Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tono dan para wanitanya... Arc 2 : Intan

Bimabet
The EX 01 - Chapter 15
Timeline : 2008 Oktober saat Inagurasi


--POV Rency--

Sudah tinggal beberapa hari lagi berakhir sudah aku jadi panitia ospek. Tinggal inagurasi 3 hari yang di luar kota abis itu sudah. “Semangat semangat”. Tak lupa aku ijin ke Tono kalau 3 hari mulai dari hari Rabu sampai jumat aku diluar kota. Baru balik sabtu paginya. Gak jauh sih perjalanan ke surabaya kalau lancar mungkin sekitar 5 jam sudah sampai. Tapi kalau macet bisa-bisa sampai 12jam. Dan tak lupa hari itu sebelum berangkat aku menelpon Tono.

Rency : “yank...aku sebentar lagi berangkat ya?”
Tono : “iya yank...kamu naik apa?jadi naik bus sama yang lain?”
Rency : “enggak yank ini naik mobil nya si Andrian. Dia bawa mobil pribadi katanya lebih enak kalau bawa sendiri. Bisa bantu-bantu bawa barang yang lainnya juga katanya biar gak sesak di bus”

Tono : “emang boleh ya? Haha”
Rency : “boleh sih yank cuma harus ada pendampingnya. Jadi aku ikut di mobil mereka.”
Tono : “naik mobil apa?”
Rency : “ini sedan lama sih gak tau aku ini sedan apa”
Tono : “sedan? Cukup ber 4 doang dong”
Rency : “iya sih ber 5 sama aku, sisanya naik d bus. Jadi yang naik mobil cuma Andrian, Nico, Daniel, sama Ryan”

Tono : “oh ati-ati ya yank dijalan...eh ya ini pakai baju apa?hehe”
Rency : “kan kan kan...selalu...haha...tanktop sama cardigan biasanya yank. Perjalanan jauh biar gak gerah”
Tono : “kalau gerah cardigannya di buka aja”

Rency : “ih maunya...kasian tau nanti mereka pada mupeng gimana?haha”
Tono : “ya gak apa-apa kan seru yank...haha ya udah ati-ati dijalan ya. Nanti kalau sudah pulang kabarin”
Rency : “siap sayang”

Akupun kemudian berkemas di mobil Andrian. Dan benar saja agak sempit sebenarnya. Andrian yang nyetir, disebelahnya si Nico. Aku, Daniel, dan Ryan duduk di belakang. Posisi terpaksa diatur begitu agar cukup. Dan posisi ku di tengah.

Benar saja mobil Andrian sedan lama dan ac nya mati jadi hanya angin saja yang berhembus. Kalau cuaca panas jadinya angin panas yang berhembus. Aku mulai berkeringat di dalam mobil. Mau tak mau cardiganku aku lepas. Jadi tinggal pakai tanktop doang di dalam mobil. Reaksi mereka saat aku membuka cardiganku sungguh lucu.

Rency : “Andrian fokus nyetirnya jangan lihat kaca kebelakang terus nanti nabrak kita masuk rumah sakit semua.”
Andrian : “iya ce..***k fokus nih panas.”
Rency : “panas atau panas? Ini juga Ryan sama Daniel nempel banget. Bau tau keringat kalian.”
Ryan : “yah ce...kan mobilnya sempit ce...ini nih salah si Andrian bawa mobil kirain fortuner kek. Eh bawa sedan reyot gini. Kalau mogok gimana?”
Andrian : “iya iya maaf kan biar bisa jalan-jalan juga kalau pake mobil sendiri”

Dan perjalanan pun sedikit macet di jalan sampai 8 jam. Sesampainya di lokasi tujuan akhirnya aku bisa turun dan menghirup udara segar kembali. Kemudian setelah semua peserta ospek dan panitia sampai dibagilah kamar masing-masing 1 kamar ber 4. Panitia dapat kamar sendiri-sendiri. Kamar panitia memang lebih kecil hanya berisi single bed dan kamar mandi dalam, sedangkan kamar peserta ospek 2 king size bed dan kamar mandi dalam.

Dan acara dimulai esok harinya. Akupun menceritakan perjalananku tadi ke Tono dan Tono cuma bisa tertawa juga. Lucu sih memang kalau godain adek-adek ini.


--hari-hari berikutnya--
Acara inagurasi akhirnya dimulai, tujuan acara ini lebih ke fun dan melepaskan penat dan stress di awal ospek. Jadi diisi dengan games dan beberapa uji ketangkasan. Dan kembali ko Randi nempel terus ke aku. Sampai-sampai pada malam terakhir aku dan ko Randi dinobatkan sebagai pasangan tahunan. Lucu memang kalau sampai menang tapi aku harus kembali menolak ko Randi dengan tegas. Malam itu semua maba menyoraki kami (aku dan ko Randi) agar jadian aja. Tapi aku bilang “mohon maaf ya ko Randi. Bukan apa ya cuma aku kan sudah punya pacar. Hehe jadi maaf ya ko”. Dan semua penonton pun kecewa sampai-sampai ada yang menyumbang lagu sedih buat ko Randi.


Sampailah di hari sabtu waktunya pulang namun Andrian bilang kalau mobilnya mogok. Dan masih nunggu montir untuk memperbaiki mobilnya. Mau tak mau aku harus menemani mereka dan tinggal 1 hari lagi di tempat itu. Sebagai permintaan maaf si Andrian yang bayarin semua biaya extend buat menginap di tempat itu 1 hari lagi. Tinggalah aku bersama ke 4 adek angkatanku ini. Dan malamnya aku menelpon Tono setelah mandi. Belum memakai baju ganti, masih pakai handuk aja aku menelponnya karena sudah kangen rasanya sama Tono.

Rency : “yank...maaf ya aku gak jadi pulang nih. Mobilnya si Andrian mogok”
Tono : “lah kok bisa? Terus kamu disana sama siapa aja?”
Rency : “ya mereka ber 4.”
Tono : “terus kamarnya? Sekamar?”
Rency : “ih enggak dong. Kalau sekamar nanti aku di apa-apain sama mereka. Haha. ini di Andrian yang bayarin semua. Katanya buat bertanggung jawab gak jadi pulang. Aku sih asik-asik aja yank. Itung-itung liburan.”
Tono : “oh ya udah kalau gitu...jangan lupa makan ya udah malem...ceritain dong gimana disana?”
Rency : “iya yank...seru tau disini...eh sebentar yank ada yang ngetuk kamarku. Nanti aku telephone balik ya.”


Saat itu aku yang masih hanya mengenakan handuk mengintip dari balik pintu siapa yang ngetok malem-malem gini. Ternyata Andrian dan kawan-kawannya.

Andrian : “ce Rency...udah makan belum. Ini barusan kami beli makanan di luar. Ada nasi goreng sama es teh buat ce Rency. Di luar juga ujan ce jadi biar ce Rency gak susah cari makan kami belikan.”
Rency : “oh kalian...makasih ya” akupun membukakan pintu untuk mereka dan menerima bungkusan makanan dari Andrian terus ku taruh di meja dekat kasur. Bodohnya aku tak menutup kembali pintu kamarku. Dan malam itu malapetaka dalam hidupku terjadi.

Mereka ber 4 masuk ke kamar ku dan mengunci pintunya dari dalam.

Rency : “eh kok kalian masuk sih jadi sempit nih kamarnya. Buruan keluar aku juga belum ganti baju”
Ryan : “ce kami mau ngomong sesuatu nih”
Rency : “apa?”
Ryan : “bener gak sih ce isu-isu di kampus tuh tentang cece?”
Rency : “isu yang mana memang? Yang aku pacaran sama ko Randi? Kan sudah aku tolak kemarin di depan kalian”

Daniel : “bukan ce...tapi yang katanya cece perek kampus.”
Rency : “ah enggak bener itu”
Andrian : “tapi cece kok suka pakai baju seksi sih di kampus”
Rency : “enggak ah aku pakai baju juga biasa biasa aja” disaat ini aku mulai sedikit takut dengan pandangan mereka. Tiba-tiba Daniel menunjukkan ku foto di hape nya. Dan ternyata itu foto ku saat sedang bersama ko Randi di gudang aula.

Rency : “kalian dapat darimana ini?”
Andrian kemudian mendekatiku yang berada di ujung ruangan dan kemudian memegang pundakku.
Andrian : “udah lah ce jangan ngelak lagi. Kami udah tau semua kok. Sebagai adik bimbinganmu. Tolong bimbing kami dong”
Rency : “apa-apaan nih? Udah ya aku teriak kalau kalian gak keluar sekarang juga.”
Nico : “gak ada yang bakal denger ce kan ini room sudah kami booking semua.”

Akupun mulai takut tapi masih mencoba menguasai keadaan. Sudah tidak ada jalan lain lagi sekarang. Tidak bisa kubayangkan malam ini akan bermain dengan 4 orang adik kelasku.

Rency : “ya sudah aku nyerah sekarang kalian mau ngapain dulu?” akupun duduk di pinggir kasurku menghadap ke Andrian yang saat itu ada di sisi ku.


Tanpa kuduga dari belakang pundakku di tarik oleh Nico. sehingga aku jadi terlentang di atas kasur. “Aduh mampus aku.”

Tak lama kemudian Andrian menarik handuk ku. Satu-satunya kain yang aku pakai saat itu. Secara reflek aku menutupi bagian payudaraku dengan tanganku. Tapi kembali tanganku di tarik keatas oleh Nico. “stop...kalau kalian mau jangan kasar-kasar…aku juga gak mau kalau sampai kalian menjebol keperawananku” kataku saat itu.

Ryan : “kami gak percaya kok kalau cece masih perawan. Banyak yang bilang cece pernah di perkosa sebelumnya.”

Kemudian Andrian melepas celananya dan sudah menindih ku di kasur.
“Stop jangan….”aku merapatkan kaki ku serapat-rapatnya saat itu. Tapi kemudian di tarik ke kiri dan ke kanan oleh Ryan dan Daniel sedangkan tanganku masih di pegangi oleh Nico. aku hanya bisa menangis saat itu.

“PLAK PLAK...” tiba-tiba tamparan keras dari Andrian mendarat di pipiku. Daguku sudah dipegangnya dan kemudian ciumannya mendarat di bibirku. Aku merasakan ciumannya yang memburu penuh dengan nafsu. Aku masih berusaha untuk melawan mereka. Kututup mulut ku rapat-rapat agar lidahnya tak sampai masuk ke dalam mulutku. Akupun merasakan penis Andrian mulai menggesek-gesek di atas perutku.

“hhmmmm...hhmmmm….PLAK” satu lagi tamparan mendarat di pipiku. Dan akupun terdiam sekarang. Andrian kembali menciumku dengan ganas. Dan dia berhasil menyelipkan lidahnya di dalam mulutku. Tapi aku tak membalasnya. Karena sudah sangat bernafsu Andrian kemudian mulai menjilati leherku dan turun ke arah payudaraku. Aku yang tak bisa bergerak banyak pun masih mencoba menggeliat untuk melepaskan diri.

“Plak...plak...plak” tamparan pun kembali mendarat di tubuhku tapi kali ini di payudaraku. Ditamparnya berulang kali sampai memerah. “Aahhh...sakit stop...jangan di tampar lagi...ahhh”. Tapi mereka yang sudah kesetanan tak mau mendengarkanku. Sekarang setelah ditampar. Payudara kiriku dihisap oleh Andrian dan sisi kanannya di remas-remas kuat.

“Aahhh….sudah sudah stop...aku layani kalian tapi jangan begini...stooppp...ahhh” akupun masih menggeliat berusaha melepaskan diri. Tapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang ku terima dari Andrian membuat nafsuku mulai naik juga. Aku merasakan area Vaginaku sudah membasah sekarang.

Andrian : “ok sekarang waktunya guys.” Andrian melepaskan cengkramannya dari payudara kananku dan memegang penisnya untuk diarahkan ke Vaginaku.
Rency : “no no….stop no...jangan...sudah stop..AAARRRGHHHH...” akhirnya penis Andrian pun masuk ke dalam vaginaku dengan sekali dorongan kuat. Lapisan selaput dara ku akhirnya robek. Aku hanya bisa menganga menahan sakit yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Ingin pingsan saat itu juga rasanya karena tak kuat aku menahan sakitnya. Andrian mulai memaju mundurkan penisnya didalam vaginaku. Aku yang masih mengejan kesakitan pun tidak dipedulikannya.

Mengetahui hal itu, Nico, Ryan, Daniel sudah tak perlu memegangku lagi. Mereka melepaskan cengkramannya yang tadi di pergelangan tangan dan kaki ku. Kini ku cuma bisa meremas kasurku dan meringis kesakitan…

“Hikks….hiks….hikss….sakit...hikss...” Andrian masih tak memperdulikan tangisanku dan kesakitanku saat itu dan tetap mempercepat tempo penetrasinya…

“aahhh….sudah...aaahhh...stop ..aahhhh...aaahhh” sudah sekitar 15 menit rasanya Andrian menggenjotku dan sakit yang kurasakan sudah mulai mereda berganti dengan sensasi lain. “Aah..ahh.aahhh...ahhh” dan akupun orgasme terlebih dahulu. Melihatku mengejan hebat, Andrian semakin semangat mempercepat temponya karena penetrasinya semakin mudah. Sudah sangat licin vaginaku rasanya. 10 menit kemudian Andrian mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Terasa berongga sekarang vaginaku setelah dimasuki oleh penisnya. Tapi itu semua belum berakhir. Sekarang Nico sudah mulai memposisikan penisnya di depan Vaginaku dan…”Bless….slep slep slep...” Nico pun sekarang menggenjotku dengan tempo yang tak kalah cepat dengan Andrian.

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri dan meremas kasurku.”uugghh..ugggh...ahhh..ugg...ahhhh...uggghhh...” Nico menyandarkan tubuhnya tidak di kasur seperti Andrian. Tapi telapak tanggannya di tekankan di payudaraku sambil diremas-remasnya.

Sekitar 10menit kemudian aku rasakan Nico mulai mengerang-erang dan menusukkan penisnya dalam-dalam.
Nico : “ce Ren..argghhh….crot crot crot...crot” akhirnya Nico menyemburkan sperma hangatnya di dalam Vaginaku. Akupun hanya menangis. Takut kalau nanti benar-benar hamil. Bayanganku berpisah dengan Tono pun sekelebat terbayang di pikiranku.

Daniel : “ah gila lu Nic...aku sama Ryan kan belum cobain ce Rency sudah kamu kotorin” Nico yang masih menikmati ejakulasinya tak memperdulikan teman-temannya. Sampai akhirnya didorong oleh Ryan hingga terjatuh di sebelahku.

Tak lama kemudian Daniel mengorek-ngorek vaginaku untuk mengeluarkan sperma nico dari dalam dan di lapnya dengan tissue. Akupun sudah pasrah mau mereka apakan saja sekarang. Dan Ryan datang dengan ide yang aneh. Es batu dari minuman yang mereka berikan tadi kepadaku diambilnya dan dimasukkannya kedalam Vaginaku.

“Ahhh...dinginn...ahhh...” sensasi lain kurasakan lagi sekarang. Sambil tetap mengorek vaginaku biar bersih dari sperma Nico. tak lama kemudian akupun merasakan gejolak orgasme lagi. “Oooohh...ooooohh...nggghhh” melihatku mengejan di atas kasur, Daniel sudah tak tahan lagi. Sekarang gilirannya memasukkan penisnya kedalam.”bless….clep clep clep clep….”

“Ooohh ohhh ahhh..ohhh...nggghh oohh...” sekarang sudah tinggal rasa nikmat yang menjalar ditubuhku. Dan Ryan pun sudah tak sabar. Disumpalkan penisnya kedalam mulutku. Jadi sekarang bagian bawahku sudah si genjot Daniel dan mulutku oleh Ryan. posisi misionaris ini membuatku susah bernafas..untungnya tak lama kemudian Ryan sudah menyemburkan spermanya di dalam mulutku hingga membuatku tersedak dan memuntahkan sedikit spermanya. Ditampar-tamparkan penisnya yang belepotan spermanya di pipiku.

“Ohh ngghh ooohh….nggghh...” akupun kini mulai mengimbangi goyangan dari Daniel. Sekitar 15 menit kemudian Daniel mencabut penisnya dari vaginaku dan menduduki perutku sambil dijepit penisnya dengan kedua payudaraku. “Crot crot crott...” muncratlah sudah spermanya di mukaku. Kemudian dia akhirnya terduduk di sebelahku dengan kelelahan. Melihat kesempatan ini mungkin aku bisa melarikan diri dari mereka. Segera aku melompat dengan sisa sisa tenagaku dan berusaha berlari ke arah pintu. Tapi aku lupa masih ada Andrian.

Andrian pun membanting tubuhku kembali ke atas kasur dan “bless...” penisnya masuk kembali ke vaginaku. Kaki ku yang setengah menjulur di lantai memudahkannya untuk penetrasi. “Cleb cleb..clebb...cleb….”

Tak lama kemudian kaki ku yang menjuntai di lantai, diangkatnya ke atas pundaknya. Dan aku merasakan penetrasinya semakin dalam. Menyentuh bagian dalam rahimku rasanya. Tak sampai 10 menit kemudian aku kembali merasakan sperma panas mengalir didalam vaginaku. Dan akupun pingsan saat itu. Sudah tak kuat lagi rasanya. Sisa-sisa tenaga ku yang ku gunakan untuk melarikan diri sia-sia. Dan akupun pingsan. Entah selama aku pingsan mereka melanjutkan aksi bejatnya terhadapku berapa kali sudah tak bisa aku rasakan.

--bersambung ke chapter 16--
 
The EX 01 - Chapter 16
Timeline : 2008 Oktober saat Inagurasi


--POV Rency--

“Uh...apa ini...perasaan apa ini...ada yang keluar masuk dari dalam tubuhku...mmmhhh...mmhh” kesadaranku sedikit demi sedikit pulih. Mulai samar-samar aku melihat Ryan memompa tubuhku. “Mmmmhh...ooh...mmhh...”
Ryan : “ce Rency akhirnya sadar juga” kemudian Ryan menciumku dan tetap memompa ku.
Rency : “uuh….mmhh..oohh...mmhh...ah………..” aku kembali merasakan cairan hangat memasuki rongga vaginaku dan Ryan ambruk diatas tubuhku.

Aku mulai mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Tak kusangka akan kejadian seperti ini. Salahku juga bermain dengan ABG yang masih belum bisa mengontrol dirinya. Aku bingung harus menjelaskan bagaimana nanti ke Tono.

Tak lama kemudian aku mulai menyadari kalau sekarang aku sudah tidak di kamarku lagi. Aku di kamar mereka ber 4. “Bagaimana cara mereka membawaku kesini?” aku melihat jam masih jam 3 pagi. Ryan masih di atas tubuhku, Nico di sisi kiri ku tampaknya tertidur, Daniel dan Andrian duduk di kursi sambil bercakap-cakap, sedangkan aku masih telanjang di kasur. Aku mencoba menyingkirkan tubuh Ryan yang masih ngos-ngosan dari atas tubuhku. Aku dorong ke arah kiri sampai menimpa Nico dan membuat nya terbangun. Kemudian aku mencoba untuk duduk di tepi kasur. Badanku saat itu rasanya sakit semua.

Rency : “kenapa kalian giniin aku sih?” sambil ku terduduk di tepi kasur.
Andrian : “habisnya cece juga sih gemesin” sambil mendekat ke arah kasur dan duduk disebelahku.
Rency : “ya tapi gak gini juga….hmmmfff” tiba-tiba Andrian sudah mencium ku dan meremas payudara kiriku.

Rency : “sudah stop” lalu aku mendorong Andrian.
Rency : “jangan kasar-kasar” agar tidak dikasari seperti semalam dan akupun bisa mengendalikan permainan maka aku berinisiatif langsung berjongkok di depan Andrian yang sedang duduk di kasur dan langsung mengulum penisnya yang sudah tegang itu. Gila juga ya ni adik-adik maba ku kuat amat. Mungkin sudah semalaman aku digilir tapi gak turun-turun nafsunya.
Andrian : “nah gitu dong ce...terus ce...enaak ce...” racau Andrian sambil menggengam kepalaku dan di maju mundurkannya.
Nico : “jangan andrian mulu dong ce. Kan aku juga mau.” sambil menyodorkan penisnya yang sudah tegang kepipi kiri ku dan aku genggam dengan tangan kiriku. Aku kocokin perlahan penis Nico dengan tangan kiriku sambil tetap mengulum penis si Andrian.

“Crut crut cruut...hmmmffhh...slurp..glek...” tak sampai 5 menitan Andrian sudah ejakulasi didalam mulutku dan ku hisap kuat-kuat agar spermanya keluar sampai tetes terakhir lalu ku telan. Tetapi penisnya masih tetap tegang. Aku yang sudah tidak berfikir lagi kalau bisa hamil atau gimana nantinya, segera mendorong Andrian sampai dia terlentang sudah di kasur dan langsung menaikinya. “Bless….oh….” penis Andrian yang masih tegang itu ku masukkan kedalam vaginaku dan aku mulai menggoyangnya. Bisa dibilang pose women on top. Satu-satunya yang kupikirkan saat itu adalah dikasari lagi oleh mereka. Aku harus mengambil alih permainan ini. Aku takut kalau-kalau sampai aku tak bisa mengambil alih permainan mereka bisa-bisa sampai membunuhku. Terlintas dipikiranku akhir-akhir ini berita pemerkosaan berujung pada meninggalnya si korban.

Rency : “oh oh oh...yang dalam...oh...oh...” aku terus menggoyang penis Andrian.
Andrian : “ah ce...enak ce...gini dong ce dari tadi...enak ce...” sambil tangannya meremas pantatku yang naik turun diatasnya.
Rency : “oh oh uh...yes...oh oh...nngghhh..ooh...oh..” akupun mempercepat gerakanku dan berpegangan pada badan Andrian.

Nico yang sudah tidak sabar akhirnya ikut menjamah tubuhku. Dari belakang dia memelukku yang sedang naik turun di atas Andrian. Kemudian Nico meremas payudaraku dari belakang. Menerima rangsangan seperti itu semakin membuatku tak kuat membendung nafsuku.

“OOHHH….MMNNGGHH...” akupun akhirnya orgasme dan jatuh diatas tubuh Andrian. Melihat aku yang masih mengejan di atas tubuh Andrian, Nico mengambil kesempatan. Ditempelkan Penisnya ke lubang pantatku dan akhirnya…”bless….clep clep clep...” Nico melakukan penetrasi di lubang pantatku. “Oh...oh...oh….” sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Vaginaku yang masih diisi penis Andrian dan lubang pantatku sekarang dipompa oleh Nico.

Nico : “ce..enak nih ce...pantatmu ngejepit banget ce...tapi kok bisa aku masukin dengan mudah ya ce...duh ce...enak ce...PLAK...” Nico pun menampar pantatku sambil tetap memaju mundurkan penisnya didalam.
Rency : “oh oh terus nic...yang dalam nic...oh..oh...sss...ooh...”
Nico : “duh cece nakal ni...uh...uh...uh...berapa cowok yang udah masukin pantatnya cece nih...uh...” sambil terus menggenjot pantatku dan Andrian juga memompa penisnya didalam vaginaku dari bawah.
Rency : “oh...oh..***k ngitungin nic..oh...oh...mungkin...ohh….oh...11….ooh...” mendengar jawabanku, genjotan mereka berdua semakin kencang. Dan tak lama kemudian…

“Croot..croot….croot...crooot...” mereka berdua (Nico dan Andrian) menyemprotkan spermanya didalam. Dan kami ber tiga pun kelelahan. Nico kemudian terjatuh kelantai sambil ngos-ngosan, Andrian masih di kasur terlentang juga ngos ngosan tapi penis Andrian masih berada didalam vaginaku. Aku yang masih kelelahan menimpa tubuh Andrian kembali ditusuk dari belakang oleh Ryan. Ryan langsung mengambil tempat Nico tadi yang memasuki lubang pantatku.


Ryan : “ce….aku belum puas ce….uh uh uh….terima ini ce….” Ryan terus meracau sambil terus menggenjot dari belakang. Mau tak mau tubuh ku menggesek tubuh Andrian sekarang dan nafsunya bangkit lagi. Aku merasakan penis Andrian mengeras lagi didalam vaginaku.

“Gila… mereka kayak gak ada capek-capeknya... ” batin ku saat itu. Ryan lalu memegang pundakku dari belakang dengan kedua tanggannya dan membuat tubuhku sedikit menegak tidak menggesek rapat tubuh Andrian lagi tapi itu membuat penetrasi mereka berdua semakin dalam rasanya dan ujung puting ku menggesek dada Andrian.

Rency : “ooohh...uuh...mmmhh….arrrh….ssshh...oooohhh….yang cepat...ooohh...” akupun juga tak tinggal diam, aku mulai menggoyangkan badanku mengikuti ritme penetrasi mereka berdua. Andrian yang sudah gemas mulai mencengkeram keras-keras kedua payudaraku dari bawah. Teramat keras sampai rasanya mau pecah. Tapi disisi lain sensasinya terasa enak juga.

30 menit kemudian Ryan mulai mempercepat penetrasinya dan menyemburkan spermanya didalam pantatku. Penuh rasanya, sperma Nico yang barusan saja mungkin masih belum mengering didalam. Sampai kram perut bawahku. Aku tak tau sperma mereka masuk sampai usus bagian mana didalam. Yang jelas bagian dalam perutku terasa hangat. Setelah puas menyemprotkan seluruh spermanya didalam dia langsung mencabut penisnya. Aku yang tak siap menahannya membuat sperma yang ada didalam lubang pantatku mengalir keluar. Otomatis aku langsung mencoba menahannya agar tidak kemana-mana dan cairan hangat itu tetap berada didalam. Dan ini berakibat aku juga mengencangkan otot-otot dalam vaginaku.

Andrian : “oh ce...kok lebih ngejepit ce...enak ce...oh...aku keluar ce...crot...crot….crooot...” akhirnya Andrian kembali berejakulasi didalam vaginaku. Dan akupun mendiamkannya untuk beberapa saat. Aku juga menikmati tiap-tiap semprotan hangat di dalam vaginaku ini. Aku diamkan sampai sekitar 2 menitan.


“Aaahh...” aku mencabut penis Andrian dari dalam vaginaku kemudian aku tiduran di kasur satunya lagi sambil mengatur nafasku. Memang di kamar anak-anak maba ini isinya 2 kasur tidak seperti kamarku. Badan ku rasanya lengket semua. Lengket karena keringat dan sperma mereka ber 4. Tiba-tiba Daniel sudah tiduran di sebelahku.


Daniel : “capek ya ce?” sambil tangannya memainkan payudara kiriku.
Rency : “iya lah...capek...kalian ber 4….aku sendirian…”
Daniel : “emang belum pernah ce sebelumnya?”
Rency : “belum lah….gila apa….” aku pun menjawabnya dengan masih ngos-ngosan kelelahan.

Daniel : “duh cece kok bisa se seksi ini sih...ce ce...boleh nanya?”
Rency : “apa?”
Daniel : “cece beneran ya ternyata masih perawan. Maaf ya ce kami gak percaya sebelumnya. Tapi katanya cece pernah diperkosa orang sebelumnya? Itu beneran gak sih ce?”
Rency : “kamu denger itu dari siapa?”

Daniel : “desas desus aja sih ce dari senior-senior yang lain. Emang beneran ce?”
Rency : “hmmm...iya hampir tapi...aku berhasil lari...ahhh...” tiba-tiba Daniel mencubit puting ku.

Rency : “jangan dicubit dong nil...sakit tau...”
Daniel : “habis gemes sih ce. Itu puting cece juga tiba-tiba tegang. Inget pas waktu hampir diperkosa dulu ya? Cece suka ya? Emang dulu siapa sih ce pelakunya? Orang di kampus kita?”
Rency : “ih apaan sih...iya orang dari kampus kita...” tiba-tiba ada benda tumpul yang menyenggol pahaku. Aku sadar si Daniel mulai naik nafsunya.


Daniel : “siapa ce?”

Rency : “hmm...kamu tau OB yang di perpus kan...itu orangnya…”
Daniel : “wah gimana nih ce ceritanya?” Daniel pun sekarang mulai memelukku dan menggesek-gesekkan penisnya di paha kiri ku dan mulai menciumi pipi kiri ku.

Rency : “udah ah nil...”
Daniel : “udah gak mau cerita tapi kok kayaknya cece horny juga nih. Ini putingnya tegang. Cece suka ya kalau di perkosa.”
Rency : “enggak, sakit semua tau. Gak enak kalau dipaksa-paksa.”

Tapi tiba-tiba Daniel sudah menaiki tubuhku yang terlentang di kasur dan menelentangkan tangan dan kaki ku. Tanganku juga dipeganginya. Sebenarnya aku juga tak mau melawannya tetapi justru ingin mengendalikan permainan. Aku tau Daniel semakin horny kalau bermain dengan gaya pemerkosaan, jadi aku sedikit mencoba memberontak walau tak berarti.

Daniel : “kalau diginiin suka kan ce...bless...” tiba-tiba Daniel sudah memasukkan penisnya kedalam vaginaku. Aku yang masih kecapekan pun mencoba untuk melepaskan diri.
Rency : “nil...ooshh...udah nil...aku masih capek...ohs….”
Daniel : “uh...ayo dong ce...ceritain...uh...ceritain kejadiannya gimana...uh...”
Rency : “nil...oshh...udah dong….ngghhh..”

Daniel yang tak mendapatkan respon dariku yang tak mengikuti ritme penetrasinya kemudian kesal dan mulai mencubit payudaraku keras-keras.

Rency : “AWW….nil sakit nil...jangan dicubit gitu...” karena tanganku sudah terbebas dari tahanan tangannya maka aku bisa mendorong Daniel sekuat tenaga hingga dia terlentang disebelah kiri ku lagi. Kemudian aku berusaha bangun dari kasur menjauhinya. Tapi dia berhasil mendekap tubuhku dan ditelungkupkannya tubuhku di atas kasur.
Daniel : “wah beneran ini ce Rency suka main kasar ya.” daniel pun mulai memposisikan penis nya untuk kembali melakukan penetrasi dari belakang. Kaki ku yang masih menjuntai di lantai membuatnya kesusahan. Tapi tak lama kemudian dia berhasil memasukkan penisnya ke vaginaku kembali…“Slep slep slep slep….” posisi ku mirip di doggie cuma kakiku masih berdiri di lantai dan badanku bersandar di kasur.

Daniel : “enak kan ce..oh...oh...”
Rency : “mmmhhh...mhhh...mmmhhhh….” desahanku pun tertahan karena mukaku terbenam di kasur. Dan karena dia tak mendengar suaraku, rambutku ditariknya.
Rency : “ohh...ohh….aahh...ooh….”
Daniel : “enak gak ce? PLAK” tamparan keras kurasakan kembali di bongkahan pantatku.
Rency : “arrhh….iya...aoooohh...enak...nil...ooohh...”


Kurang lebih hampir setengah jam aku masih disetubuhi dengan posisi itu sampai capek kakiku menahannya. Tangan kiri dan kanannya bergantian menampar pantatku sambil tetap menjambak rambutku dari belakang. Karena kaki ku sudah tak kuat lagi akhirnya akupun tersungkur di lantai dan membuat penisnya keluar dari vaginaku karena posisinya tidak bisa menahan berat tubuhku. Daniel kemudian mendorongku ke lantai lalu menelentangkanku dan kembali menyetubuhiku. “Ahh...uuhh...mmmhhhh..aaahhh….nil...udah nill...aahh” Daniel tak menghiraukan permintaanku.

Rency : ”ooohh...ahh..udah nil..ooohh….nanti...oohh..aku gak kuat..ohh aku bisa pingsan lagi...oohhh”
Daniel : “masa ce Rency cuma segini aja pingsan” sambil mempercepat penetrasinya. Akupun hanya bisa mendesah dan menggeliat mengikuti arah tumbukan demi tumbukan yang dilakukan daniel..
Daniel : “oh...ce...tubuhmu enak sekali ce...ohh...kamu harus jadi milikku seorang ce...” kemudian Daniel mengangkat kedua kaki ku keatas pundakknya. Aku merasakan penetrasinya semakin dalam dan menyentuh dinding luar rahimku.
Daniel : “terima ini ce….CROOT...CROTT..CROOT….CROOOTT...” daniel pun menyemprotkan spermanya dalam-dalam di vaginaku sampai penuh rasanya. Cukup lama kira-kira 3 menitan dia menahan posisi itu sambil terus memompakan spermanya kedalam vaginaku. Aku sadar Daniel sekarang ingin membuatku hamil jadi mau tak mau aku harus bersamanya begitu pikirnya. Dan akupun yang sudah tak punya tenaga lagi untuk bertahan hanya bisa pasrah spermanya masuk ke dalam rahimku. Aku hanya berharap keajaiban saja spermanya gagal membuahi sel telur ku.


Setelah dia merasa menembakkan semua spermanya kedalam rahimku, diapun melepaskanku. Dan aku kembali pingsan waktu itu.


--sekitar jam 8 pagi--
Nico : “ce Rency...bangun ce...bangun udah jam 8...kita checkout jam 10 ce...”
Rency : “iya...” kepalaku yang masih pusing berusaha dengan cepat untuk sadar.
Nico : “ayo ce bangun ce...” akupun terduduk masih berusaha mengumpulkan kesadaranku dan di selangkanganku masih mengalir cairan sperma lengket.
Rency : “iya nic...yang lain udah bangun?”
Nico : “belum ce..baru aku aja...ini aku bangunin cece dulu. Habis itu baru bangunin mereka. Ini ce pakai handuk ini dulu buat balik ke kamar cece.” dan aku menerima secarik handuk yang diberikan Nico.
Rency : “udah aku kembali ke kamar ku dulu ya. Nanti jemput aja kalau sudah siap-siap checkout.”
Nico : “iya ce...tapi aku temani ya...buat jagain cece aja kok”
Rency : “hmm….jagain apa minta di service lagi?”
Nico : “ya kalau cece tidak keberatan sih...”

Sebenarnya diantara mereka ber 4, cuma nico yang agak menarik perhatianku. Anaknya lucu dan lumayan tampan. Jadi aku juga lebih ikhlas kalaupun harus “bermain” lagi dengannya.

Rency : “ya udah ayo temani aku ke kamar.”

--sesampainya di kamarku--
Rency : “nic…aku mandi dulu ya...perutku rasanya kok kram ini...” saat itu aku merasa perut bagian bawahku kram banget. Entah karena apa yang sudah aku alami tadi atau memang sudah waktunya menstruasi karena menurut jadwal harusnya hari kamis kemarin tapi aku belum juga menstruasi.
Nico : “iya ce...nanti aku jemput lagi ya sekitaran jam 10.”
Rency : “iya nic”
Nico : “ce...aku sayang sama cece sebenarnya...maaf ya ce kejadian semalam.”
Rency : “iya nic udah aku maafin kok” kemudian aku mencium pipinya sebagai bukti kalau aku sudah ikhlas dengan apa yang terjadi padaku. Dan Nico juga membalas menciumku di bibir.
Nico : “love u ce...”
Rency : “udah udah sana balik bangunin temen-temen mu yang masih ketiduran tuh buat siap-siap ya...” dan kemudian aku menutup pintu kamar ku. Lalu aku pun ingin membersihkan tubuhku tapi sebelumnya aku mau mengecek hape ku terlebih dahulu.

Dan benar saja ada puluhan miscall dari Tono dan beberapa sms nya.
Tono : “yank...udah belom? Siapa yang ngetok kamar tadi?” jam 10 malam
Tono : “yank halo yank?” jam 10:30 malam
Tono : “yank...ketiduran kah? Atau ada apa apa nih?” jam 11 malam

“Duh aku harus bilang gimana ini sama Tono.” tiba-tiba air mata ku mengalir tanpa kusadari. Tapi yang sudah terjadi ya sudah tidak bisa aku putar balik lagi. Akupun kemudian mandi untuk membersihkan badanku yang sudah ternoda ini. Tapi tak ku sangka akhirnya aku mens juga saat itu. Syukurlah aku gak jadi hamil karena memang siklus mens ku terlambat dan masuk di masa-masa aku tidak subur. Syukurlah...didalam kamar mandi itu aku tak henti-hentinya bersyukur....

Setelah mandi aku coba untuk sms Tono untuk memberi kabar tapi aku tak mau memberitahunya kejadian semalam lewat sms. Aku mau memberitahunya langsung nanti saat ketemu.
Rency : “sayang...maaf ya….aku baru selesai mandi ini...maaf ya aku gak ada kabar semalam...sebentar lagi aku balik ke surabaya kok….kangen rasanya ketemu kamu...”

Tono : “kok baru bales yank...kamu baik-baik aja kan?”
Rency : “iya sayang aku baik-baik aja kok. Tapi...nanti aku cerita ya kalau udah ketemu.”
Tono : “nanti aku jemput aja gimana di kampus? Nanti ke kampus dulu kan?”
Rency : “gak usah sayang...kan aku dianter sama mereka ini langsung kerumah. Aku juga lagi mens gak bisa kamu apa-apain nanti..hihi”
Tono : “ya udah kalau gitu hati-hati nanti sampai rumah kabarin ya.”

Dan hari itupun kami berkemas-kemas untuk kembali ke Surabaya. Di dalam mobil tak henti-hentinya mereka menjamah tubuhku sampai-sampai didalam mobil aku cuma mengenakan tanktop tanpa bra. Mereka cuma berani menjamah bagian atasku karena mereka ku beritahu kalau saat ini aku sedang mens jadi mereka juga gak mau untuk “berhubungan badan” dulu.

bersambung ke chapter 17 dimana Tono akhirnya mengetahui semua kejadian yang menimpaku saat inagurasi bersama ke 4 anak-anak maba ku.
 
The EX 01 - Chapter 17
Timeline : 2008 Oktober


--POV Tono--

“Rency mau cerita apa ya? Jangan-jangan ada yang seru” aku baru kerumah Rency setelah seminggu dia pulang dari acara inagurasi ospek karena katanya dia juga agak sibuk. Tapi tumben banget, biasanya minta anter jemput tiap hari. Dan aku sendiri sebenarnya tidak masalah juga karena kesibukan tugas di semester 3 ini. Baru hari ini aku menemuinya di rumah. Sesampainya dirumah Rency, aku dipersilahkannya masuk. Dan tidak ada siapa-siapa lagi selain kami berdua.

Rency : “sayang...aku mau cerita...tapi jangan marah ya”
Tono : “cerita apa yank? 1 minggu ini tumben gak minta anter jemput”
Rency : “iya yank...sebenernya aku mau bikin pengakuan sama kamu tapi takut ngomongnya gimana.”

Saat itu perasaan ku gak menentu, ini Rency kenapa sih? Minta putus? Atau mau pengakuan kalau selingkuh? Rasa emosi dan bertanya-tanya langsung menyerangku saat itu.

Tono : “ngomong aja. Ada apa sih?” nada ku mulai tinggi.
Rency : “jangan marah dulu dong yank...hiks...”entah kenapa Rency mulai terisak.
Tono : “kamu kenapa sih? Iya udah iya aku gak marah.”
Rency : “aku kemarin malam pas inagurasi itu gak jawab atau telephone kamu lagi soalnya...”
Tono : “soalnya apa?”

Rency : “hmmm...kamu inget 4 maba yang aku jagain kemarin? Nico, Andrian, Ryan, Daniel.”
Tono : “iya kenapa? Udah bilang aja ada apa, jangan muter-muter.” aku mulai kesal karena Rency tak juga bilang apa yang terjadi.
Rency : “hmmm...malem itu mereka masuk ke kamarku terus...”
Tono : “terus apa? Kamu diperkosa?” aku yang mulai tak sabar langsung memotong omongannya dan Rency cuma mengangguk.
Tono : “hah serius?terus?”

Rency mulai menceritakan detail seperti chapter sebelumnya………

Tono : “jadi...terus?kamu gak hamil kan?”
Rency : “enggak yank, besoknya aku mens. Soalnya udah siklusnya mendekati mens. Jadi aman. Jangan marah ya?”
Tono : “sudah sudah aku gak marah. Tapi, aku pingin kamu jujur sama aku sekarang. Kamu pernah berbuat sama siapa aja? Aku penasaran sebenarnya kenapa pas kita pertama kali having sex meski lewat anal kok rasanya udah agak gampang masuk.”
Rency : “emm...itu...aku belum pernah cerita ya? Sebelum sama kamu, yang pertama kali itu papa.”
Tono : “hah?yang bener?”
Rency : “iya yank. Pas kelulusan SMA ke kuliah. Itu juga kenapa aku kerja magang. Buat tambahan biaya kuliah biar gak minta ke papa sering-sering. Nanti papa bisa-bisa minta jatah juga sering-sering yank.”
Tono : “terus ada lagi?”
Rency : “mantan aku sebelum kamu yank. Habis itu udah kamu tau semuanya. Aku gak mau cerita tentang skandal ku dirumah yank. Soalnya dulu aku pernah cerita sama mantan ku tuh. Soalnya dia juga curiga kenapa pas anal gak susah masuknya. Dan dia putusin aku. Kamu jangan pergi ya Tono...” Rency pun kembali menangis.
Tono : “aku shock sih yank...tapi sudah-sudah gak apa.”
Rency : “maafin aku ya yank...”

Seketika itu aku berfikir. “Gak bisa nih kalau sampai keluarga besar tau Rency habis diperkosa. Mana rame-rame pula. Kalaupun aku yang ambil tanggung jawab juga gak bisa. Bisa heboh nanti kedua keluarga. Aku harus cari cara biar ada yang jadi tumbal buat dipersalahkan disini. Yang paling aman cuma papa nya Rency.”

Tono : “iya aku maafin. Tapi aku punya syarat.”
Rency : “syarat apa yank?”
Tono : “aku minta 3 hal sama kamu yank. Pertama gak ada yang boleh tau kejadian kemarin di keluarga besar kita.”
Rency : “terus kalau ketahuan aku sudah gak perawan aku jawab gimana?”
Tono : “yee... Bentar dulu. Papa kan sering nih minta jatah ke kamu. Kamu coba rayu buat lewat depan jangan di anal mulu. Tapi harus secara gak sadar. Biar papa mu yang merasa dia yang mengambil keperawananmu. Kamu bikin mabuk papa mu dulu gimana?”

Rency : “duh bahaya yank. Sperma papa tuh kental banget tau… bisa hamil aku nanti.”
Tono : “ya kita main aman dulu yank. Selain cek tanggal aman, kamu juga siap-siap kondom.”
Rency : “hmmm...harus gitu ya?”
Tono : ”ya gimana lagi yank. Kalau kamu ketahuan udah gak perawan bisa bahaya. Bisa-bisa kita disuruh nikah muda nanti. Kejadian lagi kayak ibu bapak mu. Meski kamu gak hamil. Lebih parah lagi kalau ketahuan kamu habis diperkosa. Bisa-bisa salah 1 dari pelaku kemarin disuruh tanggung jawab. Mau kamu pisah sama aku?”

Rency : “enggak yank...aku gak mau pisah sama kamu...”
Tono : “mangkanya turutin aku.”
Rency : “iya deh iya. Aku pikirin nanti caranya jebak papa. Mungkin pas liburan keluar kota akhir tahun nanti.”


Tono : “nah gitu dong. Terus yang ke 2, janji jangan ada yang pergi, aku gak akan ninggalin kamu, kamu juga setia ya sama aku. Aku gak masalah kamu berhubungan sama siapapun selama gak pakai main hati. Karena hati mu buat aku seorang. Ok?”
Rency : “iya sayang...aku janji...makasih ya...terus yang ke 3 apa?”
Tono : “yang ke 3 kita bersenang-senang hehe. Aku mau kamu punya affair sama 3 orang. Tapi just for sex only ya. Bukan buat selingkuhan.”

Rency : “hah kok gitu yank?”
Tono : “iya just for fun yank seperti biasa. Aku suka kok kalau kamu jadi binal. Hehe. tenang aja kan aku gak bakal ninggalin kamu. Kamu juga jangan main hati lho ya. Lagian lebih aman rasanya kalau di kampus ada yang bisa jagain kamu disana. Kan aku gak bisa kalau lagi kuliah. Kampus kita beda.”
Rency : “ya masa harus 3 sih yank...ntar kalau ada yang pakai hati sama aku gimana? Kan repot.”

Tono : “tenang aja, kita pilih yang aman yang gak ganggu hubungan kita. Misal yang udah punya pacar atau punya istri mungkin hehe.”
Rency : “hah gila kamu yank...enggak ah...”
Tono : “aku bebasin deh kriteria mu. 1 kamu yang pilih, 2 aku yang pilihin. Gimana?”
Rency : “ya udah. Iya deh. Asal mrP nya panjang ya. Kalau pendek aku gak mau.”
Tono : “dih mau nya. Punya ku kurang panjang ya?haha”
Rency : “enggak kok yank cuma kan kamu suruh have fun. Gak jadi nih?”

Tono : “iya udah gak apa-apa. Kalau gitu aku bebasin yang pertama kamu pilih siapa?”
Rency : “hmm...kalau Nico gimana? Boleh?”
Tono : “Nico salah satu yang perkosa kamu kemarin? Kenapa?”
Rency : “ya anaknya lucu sih yank sebenernya. Polos-polos mesum gitu. Jadi pengen aku godain sih.”

Tono : “hmm...aku ajakin kamu bersenang-senang gini biar kamu lupa sama shock mu kemarin habis diperkosa. Tapi malah minta ijin buat punya affair sama salah 1 pelaku. Haha. gak apa-apa sih jadinya 3 yang lainnya kan gak berani ngapa-ngapain kamu lagi. mrP nya panjang emang?”
Rency : “lumayan yank hehe... Hmm lebih gede dikit kayaknya dari kamu yank sama masih belum disunat. Eh kok tegang kamu yank. Hayo mikir apa?” Rency kemudian memegang Penis ku yang menegang dari luar celana.

Sebenarnya aku menahan nafsuku sudah sedari tadi. Saat Rency cerita bagaimana kejadian itu aku berusaha menahannya karena gak enak juga pacar lagi cerita musibah kok akunya horny. Tapi siapa juga yang gak horny melihat pacarku ini yang sudah “kotor”. Saat awal-awal saja sudah bikin horny apalagi sekarang setelah dia mengalami hal itu. Ingin rasanya ku juga mencoba menikmatinya.

Tono : “sebenernya pas kamu cerita kamu diperkosa kemarin aku sudah gak tahan sih yank. Maaf ya fetish ku rada aneh. Aku suka banget kalau pasanganku ini nakal dan dinikmati banyak orang. Rasanya bikin aku horny banget.” akupun langsung mencium Rency dengan penuh nafsu.
Rency : “mmmhh...mhhh….mmmhhh...aku senang kalau kamu gak marah sama aku gini yank...pindah ke kamar yuk jangan disini.” dan kami berpindah dari ruang tamu ke dalam kamar Rency.

Setelah didalam kamar Rency aku langsung mengunci kamarnya. Rency juga gak pakai lama langsung membuka bajunya sendiri dan sudah berjongkok didepanku kemudian membuka celanaku.

Rency : “duh tegang banget sih. Udah gak tahan ya?” katanya sambil mengurut penisku yang sudah terbebas dari dalam celana.
Tono : “iya dong. Membayangkan kamu yang nantinya bakalan semakin nakal. Duh bikin gak nahan.”
Rency : “haha...nakal gimana? Kayak gini?” kemudian Rency mengulum penisku dan lama-lama dipaksakan masuk kedalam tenggorokannya.

“Ogh ogh ogh” Rency memaju-mundurkan kulumannya kedalam tenggorokannya. Serasa menjepit banget. Aku yang menyadari aksinya membuat tidak bisa tahan lama. “Gawat nih kalau begini bisa-bisa aku keluar cepet.” kemudian aku menarik kepala Rency yang sedang asik mengulum penis ku dalam-dalam dan aku dorong dia ke kasur. Segera ku tindih dia diatasnya.

Tono : “yank...suka aku kalau kamu binal gini bikin aku gak tahan.”
Rency : “iya sayang tapi nanti jangan dikeluarin didalam ya. Lagi siklus subur.”
Tono : “iya yank.”
Rency : “ahh...mmmhh...enak yank...mmhh” akupun mulai memompa penisku didalam vaginanya. Ini pengalaman pertamaku lewat depan. Aku melepas keperjakaanku dengan Rency pertama kalinya. Kurang dari 10 menit dalam posisi misionaris rasanya aku sudah mau ejakulasi. Memang beda rasanya kalau lewat jalur yang seharusnya.

Tono : “ah yank aku mau keluar...” kemudian aku mencabut penisku dan mengarahkan ke payudaranya. Rency pun mengerti dan mengocok penisku diatas payudaranya. Tak lama kemudian aku melepaskan sperma ku diatas payudara Rency.
Tono : “duh enak banget sih, gak nahan aku yank.” sambil ku tergeletak disebelah Rency.
Rency : “tumben banget yank kok cepet. Hehe”

Tono : “iya nih, haha. Gak nahan aku ngebayangin nantinya kamu bakal senakal apa jadinya.” lalu aku menciumnya dan nampaknya Rency belum puas. Sambil menciumnya aku meremas payudaranya yang masih belepotan spermaku yang mulai mengering. Tak lama kemudian tanganku berpindah dari payudaranya turun ke vaginanya. Ku fingering vaginanya dan memainkan kelentitnya. Nafsu Rency pun naik terasa dari ciumannya yang semakin ganas sementara penisku mulai perlahan tegang kembali. Tangan kiri Rency juga tak tinggal diam, mulai mengurut naik turun penisku yang sudah setengah tegang kembali.

Rency sekarang kembali mengangkang dan vaginanya sudah semakin becek. Pertanda kalau ingin segera dimasuki lagi. Akupun berdiri dan mengajaknya keluar dari kamar menuju ruang dapur. Tiba-tiba aku ingin menyetubuhinya di dapur.

Tono : “yank pindah yuk kedapur.”
Rency : “hah...ngapain?” Rency bertanya sambil terengah-engah karena nafsunya lagi naik.
Tono : “pindah lokasi aja yuk biar gak bosen” kemudian aku gandeng dia berjalan kebelakang ke arah dapur. Sesampainya di dapur langsung aku balikkan badannya dan Rency bersandar di meja makan. Kupeluk dari belakang dan kuciumi tengkuknya untuk menaikkan kembali nafsunya sambil kuremas kedua payudaranya dari belakang.

Penisku yang sudah tegang kembali ku gesek-gesek di belahan pantatnya. Rency yang sudah tak sabar membungkuk di atas meja dan menaikkan posisi pantatnya dan aku mencoba penetrasi ke dalam vaginanya dari belakang..”bleess…...slep slep slep slep” agak susah memang awalnya karena belum terbiasa.

Rency : “oh yank...yank kenceng...oohh...ohh...” Rency pun mendesah keras-keras. Aku juga memegang pinggangnya dan mengayunkan kencang-kencang untuk menambah speed penetrasi yang kulakukan. Bunyi derit meja yang bergoyang dan suara desahan Rency memenuhi dapur waktu itu.
Rency : “oh oh...uuh..ohh...terus yank..ooh...” aku menggenjot Rency semakin kencang dan tiba-tiba mejanya terdorong sehingga tumpuan Rency semakin susah. Rency jadi semakin berjongkok dan aku tetap dengan ritmeku yang tak ku kurangi. Posisi ini membuatku sedikit lebih tahan lama.

Sekitar 15 menit kemudian aku ingin berganti posisi. Rency aku suruh berjongkok di lantai dan kembali aku setubuhi vaginanya dari belakang dengan posisi doggie style. “Slep slep slep slep”

Rency : “ooh oh oh terus yank oh...” aku yang semakin gemas menarik tangan Rency yang dia gunakan untuk tumpuan di lantai sehingga sekarang payudaranya yang cukup besar itu jadi sandaran tubuhnya di atas lantai. Aku yang tak mengurangi speed ku merasa akan segera ejakulasi segera aku tarik penisku dari dalam vaginanya dan memasukkannya kedalam lubang pantatnya.
Rency : “aacchh….yank kenapa dipindah...ohh..ohh..mmmhhh…ooh....” aku sekarang berpindah menggenjot lubang pantat dari Rency. Sekitar 5 menit kemudian tangan ku berpindah ke pinggang Rency dan kutekan dalam-dalam penisku di dalam pantat Rency sambil menyemburkan spermaku sekuat tenaga didalam. 1 menitan aku tahan posisi itu dan Rency tetap menungging tertelungkup di lantai dapur sampai semua spermaku selesai aku pompa didalam pantat Rency. Ingin rasanya sperma ku ku pompa didalam vaginanya tapi aku masih tidak ingin masa depan ku harus terhenti disitu. Kalau Rency sampai hamil berarti aku juga harus bertanggung jawab.

Rency masih ngos-ngosan dengan posisi yang sama dia masih beristirahat mengatur nafasnya, berjongkok dan menungging di lantai dapur. Tiba-tiba ide nakalku muncul. Aku buka pintu belakang dapur tempat kandang Cleo biasanya dan mengambil Cleo masuk kedalam rumah. Tiba-tiba Cleo berlari menuju Rency yang masih di lantai tadi dan entah kenapa mulai menjilati vagina Rency. Dengan posisi menungging gitu sangat mudah di jangkau oleh anjing kecil ini.


Rency : “hosh hosh...cleo...stop cleo...hosh hosh” Rency yang masih ngos-ngosan berusaha menghalau Cleo agar tidak menjilati vaginanya lagi. Karena cleo masih saja menjilatinya, Rency kemudian merubah posisinya terlentang di lantai agar tidak dijilati lagi.

Rency : “yank...tolong ini...cleo jilatin aku nih...” nafasnya masih terbata-bata karena masih mengatur nafas. Aku langsung mendekati Rency dan menahan badannya dari belakang agar tak bisa bergerak lagi (seperti memeluk dan menumpunya dari belakang), dan kemudian aku berusaha mengangkangkan kaki Rency kembali dengan kedua kaki ku.

Rency : “yank...apa-apaan nih...yank...Cleo jilatin V ku nih….yank...”
Tono : “udah yank enakin aja. Suka kan dijilatin gitu. Nih buktinya putingmu jadi tegang kan.”
Rency : “yank udah yank nanti kalau Cleo naikin aku gimana? Stop yank...udah….” akupun tak menggubrisnya lagi dan Cleo masih tetap menjilati Vagina Rency. Dan benar saja Cleo mulai menaiki tubuh Rency. Kaki depannya sudah di sebelah perut Rency dan Penisnya yang aku lihat cukup besar untuk ukuran anjing kecil (kurang lebih 10cm kira-kira, diameter 3cm) mulai di gesek-geseknya di labia mayora Rency
Rency : “yank stop yank...please...ini Cleo nanti gesek-gesek lama-lama masuk yank...stop yank...please...mmhhhh” aku yank tak ingin Rency berkata-kata lagi langsung menciumnya. T

Tiba-tiba…
Rency : “heghh…...” mata Rency terbelalak saat aku cium dan nafasnya sempat terhenti. Aku melihat kebawah Cleo sudah mulai menggenjot Rency dengan ganas. Dan aku melepaskan ciuman ku ke Rency agar ia bisa bernafas lagi.
Tono : “tuh udah masuk belum yank penis Cleo...enak gak yank...”
Rency : “ahh..yank masuk yank...ahhh...ohh...” Cleo yang biasanya hanya bisa memuaskan nafsu menyetubuhi tangan atau kaki Rency dan mama nya Rency sekarang bisa merasakan lubang Vagina yang sebenarnya.

Rency : “AARRGH...yank sakit yank…AAARGH...yank lepasin yank...AAhh...ada yang membesar...didalam...aahhh...panas yank...UUGHH” sekitar 5 menit kemudian Rency terbelalak dan kesakitan karena Cleo berejakulasi dan penisnya membesar didalam Vagina Rency (fyi : anjing bila sudah berjakulasi maka pangkal penisnya membesar untuk menjaga agar pembuahannya tidak gagal dan spermanya tetap berada ditubuh betinanya sampai beberapa menit). Cleo tetap berdiri diantara selangkangan Rency dan tidak mencabut penisnya dari dalam Vagina Rency. Rency pun mengejan-ngejan meraih orgasme hebatnya dipelukanku dan aku mencoba merelaksasi nya dengan kembali mencium lembut bibirnya serta meremas payudaranya yang menggemaskan ini.

“Plop...” sekitar 5 menit kemudian Cleo menarik penisnya dari dalam vagina Rency dan pergi begitu saja. Rency masih mengatur nafasnya dan kulihat sperma Cleo mengalir keluar dari dalam vaginanya.

Rency : “hosh hosh hosh….kamu nih yank...bikin...Cleo masuk kan...hosh...hosh...”
Tono : “hehe gimana rasanya yank?enak kan…”
Rency : “hmmm...ya gitu lah...duh jadi kotor nih v ku...” sambil tertatih Rency mencoba berdiri
Rency : “yuk yank mandi bareng biar bersih...hihi...”
Tono : “ayo yank”

Dan sore itu kami akhiri dengan mandi bersama setelah itu aku pulang….


--Bersambung ke Chapter selanjutnya--
 
The EX 01 - Chapter 17.5
Timeline : 2008 Oktober
--masih di hari yang sama dengan chapter 17 setelah Tono pulang--

--POV Rency--

“Duh ada-ada aja nih pacarku. Masa iya minta aku affair sama orang lain. Apa gak cemburu sih dia” didalam kamar aku rebahan sambil berfikir lagi tentang permintaan si Tono. “tapi…syukurlah dia tidak kecewa sama aku yang sudah tidak perawan lagi. Terlebih lagi, aku diijinkan memilih 1 orang diantara 3. Mungkin ini ujian kesetiaan buat aku. Gak boleh aku main hati. Tapi...kenapa aku tiba-tiba ingin godain si Nico ya? Lucu sih anaknya, terlebih lagi penisnya lebih gede dari Tono padahal belum disunat. 19cm ada kali ya? Kalau disunat mungkin bisa lebih besar lagi….duh kenapa sih aku mikirin itu...sudah gak boleh main hati...stop..” pikiran ku mulai muncul hal yang aneh-aneh lagi.

Aku gak boleh main hati. Aku sudah punya Tono. kurang baik apa coba dia masih mau menerima aku yang sudah tidak perawan ini. Tapi keyakinan ku dengan Tono berbeda. Itu satu-satunya masalah ku dengan Tono. Untuk meghilangkan pikiranku yang mulai aneh-aneh ini akupun bermain dengan hape ku. Tetapi ada beberapa SMS masuk yang belum ku baca sedari tadi. Dan SMS itu dari Nico.

Nico : “siang ce. Hari ini ke kampus gak ce? Mau nanya dong.” dan kemudian aku membalasnya.
Rency : “hai Nic. Maaf baru balas. Kenapa memang Nic? Mau tanya apa?” tak kusangka langsung ada balasan sms lagi. Ini Nico memang tungguin sms ku apa gimana sih.
Nico : “oh iya gak apa-apa ce. Ini soal tugas habis matkul bla bla bla……………. Cece bisa gak ajarin aku?”

Rency : “oh bisa Nic. besok ya di perpus aku ajarin soalnya aku ada jadwal magang besok.”
Nico : “makasih ya cece cantik. Jam berapa ce?”
Rency : “jam 4 sore aja Nic. bisa?”
Nico : “bisa dong ce. Gratis kan ce ngejarinnya?”
Rency : “ya kalau kamu mau bayar ya gak apa-apa sih. Hehe”
Nico : “aku bayar pake cium boleh ce?hehe”

Rency : “ih mesum. Kurang memang yang kemarin-kemarin kamu apa-apain aku?”
Nico : “ya kurang lah ce, apalagi kan cece cantik orangnya. Bikin gak nahan.”
Rency : “hus..sudah-sudah..***k sopan ini sama yang lebih tua 2 tahun.”
Nico : “loh cece kelahiran tahun 88? Aku kira 90 ce. Hehe tampak lebih muda soalnya.”
Rency : “dih ngerayu. Ya sudah besok aku tunggu jam 4 sore ya. Kalau telat aku tinggal besok.”
Nico : “iya iya ce aku gak telat kok. See you cece.”

“Huff ada-ada aja ini si Nico, panjang umur dia. Baru aja aku pikirin. Besok pakai baju apa ya? Kemben sama outer cardigan aja deh...hihi...eh kok aku jadi semangat ya godain Nico. ijin gak ya sama Tono. bilang dulu deh kalau gitu.” kemudian aku sms Tono.

Rency : “sayang...sudah sampai rumah?” baru dijawab sekitar 20 menit kemudian.
Tono : “iya yank baru sampai rumah nih. Duh dijalan pelan-pelan aku. Lemes habis dapet service dari kamu tadi. Hehe”
Rency : “ih bahas yang tadi nih. Jadi malu kan aku. Syukurlah kamu udah sampai dirumah.”
Tono : “iya dong. Pengalaman pertama ku sama kamu yank. Hehe. tau gak yank. Kalau kamu tadi tuh ngegemesin banget. Apalagi yang pas liat kamu kelojotan di tusuk-tusuk sama Cleo.”

Rency : “iiih...malu tau….masa manusia have sex sama hewan...” aku mengingat-ingat kejadian barusan jadi merasa malu sendiri. Gara-gara Tono juga sih bisa sampai kejadian tadi. Aku herannya kenapa Cleo bisa ya bernafsu sama aku. Apa karena insting nya ya.
Tono : “ya kan seru yank. Gak mungkin hamil juga kan kalau sama hewan. Hehe. tapi enak kan tadi?”
Rency : “enggak ah gak enak. Enakan pas sama kamu yank.”
Tono : “ah masa sih, tadi aku lihat kamu sampai kelojotan gitu orgasmenya. Hehe”

Rency : “udah iiiih….malu aku yank..***k enak tau yank. Rasanya panas-panas gatal gimana gitu yank pas Cleo keluarin didalam.” mengingat kejadian tadi tiba-tiba vaginaku ikutan gatal. Sensasi yang diberikan memang beda sih, kalau sperma manusia rasanya lebih ke hangat, kalau anjing ini entah kenapa lebih panas dan ada sensasi gatal banget pas spermanya masuk kedalam rahim. Rasanya ingin aku garuk perut bawahku saat itu juga. Tapi percuma juga karena bagian dalam nya yang gatal. Tak terasa sekarang vaginaku tiba-tiba membasah.
Tono : “hehe gpp yank. Gak usah malu. Aku seneng kok kamu kalau makin nakal.”

Aku tak membalas SMS Tono lagi karena tiba-tiba nafsuku naik lagi. Aku sudah asik menggosok vaginaku dari luar CD dan menyingkap tanktop yang aku kenakan saat itu untuk meremas payudaraku sendiri. Entah kenapa rasa gatal yang diberikan cleo membuatku ingin mencobanya lagi. Sambil rebahan dikasur aku “bermain” sendiri. Memuaskan diriku dengan rabaan di payudara dan vaginaku.”ungghh….uh...uh...nngghh..” akupun mulai mendesah.

“Apa aku coba lagi ya?mumpung tidak ada orang dirumah.” sekelebat pemikiran itu muncul di pikiranku. Aku yang saat itu sudah dikuasai nafsu langsung ke halaman belakang rumah tempat kandang Cleo berada.

Rency : “Cleo...cleo..sini sini...” aku mencoba memanggil cleo.
Cleo : “guk guk...guk...”sambil mengibaskan ekornya, cleo mendatangi ku. Sambil melompat-lompat di depan ku tanda dia minta digendong. Tapi aku tak menggendongnya. Aku malah berjongkok didepannya. Dan sekarang Cleo menjilati mukaku sambil tangannya yang kecil bertumpu di atas lututku. Mungkin aku sudah mulai gila rasanya. Aku malah telentang di atas rumput halaman belakang dan Cleo naik di atas badanku sambil tetap menjilati mukaku. Kuku kaki nya yang tajam-tajam itu menusuk-nusuk bagian atas tubuhku. Mulai dari perut yang diinjak kaki belakangnya dan payudaraku yang diinjak kaki depannya. Cleo lakukan itu untuk bisa berpijak tak terjatuh di atas tubuhku. Aku yang mulai gelagapan karena liur Cleo sudah membasahi seluruh mukaku hanya bisa menggeleng ke kanan dan kiri untuk bernafas dan tanganku memegang tubuh Cleo membantunya agar tak terjatuh.

Entah kenapa rasanya nafsuku mulai naik, putingku mulai mengeras dan vaginaku semakin membasah diperlakukan seperti itu. Aku juga melihat penis Cleo mulai menegang juga. Kuraih penisnya dengan tangan kananku dan aku mulai mengocoknya. Ukurannya tak lebih dari genggaman tanganku memang. Sekitar 10 cm dengan diameter 3cm kira-kira. Memang Cleo ini termasuk anjing yang kecil. Bagaimana ya kalau Cleo ini sejenis doberman seperti punya tante Ira tetangga sebelah rumahku. Pasti lebih besar. “Oh tidak...pikiranku sudah mulai tidak waras.”

Aku tak ingin Cleo berejakulasi ditanganku dan aku segera menghentikan kocokan tanganku di penisnya. Tetapi Cleo malah menggeram, kuku kuku nya ditancapkan lebih dalam sampai ada lubang di tanktopku. Nampaknya cleo sudah tak sabar lagi. Dengan posisi masih telentang di halaman belakang, aku segera melepas hotpants dan celana dalam yang kukenakan tanpa memindah Cleo yang masih menggeram di atasku. Setelah terlepas semua, aku dorong Cleo kebawah untuk kuposisikan dia agar bisa melakukan penetrasi. Tapi karena cengkramannya cukup kuat, payudaraku lecet rasanya.

Cleo yang sekarang sudah berada di antara selangkanganku tetap mengeram “grrr...grr...grrr...” air liurnya sudah membasahi tubuhku. Dan entah kenapa aku sekarang yang sudah tidak sabar. Kuraih penisnya yang sudah menegang itu dan mengarahkannya ke lubang vaginaku.

“Bless...oh...” setelah masuk aku menahan tubuh Cleo dengan menjepitnya menggunakan kedua tanganku yang kuletakkan di atas tubuh bagian belakangnya (di area sekitar ekor) agar penetrasinya lebih dalam. Cleo yang sudah tak sabar pun terus menggoyang-goyangkan tubuhnya maju mundur. Setelah pompaan Cleo semakin lancar, kujepit dia dengan kedua kaki ku dan tangan ku bebas meremas payudaraku sendiri sekarang.

“uuh...cle ...terus cle...uhh...clee...ooh...”akupun mengerang disetubuhi Cleo saat itu. Sudah tak kupedulikan lagi kalau Cleo itu anjing yang sudah aku pelihara 4 tahun terakhir. “ooohh...uuh..uuuh..ngghhh ...ooohhh...” pantatku sekarang mengikuti gerakan pompaan dari Cleo untuk mengimbanginya.

“Uuuuugghhh….oohh...yes….oooooooooohhhh” 5 menit kemudian aku mencapai orgasme ku. Seperti terkencing-kencing mengalir deras membasahi kakiku dan juga Cleo. kuremas kuat-kuat payudaraku saat itu. Dan Cleo masih juga belum ejakulasi tetapi gerakan nya semakin cepat karena vaginaku sudah sangat licin saat itu.

“clee..oohh….terus...oooohh...AARRGGH...” tiba-tiba semburan hangat itu kembali aku rasakan setelah 3 menit kemudian. Aku menaikkan pantatku dan menjepit Cleo agar semua spermanya masuk kedalam hingga rahimku. Tonjolan di batang penis cleo pun sudah mulai terasa didalam vaginaku. Aku yang tak ingin segera berakhir tetap berusaha menahan badannya. Rasa gatal, penuh, dan hangat itupun kembali menyerangku.

“Oohh..***tal cle...oohh” akupun kembali mengejan merasakan orgasme ku yang ke 2 sambil bergetar hebat diatas rumput. Sudah tak kupedulikan lagi rasanya.


10 menit kemudian aku merasakan cleo ingin mencabut penisnya yang memang rasanya sudah mengecil didalam. Tapi tetap kucoba untuk menahannya. Biar spermanya mengering dulu didalam rahimku. Aku menikmati rasa gatal yang menggelitik organ dalam ku ini. “Oohh...ohhh...andai kutau rasanya seperti ini mungkin dari dulu sudah aku coba...ohh….” akupun masih merasakan nikmat yang tak tertahankan meski cleo sudah tidak menggenjotku. Tiba-tiba cleo berhasi lepas dari jepitan kaki ku dan aku segera menutup vaginaku agar spermanya tak tercecer keluar. Karena aku lelah aku putuskan untuk tetap di posisi sekarang tak bergerak sambil mengatur nafasku.

Setelah sekitar 10 menit kemudian aku berbaring dihalaman belakang dan sudah bisa kembali mengatur nafasku aku berdiri dan berberes lagi. Kupungut celana dalam dan hotpants ku yang tergeletak dan memakainya kembali lalu masuk kedalam rumah. Kurasakan punggungku kotor penuh dengan rumput, tanah dan sedikit lumpur di rambutku jadi kuputuskan untuk mandi lagi sore itu. Tapi kali ini aku tak mengorek-ngorek vaginaku karena rasanya sperma cleo sudah mengering didalam dan aku biarkan saja. Setelah mandi lelah rasanya dan aku memutuskan untuk tidur saja sampai besok pagi.

Dan akhirnya aku lupa mau ijin ke Tono untuk besok menemui Nico di perpus sorenya.


--POV Tono--
Diwaktu yang sama di sisi Tono.
“Wah gila...aku gak dapet perawannya Rency...sialan...tapi gak apa sih...waktunya bersenang-senang. Aku hubungi Fredy untuk memberi kabar kalau Rency kemarin diperkosa maba nya. Dan mulai sekarang, aku minta Fredy untuk lebih lagi menjebak Rency.”

---bersambung ke chapter 18---
 
The EX 01 - Chapter 18
Timeline : 2008 Oktober
hari berikutnya setelah Chapter 17

--POV Fredy--

Gw masih gak percaya kabar dari Tono kemarin yang bilang kalau Rency udah gak perawan lagi. Yang paling mengejutkan itu kenapa harus bocah-bocah itu yang dapet. Gw akui memang makin lama aura keseksian Rency makin kerasa. Makin bikin orang gak nahan. Kalau gak inget dia itu sahabat gw mungkin sudah gw pacarin sendiri dari dulu. Sudah kejebak dengan status sahabat. Tapi justru ini serunya. Sensasi sama sahabat sendiri. Gw explore gimana lagi ya enaknya. Kalau cuma kasih obat perangsang sih kurang seru. Saat nya gw juga ikutan sekarang. Gw ke kelas dulu ah, masih kepagian buat magang di perpus. Tak kusangka pagi ini gw udah ketemu Rency lagi sendirian di depan kelas gara-gara kelas belum dibuka (jam matkul belum mulai).

Fredy : “eh Ren...pagi bener dah udah disini.”
Rency : “eh Fredy. Bikin kaget aja. Iya nih aku belum kerjain tugas buat hari ini. Lupa akutuh. Kamu udah belum? Nyontek dong”
Fredy : “udah kok nih. Tapi kalau salah jangan marah ya. Soalnya gw juga gak yakin sama jawabannya.” duh Rency nih bikin Penisku tegang aja pagi-pagi. Hari ini dia cuma pakai vest tanpa kaos dalam atau tanktop cuma dikasi cardigan buat outernya. Kalau outernya dilepas kelihatan kali tetek nya dari samping. Gw liat Rency juga bawa botol minum seperti biasanya. Semoga ditaruh lagi di loker jadi bisa gw tetesin obat hari ini. Gw kasih 20 tetes aja buat hari ini.


Fredy : “udah belum Ren?” sambil duduk di depan kelas gw
Rency : “belum lah Fred masih banyak nih.” sambil menunduk di lantai mengcopy tugas gw. Gw sih asik-asik aja liat tetek gratisan pagi-pagi.
Fredy : “ya udah gw mau ke perpus dulu taruh tas di loker. Mau nitip kagak?” gw mancing biar Rency nitipin botol minumnya ke gw jadi bisa gw kasih obat.
Rency : “gak deh Fred. makasi. Tapi kamu mampir ke kantin dong. Nitip beliin roti, aku lapar belum sarapan. Boleh?”

Fredy : “boleh Ren. roti apa?”(yes, bisa gw tetesin nih rotinya nanti)
Rency : “roti selai stroberi ya, 1 aja. Makasih Fredy baik deh.”
Fredy : “makasih doang nih?” sambil gw berdiri berkemas dan menghadap ke Rency jadi Rency bisa melihat tonjolan di celana gw.
Rency : “iya emang mau apa? Mau cium? Gak boleh weeek.” gw yakin Rency tau kalau penis gw sekarang sudah tegang banget karena dia sempat sedikit terdiam sebelum menjawab.
Fredy : “ya sudah gw ke loker dulu ya terus beliin lu sarapan.” gw akhirnya meninggalkan Rency didepan ruang kelas dan mulai banyak teman-teman lain yang datang pagi itu. “Wah mereka juga bisa liat tetek gratisan pagi-pagi nih.”

Akhirnya gw ke kantin dan beli roti buat Rency. Gw mikir lagi gw tetesin 5 tetes aja biar gak keliatan. Kalau 10 nanti rotinya becek keliatan. Setelah menetesi dengan obat, gw balik ke kelas dan melihat ruang kelas sudah dibuka. Gw lihat Rency duduk dipojok kanan depan meja dosen.

Fredy : “ni Ren pesenan lu”
Gea : “eh Rency doang yang dibeliin aku enggak?” Gea yang duduk disebelah Rency langsung aja nyerocos
Fredy : “yee lu kan gak pesen Ge. ini deh punya gw aja lu mau kagak? Sama kok.”
Rency & Gea : “makasih Fred.” mereka berdua serempak. Gw akhirnya duduk di belakang Rency mumpung tempatnya masih kosong dan disebelah kiri gw si Dony.

Gw lihat mereka (Rency dan Gea) dengan lahapnya memakan roti yang gw kasih tadi dan tak lama kemudian pak dosen pun datang memulai perkuliahan hari ini. Di tengah-tengah jam perkuliahan dimulai, gw melihat Rency mulai bereaksi. “Ah nampaknya mulai kerasa nih obatnya”. Gw melihat Rency duduknya udah gak tenang sering goyang-goyang dan keringat mulai keluar nampak membasahi punggung belakangnya. Cuma mungkin karena cuma 5 tetes jadinya Rency masih mampu mengontrol nafsunya. Gw yang duduk dibelakangnya gak bisa ngelihat muka Rency sekarang dan penasaran. Tapi gw ada ide. Gw tepuk pundaknya.

Fredy : “Ren. pinjem stipo dong”
Rency : “heg...apa Fred?“ Rency yang terkaget bertanya kembali.
Fredy : “stipo Ren stipo.” gw akhirnya bisa melihat muka Rency dan benar sudah memerah mukanya.
Rency : “oh ini...Fred...” nafasnya juga mulai berat.

Tak kusangka Rency masih bisa menguasai keadaan sampai seluruh kelas berakhir.

“Seru juga. Sering-sering coba gw isengin Rency kayak gini. Tapi gimana ya kalau yang gw kasih itu cowok-cowok tapi Rencynya gak gw kasih. Gw balik nih reaksinya gimana ya. Nanti gw coba pas ada liburan bareng-bareng. Hehe”

Dony : “yuk Fred, Ren ke perpus. Sudah waktunya kerja nih. Semangat.”
Rency : “iya Don. yuk Fred.”

Dan kami pun memulai kerja magang hari ini. Gw lihat Rency sudah meletakan barang-barangnya di loker. Diam-diam gw masuk ke ruang loker dan mengambil botol minumnya. Sudah diminum ¼ nih mungkin buat sarapan tadi. Gw tetesin aja 20 tetes sekarang. Semoga dia segera minum dan bereaksi. Seharian gw liatin aja si Rency, bener-bener emang, makin sexy rasanya. Pengen gw cobain juga itu body.

--sore hari sekitar jam 4--
“Eh siapa tuh datengin Rency. Gw nguping ah.” tiba-tiba sore itu ada cowok yang ngedatengin Rency.
Rency : “eh Nic. beneran nih datang.”
Nico : “iya dong ce. Jadi dimana nih cece mau ngajarinnya?”
Rency : “di lantai 3 aja ya. Disana juga ada beberapa referensi jadi gampang ambilnya.”
Nico : “ok ce...yuk.”
Rency : “duluan aja nic ke lantai 3, aku mau ambil tas sama minum dulu di loker sama mau bilang ke yang lain dulu.”
Nico : “ok ce.”

“Oh jadi ini salah satu anak maba yang kemarin diceritain sama Tono.”

Kemudian gw menghampiri Rency yang saat itu jaga di counter lantai 1.
Rency : “eh kebeneran ada si Fredy. Fred aku minta tolong gantiin bentar ya. Mau ngajarin nih anak maba 1 nih dia nanya soal matkul.”
Fredy : “oh ok Ren. gw gantiin jaga. Lu mau kemana emang?”
Rency : “gak kemana-kemana cuma lantai 3. Nanti kerjaan berberes di lantai 3 aku aja yang handle ya sekalian aku disana soalnya.”
Fredy : “siap deh Ren.”

Dan Rency pun ke ruang loker untuk mengambil barang-barangnya dan pergi ke lantai 3. Gw kembali lanjutin kerja di lantai 1 memang saat itu lagi ramai dan gak bisa gw tinggal area lantai 1. Sedikit gambaran lantai 1 berisi buku-buku umum, lantai 2 berisi literatur untuk skripsi, lantai 3 berisi buku-buku lama, warnet dan gudang buku. Sebenarnya gw penasaran sama Rency di lantai 3 ngapain aja. Beruntung akhirnya gw ketemu sama Dony sekitaran jam 5 kurang 15 menit.

Fredy : “Don...bantu jagain lantai 1 bentaran ya? Tukeran kita, gw jagain lantai 2. Rame banget nih capek gw”
Dony : “lah si Rency mana don?”
Fredy : “tukeran ama gw jagain lantai 3 dia.”
Dony : “oh ya udah, bentar lagi juga jam 5 ini kelar kita kerjanya.”
Fredy : “thanks ya don.”

Segera gw naik ke lantai 3, sudah gak gw peduliin lagi buat berberes lantai 2 soalnya memang sudah beres sama Dony tadi kayaknya. Dan sesampainya di lantai 3 gw cari si Rency di area meja lesehan yang biasa dipakai buat diskusi. Tapi Rency gak ada disana. Cuma ada tas, buku-buku, barang-barang Rency dan tas Nico tadi. Gw lihat air di botol minum Rency sudah habis terminum. Tapi kemana ya Rency? Gw akhirnya menyusuri area lantai 3 ini. Lantai 3 ini areanya gak seberapa banyak karena terbagi 3 tempat, area warnet gratis, area buku lama, dan gudang buku.

“Ah dimana sih ini si Rency” gw coba cari di area warnet kali aja mereka lagi cari referensi disana. Tapi gak ketemu. Tiap bilik gw cek satu-satu tapi kosong. “Masa iya di gudang?” akhirnya gw ke arah gudang, gw cb buka pintu gudang tapi terkunci. Tapi samar-samar gw denger ada suara dari dalam. Gw cari celah buat ngintip. Jangan-jangan Rency didalam. Dan akhirnya gw nemu spot buat ngintip.di dekat toilet lantai 3 ada jendela gudang dan jendelanya saat itu bisa dibuka sedikit dan cukup buat gw masuk kedalam. Pelan-pelan gw susurin area gudang buku ini. Ruangannya gelap memang dan saklar lampu ada di dekat pintu masuk yang terkunci tadi jadi gw harus hati-hati. Sampai tiba di sebuah lorong gw mendengar sesuatu.

“ah nic terus nic oh..nic...terus..oh..” ini kan suara Rency bantin gw. Dan gw mencoba mendekat melhat apa yang terjadi. Akhirnya gw menemukan Rency dan melihat Rency terbaring telanjang dilantai sedang disetubuhi oleh Nico.

“Wah gila nih Rency, harus gw rekam terus kirim ke Tono nih.” gw langsung mengambil hape dan merekam mereka berdua yang sedang asik bersetubuh. Aroma tubuh mereka memenuhi ruang gudang yang pengap dan gelap ini.

Rency : “oh nic...terus..oh...yes...oh...oh...yang kenceng nic..oh…” gw melihat Rency yang sedang disetubuhi dengan gaya misionaris saat itu goyangan mereka sudah cukup kencang sampai lantai pun berbunyi karena tumbukan tubuh Rency “plek plek plek”
Rency : “oh oh oh yes...nic...oh...enak nic..oh..penismu...ohh….panjang...oh...mentok nic..oh….”
Nico : “oh ce aku mau keluar ce...”

Rency : “oh..tahan dulu nic..oh...aku bentar lagi keluar.oh..oh...goyangin lagi nic...oh...jangan keluar...didalam ya...oh...”
Nico : “oh ce aku sudah gak kuat ce...oh”
Rency : “duh kok keluar diatas perutku sih nic...sayang tauk...mending aku minum...”
Nico : “maaf ce udah gak tahan. Cece sih goyangnya kenceng banget.”
Rency : “kan aku ngimbangin kamu nic. Kamu juga nusuknya kenceng sih. Eh kok masih tegang sini mau aku emutin?”
Nico : “mau ce...sini...oh enak ce...”

Wah gila nih Rency masih aja lanjut, memory hp gw sudah penuh gak bisa ngerekam lagi. Jadinya sore itu gw cuma bisa mengamati dari balik celah lorong. Gw ambil celana dalam Rency yang tergeletak di ujung lorong. Gak habis pikir gw mereka have sex di semua area gudang buku apa gimana ya. Akhirnya CD itu gw pakai buat ngocokin penis gw sendiri dan gw keluarin sperma gw di CD Rency sebelum meletakkannya kembali di tempat gw temuin tadi.


--bersambung ke chapte 18.5--
 
The EX 01 - Chapter 18.5
Timeline : 2008 Oktober
hari berikutnya setelah Chapter 17

--POV Rency--

“Duh aku lupa nih gak bilang ke Tono sore ini aku ketemuan sama Nico. tapi tak apalah kan cuma ngajarin tugas matkul aja. Duh mana kepagian lagi datangnya. Yang lain belum pada datang” kemudian aku duduk di lorong depan kelas. Hari ini aku cuma memakai vest abu-abu tanpa dalaman seperti tanktop atau kaos (bahkan bra pun tidak), aku kombinasikan dengan outer cardigan untuk sedikit menutupi dan celana jeans seperti biasa. Tak lama kemudian ada yang menepuk pundakku.

Fredy : “eh Ren...pagi bener dah udah disini.”
Rency : “eh Fredy. Bikin kaget aja. Iya nih aku belum kerjain tugas buat hari ini. Lupa akutuh. Kamu udah belum? Nyontek dong”
Fredy : “udah kok nih. Tapi kalau salah jangan marah ya. Soalnya gw juga gak yakin sama jawabannya.”

Akhirnya aku mencontek tugas dari Fredy. Syukurlah masih bisa mengerjakan pagi ini. Karena kemarin aku tidak sempat. Siangnya habis melayani Tono. sorenya aku jadi betinanya Cleo. malamnya kecapekan.

Fredy : “udah belum Ren?”
Rency : “belum lah Fred masih banyak nih.” baru juga nyontek 5 menit udah di tanyain.
Fredy : “ya udah gw mau ke perpus dulu taruh tas di loker. Mau nitip kagak?” aku yang saat itu kelaparan akhirnya nitip roti kesukaanku yang ada di kantin.
Rency : “gak deh Fred. makasi. Tapi kamu mampir ke kantin dong. Nitip beliin roti, aku lapar belum sarapan. Boleh?”
Fredy : “boleh Ren. roti apa?”

Rency : “roti selai stroberi ya, 1 aja. Makasih Fredy baik deh.”
Fredy : “makasih doang nih?” tak sadar aku menoleh ke arah Fredy dan aku melihat tonjolan di dalam celananya. “Duh ni Fredy penisnya tegang banget, apa gara-gara aku ya? Pakaianku gak terlalu sexy kan?” sekilas aku berfikir demikian.
Rency : “iya emang mau apa? Mau cium? Gak boleh weeek.” sekalian aja aku godain akhirnya. Kalaupun Fredy menciumku saat itu atau berbuat lebih dari itu, akupun tak menolaknya karena memang aku yang memancing-mancingnya juga. Dan juga saat itu masih sepi. Tapi ternyata dia gak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan ini.
Fredy : “ya sudah gw ke loker dulu ya terus beliin lu sarapan.”

Fredy pun pergi kemudian teman-teman yang lain mulai datang, ada Gea, Dony, dan Felice.
Gea : “hai Ren...tuh tadi mana si Fredy kayaknya aku liat dia tadi kan ya.”
Rency : “iya tadi aku nitip beli sarapan sama dia jadi dia lagi jalan ke kantin tuh.”
Gea : “yah...telat...aku juga mau nitip. Hehe”
Felice : “eh Ren...tumben kamu seksi amat pagi ini.”
Rency : “seksi gimana fel? Biasa aja deh perasaan. Kamu tuh lebih seksi. Pakai tanktop u can see doang gak di kasih outer.”
Felice : “ya elah Ren kan panas kalau dikasi auter. Nanti di kelas kalau AC udah nyala baru deh aku pakai jaket.”

Gea : “ciwi ciwi...kalian ini ngobrol gak sadar ada cowok yang mupeng diem diem disini gak ada suaranya.” sambil Gea menunjuk Dony yang memang daritadi bengong aja ngedengerin para cewe-cewe ngobrol. Kamipun langsung menatap Dony dan tertawa.
Dony : “apaan sih ni Gea. udah ah masuk yuk tuh udah di buka kelasnya.” Dan kami masuk ke dalam kelas. Aku duduk disebelah Gea di pojokan.

Fredy : “ni Ren pesenan lu”
Gea : “eh Rency doang yang dibeliin aku enggak?”
Fredy : “yee lu kan gak pesen Ge. ini deh punya gw aja lu mau kagak? Sama kok.”
Rency & Gea : “makasih Fred.” untung ada Fredy bisa beli sarapan dulu.
Rency : ”eh ya Fred makasi ya contekannya.” aku mengembalikan buku tugas Fredy sambil memakan Roti yang dibelikan tadi.

Tiba-tiba setelah selesai makan aku merasa tubuhku memanas dan nafsuku perlahan naik. Puting ku mulai mengeras. “Duh kenapa sih tiba-tiba aku jadi horny. Kelihatan gak ya putingku. Aku kan gak pakai bra. Apa ada yang aneh sama Roti yang kumakan barusan ya?”

Rency : “Gea...kamu ngerasa ada yang aneh gak sama rotinya?”
Gea : “enggak tuh Ren enak kok. Kenapa?”
Rency : “ah gak apa-apa kok.”

Akupun menjalani kuliah hari ini dengan perasaan nanggung. Tidak bisa konsentrasi sama pelajaran. Nafsuku naik tapi aku harus bisa mengontrolnya. Keringatku rasanya mulai bercucuran. Muka ku sudah memerah dan putingku sudah mengeras. Apalagi aku sekarang cuma pakai vest yang agak kasar bahannya. Semakin aku bergerak rasanya putingku bergesekan dengan kain bajuku dan itu membuat sensasi tersendiri sehingga nafsuku semakin naik. Aku berharap kuliah hari ini segera berakhir. Pelajaran kuliah dari pak Yus hari ini lumayan susah juga rasanya. 3 jam pelajaran pak Yus, lanjut 2 jam pelajaran pak Robi.

Akhirnya kuliah hari ini aku lalui juga. Tinggal jadwal untuk magang. Rasanya tak nyaman harus menahan nafsu seperti sekarang tapi aku harus bisa.

Dony : “yuk Fred, Ren ke perpus. Sudah waktunya kerja nih. Semangat.”
Rency : “iya Don. yuk Fred.”
Fredy : “ayo Ren.” dan kami akhirnya ke ruang loker dulu untuk menaruh tas dan bersiap-siap magang.
Rency : “Don , Fred. aku duluan ya.” mereka masih sibuk entah ngapain di loker masing-masing.

Hari ini lumayan sibuk di lantai 1 yang aku jaga. Kami berbagi tempat, aku di lantai 1, Dony lantai 2, dan Fredy lantai 3. Kesibukan hari ini cukup untuk mengalihkan pikiranku sementara. Dan aku dapat bekerja melayani para mahasiswa yang butuh bantuanku di perpus area literasi umum.

--sore hari sekitar jam 4--
Nico : “Ce Rency...aku gak telat kan ce.”
Rency : “eh Nic. beneran nih datang. Enggak kok. Kamu sendirian aja?”
Nico : “iya ce. Aku aja kayaknya yang kesusahan sama ini matkul. Tugasnya bikin aku pusing ini ce. Makasih ya ce udah mau bantuin.”
Renct : “wah semangat ya, pasti bisa kok kalau rajin.”
Nico : “iya dong ce. Jadi dimana nih cece mau ngajarinnya?”
Rency : “di lantai 3 aja ya. Disana juga ada beberapa referensi jadi gampang ambilnya.”
Nico : “ok ce...yuk.”
Rency : “duluan aja nic ke lantai 3, aku mau ambil tas sama minum dulu di loker sama mau bilang ke yang lain dulu.”
Nico : “ok ce.” aku berniat ke lantai 2 untuk minta bantuan si Dony karena nampaknya hari ini area lantai 2 cukup sepi jadi bisa ditinggal dan jaga lantai 1. Tapi tiba-tiba aku bertemu dengan Fredy.

Rency : “eh kebeneran ada si Fredy. Fred aku minta tolong gantiin bentar ya. Mau ngajarin nih anak maba 1 nih dia nanya soal matkul.”
Fredy : “oh ok Ren. gw gantiin jaga. Lu mau kemana emang?”
Rency : “gak kemana-kemana cuma lantai 3. Nanti kerjaan berberes di lantai 3 aku aja yang handle ya sekalian aku disana soalnya.”
Fredy : “siap deh Ren.”

Kebetulan nih Fredy datang jadi aku gak perlu repot-repot cari-cari Dony. aku kemudian mengambil barang-barangku di loker karena buku catatan ku ada di tas untuk semester 1 jadi sekalian aku pinjamkan ke Nico. setelah itu aku langsung ke lantai 3 mencari Nico.

Nico saat itu sudah duduk di area lesehan tempat membaca-baca buku di lantai 3 dan aku melihat lantai 3 juga sepi rasanya. Mungkin sudah sore menjelang jam istirahat perpus jadi tak ada yang kesana.

Rency : “Nic...maaf nunggu lama ya. aku ambil tas ku dulu di loker. Coba mana yang kesusahan?” kemudian akupun duduk di samping Nico.
Nico : “oh ini ce. Soal ini gimana ya rumus nya buat pecahinnya? Aku bingung ce jawabanku kok beda-beda terus.”
Rency : “sini aku lihat dulu.” akupun membaca soal tugas yang di kerjakan oleh Nico. karena kurang santai aku melepas outer cardigan ku dan tinggal menggunakan vest ku saja.

Disaat aku sudah tak mengenakan cardigan ku, aku sadar kalau Nico mulai curi-curi pandang ke arah belahan dadaku. Lucu rasanya ini Nico kalau sedikit nafsu. Masih polos dianya, jadi aku semakin semangat buat isengin dia.

Rency : “eh kamu bawa minum gak Nic?kayaknya bakal lama nih ngerjainnya.”
Nico : “bawa kok ce.”
Rency : “ya sudah kalau bawa, kalau belum, beli dulu gih.”
Nico : “cece mau dibeliin minum tah?”
Rency : “oh enggak nic ini aku bawa.” kemudian aku membuka minumku dan meminumnya di depan Nico. aku sengaja sedikit mengalirkannya keluar dari mulutku sehingga menetes dari daguku ke arah belahan payudaraku yang terbuka. Aku melihat dia juga menelan ludah melihat aksiku barusan.
Rency : “ok nic ayo kita lanjutkan.” sembari aku kembali mengecek tugasnya. Akupun melirik ke arah celananya dan melihat tonjolan didalamnya. “Duh nih Nico pasti udah nafsu berat tapi ditahan”

Tapi tak lama kemudian malah aku yang merasa nafsuku tak tertahankan lagi. Tiba-tiba jantungku berdetak kencang dan tubuhku memanas. Puting ku terasa mengeras sampai-sampai akupun merasa kalau putingku tercetak jelas di luar vest ku. Vaginaku juga tiba-tiba banjir kayak orang mau kencing tapi beda rasanya. Seperti orgasme orgasme kecil yang melanda area bawahku. Keringatku juga mulai mengucur. Aku mulai tidak bisa menguasai diriku lagi. Nafasku semakin berat dan berat.

Nico : “ce...cece kenapa?sakit kah ce?”
Rency : “oh enggak nic. Cuma ini..tiba-tiba aja….ah gak apa-apa kok. Udah kita lanjut aja.”
Nico : “beneran ce?” sambil mendekatkan posisi duduknya di sebelahku. Kemudian dia memegang tanganku. Tubuhku rasanya seperti tersetrum. Dan akupun sudah tak perduli lagi. Kucium Nico dan kuremas penisnya yang masih didalam celananya.

Rency : “mmhh...mhhh...cup...mhhh...mmmhh..” Nico yang awalnya terkejut langsung kembali tersadar dan membalas ciuman ku dengan panas. Kamipun berciuman di tempat itu. Untung saja tidak ada orang selain kami berdua. Tangan kiri Nico meremas payudaraku dari luar vest.
Nico : “wah cece nakal nih gak pakai bra di kampus….mmhhh...” aku yang tak ingin melepaskan ciumanku langsung menciumnya kembali. Dan tangan Nico sekarang sudah masuk di sela-sela vest ku dan meremas payudaraku langsung.
Rency : “mmmhh...ahhh...mmhh...iya nic...mmmh...terus...mmh...remas nic….mhhhh” aku yang sudah sangat bernafsu saat itu hanya bisa mendesah dan mencium Nico dengan ganas. Tak lama kemudian aku yang sudah tak sabar membuka resleting celana Nico dan mencuatlah penisnya yang sudah tegang maksimal. Akupun langsung mengulum penisnya yang menggemaskan dan besar itu.
Nico : “oh ce….ce...jangan disini ce...nanti kalau ada yang lihat bisa bahaya ce..oh...ce...” Nico pun menahan gerakan kepalaku yang sedang naik turun diselangkangannya tapi aku tetap memaksa untuk mengulumnya. Tapi ternyata bagian tubuhku yang lainnya juga minta untuk dipuaskan.

Rency :”Nic…kita lanjutin di gudang yuk...” akupun berdiri dan menggandeng tangan Nico untuk mengikutiku. Dan dia juga menurut saja dengan ku. Sesampainya kami di dalam gudang aku kembali mencium Nico dengan ganas dan kami saling meraba. Diapun melucuti pakaianku, dan aku juga melucuti pakaiannya. Sehingga pakaian kami tercecer didalam gudang yang gelap dan luas ini.
Nic : “oh ce...mmmhh...” nico mendorong tubuhku kearah salah satu lorong dan tetap menciumku dengan ganas. Setelah di pojok lorong aku melepas ciumanku dan berjongkok didepannya. Langsung aku kulum lagi penisnya yang sedari tadi rasanya menusuk-nusuk perutku. Memang rasanya lebih besar dari Tono karena meski sudah aku deepthroat sampai ke tenggorokanku rasanya bisa masuk lebih dalam lagi.

Rency : “mmhh...clok clok clook..mmhgggghhh..clok clok clok...” Nico membantu memaju mundurkan kepalaku agar semakin dalam sambil menjambak rambutku saat menariknya.
Nico : “oh ce enak ce…***k kayak yang kemarin-kemarin ce...oh ce...” semakin ganas dan cepat dia memaju mundurkan kepalaku sampai-sampai aku mulai kesusahan untuk bernafas. Saat ini aku hanya bisa bernafas dari mulut dan itupun susah. Tapi aku sudah tak memperdulikannya lagi. Sampai-sampai mataku ikut sembab sedikit mengeluarkan airmata karena aku susah bernafas. Tapi tak sampai 5 menit kemudian Nico menjambak rambutku.

Rency : “aw...”sambil menjambak rambutku dan aku tetap mengocok penisnya dengan tangan ku. Terlihat penisnya sudah memerah dan nampak ingin menyemburkan isinya.
Nico : “sudah ce jangan mainan di mulut terus.” akupun menyadari apa yang dia inginkan dan aku berdiri. Nico kembali menciumi ku dan leherku dicupangnya sambil kaki kiriku diangkat dengan tangan kanannya. Aku sekarang merasakan penisnya mulai dia arahkan ke vaginaku. Digesek-gesek ujung penisnya di lipatan labia mayoraku.

Rency : “oh nic...masukin aja nic...ooHHH...” akhirnya penisnya pun bersarang didalam vaginaku.
Rency : “oh nic...oh...yes...nic...oh...terus nic...ohh...tapi...ohh...jangan dikeluarin didalam nic...oh... aku lagi masa subur nic...ohh...” Nico sekarang sudah menggenjotku dengan posisi berdiri berhadap-hadapan. Nico kembali menciumku dengan bernafsu. Tubuhku dan tubuhnya melekat erat. Keringat dan air liur kamipun menyatu rasanya sudah tak bisa dibedakan lagi.
Rency : “oh nic..oohh..ni..ni..ni...oh...aku keluar...ohh..” tak sampai 5 menit di posisi itu aku mendapatkan orgasme pertamaku. Tubuhku bergetar hebat dipelukan Nico dan mengalir deras cairanku dari dalam vaginaku membasahi kaki kami ber dua.

Rency : “Nic...kamu sekarang terlentang di lantai yah...uuhh...” Nico mencabut penisnya dari dalam vaginaku dan aku suruh dia terlentang di lantai. Aku ingin merasakan penetrasi yang lebih dalam lagi. Setelah dia terlentang di lantai, aku berjongkok di depan selangkangannya dan ku kocok sebentar penisnya yang masih tegang dan kemudian aku menaikinya. ”bless….ohh….nic...ohh“. Aku sekarang berada di atas Nico menggoyangnya. Posisi woman on top.

Rency : “oh nic oh nic enak nic...oh..oh..oh..mmhh...oohh...” Nico yang gemas dengan payudaraku yang bergoyang kembali meremasnya dan aku jadikan tumpuan badanku agar aku dapat semakin kencang menggoyangnya.
Nico : “ce Ren...oh..ce...jangan kenceng-kenceng ce...oh...”
Rency : “enak nic oh enak...kerasa nic...didalam...oh...mentok nic...oh...tembusin lagi nic..oh..” aku merasa ujung penisnya sudah menggesek-gesek lubang rahimku. Aku ingin penisnya bisa menembus lebih dalam lagi. Sampai menembus lubang cervix ku rasanya karena gesekan yang semakin kencang.

Rency : “oh nic...ooohh..nicc...dorong lagi nic...ohh yang dalam...ohh….” aku memperoleh orgasme ke dua ku sekarang setelah kurang lebih 15 menit menggoyang Nico dibawahku. Kembali tubuhku bergetar hebat tapi nafsuku belum juga turun. Aku sudah tak kuat lagi menyangga tubuhku dan beguling kesamping Nico.

Nico yang belum ejakulasi sedari tadi kembali mengatur posisi tubuhku yang tergeletak disebelahnya untuk terlentang dan kembali disetubuhinya.

Rency :“oh nic...terus..oh...yes...oh...oh...yang kenceng nic..oh…mmmhhh...ooh..”tubuhku terguncang guncang di lantai gudang. Nico menghujamkan penisnya dalam-dalam dan akupun mengimbangi tusukan demi tusukan yang diberikan Nico.
Rency : “oh oh oh yes...nic...oh...enak nic..oh..penismu...ohh….panjang...oh...mentok nic..oh….”
Nico : “oh ce aku mau keluar ce...”
Rency : “oh..tahan dulu nic..oh...aku bentar lagi keluar.oh..oh...goyangin lagi nic...oh...jangan keluar...didalam ya...oh...”
Nico : “oh ce aku sudah gak kuat ce...oh...terima ini ce….oohh...” dan dia mencabut penisnya seiring aku juga mencapai orgasmeku yang selanjutnya. Di semprotkan spermanya di atas perutku. Aku yang masih bernafsu mengambil ceceran sperma Nico yang ada di atas perutku dan aku jilati.

Rency : “duh kok keluar diatas perutku sih nic...sayang tauk...mending aku minum...”
Nico : “maaf ce udah gak tahan. Cece sih goyangnya kenceng banget.”
Rency : “kan aku ngimbangin kamu nic. Kamu juga nusuknya kenceng sih. Eh kok masih tegang sini mau aku emutin?”
Nico : “mau ce...sini...oh enak ce...”aku mencoba kembali duduk dan mengulum kembali penisnya. Entah kenapa saat itu aku belum terpuaskan aku menyedot dan menjilati sisa-sisa sperma Nico yang masih tersisa di penisnya dan tak lama kemudian penisnya kembali tegang.

Rency : “ih dah tegang lagi...nic masukin lagi dong nic...anal aja ya...biar kamu bisa keluarin sepuasnya...kasihan nih kantung zakarmu masih banyak isinya...”sambil ku remas-remas kantung zakarnya. Akupun berusaha berdiri dan kusandarkan tubuhku disalah satu lemari buku.
Rency : “sini nic...oh...yes...ohh...mmmhh...” Nico kembali menyetubuhiku dari belakang dan kali ini masuk ke lubang pantatku dan dia kembali menarik-narik rambutku.
Rency : “ohh...yes...yang kencang nic...yes...oohh...”
Nico : “ce Ren...oh enak ce..ce...” rasanya rak buku nya sampai bergoyang goyang terdorong oleh badanku.

Nico : “ce….ce...aku keluarin ce...ooh...”
Rency : “heghhh….ooohh….enak nic...oooohh...” tubuh kami berdua mengejan hebat sampai-sampai aku tidak bisa bertumpu lagi. Nico menyemprotkan sekuat tenaga spermanya didalam pantatku sambil tetap memeluk tubuhku dari belakang. Setelah semua spermanya selesai dikeluarkan didalam, kami terduduk di lantai karena sudah lelah dan tak kuat “bertempur” kembali. Nico bersandar di ujung dinding lorong dan akupun bersandar di pundaknya.

Nico : “ce...kamu mau gak ce jadi pacar aku...aku sayang banget ce sama kamu...”akupun terkejut mendengarnya. Di satu sisi aku juga mulai suka dengan Nico. tetapi aku sudah janji dengan Tono untuk tidak main hati.
Rency : “nic… maaf ya aku gak bisa jadi pacarmu… kan kamu sudah tau kalau aku sudah punya pacar nic… ” sambil masih bersandar di pundaknya sembari memeluknya.
Nico : “tapi ce… cece ada perasaan sama aku gak sih ce sebenarnya?” aku tak menjawabnya, hanya memandangnya dan kucium lembut bibirnya.
Rency : “sudah ya nic… jangan minta lebih lagi… apa kata keluargamu kalau kamu punya pacar yang lebih tua.”
Nico : “aku cuma ingin tau perasaan cece sama aku...cece suka gak sama aku?” dan akupun cuma mengangguk dan kamipun kembali berciuman.
Rency : “sudah yuk nic kita berberes. Nanti teman-teman ku nyariin aku lagi. Kayaknya udah lebih dari jam 5 nih.” dan benar saja aku mengambil jam tanganku dan melihat sudah jam 6:20.

Aku dan Nico memunguti pakaian kami dan langsung mengenakannya lagi cuma ada yang aneh dengan pakaianku. “Apa nico tadi mengelap penisnya dengan celana dalamku, rasanya agak basah-basah lengket. Apa ini ulahku sendiri ya yang sedari tadi sudah terangsang. Ah sudahlah aku pakai saja.”

Dan sore itu kami keluar dari perpus dan sudah sepi. Tapi sebelum keluar, Nico diam-diam mengecup keningku. Entah apa maksudnya.


--bersambung ke Chapter 19--
 
The EX 01 - Chapter 19
Timeline : 2008 November

--POV Rency--

“Sudah sebulan rasanya terakhir kali aku bertemu dengan Nico dan entah kenapa sekarang dia seperti menghilang. Sudah tidak pernah sms atau ketemu di perpus. Apa aku samperin aja ya?” pagi ini aku entah mengapa tiba-tiba melamun dan memikirkan hal ini. Apa aku mulai jatuh hati ya sama Nico. lalu Tono bagaimana. Apa sebaiknya aku ngomong aja ya ke Tono kalau Nico sudah mulai mengganggu pikiran ku.

Dony : “eh Ren...ngelamun aja nih. Kerja kerja. Tuh buku-buku yang baru datang belum diberesin”
Rency : “iya iya Don” tiba-tiba dony membuyarkan lamunanku.
Fredy : “nih Ren bantuin bawa ke lantai 3 dong.”
Rency : “siap bos. Segini doang nih?”
Fredy : “iya segini dulu. Bawain dah” dan aku kembali bekerja membantu teman-temanku yang lain.

Aku merasakan akhir-akhir ini memang ada yang aneh dengan diriku. Hampir tiap hari nafsuku tak terbendung. Sedangkan tidak bisa tiap hari juga aku melampiaskannya dengan Tono karena terkadang tidak ada kesempatan dan waktu. Tetapi bila nafsuku tak disalurkan, aku jadi seperti kurang konsentrasi, sering melamun, dsb. Alhasil aku cuma bisa memuaskan diriku sendiri dengan masturbasi di toilet terkadang. Kalau dirumah mungkin aku “bermain” dengan Cleo.

Rency : “udah ada lag Fred yang mau dibantu?”
Fredy : “udah Ren udah kelar. Eh lupa gw tadi bu Dewi bilang kalau udah selesai jam magang disuruh ke ruangannya.”
Rency : “ngapain ya?”
Fredy : “gak tau lu disuruh kesana aja dah pokoknya.”
Rency : “ya udah deh aku kesana sekarang” tiba-tiba aja bu Dewi sebagai penanggung jawab perpus memanggilku. Jangan-jangan mau ngasih teguran lagi kayak kemarin-kemarin. Akupun langsung keruangan bu dewi.

“Tok tok tok...” aku mengetuk pintu ruangan bu Dewi.
Rency : “bu Dewi...tadi memanggil saya?”
Bu Dewi : “iya Rency silahkan masuk. Silahkan duduk dulu.”
Rency : “ada apa ya bu kalau boleh tau?”
Bu Dewi : “gini Ren. ini sekali lagi teguran buat kamu ya. Pakaianmu tolong dibenerin lagi. Sering saya lihat pakaian kamu terlalu seronok.”
Rency : “maaf bu, apa pakaian saya terlalu terbuka?”

Bu Dewi : “jelas itu Ren. kamu gak lihat apa kalau mahasiswa-mahasiswa lain ke perpus itu selalu cari-cari kesempatan buat ngelirik kamu. Saya sebagai penanggung jawab di perpus tidak mau terjadi apa-apa sama kamu. Saya juga peringatkan kamu ini sekedar peringatan saja karena kerjamu bagus di perpus. Kamu kalau di suruh bantu apapun mau dan rapi kerjanya. Tolong lebih diperhatikan lagi ya cara berpakaianmu.”
Rency : “baik bu. Terimakasih banyak atas tegurannya.”
Bu Dewi : “sudah sekarang kamu balik kerja lagi ya. Belum jam 5 kan.”
Rency : “baik bu. Permisi.” kemudian aku keluar dari ruangan bu Dewi dan kembali ke perpus.

Rasanya sudah terbiasa aku sekarang dengan penampilan ku yang lebih “terbuka”. Ke kampus mengenakan kemben dengan push up bra kaitan depan dan outer cardigan, atau kemeja tanpa mengenakan bra dan kancingnya ku buka 3 dari atas, atau tanktop yang sudah jadi 1 dengan bra di dalamnya dengan outer jas mini. Aku sudah tidak pernah risih rasanya. Dan aku lebih jengkel rasanya bila ada yang menegurku seperti bu Dewi barusan.

Rency : “yank...jemput aku sekarang dong di kampus. Boring ni. Jalan yuk” untuk menghilangkan perasaan ku yang bete, akupun menghubungi Tono untuk mengajaknya jalan-jalan.
Tono : “ok yank. Kemana?”
Rency : “ke mall aja yank sekalian nonton. Suntuk akutuh.”
Tono : “loh kenapa-kenapa? Kok suntuk?”
Rency : “nanti aku ceritain yank, jangan telat ya jam 5 sampai kampusku langsung kita pergi.”
Tono : “oh ok ok aku meluncur sekarang”

--jam 5 sore--
Tono : “yank...sudah kelar kerjanya? Gak telat kan.” tiba-tiba Tono menepuk pundakku dari belakang.
Rency : “eh yank. Kaget aku. Enggak kok. Bentar ya aku ambil tas dulu di loker. Temanin yuk.”
Tono : “ok”
Rency : “Fred, Don. duluan ya.”
Fredy : “pacaran mulu lu Ren.”
Rency : “biarin...week...mangkanya jangan jomblo. Cari pacar sana. Hahaha”
Fredy : “yee ngeledekin.”
Rency : “udah ya bye...”

Tono : “kamu bete kenapa tadi? Kayaknya baik-baik aja sekarang.” sambil berjalan ke loker Tono menanyaiku.
Rency : “iya nih yank bete akutuh. Di tegur lagi sama bu Dewi.”
Tono : “ditegur gimana?”
Rency : “iya katanya pakaianku gak sopan. Kurang tertutup.” padahal hari ini aku cuma mengenakan tanktop tanpa bra dan outer jaket jeans yang tidak dikancingkan. Memang sih belahanku nampak jelas. Tapi sudah biasa untuk mahasiswi kampus ini rasanya.
Tono : “hmm….” Tono lalu melihatku dari atas sampai bawah.
Tono : “gak ada yang aneh kok yank biasa aja menurutku.” sambil Tono menepuk kepalaku.
Rency : “ nah iya kan...yuk dah yank jalan-jalan bete aku”

Kemudian aku dan Tono menuju ke mall tempat biasa kami jalan-jalan dan nonton bioskop. Di tengah jalan Tono bilang padaku….
Tono : “yank...jangan-jangan bu Dewi iri lagi gak bisa se seksi kamu. Hehe”
Rency : “iiih apaan sih yank. Tapi mungkin sih. Btw bu Dewi juga masih usia 35 an lho kalau gak salah. Gak gendut juga kok. Tau kan bu Dewi yang mana?”
Tono : “iya aku tau kok yank bu Dewi yang mana. Haha. yang suaminya dosen walimu kan?”
Rency : “iya bener. Kamu kok tau sampai segitunya yank. Kamu ya yang naksir sama bu Dewi?”
Tono : “ya masa aku naksir yank...ketuaan buat aku. Haha”
Rency : “ya kali kamu sukanya sama milf. Jangan lho ya. Nanti aku cemburu.”

Tono : “haha enggak-enggak yank. Eh ya seru juga kali ya kalau kamu godain suaminya bu Dewi. pak Robi ya namanya yang dosen walimu?”
Rency : “hmm...masa aku godain dosen wali ku yank? Gak enak ah.”
Tono : “pak Robi masih kepala 3 juga bukan sih?”
Rency : “iya yank 38 kalau gak salah. Tapi masa iya aku godain pak Robi?”
Tono : “ya kan seru yank. Kamu juga bisa dapet nilai tambahan nanti. Hehe.”

Rency : “enggak ah yank aku gak mau cari masalah sama bu Dewi.”
Tono : “kan kalau ketahuan baru jadi masalah. Kalau gak ketahuan kan aman.”
Rency : “beneran nih yank?kamu suruh aku godain pak Robi?”
Tono : “iya beneran yank. Tuh aku bayangin aja udah tegang.”
Rency : “ih dasar kamu nih...”akupun memegang penis Tono yang menegang didalam celananya dan iseng mengurutnya padahal kami berdua masih di atas motor.
Tono : “yank yank udah dong gak konsen nih ntar nabrak.”
Rency : “tapi gemes….dedekmu udah tegang tuh..hihi...ya udah nanti di bioskop aku emutin ya.”

Sesampainya di mall kami langsung memesan tiket bioskop. Dan didalam bioskop, kami sama-sama tidak begitu memperhatikan film yang sedang diputar. Aku sibuk mengulum penis Tono dan Tono juga sibuk meremas-remas payudaraku. Sekitar 1.5 jam film diputar kami tak tahu ini film tentang apa karena sibuk saling memuaskan. Untung saja film nya sepi dari penonton jadi kami berdua leluasa tapi Tono tidak berani sampai melakukan penetrasi kepadaku karena masih takut ada CCTV yang merekam. Alhasil aku cuma mengulumnya dan dia mengeluarkan spermanya didalam mulutku. Tentu saja hal ini sama sekali tak membuatku puas.

Setelah nonton kami jalan-jalan dan makan malam di mall sampai lupa waktu sudah jam 10 malam. Perasaan jengkelku yang ditegur bu Dewi tadi juga sudah aku lupakan karena kami menikmati waktu bersama. Memang beda rasanya bila bersama dengan orang yang dicinta. Jam 10 malam kami pulang dan Tono kembali menegaskan suatu hal kepadaku.

Tono : “hmmm yank...aku beneran pengen nih kamu godain dosen mu. Aku pernah minta kamu punya affair sama 3 orang kan. Sekarang aku minta salah satunya dosenmu ini.”
Rency : “hmm beneran nih yank?”
Tono : “iya beneran.”
Rency : “permainan kita ini berbahaya lho yank. Kalau aku hamil gimana?”
Tono : “enggak lah yank. Mangkanya aku juga minta mulai sekarang kamu sedia kondom di dalam tas atau di dalam dompetmu. Jaga-jaga kalau sukses ngegodain kan. Hehe”
Rency : “hmm begitu ya? Tapi beliin hayo...aku masih malu nih kalau ke apotik beli kondom.”
Tono : “iya deh aku beliin 1 pak nanti buat kamu bawa.”

Rency : “hmmm...ya sudah kalau begitu. Mulai kapan ya yank enaknya?”
Tono : “bukannya kamu semester ini ada kelasnya pak Robi ya. Sering-sering aja ke ruangannya minta review matkul.”
Rency : “ya udah deh. Nanti aku ceritain deh kalau aku coba godain pak Robi ya.”
Tono : “nah gitu dong yank. Yuk pulang.” akhirnya Tono mengantarku pulang ke rumah.

Sekitar jam 11 malam sampailah dirumahku.
Rency : “yank gak mampir dulu?”
Tono : “udah malem yank aku langsung pamit aja ya.”

Tiba-tiba mama ku keluar dan membukakan pintu.
Mama : “kalian pulang baru jam segini darimana aja?”
Tono : “malam te...anu te...maaf ya tadi Rency saya ajakin jalan-jalan dulu.”
Rency : “iya ma...maaf ya tadi aku gak kasih kabar ke mama kalau mau jalan-jalan dulu.”
Mama : “ya sudah kalau gitu. Kalian sudah makan malam? Kalau belum masuk dulu makan Ton”
Tono : “udah kok te terimakasih banyak ya...saya mau pamit pulang dulu te udah kemalaman..permisi ya te...” dan Tono pun pulang.



--POV Tono setelah mengantar Rency pulang--
Tono : “Akhirnya sampai rumah juga. Gak kerasa udah jam setengah 12 malem aja. Mandi dulu terus tidur.”
tiba-tiba ada sms dari Rency masuk ke hp ku.
Rency : “yank...sudah sampai dirumah?”
Tono : “udah yank baru aja sampai. Kenapa-kenapa?”
Rency : “maafin mama tadi ya yang rada ketus ke kamu.”
Tono : “oh itu iya gak apa yank kan emang aku nganter kamu pulangnya kemaleman. Salahku juga sih. Udah mandi? Aku mau mandi dulu nih...”
Rency : “udah dong yank...eh ya aku liburan Natal ini pergi sekeluarga ke Malang yank...”
Tono : “wah bagus dong...rencana kita bisa dimulai...hehe”
Rency : “hmm...yang mana yank?”

Tono : “yang ngejebak papamu itu lho...emang nanti liburan sama siapa aja?”
Rency : “aku, papa, mama, bude….”
Tono : “loh terus yang jaga rumah siapa? Cleo gak diajak?”
Rency : “enggak yank, dititipin ke tetangga sebelah si tante Ira, nanti gantian tante Ira nitipin anjingnya pas dia mau liburan januari besok.”

Tono : “oh gitu...terus kamu sekamar sama bude dong?wah susah nih ngejebak papamu”
Rency : “enggak yank. Aku minta kamar sendiri. Dan sama mama dikasih hehe.memang kenapa kalau sekamar sama bude? Emang ngejebak papa nanti gimana?”
Tono : “hmm papa mu bukannya gak tahan sama wine ya? Coba bikin mabuk gmn trus pas ngapa-ngapain kamu jadi gak bisa ngontrol.”
Rency : “yakin yank?nanti kalau gak kontrol trus aku hamil gimana?”
Tono : “itu akhir bulan kan? Siklus mens mu kan aman yank. Lagian aku beliin kondom nanti buat kamu bawa. Udah gak usah takut. Kalau memang kenapa-kenapa, nanti aku yang tanggung jawab.”
Rency : “hmm ya sudah kalau gitu yank.”

Tono : “btw yank...ngomong-ngomong ni. Nico gimana?”
Rency : “gimana apanya yank?”
Tono : “ya udah sukses belum kamu godain dia?”
Rency : “di kampus belum ketemu lagi yank sama dia.”
Tono : “beneran? Emang gak pernah ketemu lagi setelah inagurasi kemarin?”
Rency : “hmm iya yank. Nanti deh kalau sukses aku ceritain. Hehe”
Tono : “ya udah kalau gitu. Eh udah dulu ya yank aku mau mandi.”
Rency : “ok sayang...buruan tidur udah malem.”

Perbincanganku di sms dengan Rency malam ini berakhir disitu. Aku kecewa sama Rency. Dikiranya aku tak tahu kalau sebulan yang lalu Rency berhubungan badan dengan Nico di perpus. Berkat info dari Fredy juga sih. Tapi kenapa ya dia gak jujur sama aku….


--bersambung ke chapter 20--
 
The EX 01 - Chapter 20
Timeline : 2008 Desember akhir libur Natal

--POV Rency--

Hari ini aku sekeluarga liburan akhir tahun seperti biasa. Sudah jadi acara Tahunan untuk pergi liburan keluar kota. Setelah Natalan dirumah, lanjut pergi liburan keesokan harinya. Biasanya bude tidak ikut dan menjaga rumah dan Cleo karena bude juga tidak bisa meninggalkan tokonya. Tetapi tahun ini bude ikut karena sudah ada orang yang dapat dipercaya untuk mengelola tokonya. Hal ini yang membuatku sedikit was-was karena Cleo harus dititipkan ke tetangga.

Sebut saja tante Ira, karena tante juga punya anjing dirumahnya. Mirip seperti cleo tapi lebih besar. Mini pinscher memang mirip dengan doberman. Semoga Cleo tidak ada apa-apa dirumah. Karena kalau sampai dibawa kerumahnya tante Ira, aku khawatir kalau anjing tante Ira menjahati Cleo karena posturnya yang kecil. Hari ini aku yang menitipkan kunci ke rumah tante Ira.

Rency : “Tante Ira...aku nitip kunci rumah ya….sama nitip cleo dirumah. Maaf ya te kalau ngerepotin.”
Tante Ira : “iya Ren. jangan khawatir sudah. Gak ngerepotin kok. Nanti kan gantian tante yang nitip pas januari. Tante mau mudik besok januari. Ada saudaranya si om yang nikahan di kampung. Gak apa-apa kan Ren?”
Rency : “oh iya te gak apa-apa. Hehe.”

“Guk guk...”tiba-tiba anjingnya tante Ira datang menghampiri.
Tante Ira : “ini Ren kenalin Bono namanya. Bono...sit...jangan nakal sama tante Rency.” Bono duduk disamping tante Ira sambil menjulurkan lidahnya menatapku.
Rency : “hai bono...bono ini ramah ya te, aku kira galak.” akupun mengelus kepala bono.
Tante Ira : “biasanya sih galak Ren...tapi ini sama kamu kok jinak.”
Rency : “ya sudah te saya pamit dulu. Makasih ya te. Nitip rumah sama Cleo dulu.”
Tante Ira : “iya Ren..hati-hati dijalan.”

Kemudian aku masuk ke mobil dan berangkatlah kami sekeluarga liburan akhir tahun. Papa yang menyetir di depan, disebelahnya papa ada mama, dan di belakang aku dan bude. Kami menuju sebuah hotel di daerah Malang untuk menghabiskan waktu liburan disana.

Rency : ”yank...aku berangkat dulu ya hari ini jalan-jalan. Jangan lirik-lirik cewek lain lho selama aku gak di dekatmu.” pagi itu ku sms Tono, sekalian kasih kabar kalau aku sudah di jalan mau liburan.
Tono : “ok yank. Pakai baju apa ni hari ini? Hehe”
Rency : “pakai kaos aja yank aku kasih outer.”
Tono : “hmm bgitu....ya sudah semoga sukses ya godain papa nya. Hehe”
Rency : “iih itu mulu yang diinget.”
Tono : “hehe iya dong, seru tau bayanginnya. Kondom yang aku beliin udah dibawa?”
Rency : “sudah yank, 1 aku masukin tas. Hehe”
Tono : “ya udah, take care ya yank.”

Hari itu dimulailah liburan keluargaku. Kami sekeluarga mampir ke kebun raya, ke tempat-tempat makanan, tempat beli souvenir, dst. Selayaknya liburan pada umumnya. Melepaskan penat setelah UAS semester 4. Tak terasa sudah sore dan kami akhirnya memutuskan untuk makan dulu sebelum sampai di hotel.

Rency : “mama...makasih ya aku di kasih kamar sendiri. Maaf merepotkan jadi bayar 3 kamar.”
Mama : “gak apa nduk kan emang kamu sudah remaja, wajar kalau punya kamar sendiri. Lagian papamu juga setuju kok jadi gak masalah.”
Rency : “makasih papa.” aku memeluk papa dari belakang dan bermanja-manja kepadanya. Papa pun tak merespon banyak. Cuma tersenyum saja.
Mama : “duh anak mama nih sudah besar kok masih manja-manja gitu. Haha”
Rency : “iya dong ma...manja sama mama dan papa kan gak apa-apa kan...hehe”
Papa : “sudah-sudah lanjut dulu makannya terus kita istirahat di hotel”


Akhirnya kami melanjutkan makan sore ini dan kemudian melanjutkan perjalanan ke hotel. Akupun berkemas-kemas di kamarku. Tak lupa malam itu aku mengabari Tono kalau sudah sampai di hotel. Aku mendapatkan kamar di lantai 4, bude di lantai 5, sedangkan papa dan mama di lantai 3.

Rency : “yank...aku sudah sampai di hotel nih. Lagi apa?”
Tono : “ni aku lagi dirumah aja yank. Nungguin kabar dari kamu hehe. Tadi ngapain aja?”
Rency : “ya jalan-jalan mampir-mampir gitu yank hehe. Mau dibawain oleh-oleh apa nih?”
Tono : “hmm gak usah yank..***k usah oleh-oleh apa-apa. Kamu sudah cukup buat aku. Hehe” Tono masih aja bisa ngegombal kalau kayak gini.
Rency : “ih gombal”
Tono : “btw sudah siap gak nih ngejebak papa?”
Rency : “hmm nanti aku ceritain ya kalau sudah hehe..sabar ya yank...jangan-jangan lagi tegang nih ya bayangin?”
Tono : “iya kok tau...hehe”
Rency : “duh kalau lagi tegang gak ada aku gawat ni...jangan cari cewek lain lho...awas...”
Tono : “iya iya yank..***k akan kok.”
Rency : “eh sudah dulu ya yank. Aku mau mandi dulu terus ngajakin papa belanja oleh-oleh sekalian aku godain hihi...”
Tono : “wah gak sabar aku yank...nanti kabarin ya. Hehe”

Setelah menghubungi Tono, aku akhirnya mandi malam ini. Sebenarnya cukup lelah setelah berjalan-jalan hari ini. Aku melepas semua bajuku dan mengambil handuk kemudian mandi. Tetapi saat baru saja aku memasuki kamar mandi ada yang mengetuk pintu kamarku. Akupun tak jadi mandi dan melilitkan handuk di tubuhku lalu mengintip dari lubang pintu kamar siapa yang mengetuk jam segini. Ternyata papa yang mengetuk pintu kamarku. Dan aku membukaan pintu kamarku.

Rency : “eh papa, kenapa pa? Nanti anter aku keluar yuk pa mau beli titipan temen-temen.” tapi tiba-tiba papa masuk kedalam kamarku dan menutup pintu kamarku kemudian mendekapku.
Rency : “pa...aku masih bau nih...belum mandi. Ada mama sama bude juga.”
Papa : “mama mu udah tidur kecapekan tadi. Lagian kamar mama sama bude mu di lantai atas beda lantai nduk. Papa sudah gak sabar nih. Kamu sih tadi peluk-peluk papa, dadamu itu lho bikin gemes nduk kena punggung papa tadi.” jawab papa sembari memelukku erat dan meremas payudaraku. Tak lama kemudian papa mendaratkan ciumannya di bibirku.
Rency : “uh...pa...aku belum mandi masih bau...mmmhh...mmhhh...”

Aku yang saat ini cuma berbalut handuk sangat mudah dilucuti oleh papa. Kemudian papa mendorong tubuhku ke kasur dengan tetap mencium dan meremas payudaraku. Papa yang menindihku di atas kasur semakin ganas. Aku yang sekarang lebih gampang horny, langsung merespon papa.

Rency : “mmmmhh...mmmhh...pa…oohh….mmmhh..oooh....” aku yang sudah horny mengangkang di bawah tindihan papa dan tangan kanan ku meremas penisnya yang masih di dalam celana. Sudah terasa mengeras saat di awal memelukku tadi.
Papa : “nduk...baumu menggoda sekali.” papa kemudian berdiri dan langsung melucuti semua pakaiannya meninggalkanku yang masih mengangkang di kasur. Tapi aku langsung sigap duduk di tepian kasur setelah melihat penis papa yang mencuat keluar dari celananya dan mengulum penisnya.

Rency : “Clok clok clok...mmmh...” papa berdiri dengan memegang kepalaku yang sedang maju mundur di antara selangkanganya mengulum penis nya yang sudah tegang.
Papa : “terus nduk...makin lama makin jago aja nih ngulumnya...ashh...oh terus nduk...”papa juga menggerakkan pinggulnya maju mundur agar penisnya semakin dalam masuk ke mulutku.

Rency : “uh...udah tegang banget ya pa...” sekitar 5 menit aku menyudahi blowjob ku dan mengurut penisnya menggunakan tangan kanan. Aku rasa penisnya sudah cukup basah dan licin dengan air liurku dan aku berdiri membelakangi papa. Papa yang mengerti langsung mendorong punggungku sampai aku berjongkok berpegangan di atas kasur. Di gesek-gesek penisnya di belahan pantatku sambil menampar-nampar bongkahan pantatku.

Rency : “ayo pa...masukin pa...Rency sudah gak tahan lagi...” aku rasa papa menempelkan ujung penisnya di lubang pantatku dan tangannya berpindah ke pinggulku. Kemudian dengan 1 sentakan...”bless….clap clap clap...” penis papa sudah memasuki lubang pantatku.

Rency : “ooohh..ahh..ahh...uuhh..paa...enak pa..ooohh...ooh...yes pa...yang kenceng pa...ooh” papa semakin lama semakin mempercepat penetrasinya dengan tetap memegang pinggulku. Aku juga mengimbangi gerakan maju mundurnya dengan menggoyangkan pantatku.
Papa : “oh nduk...makin dewasa makin seksi aja kamu rasanya...oh...”
Rency : “oh terus pa...ohh...” papa kemudian memindahkan pegangan tangannya dari pinggulku dan sekarang menarik kedua tanganku. Sehingga posisi kami sekarang seperti standing doggy style dan papa sedikit mengurangi kecepatan penetrasinya karena posisi seperti ini memang lebih susah untuk melakukan penetrasi.

Kemudian papa yang tetap dalam penetrasi mendorongku kearah jendela kamar. Bayangkan kami berdua tetap bersetubuh sambil berjalan. Sesampainya di jendela papa membuka sedikit gorden kamarku sehingga badanku terhimpit dengan jendela kamarku saat ini. Bila ada orang yang melihat kearah kamarku pasti akan melihat tubuh telanjangku yang sedang disetubuhi papa dari belakang. Tetapi curangnya papa tak terlihat. Hanya aku yang nampak di jendela saat itu.

Rency : “oh pa...terus pa...oohh...pa...” aku tak memperdulikan lagi bila ada yang melihat dari luar kamarku. Yang kupikirkan adalah meraih kepuasan malam ini. Papa tetap menggenjotku dari belakang dengan posisi standing doggy style ini. Payudaraku serasa menepuk-nepuk kaca jendela kamarku ini. Sampai jendelanya berbunyi “derr...derr...derr...” seiring penetrasi yang dilakukan papa.

Tak lama kemudian papa menarik rambutku (menjambakku) dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bertumpu di pundakku.
Rency : “aww...pa...jangan keras...keras...tarik...rambutku...nanti,...rontok...pa.. .oohh..ahhh...OOHHHH...”
Dan akhirnya aku mencapai orgasme pertamaku. Tapi papa tak memberiku waktu untuk merasakan nikmatnya getaran demi getaran orgasmeku ini dan papa tetap menggenjotku dengan ritme yang sama.

Papa : “duh anak papa sekarang ngompol lagi….enak ya nduk...”
Rency : “ooohh...paa...malu aku...ooohhh...enak pa….” aku yang orgasme sampai mengalir deras cairan dari vaginaku tetap tak diberikan istirahat oleh papa.
Rency : “pa...kaki ku mulai lemes pa...oohh...pindah pa...oohh...” papa yang mengerti kalau aku sudah mulai tak kuat menahan tubuhku karena orgasme yang barusan ku raih langsung mengangkat tubuhku dengan cara memegang erat perutku dan membantingku kearah kasur yang tak jauh dari situ.

Rency : “oohh..paa...oohh...” aku yang masih merasakan gelombang orgasme ku yang sedari tadi belum putus masih mengejan di atas kasur dan meremas remas kasur. Akhirnya aku diberikan waktu istirahat oleh papa sekitar 1 menitan. Papa tetap berdiri di hadapanku sambil tetap memperhatikanku mengejan dikasur membuatku malu. Rasanya sudah banyak yang berubah dari tubuhku sekarang.

Setelah orgasmeku mulai mereda, papa kemudian membalikkan tubuhku sehingga aku tertelungkup di kasur. Dan tak menunggu lama, papa kembali memasukkan penisnya kedalam lubang pantatku dan menggenjotku kembali.

Rency : “och...paa…..ooh...” karena posisiku tertelungkup di atas kasur tak seberapa menungging maka penis papa rasanya tak masuk seluruhnya didalam tapi papa tak menghentikan gerakan penetrasinya. Rasanya sebagian terganjal oleh bongkahan pantatku. Hal ini justru membuatku semakin gemas. Ingin aku rasakan penis papa masuk penuh kedalam seperti tadi. Maka dengan sekuat tenaga aku mengatur posisiku kembali berjongkok di atas kasur. Tanganku mengangkat tubuhku agar posisi doggy style bisa kulakukan dengan sempurna.

Papa yang mengerti aku masih kelelahan memegang kedua pundakku dan mengangkatnya. Papa membantuku untuk kembali berjongkok. Setelah aku berhasil bertumpu dengan kedua tanganku, sekarang payudaraku menjadi bulan-bulanan papa, diremas-remasnya dari belakang kencang-kencang.

Rency : “ohh..paa….mmmhhh...paa….jangan kenceng-kenceng..paa...sakit payudaraku pa..ohh...nngggghhhh....” papa tidak merespon dan tetap meremas remas kedua payudaraku.

Kurang lebih sekitar 10 menit kemudian…
Papa : “oh nduk...papa mau keluar...oohh..hss..” papa mencabut penisnya dan spermanya muncrat mengenai punggung dan pantatku.
Rency : “pa...kenapa dicabut..pa...” aku yang masih ngos-ngosan sedikit kecewa dengan papa.
Papa : “papa pengen aja muncratin badan kamu.” akhirnya papa rebahan d sebelahku dan aku masih di posisi tertelungkup di atas kasur lagi sambil mengatur nafas.

Setelah energiku sedikit pulih, akupun berguling kedalam pelukan papa.
Rency : “pa...”
Papa : “apa nduk.”
Rency : “mau nanya boleh pa?”
Papa: “kamu nih. Tanya apa? Apa mau minta sesuatu?”
Rency : “enggak pa. Mau nanya aja kok. Papa lebih puas mana? Sama aku atau mama?”

Papa : “ya jelas sama kamu lah nduk.” sambil mencubit payudaraku.
Rency : “aw...ih papa cubit-cubit sakit tauk. Emang kenapa kok papa lebih puas sama aku?”
Papa : “gak tau juga ya nduk. Rasanya kalau sama kamu tuh papa bisa lebih bisa menikmati. Dan kamu juga lebih muda dari mama mu yang jelas. Kamu masih kenceng gini masa iya dibandingin sama mama.”
Rency : “hmm..untung ya berarti aku bukan istri papa, nanti sakit hati kalau ada yang lebih muda terus papa ninggalin aku. Hihi” aku kembali memeluk erat papa.

Rency : “eh pa. Tadi aku lihat ada club malam lho di bawah. Kesana yuk. Aku pengen tahu dalamnya kayak apa.”
Papa : “Ya udah papa temenin nanti.”
Rency : “yes...makasih papa...”


--bersambung ke chapter 21--
 
The EX 01 - Chapter 21
Timeline : 2008 Desember akhir


--POV Rency--

Setelah pergumulanku dengan papa malam ini, aku mandi dan bersiap-siap dulu sebelum ke club malam di hotel tempat kami menginap. Papa tidak ikut mandi bersama ku karena dia malas untuk mandi lagi. Setelah itu aku bersiap-siap untuk pergi bersama papa sekitar jam 12 malam.
Rency : “pa...aku pakai baju ini ya?” saat itu aku mengenakan kaos v neck putih dengan hotpants.
Papa : “iya boleh.”


Dan akhirnya kami pun pergi ke club malam yang ada di bawah hotel. Beda gedung dengan hotel kamar ku menginap tapi masih dalam area 1 hotel. Aku dan papa masuk kesana. Tempatnya tidak seperti diskotik yang kubayangkan. Lebih seperti lounge santai dengan live music dan bar yang menjual minuman beralkohol. Akhirnya aku dan papa duduk di ujung bar dan memesan beberapa minuman.

Rency : “pa..kalau mau mesen gimana ya pa?”
Papa : “tinggal panggil bartendernya aja nduk. Trus pesen apa yang kamu mau.”
Rency : “hmm kalau gitu Rency pesen wine boleh pa?”
Papa : “boleh aja.”
Rency : “mas mas wine nya 2 gelas ya?”kemudian papa tertawa disebelahku. Bartender mendatangi kami dan papa menyerahkan kartu creditnya untuk open tab katanya.
Rency : “iih papa kenapa ketawa sih...kan aku malu jadinya.” sambil kucubit pinggang papa. Minuman pun datang dan kamipun menikmati suasana di dalam club dengan lagu jazz yang diputar. Tiba-tiba ada 2 orang pria menghampiri kami.

(namanya disebut P1 dan P2 saja ya karena gak seberapa penting dan cuma di chapter ini saja.)
P1 : “hai...namaku **** boleh kenalan?” dia menepuk pundak ku dari belakang dan mengajakku kenalan.
Rency : “eh...boleh...aku Rency.” dan aku menjabat tangannya. Papa diam saja dan masih asik menikmati minumannya yang dari tadi 1 gelas gak habis-habis. Dan pria ke 2 mendatangi papa.
P2 : “om...cewek bokingannya boleh juga nih om. Bukan dari daerah sini ya om. Boleh bagi kontaknya gak om?” papa tak menghiraukannya. Tapi keisenganku mulai lagi. Dan aku menjawab P2.

Rency : “ih apaan sih, aku sudah di book sama om ini 3 hari. Sudah jangan ganggu ya.”akhirnya P2 mendekatiku.
P2 : “jangan jual mahal dong non. Kenalin dulu, namaku *****.”
P1 : “hey, jangan nyerobot dong, gw duluan nih yang disini.”
P2 : “halah diem aja lu ntar juga gw bagi-bagi kalau dapat.”

P2 : “si non darimana nih aslinya?kok saya baru lihat disini.”
Rency : “dari surabaya mas. Memang liburan ke sini sama om ini.” aku menjawabnya sambil menggelayut mesra ke papa.
P2 : “wah beruntung banget ya si om. Boleh minta kontaknya gak non?”
Rency : “om...boleh gak aku kasih kontak ku ke mereka?” sambil aku menoleh ke papa. Tapi papa tetap tak bergeming. Jadi aku berinisiatif sendiri.
Rency : “si om kayaknya gak bolehin aku ngasih kontak ku nih mas. Maaf ya. Tapi, gimana kalau kita bikin taruhan aja?”

P1 : “taruhan gimana nih non?” pria pertama pun antusias.
Rency : “hmm...gini, kalian adu kuat-kuatan minum sama si om gimana? Kalau kalian menang, aku kasih kontak ku.”
P2 : “yah kalau gitu kurang seru kalau hadiahnya cuma kontaknya si non sih.”
Rency : “hmmm….ya sudah kalau begitu, kalau kalian menang, kalian aku temani malam ini gimana?” papa terkejut mendengar ucapanku barusan. Dan akupun berbisik ke papa “jangan sampai kalah ya pa.”

Kemudian aku memanggil bartender untuk memesan wine lagi dan akhirnya papa adu minum melawan dua pria tadi. Pertandingan pun dimulai, dan tentu saja papa kalah dalam 10 gelas sudah mabuk dan tidak kuat lagi. Aku tahu ini sudah melampaui limit papa buat minum wine. Tapi tetap dipaksakan agar bisa menang.

Rency : “mas mas maaf ya. Si om sudah mabuk nih. Aku antar dulu ke kamarnya ya. Makasih loh buat permainan malam ini yang seru”
P2 : “trus non kapan nih ke kamar kami?”
Rency : “hmm...kalian di kamar berapa?”
P1 : “kami di kamar *** dan *** ” untungnya kamar mereka beda gedung dengan kamar keluargaku.
Rency : “okay ini nomerku ya. Aku antar om ini ke kamar dulu.”
P1 : “jangan lupa ya non.”


Akhirnya aku kembali ke kamarku bersama papa. Aku papah papa berjalan sampai di kamarku. Tidak mungkin aku antar papa ke kamarnya sendiri. Nanti mama bisa tahu kalau papa malam-malam ke club bersamaku. Sesampainya dikamarku, aku rebahkan papa yang sudah setengah sadar karena mabuk di kasurku. Lalu aku juga ikutan rebahan di sebelah papa memeluknya.

Rency : “ih papa kok kalah sih tadi.”
Papa : “papa tuh kuat sebenernya tadi. Masih bisa 1 gelas lagi. Kamu sih nge stop. Bisa menang tadi papa” papa dengan setengah sadar masih mabuk menjawab.
Papa : “kamu lagian ngapain sih tadi bikin taruhan kayak gitu?”
Rency : “biar seru aja pa. Hihi” sambil kemudian ku elus penisnya yang masih didalam celana

Rency : “eh kok sudah tegang?”
Papa : “ya kamu elusin sih nduk.”
Rency : “aku emutin ya pa” kemudian aku buka celananya dan mulai mengulum penisnya. Papa yang masih teler cuma bisa terdiam di kasur. Tak lama kemudian aku mengambil kondom yang di dalam tas ku dan mengenakannya ke penis papa. Dan aku melepas hotpants ku juga saat itu.

Papa : “kamu….pakai in kondom..buat apa nduk?” papa yang sudah setengah sadar bertanya kepadaku. Meski sudah teler tapi penis papa masih tetap bisa tegang. Setelah aku mengenakan kondom di penisnya, akupun menaiki tubuh papa. Model woman on top aku pegang dan ku arahkan penisnya ke arah vaginaku. Dan “bless...” masuk lah penis papa kedalam vaginaku. Aku pura-pura kesakitan dan terdiam sebentar diatas papa.
Papa : “apa yang kamu lakukan nduk...”papa sedikit berteriak kepadaku.
Rency : “oh...pa...aku pengen pa...oh...tapi...sakit ternyata.”

Sekitar 10 detik kemudian aku mulai menggoyang penis papa.
Rency : “oh pa...uuh..nnngghhh...oohh...”
Papa : “oh...nduk...ngapain kamu...oh...”
Rency : “enak kan pa...ooh...nnngghh...” aku masih menggoyang papa diatasnya dan papa mulai bereaksi. Papa menggenggam pinggulku yang sedang naik turun diatasnya. Kemudian tangannya mulai naik lagi meremas payudaraku yang menggantung didepannya. Saat itu aku masih memakai bajuku dan papa meremasnya dari luar bajuku.

Perlahan-lahan nafsu mulai mengambil alih kesadarannya dan papa pun ikut mengimbangi gerakanku sekarang. Tak lama kemudian, papa mendorongku sehingga aku gantian berada dibawahnya. Tentu saja tanpa melepaskan penisnya yang bersarang didalam vaginaku. Sekarang posisi berbalik papa sudah menggenjotku dengan kencang diatasku (man on top).

Rency : “oh pa...enak pa...ooohh...terus pa….oohhh...” papa mendengus dan menggenjotku dengan cepat. Aku yang saat itu masih mengenakan kaos v-neck dirobek oleh papa. Sehingga bajuku sudah compang-camping dan tinggal bra ku yang masih kukenakan dengan baik. Rasanya papa sudah kesetanan dan menggenjotku sangat kencang. Sampai-sampai kasurkupun berderit-derit bunyinya.

Rency : “oohh..pa...aku..mau...keluar...ooohh..AARHH...” Tak sampai 5 menit papa mengenjotku seperti itu aku mengejan merasakan orgasmeku. Tapi papa tak berhenti tetap menggenjotku dengan kencang. Aku kalojotan rasanya dan kasurku pun basah dengan cairan ku. Aku terdorong-dorong kencang sampai-sampai kepalaku menggantung keluar dari area kasur. Sekitar 3 menit kemudian papa mengangkat kakiku ke pundaknya, dan serasa penetrasinya semakin dalam. Aku juga merasakan penisnya mulai berkedut-kedut.

Rency : (oh...papa mau melepaskannya didalam..) “pa...oohh..terus...ohh...AAHHHHHSS….NNGGGHH” aku merasakan kondom yang papa kenakan mengembang didalam vaginaku. Aku berharap kondomnya kuat menahan agar spermanya tak bocor kedalam. Tapi papa yang tetap menghujamkan penisnya dalam-dalam tanpa henti membuat pecah kondomnya.
Rency : “paa...stop paa….kondomnya….rasanya pecah didalam….oohh...” aku merasakan kondom yang mengembang didalam vaginaku mengempis dan cairan hangat itu mulai mengalir didalam rahimku. Aku kemudian berusaha mendorong papa kemudian lari kedalam kamar mandi untuk mencuci vaginaku. Papa terjungkal kembali di kasur.

Didalam kamar mandi aku mencabut kondom yang tertinggal menyangkut didalam vaginaku dan segera aku mencuci vaginaku serta mencolok-coloknya agar sperma papa keluar tak sempat membuahiku. Sekitaran 15 menit aku diam di dalam kamar mandi sekalian aku mandi membersihkan badanku lagi. Setelah itu aku yang hanya memakai handuk menghampiri papa diatas kasur.

Papa : “maaf ya nduk. Papa gak kontrol tadi.”
Rency : “iya pa gak apa-apa. Sekarang istirahat dulu yuk. Nanti sebelum jam 6 aku bangunin biar papa bisa balik ke kamar dengan aman ya pa.” aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Dan akhirnya aku dan papa tertidur dikasur.

--pukul 6 pagi--
Rency : “pa bangun pa. Sudah jam 6.” aku membangunkan papa yang masih tertidur disebelahku.
Papa : “astaga...sudah jam berapa ini? Duh papa juga masih bau alkohol. Papa numpang mandi sebentar ya.”
Rency : “iya pa...pakai handukku aja nih.” aku melepas handuk yang semalaman melilit ditubuhku sehingga sekarang aku sudah telanjang di kasur. Memang aku sengaja untuk menggoda papa pagi ini. Tapi papa tak tergoda. Papa langsung pergi kekamar mandi dan cuci muka.

Papa : “nduk..papa ke resto bawah dulu ya nanti kamu ajakin mama sama bude kebawah sekalian buat sarapan.”
Rency : “ok papa...cupp” sebelum papa pergi keluar kamarku aku mengecupnya di bibir. Papa nampaknya pergi ke resto duluan untuk membuat alibi biar aman. Karena sekarang aku sudah gak sama papa, aku mengambil hape ku dan mau meng sms Tono. tapi ternyata ada beberapa misscall dan sms dari nomor yang gak ku kenali.

“Non...jam berapa nih ke kamarku? Aku telp kok gak diangkat-angkat.”

Rency : “oh ini nomor mas mas tadi malam yang ketemu di club. Ah masa bodo ah aku hubungi Tono dulu.”

Rency : “sayang...sudah bangun?”
Tono : “udah yank barusan bangun. Kamu lagi apa?”
Rency : “sama nih baru bangun juga. Eh eh yank...tau gak? Sukses lho semalam”
Tono : “hah sukses apa nih?”

Akhirnya aku ceritakan kejadian semalam dengan papa ke Tono.
Tono : “wah seru yank… terus papa gimana?”
Rency : “reaksinya sih cuma minta maaf semalam. Hayo sekarang lagi tegang ya?”
Tono : “iya lah pasti hehe. Tapi gak ada kamu disini jadi gak bisa ngapa-ngapain.”
Rency : “dasar...”

Tono : “btw gmn mas mas 2 semalam yang minta kamu ke kamar nya itu?”
Rency : “gak aku respon si yank, tapi dia misscall sama sms sih”
Tono : “better kamu respon sih yank.”
Rency : ”ih enggak deh yank...emang kenapa?”
Tono : “yee...daripada kamu dikasarin misal sampai diperkosa disana gimana hayo?” sejenak aku berfikir lagi.

Rency : “hm begitu ya yank?” aku membayangkan perkosaan yang pernah aku alami dan rasanya tidak enak.
Tono : “iya yank. Better kamu respon deh.”
Rency : “hmmm nanti kalau mereka minta aku layani gimana?”
Tono : “better begitu kan yank daripada kamu diperkosa hayo. Setidaknya kamu bisa minta mereka pakai kondom dulu kan. Jadi lebih aman yank.”

Rency : “hmmm begitu ya udah deh liat nanti ya kalau mereka hub aku lagi baru aku respon. Sekarang aku mau sarapan dulu yank sekalian bangunin mama sama bude. Trus habis itu renang di kolam renang hotel. Eh bagus lho yank kolamnya. Jadi pengen nyemplung. Hehe”
Tono : “ok yank...aku juga ni mau mandi.”
Rency : “jangan lupa sarapan juga ya.”
Tono : “siap yank.”

Akhirnya aku bersiap-siap kemudian menuju ke kamar mama dan bude untuk mengajak mereka makan di bawah. Mama bertanya kepadaku soal papa dimana karena menurut mama semalam papa tidak ada dikamar. Jelas tidak ada dikamar mama karena semalaman bersama ku dikamarku. Aku jawab saja tidak tahu dan tadi pagi bilang kalau sudah nungguin di resto bawah buat sarapan. Akhirnya kami bertiga (aku, mama, bude) kebawah dan menemui papa sudah book tempat buat makan kami ber 4.

Hari ini rencana nya memang stay di hotel dulu baru nanti malam keliling wisata kuliner. Jadi waktu pagi ini setelah makan aku pamit ke papa, mama dan bude buat berenang di kolam renang hotel yang letaknya agak di belakang hotel. Akupun kembali ke kamarku untuk ganti mengenakan baju renang 2 piece yang terpisah antara atasan dengan bawahan. Jadi perutku tak tertutupi. Bagian atas juga belahan dadanya terlihat jelas.

Sekitar jam 9 sampai jam 10:30 aku berenang di kolam renang hotel. Karena sudah mulai panas aku mengakhiri renangku jam 10:30. Tiba-tiba saat aku keluar dari kolam renang dan berjalan kearah gedung kamarku menginap, 2 orang mas mas yang semalam menyapa ku.

P2 : “non...habis berenang ya. Duh segernya. Tadi malam kami tungguin kok gak datang-datang.”
P1 : “iya nih.. Aku telpon sama sms gak dibales sih.”
Rency : “eh mas mas yang semalam...maaf ya mas. Si om gak mau lepasin aku semalam hehe. Maaf yah. Jadi gak bisa semalam.”
P2 : “ya udah kalau gitu sekarang aja yuk.”
Rency : “hmm gimana ya. Aku ijin si om dulu ya. Nanti dia cariin aku lagi.” aku mencoba menghindar dari mereka berdua.

P2 : “udahlah non bentar aja yuk” sambil merangkul pundakku dia mengajakku ke kamarnya. Tiba-tiba aku ingat pesan Tono, kalau misal aku tolak bakalan diperkosa aku nanti.
Rency : “ya udah deh, sebentar aja ya. Tapi aku punya syarat, kalian pakai kondom ya. Kalau gak pakai aku gak mau. Sama sebelum jam 1 aku harus balik ke kamarku. Nanti si om nyariin aku soalnya.”
P1 : “oh siap non kita bawa kok. Yuk ke kamar.”

Akhirnya aku mengikuti mereka berdua kekamar mereka. Sesampainya dikamar mereka, mereka cukup sopan untuk mempersilahkan aku masuk. Karena aku gak mau lama-lama, aku duluan yang memulai. Aku meminta kondom yang mereka punya. Ternyata mereka benar-benar bawa tapi cuma 1 pack yang berisi 3. Duh gawat nih kalau sampai habis.

Rency : “yuk sekarang kita mulai.” sambil aku duduk di tepi salah satu kasur mereka.
P1 : “siapa duluan nih, gw dulu aja ya, lu belakangan.”
P2 : “eh enak aja”
Rency : “sudah jangan rebutan….yuk sini dua-duanya aku layani” mereka langsung melucuti pakaian mereka masing-masing sampai telanjang dan kemudian menyerangku bersamaan.

Rency : “mmmhh...mmmhh...nnhhh,,,” P1 menciumku sambil berusaha membuka piece atas baju renangku dan meremas-remas payudaraku. Sedangkan P2 berjongkok di depanku, mengangkangkan kakiku dan dia berjongkok didepanku membuka cd renangku terus menjilati vaginaku sambil dicolok-colok dengan jarinya. Tak lama kemudian P1 merebahkan ku di kasur dan dia menyedot payudaraku, sedangkan P2 tetap dibawah membuatku banjir sendiri rasanya.

Rency : “ach...aahh...curang kalian...ahh...bikin aku basah sendirian….achh...” aku mulai menikmati jilatan di vaginaku dan juga sedotan demi sedotan yang mereka lakukan di payudaraku. Sekitar 3 menit kemudian aku sudah mencapai orgasme pertamaku dan P2 yang sedang menjilati vaginaku malah menikmati cairan ku. Kemudian setelah selesai dia menikmati cairanku dia berdiri dan memasang kondomnya sendiri kemudian mengangkat kaki ku dan melakukan penetrasi.

P2 : “uh non...masih sempit banget ya vaginamu.”
Rency : “uuh...oh...mmmhh...mmhh oohh iya...mas..oohh...mmhhh...glok...” tapi aku tak dibiarkan leluasa mendesah oleh P1. dia menjejali mulutku dengan penisnya. Mirip posisi 69 tapi dengan aku yang terlentang di kasur, bagian bawahku disodok-sodok oleh mas P2 dan bagian mulutku disodok oleh mas P1. aku kesulitan bernafas karena selain cukup besar penis P1 ini, dia juga menjejalkannya kedalam tenggorokanku. Sampai sampai aku harus menahan pinggulnya agar tidak masuk terlalu dalam di tenggorokanku.

Rency : “NNGGGG...NGGHHH..NNGGHHHHH” suaraku tertahan oleh penis P1 sambil bergeleng-geleng sedikit aku berusaha bernafas dan akhirnya aku mencakar kaki P1.
P1 : “aw...bisa nyakar juga non satu ini.” dan akhirnya dia mencabut penisnya dari dalam mulutku
Rency : “hef...heff...maaf mas...aku gak...bisa..nafas tadi...oooh...” P2 tetap menggenjotku di bawahku. Tapi tiba-tiba sebuah tamparan aku rasakan di pipiku “PLAKK”.
P1 : “itu balasan dariku karena kamu sudah mencakarku barusan non.” dan kemudian aku terdiam lalu P1 kembali menyodorkan penisnya kemulutku. Mau tak mau aku kembali membuka mulutku dan menerima penisnya menyeruak masuk sampai ke tenggorokanku. Aku kembali kesusahan bernafas tapi aku tidak berani lagi mengasari mereka. Aku hanya bisa berusaha menahan paha nya agar tak masuk terlalu dalam dan aku bisa bernafas sedikit.

Tiba-tiba sekitar 10 menit kemudian P1 memencet hidungku dengan tangan kirinya. Akupun terbelalak tidak bisa bernafas sehingga ronga mulut dan tenggorokanku aku buka lebar-lebar. P1 kemudian menghujamkan penisnya dalam-dalam di tenggorokanku.

P1 : “Achh….terima ini...telan sampai habis..AHH...crot crot crooott crot...” aku merasakan semburan spermanya masuk semua langsung ketenggorokanku karena penisnya sudah berada di pangkal tenggorokanku. Seperti tenggelam rasanya, susah bernafas. Untungnya setelah itu dia menarik penisnya dan menyemburkan sisanya di mukaku. Kemudian dia pergi dan duduk di kasur satunya lagi. Mas P2 masih tetap menggenjotku dengan posisi yang sama. Perlahan-lahan aku mulai bisa mengatur nafas lagi dan mengimbangi genjotan P2. tanganku aku lingkarkan ke tengkuknya agar aku bisa lebih mudah mengikuti ritme goyangannya.

Mungkin karena P2 sudah mulai gemas dengan payudaraku, dia menampar nampar payudaraku bergantian sambil tetap menggenjotku dengan posisi man on top. Sampai memerah dan perih rasanya.
Rency : “aahhh..ahh..aachh..mas...achh..jangan ...aacch di tampar lagi...aachh...perih...aahh”
P2 : “maaf non...payudaramu yang bergoyang-goyang ini...bikin aku gemas...”

Rency : “aach..ooohh...AACCHH” akhirnya aku orgasme lagi diperlakukan seperti itu.
P2 : “non kau keluarin didalam ya..uuh….” aku merasakan kondomnya mengembang didalam. Kemudian dia mencabutnya. Aku yang masih kelelahan pun membetulkan posisi ku di atas kasur sambil memulihkan nafasku yang masih terengah-engah.

P1 : “maaf ya non yang tadi terlalu sange sih liat bodymu.” mas P1 pun meminta maaf atas perbuatannya tadi.
Rency : “iya mas gak apa-apa...aku bersihin badanku dulu ya. Mukaku belepotan sama spermamu nih.” akupun bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi. Didalam kamar mandi, aku mengguyur seluruh tubuhku dari atas rambut sampai bawah untuk membersihkan sisa-sisa sperma P1 tadi. Tapi aku cuma membilasnya saja. Setelah itu aku keluar dari kamar mandi dan P1 memelukku dari belakang sambil meremas-remas payudaraku.

P1 : “duh kalau basah gini bikin makin horny aja” kemudian dia mendorongku masuk lagi kedalam kamar mandi.
Rency :”mmhh...mmmmhhh….nnggghh...mmhh” P1 menciumku didalam kamar mandi. Kemudian P1 mendorongku ke kelantai dan akhirnya aku telentang di atas lantai kamar mandi yang dingin. Dia menindihku dan berusaha mengangkangkan kakiku tapi aku menahannya karena dia belum mengenakan kondom.
Rency : “mas...pakai kondom dulu ya.” kemudian dia keluar mengambil dan memasang kondomnya lalu kembali masuk ke kamar mandi. Aku yang mengerti akan situasi segera mengangkang dan dia memposisikan tubuhnya diantara selangkanganku. Tak lama kemudian “bless...” masuklah penisnya didalam vaginaku. Akhirnya aku disetubuhinya di lantai kamar mandi.

Rency : “ach achh ahh...ooh...ahh...aoochh..achh...” aku kembali mendesah didalam kamar mandi. Sekitar 15 menit dia menggenjotku di lantai kamar mandi dan akhirnya aku rasakan kembali kondom yang memanas dan mengembang didalam vaginaku.
P1 : “non aku keluarin lagi non...ooohh...” kali ini rasanya spermanya tak sebanyak P2 karena mungkin dia sudah mengeluarkan nya di mulutku tadi. Akupun mengejan karena merasakan orgasme kembali. Ku kalungkan tanganku ke lehernya dan dia kembali menciumku dengan mesra.

Rency : “sudah ya mas aku harus kembali nanti si om nyariin aku.” akupun melepas ciumanku dengan P1 dan mendorongnya kemudian berdiri keluar dari kamar mandi.
P2 : “duh yang di dalam enak ya?”
Rency : “aku balik dulu ya mas...tadi pakaian renangku dimana?”
P2 : “ini non...btw kami harus bayar berapa nih?” sambil dia menyerahkan 2 piece pakaian renangku.
Rency : “oh gak usah mas. Kan aku janji semalam kalau menang lawan si om, nanti aku kasih service.” sambil aku memakai kembali pakaian renangku.
P1 : “beneran nih? Wah harusnya lebih lama lagi nih tadi”

P2 : “iya nih...nanti kalau kami kesurabaya kami kontak lagi boleh? Ini bentar lagi kami juga mau checkout”
Rency : “hmmm...nanti kalau ada kesempatan ya. Soalnya aku sebenernya bukan cewe panggilan mas. Tapi simpenannya om yang kemarin. Hehe”
Mereka berdua tertegun mendengar aku berkata demikian.
Rency : “sudah ya mas mas semua. Aku pamit dulu. Bye...mmmuah muuah” aku mencium mereka berdua sebagai tanda perpisahan.

Setelah itu aku kembali kekamar ku dan menceritakan kejadian barusan ke Tono. Dia malah excited dan gak sabar katanya buat ketemu aku. Dan akhirnya aku dan keluarga ku kembali melanjutkan liburan akhir tahun kami.
 
The EX 01 - Chapter 22
Timeline : 2009 Januari

--POV Rency--

Setelah liburan akhir tahun, papa tiba-tiba memberiku hadiah sebuah ponsel baru. Yang sebelumnya aku menggunakan N*kia, sekarang sudah berganti S*ny. Mungkin ini sogokan biar tutup mulut kejadian di hotel kemarin. Aku sih senang-senang saja menerimanya. Dan akhirnya kupamerkan ke Tono. “Cuma melayani papa saja aku sudah dibiayai kuliah sama dapet fasilitas seperti ini. Harusnya aku terima kemarin bayaran dari mas mas yang di hotel.” tiba-tiba aku berpikir demikian.

Hari ini masih libur seminggu dari kegiatan kampus maupun magang. Jadi pagi ini aku hanya dirumah saja dan mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, memasak, dsb. Sedangkan papa dan mama sudah kembali bekerja. Tono juga sedang liburan ke rumah saudaranya yang di Batu Malang dan baru 2 hari lagi pulang. Jadinya aku cuma sendirian dirumah bersama Cleo dan siang bude biasanya ke rumah.

Tiba-tiba aku mendengar suara motor berhenti didepan rumah. Baru jam 9 pagi dan ternyata papa balik pulang kerumah.
Rency : “kok pulang lagi pa? gak enak badan pa?” sambil membukakan gerbang.
Papa : “oh enggak kok” dan papa langsung masuk kerumah kemudian duduk di ruang tengah. Dan aku melanjutkan memasak didapur setelah mengunci gerbang kembali. Tapi tiba-tiba aku terkejut karena papa memelukku dari belakang.
Rency : “pa...bikin kaget aja ih...” (pasti mau ngapa-ngapain aku lagi nih kayaknya)
Papa : “yuk nduk temani papa dulu”
Rency : “tapi pa nanti masaknya gimana? Bisa gosong ni nanti”
Papa : “sudah matiin dulu saja.” sambil papa mulai meraba-raba tubuhku.
Rency : “sebentar ya pa...sebentar lagi selesai kok aku masaknya.”

Tapi papa tidak mau tau dan membalikkan tubuhku lalu menciumku.
Rency : “ngghhh...mmhhh..pa..stop dulu dong..mmhh...” tapi papa tetap menciumku dan tangan kirinya mulai masuk kedalam celanaku. Jari-jarinya langsung menuju ke area vaginaku dan mulai bermain di sekitar clitoris untuk memancing nafsuku. Tentu saja setelah diperlakukan demikian naiklah nafsuku. Dengan sigap papa mematikan kompor yang berada di belakangku kemudian melanjutkan aksinya.

Rency : “mmmhh...mmmhh..mmmhh” aku yang sudah terhanyut dalam nafsuku mulai membalas ciuman papa dan sekarang mengalungkan tanganku ke tengkuknya. Ciuman kamipun semakin panas. Kemudian papa melepas celanaku dan mendorongku ke arah meja makan. Akupun menungging sambil bertumpu di meja makan menanti penetrasi dari papa. Papa yang juga sudah melepas celananya mulai menepuk-nepukkan penisnya di bongkahan pantatku.

Kemudian papa memegang pinggulku dan sedikit mengangkatku untuk memposisikan penisnya pada lubang vaginaku. Setelah posisinya pas, papa langsung menghujamkan penisnya kedalam vaginaku.
Rency : “uuhhnngg...pa...papa belum pakai kondom..nngghh...stop dulu...pa...”
Papa : “sudah...nikmati saja nduk...nanti...papa bisa keluarin diluar...” sambil tetap menggenjotku dengan kencang. Akupun cuma bisa mendesah-desah menikmatinya sambil tetap bertumpu di meja makan.
Rency : “unnngghh...ooh oh oh...pa...nnggghhhh...”sekitar 5 menit kemudian aku sudah mencapai orgasme pertamaku.
Rency : “pa...stop dulu..pa...nngghhh..achhh...”aku meminta papa untuk stop dulu biar aku bisa menikmati orgasmeku dan papa akhirnya mencabut penisnya dari dalam.

Aku yang masih mengejan kemudian digendong oleh papa menuju ke kamarku. Disana aku direbahkan diatas kasur dan papa juga tiduran disampingku.
Papa : “nduk...kamu kok sekarang cepet banget ya. Gak tahan lama.”
Rency : “iya..nih pa..***k tau kenapa...cepet amat aku nyampek nya.” sambil masih ngos-ngosan aku menjawab papa.
Rency : “tapi...enak pa...”
Papa : “duh anak papa makin nakal aja”
Rency : ”aw...ih papa cubit-cubit” papa mencubit payudaraku dan kemudian melucuti sisa bajuku saat itu (tanktop).
Rency : “pa...pakai kondom dulu dong pa...”
Papa : “gak usah nduk...papa masih bisa kontrol kok”
Rency : “tapi pa…nnggghhhh...mmmmhhh...mmmmhh….” papa langsung menciumku agar aku tak banyak berbicara lagi. Lalu papa mulai menaiki tubuhku dan kakiku dikangkangkannya lagi. Dan “blesss...”kembali penisnya masuk kedalam vaginaku.

Rency : “ooh pa...nnngghh...oh..oh..uh...” papa menggenjotku dengan sangat kencang sambil meremas-remas payudaraku. Diperlakukan demikian membuatku pasrah dan menyerah dengan hawa nafsu. Akupun mengimbangi gerakan papa.
Rency : “oh oh..pa...unngg..pa...aku...keluar lagi...ooh….” kurang lebih sekitar 5 menit kemudian aku kembali mencapai orgasmeku. Tapi kali ini papa tetap menggenjotku dengan kencang dan itu membuatku lebih kelojotan. Ditambah juga vaginaku yang sudah basah dan licin karena cairanku membuat penetrasi papa semakin mudah. Akupun mencengkram kasurku keras-keras. Seperti tak putus-putus rasanya orgasme yang aku raih.

Sekitar 10 menit kemudian, papa mencabut penisnya dan membalikkan badanku. Aku yang masih kehabisan energi hanya bisa berguling dengan lemas. Papa mengganjal perutku di bawah dengan bantal agar aku bisa sedikit menungging dan kemudian papa memasukkan penisnya di dalam pantatku.
Rency : “ah...unggghh...ah...ah...oh...” aku kembali mendesah-desah saat papa menusukkan penisnya didalam pantatku.
Rency : “oh...pa...oh...kok dimasukin...dibelakang...lagi...” setelah aku sedikit memulihkan energiku, akupun bertanya demikian ke papa.
Papa : “pantat kamu gemesin nduk...cplakk...” sambil papa menampar-nampar bongkahan pantatku.
Rency : “oh pa terus pa...oh...”
Papa : “oh nduk...papa mau keluar nduk...”
Rency : “ohh...nngghh iya pah...oohh...aahhh...”

akhirnya aku merasakan papa menyemburkan spermanya di dalam pantatku dan aku kembali meraih orgasmeku yang kesekian kali sampai mau pingsan rasanya. Dan samar-samar aku dengar papa bergegas pergi dan pamitan kembali untuk berangkat kerja lagi. Aku yang sudah tak kuat lagi hanya tetap tertelungkup di kasur. Badanku rasanya lengket penuh dengan keringatku dan papa, lubang pantatku juga lengket dengan sperma papa. Semoga saja siang ini bude tidak kerumah. Aku tidak membayangkan bila bude masuk kerumah menemukan hotpants ku yang masih tergeletak di dapur dan melihatku tertelungkup telanjang di kamarku. Semoga saja papa mengunci pintu gerbangnya.

“Guk..guk...” tiba-tiba cleo datang dan masuk ke kamarku. Aku lupa tadi belum mengeluarkan cleo di area belakang. Dan sekarang cleo masuk ke kamarku karena pintu kamarku dibiarkan terbuka oleh papa. Walau kesadaranku perlahan mulai pulih aku yang masih terlalu lelah untuk menggerakkan badanku tetap terdiam di kasur.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang basah menempel di pantatku. Ternyata cleo menjilat-jilati bagian bawahku. Mulai area sekitar pantat sampai ke selangkanganku. Karena saat ini aku masih belum bergerak dari posisi yang tadi dan tetap mengangkang seperti saat disetubuhi oleh papa.
Rency : “clee...nanti dulu ya clee...” dengan lemah aku mencoba menghalau cleo yang sedari tadi menjilati area bawahku. Walau tak ku halau dengan gerakan tangan, hanya dengan ucapanku saja. Dan tiba-tiba kaki depan cleo naik keatas pantatku.
Rency : (duh...mati aku...cleo juga pengen..) pikirku.

Dan benar saja, aku merasakan penis hangat cleo sudah di gesek-gesekkan di bongkahan pantatku. Dengan posisiku yang masih tertelungkup ini aku was was semoga cleo tidak salah lubang masuk ke lubang pantatku. Apalagi lubang pantatku masih licin karena sperma papa tadi. Cleo tetap menggesekkan penisnya di belahan pantatku dan makin lama makin turun mendekati lubang pantatku. Aku yang masih kelelahan juga sedikit takut hanya bisa memejamkan mata dan mencengkeram kasurku.

Selama ini aku “bermain” dengan cleo selalu menggunakan vaginaku dan ketika cleo ejakulasi lalu bonggol penisnya keluar itu cukup untuk membuat vaginaku kesakitan karena tidak cukup besar menampung bonggolnya. Apalagi jika cleo penetrasi di lubang pantatku. Meski lubang pantatku lebih sering di masuki oleh penis pria-pria yang bermain denganku, tetapi lubang pantat tetaplah lubang yang lebih kecil dan tidak se-elastis lubang vagina.
Tetapi cleo tetap menggesek-gesekkan penisnya dibelahan pantatku dan kuku kakinya juga mulai mencengkram bongkahan pantatku. Kemudian hal yang ku takutkan pun terjadi.
Rency : “heghh….clee...salah lubang cle...eggh...nngghhh” penis cleo akhirnya masuk kedalam lubang pantatku. Cleo menghujamkan dalam-dalam penisnya dengan kecepatan tinggi. Sperma papa yang sebagian belum mengering di dalam pantatku rasanya mengalir keluar seiring penis cleo keluar masuk dari pantatku. Aku hanya berharap sperma papa tak mengalir masuk ke dalam vaginaku saja.

Selama kurang lebih 3 menit cleo menggenjotku, aku mulai merasakan akan mencapai orgasmeku lagi. Aku mencengkeram kasur dan suara desahanku tertahan karena aku membenamkan kepalaku dikasur.
Rency : “NNGGHHH..NGGHH...NGGGHHH...” kembali cairanku membanjiri kasurku dan cleo tetap menggenjot pantatku. Tiba-tiba aku merasakan cairan hangat mengalir deras. Mataku terbelalak seketika saat aku merasakan cleo menekan penisnya dalam-dalam dan bonggol penisnya mulai membengkak di dalam pantatku.
Rency : “AARHH..CLEE...TARIK CLEEE..AAAHHHH..SAKIT...AARRHHH” aku menyuruh cleo untuk melepaskan penisnya dari dalam pantatku tapi cleo pun tak bisa mencabutnya karena menyangkut di dalam.

Rency : “AAHH...CLEEE...AAHH..ADUUHH...AAHHH” akhirnya aku menggeliat-geliat kesakitan karena bonggol penis cleo semakin membesar di dalam pantatku. Airmataku juga mulai mengalir karena sakit yang aku rasakan. Aku mencengkram keras-keras kasurku. Tubuh cleo pun ikut terombang ambing seiring aku yang menggeliat-geliat kesakitan ini. Hal ini malah semakin membuat sakit karena cleo mulai menarik paksa penisnya yang tertanam di dalam pantatku. Mungkin cleo juga kesakitan karena bonggol penisnya ter remas di dalam. Tapi apa daya tetap tidak bisa keluar juga.

Berangsur-angsur rasa sakitnya mulai hilang seiring bonggol penis cleo yang mulai mengecil. Dan ketika penisnya sudah kembali mengecil, cleo mencabutnya dari dalam. Tetapi aku merasakan sakit selama kurang lebih 10 menit saat sebelum cleo bisa mencabut penisnya. Setelah itu cleo berjalan ke arah muka ku dan menjilati mukaku lalu tidur disampingku. Aku tetap belum bisa bergerak banyak karena lelah dan masih ada rasa yang mengganjal di dalam pantatku walau sudah tak ada apa-apa lagi.

Sekitar jam 3 sore aku mulai bisa bergerak lagi karena energi ku sudah kembali. Aku mencoba bangun dari kasur dan mengambil handuk mandi karena rasanya badanku tak enak.
Rency : “duh untung bude gak kesini hari ini” sambil memunguti hotpants dan cd ku yang masih tergeletak di dapur, kemudian aku mandi.

Di Dalam kamar mandi, ku guyur seluruh tubuhku untuk membersihkan sisa-sisa persetubuhanku tadi. Rasa lengket dan bau badanku yang tidak enak aku bersihkan sebersih-bersihnya. Di tengah-tengah aku mandi tiba-tiba aku menyadari sesuatu.
Rency : “loh...ini kan tanggal 5. Awal bulan seharusnya aku kan sudah masuk masa menstruasi. Tapi kok ini belum ya. Ah mungkin telat seperti biasanya.”

Aku menyadari kalau bulan ini di awal bulan seharusnya siklus mens ku tetapi sampai hari ini aku belum mens juga. Tapi memang terkadang siklus mens ku telat beberapa hari. Jadi aku tidak begitu panik dan berpikir aneh-aneh tentang itu. Setelah selesai mandi, aku kembali melanjutkan aktivitas rumahku sore itu. Dan tiba-tiba ada yang memencet bell rumahku.
“Ting tong….ting tong...” akupun melihat keluar dan ternyata tante Ira sudah didepan rumahku.
Rency : “oh iya te...sebentar...” aku berlari membukakan gerbang depan rumahku
Rency : “maaf te lagi masak dibelakang, ada apa ya?”
Tante Ira : “ini Ren, tante mau nitip kunci rumah buat beberapa hari.”
Rency : “oh iya te...jadi mudik nih?”
Tante Ira : “iya Ren, nitip si bono juga ya. Kasih makannya pagi sama malem aja. Makanannya ada di lemari belakang didapur nanti kalau cari.”
Rency : “siap tante. Nanti aku jagain”
Tante Ira : “kamu nitip apa nih tante kan mau ke desa?”
Rency : “gak usah tante...ngerepotin hehe...”
Tante Ira : “ya sudah kalau begitu nanti tante bawain oleh-oleh apa aja ya dari desa nya si om..tante berangkat dulu...nitip rumahnya ya Ren”

Kemudian tante Ira dan suaminya pergi pulkam…..

--bersambung ke chapter 23--
 
The EX 01 - Chapter 23
Timeline : 2009 Januari

--POV Rency--
--malam hari setelah chapter 22--

Hari ini rasanya melelahkan buat aku. Entah mengapa sekarang aku lebih cepat orgasme dibanding sebelum-sebelumnya. “Apa karena aku kurang olahraga atau aku semakin mudah horny?”. Seharian ini sampai-sampai aku tak sempat menghubungi Tono. Lagi apa ya dia disana. Kangen rasanya dia tak ada disini. Segera aku call Tono malam ini setelah aku lihat banyak sms masuk darinya.
Rency : “sayang...maaf ya tadi gak bisa bales sms nya.”
Tono : “kemana aja si daritadi?”
Rency : “jangan marah ya...aku gak bisa pegang hape seharian nih tadi.”
Tono : “kok bisa? Emang kemana?”
Rency : “gak kemana-mana yank dirumah aja. Tapi capek banget.”
Rency : “aku habis have sex sama papa”
dengan suara pelan aku akhirnya menceritakan kejadian tadi pagi.

Tono : “wuihh...seru tuh yank. Seneng aku kalau kamu jadi gampang horny an gini.”
Rency : “ih apaan sih yank. Cepetan pulang dong. Kangen nih.”
Tono : “hmm mungkin aku baru bisa balik 3 hari lagi nih yank. Masih di rumah bude sama ibu kesini. Kangen apa kangen nih?”
Rency : “iya kangen lah sama kamu yank. Gak bisa ya pulang duluan?”
Tono : “haha...jangan-jangan ini kamu bukan kangen...tapi lagi horny ya?”
Rency : “emmm….iya….” mengingat-ingat dan menceritakannya ke Tono tentang kejadian hari ini membuat ku horny kembali. Tangan kiri ku sudah masuk kedalam celana dalamku dan mengelus-elus clitoris ku sendiri.
Tono : “sabar ya sayang 3 hari lagi.”
Rency : “iya deh. Cepat pulang kalau bisa yank.”
Tono : “iya iya...ya sudah bobok gih yank udah malam.”
Rency : “iya yank...met malem...‘

Setelah aku menutup telepon ku dengan Tono aku tetap melanjutkan aksiku. Tangan kiriku masih mengelus clitorisku dan tangan kananku mulai meremas payudaraku kanan dan kiri bergantian. Jari tengahku terkadang kucoba colokkan masuk kedalam.
Rency : “mmhhh...kenapa aku nih….mmhh...sekarang kok horny lagi...”
Semakin lama semakin basah rasanya vaginaku dan juga tubuhku mulai memanas.
Rency : “ooh...mmmh...apa aku bangunkan papa saja ya...”

Akhirnya sudah banjir dan basah celana dalam ku saat ini dan akal sehatku semakin hilang tenggelam dalam nafsu. Akhirnya aku beranjak keluar dari kamar berniat membangunkan papa dan mengajaknya ke kamarku untuk memuaskanku lagi. Saat aku keluar dari kamarku ruangan rumahku sudah gelap dan memang sudah sekitar jam 12 malam rasanya. Aku berjalan kearah kamar papa dan mama untuk membangunkan papa. Tapi saat aku mencoba membuka pintu kamarnya ternyata terkunci dari dalam. Tak mungkin aku mengetuk pintu kamar papa dan mama karena nanti akan membangunkan mama.

Akhirnya aku putus asa. Dengan nafsu yang sudah mencapai ubun ubun akhirnya aku kembali ke kamarku dan bermasturbasi sendiri. Di kasur aku kembali meraba-raba bagian sensitifku dan mencolok-colok vaginaku dengan jari tengah tangan kiriku. Akupun telah melepaskan celana hotpantsku agar lebih mudah aku meraba-raba area bawahku. Cairanku mulai membasahi cd yang kukenakan sekarang.

Ternyata aku lupa menutup pintu kamarku dan cleo masuk ke kamarku. “Guk guk...” cleo kemudian menggonggong di sebelahku. Aku yang sedang asik dengan diriku sendiri terkaget dengan cleo yang tiba-tiba disebelahku. Papa atau mama mungkin lupa mengeluarkan cleo kebelakang tadi. Cleo pun mulai menjilati mukaku.
Rency : “clee...duh..***nggu aja nih...” akupun mendorong cleo agar menjauh dari mukaku. Tapi cleo malah berjalan kebawah dan mulai menjilati area bawahku yang masih tertutup dengan cd. Makin basah dibuatnya, cd ku yang sebelumnya sudah basah dengan cairanku sekarang tambah basah dengan air liur cleo yang menjilat-jilatnya.

Aku mengingat kejadian tadi siang rasanya pantatku sampai sekarang masih mengganjal gara-gara Cleo. masa iya aku “bermain” lagi dengan cleo malam ini. Sedikit trauma tadi siang sempat terlintas di kepalaku. Tapi nafsuku saat ini sudah lebih dominan. Sudah meminta untuk lebih dipuaskan. Akhirnya kubiarkan Cleo tetap menjilati area vaginaku yang sudah basah meski masih di lapisan luar cd. Dan tanganku sekarang lebih leluasa untuk meremas-remas payudaraku secara bersamaan. Semakin lama semakin nikmat rasanya. Dan akhirnya aku meraih orgasme ku. Cairannya membasahi cleo.
Rency : “emmh emhh emhh…emmmhhh...”aku berusaha menahan suaraku agar tak mendesah terlalu kencang.

Cleo tetap dengan asiknya menjilati area bawahku sampai akhirnya aku duduk dan memeluk cleo. Entah sudah setan mana yang merasuki ku. Aku meraih penis cleo yang saat ini belum tegang dan aku pun mengelusnya pelan-pelan. Cleo yang berada dalam pelukanku pun berusaha untuk menjilat-jilat tubuhku. Setelah beberapa saat aku mengelus-elus penisnya mulai tegang, aku meletakkan cleo disampingku dan aku kembali rebahan. Kuraih penisnya dan kukulum sambil tetap aku kocok dengan jari-jari tangan kiriku. Tangan kanankupun kembali ke area clitorisku untuk memberikan rangsangan ke diriku lagi. Sudah tak kupedulikan lagi bau dari cleo.

Setelah aku merasa penisnya cukup tegang, aku melepas cd ku yang sudah basah tadi dan menaruh cleo di antara selangkanganku. Akupun terlentang mengangkang menunggu cleo kembali mempenetrasi ku malam ini sambil terpejam. Nafsuku rasanya sudah sampai di ubun-ubun. Tak lama kemudian cleo mulai naik dan memasukkan penisnya kedalam vaginaku….“bleess...clok clok clok clok” cleo pun mulai menggenjot dengan kencangnya. Akupun meremas-remas kedua payudaraku dengan kencang sambil menikmatinya.

Rency : “henggh..hengghh...engghh...” aku kembali menahan desahanku malam ini. Tak sampai 3 menit kemudian aku kembali meraih orgasmeku. Badanku terguncang-guncang cukup hebat. Cleo pun tetap menggenjotku dengan ritme yang sama walau badannya sempat terangkat-angkat karena pinggulku.

Rency : “uh..uh uh...hnnnggghh...hmmmppptthh” aku akhirnya menutup mulutku dengan kedua tanganku untuk meredam suara desahanku yang semakin tak terbendung. Kakiku semakin aku buka lebar agar cleo bisa lebih mudah menggenjotku. Aku juga mencoba meremas-remas penisnya dengan otot-otot dalam vaginaku agar cleo juga cepat keluar.

Sekitar 5 menit kemudian aku kembali meraih orgasmeku. Rasanya kali ini lebih menyemburkan cairanku dengan deras. Tapi tak lama kemudian saat aku masih merasakan getaran-getaran orgasmeku, cleo juga sudah mencapai climax nya.
Rency : “Hnggggghhhhhhhh...”aku merasakan cairan panas cleo mulai membanjiri bagian dalam vaginaku dan masuk sampai rahimku.

Bonggol penis cleo pun mulai menyeruak masuk kedalam vaginaku. Rasa panas dan gatal kembali aku rasakan di dalam perut bawahku. Tangan kananku tetap menutup mulutku untuk menahan suara desahanku, tapi tangan kiriku menahan tubuh cleo dan mendorongnya agar semakin merapat ke selangkanganku. Seperti ingin ku garuk bagian dalam rahimku dengan penis cleo yang masih menancap di vaginaku saat ini. Ku dorong-dorong cleo dan menjepit tubuhnya dengan kedua kaki ku.

Aku mulai menggeleng-gelengkan kepalaku merasakan orgasme kembali. Sekitar 5 menit kemudian, aku mulai bisa menguasai diriku kembali dan tetap menahan tubuh cleo yang saat ini masih terjepit diantara selangkanganku sampai sedikit demi sedikit kurasakan penisnya mulai mengecil didalam. Akhirnya cleo mencabut penisnya dari dalam vaginaku setelah sekitar 2 menit kemudian. Aku yang tak ingin kehilangan sensasi di area bawahku ini mencoba mengatupkan kedua kakiku dan kembali memakai cd dan celana hotpants ku tadi. Sensasi rasa panas dan sedikit gatal karena sperma cleo yang kutampung didalam rahimku. Dan akhirnya akupun tertidur malam ini dengan perasaan puas. Cleo sudah tak kuhiraukan lagi dan dia tertidur di kamarku malam ini.

--keesokan harinya--
Rency : “astagaa...sudah jam 7. Aku kesiangan bangun.”
Mama : “nduk, mama sama papa berangkat kerja dulu. Lanjutin aja tidurnya kalau masih belum puas tidurnya.”
Rency : “enggak kok ma...maaf ya kesiangan.”
Mama : “mama sudah masak sarapan itu, nanti jangan lupa dimakan sarapannya ya.”
Rency : “iya ma maaf ya kesiangan. Jadi gak bantuin mama masak buat sarapan.”
Mama : “ya sudah mama berangkat dulu ya. Jaga rumah. Sama jangan lupa kasih makan Bono”
Rency : “hati-hati dijalan ma.”

pagi ini aku terbangun baru jam 7 karena mama masuk ke dalam kamarku. Sepertinya aku kelelahan gara-gara kemarin. Semalam aku juga telpon-telponan sama Tono sampai malam. Dan aku juga cerita kejadian kemarin siang yang akhirnya bikin aku horny sendiri semalam sampai-sampai aku “bermain lagi” dengan cleo. Mengingat lagi kejadian semalam, aku langsung meraba celana hotpants ku. Dan kurasakan masih lengket-lengket karena sperma cleo yang keluar dari dalam vaginaku saat ku tidur dan mulai mengering di celanaku.

“duh untung saja mama gak ngelihat ada yang aneh sama celanaku.” aku pun segera bangun dari tempat tidur dan mengambil pakaian ganti sekalian mandi pagi ini. Tapi aku lupa, ternyata celana ku habis belum aku setrika kemarin.

”aduuuhh...gimana ini...cd ku belum aku cuci semua sama celana hotpants ku masih belum ku setrika…***ra-gara papa nih...ah sudahlah aku pakai dulu cd yang kupakai sekarang tapi aku pinjam dasternya mama saja buat ganti hari ini.” kemudian aku menuju kamar mama dan mengambil dasternya untuk aku gunakan hari ini.


Akupun mandi pagi, dan sudah berganti pakaian mengenakan daster mama. Tentu saja tanpa memakai bra dan cd semalam yang masih ada sisa-sisa sperma cleo yang mengering. Mau bagaimana lagi, aku belum sempat menyetrika pakaianku dan mencuci cd ku kemarin. Setelah mandi, aku memberi makan cleo di belakang. Entah sejak kapan cleo keluar dari kamarku, aku pun tak tahu. Mungkin saat mama tadi pagi membangunkanku.

Setelah memberi makan cleo, aku pergi kerumah tante Ira yang letak rumahnya di sebelah kiri rumahku. Akupun membuka gerbang rumahnya dan disambut dengan gonggongan si Bono. ternyata si Bono di taruh di dalam rumah sama tante Ira.

“hai...bono. lapar ya. Sebentar ya aku ambilin makan dulu” aku pun langsung menuju dapur tempat tante Ira menyimpan makanan si Bono. Bono juga mengikutiku ke dapur karena dia sudah kelaparan nampaknya. Sampai-sampai aku hampir terjatuh karena Bono mengikutiku.

“dimana ya tempatnya. Kata tante Ira didapur. Dilemari bawah. Ku coba buka satu-satu saja.” akhirnya aku berjongkok dan merangkak untuk membuka lemari bawahnya satu persatu. Tiba-tiba aku merasakan Bono mengendus-endus CD ku dari belakang. CD ku terpampang bebas karena saat ini aku cuma mengenakan daster. Jadi saat posisiku sekarang maka Bono bisa leluasa mengendus-endus CD ku.

“bon...sudah jangan gitu ya. Aku carikan makannya dulu” sambil tetap merangkak membuka lemari bawah tante Ira mencari makanan si Bono kucoba untuk menyingkirkan Bono dari belakangku.

“eh...bon...stop...jangan nakal ya…” tiba-tiba bono mulai menjilat cd ku. Akupun terkejut dan berdiri menghardik bono agar dia tidak mengulanginya lagi. Tapi aku kembali berjongkok di bawah segera mencari makanannya dan percuma saja. Bono kembali menjilat cd ku. Kali ini aku biarkan saja sudah dan tetap melanjutkan mencari makanannya.

Tak lama kemudian aku menemukan makanan bono di lemari paling pojok di dapur. Tapi tiba-tiba keisenganku muncul kembali. Aku lama-lama kan saja berjongkok di depan bono. “Apa bono menjilat-jilat karena bau dari Cleo ya”. Kemudian aku merangkak di depannya dan menggoyang-goyangkan pantatku. Bono tetap menjilati cd ku sampai basah di area pantat dan vaginaku. Hal ini juga sedikit membangkitkan kembali nafsuku.

“heh...gede juga ya penis bono” aku terkejut saat menoleh kebelakang melihat penis bono yang sudah tegang. Tapi tak lama kemudian bono seperti ingin menaikiku. Bono yang fisiknya cukup besar membuatku terdorong sampai daster ku juga tersingkap sampai ke area dadaku. “eh bon...mau ngapain???bon.” aku merasakan penis bono yang sudah tegang tadi mulai menggesek-gesek cd ku. “Duh bisa gawat nih kalau bono birahi juga. Bisa berdarah aku dicakar atau digigitnya kalau aku terlalu melawan. Salah aku tadi nge isengin bono.”

“aw...” tiba-tiba bono yang berusaha menaiki ku mungkin tak sengaja mencakar punggungku. Kukunya yang panjang sepertinya melukai punggungku. Aku mulai takut untuk melawan. Tapi disisi lain aku juga sedikit ngeri. Penis bono sepertinya terlalu besar. Bahkan bila dibandingkan dengan penis Nico sekalipun. Aku kira-kira sekitaran 20cm. Bono semakin beringas juga berusaha menaiki badanku. Dengan posisi aku masih merangkak saat ini seperti betina yang hendak dikawininya. Dan sekarang lengan kiriku yang kena cakarannya. Liurnya juga menetes di punggungku.

Penisnya yang sudah mengeraspun semakin menggesek-gesek area bawahku. Karena aku takut semakin terluka, aku mengambil keputusan. Dengan posisi tetap merangkak aku melepas cd ku dan membiarkan penisnya mulai menggesek-gesek belahan labia mayora vaginaku. Aku tak berani bergerak terlalu banyak karena takut semakin terluka.

Tapi gesekan demi gesekan yang aku terima membuat nafsuku naik juga. Aku yang awalnya berusaha menahan dan mengatupkan vaginaku sekuat tenaga agar penisnya tak masuk cuma bisa menggesek-gesek mulai melemah. Benar saja, tak lama kemudian aku merasakan penis besarnya masuk.
“AAHHHH...OH BON….AAHHH...AAAHHHHHH” aku menjerit saat bono mulai menghujamkan penisnya kedalam vaginaku.

“AAHH...BON...STOP...AAAHHHH...AAAAHHH” aku semakin menjerit-jerit ketika bono mulai menggenjotku dengan kencang. Kepala penis bono kurasakan seperti membentur bentur di dalam, tepat di lubang rahimku. Badanku pun terguncang-guncang searah genjotan bono.

“AAHHHH..BONN….AAHHHHH” Penis bono yang besar dan gemuk ini menjejali vaginaku sampai penuh rasanya. Bahkan bono seperti ingin penetrasi lebih dalam lagi meski sudah mentok membentur lubang luar rahimku.

“AAAHH..AAHH..AAARRGGHHH” Sekitar 2 menit kurang lebih bono menggenjotku, aku memperoleh orgasme pertamaku. Mulut rahimku rasanya berkedut-kedut dan bono tetap menghujamkan penisnya dalam-dalam. Sampai-sampai rasanya bono hampir bisa menjebol lubang rahimku.

Meski setiap kali penisnya menghantam lubang rahimku terasa sakit, tapi disisi lain ada kenikmatan tersendiri yang kurasakan. Lama-lama teriakanku sudah mulai berubah menjadi desahan. “aahh...ahh...oh ..yes bon….oh terus bon...oh oh..ahh..” aku mulai mengimbangi gerakan penetrasi dari bono. Saat dia maju menghujamkan penisnya, aku memundurkan pantatku menerima penetrasinya. Semakin cepat penetrasinya, semakin cepat pula gerakanku.

Sampai akhirnya aku memperoleh orgasmeku kembali setelah sekitar 5 menit kemudian. “OOOHH...BON...OOHH...AAHH...TUSUK TERUS AAHH...BON...AARHHH...HEGGGGHHH” karena orgasmeku kali ini membuat lubang rahimku semakin berkedut-kedut dan akhirnya sedikit terbuka. aku merasakan ujung kepala penis bono masuk kedalamnya. Dan akhirnya bono menyemburkan spermanya langsung didalam rahimku.

Aku seperti terkena serangan shock jantung dan tidak bisa bernafas rasanya ketika bono berhasil menjebol lubang rahimku dan menyemprotkan benihnya langsung kedalam rahimku. Tubuhku mengejan menerima semburan demi semburan dari penis bono.

“AAARRHH SAKIT BON...AARRGGHHH...”Dan tak lama kemudian bonggol penis bono pun membesar menjejali vaginaku. Akhirnya bono menghentikan genjotannya dan terdiam diatasku. Perut bawahku pun rasanya menggembung penuh dan ketika lubang rahimku kembali mengecil terganjal dengan ujung penis Bono terasa sakit kembali. Aku hanya bisa meringis sambil menangis menahan sakitnya.

Selama kurang lebih 15 menit, aku dan bono masih belum bergerak dari posisi yang tadi. Aku merasakan perlahan-lahan penis bono pun mengecil. Dan akhirnya bono mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Sperma bono pun mengalir dari dalam vaginaku setelah dia mencabutnya. Aku yang masih kelelahan hanya bisa terkulai lemas di lantai.

Setelah energiku kembali, aku mencoba duduk dan kulihat ceceran sperma bono yang tumpah dari dalam vaginaku tadi bercampur dengan sedikit darah. Area rahimku rasanya juga masih perih, terutama di area mulut rahim. Sambil tertatih aku berusaha bangun dan duduk di kursi dekat meja makan sambil memegang perut bawahku yang masih sakit rasanya.
“Apa yang barusan aku lakukan...” aku masih menangis karena rasa perih yang aku rasakan. Akupun terduduk cukup lama sampai akhirnya rasa perih itu perlahan-lahan menghilang. Bono pun masih di dekatku sambil menggonggong. Dengan sedikit tertatih aku berusaha berjalan dan mengambilkan bono makanan. Setelah makanan bono aku isi, aku kembali terduduk dan berpikir kembali apa yang baru saja terjadi kepadaku.

“Bon bon.***ra-gara kamu nih...” setelah energiku pulih, aku mengepel lantai tante Ira yang kotor karena ulahku dan bono barusan. Karena CD ku sudah kotor sekali tak kupakai kembali jadi aku beberes rumah tante Ira hanya mengenakan daster yang kupinjam dari mama tadi.

Setelah selesai membereskan ceceran sperma bono tadi, aku pun kembali kerumah dan langsung masuk ke kamar. Aku melihat luka di punggungku karena cakaran dari bono. “Aku harus bilang apa ini nanti kalau mama sama papa tahu...masa iya bilang dicakar bono...tapi gimana caranya bono bisa cakar punggungku...semoga gak ada yang sadar.” luka di punggungku memang tidak terlalu dalam tapi cukup lebar dan sedikit berdarah.

Aku kemudian mandi lagi pagi ini untuk membersihkan badanku. Aku melihat kemaluanku tidak berdarah dan menstruasi juga belum datang padaku hari ini. Setelah itu aku kembali ke rutinitasku dirumah. Yaitu mengurus segala urusan rumah tangga mulai dari mengepel, mencuci, memasak, dst. Karena CD ku belum ada yang bersih maka aku putuskan seharian itu aku tidak memakai CD di rumah sampai setelah aku menyetrika di sore hari. Dan sore ini aku kembali ke rumah tante Ira untuk memberi makan Bono lagi. Tapi, akankah aku ulangi lagi kejadian tadi pagi?


--bersambung ke chapter 24--
 
Terakhir diubah:
The EX 01 - Chapter 24
Timeline : 2009 Januari

--POV Rency--
--sehari setelah chapter 23--

“Duh perut bawahku masih sakit sekali rasanya. Gara-gara kemarin aku have sex sama si Bono. aku harus lebih hati-hati sekarang gak boleh usil lagi kayak kemarin. Untung saja semalam pas kasih makan aman. Papa dan mama juga jangan sampai tahu aku kenapa-kenapa. Huff...” pagi ini aku kembali tergeletak di kasur setelah selesai beberes rumah. Dari kemarin aku menahan sakit yang kurasakan di area perut bawahku dan untung saja tidak ada yang menyadarinya. Besok tante Ira juga sudah kembali jadi aku masih harus memberi makan si Bono 1 hari lagi.

Semoga saja hari ini aku masih aman kasih makan si bono karena makanannya sudah aku taruh di atas meja jadi aku tidak harus merangkak lagi di bawah lemari untuk mengambilnya. Hari ini aku masih memakai daster mama soalnya belum kering semua pakaianku kemarin. Aku call si Tono saja ah mumpung masih males-malesan buat kasih makan bono. Sudah jam 9 pagi sih tapi mungkin jam 10 saja lah aku kasih makannya.

Rency : “sayang...lagi apa?”
Tono : “ya yank. Ini lagi di rumah bude lagi gak ngapa-ngapain kok lagi di kamar aja. Tapi nanti jam 12an aku keluar ya keliling-keliling liburan. Hehe”
Rency : “hmm...yank...aku mau cerita.”
Tono : “cerita apa yank?”
Rency : “aku kan dititipin Bono anjingnya tante ira”

Tono : “oh iya yank kan udah cerita yang itu. Terus?”
Rency : “hmm...tau gak...kemarin aku cobain si bono.”
Tono : “hah gimana-gimana?”
Rency : “hmm..***ra-gara iseng sih. Aku nungging di depannya Bono...terus….”
Tono : “hehe..terus gimana yank?”

Rency : “iya aku dinaikin yank. Ngeri tau yank. Gede banget itunya.”
Tono : “wow seru nih. Terus yank?”
Rency : “hmmm...sakit yank. Kegedean sama kepanjangan. Tapi aku orgasme berkali-kali sih. Hehe”
Tono : “tuh kan keenakan...terus yank?”

Rency : “hmm...ini rasanya masih sakit yank. Kayak perih sama memar gitu perut bawahku.”
Tono : “wah...Bono nge genjotnya brutal kemarin?”
Rency : “iya yank...sampe masuk ke rahim rasanya ujung penisnya gara-gara kepanjangan juga...”
Tono : “wah...terus terus?”
Rency : “iih terus-terus mulu. Sakit nih masihan. Pacarnya habis diperkosa anjing kok seneng.”

Tono : “tapi enak kan? Gak mau coba lagi yank?”
Rency : “hmmm...nanti kalau jebol gimana?”
Tono : “yee...kan vagina tuh elastis sayang. Bayi 3kg aja keluar dari situ bisa kan...hehe”
Rency : “enggak deh...masih sakit tauk gara-gara kemarin. Jangan-jangan ini kamu lagi mupeng ya bayanginnya?”

Tono : “hehe kok tau yank. Suka aku kalau kamu nakal itu.”
Rency : “mangkanya buruan pulang. Nanti aku puasin kamu.”
Tono : “iya lusa sudah pulang kok. Sabar ya yank.”
Rency : “iya deh. Aku tunggu.”

Tono : “eh ya yank. Ngomong-ngomong, kamu sudah gak hubungan lagi sama adik-adik angkatan mu itu?”
Rency : “nggak yank. habis inagurasi sudah gak ada bimbingan senior ke junior lagi. Aku juga gak pernah lihat Nico di kantin atau perpus atau selasar kampus.”
Tono : “oh gitu. Terus gimana rencanamu buat godain Nico?”
Rency : “hmmm gimana ya yank? Ada ide?”
Tono : “kamu udah coba datengin kelasnya?”

Rency : “belum yank. Aku menghindari anak-anak yang lain sih seperti Andrian sama yang lain-lainnya juga yang kemarin itu.”
Tono : “masih trauma kah kejadian kemarin?”
Rency : “udah nggak sih yank. Tapi ya nanti gak enak aja dikira aku ada hubungan spesial sama Nico gimana.”
Tono : “oh gitu iya sih. Tapi coba deh yank kamu cariin ke kelasnya.”
Rency : “iya deh nanti pas sudah masuk minggu depan. Antar jemput lagi ya yank.”

Tono : “siap yank. Eh sudah jam 10 tuh. Kamu gak kasih makan si Bono?”
Rency : “eh iya...ya sudah yank kalau gitu aku kasih makan si bono dulu ya. Nanti aku call lagi.”
Tono : “yank yank...bentar...hehe”
Rency : “kenapa yank?”
Tono : “ini kamu lagi pakai baju apa? Hehe”
Rency : “lagi pakai daster nya mama nih.”
Tono : “terus pakai daleman?”

Rency : “hmm cuma CD doang kok.”
Tono : “hehe CD nya coba dilepas yank”
Rency : “iihh masuk angin aku nanti.”
Tono : “ya enggak dong...coba gih yank.”
Rency : “iya deh ini aku lepas yank. Tapi kalau aku nungging kelihatan lho yank vaginaku nanti. Hihi kamu gak mau yank?”
Tono : “tunggu aku pulang ya.”

Setelah aku menutup telepon dari Tono, aku segera ke rumah Tante Ira untuk memberi makan Bono. Pacarku ini memang bikin aku jadi semakin nakal walau awalnya terasa risih. Seperti sekarang ini aku keluar rumah hanya mengenakan daster untuk luaran saja tanpa mengenakan dalaman apapun lagi. Kalau tidak mengenakan bra aku sudah terbiasa sejak SMA karena terkadang mencari ukuran yang pas agak susah dan cuma bertahan sekitar 1 bulan sebelum berganti ukuran lagi. Maka dari itu aku jarang sekali mengenakan bra.

Aku membuka gerbang rumah tante Ira dan mendengar Bono sudah menggonggong dari dalam rumah. Ketika aku membuka pintu rumah, Bono langsung melompat kearahku. Otomatis aku terdorong dan terjatuh di depan pintu. “Bono jangan nakal ya.” aku yang masih terduduk dilantai pintu depan rumah tante ira mencoba mengusir Bono yang mulai menjilat-jilati muka ku. Aku juga tak ingin kejadian seperti kemarin terulang kembali, terlebih lagi posisi ku masih di area gerbang rumah tante Ira (belum masuk kedalam rumah) dan bisa terlihat dari luar bila ada orang lewat.

Akupun mencoba berdiri kembali dan mendorong bono yang berada didepanku. “Astaga...penis bono tegang banget” aku terkejut melihat bono yang sudah horny setelah menjilatiku tadi. Penisnya sudah menjulur tegang. “Sudah-sudah harus fokus, segera kasih makan terus pergi.” aku berusaha kembali fokus tak memikirkan hal yang aneh-aneh lagi. Tapi entah kenapa melihat penis sepanjang dan sebesar itu membuat nafsuku bangkit juga. Aku merasakan putingku mulai mengeras dan pikiranku mulai kacau lagi.

Setelah aku memberi makan bono di tempat makannya, aku duduk sebentar di ruang tamu tante Ira untuk menenangkan pikiranku. Tiba-tiba Bono mendatangi ku lagi dan menggonggong disebelahku. “Kok sudah bon makannya? Apa aku terlalu sedikit ya kasih nya? Coba aku cek lagi aja” kemudian aku berdiri menuju tempat makan bono untuk mengecek makanannya. Tapi bono yang mondar-mandir di kakiku membuatku terjungkal dan jatuh di lantai.

“Duh bon...jatuh kan aku...eh eh eh….” aku yang berusaha berdiri lagi tiba-tiba terdorong oleh bono sehingga aku sekarang dalam posisi merangkak dan bono kembali menaiki ku. “Aduh mati aku….” bono saat ini sudah berada di atasku dan aku merasakan bono sudah menempelkan penisnya di depan vaginaku karena aku sedang tidak memakai CD. Akupun masih mencoba menghindar dari bono dengan merangkak maju dan mencoba berdiri kembali tapi berat badan bono membuatku kembali tersungkur di lantai. Daster yang ku kenakan juga semakin tersingkap. Kaki depan bono yang berada diatas punggungku pun mulai mencakar-cakar punggungku.

“Bon sudah bon jangan nakal ya....hegghhh…..” tiba-tiba aku tersentak karena penis Bono sudah masuk kedalam. “AH AH...AH...OH...STOOP...BON...AH...” akupun mulai mendesah seiring bono irama penetrasi bono. Rahimku yang masih perih kembali harus merasakan hujaman penis bono yang serasa membentur tepat di lubang rahimku. Tapi aku mencoba menahannya agar tidak sampai masuk kedalam lubang rahimku seperti kemarin.

“AHHH..AHH...AARGGHH” Tak sampai 2 menit kemudian aku merasakan orgasmeku yang pertama. Tubuhku bergetar hebat dan Bono tetap menghujamkan penisnya dalam-dalam. Lubang rahimku kembali berkedut-kedut karena orgasme yang aku rasakan. Gawat bila terulang kembali seperti kemarin. Rasa perihnya masih belum hilang tapi si Bono tetap menekan-nekan seakan mencari jalan agar dapat masuk lebih dalam lagi.

Aku tetap berusaha menahan sekuat tenaga agar tidak penis bono tidak masuk kedalam rahimku. Tetapi karena orgasme yang baru saja aku alami membuat kedutan-kedutan hebat di area cervix ku dan juga Bono menghujamkan penisnya dengan kecepatan tinggi dan sangat kuat akhirnya perlahan aku rasakan penisnya mulai masuk lebih dalam lagi. Mulut rahimku akhirnya terbuka kembali dan kali ini penis Bono masuk lebih dalam dari kemarin.

“ACK..AACK..AAHH..ACK...AARHH...” rasa sakit dan nikmat yang kurasakan bersamaan membuatku berteriak-teriak. Saat bono menarik penisnya, ujung kepala penisnya terasa menyangkut di lubang cervix ku. Dan ketika dia mendorongnya masuk, serasa rahimku dipenuhi oleh batang penisnya. Sampai sekitar 15 menit kemudian bono menyemburkan spermanya didalam rahimku. Seketika itu cairan panas serasa memenuhi seluruh rongga dalam rahimku. Terlebih lagi bonggol penis bono mulai membesar dalam vaginaku. Perut bagian bawahku seperti menggelembung.

Aku seperti mau pingsan rasanya. Pandanganku sudah mulai berkunang-kunang tapi aku tetap mencoba untuk tersadar. Aku tetap terdiam bertahan tapi bono mencoba bergerak. Dia ingin menarik penisnya dari dalam. Dan tak beberapa lama kemudian dia berhasil menariknya. Spermanya berceceran keluar dari dalam kemaluanku. Aku sudah tak kuat lagi untuk berdiri dan aku mencoba untuk berguling dan terlentang di lantai untuk beberapa saat. Perutku menggembung karena menampung terlalu banyak sperma bono.

Setelah energi ku kembali, aku mencoba untuk berdiri. Aku melihat sedikit darah mengalir dari dalam vaginaku bercampur dengan sperma bono. Dengan berjalan tertatih dan memegang perut bawahku yang menggembung seperti orang hamil muda, aku berusaha untuk kembali ke rumahku. Aku langsung mengambil pembalut dan mengenakannya kemudian aku beristirahat kembali di dalam kamarku karena kelelahan.
 
The EX 01 - Chapter 25
Timeline : 2009 Januari

--POV TONO--

Kemarin malam aku sudah kembali kerumah setelah 5 hari liburan di Malang. Memang aku ke malang bersama ibuku dan tinggal di rumah bude ku disana. Tapi yang tidak aku ceritakan ke Rency adalah saat disana aku menghabiskan waktu dengan Rasti yang liburan semester ini tidak pulang ke Surabaya. Perasaanku kepada Rasti entah kenapa belum pudar. Yang kurasakan dengan Rasti adalah perasaan ingin memiliki. Sedangkan kepada Rency lebih ke pemuas nafsu semata. Terlebih lagi ketidak jujuran Rency beberapa waktu lalu membuatku lebih ingin mengeksplornya. Rasanya aku sudah hampir tak perduli lagi bila sesuatu yang buruk terjadi kepada Rency.

Selama aku liburan, Rency selalu menceritakan “kegiatannya” bersama Papa, Cleo, dan Bono. Jujur saja sebagai lelaki normal, hal ini membuatku horny dan tak sabar untuk “having sex” dengan Rency. Tetapi aku sudah janji terlebih dahulu dengan Rasti untuk menemaninya disana. Liburan kemarin juga kesempatanku untuk mengenalkan Rasti ke Ibuku. Ibuku juga berharap yang akan menjadi pendampingku kelak adalah Rasti.

Hari ini aku kerumah Rency jam 8 pagi. Aku menunggu agar rumahnya sepi dulu. Sudah tidak sabar aku untuk “menikmati” Rency hari ini. Setelah aku sampai didepan rumahnya, aku sms Rency.
Tono : “yank. Aku sudah didepan rumah nih.” tapi sekitar 3 menit kemudian baru dibalas Rency.
Rency : “eh sudah sampai, tunggu yank, aku baru kelar mandi.”

Tak lama kemudian Rency keluar rumah hanya dengan mengenakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Lekuk tubuhnya nampak jelas, handuk yang dikenakan juga tidak bisa menutupi bongkahan dadanya yang sangat besar itu. Bahkan belahan dadanya juga terlihat. Kalau ke bawah sedikit mungkin areola nya sudah terlihat. Pahanya yang putih mulus pun nampak jelas terlihat.

Tono : “lama bener yank?”
Rency : “iya maaf-maaf habis mandi. Nih masih basah. Yuk yank masuk dulu”
Akupun memarkirkan motor dirumah Rency. Lalu masuk kedalam rumahnya dan tak perlu basa basi lagi langsung kupeluk dan kucium Rency. Rency juga membalas ciumanku dan mengajakku ke dalam kamarnya. Di dalam kamar nya, dia melucuti celana yang aku kenakan dan melepas handuknya yang melilit tubuhnya. Setelah kami berdua telanjang bulat, kami pun saling merangsang satu sama lain. Aku menindihnya di atas kasur dan masih menciumi seluruh inchi dari tubuhnya.

Aku yang sudah sangat gemas dengan payudaranya yang besar, menggigit-gigit kecil putingnya dan mencupang area-area pinggirnya. Rency pun menggeliat-geliat aku perlakukan demikian. Tanganku juga meremas-remasnya cukup kencang dan terkadang sedikit menampar-nampar payudaranya. Penisku yang sudah menegang menggesek-gesek area perut Rency.

Tapi tiba-tiba ada gangguan datang. Aku dan Rency mendengar suara bell rumahnya berbunyi. Dan samar-samar aku mendengar orang teriak LPG.
Tono : “yank. Ada tamu tuh kayaknya. Kalau gak salah tadi aku dengar LPG”
Rency : “eh iya yank. Aku lupa tadi pesan LPG. tadi pagi mau masak tapi habis. Aku kedepan dulu ya.”
Kemudian Rency membuka lemari dan mengambil pakaian untuk dikenakannya.
Tono : “ngapain yank pakai baju dulu? Kelamaan.”
Rency : “hah? Terus? Masa iya yank aku gak pakai apa-apa kedepan?”
Tono : “yee...nggak juga...ini pakai handuk aja lagi. Kelamaan lho nanti.”
Rency : “hmmm mau nya...ya udah kalau begitu.”
Rency mengenakan kembali handuknya dan pergi kedepan. Aku tetap dikamar Rency dan menguping dari dalam kamarnya.

Rency : “mas moko, maaf ya lama. Masih mandi tadi. LPG nya sekalian dipasangin di dapur ya mas” ternyata mas Suharmoko, penjual LPG, Galon, dan kebutuhan rumah tangga di sekitar sini.
Moko : “iya non”
Aku mendengar langkah kaki 2 orang berjalan masuk kedalam rumah. Dan aku mengintip sedikit dari balik pintu kamar Rency.
Rency : “bentar ya mas moko aku ambilkan duitnya. Mas moko pasangin dulu LPG nya di tempat biasa.” kemudian Rency masuk ke dalam kamar lagi dan mengambil uang untuk membayar LPG nya. Tapi aku membisiki Rency sesuatu.

Tono : “yank yank...sini bentar.”
Rency : “apa yank?”
Tono : “godain gih tukang LPG nya.”
Rency : “godain gimana? Nggak ah yank. Nanti kalau dia sange, terus aku diperkosa gimana?”
Tono : “kan aku disini. Godain dikit aja. Biar seru. Aku awasin kok dari sini.” sambil aku sedikit menurunkan posisi handuk yang sedang dikenakan Rency sampai areolanya terlihat.
Rency : “hmmm...ya udah deh. Tapi kalau ada apa-apa jagain ya.”

Kemudian Rency keluar dari kamar dan menghampiri mas Moko yang sedang memasang LPG di dapur. Sedangkan aku mengintip dari balik dinding pembatas dapur.
Rency : “mas Moko...sudah pasang LPG nya?”
Moko : “eh non belum non. Maaf ini karetnya bocor. Saya ambil dulu ya non karetnya”
Rency : “gak usah mas, aku ada cadangan nih.”
Aku melihat Rency mengambil karet cadangan LPG di lemari membelakangi mas moko. Dan juga aku melihat mas moko seperti salah tingkah melihat bentuk tubuh Rency. Aku yakin mas moko juga horny melihat Rency cuma dia tidak berani mengambil langkah nampaknya. Sedangkan aku mengharapkan mas moko hilang kendali dan memperkosa Rency.

Rency : ”ini mas Moko karetnya.” nampak Rency memberikan sesuatu ke mas moko. Dan mas moko terlihat mencuri-curi kesempatan memegang tangan Rency.
Moko : “saya pasangin dulu ya non.” dan mas moko kembali berjongkok untuk memasang LPG nya. Aku juga melihat Rency ikutan membungkuk mengawasi mas Moko.
Moko : “udah kepasang non. Saya pamit dulu ya.”
Rency : “iya mas moko makasih ya. Ini duitnya.”
Moko : “sama-sama non terimakasih.”

Aku segera kembali ke kamar agar mas moko tak menyadari ada orang lain lagi dirumah ini dan Rency mengantarkannya sampai gerbang depan rumah. Setelah Rency masuk kembali kedalam rumah segera aku peluk dan kuciumi.
Rency : “mmmhh...mmhhh...yank...ini masih di ruang tamu...ke kamar aja yuk.”
Tapi aku tak menghiraukannya dan mulai melucuti handuk yang dikenakan Rency. Kemudian aku mendorongnya ke arah kursi. Rency yang mengerti akan hal ini langsung mengambil posisi menungging. Akupun langsung saja memposisikan penisku didepan vaginanya dan kupegang pinggulnya lalu kutarik agar penisku masuk kedalam.

Rency : “ah...yank...ah...kamu...ahh...lupa pakai kondom...nnggghh….” akupun tak menjawabnya dan terus saja menghujamkan penisku. Semakin lama kupercepat temponya. Lalu ku tampar-tampar pantatnya yang bergoyang-goyang mengikuti ritme penetrasiku.
Tono : “uh….yank...aku suka kalau kamu tadi...makin nakal...uh” sambil kutarik rambutnya tanpa mengurangi tempo penetrasiku.
Tono : “seru kan...tadi...kamu nunjukin body mu...uh...”
Rency : “oh..oh...ah...iya yank…ohh...”

Tono : “kamu juga horny kan tadi...uh...”
Rency : “nggghhh...heem...nggghhh..ohhh...”
Tono : “uh...kamu...bayangin...tadi...kalau tukang LPG nya horny...terus kamu diperkosa...uh...enak kan...” aku pun semakin mempercepat penetrasiku.
Rency : “aahh...oohh..ah ah….nnggghh...yaaahh...nnggghh...ahhhhh...” tiba-tiba Rency mengejan mendapatkan orgasme pertamanya dan aku mencabut penisku untuk membiarkannya menikmati orgasmenya.

Sekitar 1 menit kemudian, tubuhnya sudah tidak mengejan lagi.
Tono : “duh yang barusan orgasme gara-gara bayangin di perkosa tukang LPG ya?”
Rency : “iih...kamu..kok jahat...gitu sih yank...enggak kok...” Rency pun menjawab dengan muka memerah karena malu. Dan akupun mengecup keningnya.
Tono : “sudah gak apa-apa yank. Lepasin aja nafsumu. Jangan di tahan tahan ya.”
Rency : “tapi...kalau kejadian beneran gimana? Kamu gak apa-apa?”
Tono : “selama kamu bisa mendapatkan kepuasan, kenapa enggak. Yang penting kamu jujur cerita sama aku kalau kamu mau ngapa-ngapain aja.”
Rency : “iya yank...”

Kemudian aku membopongnya dan kubawa masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar kurebahkan dia di atas kasur. Aku tindih dia dan kucium lembut bibirnya. Penisku yang masih tegang pun ku gesek-gesekkan di area labia mayoranya (belum sampai penetrasi).
Tono : “yank...pernah gak sih...kamu bayangin lagi disetubuhi sama orang yang kasar...”sambil tetap kuciumi bagian-bagian tubuhnya.
Rency : “uh...pernah sih yank..bayangin...uh...”
Tono : “suka ya dikasari?” tangan kiriku mulai mencolok-colok vaginanya.
Rency : “uh...yes...ah...” Rency mulai memejamkan mata mendesah-desah dan mulai menikmati khayalannya.

Tono : “coba gih yank...” akupun mulai memainkan puting kirinya dengan lidahku.
Rency : “ah...iya yank...ah…” Rency yang sudah terhanyut dalam nafsunya mulai meremas kencang-kencang payudara kanannya dan menekan wajahku di payudara kirinya. Sampai akhirnya ciumanku naik perlahan dari payudara ke leher lalu ke bibirnya…
Rency : “mmhhh...mmhhh...” Rency membalas ciumanku dengan sangat bernafsu dan akupun kembali memasukan penisku kedalam.

Rency : “ahh...mmmhhh...mhhh” akupun mulai menggenjotnya kembali dengan kencang dalam posisi misionaris. “Plak plak...plak...plak..” aku juga menampar nampar payudara kirinya yang bergoyang goyang dengan tangan kananku. Sedangkan tangan kiriku bertumpu di pundak kanannya.
Rency : “ah...AHH….AHH...OHH..AAHHH...”
Tono : “uh...enak ya...uh...bayangin kamu tadi diperkosa yank...uh...”
Rency : “OHHH...YES...OOHH….IYA YANK...OOHHH...ENAK...YANK...OOHH...” kedua tangganku sekarang sudah bertumpu diatas payudara Rency dan meremas-remasnya dengan keras.
Rency : “OOHH..YANK...OOHH...AKU...OHH..KELUAR...” tak sampai 3 menit Rency sudah orgasme kembali.
Tono : “OOHH..YANK...AKU...JUGA...OOHH...” segera kutarik penisku keluar dan kusemprotkan spermaku di wajahnya. Aku sendiri juga sudah terlalu bernafsu sampai-sampai tidak tahan lagi karena aku sendiri juga membayangkan bagaimana bila tadi Rency diperkosa.

Akhirnya setelah aku menyemprotkan semua spermaku di mukanya, aku menjatuhkan diriku di sisi kanan Rency. Rency yang ngos-ngosan berusaha mengatur nafasnya kembali.
Rency : “yank...kok...tumben...cepet keluarnya...” sambil membersihkan mukanya yang belepotan dengan spermaku.

Tono : “iya nih...aku juga jadi lebih horny...bayangin kamu diperkosa orang yank...”
Rency : “aku juga sih yank...bayangin dikasarin gitu...tapi...kamu gak apa-apa?”
Tono : “ya aku gak apa-apa sih yank...apalagi bayangin kamu nolak-nolak gitu...padahal aslinya keenakan...kan seru yank.”

Rency : “iiihh...apa sih...” Rency mencubit pipiku dengan manja.
Tono : “ngomong-ngomong….kalau dulu mas Pram berhasil perkosa kamu gimana ya yank?”
Rency : “hmmm...mungkin aku keenakan kali ya...hihi...sudah ih...nanti aku pengen sekarang diperkosa gimana hayo...” kemudian Rency memelukku mesra dan kami berdua beristirahat.
 
The EX 01 - Chapter 26
Timeline : 2009 Januari

--POV Tono--

Hari ini tanggal 12 Januari aku mengantar Rency ke kampusnya untuk menyusun KRS (Kartu Rencana Studi) nya dan juga dia sudah mulai masuk magang lagi di perpus. Hanya saja untuk perkuliahannya mulai 2 minggu lagi. Sedangkan kampusku baru mulai menyusun KRS kamis besok. Setelah sampai di kampus Rency, aku berkeliling sejenak disana. Aku juga meng-sms Fredy agar dia menemuiku di cafe dekat kampus.
Tono : “Fred. gw tunggu di cafe A nanti ya saat jam kerja kalian.”
Fredy : “OK”

Aku berkeliling dulu berjalan-jalan di sekitaran kampus Rency, aku melihat banyak sekali mahasiswi kampus ini yang berpakaian cukup minim. Kecantikan mereka pun tak perlu diragukan lagi. Kebanyakan aku lihat dari mereka juga dari kalangan orang berduit. Aku juga menemukan banyak ruang-ruang kosong dan lorong yang sedikit tak terurus di kampus ini. “Wah banyak tempat yang bisa digunakan untuk orang mojok nih kampus.” pikirku.

Setelah cukup aku berkeliling, aku pun menuju ke cafe A dan menunggu Fredy disana. Sekitar 1 jam kemudian, Fredy sudah mendatangi ku.
Fredy : “oi...Ton...kenapa nih?”
Tono : “hoi Fred. ini gw mau kasih lu obat lagi buat Rency. Udah habis kan pasti.”
Fredy : “iya ton udah habis. Kemarin gw pake juga ke pacar gw soalnya. Haha”
Tono : “haha. Efeknya gimana?”
Fredy : “ya gw jadinya seharian ML mulu Ton. gw juga minum jadi bisa nge imbangin.”

Fredy : ”Btw Ton. gw ada ide. Gimana kalau obat ini gw kasih ke cowok yang dideket Rency? Tapi Rency nya gak gw kasih.”
Tono : “hmm...biar Rency diperkosa ya?”
Fredy : “tau aja lu Ton. boleh kagak?”
Tono : “seru sih itu. Tapi siapa?”
Fredy : “banyak Ton yang sange sama Rency sebenernya. Gampang itu. Gw sih rencana kasih ke anak-anak dikelas aja pas kalau ada kerja kelompok.”
Tono : “hmm...di kelas lu ada yang belagak kayak preman gak sih Fred?”
Fredy : “ada Ton. si Heri. itu dia sama temen-temen se geng nya gw denger-denger sering ngomongin Rency”
Tono : “nah bagus tuh. Lu giring aja nanti kalau ada kerja kelompok biar bisa kelompokan sama lu dan Rency.”

Fredy : “tapi kayaknya agak susah sih Ton. biasanya gw kalau kelompokan itu sama Dony, Gea, Felice, Rency, Nada. agak aneh kalau kelompokan yang biasanya ber 6 kok pecah.”
Tono : “udah lu atur aja dah Fred. gw tau lu bisa. Hehe. kan ini juga sebagian ide lu.”
Fredy : “iya sih. Ntar coba ya gw atur biar Rency cewe sendiri atau paling gak biar gak aneh Rency sama Gea dan gw deh. Baru kelompoknya si Heri.”

Tono : “ngomong-ngomong, mas pram gimana sekarang?”
Fredy : “habis kejadian kemarin yang gagal perkosa Rency itu, dia agak menjauh si Ton. mungkin takut kali ya kalau sampai diaduin terus dipecat.”
Tono : “oh gitu. Tapi asal tau aja nih. Sebenernya Rency itu juga gak bakal lapor. Kalau mau dia sudah lapor kemarin-kemarin.”
Fredy : “iya sih”
Tono : “gini fred. Coba obat ini lu kasih ke mas pram dulu. Lu kasih dia minum apa gitu. Trus lu lihat Rency bakalan diapain. Hehe”
Fredy : “ide bagus tuh Ton. mau dicoba hari ini?”
Tono : “boleh Fred. ntar sore gw kesini lagi juga jemput Rency. Gw juga pengen lihat langsung.”

Setelah bertemu dengan Fredy, aku pun kembali kerumah karena masih liburan. Seharian aku dirumah, cuma bermain PS. sampai tiba-tiba jam 3 sore aku dikabari oleh Fredy kalau dia sudah kasih minuman yang ditetesi obat perangsang ke mas pram. Aku pun segera meluncur ke kampusnya Rency. Sesampainya disana Fredy sudah menungguku di parkir motor.

Tono : “gimana Fred?”
Fredy : “tadi gw kasih makan siang ke mas pram gw bilang aja gw dapet nasi kotak tapi gak gw makan. Trus gw ajakin ngobrol sambil gw pancing-pancing kejadian kemarin yang dia mau perkosa Rency. Dan dia ngaku terus memohon ke gw biar gak laporin.”
Tono : “terus?”
Fredy : “ya gw bilang aja, santai aja soalnya Rency juga bisa dipake kok. Terus gw kasih lihat video yang sama Nico kemarin-kemarin. Dan mas pram kaget juga. Dia cuma tau nya kalau Rency pernah ML di perpus sama ko Iwan. akhirnya seharian ini gw pantau mas pram mulai diam-diam liatin Rency lagi.”
Tono : “kira-kira bereaksi gak ya obatnya? Lu kasih berapa tetes?”
Fredy : “cuma 15 tetes, harusnya sih bereaksi Ton kalau sudah diminum ya. Tapi coba sekarang lu ikut gw nge pantau dari jauh. haha”

Akhirnya aku mengikuti Fredy untuk memantau Rency di perpus, dan benar saja mas pram juga terlihat didekat situ. Seperti macan yang mau menerkam mangsanya saja sudah aku lihat dari jauh. Aku pun iseng sms Rency.
Tono : “yank. nanti ku jemput jam berapa?”
Rency : “jam 5 aja yank seperti biasa”
Tono : “ok aku berangkat 1.5 jam lagi ya.”
Rency : “ok yank. Eh ya yank. Tau gak. Dari tadi rasanya kayak ada yang lagi ngawasin aku.”

Tono : “masa? Perasanmu aja kali yank.”
Rency : “iya beneran kok.”
Tono : “haha...ya udah nanti aku jemput ontime deh.”
Rency : “ok sayang. Aku lanjut kerja lagi ya.”
Memang benar apa yang dirasakan Rency. Dia memang sedang diawasi 3 orang, aku, Fredy, dan mas pram. Kemudian aku melihat mas pram mulai mengepel di area lantai 1 perpus yang sedang dijaga Rency. Dia juga curi-curi pandang ke Rency. Aku yang mengawasi dari lantai 2 pun bisa melihatnya dengan jelas. Rency juga tidak menjaga jarak dengan mas pram. Sudah seperti tidak pernah ada kejadian yang lalu-lalu.

Tapi hari ini sampai jam 5 tak ada kejadian apa-apa. Rency dan mas Pram paling jauh hanya mengobrol saja. Nampaknya dosis yang diberikan Fredy tak cukup untuk membuat mas Pram lupa diri dan aku menyuruh Fredy untuk memberikan dosis yang lebih lagi. Setelah itu aku pun datang menghampiri Rency.
Tono : “yank. Sudah belum kerjanya?”
Rency : “eh sayang udah datang. Sudah nih yuk sayang pulang. Aku duluan ya Fred, Don, mas Pram.” Rency kemudian pamitan dengan teman-teman nya di perpus.

Aku mengantarkan Rency pulang dan ditengah jalan dia bercerita kepadaku.
Rency : “yank. Aku mau cerita. Aku belum mens sampai sekarang. Sudah telat sekitar 10 harian nih.”
Tono : “bukannya biasanya telat ya yank?”
Rency : “iya sih tapi paling lama telat cuma 6 hari. Ini sudah 10 hari yank.”
Tono : “udah kamu cek pakai testpack?”
Rency : “sudah yank aku test negatif. Tapi aku belum ke dokter sih. Aku harus gimana ya?”

Tono : “mau cerita ke papamu?”
Rency : “hmm aku ragu sih yank buat cerita ke papa.”
Tono : “ya udah kalau gitu lusa aku antar ke dokter ya buat cek. Tapi selama ini yang pernah keluar didalam siapa aja?”
Rency : “ya semua yang aku ceritain ke kamu itu yank, tapi mereka pakai kondom kok. Tapi papa pernah pecah sih yank didalam kondomnya.”
Tono : “hmm...ya sudah kalau gitu mau gak mau coba cerita ke papa mu yank. Tapi aku gak yakin kalau kamu telat mens ini gara-gara hamil. Sudah tenang ya jangan dipikirin dulu yang enggak-enggak.”
Rency : “iya yank”

Setelah sampai mengantar Rency pulang kerumah, aku pun pamit pulang dan malam harinya Rency mengabariku kalau sudah memberi tahu papa nya. Kata Rency, papanya juga jadi was-was tetapi harus di cek ulang ke dokter terlebih dahulu. Tidak sekedar menggunakan testpack saja. Dan papa nya Rency memberikan uang untuk test ke dokter.

Akhirnya kamis sore aku mengantar Rency ke dokter. Dokter juga tidak menemukan tanda-tanda kehamilan pada Rency. Akan tetapi dokter memberi rujukan untuk USG di lab. Sore itu juga aku menemani Rency untuk USG. Rasanya agak canggung, karena yang mengantri usg kebanyakan ibu-ibu hamil ditemani suaminya. Sedangkan aku dan Rency masih usia kuliah jadi agak canggung bila nanti disangka nikah muda.

Setelah selesai USG, aku dan Rency kembali ke dokter untuk dibacakan hasilnya. Dan ternyata Rency negatif hamil. Perasaan ku dan Rency lega seketika. Tetapi ternyata ada masalah lain pada area reproduksi Rency. Ditemukan kista ovarium di sisi kiri ovarium Rency dan ini yang menyebabkan menstruasinya terganggu. Memang ditemukan sebuah hal negatif tetapi entah kenapa aku malah senang. Karena itu berarti Rency tidak gampang untuk hamil. Itu berarti, aku bisa dengan tenang “bermain” dengan Rency.
 
The EX 01 - Chapter 27
Timeline : 2009 Januari

--POV Rency--

Akhirnya aku mengetahui kenapa bulan ini mens ku terlambat. Ternyata ada kista ovarium yang muncul di sisi kiri ovariumku. Hal ini membuat ku jadi susah untuk hamil. Aku tak berharap demikian, karena kasihan Tono nanti tidak bisa punya keturunan dari aku. Untung saja segera ketahuan dan aku pun segera melakukan pengobatan untuk itu. Keluargaku juga sudah tahu tentang hasil lab yang kemarin.

Tetapi disisi lain, aku juga sedikit lega karena hal ini. Dengan aktifitas sex ku yang cukup tinggi dan bisa dibilang berbahaya karena berganti-ganti pasangan bahkan bukan hanya dengan manusia, aku cukup bersyukur akan hal ini. Aku tidak ingin hamil dulu, karena aku masih ingin melanjutkan kuliahku sampai S2 kalau bisa. Tetapi aku juga ingin tetap memuaskan hawa nafsuku sendiri. Disamping itu Tono juga suka kalau aku jadi lebih nakal.

Hari ini sudah hampir 3 minggu menstruasiku terlambat. Dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan mens. Hari ini jadwal ku ke kampus juga siang dan Tono akan menjemputku sekitar jam 12. Jadi aku masih bisa beberes rumah dan masak dirumah. Sejak keisengan Tono waktu itu yang menyuruhku menggoda mas Moko secara halus membuatku lebih penasaran lagi. Apakah aku bisa memancing nafsunya mas Moko. orang yang selama ini tidak pernah kubayangkan untuk ku goda dan setelah hari itu sering aku coba menggodanya.

Kebetulan hari ini galon air minum dirumahku sudah habis jadi aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk menggoda mas moko. Jam dirumahku saat ini menunjukkan pukul 9 pagi dan aku sudah meng sms mas Moko untuk mengantar galon air yang kupesan. Papa dan mama sudah berangkat kerja jadi hanya aku sendiri dirumah saat ini. Hari ini aku hanya mengenakan balutan handuk saja seperti kemarin, setelah baru selesai mandi aku tidak berganti baju. Karena bila mengenakan tanktop dan hotpants sudah sering dilihat oleh mas Moko.

Tak lama kemudian aku mendengar suara bel berbunyi.
Moko : “Galon...nonik Rency..***lonnya...” mas moko memang sering berteriak bila mengantarkan barang pesanan. Sedikit gambaran tentang mas moko ini, orangnya tipical orang desa, jawa, dan aku taksir usianya sekitar 30an. Toko nya ada di daerah kampung sebelah perumahanku. Keluargaku jadi langganannya karena barang yang dijual tergolong lebih murah daripada toko yang ada didalam perumahan. Walau selisih harga cuma sekitar 500 s/d 2000 saja.
Rency : “sebentar mas moko” akupun berteriak dari dalam rumah. Kemudian aku membukakan gerbang untuk mas moko membawa masuk galon airnya.
Rency : “taruh di dapur seperti biasa ya mas.”

Moko : “iya non. Habis mandi ya non?”
Rency : “iya nih mas. Mau ke kampus nanti siang.”
Mas moko pun masuk kedalam rumah dan meletakkan galon satu per satu di ruang dapurku. Aku memesan 3 galon air hari ini. Itu untuk kebutuhan sekitar 2 minggu. Dan mas moko mengangkatnya satu per satu kebelakang.

Rency : “capek mas moko? Mau minum teh atau kopi?” aku pun menawarinya minum agar aku bisa menggodanya lebih lama.
Moko : “eh makasih non. Gak usah repot repot. Mau antar jualan lagi non saya.” mas moko menolak tapi pandangan matanya terlihat sekali tidak bisa lepas dari area payudaraku yang cukup terekspose. Aku memang sedikit merendahkan lipatan handukku sampai-sampai areola payudaraku sedikit terlihat. Aku juga melihat tonjolan dicelana mas moko yang tidak bisa ditutup-tutupi olehnya.
Rency : “beneran mas moko? Istirahat dulu lah mas. Aku sudah masak air tuh buat bikin teh. Gak repot kok. Kayak bukan sama langganan aja. Hihi”
Moko : “eh iya deh non. Terimakasih.”

Selagi mas moko mengangkat galon yang terakhir, aku juga sudah menyeduhkan teh untuknya.
Rency : “ini mas moko diminum dulu.”
Moko : “terimakasih nonik. Kok rumah sudah sepi non. Bude nggak kesini?”
Rency : “mungkin siangan mas moko. Sebentar ya mas moko, aku ambil duitnya dulu dikamar.” aku pun segera beranjak ke kamar untuk mengambil uang.

Saat aku menuju ke kamar, aku menyadari kalau mas moko diam-diam mengikutiku dan aku membiarkan hal itu. Akupun tak menutup pintu kamarku dan mengambil uang untuk membayar galon air yang ku pesan. tiba-tiba...
Rency : “AW….mas moko !!! ” mas moko yang sedari tadi mengikutiku tiba-tiba memelukku dari belakang dan meremas payudaraku.
Moko : “ssstt...sudah non diam saja. Saya tahu nonik sengaja kan memancing-mancing nafsu saya.”
Rency : “mas moko jangan kurang ajar ya...” aku berusaha melawannya dengan melepaskan remasan tangannya di payudaraku. Disisi lain aku juga senang ternyata mas moko termakan pancinganku. Akupun berpura-pura melawannya agar dia bertindak lebih kasar lagi dan memperkosaku. Aku merasakan tonjolan batang penisnya menekan-nekan bongkahan pantatku.

Kemudian mas moko yang sudah kalap menarik handukku dan melemparkanku ke kasur sehingga akupun telanjang bulat didepannya sekarang.
Rency : “hikks...hiks...hiks...” akupun menutupi payudaraku dengan kedua tanganku.
Moko : “sudah non jangan munafik, non sendiri yang sengaja memancing saya kan. Pintu gerbang depan juga sudah saya kunci.”
Rency : “mas moko jahat…aaaaw..sudah....mas moko....cukup...stop...” aku mulai berteriak ketika mas moko mulai melucuti celananya dan kemudian menerkamku. Akupun berpura-pura menangis saat mas moko sudah menindihku dan berusaha merentangkan tanganku.

Saat tanganku sudah berhasil direntangkan, mas moko menciumi tubuhku terutama area payudaraku. Akupun hanya bisa menangis dan berusaha melawannya sedikit. Kalau aku mau, aku bisa menendang area kemaluannya. Tapi tak kulakukan dan hanya menggeliat untuk sedikit melawannya.
Rency : “mas moko...ahh...sudah mas...stop...cukup...jangan diteruskan...aahhh...” mas moko pun tetap menciumi payudaraku dengan gemasnya. Aku melihat penisnya yang sudah menegang mulai menggesek-gesek di area labia mayoraku. Ukuran penisnya tak terlalu besar. Tapi aku mencoba untuk menggeliat kesamping untuk melepaskan diri. Mas moko pun terdorong kearah sisi kasurku dan aku mencoba lari keluar dari kamar. Tapi mas moko mengejarku dan berhasil menarik rambutku dari belakang.

Rency : “hiks...mas moko...stop...hiks hiks...” mas moko mendorongku di sofa ruang tengah sehingga membuatku tertelungkup di atas sofa. Karena posisiku menungging, mas moko dengan mudahnya kembali menggesek-gesekkan penisnya. Tak lama kemudian… “bless…”
Rency : “auh...mas moko...stop...uuggh...” akhirnya aku disetubuhi di atas kursi. mas moko mulai menggenjotku dan tanggannya sudah berpindah ke pinggulku untuk mempermudah gerakan maju mundurnya.
Rency : “ah..ah….ahh...mas mokoo..ahh...stop...” aku masih berusaha melawan, tetapi reaksi tubuhku tidak bisa berbohong. Vaginaku mulai banjir dengan cairanku sendiri dan membuat mas moko semakin cepat dan dalam menghujamkan penisnya.
Moko : “oh non...akhirnya bisa menikmatimu juga non. Sudah lama saya nafsu sama kamu non.”

Rency : “ahh..stop….aahhh...ahh...ooh...ARHHHH” sekitar 2 menit kemudian aku merasakan orgasme pertamaku.
Moko : “si non ngecrot duluan...enak ya non...saya belum nih.”
Rency : “ahhh...enggaa...ahh...stoo...ahh..stoppp...ahhh” aku masih mengejan-ngejan karena orgasmeku dan mas moko tetap menghujamkan penisnya.
Moko : “gak usah bohong deh nonik...enak kan itu sampek kelojotan...”
Rency : “Ahh...nnggghh….stoopp..sudah...ahhh...sudah mas moko...ahh...”

Aku yang masih merasakan orgasme mulai tak kuat menyangga tubuhku di atas sofa akhirnya terkulai lemas dan terjatuh ke lantai karena tak kuat lagi menahan tubuhku. Aku yang sudah terkulai dilantai langsung kembali diposisikan menungging oleh mas moko dan kembali disetubuhi dengan gaya doggy style. Mas moko kembali memposisikan tubuhku untuk menungging dan kembali disetubuhinya dalam posisi doggy style. Aku pun akhirnya menyerah dan mengimbangi gerakan mas moko.
Rency : “ah ah ah...oh...ah...nnggahhh...ah..ah...” aku sudah menyerah dan tidak berusaha untuk melawannya lagi.

“Cplak cplak cplak” terdengar suara beradu antara pahaku dengan mas moko karena cairanku tidak berhenti keluar. Seperti terkencing kencing rasanya. Tiap hujaman penisnya yang masuk kedalam vaginaku seperti memompa cairan kewanitaanku untuk terus mengalir.

Setelah cukup lama, mas moko mengajakku untuk berpindah tempat. Aku yang sudah lemas hanya pasrah di gendongnya pindah ke dapur. Tubuhku didorongnya di atas meja dan kembali mas moko menyetubuhiku disana.
Rency : "ack..ack…..ack….ackk…." Suaraku serasa habis dan sudah serak karena terus-terusan mendesah keenakan. Sudah tak ku hitung berapa kali aku mengalami orgasme bersama mas moko karena rasana tiap sodokannya membuatku bergetar hebat. Akupun tetap berusaha mengimbanginya. Walau sudah lelah dan hampir pingsan. Tetapi mas moko pintar untuk memainkan situasi. Sehingga aku tak sampai kehabisan energi dan akhirnya pingsan.

Beberapa saat kemudian, mungkin mas moko sudah bosan dengan menyetubuhiku di dapur, dia menggendongku kembali dan aku ditelentangkannya di lantai ruang tamu. Dengan posisi misionaris mas moko kembali menghujamkan penisnya kencang kencang di dalam vaginaku. Aku yang sudah tidak bisa bersuara lagi karena suaraku habis hanya bisa kelojotan dan menggeleng geleng karena keenakan. Aku seperti tak menyadari sudah berapa lama mas moko menyetubuhiku. Aku juga sudah tak perduli lagi bila ada orang yang melihatku sedang disetubuhi di ruang tamu yang pintunya terbuka.

Tiba-tiba…
Moko : "non...mau...keluar..non" mas moko mempercepat tempo penetrasinya dan menekan-nekan semakin dalam. Akupun yang sudah kelelahan mencoba mencegahnya keluar didalam.
Rency : "jangan...didalam...mas…." Sambil sekuat tenaga aku berusaha bergerak dan mendorong tubuhnya yang semakin dirapatkan memeluk tubuhku.
Moko : "aaack…" "crut...cruut….cruuutt crut" mas moko menghujamkan dalam-dalam penisnya dan menyemburkan spermanya sekuat tenaga didalam vaginaku. Akupun kembali mengejang menerina semburan sperma panas yang rasanya memenuhi rongga rahimku dan malah memeluk mas moko erat-erat sampai-sampai mencakar punggungnya. Mas moko pun akhirnya ambruk di atas tubuhku.

Rasanya cukup lama mas moko memelukku sampai akhirnya mas moko bangun dan akhirnya mencabut penisnya yang masih menancap di dalam vaginaku.
Moko : "maaf ya non, gak nahan nih. Sudah lama non saya sange sama nonik yang sering oakai baju minim dirumah"
Rency : "hiks...hiks...hiks" aku berpura-pura menangis dan meringkuk di lantai.
Moko : "maaf ya non, jangan laporin saya ke polisi ya non" mas moko kembali meminta maaf kepadaku sembari mengenakan pakaiannya.
Rency : "hiks...iya mas...hiks hiks...aku juga gak mau jadi aib...hiks"
Moko : "terimakasih ya non, saya pamit dulu." Dan akhirnya mas moko meninggalkanku yang masih tergeletak di lantai ruang tamu.

Setelah mas moko pergi, akupun mencoba bangun dan melihat jam. Aku terkejut ternyata sudah jam 12 siang. Berarti mas moko sudah menyetubuhiku berjam jam lamanya. Kemudian aku berjalan ke kamar dan mengambil hape ku. Ternyata ada sms dari Tono.
Tono : "sudah yank have sex nya? Sama siapa tuh, mas moko ya?
"Deg…." Seketika aku kaget, kanapa Tono bisa tahu. Apakah dia memergokiku? Akupun menjawabnya.
Rency : "loh kamu dimana nih yank? Kok tahu?"
Dan Tono pun langsung menelpon ku.

Tono : "sudah yank have sexnya?"
Rency : "kamu kok tau yank? Ini kamu dimana?"
Tono : "ini aku parkir di samping rumahmu, iya tau dong kedengeran kamu tadi ngedesah kenceng banget"
Rency : "eeh...masa?duu...maluuu.."
Tono : "iya kenceng dan ada beberapa orang lewat juga tapi kalau gak berhenti ya gak kedengaran sih. Dari jam 10 tadi aku maunya kerumahmu lebih awal buat nikmatin kamu. Tapi sudah keduluan orang lain. Hehe"

Rency : "maaf ya yank...maafin aku...aku khilaf godain mas moko"
Tono : “iya yank gak apa-apa. Aku malah suka kok. Kalau bisa nih ya. Kamu have sex tiap hari kalau gak pas menstruasi. Hehe. seru kayaknya yank. Malah nafsu aku kalau kamu jadi binal dan jadi tempat cowok cowok sange ngebuang spermanya.”
Rency : “iiihh….malah gitu...hiks….”
Tono : “hehe sudah sudah. Aku sekarang kerumahmu, bukain gerbangnya ya. Terus ceritain tadi ngapain aja awalnya sampai bisa begituan sama mas moko.”
Rency : “iya yank. Gerbangnya gak aku kunci lagi kok. Masuk aja.”

Tak lama kemudian Tono sudah datang dan aku persilahkan masuk. Lalu aku ceritakan semua kejadian barusan. Dan benar saja Tono jadi tegang. Tapi karena sudah mepet dengan jadwal ku ke kampus. Akhirnya aku hanya bisa memuaskannya dengan blowjob saja karena aku juga belum sempat membersihkan vaginaku dari ceceran sperma mas moko.
 
Terakhir diubah:
The EX 01 - Chapter 28
Timeline : 2009 Februari awal

--POV Rency--

Perkuliahan ku sudah dimulai lagi dan sekarang sudah semester 4. Sudah 2 tahun aku kuliah di kampus ini. Jadwal harianku sudah mulai kembali normal. Yaitu, kuliah dan kerja magang di perpustakaan. Atas dasar saran dari Dosen wali ku, sekarang aku mengambil penuh 24 SKS agar lebih cepat selesai dan semester 5 bisa mulai magang di luar kampus untuk terjun langsung di dunia perindustrian.

Untuk kesehatan kewanitanku juga nampaknya mulai ada kemajuan meski mens ku telat sampai akhir bulan Januari kemarin dan baru selesai 4 hari kemudian. Aku masih tetap kontrol rutin ditemani Tono ke dokter yang menangani ku kemarin. Semoga kista ovarium ini bisa hilang tanpa aku harus operasi karena pasti biayanya mahal. Aku pun tak ingin membebani Tono kedepannya.

Hari ini aku ke kampus seperti biasa diantar oleh Tono dan pagi ini aku kerja dulu di perpus. Aku mengenakan kemeja pink yang kancingnya aku buka 3 dari atas dan tanpa mengenakan bra lagi. Untuk bawahan aku mencoba mengenakan rok yang agak panjang atas permintaan Tono. Entah kenapa permintaannya makin aneh-aneh saja akhir-akhir ini. Saat sedang kerja magang di perpus, aku dikagetkan dengan tepukan di pundakku.

“Ce….apakabar...” dan aku pun menoleh karena kaget juga.

Rency : “eh Nico...kemana aja? Kok gak pernah ada kabar nih?” ternyata Nico yang selama ini menghilang tiba-tiba muncul dibelakangku.
Nico : “hehe iya ce...hmm...boleh ngomong sama cece 4 mata nggak? Nanti aku ceritain sesuatu.”
Rency : “boleh...yuk sambil ngobrol di kantin aja gimana, aku juga belum sarapan nih.” aku pun mengajaknya ke kantin. Setidaknya bisa ngobrol dengan santai sambil makan. Aku juga agak kangen rasanya sama Nico.

Dan akhirnya kami berdua jalan ke kantin.
Rency : “tadi mau ngomong apa sih nic? Sama kamu kok ngilang kemana aja?”
Nico : “hehe iya ce. Aku galau.”
Rency : “galau kenapa?”
Nico : “iya ce galau, galau gara-gara cece gak ngejawab pertanyaanku waktu itu.”
Rency : “hah? Yang mana Nic?”
Nico : “hmm yang cece mau gak jadi pacarku. Itu sempat ngeganggu pikiranku ce jadi aku gak bisa konsen kuliah mikirin cece. Jadinya aku gak hubungin cece dulu sampai selesai UAS”
Rency : “hahaha gombal...kecil-kecil sudah gombal nih.”

Nico : “aku serius ce...sekarang aku nanya cece lagi...cece mau gak jadi pacarku.”
Rency : “hmm...gimana ya?mau gak ya?”aku pun berlagak imut didepannya.
Nico : “gak mau ya ce punya pacar yang lebih muda?”
Rency : “eh bukan gitu…” aku melihat dia mulai menunduk sedih, seperti anak kecil kalau tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Aku pun tidak berniat untuk menolaknya.
Rency : “ya sudah aku mau tapi ada syaratnya.” aku menjawabnya dengan memegang tangannya.
Nico : “eh beneran ce?”
Rency : “hu’um...tapi ada syaratnya.”
Nico : “apa ce?”

Rency : “yang pertama, jangan sampai di kampus ada yang tau kalau kita jadian. Karena kamu tau kan aku sudah punya pacar sebenarnya. Tapi aku juga gak bisa membohongi diri sendiri kalau aku mulai suka sama kamu Nic.”
Nico : “kenapa gak cece putusin aja pacar cece yang sekarang?”
Rency : “aku belum bisa untuk saat ini Nic. tapi kalau kamu gak terima ya sudah batal aku gak mau jadi pacarmu.”
Nico : “iya deh ce, aku setuju dengan syarat pertamamu.”
Rency : “ini juga melindungi kamu sendiri sih Nic, biar kamu gak dianggep remeh sama temen-temenmu. Kan kamu tau sendiri, kalau temen-temenmu sama kamu pernah perkosa aku. Nanti kamu dianggep suka barang murahan kan kasihan kamu.”
Nico : “iya deh ce. Tapi kalau diluar kampus bebas kan?”
Rency : “iya dong Nic.”

Rency : “terus yang ke dua, jangan cemburuan. Aku gak suka cowok cemburuan. Dan aku gak suka di atur-atur.”
Nico : “oh iya ce. Aku bisa kalau itu.”
Rency : “sip yang ke tiga, kamu tau kan banyak desas desus kalau aku nih cewek murahan yang bisa dipakai sembarangan. Aku minta kamu jangan pernah percaya sama isu itu. Pacarku dikampus ini cuma kamu.”
Nico : “iya ce aku bisa. Jadi...mulai hari ini kita jadian?”
Rency : “iya dong...hihi”
Nico : “makasih ce...eh ce yuk makan dulu. Habis itu aku antar balik ke perpus ya.”
Rency : “iiih protektif banget sih...yuk makan.”

Saat aku sedang makan akupun meng SMS Tono tentang kejadian barusan.
Rency : “yank...sayang...”
Tono : “apa yank?”
Rency : “Nico barusan nembak aku lagi.”
Tono : “hah terus? Kamu terima?”
Rency : “hehe iya, seperti katamu kan. Biar aku bisa lebih nakal. Hihi”

Tono : “wah...terus yank?”
Rency : “ini aku lagi makan di kantin sama dia. Tapi dia aku kasih syarat sih sebelum aku terima. Aku gak mau ada yang tau di kampus ini aku pacaran sama Nico soalnya kan temen-temenku taunya aku pacaran sama kamu yank. Nanti aku dianggep murahan dan ngeduain kamu. Bisa-bisa diceramahin Gea sama Nada nanti.”
Tono : “bagus tuh yank syaratmu. Cieh yang sebentar lagi bakalan digenjot Nico.”
Rency : “duh mesum banget sih sayangku satu nih.”
Tono : “kan seru yank..hehe...kamu harus cerita lho apapun yang terjadi sama kamu biar aku bisa memantau dan kamu tetap baik-baik aja. Sama 1 lagi...jangan main hati. Main yang lain boleh asal jangan pakai hati”
Rency : “iya sayangku….siap deh...”

Setelah makan di kantin, aku kembali untuk bekerja di perpus dan diantar Nico. tapi aku tak memperbolehkan Nico untuk terlalu dekat nanti ada yang curiga di kampus. Nico pun menyetujui hal ini. Aku kembali bekerja di perpus sampai siang dan lanjut kuliah siang ini sampai jam 4 sore. Tiba-tiba sekitar jam 3 sore Nico mengirim sms kepadaku.
Nico : “ce...nonton yuk malam ini. Buat hari jadi pertama kita. Hehe”
Rency : “hmm...aku gak bisa Nic kalau hari ini. Gimana kalau besok aja? Siangnya aku kosong cuma kuliah dari jam 8 sampai jam 10. Terus baru kerja jam 3 sore sampai jam 5. Gimana?”
Nico : “oh ok cece ku sayang. Sampai jumpa besok ya.”
Rency : “ok Nico Sayang.”

Sore ini setelah pulang kuliah aku dijemput oleh Tono dan aku meminta ijin untuk besok keluar bersama Nico.
Rency : “yank...baca deh ini” aku menunjukkan sms Nico di hape ku.
Tono : “wah ngajakin kamu keluar hari ini? Tapi kok kamu tolak besok yank?”
Rency : “iya aku kan sudah janjian sama kamu yank buat kamu jemput. Boleh besok?”
Tono : “boleh, harusnya hari ini juga boleh. Hehe”
Rency : “hayo...pasti mikir aku nanti diapa-apain ya?”

Tono : “iya hehe. Duh seru pasti.”
Rency : “hmmm dasar...tapi kamu beneran gak apa-apa? Gak marah? Atau cemburu gitu?”
Tono : "buat apa marah yank, kan hatimu buat aku"
Rency : "makasih sayang sudah kasih kepercayaan ke aku"
Tono : “eh ya yank. aku request dong yank, besok pakai tanktop aja sama rok lagi. Biar lekuk tubuh atasmu lebih kelihatan.Hehe”
Rency : “ok sayang siap.”

Tono : "eh iya yank. Ngomong-ngomong gimana godain dosen walimu?"
Rency : "hmm belum sih yank. Harus ya?"
Tono : "iya dong biar seru, biar kamu juga gak kebawa perasaan kalau cuma affair sama 1 orang. Nanti bisa-bisa kamu main hati. Mangkanya itu aku minta kamu punya affair sama 3 orang yank."
Rency : "tapi...aku takut yank. Kalau nanti ketahuan bu Dewi gimana?"
Tono : "justru itu kan sensasinya"
Rency : "kalau gak tergoda gimana?"
Tono : "masa sih ada yang gak tergoda sama kamu yank. Aku aja tegang nih udahan bayanginnya.hehe"
Rency : "hehe dasar kamu yank."

Setelah aku sampai dirumah, Tono langsung pamit pulang. Akhir-akhir ini rasanya Tono agak menghindari interaksi dengan keluargaku (papa, mama, dan bude). Saat mengantar dan menjemputku pun hanya sebatas salaman dan pamit. Sudah hampir 2tahun hubunganku dengan Tono tapi nampaknya dari restu keluarga belum ada kemajuan. Baik dari sisi keluarga ku, maupun keluarga Tono. Tapi aku masih tak putus asa. Begitu pula dengan Tono.


--keesokan harinya--
Hari ini aku janjian dengan Nico, dan Tono sudah mengijinkannya. Aku berangkat ke kampus pagi ini diantar Tono seperti biasa dan juga aku mengenakan pakaian sesuai request dari Tono. Atasan tanktop yang jadi satu dengan push bra tanpa outer cardigan yanh biasa aku kenakan serta bawahan rok. Sebenarnya aku kurang suka memakai rok, karena rok yang aku punya semua panjang dan susah untuk digunakan saat dibonceng naik motor. Tapi karena Tono yang request ya sudah aku kenakan saja.

Aku kuliah dari jam 8 pagi sampai jam 10 hari ini. Dan setelah itu aku janjian dengan Nico. Nico ke kampus selalu bawa mobil (Fortuner 2007 coklat) dan agar aman aku suruh Nico tunggu di mobilnya saja. Setelah aku masuk kedalam mobil Nico.
Rency : "jadi kita kemana sekarang?"
Nico : "makan siang dulu yuk ce habis itu jalan-jalan. Gimana?"
Rency : "sudah terserah kamu saja" sambil kujawab dengan expresi manja.

Nico mengajakku jalan-jalan di mall area surabaya barat dan ternyata dekat dengan rumahnya. Aku memang jarang ke area ini karena cukup jauh dan juga tergolong area untuk orang-orang elite berduit saja yang biasanya hangout kesini. Aku cukup kaget ketika dia bilang rumahnya di area ini dan menunjukkannya kepadaku. Tapi tidak mampir kerumahnya karena dirumah ada kakak dan papa nya. Nico belum siap nampaknya mengajakku ke keluarganya. Aku pun tak mempermasalahkan hal ini. Karena tak ada niat sedikitpun dari ku untuk serius dengan Nico.

Saat nge date denganku siang ini, Nico juga nampaknya masih terlihat kikuk. Terkadang dia ragu-ragu untuk menggandeng tanganku. Dan lucu nya pandangan matanya terlihat jelas kalau dia memperhatikan belahan dadaku dari tadi. Sampai-sampai tidak konsen saat ngobrol karena mungkin dia sudah bernafsu tapi masih ditahannya karena hari ini adalah hari pertama kami nge date berdua. Andaikan dia meminta "lebih" aku pun akan "melakukannya" karena aku juga pacarnya saat ini.

Setelah selesai jalan-jalan hari ini, Nico mengantarkanku kembali ke kampus. Karena aku harus lanjut kerja magang di perpustakaan sore ini. Dan jam 14:30 aku sudah sampai kembali di kampus. Lebih tepatnya masih berada di parkiran mobil kampusku.
Nico : "ce...makasih ya buat hari ini"
Rency : "iya nic. Sama-sama. Kamu lucu hari ini.hihi"
Nico : "lucu kenapa ce?"

Rency : "iya lucu, muka mupeng mu tuh lho keliatan banget."
Nico : "habisnya kami sih ce, seksi banget."
Rency : "emang gak boleh, tampil seksi didepan pacar sendiri?" Kemudian aku mengecup pipinya dari samping kiri. Diapun terdiam sesaat dan kemudian membalas ciumanku.
Rency : "mmmhh….mmmhh…mmuuah...mmhhh" kami akhirnya berciuman didalam mobil.

Aku melingkarkan tanganku di tengkuknya dan Nico mulai meremas-remas payudaraku. Tak lama kemudian dia mengeluarkan payudara ku dari dalam tanktop. Aku pun melepaskan ciumanku dan mengarahkan kepalanya turun agar bisa menciumi area payudaraku. Nico mulai mencupang area payudaraku dan tetap meremasnya bergantian kanan dan kiri.
Rency : "ah yes...nic...ah...terus sayang...hisap putingku...ah..yes...terus...ah" aku meremas-remas rambutnya karena nafsu ku yang semakin naik karena Nico mempermainkan payudaraku.

Nico : "ce...emutin dong" mendengar permintaan Nico, aku pun langsung membuka zipper celananya dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah sangat tegang lalu mengulumnya. Sekarang gantian Nico yang menjambak rambutku dan menaik-turunkan kepalaku diselangkangannya.
Nico : "ah ce..enak ce...ce...aku mau keluar…yaah ce...kok berhenti" mendengar hal ini aku langsung menghentikan kulumanku.
Rency : "jangan keluar dulu sayang. Aku gak mau kamu keluar di mulutku."lalu aku melepas CD ku dan aku berpindah keatas Nico. Dengan posisi duduk berhadapan aku memposisikan penisnya agar bisa masuk ke vaginaku. Nico yang mengerti akan hal ini langsung mengatur posisi kursinya dan "bless…". Akhirnya aku dan Nico having sex didalam mobilnya.

Rency : "ahh...nic...ahh…" aku mulai menggoyang nico dan dia sibuk memainkan payudaraku yang bergoyang didepannya. Terkadang dia menghisap puting ku bergantian. Penisnya yang cukup besar serasa memenuhi seluruh ruanh di vaginaku sampai-sampai membentur area lubang rahimku.
Rency : "ahhh..ahh...nic...aahhh….aaccchh…"
Nico : "ahh...cee...jangan cepet-cepet...ce...nanti...aku gak tahan…" akupun tak menghiraukan ucapan Nico. Yang aku pikirkan cuma mencapai orgasmeku yang sebentar lagi kuperoleh. Dan benar saja sekitar 2 menit kemudian akupun orgasme. Aku menyemburkan cukup banyak cairan kewanitaanku sampai basah kursi mobil nico.
Rency : "aachh...achh...nic...achh…" aku mengejan hebat diatas Nico dan dia merasakan vaginaku berkedut-kedut. Karena Nico juga sudah tidak tahan akhirnya dia memelukku erat dan menyemburkan spermanya didalam…"cruuuttt..cruut..cruut…." Cukup banyak aku rasakan sperma yang dia pompakan ke dalam vaginaku. Sampai akhirnya kami berdua terkulai lemas dan berkeringat. Aku masih berada di atas nico dan memeluknya bersandarkan stir mobilnya.

Nico : "duh ce...maap ya...aku keluar didalam"
Rency : "iya..***k apa kok nico sayang. Lain kali bawa kondom ya sayang"
Nico : "iya ce...terus ini gimana kalau cece hamil?"
Rency : "hmm...ya kamu tanggung jawab.hihihi…"melihat expresinya yang kebingungan membuatku semakin ingin mempermainkannya.
Rency : "sudah gak apa kok. Hari ini belum waktunya aku subur. Tapi nanti sedia kondom ya sayang"
Nico : "iya ce"

Setelah energiku pulih, aku kembali ke tempat duduk disebelah nico dan merapikan bajuku dan kembali mengenakan cd yang kulepas tadi.
Rency : "sudah ya, sudah jam 3 nih Nic. Aku harus kerja magang dulu ya"
Nico : "iya ce. Semangat ya kerjanya" kemudian Nico mengecup keningku dan aku pun keluar dari mobilnya lalu menuju ke perpustakaan.

Tetapi sebelum sampai di perpustakaan aku merasa tak nyaman dengan CD yang aku kenakan. Aku pun pergi le toilet terlebih dahulu untuk melepaskannya. Dan benar saja CD ku ternyata basah dan lengket karena sperma Nico masih keluar menetes dari dalam vaginaku. Sekalian aku mencuci vaginaku di dalam toilet dan tidak mengenakan CD ku kembali.

Setelah itu aku menuju ruang loker terlebih dahulu untuk menaruh tas ku. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang membekapku dari belakang. Dan ternyata itu adalah mas Pram.
Rency : "mas pram...apa-apaan sih!!!" Tapi mas Pram tidak memjawab dan menyeretku kedalam ruang janitor yang berada di sisi kanan loker room dan mendorongku kedalam. Aku pun terjatuh di lantai ruang janitor (ruang janitor ini tempat OB menyimpan peralatan kerjanya) yang cukup sempit ini. Kemudian mas pram mengunci pintunya.
Rency : "mas pram...mau ngapain sih...jangan kurang ajar lagi ya !! Aku sudah memaafkan yang dulu !! Jadi tolong jangan diulangi atau aku….mmppffhhhh..."

Mas pram langsung menindih tubuhku dan membekap mulutku dengan kain lap nya. Dia mengikat kain lapnya di area mulutku agar teriakanku tak terdengar. Kemudian mas pram merentangkan tanganku dan mengikatnya juga dengan tali yang ada diruangan ini. Aku yang masih agak kelelahan setelah berhubungan badan dengan Nico tak mampu melawan mas pram.

Rency : "eenngggghhh...ennggghhhh" aku mencoba berteriak dan menggeliat meski rasanya percuma karena suaraku tertahan kain lap yang diikat oleh mas pram. Dia mulai menarik tantopku sampai robek dan akhirnya tubuh bagian atasku sudah terpampang bebas didepannya. Mas pram yang melihat payudaraku terpampang bebas mendudukinperutku dan mulai menampar dan meremas payudaraku. Akupun yang mulai kesakitan hanya bisa menangis.

Tak lama kemudian, mas pram mulai mengangkat rok ku.
Pram : "nakal juga ya kamu, habis dipakai siapa hari ini ce? Ke kampus kok gak pakai cd." Jari-jarinya mulai memainkan vaginaku dan mulai di colok-colok.
Rency : "nngggghhhh….nngggggghhhh...nnggggghhh" aku merasakan 3 jari mas pram mulai mengocok vaginaku. Sekitar 2 menit kemudian mas pram berdiri dan melepas semua pakaiannya. Aku melihat penisnya dan cukup terkejut. Kurang lebih panjangnya seperti punya Nico tetapi kepala penisnya lebih besar. Bentuknya seperti mau meledak saja.

Mas pram mulai melebarkan kakiku dan sudah bersiap-siap memposisikan penisnya. Di gesek-geseknya perlahan di labia mayoraku. Dan akhirnya dengan 1 sentakan "bless…" masuklah penisnya kedalam vaginaku. "Heggghh" Aku hanya bisa menangis ketika mas pram mulai menggenjotku. "Clep clep clep clep clep". Hanya suara gesekan penisnya keluar masuk dan tangisanku yang terdengar diruangan ini. Tubuhku pun terguncang hebat karena ritme penetrasi mas pram sangat cepat.

Cukup lama sekitar 10 menit kurasa, mas pram mulai melepas ikatan di mulutku.
Rency : "hiks.hiks...mas pram...stop….tolong...hikss…ehhhhhhggggghhh" mendengarku berbicara, mas pram lalu mencekik leherku sampai aku tidak bisa bernafas. Melihat mukaku memerah, mas pram melepaskan cekikannya.
Pram : "diam ce...nikmati aja…atau aku cekik kamu lagi…"aku tak berani berkata-kata lagi dan aku hanya bisa menangis.

Rency : "aww...aww...sakit...aw…" mas pram yang masih menggenjotku mulai menampar wajahku dan kemudian menarik keras-keras putingku yang menegang. Tetapi tak lama kemudian mas pram mencengkeram keras-keras kedua payudaraku dan menyemburkan spermanya didalam vaginaku.
Rency : "ouh...mas pram...ouh..jangan….didalam...ouh…"

Mas pram yang berejakulasi tetap menggenjotku dengan ritme yang tetap kencang. Rahimku yang sebelumnya sudah disirami oleh sperma nico sekarang harus menampung sperma dari mas pram. Sampai penuh rasanya, tetapi mas pram tak kunjung berhenti menggenjotku walau sudah tak menyemburkan spermanya lagi. Penisnya tetap tegang menusuk-nusuk vaginaku.

Rency : "ouh...mas pram..ouh...sudah...penuh...ouh...sakit...ouh…ampun"

"Plak plak" kembali tamparan aku rasakan di pipiku. Aku merasakan perut bawahku sudah penuh menampung spermanya. Tapi tak lama kemudian aku kembali merasakan cairan hangat menyembur didalam vaginaku. Mas pram kembali berejakulasi didalam vaginaku.
Rency : "ack...mas pram...acchkk…" aku pun terbelalak dan mengejan-ngejan menerima semburan sperma mas pram kembali. Sampai-sampai menggembung rasanya perut bawahku. Dan aku pun akhirnya orgasme hebat. Sungguh sensasi yang berbeda dari yang pernah aku alami.

Mas pram akhirnya mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Dan melihat aku mengejan-ngejan, dia melepaskan ikatan tanganku. Aku yang masih merasakan gelombang orgasme ku sendiri mulai meremas-remas payudaraku sendiri secara tidak sadar. Cairan vaginaku mengalir deras bercampur dengan spermanya. Tetapi mas pram yang nampaknya belum puas kembali menghujamkan penisnya didalam vaginaku.
Rency : "ouh….oh oh...ohh...ahh.." aku yang masih tak sadar mulai menikmatinya dan mulai mendesah desah.
Pram : "nah….gitu...dong ce..***k usah...jual mahal…"
Rency : "ack...achhh...acckkk...okh…mmmhhhhshhh...ock" mas pram mulai mencium bibirku dan kusambut ciumannya. Kamipun berciuman panas saat mas pram masih menyetubuhiki.

Tak lama kemudian mas pram mengangkat kakiku dan diletakkan di pundaknya dan dia menghujamkan penisnya dalam-dalam. Dia kembali menyemburkan spermanya didalam vaginaku. Spermanya kembali menyirami rahimku.
Rency : "OOCCKKK...MAS PRAM...OCKKK." rahimku terasa penuh kembali dan disaat mas pram belum selesai ejakulasi, dicabut penisnya dari dalam vaginaku dan diarahkannya ke mulutku. Karena spermanya masih menyembur, sebagian mengenai mukaku sebelum akhirnya dia menyemburkannya di dalam mulutku. Aku pun menelan semua yang dia semprotkan didalam mulutku. Bahkan aku juga menghisap-hisapnya agar keluar semua.

Setelah selesai menyemburkan seluruh spermanya didalam mulutku. Mas pram kemudian terduduk disampingku. Aku pun masih tetap di posisi terlentang di lantai dan mengatur nafasku kembali. Mas pram yang sudah selesai menikmati tubuhku, menyulut rokok dan menghisap rokoknya santai disebelahku.

Dengan tenaga ku yang perlahan mulai pulih, aku mencoba untuk duduk. Aku pun terduduk disebelah mas pram dengan pikiran yang entah masih kemana.
Rency : "mas pram...kenapa mas pram lakuin ini lagi ke aku".
Pram : "ya kamu juga sih ce...terlalu mengundang nafsu" dengan santainya mas pram menjawab. Aku pun mulai kembali sesenggukan menangis.

Pram : "sudah ce. Saya siap tanggung jawab kalau kamu sampai hamil. Percuma juga kamu mengadu ke pihak kampus ce. Yang ada nanti saya dipenjara terus kalau kamu hamil gak ada bapaknya."

Dan aku hanya terdiam saat itu….


--disisi lain ruang loker--

"Wah gila juga nih efek obatnya kalau gw kasih setengah botol. Maafkan ya Ren. Sebenarnya gw juga sange sama elu. Tapi gw pengen main-mainin lu dulu. Sampai lu bisa jadi senakal nakalnya cewek di kampus ini. Dan kejadian tadi sudah gw rekam. Tinggal gw kirim ke Tono."
 
The EX 01 - Chapter 29
Timeline : 2009 Februari
--hari yang sama dengan chapter sebelumnya--
--POV Fredy--

Seperti biasa hari ini gw kuliah dan kerja di perpus bareng sama Rency. Makin hari gw lihat Rency rasanya makin bikin sange aja. Yang akhirnya gw ngelampiasin nafsu gw dengan pacar gw sendiri si Felice. Pacar gw memang lebih cantik dan tak kalah seksi dibanding Rency. Cuma untuk ukurang tetek, Rency jauh lebih besar. Dan aura sex appeal nya Rency rasanya jauh lebih menggoda daripada pacarku sendiri. Hanya dengan dekat dan mencium aroma tubuhnya rasanya cukup untuk membangkitkan fantasi seksual cowok. Bahkan sering aku membayangkan Rency ketika sedang bersetubuh dengan Felice.

Hari ini entah kenapa Rency seperti terburu-buru. Kelar kuliah langsung cabut entah kemana. Biasanya kalau ada jeda jadwal kerja, Rency lebih memilih menghabiskan waktu di perpus membantu pekerjaan yang lain. Gw sendiri coba mencarinya setelah kuliah tapi tidak menemukannya. Gw akhirnya mencoba mengontak Tono.
Fred : “Ton...lu tau Rency kemana kagak?”
Tono : “oh iya Fred. dia lagi keluar jalan-jalan. Gw lupa cerita sama lu kayaknya.”
Fred : “ada cerita apa nih?”
Tono : “lu inget gak Nico, dia kemarin nembak Rency dan gw suruh Rency buat nerima aja. Haha”
Fred : “wah gila lu, terus lu gimana?”
Tono : “tenang itu cuma buat senang-senang aja. Biar Rency bisa lebih sex active. Lu bayangin aja gimana jadinya Rency kalau harus memuaskan pacar-pacarnya. Haha”
Fred : “jadi hari ini Rency lagi jalan sama Nico? Pantesan aja gw cariin kagak ketemu dikampus.”
Tono : “iya Fred. emang kenapa? Lu lagi sange ya mau make Rency akhirnya?”

Fred : “tau aja tapi buat sekarang nggak lah. Masa iya gw make cewe lu Ton. dia juga sahabat gw sendiri.”
Tono : “halah munak lu. Haha pake aja gak apa-apa. Asal jangan dipaksa.”
Fred : “iya lah gak akan. Tapi kalau diperkosa orang lain boleh kagak?”
Tono : “siapa?”
Fred : “gw mau ngasih obat lagi nih ke mas pram. Soalnya hari ini waktunya pas nih jam kosong sebelum kerja masih lama. Tapi Rency gak ada di kampus. Gimana dong?”
Tono : “oh itu. Gak apa-apa. Coba aja. Jangan kayak kemarin lu kesedikitan kasih dosisnya. Gw sendiri juga penasaran sih bakalan gimana Rency nantinya setelah diperkosa mas pram.”
Fred : “tapi lu gak takut gitu, Rency ntar kalau hamil?”

Tono : “tenang. Lu belum tau ya kalau Rency kena kista ovarium yang bikin sel telurnya terhambat ke rahim.”
Fred : “hah yang bener lu?serius?”
Tono : “iya, kan sampai mens nya sering telat dia.”
Fred : “iya sih gw juga sering denger Felice ngomong ke gw gitu.”
Tono : “udah gak usah khawatir. Kalau kenapa-kenapa juga ntar gw yang tanggung jawab. Orang tuanya Rency kan taunya gw pacarnya Rency.”
Fred : “ok deh Ton. nanti kalau sukses gw kabarin lu. Lu langsung kesini aja.”
Tono : “ok gw juga pengen tau sih. Pengen nonton cewe gw sendiri dilecehkan orang. Haha”

Akhirnya gw menyiapkan rencana gw ke mas Pram. gw menemuinya di area sekitaran perpus.
Fred : “oit mas pram.”
Pram : “iya ko ada perlu apa?”
Fred : “kagak...ini gw ada minuman ringan buat lu.”
Pram : “oh terimakasih banyak ko. ”
Fred : "yoi, eh btw lu liat Rency kagak? Biasanya dia sudah di perpus kan?" Gw pura-pura bertanya ke mas pram.
Pram : "enggak lihat sih ko dari tadi belum kesini kayaknya."
Fred : "oh gitu ya. Ya sudah gw balik dulu."

Gw pun langsung cabut balik ke kosan gw yang memang dekat dengan kampus. Sekitaran jam 2 gw balik lagi ke kampus. Gw standby di dalam mobil gw dan gw parkir di tempat yang cukup strategis untuk bisa mengamati mobil yanh masuk. Tak lama kemudian ada mobil fortuner coklat punya Nico masuk ke parkiran. "Wah ini pasti Nico sama Rency nih". Gw yakin itu mobil Nico karena pernah gw selidiki dulu. Gw pun diam-diam menyelinap mendekati mobil itu. Dan benar saja gw lihat Nico dan Rency ada disana karena kaca mobil nya tidak terlalu gelap.

Tiba-tiba gw melihat mobil itu mulai bergoyang dan gw mendengar suara desahan dari dalam. "Wah gila ni Rency, nge sex di parkiran lagi". Gw mendekati mobil yang bergoyang ini dan menyelinap diam-diam melihat mereka sedang bersetubuh dari kaca belakang yang cukup terhalang. Gw melihat Rency yang sedang menaiki Nico dan menggoyangnya dengan sangat bernafsu. Karena terlalu seru untuk dilihat, gw sampai lupa merekam kejadian ini.

Tak lama kemudian, mobil sudah berhenti bergoyang dan Rency akhirnya keluar dari dalam mobil Nico. Gw ikuti diam-diam dari jarak yang agak jauh. Gw lihat Rency masuk kedalam toilet dan disini gw beralih mencari mas pram. Tak sulit gw mencarinya, gw sudah melihat mas pram beristirahat di loker room. "Wah pas nih, rencana gw semoga berhasil kali ini. Karena Rency pasti ke loker room dulu buat taruh tas nya." Gw bersembunyi di sisi gedung untuk beberapa saat sampai gw lihat Rency memasuki loker room dan diam-diam gw intip dari depan pintu loker room.

Benar saja, gw lihat mas pram membekap Rency dan menyeretnya entah kemana. Gw pun akhirnya masuk ke loker room, dan melihat mas pram mendorong Rency masuk ke dalam ruang janitor. Kemudian mas pram masuk dan mengunci pintu nya dari dalam. Gw akhirnya mencoba meng sms Tono.
Fred : "Ton...lu cepetan kesini. Ke loker room"
Setelah itu gw kembali mengamati. Gw mencoba mendekati dan mengintip dari sela-sela pintu loker room yang pintunya memiliki ruas untuk ventilasi udara.

Gw mendengar tangisan dan jeritan minta tolong Rency dari dalam ruang tersebut. Gw intip dari lubang ventilasi pintu dan gw lihat mas pram sedang memperkosa Rency. Tangan Rency diikat ke rak penyimpanan alat-alat kebersihan. Gw juga melihat jelas mas pram yang sedang menggenjot Rency dengan brutal sampai tubuh Rency yang montok itu terguncang-guncang.

Gw terlalu asik sendiri melihat mas pram yang sedang memperkosa Rency, tapi sekarang gw gak lupa untuk merekam kejadian ini. Sungguh brutal mas pram menggenjot tubuh Rency dengan posisi misionaris dan Rency hanya menangis saja. Tetapi setelah ikatan tangan Rency dilepas, bukannya melawan untuk melarikan diri, gw lihat Rency sudah pasrah dan malah mendesah-desah.

Cukup lama rasanya mas Pram memperkosa Rency sampai gw lihat sudah hampir jam 5 sore dan Tono tak kunjung datang juga. "Kejadian seru begini Tono gak lihat langsung,rugi dia" batin gw. Tak lama kemudian gw lihat mas pram sudah selesai menggenjot Rency dan duduk disampingnya dan gw lihat Rency sudah terkapar. Gw menyadari ini sudah berakhir dan gw harus segera bersembunyi sebelum ketahuan. Gw keluar dari ruang loker dan kembali bersembunyi di sisi gedung. Selang 10 menit gw masuk lagi kedalam loker room dan melihat pintu janitor room sedikit terbuka. Dengan pura-pura polos gw dekati janitor room itu dan menemukan Rency menangis terduduk didalam dengan pakaian yang sudah acak-acakan. Tantop nya robek dan sudah tidak bisa dipakai. Gw pun mendekati Rency yang menangis didalam janitor room itu.

Fred : "Ren...lu kenapa"
Rency : "Fred….hiks hiks hiks…" Rency pun langsung memeluk gw sembari menangis.
gw yang melihat Rency tidak memakai atasan langsung memberikan jaket gw untuk menutupi tubuhnya yang terbuka ini. Gw lihat tubuhnya yang kotor dan berkeringat ini membangkitkan nafsu gw sendiri.
Fred : "sudah sudah ini pakai dulu jaket gw, terus ikut gw ke kosan ambil kaos gw buat lu pakai sementara" Rency hanya bisa menangis dan mengangguk. Lalu gw bopong dia karena rasanya Rency susah untuk berjalan. Dalam hati gw "gila ini mas pram merkosa Rency sampe gak bisa jalan"

Rency yang gw bopong berjalan tertatih dan gw bawa ke mobil gw yang ada di parkiran. Dan kemudian gw menuju ke kosan. Sesampai nya di dalam kosan gw, Rency gw duduk kan di kasur dan dia merebahkan dirinya di atas kasur gw. Mungkin dia masih tidak kuat untuk menahan dirinya sendiri. Dan gw duduk di kursi disebelah kasur.
Fred : "Ren...lu habis kenapa ini tadi? Kok gw nemuin lu berantakan gini. Baju lu juga sobek semua itu tadi."
Rency : "hiks...Fred...hiks hiks" Rency masih tetap menangis. Gw biarkan saja dulu dan mengambil minuman dingin di kulkas.

Fred : "sudah minum dulu ini biar tenaga lu pulih"
Rency : "iya fred...makasih...hiks hiks.." rency mencoba duduk dan meminum minuman yang gw kasih tadi. Yang tidak diketahui Rency, minuman yang gw berikan tadi sudah gw tetesin dengan obat perangsang 20 tetes. Gw duduk di kasur di sebelah Rency dan dia mulai bercerita.
Rency : “hiks...hiks...aku tadi habis diperkosa fred...hiks...”
Fred : “hah !! sama siapa?” gw pura-pura terkejut.

Rency : “mas pram...hiks...hiks...” Rency kembali memeluk gw sambil menangis.
Rency : “untung kamu datang fred. Kalau enggak, aku gak tau gimana pulang nanti. Baju ku sudah robek. Dan tadi cuma pakai tanktop. Aku gak bawa jaket atau outer.”
Fred : “terus? Lu mau gimana? Gw laporin ke kampus ya. Biar mas pram di pecat.”
Rency : “jangan...itu sama saja bikin aib ku tersebar di kampus fred.”

Fred : “terus? Gimana dong Ren?”
Rency : “aku gak tau...sudah biarkan saja...kamu jangan cerita ke siapa-siapa ya.”
Fred : “iya tapi kamu juga harus cerita ke Tono biar dia tau apa yang terjadi sama kamu.”
Rency : “iya fred...makasih ya...”

Aroma tubuh Rency yang masih memeluk pundak gw membuat nafsu dan gw yakin obat yang gw kasih juga mungkin sudah bereaksi. Gw sudah gak peduli lagi sahabat gw ini habis diperkosa.
Fred : “Ren...maaf ya...” gw angkat dagunya dan gw cium bibirnya penuh nafsu. Rency pun membalas ciuman gw.
Rency : “nngghhh...mmmmuach..mmmmhhh...fred….mmmmhhhh...”
Gw yang sudah gak tahan lagi merebahkan Rency sambil tetap berciuman dengannya. Setelah menindihnya di atas kasur gw remas payudara kirinya.
Rency : “nnggggahhh...Fred...nnnngghhh...” Rency mulai melenguh dan suasana mulai memanas. Rency tiba-tiba mengangkang dan membuat gw jadi mudah untuk memposisikan diri menindihnya. Gw tarik zipper jaket gw yang dia kenakan dan menyembulah kembali payudaranya yang montok dan menggemaskan ini. Gw remas remas payudaranya dan putingnya sudah mengeras. Karena gemas gw ciumi payudaranya dan tangan gw melepas celana gw sendiri. Penis gw rasanya mau meledak karena nafsu. Setelah itu tangan gw masuk ke dalam rok Rency dan meraba area vaginanya. Terasa licin dan lengket karena sperma mas pram yang masih tersisa. Tapi gak gw hiraukan lagi sudah terlanjur bernafsu gw mainin clitorisnya. Rency hanya bisa mendesah-desah sambil memejamkan mata. Mungkin dia menikmatinya juga.

Karena gw sudah tak sabar, segera gw tempelin kepala penis gw ke vagina Rency dan langsung gw tekan dalam-dalam.
Rency : “OOCH….mmmhhh…” gw langsung kembali mencium Rency sambil menggenjotnya.
Fred : “sory ya Ren...liat lu begini gw jadi nafsu...ohh...” gw menggenggam tangan Rency.
Rency : “oh...oh...unngghh..oh...terus Fred….oh...ohh...” Rency yang menerima hujaman penis gw mencoba mengimbanginya. Gw yang sudah terlalu sange menciumi dan mencupang area leher Rency. Rency tetap merem melek mendesah-desah.

Sekitar 10 menit kemudian gw mencabut penis gw dan Rency orgasme bersamaan dengan penis gw yang sudah tercabut dari dalam vaginanya. Dia mengejan-ngejan dan meremas jemari tangan gw yang tadi memeganginya. Kasur gw basah sama cairan vagina Rency dan keringat kami. Kemudian gw duduk dan Rency langsung berguling lalu menungging. Rency paham kalau gw pengen ganti posisi. Gw lepasin jaket dan rok Rency juga baju gw sampai kami berdua akhirnya bugil.

Rency yang sudah siap dengan posisi menungging kembali gw tusuk dengan penis gw. Dengan posisi doggy style gw setubuhi Rency lagi.
Rency : “acch….acchhh...acchhhh...shhhh..achhh...” Rency mula heboh mendesah-desah. Tangan kanan gw meremas-remas bongkahan pantat Rency yang montok ini karena gemas dan tangan kiri gw menarik rambut Rency. Dalam posisi doggy style ini Rency yang lebih banyak bergerak maju mundur. Payudara Rency menggantung bergoyang goyang karena hentakan gerakan Rency.

Kurang lebih sekitar 15 menit gw menyetubuhi Rency, ada suara hape berbunyi dan itu ternyata hape dari Rency yang ada didalam tas disebelah kami.
Rency : “achh...sebentar...acchh Fred….sebentar...achh...” gw yang gak mau berhenti tetap menggenjot Rency dengan posisi doggy style dan Rency mengambil hape nya yang berada didalam tas. Dengan hanya bertumpuan dengan tangan kiri dia mengambil hapenya. Ternyata yang telpon adalah Tono.
Rency : “acchhh...fred...stoo..achh...Tono telp..achh..”
Tangan gw yg sebelumnya menarik rambut Rency, gw gunain untuk merebut hape yang dipegang Rency dan berhasil. Lalu gw tekan tombol ok dan loudspeaker lalu gw lempar ke depan muka Rency.
Rency : “acch achh...ookhh...achh...”

terderngar
Tono : “yank yank...kamu dimana….ini kamu kok mendesah-desah...kamu dimana….”
Rency : “echhh...oochh...Fred….ochh...stop ...oockkk...kok...dinyalain hapenya...aachh”
Tono : “yank...kamu dimana sekarang...”terdengar nada Tono mulai naik dan Rency tak langsung menjawabnya.
Rency : “occkk...ohhh...yank...aku...ochh...di..kos Fredy...oochhhh...maafin aku...aaachh...”

Tono : “hah !! dikos Fredy terus kenapa kamu mendesah-desah gini !!!”
Fredy : “oh..jawab aja Ren...oh...”
Rency : “ochh….maafin aku...ochhh yank..ochh….maafin aku….ooochhh...aku...ockk...having sex sama fredy yank...ooochh..maafin aku...oocchh aku gak ijin dulu...oocchhhh...”
Fredy : “oh...sory ya Ton...oh...cewek lu enak juga….oh...”

Tiba-tiba telpon nya terputus….
Rency : “ohh...aahh...Fred...oochh...ochh” Rency nampaknya orgasme dan gw juga mulai tak kuat menahan lagi. “Cruuut...cruuttt...cruuuutt...” gw semprotkan semua sperma gw didalam vagina Rency. Dan Rency tertelungkup tak kuat menahan badannya lagi. Gw cabut penis gw setelah semua sperma gw semprotin didalam. Cairan kental gw terlihat mengalir keluar dari dalam vagina Rency. Rency juga masih ngos-ngosan tertelungkup di atas kasur. Lalu gw ambil hape Rency dan menghubungi Tono.

Fred : “Ton...ini gw Fredy...sory banget ya...cewe lu gw pake..***k tahan gw….sory banget...”
Tono : “kan beneran akhirnya lu gak tahan juga. Gw ada di kampus lu nih. Gw tunggu di cafe A. jangan lu kasari ya Rency.”
Fred : “iya ton..sory ya...sory banget...”

Rency : “ngapain kamu telp Tono?”
Fred : “iya minta maaf aja Ren kan gw habis have sex sama lu dan ketauan Tono”
Rency : “yang bikin ketahuan juga siapa ! kamu kan yang nyalain hape nya !” Rency nampak marah.
Fred : “iya maaf Ren...spontan aja...namanya juga orang lagi nafsu.”

Rency yang masih marah langsung ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Gw juga nyiapin kaos gw untuk dia pakai nanti. Setelah selesai mandi Rency memakai kaos gw dan roknya kembali. Rency juga nampak sudah tak marah lagi sama gw.
Rency : “fred...ini jangan sampai ada yang tau lagi ya...terutama sahabat-sahabat kita.”
Fred : “iya ren...bisa bubar gw sama Felice nanti. Lu udah ga marah kan sama gw. Gw juga gak mau hubungan persahabatan kita jadi udahan gara-gara barusan...sory ya Ren..”
Rency : “ya sudah. Aku juga yang salah. Sudah aku maafin. Sekarang anterin aku ke tempat Tono nunggu.”
Fred : “iya Ren. thanks ya.”

Akhirnya gw cabut nganterin Rency ke cafe A dan menemui Tono disana.
Tono : “heh ! kalian ini !” Tono nampaknya pura-pura marah didepan Rency karena Tono sudah tau sebelumnya kalau gw pengen nikmatin Rency juga. Rency langsung memeluk Tono dan meminta maaf.
Rency : “maafin aku yank...” Rency memeluk Tono dan sambil memasang muka memelas meminta maaf ke Tono.
Fred : “iya ton gw juga...minta maaf ya.”
Tono : “iya sudah...sekarang aku anter kamu pulang yank...Fred...nanti urusan lu sama gw kita urus belakangan.”

Lalu Tono pergi bersama Rency dan tiba-tiba ada sms masuk.
Tono : “gimana ceritanya tadi? Enak lu udahan pake cewe gw.” gw tau Tono hanya pura-pura marah dan kecewa sama Rency didepan Rency barusan.
Fred : “ini gw kirim video yang gw rekam tadi. Jadi tadi mas pram perkosa cewe lu. Terus gw ajakin ke kosan gw gara-gara bajunya sobek gw kasih pinjem kaos gw. Tapi gw kasih minu obat perangsang dari lu dan gw yang emang sudah horny gara-gara nonton live Rency diperkosa tadi akhirnya gak tahan juga Ton” dan Tono tak menjawab lagi sms gw dan gw juga pulang ke kost lagi.
--bersambung ke chapter 30--
 
The EX 01 - Chapter 30
Timeline : 2009 Februari

--Next Day after Chapter 29--
--POV Rency--

Kemarin aku mengalami hari yang benar-benar tidak menyenangkan. Aku diperkosa lagi oleh mas Pram. Aku kira dia sudah tidak berani melakukannya lagi setelah sebelumnya sempat gagal dan juga dia sudah meminta maaf kepadaku. Tapi ternyata aku salah. Dan juga entah kenapa setelah mengalami hal kemarin bukannya aku malah trauma, tetapi malah jadi lebih horny. Sampai-sampai akhirnya aku having sex dengan sahabatku sendiri (Fredy).

Aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba aku tidak menolak Fredy. Meski setelah itu aku marah sekali dengan Fredy dan hampir saja aku kehilangan seorang sahabat. Fredy juga meminta maaf atas kejadian kemarin walaupun sebenarnya bukan sepenuhnya salah Fredy. Aku juga punya andil dalam kejadian kemarin. Dan semoga saja skandal ku dengan Fredy tak sampai tersebar, terlebih lagi bila Felice sampai tahu. Aku juga tak ingin merusak hubungan kedua sahabatku ini.

Aku juga jadi punya beban perasaan bersalah dengan Tono karena aku tidak bisa menjaga diriku. Tapi untungnya Tono tidak terlalu marah kepadaku. Tono suka bila aku melepaskan hasratku sebebas mungkin. Dia hanya kecewa saat aku tidak bilang terlebih dahulu saat akan berhubungan dengan Fredy itu saja. Mendengar hal ini aku jadi sedikit lega.

Hari ini aku tetap ke kampus seperti biasa meski tak ada jadwal kuliah. Tapi hari ini aku magang full dari pagi sampai sore di perpus. Yang aku bingungkan, bagaimana nanti bila bertemu dengan mas Pram lagi. Akankah aku bisa bersikap biasa lagi seperti tak terjadi apa-apa. Tono menyuruhku untuk tetap bersikap seperti biasa dan santai saja seperti kejadian kemarin tak pernah terjadi. Semoga saja aku bisa.

Aku juga tidak bilang tentang kejadian kemarin kepada Nico. Bahkan kemarin malam ketika dia menelpon ku, aku yang masih agak sedih berusaha menutupi darinya. Hari ini Nico ada kelas kuliah dan mengajakku makan siang lagi cuma aku belum meng iya kan ajakannya.

Hari ini aku mengenakan kemeja dan celana jeans untuk menutupi memar di sekitar area payudaraku. Untuk soal bekas cupang mungkin teman-teman ku sudah biasa, tapi untuk memar mungkin akan menimbulkan pertanyaan. Terutama bagi sahabat-sahabat ku (selain Fredy). Sebenarnya Tono memintaku untuk memakai tanktop dan outer cardigan untuk menutupi. Cuma aku masih tidak pede dengan itu. Bahkan dirumah saja aku memakai baju tidur babydoll agar papa dan mama tidak curiga.

Jam 8:00 aku sudah sampai di kampus diantar oleh Tono dan aku bertemu dengan Fredy dan Dony saat berjalan ke ruang loker.
Rency : "Fred, Don….Tungguuu…" teriak ku dari kejauhan mengejar mereka.
Dony : "ah Rency kirain siapa, yuk absen dulu cepetan"
Rency : "yuk don. Eh kalian sudah sarapan belum?"
Dony : "aku sih belum Ren tapi habis ini mau beli roti di kantin. Lu ikut gak Fred?"
Fred : "eh iya nanti aja gw"

Dony : "tumben lu Fred gak semangat kayak biasanya. Masih pagi nih" memang Fredy rasanya agak menghindar dariku hari ini. Mungkin dia masih merasa bersalah soal kemarin.
Rency : "udah Fred, gak usah dipikirin ya." Sambil kutepuk pundaknya.
Fred : "eh iya Ren. Gak aku pikirin kok."
Dony : "bentar, ada apa sih ini?"
Fred : "haha gak ada apa apa kok Don. Ayo cepetan naruh tasnya lama bener. Keburu telat absen magang nih" dan akhirnya kami segera menaruh tas di loker dan berlari ke perpus untuk absen.

Hari ini bu Dewi meminta kami membantu untuk membereskan arsip skripsi tahun kemarin. Aku, Fredy, dan Dony berberes di gudang lantai 3. Aku jadi sedikit flashback mengingat apa yang sudah aku lakukan dengan Nico diruangan ini dan entah kenapa nafsuku bangkit. Cuma tak mungkin kan aku lampiaskan sekarang karena tak ada "partner" disini. Tak mungkin aku berhubungan lagi dengan Fredy seperti kemarin. Disamping ada Dony juga disini.

Akupun tak lupa meng sms Nico hari ini.
Rency : "sayang…lagi apa?"
Nico : "lagi di kelas sudahan yank"
Rency : "iih...sudah gak panggil cece lagi nih"
Nico : "hmm..***k boleh ya ce?"
Rency : "hehe terserah kamu, ni kamu tau gak. Aku lagi dimana?"

Nico : "dimana ce?"
Rency : "lagi ditempat kita dulu have sex pertama kali di kampus. Hihihi"
Nico : "oh lagi digudang ya ce? Ngapain?"
Rency : "ini disuruh bu dewi yank beresin buku skripsi tahun lalu nih. Jadinya gak tau nanti siang bisa temani kamu makan siang atau nggak. Gak apa-apa kan?"
Nico : "yah kecewa nih...tapi nanti sianh aku ke perpus ya temani kamu ce"
Rency : "boleh boleh tapi jangan bengong doang lho. Sambil kerjain tugasnya biar pinter"
Nico : "siap cece sayang." Dan aku pun melanjutkan kembali aktifitasku.

Tetapi entah kenapa makin lama aku makin tidak bisa konsentrasi. Pikiranku melayang membayangkan masa lalu ketika aku "have sex" diruangan ini. Dan untuk menetralkan pikiranku, aku pun ijin dengan Fredy dan Dony untuk pergi membeli roti di kantin.

Mungkin aku cukup lama di kantin untuk sarapan dan menenangkan diri karena setelah kembali ke perpus, pekerjaan di gudang sudah selesai semua. Kami (aku, Dony, dan Fredy) akhirnya kembali ke pos jaga masing-masing. Hari ini aku di lantai 1, Fredy lantai 2 dan Dony lantai 3. Siang ini rasanya seperti biasa tidak terlalu ramai di perpus dan Nico menepati janjinya. Dia ke perpus siang ini dan memperhatikanku dari jauh. Aku melihatnya duduk di meja sisi timur.

Aku pun kembali bekerja seperti biasa, standby di counter lantai 1 kalau-kalau ada yang mengembalikan pinjaman buku dan sesekali keliling ke tiap-tiap lorong rak buku untuk mengecek dan merapikan buku seperti semula. Ketika melewati meja Nico, aku pun melempar senyum diam-diam kepadanya dan Nico seperti salah tingkah. Perilakunya yang polos dan lucu ini yang membuatnya berbeda dengan Tono. Hal ini juga yang membuatku jadi tertarik kepada Nico.

Aku melanjutkan mengecek lorong area timur untuk merapikan buku-buku disana. Tapi tiba-tiba aku merasakan ada yang meraba pantatku.
Rency : "emmmhh...Nico...jangan nakal dong"

"nico siapa ce?"

Sontak aku kaget karena mengira Nico yang sedang menjahiliku. Akhirnya aku menoleh dan ternyata yang mengusap pantatku adalah mas Pram.
Rency : "eh..eh...mas pram...jangan kurang ajar disini ya!" Aku sedikit membentaknya dan menepis tangannya yang masih asik meremas pantatku.
Pram : "gak usah teriak ce. Mau Nico mu tau?"
Aku sadar lorong tempatku sekarang dekat dengan meja tempat Nico duduk.
Rency : "jangan ya mas pram...jangan sekarang...jangan apa-apain aku lagi. jangan disini." Aku pun memohon kepadanya.
Pram : "ok ce tapi nanti jam 12 ikut aku."
Aku hanya bisa mengangguk menyetujui permintaan mas pram agar dia tak berbuat lebih sekarang. Setelah itu dia pergi dan aku segera kembali ke counter ku untuk mengabari Tono.

Rency : "yank..***wat yank…"
Tono : "hah? Gawat kenapa yank?"
Rency : "tadi mas pram ngeraba-raba pantatku pas aku lagi beresin buku terus minta aku buat ikut sama dia siang ini"
Tono : "kemana?"

Rency : "gak tau. Aku harus gimana? Ada Nico juga disini."
Tono : "hmm…***wat nih. Kalau kamu gak ikutin bisa-bisa kamu diperkosa lagi kayak kemarin yank. Kamu ikutin aja tapi buat jaga-jaga bawa kondom yank. Setidaknya lebih safe buat kamu."
Aku berpikir, benar juga kata Tono dan daripada Nico tahu kejadian kemarin. Sebenarnya bisa saja aku melarikan diri dari sini tapi aku berpikir bagaimana esok hari. Apakah aku masih bisa selamat atau tidak. Jadi kuputuskan untuk mengikuti keinginan mas Pram.

Jam 12 siang aku menuju ke ruang loker dan sudah ada mas pram disana.
Pram : "ayo ce. Ikut aku."
Rency : "kemana?"
Pram : "sudah ikut aja"
Akhirnya aku pun berjalan mengikutinya. Keluar dari kampus, menuju ke arah perkampungan di belakang kampusku dan akhirnya tiba di kos kosan tempat mas Pram tinggal. Aku pun mengabari Tono lewat sms.
Rency : "yank. Aku dibawa ke kosan nya. Lokasi nya di kampung belakang kampus. Sekitaran **** dan **** nanti ada kosan. Aku takut nih yank."
Tapi Tono tak menjawab sms ku.

Pram : "ayo ce sini masuk"
Rency : "eh iya mas." Mas pram menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamarnya. Tempat kosan nya ini sungguh tak layak huni. Lebih cocok dibilang seperti kandang ayam daripada kos kosan. Cat dindingnya yang terkelupas, lantai yang berdebu, ukuran masing-masing kamar yang kira-kira cuma 2x3meter. Aku juga melihat kosan ini cukup ramai dengan penghuni bermacam-macam. Setelah aku masuk ke kamarnya, aku kembali meng sms pacarku Tono.
Rency : "yank...aku takut."

Setelah aku masuk ke kamarnya, mas pram mengunci pintu dan memeluk ku lalu menciumku.
Rency : "stop...mas pram...jangan kasar-kasar. Kalau kamu gak kasar aku mau melayani mu sekarang." Kali ini akhirnya mas pram menuruti kata-kataku. Sebenarnya 1 hal yang aku tak sukai dari mas pram adalah bau badannya. Sungguh muak rasanya mencium bau badan seperti orang yang tak pernah mandi atau memakai parfum.
Pram : "oke...sekarang aku mau kamu menari di depan ku ce. Sambil melucuti pakaianmu sendiri. Haha" mas pram duduk di tepi kasurnya dan mulai menyalakan musik dari tape recorder nya. Aku pun berusaha menari sambil melepas pakaianku sendiri. Rasanya aneh ketika aku harus striptease didepan orang seperti mas pram dan juga hanya diiringi musik dangdut dari tape nya. Tapi mau tak mau demi aku bisa lebih mengendalikan permainan maka aku harus mengikuti keinginannya dulu.

Pram : "ayo sini hisap ini" mas pram mengeluarkan penisnya yang sudah tegang maksimal ketika aku sudah melepas semua bajuku. Aku juga sudah sedikit capek dan malu rasanya harus berjoget didepan dia selama kurang lebih 10 menitan. Akhirnya aku berjongkok didepan mas pram yang duduk di atas kasur dan mulai mengulum penisnya. Bau badan dan penisnya ini sungguh membuatku mual. Sampai akhirnya aku tersedak karena mau muntah.
Rency : “sudah ya mas pram ngulumnya. Aku pasangin kondom dulu ya.” dan aku pun mengambil kondom dari dalam dompetku.
Pram : “duh pecun 1 ini sudah sedia kondom ternyata. Sudah dipakai siapa aja kamu Rency?” pertanyaannya tak kujawab dan aku kembali berlutut di depannya sembari memasangkan kondom. Setelah terpasang sempurna, aku bangun dan mendorong mas pram lalu menaikinya. “Bless….”
Rency : “oh….mas pram...oh oh...unghh...ahh….” aku menggoyang mas pram diatas dan mas pram pun menikmatinya.

Dengan posisi women on top begini aku bebas menggoyangnya. Tangan mas pram juga sibuk meremas-remas payudaraku yang menggantung tepat didepannya. Aku merasa hari ini mas pram tidak se buas kemarin dan aku sedikit menikmatinya. Tak sampai 2 menit aku menggoyang mas pram akhirnya aku orgasme duluan.
Rency : "achh..mas...mas...oh...oh….ohhhh…." Aku mengejan-ngejan di atas mas pram dan mas pram yang tahu aku sedang orgasme mendorong ku ke samping lalu gantian dia yang menggenjotku sekarang dalam posisi misionaris. Aku yang masih kelojotan pun hanya bisa mendesah-desah dan meremas kasur karena rasa nikmat yang bertubi-tubi.

Rency : "ach...yes...terus...ach terus mas...ach…"
Pram : "Rency rency...sudah...dari dulu...aku tau...kamu senakal ini...sebinal ini...body kayak gini..***k mungkin gak pernah dipakai. Harusnya kamu..***k usah jual mahal… sama aku..."
Rency : "ach...ach...ach...iya mas...ach…"
Pram : "sudah...berapa orang...yang pakai...kamu hah?"
Rency : "ach...yes...acchh...ach..***k..tau mas...ach"

Pram : "tubuhmu ini...memang enak Ren…" tiba-tiba mas pram mencabut penisnya dan melepas kondom yang terpasang lalu kembali menghujamkan penisnya dalam-dalam di vaginaku.
Rency : "ach...mas...jangan...jangan...ach...jangan dikeluarin….achh didalam…..achhh….heghh…."aku merasakan sperma nya menyembur didalam. Rahimku kembali terisi oleh spermanya setelah kemarin dia memperkosaku. Meski aku masih susah hamil karena kista ovarium ku, tapi aku tak mau bila sampai dihamili oleh orang seperti mas pram. Mau dibawa kemana nanti masa depan ku. Walau kemungkinan itu kecil.

Setelah mas pram selesai memompakan semua spermanya, dia ambruk di sebelahku.
Rency : "mas pram...kenapa dikeluarin didalam sih...kan aku sudah pakai in kondom...kenapa dilepas?"
Pram : "ya aku mau kamu hamil anak ku Rency. Haha"
Rency : "tapi mas… kan aku masih kuliah… jangan dulu ya… nanti kamu kalau lagi pengen… aku layani… asal jangan hamili aku ya… please… aku masih mau kuliah dulu." Aku mencoba memberanikan diri untuk bernegosiasi dengan nya meski berbahaya dan aku juga takut mas pram nekat lagi. Tapi tanpa kuduga mas pram menyetujuinya.
Pram : "iya deh Rency. Tapi kapanpun aku sange. Kamu ikut aku ya."
Rency : "iya mas. Tapi jangan pas di kampus ya mas."
Pram : "iya mas usahakan."

Rency : "mas...aku mau bersih-bersih, mandi. Kamar mandinya dimana mas?" Aku yang risih dengan bau badan mas pram yang melekat ditubuhku karena keringatnya saat bersetubuh tadi ingin ku bilas segera.
Pram : "oh...kamar mandinya di belakang Ren. Kamu keluar dari kamar lurus aja. Tapi maaf kamar mandinya agak terbuka dan di pakai bareng-bareng"
Rency : "aduuh...kalau gitu temani mas. Aku nanti di apa-apain sama tetangga kos mu"
Pram : "udah jangan rewel, aku mau ngerokok dulu. Kamu sendiri aja sana. Bukannya sudah biasa dipakai kan. Ngapain takut." Mendengar ucapannya yang begitu merendahkan ku membuatku muak kembali dengannya. Aku pun mengelap vaginaku yang masih berceceran spermanya dengan tissue yang ada di kamar nya lalu memakai kembali pakaianku dan menuju kamar mandi.

Saat berjalan ke kamar mandi rasanya penghuni kos kumuh ini seperti mengawasiku. Dengan perasaan was was aku pun membasuh tubuhku dengan air didalam kamar mandi dan kugunakan sabun yang ada disana. Saat aku mandi, aku merasa ada yang sedang mengintipku tapi ku biarkan saja. Yang ku pikirkan adalah bagaimana agar ini semua cepat berlalu. Setelah mandi aku bergegas ke kamar mas pram lagi.
Rency : "mas...aku kembali ke kampus ya"
Pram : "iya. Tau kan jalannya. Sudah pergi saja duluan"
Rency : "iya mas."

Dan akhirnya aku kembali ke kampus. Aku melihat hape ku dan ternyata ada telpon tidak terjawab dari Tono dan Nico. Akhirnya kuputuskan untuk menelpon Tono terlebih dahulu dan menceritakan apa yang barusan aku alami.
Rency : "yank…"
Tono : "akhirnya...kamu telp aku juga. Kamu dimana ini?tadi gimana?aman?"
Rency : "emmm...aku gak diperkosa sih yank...tapi.."
Tono : "tapi apa?"
Rency : "tapi aku have sex sih sama mas pram"
Tono : "wow….seru nih?"
Rency : "seru apa nya? Kosannya kumuh, jorok, mas pram juga bau. Ini aja aku mandi tadi di sana masih bau rasanya."
Tono : "tapi enak kan?"

Rency : "emmm...iya sih. Lebih enak kalau aku juga pegang kontrol daripada kemarin. Tapi…"
Tono : "tapi apa yank?"
Rency : "aku kok rasanya...murahan banget ya yank…ada yang mengganjal di perasaanku...seperti aku ini sudah murahan banget." tiba-tiba aku sedih, mengingat perlakuan mas pram yang menyamakanku dengan pecun.
Tono : "hmm...sudah-sudah...jangan dipikirkan yank. Inget, yang pengen kamu jadi nakal kan aku. Aku malah suka kalau kamu sex active gak pandang siapapun parnermu gini. Fantasy ku pengen banget punya istri yang nakal. Hehe"

Rency : "iiih...kok gitu sih…."
Tono : "hehe. Sudah sudah...yuk bolos aja aku temani siang ini jalan jalan...mau?"
Rency : "mau yank...aku tunggu di cafe A ya"
Tono : "iya deh. Aku meluncur sekarang ya. Tunggu yank."
Rency : "iya yank…."
Akhirnya hari ini aku bolos dari pekerjaanku di perpus demi jalan-jalan bersama Tono agar perasaanku yang tidak karuan ini membaik.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd