Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

smoga bisaa sampai tamat gan
 
Terakhir diubah:
Chapter 29

suasana cukup hening. vivi pun menghela nafas.

"om.. maaf bukan vivi gak mau balik kesana, tapi vivi masih ingin masih disini 1 atau 2 hari. Setidaknya abis bantu mama papa vivi selesai panen vivi pasti balik kerumah om" ucap vivi dengan mata yang berkaca-kaca karena belum siap meninggalkan mama papanya.

"uhmmm gitu ya.. om dah denger kok dari rendra. Om takutnya kamu gak mau pulang" ucap om hen.

"maksudnya vivi gak mau pulang pak? Vivi kabur gitu?" ucap papa vivi bingung, tatapan tajam papanya ke vivi.

"lohh vivi gak bilang?" om hen juga kebingungan, papa vivi pun geleng-geleng. Om hen pun menceritakan kejadian sebenarnya tanpa mengungkit yang di alami vivi, hanya bilang vivi kabur karena rendra lagi emosi berat dan vivi tak enak hati langsung meninggalkan rumah mereka. Vivi hanya tertunduk, rendra menggengam kedua erat tangan vivi yang tahu vivi sedang menahan tangis.

"maaf pa maa.." ucap vivi yang masih tertunduk, papa mama vivi hanya menghela nafas dengan sikap vivi.

"maaf kelakuan vivi ya pak hen, bu nia.." ucap papa vivi meminta maaf.

"loh loh. Harusnya kami yang minta maaf kalian, karena sikap rendra berlebihan membuat vivi gitu" om hen membela vivi.

"iah.. salah rendra om.. itu semua bukan salah vivi kok jangan marah ke vivi om " rendra tersenyum yang ikut membela vivi, sambil berusaha membuat tenang vivi.

"saya gak marah ke vivi kok, vivi udah besar dan dikit lagi lulus SMA. Jadi seharusnya vivi udah tentuin jalannya, saya takut aja vivi gak bisa lanjut ke jenjang lebih tinggi karena sikapnya yang bisa kecewain pak hen dan bu nia." Ucap papa vivi yang kwahtir masa depan anaknya ini seperti sama sepertinya.

"saya gak mau vivi jadi petani seperti saya dan ibu nya, saya mau vivi terus berkembang di kota dengan bimbingan pak hen dan bu nia asal jangan vivi menjadi seperti orang tuanya."ucap papa vivi sambil menitikan air mata. Harapan orang tua ke anak satu-satunya dan kekwahtiran orang tua ke anaknya. Vivi pun ikut menangis melihat baru pertama kali papanya menangis mebahas dirinya.

"iahh saya tau kok, makanya dari itu saya meminta izin dulu ke mama papa vivi. Agar vivi mau balik ke rumah kami." Ucap om hen sangat mengerti persaaannya ke vivi. Suasana menjadi hening kembali, isak tangis vivi mulai mereda karena rendra di sampingnya menemaninya dan mencoba menenangkan vivi.


***

"itu seterah vivi pa hen, vivi kapan mau nya balik ke rumah. Saya gak bisa memaksa" ucap papa vivi membuka pembicaraan.

"tapi pa.. vivi pergi,, papa sama mama gak yang bantuin" ucap vivi dengan mata yang memerah.

"gpp kok.. disini banyak kok yang bantu.. tuh baron sama teman-temannya. " ucap senyum papa vivi, papanya tak ingin vivi terhalang masa depannya hanya karena ingin membantu panen di sawah.

"iah vi,, senin kan kamu udah masuk lagi, kalau kamu pulang sekarang ada 1 hari buat istirahat. Jangan cemasin papa mama ya, mama lebih cemas kalau kamu gak balik ke kota lagi vi" ucap mama vivi dengan suara yang tenang. Di dalam hatinya ingin menemani saja sampai panen selesai.

"iah vivi ikut pulang" ucapnya sambil melepas nafas panjang,

"om sama tante istirahat dulu aja, di rumah.. pasti capek banget" ucap vivi,, om hen, tante nia, rendra, dan juga papa mama vivi ikut pulang ke rumahnya, menemani sejenak keluarga rendra sebelum kembali ke kota. Hanya ada cemilan kecil dan teh manis yang menemani obrolan sesama orang tua di ruang tamu. Vivi ke halaman belakangan di temani rendra.


***

"ting,, tong.. " suara bel di rumah rendra.

"gak ada yang jawab ya" ucap jerry yang terus pencet bell rumah.

"iaa siapa... mau cari siapa ya?" ucap bi inah membuka pintu gerbang rumah..

"misi ada rendranya gak bi.." ucap jerry mendekati bi inah..

"ohh ini den jerry kan temen rendra yang dulu kecil gitu.. " ucap bi inah coba mengingat kembali, karena sudah lama jerry tidak ke rumah rendra.

"wahh den jerry, rendra lagi ke rumah vivi yang di kampung, ibu sama bapak juga nyusul rendra tuh" bi inah menjelaskan sejak kapan rendra ke rumah vivi.

"wahh lama juga, rendra gak bilang ke kita-kita sih..hhee.. ya udah bi pamit ya" jerry pun kembali ke mobil.

"loh beb kamu balik lagi?" ucap reni.

"rendra ke rumah vivi ke kampung.. udah 3 hari sih.." ucap jerry sambil menjalankan mobilnya.

"wahh... rendra nekat juga ketemu vivi" ucap raka yang duduk di kursi belakang.

"semoga vivi sama rendra hubungannya gak retak ya.. yah siapa tau abis dari sana mereka jadian ya gak" ucap indra sambil tertawa.

"amin aminn.." ucap reni membayangan vivi dan rendra pacaran.

"eh jerry,, nanti gue turun di depan restoran ya.. gue mau ketemu seseorang hehe" ucap raka dengan raut wajah bahagia.

"ciee.. janjian sama anna?" ucap indra membongkar rahasia raka.

"anna yang kelas X ya.. yang kutilang itu.. kurus tinggi langsing dada rata.. hahah sama pakai kacamata ya." jerry tertawa terbahak-bahak,

"lo ledek terus.. yah buktinya gue gak homo kali masih suka cewek.." raka terus protes kalau mereka membahas anna.

"haha.. ia sorry-sorry raka,, dah sampai neh.. goodluck ya" ucap jerry sambil raka melambai kan tangan, indra pun minta turun ke warung internet yang lumayan jauh dari resotran.

"thanks jerr.. udah muter-muter anterin gue haha.." ucap indra sambil menutup pintu.

"taiiii jauh-jauh cuman ke warnet..." nada ledek jerry, mobil jerry pun melaju kembali.


***

"bebeb,,, jalan yuk kemana gitu.. hehehe" reni bersikap manja.

"mau kemana?" di elusnya rambut reni.

"hehe... main deh ke rumah aku ajah gimana?, mumpung mama papa aku lagi pergi." reni sambil mengeluarkan lidahnya.

"heeh... jarang main ke rumah kamu..yuk.. mau beli balon dulu gak?" ucap jerry genit.

"iah donk.. wajib.. yang bergerigi beb.. hehe" ucap centil reni, mereka pun segera ke super market terdekat membeli balon bergerigi rasa buah. Dan langsung menuju ruma reni. Tak lama sampailah di rumah reni walau tak bertingkat tetapi mempunyai perkarangan yang luas.

" jadi inget pas antar kamu pulang beb, di timpukin mangga sama papa kamu.." jerry bersandar di kursi depan.

"hihi.. papanya galak anaknya gak kan" reni menjulurkan lidahnya.

"galak ahh di ranjang hahaha..." di tariknya tangan reni ke pangkuann jerry, bibir nya pun langsung berpangutan. Tangannya mulai meraba buahdada reni.

"di dalam aja ahh... " reni berlari kecil langsung masuk ke kamarnya., jerry pun mengikuti dari belakang. Di peluknya langsung tubuh reni. Di bukanya satu per satu pakian mereka sampai telanjang bulat, mereka melakukan pemanasan dengan saling meraba.


***

Raka yang sedang ada di restoran sangat cemas menunggu anna, kaki bergetar menunggu kedatangan anna.

"hi.. kak. Maaf telat hehe.." ucap anna yang bertampilan casual saat bertemu raka.

"mhhm. Iah aku juga baru dateng kok.. duduk duduk" ucap raka yang sangat gugup. Mereka berdua pun memesan makanan, raka dengan malu-malu membuka pembicaraan sampai raka bisa mengatur dirinya menjadi lebih santai. Anna pun seperti segitu.

"(gue harus nembak dia sekarang...), anaa aku mau ngomong sesuatu ke kamu" ucapnya sambil berusaha memegang tangan anna, tangannya gemetar hebat.

"hmm apa kak.." anna bersikap malu-malu ketika tangannya di pegang raka, terasa tangannya raka bergetar hebat.

"ngh.. ngghh..aku sebenernya...." Mulut raka gagap secara tiba-tiba.

"aku suka sama kamu naaa.." ucap raka sambil memejamkan mata, tidak mau melihat reaksi dari anna.

"uhm.. kenapa?aku kan jelek kak." Ucap anna menatap ke arah raka.

"ng anu ngk kok.. kamu cantik.. aku gak peduli orang bilang kamu kutu buku, anak culun dan sebagainya, tapi aku suka kamu ketawa lepas, aku jatuh cinta ke kamu. Maaf ini terlalu cepat tapi aku gak bisa tahan lagi anaa" ucapnya raka dengan nafas yang mengebu-ngebu menahan grogi.

"hmm aku pikir dulu ya kak. 10 menit." Ucapnya senyum, membuat raka terpukau sesaaat. Anna pun berpikir sejenak. Raka pun keringet dingin menunggu jawaban anna.

"tapi aku ajuin 2 syarat ke kakak gimana?" ucapnya, raka pun anggukan kepalanya.

"pertama, kita saling terbuka, ada rahasia antara kita. Aku jamin gak bakal bertahan lama kak, kedua kakak mau terima apa adanya aku?" ucapnya anna sambil senyum manis di depan raka.

"ya aku setuju. Aku siap terima apa aja, karena kamu pilihan aku anna" ucap raka dengan nada yang memberikan keyakinan ke anna. Anna pun mengangguk setuju dan saat ini juga raka melepas masa jomblonya.


***

Dengan cepat jerry menghujamkan kontolnya yang berbalu kondom biru bergerigi ke memek reni, desah reni menjeritt saat jerry menghentakan kontolnya cepat. Tubuhnya kini di ubah posisi agak membungkuk dengan kakinya di angkat satu. Di hujamkannya terus.

"aahh... " tubuh reni langsung mengejang hebat pertanda dirinya klimaks, jerry yang tak tahan menindih tubuh reni dan terus menghujamkan kontolnya..

"aaaahhhh bebb,," di tekannya dalam kontol jerry, di ikuti semburan hangat yang terhalang kondom. Di diamkannya sesaat. Di cabutnya kontolnya dan membuka kondomnya. Jerry menuangkan sperma dari kondom ke dada reni.

"heehee" reni tertawa kecil sambil mengusap-usap sperma jerry ke seluruh tubuhnya, jerry mendekatkan kontolnya ke mulut reni dan reni dengan lihai menjilatinya sampai bersih.

***

Vivi bersandar di bahu kiri rendra, di elusnya pelan rambut vivi yang sudah agak lebih tenang. Hanya terdengar nafas dari vivi. Rendra memandangi wajah vivi.

"aku ke dalam dulu, mau rapihin pakaian.. " ucap vivi langsung beranjak ke kamar, kedua orang tua mereka masih saling mengobrol, vivi pun segera merapihkan pakiannya. Persaaan seperti dejavu kembali.

"gak usah di pikirin lagi vi, itu kan udah berlalu. Pasti kamu keinget masalah itu lagi kan?" ucap rendra masuk ke kamar vivi.

"iaah.. aku kesini bilang mau liburan, tapi akhirnya mama papa tau hal sebenarnya" vivi menghela nafas.

"ngk kok.. kejadian yang sebenarnya aku yang tau, tapi aku sudah lupain" di peluknya erat dari belakang, rendra pun segera mengemasi pakaiannya.

"hehe nih vi.. obat galau kamu ya" rendra kasih egg vibrator ke vivi.

"aahh ih... sinii.." vivi berusaha mengambil dari rendra, tetapi tak berhasil.

"kamu janji dulu gak bakal cemberut" vivi pun angguk dan di berikannya vibratornya yang langsung di masukan ke tas. Vivi dan rendra pun keluar kamar sambil membawa tas mereka. Vivi pun duduk samping mama papanya.

"mau berangkat kapan vi?" ucap om hen yang sedang minum kopi.

"seterah om aja.." vivi senyum sambil bersandar di pundak mamanya dengan manja. Rendra menenteng tas dan mebawa tas vivi ke luar untuk di masukan ke mobil. Di ikuti langkah om hen dan tante nia beranjak dari sofa. Begitu juga vivi dan mama papanya.

" papa gak marah kok, kamu gak cerita sebenarnya. Kamu belajar yang rajin, kalau liburan bilang dulu jangan bikin kwahtir kayak kemarin" ucap papanya senyum sambil usap rambut vivi.

"iah senyum donk.. " ucap mamanya, vivi pun ikut tersenyum.

"ya udah.. maa paa.. vivi berangkat.." di ciumnya pipi mama dan papanya.

"tante.. om pulang dulu ya." rendra bersaliman dengan papa mamanya, vivi pun masuk ke mobil sambil melambaikan tangan ke mama dan papanya. Mobil pun melaju perlahan menelusuri jalan.

"dah yuk.. ke sawah lagi" ucap papa vivi. Mereka pun kembali ke sawah lagi setelah mengiringi vivi pulang ke kota dan memberaskan rumahnya.


***

Vivi pun teringat kembali pertama kali meninggalkan kampungnya, dan teringat kembali ke inginan papanya. Vivi pun menghela nafas panjang, di liriknya rendra yang sedang melihat pemandangan petak sawah yang sudah kosong. Saat itu juga vivi ingin kasih tau disini dulu saat tante nia dan om hen, mobilnya masuk ke sungai karena tanah yang curam. Tetapi vivi memilih diam takut vuat masalah baru ke rendra, pak agus sangat berhati-hati karena jalan cukup 1 mobil.

"tante senang vi, kamu sama rendra udah baikan hehe." Ucap tante nia yang duduk di kursi tengah bersama vivi sedangkan rendra memilih kursi belakang.

"iah tante hehe... " jawab vivi senyum. vivi pun menemani tante nia mengobrol.


***

"annaa kamu kesini naik apa?" ucap raka sambil berjalan keluar restoran.

"bawa mobil hehe. Kakak mau ikut?" ucap anna.

"iah boleh. Aku yang bawa ya.." anna pun setuju, raka pun membawa mobil anna, dengan perasaan yang berbunga-bunga raka selalu melirik kea rah anna.
"hehe kenapa liatin gitu?" anna menyadari raka selalu meliriknya.

"hhehee gpp.." ucap raka mengalihkan pembicaraan.

"gak ada yang menonjol kok kak ngapain di liatin" ucapnya malu-malu.

"he maksudnya" raka bingung maksudnya anna.

"iahh dada aku gak menonjol.." ucap anna mulai memancing.

"ouhh hehe gpp, asal masih ada lobang hahah" ucap bercanda raka sambil menggaruk kepalanya karena takut salah ngomong.

"hehhe.. kakak kan 1 geng ya sama rendra,,, pernah gituan?" anna sambil melihat raka dengant tatapn serius.

"gitu gimana?" jantung raka berdebar-debar karena baru pertama kali membicarakan ini ke cewek.

"ah ah gitu hehhe" ucapnya sambil desah..

"ngak kok.. paling rendra sama jerry, aku gak pernah suer. Aku kan paling cupu di situ hehe" ucap raka senyum sambil jantungnya berdebar kencang.

"ouhh heheh.." tampak wajah memerah dari anna membahas sex dengan raka. Raka pun turun di jalan perempatan rumahnya begantian dengan anna, karena kalau antar sampai rumah raka, putar balik lebih jauh,

"kak tunggu.." raka langsung memasukan kepalanya ke mobil.

"hati-hati ya.." di ciumnya bibir raka mesra oleh anna, anna pun klason mobilnya sambil melambaikan tangan. Raka yang berdiri tak percaya apa yang terjadii.

"yehhaaaaaaa........la la la la..gue mimpi? " teriaknya raka berlari senang mendapat ciuman dari anna, hatinya sangat berbunga-bunga. sambil mencubit pipinya.

"senin gue kasih tau ke rendra, gue punya pacaalll hahaha.. la la la la," raka terus menari-nari tak jelas.


***

"nggghhh beebbb" erangan reni.

"hehehe... lemes ya beb? Ha haa ha" hebusan nafas jerry seolah mau habis.

"he he he.. iah" di tuangkan kembali sperma di dalam kondom ke tubuh reni, jerry rebahan di samping reni.

"suer beb kali ini aku lemes banget 4 x pipis. Kamu 2 hmmm" nafasnya terputus-putus sambil meratakan sperma jerry ke lehernya. Di peluknya tubuh reni, sambil memainkan buahdadanya yang licin oleh spermanya. Reni pun berbalik badan melumat bibir jerry. reni dan jerry istirahat sebentar karena tidak terasa sudah sore.


***

Perjalan pulang cukup memakan waktu, tak terasa malam sudah tiba. Vivi tertidur di samping tante nia sedangkan rendra tidur di jok belakang.

"ayoo bangun... udah sampai" ucap om hen dan terdengar suara pintu gerbang terbuka. Vivi pun membuka matanya perlahan, tante nia langsung keluar mobil begitu juga om hen.

"non vivi...." Ucap bi inah senang melihat vivi kembali ke rumah, di peluknya senang.

"hehe... iah bi, hmm" vivi di bantu bi inah membawa tasnya. Rendra pun terbangun matanya terasa berat berjalan perlahan.

"vii.. tante sama om langsung istirahat ya" ucap tante nia bersama om hen langsung ke kamar. Di tatapnya setiap ruangan di sini. rendra langsung berjalan ke atas tangga dan vivi memilih ke dapur.

"bibi kangen tau non... bibi pikir non gak balik lagi kesini, sepi non gak ada non vivi disini" bi inah ceritakan selama dirinya dan rendra tak ada di rumah, kangen rasanya lihat tawa bi inah seperti ini. bi inah pun membuatkan telur dadar buat vivi.

Selesai makan vivi kembali ke kamarnya, di intipnya kamar rendra. Suara dengkurannya sangat keras seperti sangat lelah. Vivi langsung ke kamarnya yang di tinggal beberapa hari. Vivi pun langsung bersih-bersih dan memakai pakian sebelumnya.

"aaahhh" vivi merebahkan tubuhnya, kasur yang sangat empuk dan udara sejuk dari ac. rasanya kangen dengan suasana paling nyaman saat ini. vivi pun tertidur pulas.


***

Satu hari sebelum esok masuk sekolah, sinar matahari memasuki kamar vivi. Vivi menggliat, tubuhnya serasa lelah sekali karena terlalu banyak duduk. Sudah jam 8 pagi, ia pun segera bangun. Di intipnya lagi kamar rendra, tetapi rendra udah gak ada di kamarnya. Vivi pun segera turun.

"eh non vivi udah bangun.. tumben siang hehe" ucap bi inah yang lagi rapih-rapih ruang tengah.

"eh ia bi.. liat rendra gak?" ucap vivi.

"tuh di halaman depan" ucap bi inah, vivi pun segera ke halaman depan. Ternyata rendra sedang menggerakan lengan kanannya. Vivi pun mendekati rendra.

"wahh tumben bangun siang" di usap-usapnya rambut vivi,

"uhmm " ucap vivi sambil kepalanya di elus-elus.

"udah ih.. uhm.. gimana lengan kamu?" ucap bersikap manis kembali.

"lumayan.. masih agak sakit.. kalau di angkat gini.." di angkatnya ke atas lengan rendra,

"kamu manisan pakai pakian cewek dari cowok heheh". Di ajaknya duduk di bangku taman halaman depan.

"ren.. jujur.. kamu seneng liat aku yang gimana?" ucap vivi dengan tatapan yang serius.

"uhmm.. gimana ya. Suka kamu yang manja, centil, genit, ahaa.. becanda.. aku suka kamu yang jadi diri sendiri .." di usapnya kembali kepala vivi.

"hehehe.. iah makasih" vivi tersenyum lebar. Ia pun seger kembali ke dalam, tetapi rendra langsung peluk dari belakang.

"aku suka rambut kamu di kepang kuda vi, aku bayangin sambil pakai tangtop sama hotpants" bisiknya mencium tenggkuk vivi.

"ehhm.. tapi kamu suka yang feminim gitu kan?" vivi manyun sambil menoleh ke rendra.

"gak tuh lebih suka kayak kamu" di ciumanya bibir vivi,

"uhhm udah ih.. hehe" vivi pun segera melepas ciuman rendra
"aku ke dalam dulu ya" ucapnya langsung berjalan ke dalam rumah, ia pun menuju cermin dekat kamar mandi belakang ke arah halaman belakang. Menggeraikan rambutnya yang sudah panjang. Di coba-cobanya di kepang sambil membuat poni.

"ihh culun banget di bikin poni gini" gerutu vivi sambil mengacak lagi rambutnya. Vivi pun terus memainkan rambutnya. Tak sadar rendra memperhatikan vivi dari belakang.

"hehe vivi..vivi ada-ada aja. " ucap rendra pelan sambil tersenyum, kembali ke kamar untuk mandi. Sudah cukup mencoba gaya rambut vivi pun ke kamarnya untuk mandi.


***

" tante om.. vivi izin ke luar bentar ya" ucapnya melihat om hen dan tante nia lagi santai di ruang tengah.

"mau kemana, tumben kamu keluar?" ucap tante nia..

"hehe.. mau ke salon tante.. mau potong rambut" ucapnya malu-malu.

"ouhh kamu ada uangnya?" lanjut tante nia.

"ada kok.. hehe tabungan uang jajan dari tante." Vivi senyum lebar.

"bentar..,," tante nia pun langsung ke kamarnya, dan tak lama keluar kembali ke ruang tengah.

"nih buat ke salon.." tante nia kasih 5 lembar setarus ribuan.

"hee banyak banget tante.." vivi protes karena terlalu banyak.

"dah ambil aja.. oh ia.. di depan perumahan ada salon baru tuh.. kamu coba kesana" ucap tante nia kembali duduk di sebelah om hen. Vivi yang tak enak mengambil uang yang tante nia kasih dan berjalan keluar rumah menuju salon.


***

sesampainya vivi pun meminta rambutnya di rapihkan saja dan di potong agak pendek sedikit dan juga cocok saat rambut di ikat ke belakang, mbak-mbak salonnya pun mengerti.

ilustrasi

4434902_20140218052939.jpg


may-who-selected-for-fb-20150201-0229-561370012e97735f0a8b4567.jpg


vivi pun segera menguncir rambutnya ke belakang, dan puas hasilnya, potong rambut yang simple dan tak butuh waktu yang lama. Ia pun segera kembali ke rumah.

"loh kok cepet vi?" ucap tante nia yang mau pergi dengan om hen.

"hmm ia yang simple aj tante hehe." Ucap vivi.

"cantik kok.. agak tomboy tapi vi.. ehehe.. tante tinggal ya.. mau belanja dulu" tante nia pun masuk ke mobil, vivi pun kembali ke kamarnya.

"uhmm tangtop sama hot pants ya.." vivi pun membongkat lemarinya, mencari pakaianya yang namanya itu. Dan akhirnya ketemu pakaian yang pertama kali di belikan tante nia, lebih minim dari pakaiannya sehari-hari.

rBVaG1XWnFCAf7gQAAEO-nPS_sE104.jpg


"uhmm.. kecil banget celananya" vivi melihat terus hotpants yang di pakainya. Vivi terpikir terlalu terbuka, vivi pun segera ke kamar rendra untuk menilai pakaiannya setelah memberanikan diri.


***

"rendra.." vivi membuka pintu sekaliguss..

"eehhh..." rendra kaget yang sedang menonton video porno di kamarnya.

"ihhh.. brakk.." di tutupnya kembali pintu kamar rendra. Vivi pun ke kamarnya lagi dengan bibir yang manyun.

"tok tok tok vi...." Rendra terlihat panic kepergok nonton video porno.

"apaaa...." Ucap vivi jutek sambil buka pintu kamarnya.

"ngambek nih yee.. hehe" rendra mencoba mencairkan suasana.

"ngak.. ya udah sana lanjut lagi nontonnya.." ucap vivi masih manyun.

"mau ikut nonton gak? " ucap rendra sambil menjulurkan kepalanya ke dalam.

"ih ngak." Vivi mencoba menyembunyikan pakaian yang di pakainya karena menurutnya terlalu sexy.

"cieee rambut kamu di kuncir gitu.. lebih cantik" rendra terus merayu vivi.

"ihh udah sana.. aahh" di dorongnya pintu kamar sampai tertutup, rendra pun bingung dengan sikap vivi yang menjadi aneh. Ia pun diam-diam keluar dari balkon kamarnya ke balkon depan kamar vivi yang tak jauh bersebarangan. Rendra pun mengintip vivi yang yang sedang memandangi tubuhnya memakai pakian mini yang dulu di belikan tante nia. Kontol rendra pun mulai menegang,

"ahh.. shit jadi nafsu." gumam rendra dalam hati,vivi pun membuka pakainnya satu per satu. Di gantinya dengan pakaian yang biasa. Rendra pun menahan nafsunya dan kembali ke kamarnya.

Waktu pun berlalu, sudah waktunya makan malam. vivi pun segera turun dengan rambut terkuncir kuda, rendra tersenyum kecil melihat vivi seperti itu. Dan besok hari pertama masuk sekolah di semester akhir sekolah. Mereka berempat pun menonton dvd di ruang tengah. Vivi merasa senang masalah yang di timbulkannny selesai dan ia di dalam keluarga rendra seperti hari-hari sebelumnya.

to be continue
 
Wahh lanjut trus ni crita
Tinggal di kasih bumbu konflik ragi biaar tambah rame hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd