haze1998
Senpai Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2018
- Post
- 984
- Like diterima
- 4.979
The EX 01 - Chapter 15
Timeline : 2008 Oktober saat Inagurasi
--POV Rency--
Sudah tinggal beberapa hari lagi berakhir sudah aku jadi panitia ospek. Tinggal inagurasi 3 hari yang di luar kota abis itu sudah. “Semangat semangat”. Tak lupa aku ijin ke Tono kalau 3 hari mulai dari hari Rabu sampai jumat aku diluar kota. Baru balik sabtu paginya. Gak jauh sih perjalanan ke surabaya kalau lancar mungkin sekitar 5 jam sudah sampai. Tapi kalau macet bisa-bisa sampai 12jam. Dan tak lupa hari itu sebelum berangkat aku menelpon Tono.
Rency : “yank...aku sebentar lagi berangkat ya?”
Tono : “iya yank...kamu naik apa?jadi naik bus sama yang lain?”
Rency : “enggak yank ini naik mobil nya si Andrian. Dia bawa mobil pribadi katanya lebih enak kalau bawa sendiri. Bisa bantu-bantu bawa barang yang lainnya juga katanya biar gak sesak di bus”
Tono : “emang boleh ya? Haha”
Rency : “boleh sih yank cuma harus ada pendampingnya. Jadi aku ikut di mobil mereka.”
Tono : “naik mobil apa?”
Rency : “ini sedan lama sih gak tau aku ini sedan apa”
Tono : “sedan? Cukup ber 4 doang dong”
Rency : “iya sih ber 5 sama aku, sisanya naik d bus. Jadi yang naik mobil cuma Andrian, Nico, Daniel, sama Ryan”
Tono : “oh ati-ati ya yank dijalan...eh ya ini pakai baju apa?hehe”
Rency : “kan kan kan...selalu...haha...tanktop sama cardigan biasanya yank. Perjalanan jauh biar gak gerah”
Tono : “kalau gerah cardigannya di buka aja”
Rency : “ih maunya...kasian tau nanti mereka pada mupeng gimana?haha”
Tono : “ya gak apa-apa kan seru yank...haha ya udah ati-ati dijalan ya. Nanti kalau sudah pulang kabarin”
Rency : “siap sayang”
Akupun kemudian berkemas di mobil Andrian. Dan benar saja agak sempit sebenarnya. Andrian yang nyetir, disebelahnya si Nico. Aku, Daniel, dan Ryan duduk di belakang. Posisi terpaksa diatur begitu agar cukup. Dan posisi ku di tengah.
Benar saja mobil Andrian sedan lama dan ac nya mati jadi hanya angin saja yang berhembus. Kalau cuaca panas jadinya angin panas yang berhembus. Aku mulai berkeringat di dalam mobil. Mau tak mau cardiganku aku lepas. Jadi tinggal pakai tanktop doang di dalam mobil. Reaksi mereka saat aku membuka cardiganku sungguh lucu.
Rency : “Andrian fokus nyetirnya jangan lihat kaca kebelakang terus nanti nabrak kita masuk rumah sakit semua.”
Andrian : “iya ce..***k fokus nih panas.”
Rency : “panas atau panas? Ini juga Ryan sama Daniel nempel banget. Bau tau keringat kalian.”
Ryan : “yah ce...kan mobilnya sempit ce...ini nih salah si Andrian bawa mobil kirain fortuner kek. Eh bawa sedan reyot gini. Kalau mogok gimana?”
Andrian : “iya iya maaf kan biar bisa jalan-jalan juga kalau pake mobil sendiri”
Dan perjalanan pun sedikit macet di jalan sampai 8 jam. Sesampainya di lokasi tujuan akhirnya aku bisa turun dan menghirup udara segar kembali. Kemudian setelah semua peserta ospek dan panitia sampai dibagilah kamar masing-masing 1 kamar ber 4. Panitia dapat kamar sendiri-sendiri. Kamar panitia memang lebih kecil hanya berisi single bed dan kamar mandi dalam, sedangkan kamar peserta ospek 2 king size bed dan kamar mandi dalam.
Dan acara dimulai esok harinya. Akupun menceritakan perjalananku tadi ke Tono dan Tono cuma bisa tertawa juga. Lucu sih memang kalau godain adek-adek ini.
--hari-hari berikutnya--
Acara inagurasi akhirnya dimulai, tujuan acara ini lebih ke fun dan melepaskan penat dan stress di awal ospek. Jadi diisi dengan games dan beberapa uji ketangkasan. Dan kembali ko Randi nempel terus ke aku. Sampai-sampai pada malam terakhir aku dan ko Randi dinobatkan sebagai pasangan tahunan. Lucu memang kalau sampai menang tapi aku harus kembali menolak ko Randi dengan tegas. Malam itu semua maba menyoraki kami (aku dan ko Randi) agar jadian aja. Tapi aku bilang “mohon maaf ya ko Randi. Bukan apa ya cuma aku kan sudah punya pacar. Hehe jadi maaf ya ko”. Dan semua penonton pun kecewa sampai-sampai ada yang menyumbang lagu sedih buat ko Randi.
Sampailah di hari sabtu waktunya pulang namun Andrian bilang kalau mobilnya mogok. Dan masih nunggu montir untuk memperbaiki mobilnya. Mau tak mau aku harus menemani mereka dan tinggal 1 hari lagi di tempat itu. Sebagai permintaan maaf si Andrian yang bayarin semua biaya extend buat menginap di tempat itu 1 hari lagi. Tinggalah aku bersama ke 4 adek angkatanku ini. Dan malamnya aku menelpon Tono setelah mandi. Belum memakai baju ganti, masih pakai handuk aja aku menelponnya karena sudah kangen rasanya sama Tono.
Rency : “yank...maaf ya aku gak jadi pulang nih. Mobilnya si Andrian mogok”
Tono : “lah kok bisa? Terus kamu disana sama siapa aja?”
Rency : “ya mereka ber 4.”
Tono : “terus kamarnya? Sekamar?”
Rency : “ih enggak dong. Kalau sekamar nanti aku di apa-apain sama mereka. Haha. ini di Andrian yang bayarin semua. Katanya buat bertanggung jawab gak jadi pulang. Aku sih asik-asik aja yank. Itung-itung liburan.”
Tono : “oh ya udah kalau gitu...jangan lupa makan ya udah malem...ceritain dong gimana disana?”
Rency : “iya yank...seru tau disini...eh sebentar yank ada yang ngetuk kamarku. Nanti aku telephone balik ya.”
Saat itu aku yang masih hanya mengenakan handuk mengintip dari balik pintu siapa yang ngetok malem-malem gini. Ternyata Andrian dan kawan-kawannya.
Andrian : “ce Rency...udah makan belum. Ini barusan kami beli makanan di luar. Ada nasi goreng sama es teh buat ce Rency. Di luar juga ujan ce jadi biar ce Rency gak susah cari makan kami belikan.”
Rency : “oh kalian...makasih ya” akupun membukakan pintu untuk mereka dan menerima bungkusan makanan dari Andrian terus ku taruh di meja dekat kasur. Bodohnya aku tak menutup kembali pintu kamarku. Dan malam itu malapetaka dalam hidupku terjadi.
Mereka ber 4 masuk ke kamar ku dan mengunci pintunya dari dalam.
Rency : “eh kok kalian masuk sih jadi sempit nih kamarnya. Buruan keluar aku juga belum ganti baju”
Ryan : “ce kami mau ngomong sesuatu nih”
Rency : “apa?”
Ryan : “bener gak sih ce isu-isu di kampus tuh tentang cece?”
Rency : “isu yang mana memang? Yang aku pacaran sama ko Randi? Kan sudah aku tolak kemarin di depan kalian”
Daniel : “bukan ce...tapi yang katanya cece perek kampus.”
Rency : “ah enggak bener itu”
Andrian : “tapi cece kok suka pakai baju seksi sih di kampus”
Rency : “enggak ah aku pakai baju juga biasa biasa aja” disaat ini aku mulai sedikit takut dengan pandangan mereka. Tiba-tiba Daniel menunjukkan ku foto di hape nya. Dan ternyata itu foto ku saat sedang bersama ko Randi di gudang aula.
Rency : “kalian dapat darimana ini?”
Andrian kemudian mendekatiku yang berada di ujung ruangan dan kemudian memegang pundakku.
Andrian : “udah lah ce jangan ngelak lagi. Kami udah tau semua kok. Sebagai adik bimbinganmu. Tolong bimbing kami dong”
Rency : “apa-apaan nih? Udah ya aku teriak kalau kalian gak keluar sekarang juga.”
Nico : “gak ada yang bakal denger ce kan ini room sudah kami booking semua.”
Akupun mulai takut tapi masih mencoba menguasai keadaan. Sudah tidak ada jalan lain lagi sekarang. Tidak bisa kubayangkan malam ini akan bermain dengan 4 orang adik kelasku.
Rency : “ya sudah aku nyerah sekarang kalian mau ngapain dulu?” akupun duduk di pinggir kasurku menghadap ke Andrian yang saat itu ada di sisi ku.
Tanpa kuduga dari belakang pundakku di tarik oleh Nico. sehingga aku jadi terlentang di atas kasur. “Aduh mampus aku.”
Tak lama kemudian Andrian menarik handuk ku. Satu-satunya kain yang aku pakai saat itu. Secara reflek aku menutupi bagian payudaraku dengan tanganku. Tapi kembali tanganku di tarik keatas oleh Nico. “stop...kalau kalian mau jangan kasar-kasar…aku juga gak mau kalau sampai kalian menjebol keperawananku” kataku saat itu.
Ryan : “kami gak percaya kok kalau cece masih perawan. Banyak yang bilang cece pernah di perkosa sebelumnya.”
Kemudian Andrian melepas celananya dan sudah menindih ku di kasur.
“Stop jangan….”aku merapatkan kaki ku serapat-rapatnya saat itu. Tapi kemudian di tarik ke kiri dan ke kanan oleh Ryan dan Daniel sedangkan tanganku masih di pegangi oleh Nico. aku hanya bisa menangis saat itu.
“PLAK PLAK...” tiba-tiba tamparan keras dari Andrian mendarat di pipiku. Daguku sudah dipegangnya dan kemudian ciumannya mendarat di bibirku. Aku merasakan ciumannya yang memburu penuh dengan nafsu. Aku masih berusaha untuk melawan mereka. Kututup mulut ku rapat-rapat agar lidahnya tak sampai masuk ke dalam mulutku. Akupun merasakan penis Andrian mulai menggesek-gesek di atas perutku.
“hhmmmm...hhmmmm….PLAK” satu lagi tamparan mendarat di pipiku. Dan akupun terdiam sekarang. Andrian kembali menciumku dengan ganas. Dan dia berhasil menyelipkan lidahnya di dalam mulutku. Tapi aku tak membalasnya. Karena sudah sangat bernafsu Andrian kemudian mulai menjilati leherku dan turun ke arah payudaraku. Aku yang tak bisa bergerak banyak pun masih mencoba menggeliat untuk melepaskan diri.
“Plak...plak...plak” tamparan pun kembali mendarat di tubuhku tapi kali ini di payudaraku. Ditamparnya berulang kali sampai memerah. “Aahhh...sakit stop...jangan di tampar lagi...ahhh”. Tapi mereka yang sudah kesetanan tak mau mendengarkanku. Sekarang setelah ditampar. Payudara kiriku dihisap oleh Andrian dan sisi kanannya di remas-remas kuat.
“Aahhh….sudah sudah stop...aku layani kalian tapi jangan begini...stooppp...ahhh” akupun masih menggeliat berusaha melepaskan diri. Tapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang ku terima dari Andrian membuat nafsuku mulai naik juga. Aku merasakan area Vaginaku sudah membasah sekarang.
Andrian : “ok sekarang waktunya guys.” Andrian melepaskan cengkramannya dari payudara kananku dan memegang penisnya untuk diarahkan ke Vaginaku.
Rency : “no no….stop no...jangan...sudah stop..AAARRRGHHHH...” akhirnya penis Andrian pun masuk ke dalam vaginaku dengan sekali dorongan kuat. Lapisan selaput dara ku akhirnya robek. Aku hanya bisa menganga menahan sakit yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Ingin pingsan saat itu juga rasanya karena tak kuat aku menahan sakitnya. Andrian mulai memaju mundurkan penisnya didalam vaginaku. Aku yang masih mengejan kesakitan pun tidak dipedulikannya.
Mengetahui hal itu, Nico, Ryan, Daniel sudah tak perlu memegangku lagi. Mereka melepaskan cengkramannya yang tadi di pergelangan tangan dan kaki ku. Kini ku cuma bisa meremas kasurku dan meringis kesakitan…
“Hikks….hiks….hikss….sakit...hikss...” Andrian masih tak memperdulikan tangisanku dan kesakitanku saat itu dan tetap mempercepat tempo penetrasinya…
“aahhh….sudah...aaahhh...stop ..aahhhh...aaahhh” sudah sekitar 15 menit rasanya Andrian menggenjotku dan sakit yang kurasakan sudah mulai mereda berganti dengan sensasi lain. “Aah..ahh.aahhh...ahhh” dan akupun orgasme terlebih dahulu. Melihatku mengejan hebat, Andrian semakin semangat mempercepat temponya karena penetrasinya semakin mudah. Sudah sangat licin vaginaku rasanya. 10 menit kemudian Andrian mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Terasa berongga sekarang vaginaku setelah dimasuki oleh penisnya. Tapi itu semua belum berakhir. Sekarang Nico sudah mulai memposisikan penisnya di depan Vaginaku dan…”Bless….slep slep slep...” Nico pun sekarang menggenjotku dengan tempo yang tak kalah cepat dengan Andrian.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri dan meremas kasurku.”uugghh..ugggh...ahhh..ugg...ahhhh...uggghhh...” Nico menyandarkan tubuhnya tidak di kasur seperti Andrian. Tapi telapak tanggannya di tekankan di payudaraku sambil diremas-remasnya.
Sekitar 10menit kemudian aku rasakan Nico mulai mengerang-erang dan menusukkan penisnya dalam-dalam.
Nico : “ce Ren..argghhh….crot crot crot...crot” akhirnya Nico menyemburkan sperma hangatnya di dalam Vaginaku. Akupun hanya menangis. Takut kalau nanti benar-benar hamil. Bayanganku berpisah dengan Tono pun sekelebat terbayang di pikiranku.
Daniel : “ah gila lu Nic...aku sama Ryan kan belum cobain ce Rency sudah kamu kotorin” Nico yang masih menikmati ejakulasinya tak memperdulikan teman-temannya. Sampai akhirnya didorong oleh Ryan hingga terjatuh di sebelahku.
Tak lama kemudian Daniel mengorek-ngorek vaginaku untuk mengeluarkan sperma nico dari dalam dan di lapnya dengan tissue. Akupun sudah pasrah mau mereka apakan saja sekarang. Dan Ryan datang dengan ide yang aneh. Es batu dari minuman yang mereka berikan tadi kepadaku diambilnya dan dimasukkannya kedalam Vaginaku.
“Ahhh...dinginn...ahhh...” sensasi lain kurasakan lagi sekarang. Sambil tetap mengorek vaginaku biar bersih dari sperma Nico. tak lama kemudian akupun merasakan gejolak orgasme lagi. “Oooohh...ooooohh...nggghhh” melihatku mengejan di atas kasur, Daniel sudah tak tahan lagi. Sekarang gilirannya memasukkan penisnya kedalam.”bless….clep clep clep clep….”
“Ooohh ohhh ahhh..ohhh...nggghh oohh...” sekarang sudah tinggal rasa nikmat yang menjalar ditubuhku. Dan Ryan pun sudah tak sabar. Disumpalkan penisnya kedalam mulutku. Jadi sekarang bagian bawahku sudah si genjot Daniel dan mulutku oleh Ryan. posisi misionaris ini membuatku susah bernafas..untungnya tak lama kemudian Ryan sudah menyemburkan spermanya di dalam mulutku hingga membuatku tersedak dan memuntahkan sedikit spermanya. Ditampar-tamparkan penisnya yang belepotan spermanya di pipiku.
“Ohh ngghh ooohh….nggghh...” akupun kini mulai mengimbangi goyangan dari Daniel. Sekitar 15 menit kemudian Daniel mencabut penisnya dari vaginaku dan menduduki perutku sambil dijepit penisnya dengan kedua payudaraku. “Crot crot crott...” muncratlah sudah spermanya di mukaku. Kemudian dia akhirnya terduduk di sebelahku dengan kelelahan. Melihat kesempatan ini mungkin aku bisa melarikan diri dari mereka. Segera aku melompat dengan sisa sisa tenagaku dan berusaha berlari ke arah pintu. Tapi aku lupa masih ada Andrian.
Andrian pun membanting tubuhku kembali ke atas kasur dan “bless...” penisnya masuk kembali ke vaginaku. Kaki ku yang setengah menjulur di lantai memudahkannya untuk penetrasi. “Cleb cleb..clebb...cleb….”
Tak lama kemudian kaki ku yang menjuntai di lantai, diangkatnya ke atas pundaknya. Dan aku merasakan penetrasinya semakin dalam. Menyentuh bagian dalam rahimku rasanya. Tak sampai 10 menit kemudian aku kembali merasakan sperma panas mengalir didalam vaginaku. Dan akupun pingsan saat itu. Sudah tak kuat lagi rasanya. Sisa-sisa tenaga ku yang ku gunakan untuk melarikan diri sia-sia. Dan akupun pingsan. Entah selama aku pingsan mereka melanjutkan aksi bejatnya terhadapku berapa kali sudah tak bisa aku rasakan.
--bersambung ke chapter 16--
Timeline : 2008 Oktober saat Inagurasi
--POV Rency--
Sudah tinggal beberapa hari lagi berakhir sudah aku jadi panitia ospek. Tinggal inagurasi 3 hari yang di luar kota abis itu sudah. “Semangat semangat”. Tak lupa aku ijin ke Tono kalau 3 hari mulai dari hari Rabu sampai jumat aku diluar kota. Baru balik sabtu paginya. Gak jauh sih perjalanan ke surabaya kalau lancar mungkin sekitar 5 jam sudah sampai. Tapi kalau macet bisa-bisa sampai 12jam. Dan tak lupa hari itu sebelum berangkat aku menelpon Tono.
Rency : “yank...aku sebentar lagi berangkat ya?”
Tono : “iya yank...kamu naik apa?jadi naik bus sama yang lain?”
Rency : “enggak yank ini naik mobil nya si Andrian. Dia bawa mobil pribadi katanya lebih enak kalau bawa sendiri. Bisa bantu-bantu bawa barang yang lainnya juga katanya biar gak sesak di bus”
Tono : “emang boleh ya? Haha”
Rency : “boleh sih yank cuma harus ada pendampingnya. Jadi aku ikut di mobil mereka.”
Tono : “naik mobil apa?”
Rency : “ini sedan lama sih gak tau aku ini sedan apa”
Tono : “sedan? Cukup ber 4 doang dong”
Rency : “iya sih ber 5 sama aku, sisanya naik d bus. Jadi yang naik mobil cuma Andrian, Nico, Daniel, sama Ryan”
Tono : “oh ati-ati ya yank dijalan...eh ya ini pakai baju apa?hehe”
Rency : “kan kan kan...selalu...haha...tanktop sama cardigan biasanya yank. Perjalanan jauh biar gak gerah”
Tono : “kalau gerah cardigannya di buka aja”
Rency : “ih maunya...kasian tau nanti mereka pada mupeng gimana?haha”
Tono : “ya gak apa-apa kan seru yank...haha ya udah ati-ati dijalan ya. Nanti kalau sudah pulang kabarin”
Rency : “siap sayang”
Akupun kemudian berkemas di mobil Andrian. Dan benar saja agak sempit sebenarnya. Andrian yang nyetir, disebelahnya si Nico. Aku, Daniel, dan Ryan duduk di belakang. Posisi terpaksa diatur begitu agar cukup. Dan posisi ku di tengah.
Benar saja mobil Andrian sedan lama dan ac nya mati jadi hanya angin saja yang berhembus. Kalau cuaca panas jadinya angin panas yang berhembus. Aku mulai berkeringat di dalam mobil. Mau tak mau cardiganku aku lepas. Jadi tinggal pakai tanktop doang di dalam mobil. Reaksi mereka saat aku membuka cardiganku sungguh lucu.
Rency : “Andrian fokus nyetirnya jangan lihat kaca kebelakang terus nanti nabrak kita masuk rumah sakit semua.”
Andrian : “iya ce..***k fokus nih panas.”
Rency : “panas atau panas? Ini juga Ryan sama Daniel nempel banget. Bau tau keringat kalian.”
Ryan : “yah ce...kan mobilnya sempit ce...ini nih salah si Andrian bawa mobil kirain fortuner kek. Eh bawa sedan reyot gini. Kalau mogok gimana?”
Andrian : “iya iya maaf kan biar bisa jalan-jalan juga kalau pake mobil sendiri”
Dan perjalanan pun sedikit macet di jalan sampai 8 jam. Sesampainya di lokasi tujuan akhirnya aku bisa turun dan menghirup udara segar kembali. Kemudian setelah semua peserta ospek dan panitia sampai dibagilah kamar masing-masing 1 kamar ber 4. Panitia dapat kamar sendiri-sendiri. Kamar panitia memang lebih kecil hanya berisi single bed dan kamar mandi dalam, sedangkan kamar peserta ospek 2 king size bed dan kamar mandi dalam.
Dan acara dimulai esok harinya. Akupun menceritakan perjalananku tadi ke Tono dan Tono cuma bisa tertawa juga. Lucu sih memang kalau godain adek-adek ini.
--hari-hari berikutnya--
Acara inagurasi akhirnya dimulai, tujuan acara ini lebih ke fun dan melepaskan penat dan stress di awal ospek. Jadi diisi dengan games dan beberapa uji ketangkasan. Dan kembali ko Randi nempel terus ke aku. Sampai-sampai pada malam terakhir aku dan ko Randi dinobatkan sebagai pasangan tahunan. Lucu memang kalau sampai menang tapi aku harus kembali menolak ko Randi dengan tegas. Malam itu semua maba menyoraki kami (aku dan ko Randi) agar jadian aja. Tapi aku bilang “mohon maaf ya ko Randi. Bukan apa ya cuma aku kan sudah punya pacar. Hehe jadi maaf ya ko”. Dan semua penonton pun kecewa sampai-sampai ada yang menyumbang lagu sedih buat ko Randi.
Sampailah di hari sabtu waktunya pulang namun Andrian bilang kalau mobilnya mogok. Dan masih nunggu montir untuk memperbaiki mobilnya. Mau tak mau aku harus menemani mereka dan tinggal 1 hari lagi di tempat itu. Sebagai permintaan maaf si Andrian yang bayarin semua biaya extend buat menginap di tempat itu 1 hari lagi. Tinggalah aku bersama ke 4 adek angkatanku ini. Dan malamnya aku menelpon Tono setelah mandi. Belum memakai baju ganti, masih pakai handuk aja aku menelponnya karena sudah kangen rasanya sama Tono.
Rency : “yank...maaf ya aku gak jadi pulang nih. Mobilnya si Andrian mogok”
Tono : “lah kok bisa? Terus kamu disana sama siapa aja?”
Rency : “ya mereka ber 4.”
Tono : “terus kamarnya? Sekamar?”
Rency : “ih enggak dong. Kalau sekamar nanti aku di apa-apain sama mereka. Haha. ini di Andrian yang bayarin semua. Katanya buat bertanggung jawab gak jadi pulang. Aku sih asik-asik aja yank. Itung-itung liburan.”
Tono : “oh ya udah kalau gitu...jangan lupa makan ya udah malem...ceritain dong gimana disana?”
Rency : “iya yank...seru tau disini...eh sebentar yank ada yang ngetuk kamarku. Nanti aku telephone balik ya.”
Saat itu aku yang masih hanya mengenakan handuk mengintip dari balik pintu siapa yang ngetok malem-malem gini. Ternyata Andrian dan kawan-kawannya.
Andrian : “ce Rency...udah makan belum. Ini barusan kami beli makanan di luar. Ada nasi goreng sama es teh buat ce Rency. Di luar juga ujan ce jadi biar ce Rency gak susah cari makan kami belikan.”
Rency : “oh kalian...makasih ya” akupun membukakan pintu untuk mereka dan menerima bungkusan makanan dari Andrian terus ku taruh di meja dekat kasur. Bodohnya aku tak menutup kembali pintu kamarku. Dan malam itu malapetaka dalam hidupku terjadi.
Mereka ber 4 masuk ke kamar ku dan mengunci pintunya dari dalam.
Rency : “eh kok kalian masuk sih jadi sempit nih kamarnya. Buruan keluar aku juga belum ganti baju”
Ryan : “ce kami mau ngomong sesuatu nih”
Rency : “apa?”
Ryan : “bener gak sih ce isu-isu di kampus tuh tentang cece?”
Rency : “isu yang mana memang? Yang aku pacaran sama ko Randi? Kan sudah aku tolak kemarin di depan kalian”
Daniel : “bukan ce...tapi yang katanya cece perek kampus.”
Rency : “ah enggak bener itu”
Andrian : “tapi cece kok suka pakai baju seksi sih di kampus”
Rency : “enggak ah aku pakai baju juga biasa biasa aja” disaat ini aku mulai sedikit takut dengan pandangan mereka. Tiba-tiba Daniel menunjukkan ku foto di hape nya. Dan ternyata itu foto ku saat sedang bersama ko Randi di gudang aula.
Rency : “kalian dapat darimana ini?”
Andrian kemudian mendekatiku yang berada di ujung ruangan dan kemudian memegang pundakku.
Andrian : “udah lah ce jangan ngelak lagi. Kami udah tau semua kok. Sebagai adik bimbinganmu. Tolong bimbing kami dong”
Rency : “apa-apaan nih? Udah ya aku teriak kalau kalian gak keluar sekarang juga.”
Nico : “gak ada yang bakal denger ce kan ini room sudah kami booking semua.”
Akupun mulai takut tapi masih mencoba menguasai keadaan. Sudah tidak ada jalan lain lagi sekarang. Tidak bisa kubayangkan malam ini akan bermain dengan 4 orang adik kelasku.
Rency : “ya sudah aku nyerah sekarang kalian mau ngapain dulu?” akupun duduk di pinggir kasurku menghadap ke Andrian yang saat itu ada di sisi ku.
Tanpa kuduga dari belakang pundakku di tarik oleh Nico. sehingga aku jadi terlentang di atas kasur. “Aduh mampus aku.”
Tak lama kemudian Andrian menarik handuk ku. Satu-satunya kain yang aku pakai saat itu. Secara reflek aku menutupi bagian payudaraku dengan tanganku. Tapi kembali tanganku di tarik keatas oleh Nico. “stop...kalau kalian mau jangan kasar-kasar…aku juga gak mau kalau sampai kalian menjebol keperawananku” kataku saat itu.
Ryan : “kami gak percaya kok kalau cece masih perawan. Banyak yang bilang cece pernah di perkosa sebelumnya.”
Kemudian Andrian melepas celananya dan sudah menindih ku di kasur.
“Stop jangan….”aku merapatkan kaki ku serapat-rapatnya saat itu. Tapi kemudian di tarik ke kiri dan ke kanan oleh Ryan dan Daniel sedangkan tanganku masih di pegangi oleh Nico. aku hanya bisa menangis saat itu.
“PLAK PLAK...” tiba-tiba tamparan keras dari Andrian mendarat di pipiku. Daguku sudah dipegangnya dan kemudian ciumannya mendarat di bibirku. Aku merasakan ciumannya yang memburu penuh dengan nafsu. Aku masih berusaha untuk melawan mereka. Kututup mulut ku rapat-rapat agar lidahnya tak sampai masuk ke dalam mulutku. Akupun merasakan penis Andrian mulai menggesek-gesek di atas perutku.
“hhmmmm...hhmmmm….PLAK” satu lagi tamparan mendarat di pipiku. Dan akupun terdiam sekarang. Andrian kembali menciumku dengan ganas. Dan dia berhasil menyelipkan lidahnya di dalam mulutku. Tapi aku tak membalasnya. Karena sudah sangat bernafsu Andrian kemudian mulai menjilati leherku dan turun ke arah payudaraku. Aku yang tak bisa bergerak banyak pun masih mencoba menggeliat untuk melepaskan diri.
“Plak...plak...plak” tamparan pun kembali mendarat di tubuhku tapi kali ini di payudaraku. Ditamparnya berulang kali sampai memerah. “Aahhh...sakit stop...jangan di tampar lagi...ahhh”. Tapi mereka yang sudah kesetanan tak mau mendengarkanku. Sekarang setelah ditampar. Payudara kiriku dihisap oleh Andrian dan sisi kanannya di remas-remas kuat.
“Aahhh….sudah sudah stop...aku layani kalian tapi jangan begini...stooppp...ahhh” akupun masih menggeliat berusaha melepaskan diri. Tapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang ku terima dari Andrian membuat nafsuku mulai naik juga. Aku merasakan area Vaginaku sudah membasah sekarang.
Andrian : “ok sekarang waktunya guys.” Andrian melepaskan cengkramannya dari payudara kananku dan memegang penisnya untuk diarahkan ke Vaginaku.
Rency : “no no….stop no...jangan...sudah stop..AAARRRGHHHH...” akhirnya penis Andrian pun masuk ke dalam vaginaku dengan sekali dorongan kuat. Lapisan selaput dara ku akhirnya robek. Aku hanya bisa menganga menahan sakit yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Ingin pingsan saat itu juga rasanya karena tak kuat aku menahan sakitnya. Andrian mulai memaju mundurkan penisnya didalam vaginaku. Aku yang masih mengejan kesakitan pun tidak dipedulikannya.
Mengetahui hal itu, Nico, Ryan, Daniel sudah tak perlu memegangku lagi. Mereka melepaskan cengkramannya yang tadi di pergelangan tangan dan kaki ku. Kini ku cuma bisa meremas kasurku dan meringis kesakitan…
“Hikks….hiks….hikss….sakit...hikss...” Andrian masih tak memperdulikan tangisanku dan kesakitanku saat itu dan tetap mempercepat tempo penetrasinya…
“aahhh….sudah...aaahhh...stop ..aahhhh...aaahhh” sudah sekitar 15 menit rasanya Andrian menggenjotku dan sakit yang kurasakan sudah mulai mereda berganti dengan sensasi lain. “Aah..ahh.aahhh...ahhh” dan akupun orgasme terlebih dahulu. Melihatku mengejan hebat, Andrian semakin semangat mempercepat temponya karena penetrasinya semakin mudah. Sudah sangat licin vaginaku rasanya. 10 menit kemudian Andrian mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Terasa berongga sekarang vaginaku setelah dimasuki oleh penisnya. Tapi itu semua belum berakhir. Sekarang Nico sudah mulai memposisikan penisnya di depan Vaginaku dan…”Bless….slep slep slep...” Nico pun sekarang menggenjotku dengan tempo yang tak kalah cepat dengan Andrian.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri dan meremas kasurku.”uugghh..ugggh...ahhh..ugg...ahhhh...uggghhh...” Nico menyandarkan tubuhnya tidak di kasur seperti Andrian. Tapi telapak tanggannya di tekankan di payudaraku sambil diremas-remasnya.
Sekitar 10menit kemudian aku rasakan Nico mulai mengerang-erang dan menusukkan penisnya dalam-dalam.
Nico : “ce Ren..argghhh….crot crot crot...crot” akhirnya Nico menyemburkan sperma hangatnya di dalam Vaginaku. Akupun hanya menangis. Takut kalau nanti benar-benar hamil. Bayanganku berpisah dengan Tono pun sekelebat terbayang di pikiranku.
Daniel : “ah gila lu Nic...aku sama Ryan kan belum cobain ce Rency sudah kamu kotorin” Nico yang masih menikmati ejakulasinya tak memperdulikan teman-temannya. Sampai akhirnya didorong oleh Ryan hingga terjatuh di sebelahku.
Tak lama kemudian Daniel mengorek-ngorek vaginaku untuk mengeluarkan sperma nico dari dalam dan di lapnya dengan tissue. Akupun sudah pasrah mau mereka apakan saja sekarang. Dan Ryan datang dengan ide yang aneh. Es batu dari minuman yang mereka berikan tadi kepadaku diambilnya dan dimasukkannya kedalam Vaginaku.
“Ahhh...dinginn...ahhh...” sensasi lain kurasakan lagi sekarang. Sambil tetap mengorek vaginaku biar bersih dari sperma Nico. tak lama kemudian akupun merasakan gejolak orgasme lagi. “Oooohh...ooooohh...nggghhh” melihatku mengejan di atas kasur, Daniel sudah tak tahan lagi. Sekarang gilirannya memasukkan penisnya kedalam.”bless….clep clep clep clep….”
“Ooohh ohhh ahhh..ohhh...nggghh oohh...” sekarang sudah tinggal rasa nikmat yang menjalar ditubuhku. Dan Ryan pun sudah tak sabar. Disumpalkan penisnya kedalam mulutku. Jadi sekarang bagian bawahku sudah si genjot Daniel dan mulutku oleh Ryan. posisi misionaris ini membuatku susah bernafas..untungnya tak lama kemudian Ryan sudah menyemburkan spermanya di dalam mulutku hingga membuatku tersedak dan memuntahkan sedikit spermanya. Ditampar-tamparkan penisnya yang belepotan spermanya di pipiku.
“Ohh ngghh ooohh….nggghh...” akupun kini mulai mengimbangi goyangan dari Daniel. Sekitar 15 menit kemudian Daniel mencabut penisnya dari vaginaku dan menduduki perutku sambil dijepit penisnya dengan kedua payudaraku. “Crot crot crott...” muncratlah sudah spermanya di mukaku. Kemudian dia akhirnya terduduk di sebelahku dengan kelelahan. Melihat kesempatan ini mungkin aku bisa melarikan diri dari mereka. Segera aku melompat dengan sisa sisa tenagaku dan berusaha berlari ke arah pintu. Tapi aku lupa masih ada Andrian.
Andrian pun membanting tubuhku kembali ke atas kasur dan “bless...” penisnya masuk kembali ke vaginaku. Kaki ku yang setengah menjulur di lantai memudahkannya untuk penetrasi. “Cleb cleb..clebb...cleb….”
Tak lama kemudian kaki ku yang menjuntai di lantai, diangkatnya ke atas pundaknya. Dan aku merasakan penetrasinya semakin dalam. Menyentuh bagian dalam rahimku rasanya. Tak sampai 10 menit kemudian aku kembali merasakan sperma panas mengalir didalam vaginaku. Dan akupun pingsan saat itu. Sudah tak kuat lagi rasanya. Sisa-sisa tenaga ku yang ku gunakan untuk melarikan diri sia-sia. Dan akupun pingsan. Entah selama aku pingsan mereka melanjutkan aksi bejatnya terhadapku berapa kali sudah tak bisa aku rasakan.
--bersambung ke chapter 16--