Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Terimakasih atas update ceritanya suhu @zhuquejr92 ..
Akhirnya Ansel mengungkapkan perasaannya,
Btw Anggit masih 16 thn yak?
Masih dibawah umur ga sih?

Apakah Ansel akan ikut ke Kalimantan?

Gila ce Nia, maniak sex bgt, hahaha

Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Bimabet
Sembilan​



Tiga hari setelah kejadian itu, sikap anggit berubah, ia kini tak mengusir ansel, dan tak mepersalahakn soal bantuan ansel demi dirinya pulang kampung, secara gak langsung kedekatan mereka mulai tumbuh secara alami. Walau usia terpaut delapan tahun dari anggit,

“cara pesan tiket online gimana?” tanya anggit, duduk di samping ansel yang sedang memainkan ponselnya.

“sini,” kondisi ansel lebih baik, luka lebamnya mulai tak terlalu bengkak seperti kemarin. Salep yang di berikan benar-benar ampuh,

“ke kalimantan barat?” angguk anggit.

“kampuang halaman lo?” angguk anggit lagi, ternyata sangat jauh dari sini, ansel memikirkan pergi kesana untuk kabur ada orang yang mencarinya lagi.

“gak terlalu lama empat hari lagi?”

“ngak kok, itu tiket termasuk murah dua ratus ribu, kalau berdua udah empat ratus ribu” ucapnya.

“lo ajak gue?” ansel menoleh ke anggit, saat mata mereka bertemu anggit mengalihkan kearah lain.

“hmm... maybe, gw pikir lo gak bejat banget..” senyum tipis anggit ke ansel.,

“gue bejat karena keadaan ya..”

“apa jangan -jangan lo suka sama gue?” lanjutnya

“aduhh mulesss,, “ anggit langsung pergi ke kamar mandi, pertanyaan ansel membuat perutnya tak enak.

Selesai memesan tiket, ansel juga diam-diam membuka isi dalam ponselnya.Walau touchscreen agak susah di pencet,

“masih nyimpen”di galeri ia melihat foto cece nia yang di kirim olehnya, anggit tak menghapus sama sekali.

“ihhhh ngapain lo” pekik anggit saat tau ansel membuka galeri di ponselnya dengan sigap anggit berlari, tetapi ia tersandung dan akhirnya tubuhnya menyeruduk tuubh ansel.

“awshh gila,, sakitt” desis ansel, tubuh anggit menabraknya.

“balikin” pintanya meraih tangan ansel,

“eitzz, ternyata diam diam suka juga ga.” tawanya,

“ihh, lo bilang gue dah gede dan wajar kan?” jawabnya mencoba meraih lagi ponselnya, tetapi tak bisa tangan ansel begitu panjang. Tiba-tiba ansel membalikan tubuhnya, menindih anggit dengan memegang kedua tangannya.

“ihh, lepasin ah,” pintanya saat mereka saling tatap satu sama lain, ansel mendekatkan wajahnya ke beberapa centi.

“aaahhh sakiiitttt.. awahh awahh awhhh” pekik ansel saat pinggangnya di cubit anggit, dan seketika anggit berhasil mengambil ponselnya.

“ini bayarnya gimana?” tanyanya saat mau keluar kontrakan.

“ke mini market, bilangnya bayar tiket pesawat. Terus tunjukin kode pembayarannya” jelas ansel, anggit pun langsung berjalan keluar. Tapi sayangnya minimarket cukup jauh dari sini.

Setengah jam berlalu, belum ada tanda- tanda anggit pulang. “tok tok tok tok” suara ketukan pintu kontrakan.

Ansel ingat ia disuruh mengunci pintunya, dan saat pintu di ketuk ansel di minta langsung buka pintu. Itu agar tetangga kontrakan tak curiga, termasuk ibu pemilik kontrakan.

“wahh, ternyata benar” suara ibu-ibu, dengan raut wajah yang lega karena menemukan sesuatu. Ansel pun dengan sigap menutupnya kembali, tetapi ibu itu langsung menahannya sambil mendorong ansel dan menutup pintu kontrakannya.

“i bu siapa?” tanya ansel, memperhatikan dari ujung kaki sampai ujung kepala, terlihat seperti umur lima puluh tahunan, apa lagi memakai daster yang biasa di pakai emak-emak., tak terlalu kurus dan gemuk, terlihat juga gundukan lumyan besar.

“saya??, kamu tidak tau saya?”

“iiah, “

“saya bu fitri pemilik kontrakan ini, dan ternyata benar anggit masukin lelaki diam-diam ke kontrakan saya” jelasnya, ansel langsung menudukan kepalanya.

“kamu siapanya annggit?”

“sayaa”

“pasti kamu cowoknya, makanya anggit gak mau bilang ke saya” bu fitri langsung menyilangkan kedua tangannya. Terlihat buah dadanya semakin terlihat cukup jelas.

“kau tau peraturan kontrakan sini?”

“ngak bu”

“barang siapa yang membawa orang tanpa izin selain orang tua, bisa saya suruh pergi dari sini atau di denda” ucapnya membuat ansel langsung menatapnya.

“please bu jangan buat anggit keluar, saya bayar dendanya, tapi jangan usir anggit bu” senyum ansel, ia merasa ini bukan waktu yang tepat mencoba merayunya. Apa lagi kondisinya yang belum pulih,

“oke kalau gitu kamau bayar dendanya ini” ia langsng mengangkat dasternya, menunjukan vaginanya yang memiliki bulu tak terlalu tebal, tapi bibir vaginanya terlihat cukup tebal.

“haa?”

“hayolah, jangan pura-pura, kamu selama empat hari udah ngentot kan sama anggit,”

“ta tapi, anggit bentar lagi pulang bu,”

“resiko kamu, kalau anggit lihat, itu urusan kamu” senyumnya masih menyingkap dasternya. ansel langsung berjongkok sambil memegang perutnya karena merasakan lukanya tertekan, hidungnya langsung mengendus aroa vagina bu fitri.

“wow” desis kaget saat mencium vaginanya yang tak bau, seperti sudah di cuci bersih, jempolnya langsung mengelus klitorisnya sambil lidah ansel menjilati belahan vaginanya.

“ohhhhh~” desahnya,salah satu kakinya langsung di angkat ansel, lidahnya leluasa memainkan vagina bu fitri, ansel merasakan tak ada bendanya vagina bu fitri mau tante-tante asal itu semua bersih.

Ia pun berdiri lagi menatap wajah bu fitir yang menikmati kocokan dua jari ansel yang keluar masuk perlahan, dan juga jempolnya sesekali menggesek klitorisnya.

“ibu mau di entot kah?” bisik ansel mencabut kedua jarinya dan langsung di tunjukan ke wajah bu fitri,

“iahh, entotin dong” jawabnya menghisap jari-jarinya yang basah oleh pelumas vaginanya sendiri.

“saya habis ci dera gak bisa buka celana sendiri” bisik ansel, meremas kedua buah dadanya, tanganya merasakan bu fitri tak memakai bra, ini seperti sudah di rencanakan oleh diirnya, sambil meremas jari ansel ikut memilin putingnya cukup besar seperti biji jambu, tapi wajar umur segitu putingnya membesar, kebiasaanya di emut suaminya.

“oh ya? Saya bantu” ansel langsung rebahan, membiarkan bu fitir mencopot celana kolor yang kemarin di belikan anggit beberapa potong,

“wooww, gede, pasti anggit menjerti ini” godanya menjulurkan lidah seperti siap menyantap sosis bakar yang jumbo.

“haha,, ia dong, saya bekap mulutnya biar gak jerit bu,” tawa ansel.

“waah, pantes segede ini,” tangan bu fitri langsung mengocok penis ansel yang hampir bisa ia genggam sepenuhnya, tak lama bu fitri mengulum penis ansel, dan sesekali ia mencoba memasukan sampai habis di dalam mulutnya, hasinya berhasil, kepala penisnya masuk ke kerongkongannya tanpa bu ftiri batuk atau tersedak.

“tunggu bu, saya gak ada pengaman” kini bu fitri bersiap memasukan penis ansel dengan posisi women on top. Sesekali ia menjilat tanganya sambil mengelus vaginanya.

“saya sudah di KB kok, jadinya jangan ragu-ragu yah di semprot” ucapnya langsung memasakang kepala penis di belahan vaginanya, secara perlahan bu fitri menekan pinggulnya.

“ohhhh gilaa,, kerasaaaa ahah” desisnya, ansel cukup kaget vaginanya masih menjepit sama seperti yang lain di umur segini, ada kemungkinan bu ftiri jarang di genjot oleh suaminya. Kedua tangan ansel di tarik untuk meremas buah dadanya dari luar dasternya.

“ohhhh yeahh, brondongg uhhhhh~” racaunya menaik turunkan pinggulnya begitu cepat. Sampai berbunyi “Plokkk Plokkk plokk”.

“awsh” desis nyeri ansel saat mencoba menghentakan pinggulnya, dan merasakan nyeri di punggungnya, tapi ansel tetap terus melakukannya agar ini cepat selesai,

“aahh sial, gue jadi mau keluar gini” bu fitri juga merasakan hal yang sama, ia sekarang memaju mundurkan pinggulnya,

“ohhh aaannggghh “ bu fitri langsung menekannya dalam-dalam, tubuhnya ikut bergetar, terutama vaginanya yang jarang orang bisa melakukanya yaitu menghisap seolah menelan dalam-dalam penis ansel.

“ploppp” bu ftiri mencabut penis ansel, spermanya pun mengalair ke sela-sela pahanya,

“wow kamu keluar juga?” angguk ansel, diam-diam klimaks saat vagina bu ftiri menghisap dalam-dalam penisnya.

“haha,, “ tawanya mencair tissu untuk mengelap vagiannya,

“saya suka di semprot hihihi” bisiknya melumat lagi penis ansel, membersihkan dari kepalanya sampai bijinya juga.

“bonus saya bersihin otongnya” ketawanya cekikikan setelah memberisihkan penis ansel, bu fitir pun keluar pelan-pelan,

“gila, lagi sakit ternyata gue bisa gampang keluar yah” nafasnya terengah, sudah lama ansel tak selemah ini,

***

“panassnyaaaa gila gerahh” gumam anggit yang selesai melakukan pembayaran tiket pesawat, sebelum pulang anggit membeli cendol buat ansel.

“pintunya kok kebuka?” anggit melihat pintu kontrakannya terbuka sedikit, ia pun langsung melihat ke dalam,

“egh” anggit menutup mulutnya melihat apa yang terjadi, ibu yang punya kontrakan sedang naik turun di tubuh ansel, dan tak lama bu fitri mencabut penisnya, anggit dengan jelas melihat cairan putih menetes dari selangkangannya.

“gilaa,, ihh” anggit terpaksa berbalik arah, dan menunggu beberapa menit sampai ia melihat bu fitri keluar dari kontrakannya berjalan ke arah rumahnya.

“tenang anggit, jangan omelin si bejat itu” tarikan nafasnya masih menyeruput cendol yang harusnya di kasih ansel, dengan tenang anggit berjalan ke arah kontrakan yang kini terkunci.

“tok tok tok” ansel membuka pintunya, sekilas anggit melihat dari jendela saat ansel merapihkan celananya. Sebelum membuka pintunya.

“udah bisa?” tanya seperti biasa, anggit cuman mengganguk,

“lo minum apa itu? “ tanya ansel melihat tangan anggit yang masih genggam plastik es.

“Cendol... “

“gue gak di beliin? “ tanya lagi untuk mencarikan suasana, karena ia masih bete dengannya soal apa yang ia lihat nanti

“Tadinya.. Terus jatoh deh. “ jawab anggit sambil sesekali memanyunkan bibirnya.

“besok print dari email tiketnya” lanjutnya melihat kearah kasurnya yang di pakai buat main kuda-kudaan. Bersih tak ada tetesan sperma atau semacamnya, jadi tak ada alasan anggit mengomel. Tapi tetap saja rasanya kesal terhadap ansel yang seenak jidatnya.

Malam ini masih terasa canggung, anggit masih teringat kejadian tadi. Kenapa selalu ada cewek yang melihatnya langsung bisa making love dengannya. Anggit mengangkat bantal gulingnya lagi, tak ada suara dengkuran kali ini.

“Kenapa emak-emak pada doyan sama lo” desisnya pelan.

“gimana gue bakalan suka sama lo kalau lo masih doyan main sama emak -emak ” gumam anggit memiring posisinya melihat ansel yang terlelap.

“dan lebih aneh lagi kenapa lo bisa suka sama gue,” ia pun membalik tubuhnya membelakangi ansel, anggit pun mulai terlelap.

Ansel yang pura- pura tidur meendengarnya membuka matanya dan menyampingkan tubuhnya, Tanganya langsung memeluk tubuh anggit dari belakang,

“gue suka sama lo karena sikap lo yang beda dari cewek lain, lebih dewasa dan mandiri, walau ngeselin” bisiknya membuat anggit membuka matanya mendengar ucapan itu.

“di tambah lo udah tau gue siapa, tapi lo gak ada ilfeel sama gue, itu yang gue semakin suka sama lo” lanjutnya memeluknya dengan erat. Anggit langsung menoleh tanpa melepaskan pelukanya. Kini wajah anggit dan ansel saling bertatapan.

“mmccchhmm “ ansel mencium bibirnya dengan lembut, anggit hanya terdiam tanpa membuka bibirnya sedikit pun,

“Hmmm mcchh mccuahch” lumatan ansel semakin menjadi ketika tak ada penolakan dari anggit, tanganya semakin erat memeluk anggit

“ahhh sssh” desis anggit pelan, pas diam-diam ansel meremas buah dadanya pelan, terasa anggit tak memakai bra dari baju tidurnya.

“ihh uhmm. “ anggit mau menyudahinya tetapi rangsangan yang di lakukan ansel benar-benar membuat anggit ikut hanyut dalam suasana.

“ssshh,, “ kini ansel mencium tengkuknya, membuat anggit menggeliat geli, tangan satunya tak ia sia-siakan, langsung masuk ke celana tidur sekaligus celana dalamnya. Anggit hanya menggeliatkan tubuhnya. Dan terus mendesah pelan

“aahh sashhh aahh ihh udahh” racaunya memegang tangan ansel yang memainkan vaginanya, kini terasa vagina anggit sangat basah. Lebih basah di banding kemarin saat di tangga darurat.

“engghh” tubuh anggit sekarang posisi rebahan, tanpa memperdulikan luka di perutnya, ansel merangkak ke selangkangan anggit, tanganya langusng melepas celana sekaligus celana dalamnya.

“slrruuuppssss” jilatan lembut di belahan vaginnya, ansel diam beberapa detik saat melihat vaginya anggit, walau kondisinya remang-remang ansel bisa melihatnya begitu sempit.

“aassllrruup” dengan hati-hati ia menjilatinya klitorisnya, anggit yang tak bisa menahanya hanya bisa menutup wajahnya,

“mmhhppp slrrruuuuupppssss” hisapan cukup kencang dari ansel, sampai membuat kaki anggit bergetar,

“aaahhhh guee ahhh mau pipissss ngghh” ansel tak memperdulikan dan terus menjilati vaginanya,

“ohhhhh ohhh” tubuh anggit langsung kejang-kejang menahan klimaksnya, ansel tanpa jiji menghisap bersih yang keluar dari vaginanya, sampai anggit menaikan tubuhnya seperti mau khayang.

“bruukk” anggit langsung ambruk, menarik nafas dalam-dalam, pertama kali anggit klimaks seperti itu. Matanya tertus memandang langit-langit kontrakan.

“enak?” tanya ansel mengelus pipi anggit.

“iah,, uhm” jawabnya spontan, dan tiba-tiba lumatan ansel langsung mengarah ke bibirnya. Anggit kali ini membalas lumatan ansel.

“uhhmm” tiba-tiba anggit menepis tangan ansel, ia pun bangun dari kasurnya menuju kamar mandi dengan telanjang bulat. Ia mengingat apa yang terjadi.

“anggit, kenapa lo jadi gampangan gini sih ihh..” gumamnya memasang kancing baju tidur satu persatu, jantungnya begitu berdebar mengingat ucapan ansel tadi.

“ayolahh.. Anggitt jangan sampai kebobolan.” gumamnya membasuh wajahnya beberapa kali. Berharap tadi hanya mimpi basahnya. Tapi sayang itu benar-benar terjadi kepadanya.

Anggit kembali ke kasurnya, ansel sudah berbalik arah menghadap tembok, sesekali anggit menutup wajah dengan kedua tangannya sebelum ia kembali rebahan di kasur.

“lo beneran suka apa nafsu sama gue? “ tanyanya memberanikan diri. Di tambah detak jantung berdebar sangat kencang. Tapi anggit harus mengatakannya dengan tegas agar ia tak bimbang. Dan keputusan ada di jawaban anael.

“Suka.. Kalau nafsu udah gue gagahi dari kemarin” jawab tiba-tiba langsung berbalik arah ke samping.

“kalau gue gak ada rasa sama lo? “

“yah gue perkosa nanti” reflek anggit langsung menendang selangkangan ansel. Tepat mengenai kedua biji nya. Mulut ansel terbuka tanpa suara sambil kedua tangannya memegang biji.

“aahh ngggh gue bercandaa uuhhh” ucapnya serak sambil menahan nyeri karena linu di kedua bijinya.

“Isssh..bodo amat” anggit langsung membalikan tubuhnya dan membatasinya lagi dengan bantal guling. Membiarkan ansel merasakan sisa-sisa kenikmatan yang di berikan anggit.

“Terus gimana gue biar jadi cowok lo? “ tanyanya membuat anggit tak bisa menutup matanya. Jantungya berdebar kembali. Anggit berpikir sejenak karena ia tak tau jawabannya. Dan akhirnya ia terdiam tak bersuara sedikit pun.

“huii, kok diem?” ansel yang penasaran langsung melihat anggit, senyum kecil dari wajahnya saat lihat anggit ternyata tertidur karena memikirkan jawaban.

***​

Pagi-paginya, anggit dan ansel tidur saling berpelukan. Kepala anggit bertumpu ke bahu ansel, tangannya juga merankul kepalanya. Terlihat seperti anak kecil tidur di pelukan papanya.

Sudah jam enam pagi, seperti biasa terbangum tanpa adanya alarm. anggit sudah terbiasa bangun di jam enam pagi,. Matanya langsung terbuka lebar saat tau dia sedang merangkul kepala ansel

“enggh” Anggit sendiri bingung kenapa ia bisa tidur saling berpelukan. Bantal gulingnya pun ternyata di lantai.

Perlahan anggit melepaskan rangkulannya agar ansel tak terbangun. Wajahnya langsung memerah mmelihat kaos ansel basah karena ilernya.

“Maapkeun” ucapanya menggosok bajunya beberapa kali sama telapak tangannya.

Anggit memilih mandi, ia ingat ketiduran karena memikirkan jawaban dari pertanyaan ansel.

Satu gayung... Dua gayungg.. Tiga gayungg.. Empat gayung... Anggit belum bisa memikirkan apa jawabnya sama sekali.

“apa aku harus bilang aku suka juga gitu? “wajahnya memerah seketika, rasanya lebih sulit di banding minta izin pulang kampung. Detak jantung tak berbohong. Ia benar- benar menyukai ansel, di tambah saat dalam pelukannya ia begitu nyaman.

“Fuhhhhh” anggit melilitkan handuknya keluar kamar mandi. Ansel masih tertidur dengan posisi tadi. Ia tanpa ragu membuka handuknya.

Ansel tiba-tba terbangun karena bau harum dari tubuh anggit yang baru selesai mandi, baunya seperti wangi bunga.

“gleg” ansel menelan air ludahnya yang bercampur iler melihat pemandangan indah tepat di depan matanya.

Buah dada anggit yang si hiasi puting yang kecil, dan bulu-bulu tak terlalu lebat di sekitar vaginanya. Apa lagi saat anggit memakai hotpants, belahan vaginanya terlihat cukup jelas.

Anggit merasakan ada sesuatu yang menatapnya yaitu arahnya dari ansel, langkah pelan mendekati ansel menatap wajahnya. Tak ada yang aneh ansel tetap terpejam. Sebelum ansel terbangun anggit memilih membeli bubur ayam yang biasa ansel beli.

Siangnya anggit memilih ke warnet buat print tiket pesawatnya, saat depan pintu kontrakan ponselnya berbunyi dan itu ternyata dari mamanya.

“happy birthday anggiittt,,, yang ke tujuh belas “ ucap mamanya yang tak sengaja ke loudspeaker.

“heheehe ih mama, makasih, “ senyum senang terpancar dari wajah anggit.

“maaf yah gak bisa kasih apa-apa, ke kamu apa lagi kita jauh,” lanjut mamanya.

“iahh,, gak apa-apa doain aja anggit disini baik-baik aja yah ma, itu cuku[“ senyum anggit,

Dari dalam kontrakan ansel mendengar percakapan mereka, dan melirik tanggal 17 juni sekarang, pas dengan ulang tahunya ke tujuh belas. Ia memilih tak menguping, seolah tak mendengar apa yang terjadi.

Hampir sepuluh menit berbincang anggit pun selesai, dan masuk ke dalam kontrakan.

“eh ngapain lo? “ teriak anggit pas anael berdiri masih memakai handuknya yang kekecilan, tanganya perlahan membuka perban yang menutupi jahitan di punggungnya.

“gatell” Jawabnya benar -benar membuka perbaannya. Anggit sedikit meringis lihat jahitannya yang mulai mengering.

“ihh .. Perban lagi sana” Pintanya. Ansel tak menanggapi ocehan anggit, yang ada ansel semakin lama melihat luka jahitannya.

“Keren kan. Kyk ulet bulu” tunjuknnya punggung ke anggit.

“pala lo berbulu” celetuk anggit yang sedang mencari kotak obat.

“Botak tau, sekarang ada bulunya dikit nih” ansel membuka handuk pas anggit menoleh kearahnya.

“Issh.. Pea ah gak tau malu...” Desisnya langsung membuang muka.

“Hahahaa....”tawanya cukup keras,

“sana tiduran, gue perbanin” pinta anggit membawa perban dan plesternya juga, ansel menuruti kemauan anggit, ia langsung tengkurap di kasurnya. Dengan perlahan anggit membersihkan dulu sekitar luka jahitan,

“selesaii” ucap anggit langsung mau berdiri, tiba-tiba ansel menarik tubuhnya lagi menjadi rebahan, bibir ansel langsung menyosor ke bibirnya.

“mggghhhmmm” mulut ansel langsung di plester sama anggit,

“gue gak mau jadi cowok lo,” ucapan anggit membuat ansel terkejut, sampai ia membiarkan anggit bangun dari tempat tidurnya.

“why? Gue pikir selama ini lo kasih kode ke gue” jawab ansel,

“gue gak mau punya cowok murahan aja, begitu gampangnya main sama cewek” jelasnya singkat padat. Ansel langsung terdiam,

“asal lo mau berubah” lanjutnya menoleh kearah ansel dengan senyum lebar.

“jadi?”

“liat kedepannya aja, lo bisa berubah apa ngak” ansel langsung menhampiri anggit, bibirnya langsung mencium lembut dengan penuh perasaan, reflek anggit membalas ciumannya, anggit merasakan ini bukan ciuman seperti tadi malam, ciuman penuh kehangat seolah ini perasaan yang di utarakan lewat bibir.



Bersambung....



#Note, update ya hu.... semoga berkenan.. hahaha thanks
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd