia pakai seragam SMA vivi. Di intipnya perlahan tante nia yang sedang memakai seragam yang sudah di lapisi body stocking. Dan di tutupnya perlahan.

"tok tok tokk.. ma ini papa.. udah selesai?" ucapnya sambil membuka pintu.

"eh papa baru pulang kerja ya..." ucap tante nia genit sambil kuncir rambutnya dan berjalan mendekati om hen.

"mama kayak bintang bokep ih pake pakian gini" om hen sambil peluk mesra tubuh tante nia.

"biarin... ini kan mau papa.. hihi.. " di dorongnya tubuh om hen sampai pinggir tembok, di matikannya lampu kamarnya dan hanya lampu tidur yang menyala. Di bukanya kancing om hen perlahan sambil bibir mereka berciuman. Om hen bugil dengan cepat tangan tante nia mengocok kontol hen dengan lembut.

"mama pakai bodystockingnya yang selangkangkanya kebuka ya" tangan om hen mainkan memek tante nia dari bawah.

"biarin.. jadi gak usah bugil kalau di entot.." ucap nakal tante nia terus kocok kontol om hen.

"mau berapa ronde emang?" di kocoknya memek tante nia pakai 2 jari om hen..

"aahh,, sampai kita bobo bareng.." tante nia pun langsung berjongkok sambil mengulum kontol om hen, di kocoknya pelan dengan emutan tante nia yang agresif.

"aahh ma,, " di bopongnya tubuh tante nia ke meja rias, om hen berjongkok sambil membuka paha.

"slrruuupsss" di hisapnya di jilatnya memek tante nia tidak kalah rakus... desahan keras saat bibir om hen menghisap kencang klitorisnya. Om hen pun langsung ubah posisi tante nia menjadi menungging di meja rias. Di remasnya dari belakang buah dada tante nia sampai kancing baju terlepas satu.

"bleeesshhh" di hentakannya, di hujamkannya perlahan sambil mereka melihat cermin di meja rias.



***

Menu makan malam ini sayur kangkung dan ikan goreng di tambah sambal terasi, tapi mama vivi seperti sedang sibuk membawa beberapa rantang nasi.

"maa mau kemana?" ucap vivi yang masih suapin rendra.

"mau ke rumah si baron... " ucapnya senyum sambil mencari kantong kresek.

"heee mama di palak lagi sama dia?" ucap vivi sambil berdiri.

"ngak kok.. dia dah gak suka malakin, ini mama kasih buat dia soalnya dia sama teman-temannya bantuin di sawah tadi angkat karung gabah" mama vivi menjelaskan.

"ouhh... ada mau nya.. paling ma.. " vivi masih tak percaya baron dan kawan-kawan mau membantu orang di sawah.

"sini vivi aja yang bawa.. mau pastiin dia"di ambil nya rantang dari mamanya.

"vivi.. ikutt.." ucap rendra dengan mulut yang masih penuh lauk. Rendra pun mengikuti vivi yang berjalan cepat.

"ihh ngapain sih ikut.. cuman antar rantang doank kok", nada vivi agak bête ke rendra.

"yahh pengen tau aj si baron itu orangnya gimana" rendra berjalan beriringan dengan vivi.

"tuh orangnya sama temen-temennya, yang di warung lagi rokok" ucapnya sambil tunjuk seseorang yang cungkring, dengan rambut di iket sambil ngerokok. Vivi dan rendra pun segera menghampiri mereka. Rendra mengenali salah satu dari mereka yang palak dia di warung es kelapa.

"wah wah wah.. ini vivi?" ucap baron sambil buang putung rokoknya,

"ya lah.... Nih ada rangtang buat lo.." ucap vivi jutek.

"makin berisi lo vi.. semok haaha. Tuh siapa?" ucapnya sambil menerima rantang dari vivi.

"enak aj aja.. ini.. rendra teman gue" ucap vivi.

"ronn.. itu temannnya si vivi, anak kota" bisik seroang temannya yang tadi bertemu di warung es kelapa.

"gue rendra, gue baron" mereka berdua saling berjabat tangan, sorot mata rendra seolah tak senang dengan namanya baron.

"cieee tatapan, hati-hati jatuh cinta" ucap vivi meledek mereka berdua. Spontan mereka melepaskan jabat tangannya. Rendra dan vivi pun duduk sejenak.

" gimana vi di kota enak gak?" ucap baron terlihat senang melihat vivi kembali ke kampung, berbeda dengan rendra dengan wajah kecut ikut mengobrol dengan mereka. Vivi pun menceritakan suasana kota, makanan kota, dan pergaulan kota. Vivi senang baron udah berubah, dan sekarang dia yang jaga kampung. Baron sendiri tinggal sama enyak babehnya yang pekerjaan mayoritas disini petani.

"gue balik ya.. gue kesini buat mastiin lo aja.." ucap vivi puas karena benar kata mama papa nya baron dan teman-temannya udah berubah.

"hahaa gue dah gak kayak dolo vi selowwwwww.." ucapnysa sambil menyalahkan rokok lagi.

"tuh rantang ada yang buat enyak babeh lo, sisanya buat temen-temen lo" ucap vivi langsung berdiri ajak rendra pulang. Rendra pun menggandeng tangan vivi meninggalkan baron dan kawan-kawan.

"oii rendra.. nama lo rendra ya tadi?" ucap baron memanggil.

"gue aada apa?" rendra berbalik, baron pun menghampiri rendra.

"ikut gue bentar mau ngomong penting.." ucapnya sambil merangkul rendra menjauh dari vivi.

"oi,, ngapain lo? " ucap vivi curiga.

"bukan urusann cewek..diem aja vi.." ucap baron menuju pinggir jalan.


***

"gue mau ngomong.. gue tau lo suka kan sama vivi, kita sama-sama cowok bro. pasti lo juga nafsu kan sama si vivi?" ucap baron sambil menghisap rokoknya.

"iaa gue suka sama si vivi, kenapa lo juga?" ucap rendra agak menahan emosi karena ucapanya bikin rendra tersinggung.

"ngak.. gue liat tatapan si vivi ke lo, dia punya perasaan ke lo.. " sambil tepuk" punggung rendra.

"masaa?" angguknya baron sambil menghisap kembali rokoknya.

"gue mau bilang aja, kalau lo jadian sama si vivi. Awas aja lo bikin vivi" tanganya sambil mengepal-mengepal .

"dan sedikit aj lo sakitin vivi pas dia balik kesini, gue hajar lo kalau bisa di kubur disini, karena gue utang budi ke orang tua vivi." Sambungnya, rendra pun tersenyum menandakan setuju dan sedikit kasih uang rokok ke baron. Rendra pun kembali ke arah vivi sedangkan baron ke teman-temannya.

"kamu ngomongin apa? Ancam ya? Malak? " ucap vivi intograsi, sambil menyilangkan tangan.

"urusan laki-laki, ceweknya urusan ranjang aja.. hahaha" tawa rendra sambil menggengam tangan vivi menuju arah pulang.

"ihh.. au ah... " vivi manyun sambil berjalan cepat ke arah rumah, melihat wajah rendra yang begitu santai dan entah apa yang di bicarakan sama baron.


***

"aahh paaa..." teriak tante nia saat posisi dogystyle, kakinya bertumpu di pinggir ranjang masih dengan pakian lengkap, dengan agresif om hen terus menghujamkan kontolnya cepat. Tak puas tante nia pun mengubah posisi om hen menjadi rebahan, di masukannya kontol om hen langsung. Pinggulnya tante nia pun naik turun tak beraturan.

"aahh,, paa.. mama gak tahan lagi.." tante nia semakin cepat memainkan pinggulnya, tak lama di tekannya pinggul tante nia di ikut erangannn klimaksnyaa.. om hen pun tak kuat akhirnya klimaks, di cengkramnya buahdada tante nia, tubuhnya pun ambruk di atas om hen. Mereka berdua pun beristirahat sejenak.

"ma... huh.. besok kita berangkat pagi yah..papa udah bilang ke pak agus." Ucap om hen sambil rangkul tante nia, anggukan kecil dari tante nia yang masih mengatur nafasnya. Om hen memilih memejamkan mata. Tante nia pun segera keluar kamar vivi untuk berganti pakianya, selangkangannya basah di dalam bodystocking. Om hen tertidur di kamar vivi.


***

Malam ini rendra tidur di lantai beralaskan tikar, vivi di kamarnya. Hawa panas malam ini karena kipas angin di pakai buat rendra. Vivi pun memilih keluar kamar.
"eh lom kamu?" ucap rendra yang melihat vivi keluar kamar.

"hmm panas hehe.. knp kamu sendiri belum? Mau minta di manjain?" ucap vivi manyun.

"gak ah.. lemess hehe.. , gak ada kipas angin ya?" rendra langsung posisi bersila. Vivi pun rebahan di paha rendra. Di elusnya rambut vivi dengan perlahan, matanya terpejam saat tangan rendra mengusap-usap rambutnya.

"jiahh tidur, tetep cantik vi kamu tidur hehe" ucap rendra pelan melihat vivi ketiduran di pahanya, perlahan rendra merebahkan kepala vivi di bantal, melihat tidurnya sangat pulas rendra memilih tidur di atas sofa. Dengan susah payah rendra pun tertidur.

( pukul 04.00 )

"maa.. yuk berangkat, " tante nia dan om hen pun berangkat,

"paa.. nginap apa langsung pulang ?" pak agus membuka pembicaraan, melihat tante nia masih mengantuk dan tidur di jok tengah.

"langsung pulang kok, tapi kita liat nanti aja ya pak agus." Om hen pun pensaran kabar rendra dengan vivi.


***

"rendra tidurnya di sofa pa,, gak pelukan lagi sama vivi" ucap pelan mama vivi mengintip saat keluar kamar.

"eh ma paa.. lagi apa?" ucap vivi keluar kamarnya sambil membawa pakaian kotor melihat mamanya seperti sedang mengintip.

"oh enggak.. kok kamu jam segini udah bangun?" ucap mamanya langsung keluar kamar di ikuti papanya.

"entah ma kebangun aja.. " vivi pun langsung ke belakang rumah melakukan kegiatan sehari-hari seperti hari sebelumnya. Papa dan mama nya pun segera berangkat ke sawah karena giliran sawahnya panen.

"renn bangun... udah siang ihh " ucap vivi sambil memainkan hidungnyaa.

"nggghh... masih ngantuk.." matanya kembali terpejam.

"aku mau bantu papa mama ihh.. bangun..." ucapnya lagi sambil memainkan hidungnya lagi. Rendra pun bangun dengan mata yang masih terpejam dan kembali rebahan di sofa. Vivi pun meremas kontol rendra yang ternyata sudah mengeras, di bukannya celananya yang langsung di kocok.

"slruuppssss" vivi pun mengulum kontol rendra yang berdiri tegak, tetapi rendra masih belum bangun juga. Di sedotnya lubang kencing rendra dengan kuat, di mainkannya terus sampai rendra mulai tersadar.

"uhhh sshh. Vi.. uhh" ucap rendra yang setengah sadar. Di usapnya rambut vivi dengan lembut..

"aaaahhh... crrotttt crrrootttt" sperma rendra langsung keluar membasahi mulut vivi yang masih mengulum.

"uhuhuukk,, uhuukk.." vivi kali ini menelan kembali sperma rendra yang tiba-tiba langsung klimaks. Vivi yang terbatuk-batuk membersihkan sperma dari mulutnya.

"uhh nafsu banget ih masih pagi udah minta pisang" ledek rendra yang udah terbangun.

"ihh abisnya di bangunin susah banget.. giliran di giniin bangun" ucap vivi dengan mulutnya masih tersisa sperma.


***

"tok tok tok tok.." suara seseorang ketuk pintu, vivi pun langsung membersihkan sisa sperma di mulutnya dan langsung membuka pintu.

"eh lo ron.. ada apa?" ucap vivi yang ternyata itu baron membawa rantang yang tadi malam vivi bawa.

"mau balikin ini, sekalain mau ke sawah" ucapnya sambil kasih rantang ke vivi.

"eh vi itu di pipi lo apaan putih-putih" ucap baron tunjuk sperma yang tak tergosok bersih di pipi kanan.

"eghh,, ngk kok ini bekas sabun abis cuci" ucap vivi yang masih terasa di mulutnya lengket bekas sperma dan berusaha tak menelannya.

"ouhh,, ya udah gitu cuman itu aja" baron melihat curiga mulut vivi yang menahan sesuatu yang ingin di muntahkan. Ia pun pergi dan vivi langsung memberishkan mulutnya. Vivi pun langsung bersiap-siap ke sawah juga, tetapi rendra tetap ngotot mau ikut. Sudah jam 8 pagi, rendra pun dan vivi segera menyusul ke sawah.


***

Sudah lama raka, indra, reni, jerry tidak menemui rendra setelah keluar rumah sakit, mereka pun sudah janjian hari ini kerumah rendra.

"rendra bakal ke ganggu gak ya sama kehadiran kita, takutnya masih emosi kayak kemarin beb" ucap reni agak ragu ke rumah rendra.

"yahh.. rendra pasti sendirian di rumah, gak ada vivi juga kan." Ucap jerry, reni merasa ada yang kurang karena vivi pulang ke kampung. Mereka pun langsung menuju rumah rendra.


***

"nggghh" tante nia terbangun di jok tengah, tidurnya sangat pulas

"udah sampai paa?" ucapnya melihat sekeliling.

"belom ma, jam 11an kita sampai, mama pules banget tidurnya" ucap om hen yang mengobrol dengan pak agus.

"haha ia bu.. abis kayak kerja keras.." ucap pak agus nimbrung.

"iah kerja keras baget tadi malam hahaa" om hen meledek tante nia, tante nia pun manyun dan langsung rebahan lagi memilih tidak menjawab ledekan pak agus dan om hen. Perjalan cukup jauh sekitar 1 jam lagi menuju rumah vivi.


***

Dari pinggiran sawah rendra melihat vivi yang sedang memotong padi dengan, rendra pun melihat si baron dan teman-temannya juga membantu di petak sawah sebelahnya. Rendra merasa malu melihat dirinya hanya memandangi vivi. Tak lama vivi menuju arah rendra berisitirahat sejenak.

"nihh.. di lap dulu keringetnya" rendra kasih handuk kecil ke vivi.

"iahh makasih, tumben perhatian hehe" keringanya mengucur deras,

"kamu kalau gak ke kota tiap ada panen gini terus vi?" ucap rendra menatapa mata vivi.

"iahh.. kalu di kampung mah beda ren, mau makan ya kerja, gak kerja ya gak dapat makan. Hehe. Beda kayak kamu" ucap vivi senyum.

"aku jadi malu sendiri vi.. ternyata masih banyak di bawah aku yang masih belum beruntung ya.. aku terlalu sibuk melihat keatas." Ucapnya sambil mengoyang-goyangkan kakinya.

"kamu udah berubah kok, gak kayak dulu. Dan aku harap kamu kayak padi" ucapnya vivi senyum.

"maksudnya?? " rendra tak mengerti maksudnya vivi.

"ya,, gimana ya.. peribahasa sih kayak padi, semakin berisi semakin menunduk" ucap vivi ketawa kecil.

"ouhh.. aku ngerti hehe.." rendra sudah mengerti maksud vivi, jangan sombong apa yang kita miliki dan harus rendah hati.

"kamu mau pulang gak? Aku antar sekalian ambil makan siang buat mama papa " vivi langsung berdiri, rendra pun ikut pulang bersama vivi. Sesampainya vivi langsung menyiapkan makan siang, tempe goreng, lalapan, ikan asin sama telur dadar. Rendra melihat vivi sedang sibuk memasukan lauk ke dalam rantang, di peluknya dari belakang.

"hmm.. mau apaa " rendra menciumi tengkuk vivi.

"main sebentar yuk.." rendra langsung menarik celana vivi berserta celana dalamnya.

"ihh bentar lagi mau makan siang.." ucap vivi protes, tetapi terasa kontol rendra mulai masuk ke memeknya. Di angkatnya kaki kanan vivi ke bangku, dengan cepat rendra menghujamkan kontolnya. Vivi pun bertumpu di pinggir meja. Hujaman rendra semakin cepat. Lama tak mau keluar rendra mengubah posisinya menjadi vivi di pangkunya di bangku.. di singkapnya ke atas baju vivi, rendra langsung melumat buah dada vivi,

"uhhh.. terus vi." Vivi menggoyangkan pingulnya dengan cepat, dan tak lama hentakan kencang rendra di ikut emutan kuat di putingnya, cairan hangat menyembur kencang. Vivi pun langsung berdiri dan segera ke kamar mandi membersihkan memeknya,

"aku ke sawah lagi.. kalau mau nyusul kunci ya pintunya.. hehe.. dah" di ciumnya bibir rendra yang sedang merapihkan celananya. Vivi pun pergi membawa rantang langsung ke sawah. Rendra pun bersiap menyusul ke sawah.


***

"tinn.. tinn. Tinn.." klakson mobil dari jalan.

"hee mobil?? Jangan-jangan pak agus. Kan harusnya besok.."ucapnya penasaran langsung keluar rumah. Tante nia dan om hen pun turun pas di depan rumah vivi.
"maaa.. paaa.. kok kesini?" rendra langsung menghampiri, dan terkejut bisa sampai sini.

"rendra.. gimana keadaaan kamu.." di ciumnya pipi rendra oleh tante nia, dan di peluk om hen.

"baik kok hehee.. " rendra tersenyum,

"mama kangen tau,,, sepi banget rumah gak ada kamu sama vivi, terus gimana bahu, kepala kau gpp?.." ucapnya terus tanpa titik menanyakan keadaan rendra

"baik kok ma,, lebih baik malah.. bahu rendra udah terasa mendingan kok" . rendra menjelaskan apa yang terjadi ke dirinya selama di sini.

"terus vivi sama mama papa nya kemana?" ucap om hen memperhatikan rumah vivi sepi,

"lagi pada di sawah.. mau kesana?" tante nia dan om hen pun setuju, setelah tante nia pakai paying dan kacamata hitam mereka berdua mengikuti rendra ke sawah. Sesampainya orang yang bekerja di sawah memperhatikan mereka bertiga, serasa aneh ada orang kota mau kesawah. Orang-orang di sekitar sawah pun saling bisik-bisik.

"tuh vivi sama mama papa nya lagi di saung gitu" rendra tunjukin vivi yang sedang makan siang bersama mama papanya. Mereka pun segera menghampiri vivi.


***

"siangg..." ucap om hen berdiri di samping vivi.

"eghhhh".. vivi hanya kaget menatap om hen tak percaya. Vivi langsung menghentikan suapannya dan menunduk.

"pak hen. Bu niaa.. silakan duduk.. " ucap papa vivi mempersilahkan mereka duduk di samping vivi.

"waahh ada apa kok kesini.." lanjutnya papa vivi sambil membereskan makanannya.

"saya kesini mau cek keadaan rendra aja, abisnya dia gak ada kabar sih, jadi saya kesini langsung kesini" ucap tante nia. Obrolan ringan antara sesame orang tua, rendra ikut duduk di samping vivi.

"sekalian mau izin jemput rendra pulang sama vivi juga" ucap om hen. Vivi pun kaget om hen bilang gitu, mama dan papa vivi pun agak terkejut karena sangat mendadak. Vivi menatap wajah rendra dan menatap papa mama nya. Suasana menjadi hening sesaat.


To Be Continue
 
weleh om tante ganggu hanimun mreka aja
 
kog agak aneh ya ... Vivi manggil mama dan papa , padahal kan orang tua Vivi seorang petani yg hidupnya di desa ....
....
kalau orang desa biasa panggil bapak- emak , bapak simbok , enyak babeh , dll dan bila ada yg panggil bapak - ibu biasanya se orang pegawai ....
maaf suhu sekedar masukan bila berkenan
 
kog agak aneh ya ... Vivi manggil mama dan papa , padahal kan orang tua Vivi seorang petani yg hidupnya di desa ....
....
kalau orang desa biasa panggil bapak- emak , bapak simbok , enyak babeh , dll dan bila ada yg panggil bapak - ibu biasanya se orang pegawai ....
maaf suhu sekedar masukan bila berkenan

itu berarti vivi itu bukan orang Desa biasa,
 
Gelar tiker lg... jaga lilin nunggu pak sabar ngetik pake 11 jari.... what happen next... #menunggu
 
semakin intim ajj ni si renda ama pipi....
moga slanjutx g ketauan ama bapakx pipi pas lg exe,bisa digorok beneran tu ank orang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd