The EX 01 - Chapter 40
Timeline : 2009 Juni
Disclaimer : (story kali ini fokusnya menceritakan bagaimana Handy dan Ranum bisa putus dan hanya berupa filler tanpa ada maksud memasukkan unsur seksualitas anak dibawah umur, dan ini hanya kejadian sekilas saja tanpa ada detail cerita didalamnya. Karena rules yang di buat oleh admin tidak memperbolehkan cerita underage. Karena memang sesuai timeline jadi saya masukkan cerita ini.)
--POV Tono--
Ujian semester kali ini rasanya kurang persiapan. Perasaan masih campur aduk, gara-gara Rasti baru terus terang kalau dia sudah punya pacar. Selama ini aku kejar-kejar kembali berujung sia-sia. Rency juga aku abaikan karena terlalu larut dalam perasaan sedih ini. Sampai-sampai aku belum bersiap-siap untuk mencari tempat magang. Tinggal beberapa hari lagi juga ini ujian semester berakhir. Setelah ujian hari ini yang cukup memusingkan, tiba-tiba Handy mengajak ku ketemuan di luar.
Handy : “Ton nanti temenin ya. Sore ini ketemuan di cafe ****... bisa?”
Tono : “Ramdan, Ayu sama Aji ikutan gak Han?” sebenarnya aku agak malas untuk keluar sore ini karena memang aku masih “berantakan”.
Handy : “Ramdan sama Aji gak bisa Ton. mereka mau test buat magang di kampus. kalau Ayu gak mau aku ajakin. Soalnya ini urusan laki-laki.”
Tono : “hah? Gimana-gimana? Emang urusan apa Han?”
Handy : “gini Ton, kuceritain aja deh sekarang. Nanti sore kita ke SMA nya si Ranum.”
Tono : “hah? Ngapain?”
Handy : “si Ranum sudah 3 hari ini gak pulang kata papa mama nya. Tapi aku tanya ke sahabatnya katanya masih masuk sekolah.”
Tono : “lah emang ada masalah apa?”
Handy : “kagak tau Ton aku juga. Akhir-akhir ini Ranum jg gak cerita apa-apa. Malah cenderung kayak menjauh gitu. Aku juga kaget denger kabar dari sahabatnya. Sekarang dia kabur nya sama cowok katanya.”
Tono : “lah? Bukan sama kamu Han?” karena otak ku masih nge lag jadi nya agak kurang nyambung.
Handy : “ya enggak lah, kalau sama aku ya gak usah cari-cari.”
Tono : “terus?”
Handy : “dia kabur sama cowok namanya Samsul, umurnya 20an. Kerjaannya OP warnet di dekat sekolahnya Ranum. Aku gak bayangin Ton, kenapa coba si Ranum malah kabur sama itu orang. Sudah 3 hari gak pulang juga. Mangkanya nanti kita coba ikutin dari jam pulang sekolahnya. Dan aku gak ngajak Ayu karena nanti kalau kemungkinan butuh nge gebukin orang kan.”
Tono : “ok deh Han. sore ya ketemu disana.”
Jujur saja aku juga penasaran, ada apa sebenarnya dengan Handy dan Ranum. Yang aku tahu si Handy ini womanizer dan lumayan tajir juga, meski kadang suka main cewek sih. Cuma untuk kali ini sama Ranum dia tergolong setia. Apa kena karma ya ini si Handy.
Sore itu akhirnya datang ke cafe **** dekat sekolah Ranum. Aku masih tidak habis pikir, kenapa Ranum yang saat ini masih 15 tahun berani kabur dari rumah. Gak mikir apa ya besok makan apa, terus mau dapet duit bagaimana.
Handy : “Ton...sini...itu sebentar lagi Ranum keluar.” dari jauh ku dengan suara Handy memanggilku untuk memantau Ranum dari area parkiran cafe.
Tono : “iya bentar taruh motor dulu Han. sabar-sabar.”
Handy : “sudah gak sabar aku Ton, pengen gebukin yang namanya si Samsul itu. Kurang ajar, bawa lari cewek orang.”
Akhirnya kami memantau di dekat sana, untung tak lama kemudian Handy melihat Ranum keluar dari SMA nya bersama teman-temannya.
Handy : “ayo Ton kita samperin...” si Handy ingin langsung nyelonong aja tapi sempat kutahan.
Tono : “sabar Han..jangan dulu. Mending kita ikutin diam-diam dia kemana. Nanti kan bisa tahu dia kabur nya nginep dimana.”
Handy : “tapi kan...udah emosi aku nih Ton...”
Tono : “sabar...mending pelan-pelan kita ikutin sekarang.”
Aku dan Handy diam-diam mengikuti Ranum dari belakang. Ranum berjalan kaki ke gang gang di sebelah sekolahnya dan tak mencurigai kalau sedang kami ikuti. Sampai akhirnya Ranum masuk ke dalam warnet di ujung gang. Aku dan Handy berusaha mengintip di balik kaca warnet yang agak gelap. Ku lihat Ranum memeluk seseorang dengan mesra dan kemudian mencium orang tersebut. Handy yang sudah keburu emosi, akhirnya masuk ke warnet itu dan membentak mereka berdua.
Handy : “HEH KAMU !!! NGAPAIN KAMU SAMA CEWEK KU!!! NUM, NGAPAIN KAMU DISINI?” karena Handy bikin gaduh di warnet banyak pengunjung warnet yang kabur ketakutan dan aku ikut masuk ke dalam warnet.
Ranum : “Handy...ngapain kamu kesini?” Ranum yang kaget pun tetap memeluk tangan kiri si OP Warnet itu (Samsul).
Handy : “ya jemput kamu lah, ngapain kamu kabur dari rumah itu Num?”
Samsul : “sayang, dia siapa? Kok datang-datang marah-marah ya?” kata Samsul ke Ranum. aku lihat perawakannya si Samsul seperti berusia sekitar 25 tahunan. Pantas saja si Handy beraninya main keroyokan ngajakin aku buat bekingan.
Ranum : “eee...ini mantan aku sayang...aku sudah putus kok sama dia...”
Handy : “HAH!!! Kapan num kamu kita putus? Kamu gak ngomong apa-apa sama aku.”
Samsul : “oh ini mantan kamu yang kemarin ya? Kamu beneran kan sudah putus sama dia num?”
Ranum : “iya mas samsul...sudah putus sebulan ini kok….” aku melihat muka si Ranum seperti ketakutan dan bersembunyi di balik lengan si Samsul. Mendengar pernyataan si Ranum barusan, Handy semakin emosi.
Handy : “KITA PUTUS SEBULAN GIMANA SIH NUM !!! MINGGU KEMARIN SAJA KITA MASIH HAVING SEX DI RUMAH KU !!! GAK INGAT KAMU HAH !!!” tiba-tiba pukulan melayang ke muka Handy dan Handy pun tersungkur jatuh.
Samsul : “Sory mas, kata-katamu barusan itu gak pantas. Kita memang belum kenal sebelumnya. Tapi si Ranum sama saya sudah jadian 1 bulan.” aku pun setuju dengan omongan si Samsul ini kalau omongan Handy gak pantas diucapkan di tempat umum.
Ranum : “maaf mas Handy… kita sudah putus ya. Jangan fitnah aku yang enggak-enggak. Aku sudah nyaman sama mas Samsul sekarang dan karena kamu bilang yang enggak-enggak ke orang tua ku jadinya aku harus kabur dari rumah sekarang. Aku sudah memilih mas Samsul dan orang tua ku kena hasutan mu sampai-sampai mereka tidak mengijinkan aku pacaran sama mas Samsul. Sudah ya mas Handy... Lupain aku...”
Tono : “udah Han...jangan bikin ribut di tempat umum gini. Gak malu apa kamu. Kita balik aja. Sudah bikin ribut di tempat orang gak enak nih.”
Handy : “ok num. OK!!! MAAF KALAU SUDAH BIKIN RIBUT.” Handy dan aku akhirnya pergi dari tempat itu.
Tono : “kamu gimana sih Han...kontrol emosi dong. Orang emosi itu gak bakalan menang kalau berantem. Kena tabok kan akhirnya.”
Handy : “tapi sudah terlanjur emosi Ton… semuanya sudah aku kasih buat si Ranum. Aku gak bohong kalau minggu lalu Ranum masih sama aku. Tapi dia gak mau mengakuinya.”
Tono : “sudah-sudah… sekarang tenangin diri dulu bro.”
Dan akhirnya aku mendengarkan curhat dari handy semalaman dan baru pulang ke rumah sekitar jam 1 malam…
dan aku mendapatkan kabar cerita dari Handy kalau Ranum akhirnya pulang kerumahnya baru 1 bulan kemudian....