Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TITIK BALIK [By. Ranfast]

Bimabet
Benar hu... Diana curang, qt liat aja apa suaminya akan lebih curang dari Diana sebagai "Titik Balik" dari kecurangan Diana...
 
Benar hu... Diana curang, qt liat aja apa suaminya akan lebih curang dari Diana sebagai "Titik Balik" dari kecurangan Diana...
Menunggu chapter selanjutnya.
Semoga ada pembalasan yang bener-bener setimpal dari suaminya
 
BAB IV



Banyak yang mengira bahwa seorang pria akan meninggalkan istrinya hanya demi seorang wanita cantik dan seksi, demikian halnya dengan wanita akan meninggalkan suaminya hanya demi seorang pria yang tampan, atletis, dan mapan. Sungguh tak demikian kiranya.
Banyak pria yang berselingkuh bukan dengan wanita yang lebih menarik atau seksi. Semuanya hanya karena sebuah kedekatan dan merasa dihargai.




Yanto. Pria berusia 31 Tahun, bertubuh cukup atletis, pemenang hati Diana sepuluh tahun yang lalu. Pria yang sesungguhnya penuh perhatian, pengertian, penyayang dan tentus saja romantis, namun tak pernah ingin mengumbar pesonanya, kepada wanita yang mencintainya sekalipun.

Yanto menikahi Diana sepuluh tahun yang lalu, disaat yang sama dia masih memiliki pacar yang sangat menyayanginya bahkan telah menyatakan siap dan sangat ingin dinikahinya. Seorang gadis bertubuh semampai bak peragawati. Tapi begitulah, ketetapan Tuhan atas jodohnya tidak menuliskan nama gadis itu, melainkan nama Diana yang kini telah memberinya seorang putra.

Yanto bukanlah seorang pria mata keranjang, play boy atau semacamnya. Yanto hanyalah seorang pria yang tak pernah main-main dalam menyayangi seseorang, tapi juga akan selalu bersikap biasa saja pada seseorang yang tidak dicintainya meskipun status mereka pacaran.

Mengenal Diana dalam waktu singkat dan menikahinya setelah tiga bulan mereka pacaran, disaat mana dia juga memiliki pacar yang sering memohon untuk dinikahinya.

Ini bukan pertanda ataupun bukti bahwa Yanto seorang pria mata keranjang. Ini semua terjadi hanya untuk menjaga perasaan sang Gadis agar tidak merasa kecewa saat mengutarakan isi hatinya. Yanto bersedia menjalin hubungan dengan si gadis, meskipun disadarinya bahwa hal itu sama saja artinya membohongi si gadis dengan memberi harapan palsu. Tak ada rasa yang tumbuh dihati Yanto, meskipun si gadis seorang wanita yang cukup cantik dan penuh perhatian, tapi hati Yanto seperti mati rasa...

Disaat itu, saat dia masih menjalin hubungan (palsu) dengan si gadis, Diana hadir dan menyatakan rasa sukanya pula pada Yanto. Sama seperti si gadis, Yanto pun tak ingin mengecewakan Diana. Yang membedakan adalah, Diana tahu bahwa Yanto memiliki pacar. Semuanya dijalani dengan nyaman, laksana kisah Hareem, tiada yang merasa disakiti, hingga saat menentukan pendamping hidup yang akan menjalani hari-hari bersama dalam satu atap. Yanto memilih Diana, meskipun harus menyakiti pacarnya yang lain.

*****


Yanto bangun dengan nafas memburu. Mimpi apakah yang berulang kali dialaminya? Apa makna dari semua ini?

Segelas air putih yang selalu tersedia dimeja dekat ranjang habis diteguknya, menghilangkan rasa haus yang turut menyerangnya. Diliriknya jam dinding, Jarum jam telah menunjukkan jam 7.00, sudah pagi kiranya.


Diana belum mengubunginya. Terakhir menghubunginya saat dia mengabarkan tak bisa pulang karena tidak diizinkan Kak Erik.

Hmmmmppptttt

Syukurla, Diana ada di rumahnya Kak Erik, artinya dia aman disana...


Bergegas Yanto bangun menuju dapur. Rumah sepi, Putranya pasti telah berangkat sekolah, karena kebiasaannya bangun pagi dan bersiap-siap ke sekolah. Meskipun di usianya yang masih terbilang anak-anak dan butuh bantuan orang tuanya dalam menyiapkan diri ke sekolah, namun putranya selalu melakukan ini sendirian, mengurus diri sendiri. Tadi putranya membangunkannya saat dia mimpi aneh pertama kalinya, tapi kemudian tertidur lagi dan mimpi aneh lagi hingga kini terbangun dan tak ingin tidur lagi, takut mimpi itu terulang lagi.


Selesai menjerang air dan menyeduh teh, Yanto tiduran diatas sofa. Hari ini dia memutuskan untuk tidak masuk kerja. Pikirannya agak sedikit kacau, soal mimpi anehnya, juga soal anak asuhnya yang mendesak minta bantuannya berupa barang, lagian juga sekarang sudah terlambat bila harus masuk kerja.


Oh ya. Sedikit cerita tentang si anak asuh.


Nur Laila, lebih suka dipanggil Laila. Gadis itu sebenarnya bukan seorang gadis kecil lagi. Usianya telah memasuki 19 Tahun. Dia bekerja di sebuah Mall yang cukup terkenal. Laila seorang gadis yang tegar, karena di Kota ini dia tinggal disebuah Kost-kostan, jauh dari orang tuanya. Dia datang dari sebuah kampung, setelah lulus SMA diapun mencari uang demi cita-citanya yakni menjadi Polwan dengan bekerja di Mall. Mengapa dia memilih bekerja ditempat yang jauh dari kampungnya? Bahkan kampungnya itu berbeda provinsi. Itu semua karena Upah Minimum Regional yang berbeda cukup besar dengan Provinsi tempat Yanto tinggal. Perbedaannya hampir sejuta.


Yanto mengenal Laila dari media sosial. Yanto memiliki akun FB yang telah memiliki teman sebanyak lima ribu orang, salah satunya adalah Laila.

Di medsos itu Yanto mendirikan sebuah Grup yang positif. Misinya adalah saling membantu.


Dari sinilah Yanto mengenal Laila, hingga menjadikan gadis itu sebagai Anak Asuh baginya. Segala hal tentang Laila selalu dalam pantauannya, termasuk kesulitan yang sedang dialami Laila, Yanto pasti akan segera membantunya.

Laila belum pernah melihat sosok Yanto dalam dunia nyata. Segala bantuan Yanto selalu dalam bentuk uang yang ditransfer ke rekeningnya Laila untuk membelikan keperluan Laila ataupun mengatasi kesulitan yang sedang dialaminya.


Kembali ke aktivitas Yanto sekarang...


Sudah hampir sejam Yanto tiduran diatas sofa. Rasa malas untuk melakukan aktivitas apapun membuatnya terus tiduran, tanpa memicingkan mata sekalipun.

Teringat Diana, Yanto bangun hendak menelpon Diana. Dicarinya Hpnya didalam kamar namun tak ditemui. Dilaci meja, di meja dapur, bahkan disaku baju dan celananya yang tergantung dalam kamar, namun tak juga ditemukannya.


Bosan mencari, mungkin HP itu dibawa putranya, atau apalah. Pilihan terakhir Yanto menggunakan telepon rumah menghubungi Diana. Ditekannya nomor 0822XXXXXXXX...


Tuuuut... Tuuuut... Tuuuut...!

“Hallo...” Suara seorang pria.

Ini bukan suara Kak Erik, Yanto sangat mengenal suara Kak Erik yang memiliki ciri khas.

“Hallo...” Yanto memelankan suaranya.

“Siapa?”

“Boleh bicara dengan Diana?” Yanto mencoba mencari tahu siapa pemilik suara.

Iya, ini dengan siapa ya?”

“Saya Yanto, Boleh bicara langsung dengan Diana?”

Ohh..., maaf. Diana sedang ke kamar mandi. Nanti ditelepon lagi ya pak...”

“Baiklah....”


Klik


Menelepon Diana dalam lima belas menit? Tidak. Yanto tak ingin melakukan itu lagi. Apa kata orang nanti, istri perginya baru semalam suami uring-uringan, terlebih lagi Yanto tak ingin membebani pikiran istrinya. Yanto sedikit menduga bahwa rumah Kak Erik pasti sedang ramai, dan HP Diana ditaroh begitu saja saat dia mau ke kamar mandi. Dasar Diana memang sembrono...

Ingin rasanya Yanto menelepon Kak Erik untuk meminta Kak Erik agar menasehati Diana biar tidak sembrono, tapi sayang sekali dia tak tahu nomor telepon Kak Erik.


Bosan di rumah, Yanto memutuskan untuk pergi mengunjungi sahabatnya Hendra yang letak rumahnya tidak jauh dari rumahnya. Sahabatnya Hendra adalah sahabatnya sejak kecil. Segala hal mereka bicarakan, dan Hendra selalu terbuka dengannya. Yanto seringkali menjadi tempat Hendra curhat masalah keluarganya. Tentang istrinya yang suka selingkuh, tentang mertuanya yang selalu membebaninya dengan banyak keinginan. Meminta mereka segera punya anaklah, karena memang sudah 9 tahun menikahi Nur’ain, mereka belum memperoleh momongan.

Gimana mau dapat momongan, istriku sering diluar, alasan tugas kantor...


Begitulah yang sering dikeluhkan Hendra.

Dari segi kemapanan, Hendra termasuk mapan. Rumahnya gede, mobil keren seharga ratusan juta. Punya usaha dibidang elektronik.
Dari segi penampilan, Hendra bertubuh atletis, tampan dan orangnya supel.
Entah apa yang membuat istrinya bisa selingkuh darinya. Namun soal selingkuh, itu sih baru dugaan Hendra, belum ada bukti selain dia mendapati istrinya sedang teleponan dengan seseorang sambil sembunyi-sembunyi...


Rumah Hendra kelihatan sepi saat Yanto tiba. Biasanya jam segini pasti Hendra lagi malas-malasan diteras rumahnya. Maklum, Hendra bukanlah seorang Pegawai Negeri, istrinyalah yang Pegawai Negeri, sebagai seorang Bendahara Pengeluaran disebuah instansi pemerintah.

“Assalamu ‘alaikum...” Salam Hendra setelah menekan bel berulang namun tak juga kunjung datang pemilik rumah.

Cukup lama Yanto berdiri depan pintu, menunggu sahabatnya keluar. Siapa tahu dia sedang ke kamar mandi atau sedang melakukan pekerjaan apalah.
Terdengar langkah kaki, bunyi tapak sepatu yang menghentak lantai keramik.


“Hay..., Yanto..., Ayo masuk...” Nur’ain yang muncul, bukanlah Hendra. Wajah cantik wanita itu kelihatannya seperti sedang dirundung masalah, senyumannya seperti dipaksakan, termasuk sapaan ramahnya seakan hanyalah basa-basi.

“Ada Hendra kah?” Tanya Yanto

“Dia tak ada di rumah, pergi sejak semalam...”

Yanto tertegun heran. Ingin bertanya lebih malah takut dikira mau masuk campur urusan orang. Pasti telah terjadi sesuatu, dan itu pasti tak jauh dari masalah dugaan perselingkuhan lagi...

“Duduklah. Mau minum apa?” Kata Nur’ain menawari.

“Tak usah, aku sudah selesai dari rumah.”

“Gak masuk kerja, To?”

Yanto menggeleng.

“Aku sendirian di rumah...” Kata Yanto. “Diana sedang ke rumah Kak Erik. Nginap disana. Makanya aku kesini mau ngobrol sama Hendra...”

Nur’ain menghela nafas panjang. Senyum patahnya melukiskan keresahan.

“Kalian keluarga yang hebat, To. Rukun dan saling percaya. Tidak seperti keluargaku...”

Yanto memandang wajah Nur’ain, mencoba menerawang isi hatinya, apa yang sedang dialami keluarga kecil ini?

“Semua tergantung kita, Nur...”

Nur’ain tersenyum menatap Yanto sekilas.

“Ada apa, Nur?” Tanya Yanto mencoba menyelidik.

“Kebiasaan..., Hendra menuduhku lagi selingkuh sama pria lain..., Hiks...”

Mata Nur’ain berkaca-kaca. Ada nada sedih dalam kalimatnya.

”Kuharap itu hanyalah tuduhan tanpa alasan...” Tak sadar Yanto berucap.

“Kau juga berpikiran sama seperti Hendra, To?” Nur’ain menatap tajam. “Kalian pikir aku seperti itu?”

“Bukan, Nur. Aku tidak seperti itu. Aku selalu percaya siapapun, dan untukmu aku selalu berharap bahwa Hendra hanya menuduh tanpa alasan saja, dan ini bukan berarti aku membenarkan sikap dan tuduhan Hendra...”

“Entahlah...” Nur’ain menerawang jauh. “Semalam dia pergi entah kemana. Ku kira dia kerumahmu” Nur’ain mendesah resah. “Entah bagaimana caranya agar dia mau percaya...”

Hening. Yanto tak ingin memulai percakapan, takut malah omongannya bisa membuat Nur’ain tersinggung.

“Dia menganggapku selingkuh, hanya dengan bukti melihatku teleponan. Padahal aku sudah jelaskan kalau itu Pimpinan di kantorku, kami bicara masalah penyelewengan dana yang terjadi. Saat itu aku telepon dengan suara pelan dan menjauh dari orang-orang, takut masalah ini bocor sebelum ditemukan penyeleweng yang utama. Hendra malah menganggap itu salah, dia yakin bahwa aku teleponan sama selingkuhanku...”

Yanto masih diam. Hanya tetap menjadi pendengar yang setia.

“Lalu...” Nur’ain terisak, ucapannya terhenti sesaat. “Semalam aku ketemu teman lamaku, pria, namanya Brahmono, sering ku panggil Bram. Saat itu kami ngobrol sambil bercanda, dan tepat disaat Hendra datang, Bram sedang meletakkan tangannya di pundakku...”

Yanto manggut-manggut, seakan mengerti apa yang sedang terjadi.

“Tahukah kau, To. Temanku itu seorang Gay. Aku dan dia temenan sejak kuliah dulu. Dia seorang gay..., sayangnya Hendra tak percaya itu...”

Nur’ain menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya. Guncangan kecil dibahunya menandakan dia sedang terisak.

“Aku mencintai suamiku. Tapi dia selalu meragukan itu... hiks...” Nur’ain terisak. “Dia marah besar semalam. Setelah mengancam akan menceraikan aku, dia pergi entah kemana dan belum pulang hingga kini...”

Dasar Yanto seorang pria yang tak tahan melihat wanita menangis, dia langsung meraih pundak Nur’ain dan menyandarkan ke dadanya. Semua itu tulus, tak ada niat mesum sedikitpun apalagi memanfaatkan suasana.
Nur’ain semakin terisak, dipeluknya pinggang Yanto dan membenamkan wajahnya ke dada bidang pria itu. Yanto pun membelai rambutnya, memberi kekuatan setulusnya.


“Kamu yang kuat, Nur. Ini bagian dari ujian cinta kalian. Meskipun ini sudah lama kau rasakan ulah Hendra yang terus menuduhmu, tapi ingatlah selalu, kalian telah menjalani hidup berumah tangga selama bertahun-tahun, berpikirlah dengan positif, ini bagian dari ujian menuju ke kehidupan rumah tangga yang lebih baik...” ucap Yanto menasehati. “Selama hati dan pikiranmu positif, maka tak akan ada suatu yang negatif akan terjadi. Yakinlah itu...”

Nur’ain mengangguk disela isaknya.

“Sudahlah...” Yanto melepaskan rengkuhannya. “Berhentilah menangis...”

“Tidak, Yanto..., aku ingin ada disini dulu, aku pinjam dadamu dulu...” rengek Nur’ain sambil mempererat pelukannya di pinggang Yanto

Nada suara Nur’ain berubah manja. Mungkin ini pengaruh kesedihannya, dan Yanto tak boleh membiarkan wanita itu kembali bersedih, biarlah Nur’ain merasa nyaman dalam rengkuhannya.

“Yanto..., apa aku harus selingkuh beneran aja yah...” ucap Nur’ain tiba-tiba sambil tetap bersandar didada Yanto, membuat Yanto terkejut.

“Ya janganlah, Nur...” cegah Yanto. “Bayangin aja, tidak selingkuh aja kamu dituduh dan diancam cerai, apalagi kalo mau beneran selingkuh?”

Nur’ain perlahan melepaskan pelukannya dipinggang Yanto, lalu menatap wajah pria itu lekat-lekat. Yanto tersenyum, dibelainya rambut Nur’ain sekali lagi.

“Ini hanya bagian dari ujian cinta kalian..., jangan selingkuh beneran, itu akan menjadi hal yang menyakitkan bila sampai Hendra tahu..., OK?”

“Tapi bagaimana kalau Hendra tak akan pernah tahu?” Nur’ain berkat sambil tersenyum penuh arti.

“Ya..., pastilah dia akan tahu...”

“Bagaimana kalau Hendra tak akan pernah tahu?” Nur’ain mengulangi pertanyaannya.

“Bagaimana bila selingkuhanmu itu crita pada temannya, lalu temannya ke temannya hingga sampai ke telinga Hendra?” Yanto balik bertanya, biar Nur’ain menyadari resiko yang terjadi.

“Bagaimana kalau selingkuhanku itu adalah orang yang sangat dipercaya oleh Hendra?”

Yanto terkejut. Segila itukah pikiran Nur’ain? Apakah dia hendak memberi pelajaran ‘menyakitkan’ pada Hendra?

“Maksudmu?”

“Bagaimana kalau selingkuhanku itu adalah kau?”

What??????!!!

“Hahahaha....” Yanto tergelak. “Candaanmu tidak lucu, Nur. Aku selingkuh sama kamu? Bisakah itu tanpa cinta dan tanpa saling membutuhkan?”

“Bisa...!!!, kenapa tidak?”

“Jangan gila, Nur! Hendra itu sahabatku...!”

“Justru karena itu. Aku ingin melakukannya denganmu...”

“Hah?”

“Iya. Serius...! Sekarang, dan disini...!”

Whattt????!
Bersambung....
 
secercah titik balik yg kentang...
yanto yanto
 
Wuihhh...makin seru aja nih...
.
.
Sering2 update suhu...
 
kisah yang menarik ...

... setelah tahun 10 menikah dan punya anak diana selingkuh dengan orang ke tiga yang tiba tiba datang mengacau d engan alasan klasik cinta pertama ...

... diana mungkiin lupa bahwa dia lah yang merebut yanto dari pacarnya ,juga tidak menmikirkan madepannya , anaknya dan perkawinannya padahal dakam keadaan baik baik saja dan suaminya juga setia ( menurut part ini ..
... kita lihat apakah akan ada pembalasan dari yanto , atau tanto akan menjadi seirang pecundang ...
... menarik untuk dii kuti
 
Wah ada update ny, ijin baca dulu gan, semoga sampai tamat gan ceritanya..
 
kisah yang menarik ...

... setelah tahun 10 menikah dan punya anak diana selingkuh dengan orang ke tiga yang tiba tiba datang mengacau d engan alasan klasik cinta pertama ...

... diana mungkiin lupa bahwa dia lah yang merebut yanto dari pacarnya ,juga tidak menmikirkan madepannya , anaknya dan perkawinannya padahal dakam keadaan baik baik saja dan suaminya juga setia ( menurut part ini ..
... kita lihat apakah akan ada pembalasan dari yanto , atau tanto akan menjadi seirang pecundang ...
... menarik untuk dii kuti

Ini menarik, kenapa ya ane merasakan aura penulis hebat ada didiri suhu ini.
Atau mungkin ane aja yg kudet soal para master disini?

Hmmmm,,, sepertinya begitu, komen suhu membuka ide baru dalam otak saya.

Thank's...

Terus dipantau ya, semua yang telah kasih komen dlm thread ini saya ucapkan tetima kasih,,, komennya sangat berguna buat saya biar lebih baik lagi.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd