Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tono dan para wanitanya... Arc 2 : Intan

The EX 01 - Chapter 51
Timeline : 2009 Oktober
1 hari setelah chapter 50

Disclaimer : bagi yang tidak suka dengan beastiality bisa di skip untuk chapter ini.

--POV Rency--

“Astaga, aku baru bangun jam 9. Duh kecapekan banget ini aku gara-gara semalam.” aku langsung bangun terkaget-kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Mama juga tidak membangunkanku. Aku langsung mengambil hape ku dan melihat ada beberapa miscall dari Tono. Segera aku menghubungi Tono balik.

Rency : “yank...maaf ni baru bangun aku.”
Tono : “iya yank gak apa. Semalam pulang jam berapa?”
Rency : “hehe jam 10an kalau gak salah, sampai rumah sekitar jam 11an yank. Semalam telpon ku nyambung gak?”
Tono : “nyambung yank tapi cuma 30 menit terus putus. Aku cuma dengar yang kamu mulai diciumin sama pak Robi tuh. Habis itu sudah gara-gara sinyal mungkin ya putus.”

Rency : “hehe iya mungkin yank...maaf ya semalam aku keenakan. Hehe”
Tono : “ya sudah gak apa sih. Duh seru pasti semalam. Terus sampai rumah di introgasi sama mama mu nggak yank?”
Rency : “enggak yank, aku juga langsung bobok di kamar kok. Kecapekan juga soalnya.”
Tono : “iya sih kamu baru kelar jam 10an ya? Gila juga ya dosen mu.”
Rency : “kamu sih yang nyuruh aku godain. Jadi beneran tergoda kan beliau.”

Tono : “hehe iya juga sih. Eh yank, agendamu hari ini ngapain?”
Rency : “ini mau nyicil revisi laporan aja mungkin yank. Dan dirumah aja kok.”
Tono : “loh gak ngampus?”
Rency : “enggak yank. Kata pak Robi kamis aja bimbingan lagi.”
Tono : “kecapekan juga dia tuh kayaknya. Haha”
Rency : “iya kali ya. Duh yank...heboh bener semalam...” dan aku pun menceritakan kejadian semalam ke Tono.

Tono : “wah...andai bisa kamu rekam yank. Seru pasti. Tegang aku bayangin nya.”
Rency : “hmm...kan kan kan...makin aneh-aneh mintanya. Jangan minta aku video in deh.”
Tono : “yee kan seru yank.”
Rency : “enggak deh yank. Kemarin aja pas kamu suruh aku telpon kamu itu aja malu aku sebenarnya.”
Tono : “iya deh iya. Ya sudah aku balik kerja dulu ya yank.”
Rency : “ok sayang, semangat ya. GBU.”

Setelah telpon dengan Tono aku baru ingat kalau hari ini dititipin oleh tante Ira buat kasih makan Bono.
Rency : “aduh...mandi dulu gak ya. Gak usah deh kasihan Bono nanti kelaparan. Tapi kalau gak mandi bau. Auch...” dan saat aku berdiri ada rasa kram di area kewanitaanku terutama di area perut bawah. Aku pun berdiri berpegangan ke meja sejenak. Setelah rasa kram ini agak mereda aku berjalan sebentar ke ruang tengah dan duduk sebentar disana.

Aku baru ingat semalam tas ku aku letakkan begitu saja di ruang tengah karena tak sadar sudah terlalu lelah.
Rency : “kelupaan aku semalam bawa tas masuk ke kamar. Untung mama gak marah ini. Eh iya kemarin botol minum ku diisiin sama Fredy. Lupa juga aku minum, malah minta minumannya Felice kemarin. Pantes aja ini tas rasanya berat.” aku pun mengeluarkan botol minum ku dan meminumnya sedikit.

Tetapi setelah meminumnya, entah kenapa badan ku jadi panas.
Rency : “kok aku jadi panas gini ya rasanya. Apa aku kecapekan jadi agak sakit gini. Tapi kok...mmmhhh...aduh...V ku kok gatal...oh...” makin lama rasanya tubuhku makin panas dan yang kurasakan bukan panas karena sakit. Lebih ke merasa horny sekarang. Akal sehat ku mulai hilang dan cuma ingin menuntaskan nafsu yang tiba-tiba meluap sekarang. Tanpa sadar aku sudah meremas-remas payudaraku sendiri. Karena aku cuma mengenakan tanktop dan hotpants, maka mudah bagiku untuk menjamah setiap inchi tubuhku sendiri.

Rency : “ahh...aahh..ohss...aahh...” aku yang sudah sangat bernafsu akhirnya melepaskan hotpants ku dan mulai mengelus area bawah ku sambil tetap meremas-remas payudaraku yang sudah terbebas dari dalam tanktop. Di atas sofa ruang tengah aku mulai merebahkan badan ku. Entah mengapa aku tiba-tiba nafsuku naik seperti ini. Tiba-tiba ada makhluk mungil yang mendekatiku. “Guk guk..guk...” Cleo mendatangi ku yang sedang bermasturbasi dan kaki kanan ku yang masih terjuntai di lantai di naiki oleh nya.

Aku yang sudah gelap mata hanya ingin memuaskan nafsu mengangkat cleo yang sedang menggesek-gesek kaki ku dan memeluknya.
Rency : “aahss...cleo...kamu lagi nafsu juga ya...duh...titit nya sudah tegang ya...” ku raih penisnya yang sudah tegang dengan tangan kanan ku dan mulai mengocoknya agar semakin tegang. Cleo yang berada di pelukanku juga menjilati payudara kanan ku. Nafsuku semakin naik rasanya, ditambah lagi putingku yang sudah tegang mengeras di jilati Cleo dengan lidah nya yang kasar.

Rency : “aahh..cle...aku sudah gak tahan...mmmhhh...mmmhhh...clok...clok...clok...” cleo yang berbadan kecil (mini pinscher) aku angkat ke arah muka ku dan aku kulum penisnya. Sudah tak ada rasa jijik dan geli lagi yang penting aku memuaskan nafsuku sekarang. Padahal penis Cleo baunya tak sedap karena memang anjing ku ini aku letakkan di halaman belakang dan jarang sekali mandi.

Lama-lama bonggol penis cleo mulai membesar didalam mulutku. Aku tak ingin cleo berejakulasi didalam mulutku sekarang. Walau rasanya sudah ada cairan yang mengalir didalam mulutku entah ini precum atau cairan lain. Akhirnya aku angkat cleo dari atas wajahku kemudian aku turun kelantai dan mengangkangkan kaki ku sambil menaruh bantal kursi di bawah pantatku agar posisi ku sendikit terangkat. Cleo sepertinya juga faham, dia langsung menjilati area vaginaku yang terpampang bebas didepannya.

Rency : “aah...cle...buruan...jangan dijilatin terus...aahh...buruan...” aku yang sudah tak tahan akhirnya menggenggam penis cleo dan mengarahkannya ke vaginaku. “Guk...guk...guk..” cleo agak meronta ketika aku menariknya sampai-sampai perutku tercakar oleh kaki depannya tapi aku sudah tak perduli tetap mengarahkan penisnya kearah vaginaku.

Rency : “ack...yes...aack...ack...terus cle...aach...” Cleo yang sudah tepat di posisinya kini mulai menggenjotku. Aku juga merasakan bonggol penisnya mulai membesar didalam vaginaku. Kupegangi badan Cleo agar genjotannya tak meleset dan lepas dari dalam.
Rency : “mmmh...yes...oohh...ooocchh...aachh...clee….aaaarrgghhh...” sekitar 2 menit cleo menggenjotku akhirnya aku merasakan semburan cairan panas didalam vaginaku seiring dengan cleo menancapkan bonggol penisnya lebih dalam.

Rency : “auchh...ah...oh yes...cle...ooh...keluarin semua spermamu cle...ooh...” rasanya Cleo memuntahkan semua spermanya didalam vaginaku dan mengalir deras sampai memenuhi rahimku. Rasa panas dan gatal yang sudah lama tak kurasakan akhirnya memuaskan nafsu ku lagi hari ini. Sudah cukup lama aku tak berhubungan dengan Cleo dan saat Cleo sedang horny kemarin aku cuma memberikan kaki ku saja untuk di gesek-gesek olehnya.

Tetapi entah kenapa rasanya nafsuku belum terpuaskan sekarang. Aku mulai menggerak-gerakkan kaki ku dan meremas-remas penis cleo yang masih tertanam didalam. Seakan ingin untuk dipuaskan lebih lagi. Cleo yang tak nyaman dengan gerakan ku akhirnya menarik paksa penisnya dari dalam. Hal ini membuatku cukup tersentak dan sedikit ngilu di area vaginaku karena bonggol penisnya yang cukup besar itu dipaksakan keluar.

Rency : “AACHSS...” aku pun terdiam sejenak karena masih ngilu. Tetapi nafsuku tak kunjung mereda. Aku sudah hilang akal rasanya sekarang. Sudah tidak bisa memikirkan hal yang logis lagi. Hanya ingin menuntaskan nafsuku untuk sekarang. Tubuhku masih panas dengan nafas yang masih tak teratur seketika aku teringat anjing tante Ira. iya, mungkin Bono bisa memuaskan ku sekarang. Aku pun mengenakan kembali hotpants ku dan membetulkan tanktop ku dulu dan minum air minum di botol ku tadi lalu mengambil kunci rumah tante Ira yang tergantung di rak kunci.

Akhirnya aku berjalan dengan agak sempoyongan ke rumah tante Ira yang hanya disebelah rumah ku. Saat aku baru membuka gerbang rumah, Bono sudah menyalak dari dalam rumah seperti menyambutku. Aku melihat tempat makan Bono sudah penuh makanan mungkin tadi pagi mama sudah kesini karena aku masih tidur. Saat aku membuka pintu rumah tante Ira, Bono sudah menerjangku. Aku yang juga masih bernafsu hari ini langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
Rency : “sini Bono...sini sini sayang...” aku berjalan ke dalam rumah sambil melepas semua pakaian ku sampai telanjang bulat. Akal sehatku sudah benar-benar hilang sekarang. Bono mengikutiku dari belakang. Lalu aku masuk ke dalam kamar belakang yang biasanya digunakan untuk tamu yang menginap di rumah tante Ira. aku pun duduk di atas kasur dan mengangkangkan kaki ku, Bono yang sepertinya paham maksud ku langsung berdiri didepan ku dan mulai menjilati vaginaku.

Rency : “aah…Bon...jilat terus Bon...aah...ah...oh...ah...yes...jilat terus Bon...oh...” tak lama kemudian Bono naik mendorong ku dan mulai menjilati muka ku. Aku naik ke atas kasur dan jongkok membelakanginya. Bono juga naik ke atas kasur dan mulai berpijak di atas punggung ku. Aku yang sudah tidak sabar mulai menggoyang-goyangkan pantatku. Penis Bono juga mulai menggesek-gesek di belahan pantatku.

Bono yang sudah bernafsu mulai menusuk-nusukkan penisnya ke arah lubang pantatku tapi aku tak ingin dia memasukkannya disana. Akhirnya aku agak membungkuk lagi dan tangan kiriku meraih penisnya lalu mengarahkannya ke vaginaku. Penis bono mulai menggesek-gesek labia mayoraku.
Rency : “ah..yes..sayang...masukin...ah...ah...jangan di pantat...ah...AACKK...YES BON...AACKK...TUSUK TERUS BON...AACKKKK….” akhirnya penisnya masuk kedalam vaginaku dan mulai menggenjotku dengan brutal.
Rency : “AACK...ACKKK..AAUCHH...ACHHH...TERUS BON...AACHHH...AUCH...ACHH...”

Kedua tanganku menahan kaki belakang Bono agar dia tidak lepas dan memasukkan penisnya lebih dalam lagi. Aku merasakan penisnya terus membesar dan semakin dalam sudah menyentuh area bibir cervix didalam vaginaku.
Rency : “NGGHH...AACHH...ACHH...TUSUK TERUS...BON….AACH...” tumbukan demi tumbukan aku rasakan mulai menghantam keras kedalam cervix ku.

Rency : “ACH...YES BON..AACHH...AKU DAPET...AAAACCCHHH….” akhirnya aku orgasme juga. Ini membuat rahimku terasa berkedut-kedut dan mulai melonggarkan lubang cervixku.
Rency : “ACHH...AAARRRGGGGHHHHH….NNNNGGGGGGHHHHHH” aku pun mencengkeram kasur dan membenamkan mukaku ke kasur ketika penis Bono sudah menjebol bibir cervix dan penisnya sekarang sudah keluar masuk ke dalam rahimku. Bonggol penis Bono juga sudah mulai menyumpal lubang vaginaku.

Rency : “NNGGGGHH...NNGGGGHHH...NGGGGGGHHHHHH….” air mata ku mulai keluar, entah karena aku keenakan atau memang kesakitan. Tapi rasanya sudah tak kupedulikan lagi. Yang kuingin kan sekarang hanya penis yang bisa menggenjotku dengan brutal dan memuaskan nafsuku. Sekitar 10 menit kemudian aku rasakan carian panas menyembur didalam rahimku. Bono menyemburkan spermanya langsung didalam vaginaku.

Akhirnya aku tak tahan lagi setelah Bono menyemburkan spermanya terlalu banyak sampai membuat rahimku menggembung.
Rency : “AARRGGGHHH...SAKIT BON….AARRGGGHHH...AAARRRGHHH...” aku hanya bisa mengerang-ngerang kesakitan tak bergerak dan Bono masih terus memompakan sperma panasnya kedalam rahimku. Kuku kuku tajam Bono pun mencengkeram pundak ku. Mungkin pikirnya aku ini betinanya yang siap dia hamili. Aku juga berfikir, andai dia manusia dengan kapasitas sperma yang membuat rahimku ter stretch seperti ini mungkin aku juga akan hamil.

Akhirnya aku pun pingsan saat Bono masih menjejalkan penisnya didalam. Aku sudah tak bisa menjaga kesadaran ku lagi. Dengan posisi masih menungging diatas kasur aku pingsan tak sadarkan diri. Aku baru mulai tersadar setelah jam 2 siang dan nafsu ku sudah reda. Perlahan-lahan kewarasanku mulai kembali.

Rency : “aduh...aku kenapa sih ini...” Bono sudah tak berada didekatku sekarang dan aku sendirian tergeletak didalam kamar. Vaginaku rasanya lengket sekali karena cukup banyak Bono menumpahkan spermanya didalam.
Rency : “duh...sperma Bono masih tertahan didalam rahimku rasanya...aku gak bayangin tadi seberapa banyak yang dia masukin didalam...” Aku meraba perut bawahku rasanya juga masih sangat menggelembung.

Rency : “aahhss...nyeri banget...” aku yang mencoba menekan perut bawahku ternyata nyeri dan akhirnya tak ku lanjutkan. Aku sudah pasrah saja membiarkan spermanya tertampung didalam. Perlahan aku pun bangkit dari kasur dan berjalan tertatih keluar dari kamar. Aku melihat Bono tertidur diruang tengah. Aku melihat tanktop ku berada disebelah Bono. Saat membuka pakaian tadi rasanya aku tak sadar dan melemparkannya begitu saja entah dimana. Akhirnya aku pun mengambil pakaianku yang tergeletak disana.

Aku sudah mengambil tanktop ku dan langsung kukenakan tinggal mencari dimana hotpants ku sekarang. Aku masih mencari di lantai, dibawah meja, dan dibawah kursi. Mau tak mau aku harus jongkok di bawah untuk mencarinya. Tak mungkin aku pulang tidak mengenakan bawahan sama sekali walau rumah ku hanya disebelah. Disaat aku jongkok ternyata Bono bangun dan mulai menaiki ku dari belakang.

Rency : “auch...Bon...sudah ya Bono...tadi kan sudah...” aku mencoba berdiri karena tak ingin Bono salah mengartikan posisiku. Aku hanya ingin mencari hotpants ku, bukan ingin disetubuhi olehnya lagi. Tetapi Bono malah menjadi agresif dan seperti mendorong-dorong ku. Karena aku masih tak bertenaga akhirnya aku jatuh juga.

Rency : “aah...Bon...sudah dong...”
Bono : “GRRR...GRRR….” tapi Bono malah mengerang sekarang. Saat aku terjatuh akhirnya aku melihat hotpants ku berada di bawah kursi meja makan. Kenapa bisa sampai sana pikirku. Aku pun merangkak mengambil hotpants ku yang berada disana. Tapi…

Rency : “auh...Bon...sudah...AAACHHHH….” Bono yang melihatku merangkak dibawah langsung dinaiki dan dia menghujamkan penisnya lagi kedalam vaginaku.
Rency : “AAACH...SUDAH BON...AAACHHH...AAAACHHH...OOOOKKKKHHH...OOH...” aku kembali disetubuhi Bono dilantai. Tidak habis pikir aku sekarang kenapa dia masih sangat bernafsu. Apa tidak capek tadi dia sudah menggenjotku di kamar dan mengeluarkan sperma yang begitu banyaknya.
Rency : “AACCKK...OOOKKKKHH...BON...STOP….OOOOCCHHHH”

Aku pun hanya bisa pasrah saja sekarang kembali dihujami penisnya dengan brutal karena Bono tak mendengarkan ku sama sekali. Dia masih sangat bernafsu untuk menyetubuhiku. Kurang lebih sekitar 10menit aku di genjot Bono dan aku mulai merasakan kembali bonggol penis nya yang mengembang dijejalkan kedalam vaginaku.
Rency : “AACKKK...AACKKK...AACKKK...BON...AAARRRRGHHHH...” akhirnya Bono kembali menyemprotkan benihnya didalam. Kali ini rasanya tak sebanyak tadi tapi cukup membuat rahim ku ter stretch lebih lagi.

Aku membiarkan Bono terdiam diatasku cukup lama karena kalau aku paksakan cabut entah rasa sakit seperti apa nanti yang aku rasakan. Akhirnya aku diam saja membiarkan Bono sendiri yang mencabutnya dari dalam.
Rency : “OOOOKKKKHHH…….huff...huff..hufff...hufff...” akhirnya Bono mencabut nya dari dalam sekitar 15 menit kemudian. Seperti ada benda besar yang ditarik keluar dan menyisakan rongga mengganjal didalam rasanya. Aku yang masih ngos ngosan mencoba duduk bersandar ke dinding, sedangkan Bono juga duduk menunggu disebelah kanan ku.

Rency : “sudah ya Bon...huff...aku sudah capek...kamu kok gak puas puas sih Bon...” aku melihat Bono yang berada disebelahku dan ternyata Penisnya masih membengkak besar. Aku agak shock karena benda sebesar ini yang sedari tadi mengobrak abrik kewanitaanku. Walau ini bukan pengalaman pertamaku bersetubuh dengan Bono. Tapi aku juga cukup kaget dan bergidik ngeri melihat penis yang sebesar itu. Ditambah lagi bonggolnya sebesar kepalan tanganku.

Rency : “sudah ya Bono sayang...aku sudah capek...kamu makan sana gih...ya...anjing pintar...”
Akhirnya Bono menurutiku dan pergi meninggalkan ku menuju ke mangkok tempat makannya. Aku segera mengambil hotpants ku dan mengenakannya lalu mengambil makanan Bono didapur untuk kutambahkan ke tempat makannya. Setelah itu aku kembali ke rumah dan mandi. Aku ingat dari kemarin malam aku belum mandi dan membersihkan tubuhku yang telah dijamah pak Robi.

Setelah selesai mandi, aku mencoba mengingat-ingat sesuatu. Rasanya ada yang janggal hari ini. Aku kemarin sudah terlalu lelah, tak mungkin hari ini aku masih punya energi untuk “berbuat” lagi. Apalagi bisa tiba-tiba horny parah seperti tadi. Apa jangan-jangan karena air yang kuminum tadi. Jangan-jangan sudah diberi sesuatu sama Fredy. Akhirnya aku coba menelpon Tono.

Rency : “yank...sibuk gak?”
Tono : “lumayan yank. Kenapa?”
Rency : “hmm mau ngobrol sebentar dong...please...”
Tono : “iya deh aku keluar ruangan sebentar. Ada apa ni yank?”

Rency : “hmm gini yank. Aku curiga deh sama Fredy.”
Tono : “curiga kenapa yank?”
Rency : “aku curiga ini minumanku dikasih sesuatu sama dia.”
Tono : “hah? Gimana-gimana?”
Rency : “gini yank, kemarin kan aku sama yang lain karaokean kan. Nah itu biar gak beli minum di tempat karaokenya jadi nya nge refill botol dulu di tempat Fredy.”
Tono : “terus?”
Rency : “aku curiga ini minumanku di kasih obat perangsang mungkin yank. Soalnya tadi pagi tiba-tiba aku horny parah.”

Tono : “hah terus?”
Rency : “iya, seingatku ini habis minum air yang dibotol ini langsung aja gitu yank nafsuku naik.”
Tono : “lalu? Kamu ngelampiasinnya masturbasi sendiri?”
Rency : “emm...enggak yank...aku tadi awalnya cuma masturbasi sendiri tapi kurang puas, akhirnya aku main sama Cleo...”
Tono : “wah akhirnya Cleo kamu kasih jatah lagi ya. Terus?”
Rency : “iya maaf ya yank, karena kurang puas aku lanjut sama Bono.” dan akhirnya kuceritakan kejadian yang kualami barusan.

Tono : “wow...seru tuh yank...bisa nafsu banget gitu ya Bono sama kamu. Awas hamil anak anjing. haha”
Rency : “hishh...ya gak bisa lah yank, sebanyak apapun sperma anjing kan beda ras sama manusia, kamu nih ada-ada aja. Eh tapi beneran loh aku curiga sama Fredy.”
Tono : “hmm..kemarin siapa aja yang ngerefill di tempat Fredy?”
Rency : “aku, Fredy sendiri, sama Felice.”

Tono : “terus mereka ada reaksi gak?”
Rency : “enggak sih yank, aku juga kemarin minum dari botol nya Felice aman aman aja.”
Tono : “nah kan. Berarti aman dong harusnya. Jangan curigaan gitu yank, apalagi sama sahabat sendiri kan?”
Rency : “iya sih yank...tapi aku masih khawatir nih, jadinya aku buang sudah air yang di botolku.”

Tono : “sudah sudah gak usah curigaan, gak enak juga lho nanti sama Fredy.”
Rency : “iya sih yank. Eh kamu jadi balik jumat ini kan?”
Tono : “iya yank jadi kok. Kenapa? Mau jalan-jalan lagi?”
Rency : “mauuu...tapi alasannya gimana ya? Masa kita nginep di kost si Ramdan lagi.”
Tono : “iya sih lagi gak bisa juga yank. si Ramdan minggu ini ikut ke Surabaya juga. Mau ngurusin laporan juga nanti.”
Rency : “hmmm...ya sudah kalau gitu gak usah nginep deh yank jalan-jalan dari pagi sampe sore.”
Tono : “ok deh yank, sampai ketemu sabtu ya...love u...aku kerja lagi nih sudah hari-hari terakhir.”
Rency : “iya sayang, semangat ya...GBU.”

Kalau ku pikir-pikir lagi memang benar juga kata Tono. Kalau pun minuman ku ada yang aneh, seharusnya minuman Felice juga. Tapi kemarin tak ada apa-apa. Tapi kan aku cuma nitip botol ke Fredy dan dia yang me refill sendiri. Ah sudah lah mungkin aku yang terlalu curigaan. Mungkin saja aku nya yang memang lagi horny parah tiba-tiba begini. Lagian sudah lama juga aku tidak disetubuhi Cleo dan Bono.

Aku heran dengan Bono, kenapa dia bisa sangat terangsang sepertinya bila dekat dengan ku. Kalau Cleo karena aku sudah biasa jadi tau bagaimananya Cleo. Tapi untuk Bono, masih tak habis pikir rasanya. Kalau dipikir-pikir lagi, aku juga menikmati juga sih saat Bono menghujamiku dengan penisnya yang super tadi. Rasanya memang beda kalau sampai menusuk masuk kedalam dan menembus cervix ku. Tanpa sadar mengingat kejadian tadi, aku horny lagi dan meremas-remas sendiri payudaraku dan aku segera ke kamar untuk bermasturbasi sendiri.

Akhirnya karena aku seminggu ini diberi tanggung jawab untuk menjaga dan memberi makan Bono maka tak kusia-siakan kesempatan ini untuk setiap hari berhubungan dengan Bono. Entah kenapa, gairah ku akhirnya tak terbendung dengan Bono. Seluruh area rumah tante Ira rasanya sudah menjadi tempat kawin ku dengan Bono. Mulai dari ruang tamu, ruang tengah, kamar mandi, dapur, dan juga halaman belakang.

Aku tak berani membuka kamar tante Ira karena takut ada kecurigaan dari tante Ira. Dan area garasi karena takut dipergoki oleh orang yang sedang lewat didepan. Walau melelahkan dan terkadang aku dibuat pingsan oleh Bono, tapi kenikmatan yang kuraih bersama Bono membuat ku lupa akan segalanya. Kalau diperbolehkan, mungkin aku ingin menukar Cleo dengan Bono agar Bono dapat memuaskanku setiap saat.
 
Terakhir diubah:
Kita kan tinggal baca aja hu..klo gk suka ya tinggalin aja gmpang hehehe ..mksih updetnya hu..semangat..
gak apa suhu kali aja ada kritikan / saran
ane open kok haha.
lagian awalnya juga ini story mau ane bikin 50% real 50% improvisasi dan story masukan pembaca biar makin seru.
so far masih 95% real nih.
 
The EX 01 - Chapter 52
Timeline : 2009 Desember

--POV Rency--

Akhirnya ini bulan terakhir ku magang dan bulan depan aku sudah resmi menjadi pegawai di pabrik ini. Kuliah ku juga tinggal skripsi saja, bisa mungkin aku kejar 4 bulan kedepan dan lulus di semester berikutnya. Mungkin aku akan mencari kost di bulan ini dan segera pindah dari rumah. Dengan begitu aku bisa hidup lebih bebas. Tidak memberatkan papa dan mama juga. Dengan gaji yang akan aku terima sebesar 5 juta perbulan aku rasa sangat cukup untuk memulai hidup mandiri.

Sebenarnya aku juga ingin segera keluar dari rumah agar tidak lagi bertemu dengan papa. Mungkin aku yang tak tahu diri dan tidak bisa berterima kasih, tapi entah kenapa aku sudah muak dengan papa. Aku juga sudah tidak lagi “melayani” papa sekarang. Pernah bulan lalu papa nekat ingin memperkosa ku saat aku sedang memasak. Untung saja tidak berhasil karena bude datang kerumah.

Aku bersyukur saat itu bude datang, kalau telat 1 detik saja mungkin aku sudah disetubuhi oleh papa. Saat itu pakaianku juga sudah dilucuti papa dan papa sudah siap mempenetrasi ku di lantai dapur. Tapi bel rumah berbunyi dan ternyata bude datang. Papa pun panik dan segera membukakan gerbang, sedangkan aku berlari ke kamar.

Ah sudah lah, sudah cukup flashback nya. Rasanya memang kehidupan seksualku sudah tak wajar. Aku ingat-ingat entah sejak kapan ini semua bermula. Apa ini semua bermula dari papa yang memperkosaku saat SMA, atau dari rayuan Tono, atau dari dalam diriku sendiri. Memikirkan hal ini rasanya aku sudah sangat hina dan ada rasa tak enak yang mengganjal di dalam diriku.

Kalaupun ini semua berawal dari rayuan Tono atau papa yang sudah mengotori ku rasanya tak sepenuhnya benar. Karena terkadang aku juga menikmatinya. Hubungan gelap ku dengan beberapa orang pun membuatku merasakan sensasi tersendiri. Sekarang aku sudah seperti simpanan pak Anto dan pak Robi. Terkadang aku juga masih berhubungan diam-diam dengan Fredy dibelakang Felice. Entah kenapa aku tak bisa menolak mereka semua.

Dony : “woi Ren...ngelamun aja kamu. Kerja kerja.”
Rency : “eh Don, ngagetin aja. Tumben kamu ke ruangan arsip.” Dony menyadarkan ku dari pikiran yang melayang-layang tidak jelas ini.
Dony : “iya ini kamu lupa apa kita kan jam 11 disuruh ke ruangan HRD buat tanda tangan kontrak kerja. Pas aku lihat di ruang HRD kamu belum ada jadi aku susulin kesini.”
Rency : “eh iya aku lupa. Hehe maaf maaf.”
Dony : “ngelamunin apaan sih Ren?”
Rency : “mau tau aja, yuk dah ke HRD Don.”

Aku dan Dony menghadap ke pak Jimmy untuk tanda tangan kontrak kerja. Aku ditempatkan sebagai asisten dari pak Chen menggantikan pak Ruli yang dipindahkan untuk menjadi asisten dari ko Rico yang menghandle kerjaan di luar pabrik. Sedangkan Dony ditempatkan tetap di bagian produksi jadi staff bawahan pak Anto. Ternyata gaji yang kudapatkan lebih besar. Dony cuma 3.4 juta, sedangkan aku 5 juta. Hal ini membuat ku agak tidak enak dengan Dony.

Rency : “eh Don...nanti sore nganggur?”
Dony : “nganggur Ren. kenapa?”
Rency : “mau minta tolong ni, temanin cari kosan dong di sekitar sini.”
Dony : “serius mau nge kost? Rumah mu perasaan gak jauh-jauh amat dari sini deh Ren. 30menit doang nyampek kan?”
Rency : “iya sih cuma pengen belajar mandiri aja sih Don. Bantuin ya. Hehehe”

Dony : “iya deh, nanti aku juga coba tanya info ke orang pabrik juga. Kost khusus cewek kan?”
Rency : “kost bebas juga gak apa Don, yang penting murah dan nyaman aja sih. Lagian kalau kost khusus cewek bukannya nanti malah gak bebas ya?”
Dony : “hmm bebas gimana nih maksudnya?”
Rency : “iya jam malam nya lah Don. masa bebas yang lain. Hayo… otaknya jangan ngeres aja.”
Dony : “hehe iya Ren sory ya.”
Rency : “ok tolong ya Don...makasih loh...”
Dony : “sama-sama Ren.”

Akhirnya aku kembali menyelesaikan pekerjaan ku hari ini dan juga mengabari Tono kalau hari ini aku sudah tanda tangan kontrak juga nanti sore mau cari kost dulu. Cuma Tono rasanya masih agak sensi ketika aku bilang pergi cari kost dengan Dony. Rasanya kecemburuan Tono agak kurang beralasan dan tumben sekali dia cemburu, biasanya malah suka kalau aku dekat bahkan “di apa-apain” sama cowok lain.

Tak lama kemudian ada sms dari Dony.
Dony : “Ren. aku sudah dapat beberapa referensi kosan nih. Deket-deket sini juga.”
Rency : “wah boleh nih Don. gimana-gimana?”
Dony : “ini ada 5 tempat sih mau dilihat semua nanti sore?”
Rency : “ok siap Don...temani ya...makasih Dony baik...haha”

Sore ini setelah selesai kerja, aku dan Dony menuju tempat kost rekomendasi dari orang pabrik yang ada di dekat sini.
  1. Tempat pertama ternyata kost khusus wanita, agak mahal sekitar 1.5 juta per bulan dan kamar mandi luar cuma ada jam malam maksimal jam 10. Dan juga kamar nya tinggal 1 dari total 4 kamar. Memang cukup sedikit kamarnya karena cuma rumah biasa yang di modif jadi tempat kost.
  2. Tempat ke 2 lumayan bagus juga, sama 1.5 juta per bulan dan kamar mandi dalam cuma penghuninya rata-rata keluarga. Cukup berisik rasanya.
  3. Tempat ke 3 yang paling murah cuma 500 ribu dan kost campur. Tempatnya juga tingkat 3 dan kamar mandi dalam cuma kamar nya sempit. Cuma sekitar 3*2 meter. Bayangkan saja bila di potong kamar mandi luas areanya cuma berapa. Dan juga penghuninya agak jorok.
  4. Tempat ke 4 menurut ku yang paling OK. harga sewa 1.2juta, kamar mandi dalam, ukuran kamar 3*4. Sudah ada TV dan tingkat 4. Meski kost campur dan dapur bersama rasanya yang ini yang mungkin aku pilih.
  5. Tempat ke 5 cuma 800 ribu per bulan, kamar juga 3*4 dan kamar mandi dalam. Ditambah lagi listrik tidak perlu isi token sendiri. Hanya saja udaranya agak pengap mungkin karena kurang nya ventilasi. Tetapi cuma tempat ini saja yang boleh membawa hewan peliharaan.

Aku pun bimbang dengan pilihan kost tadi antara tempat ke 4 atau 5. Kalau aku ingin sedikit berhemat mungkin akan kupilih pilihan ke 5. Tapi tempat kost ke 5 rasanya kurang nyaman untuk ditinggali.

Rency : “enaknya yang mana ya Don?”
Dony : “hmm memangnya kamu nge kost ini kenapa sih Ren?”
Rency : “iya pengen belajar mandiri aja sih Don.”
Dony : “halah klise...haha yang bener?”
Rency : “hehe iya enggak juga sih. Cuma pengen bisa bebas aja gak di atur lagi sama papa dan mama. Tau kan papa dan mama ku ini bukan ortu kandung ku. Lagian sejak kejadian kemarin itu Tono jadi kayak jaga jarak gitu sama keluarga ku. Aku juga jadi gak bebas sama Tono.”

Dony : “iya sih. Kalau saran ku mending yang tempat ke 4 deh Ren. soalnya kenyamanan kan
yang utama. Rasanya yang ke 5 ini agak pengap.”
Rency : “hmm gitu ya. Tapi selisih 400 ribu lumayan lho Don.”
Dony : “ya semua terserah kamu sih Ren.”
Rency : “ya sudah aku pilih yang ke 5 aja. Haha”

Akhirnya aku putuskan untuk memilih tempat kost yang ke 5 dan aku memilih di lantai 3 ujung dekat dengan dapur. Sudah aku DP dulu hari ini dan minggu depan mulai aku tempati. Tono, Fredy, Felice, dan Dony membantu ku pindahan. Tidak banyak sih karena barang-barang ku juga cuma pakaian, alat make up, laptop, dan beberapa dokumen printingan buat laporan magang aja sama catatan kuliah juga. Beberapa barang ku tadi cukup di tampung di dalam mobil Fredy. Tinggal aku dan Tono jalan-jalan pergi beli kebutuhan yang lain. Seperti beberapa bahan makanan dan perlengkapan mandi saja.


--next week--
Setelah aku pindah ke kost ku ini rasanya sudah lega. Tidak perlu was was seperti dirumah ketika ada papa. Tapi untuk saat ini aku tak membawa Cleo karena rasanya masih terlalu ribet bila membawanya. Aku masih terlalu sibuk mengurusi kerjaan di pabrik dan laporan magang ku. Sekarang aku bisa datang lebih pagi ke pabrik dan juga tidak merepotkan Dony.

Lingkungan kost ku berada di sebuah gang yang cukup luas sebenarnya. Bisa masuk 1 mobil juga dan juga disekitarnya banyak rumah kontrakan. Lokasinya cuma di kampung belakang pabrik. Hawa di lingkungan ini cukup panas karena asap limbah pabrik langsung ke arah kampung tempat ku kost sekarang.

Oleh karena itu rasanya aku akan lebih sering memakai baju yang lebih terbuka dari biasanya. Aku tak tahan bila harus berkeringat. Apalagi untuk ke pabrik aku memilih jalan kaki saja. Hari ini aku mengenakan kemeja krem tipis dengan dalaman bra warna putih dan rok warna hitam. Saat aku berjalan pagi ini ke pabrik. Ada yang menegurku dari belakang. “Rency...mau nebeng?”

Aku menoleh kebelakang dan ternyata pak Anto yang menegurku tadi.
Rency : “eh pak Anto. makasih pak. Saya jalan kaki saja.”
Pak Anto : “kayak sama siapa aja kamu nih Ren. ayo sudah sama saya aja naik motor sini.”
Rency : “emm iya pak.”
Akhirnya aku naik ke motor nya pak Anto dan berangkat ke pabrik bersamanya. Kami ngobrol selama perjalanan ke pabrik dan ternyata pak Anto kontrak di gang yang sama dengan kost ku.

Aku baru tahu kalau pak Anto tinggal disana di kontrakan 1 petak dengan istri dan anaknya. Anak pak Sapto juga kerja di pabrik yang sama tapi di bagian packing. Namanya mas Sapto, setelah lulus SMK dia tidak melanjutkan kuliah dan langsung kerja. Anak pak Sapto sudah berumur 30 tahun tapi belum menikah. Tidak seperti pak Anto yang menikah di usia muda dan sudah memiliki anak di saat umur 20 tahun.

Rency : “mas Sapto kenapa tidak bareng bapak ini berangkatnya? Malah boncengin saya. Hehe”
Pak Anto : “iya Ren. dia sudah punya motor sendiri kok. Jadi ya berangkat sendiri dia.”
Tak lama kemudian kami sudah sampai di pabrik dan ternyata di parkiran bertemu dengan anak pak Anto. Akhirnya aku pun berkenalan dengan mas Sapto ini. (Penampilan mas Sapto memang enggak banget, tidak terurus dan seperti preman pasar rasanya. Pantas saja umur 30 belum nikah. Mungkin dia tidak laku kali ya) pikirku.

Hari ini akhirnya aku bekerja seperti biasa tidak ada meeting karena pak Chen sedang diluar pabrik. Seharian hanya mengerjakan dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan buat project saja. Karena aku sudah kost dan beda divisi juga dengan Dony jadinya intensitas interaksi juga sudah hampir tidak ada sekarang, walau terkadang makan siang bareng saja di kantin. Saat jam pulang juga aku pulang sendiri ke kost. Jalan kaki cuma sekitar 20 menit sudah sampai di kost. Tidak jauh cuma saja berbelok-belok saja dan agak masuk gang.

Saat sudah sampai rumah, aku segera mandi karena rasanya gerah banget. Maklum saja biasanya kamar ku ber AC, tapi kali ini tidak ada AC sama sekali. Ditambah lagi lingkungan belakang pabrik yang limbah nya kearah sini. Disaat aku enak-enak mandi ada yang mengetuk pintu kamar ku.

Rency : “ah siapa sih ini yang ngetok kamar ku. Enak-enak mandi juga.” aku mengambil handuk dan membelitkan ke tubuhku lalu membuka pintu kamar ku. Aku kira mungkin ibu kost yang mau memberikan kwitansi pembayaran kost karena belum aku terima juga tanda serah terima nya. Aku terkejut ternyata yang didepan pintu adalah pak Anto.
Rency : “eh pak Anto. ada apa pak? Kok datang ke kost saya.” dan pak Anto langsung masuk ke kamar ku.

Rency : “eh pak...kok masuk?” pak Anto langsung masuk ke kamar ku. Karena aku tak ingin ada orang lain yang melihat maka aku tutup pintunya. Terlebih lagi penghuni kost ini juga kebanyakan pegawai di pabrik.
Pak Anto : “tadi kok pulang duluan gak nungguin saya?” pak Anto duduk di atas kasur.
Rency : “eee..***k apa pak. Nanti kalau keseringan nebeng istri bapak curiga. Hehe” ini cuma alasanku saja sebenarnya. Aku juga sedang tak ingin untuk “berbuat” dengan pak Anto.
Pak Anto : “istri saya sih masih kerja di pabrik sebelah juga Ren jadi aman lah. Duh wanginya, baru selesai mandi ya?”

Rency : “ini saya baru mandi pak belum kelar. Terus bapak ngetok kamar tuh. Saya kira ibu kost tadi mau kasih kwitansi.”
Pak Anto : “ooo begitu.” pak Anto lalu mendekatiku dan memeluk ku.
Rency : “pak. Jangan sekarang ya. Saya lagi gak pengen. Jangan disini juga ya pak.” aku mencoba menolak pak Anto yang ingin having sex saat ini karena memang sedang tidak mood untuk itu.

Rency : “sudah ya pak. Jangan deh. Besok saja ya di kantor.” aku pun mencoba negosiasi dengannya.
Pak Anto : “yah Ren...pengennya sekarang nih...” nafasnya sudah mulai memburu dan dia juga sudah mulai menciumi ku.
Rency : “jangan sekarang ya pak. Please… nanti malam aku ada janji sama pacarku...”
Pak Anto : “ayolah sebentar aja...” lalu pak Anto mendorongku ke arah kasur.

Rency : “aw… pak sudah ya… saya ada janji hari ini. Besok saya puasin bapak deh… please.”
Pelan pelan aku coba untuk negosiasi lagi dengan pak Anto.
Pak Anto : “iya hari ini dan besok puasin saya ya.”
Pak Anto mulai menindihku dikasur sekarang. Aku juga tidak bisa teriak karena nanti malah skandal ku tersebar luas. Apalagi kost ku ini cukup tipis dindingnya. Suara yang agak keras sedikit saja pasti terdengar ke sebelah.

Aku yang cuma mengenakan handuk sekarang dengan mudahnya sudah dilucuti oleh pak Anto.
Rency : “pak...sudah ya...jangan sekarang...stop pak...sudah...” aku masih mencoba menggeliat agar lepas dari pak Anto.
Pak Anto : “sudah lah sebentar saja Ren...” pak Anto yang menindihku di atas kasur mulai menciumi payudaraku dengan ganas. Aku yang diperlakukan demikian lama-lama nafsuku akhirnya bangkit juga. Tetapi aku masih sadar dan masih mencoba melawan pak Anto karena jam 7 malam ini aku ada janji dengan Tono. hanya berjarak 1 jam dari sekarang.

Rency : “aaahh...stop pak...aahh...sudah ya...aahh..besok keruangan saya saja pak...aaahh”
Pak Anto : “sudah lah Ren...nikmati saja...”
Rency : “saya ada janji pak...aahh...jam 7...aahhh...”
Pak Anto : “masih sejam lagi ini...sudah...sebentar saja...” pak Anto mulai meremas-remas payudaraku sambil mulai melepas celananya.

Rency : “ah..sudah pak..***k cukup waktunya...ACK….nngghh….ngghhh….” aku tersentak ketika pak Anto sudah memasukkan penisnya. Agar aku tak mendesah kututup mulutku dengan tangan ku sendiri. Pak Anto yang sudah tak mendapatkan perlawanan dari ku akhirnya leluasa menikmati tubuhku. Diremas-remas nya kencang payudaraku dan dengan posisi misionaris pak Anto menggenjotku dengan kencang.
Rency : “nnnggghh….nnggghh...ah...nggghh...ohs...nnghhh...nnghhh...” aku pun hanya bisa mengerang menahan desahan ku agar tak terdengar keluar.

Pak Anto : “uh...uh...gini kan enak Ren..uh..***k usah ngelawan...uh...”
Aku yang sudah ikut terhanyut dalam nafsu hanya mengangguk saja dan mulai mengimbangi pak Anto. Aku hanya ingin ini segera berakhir jadi aku bisa menepati janji ku jalan dengan Tono nanti jam 7.
Rency : “ach...yes pak...ach...terus...ach..***nti posisi pak...ach...biar aku...yang puasin bapak..”
Akhirnya kami berganti posisi dengan woman on top. Segera aku naiki penis pak Anto dan menggoyangnya dengan cepat.

Rency : “ach...yes...cepet pak...ach...keluarin...ach...” aku coba sekuat tenaga men”service” pak Anto agar dia tak tahan lagi dan segera menyudai permainan ini.
Pak Anto : “oh Ren...kamu seksi sekali...oh...” sambil meremas-remas payudaraku dari bawah.
Rency : “ach yes pak...oh...oh...nikmati aku pak...oh” tanpa terasa waktu sudah berjalan sekitar 30 menit dan pak Anto belum menunjukkan tanda-tanda ejakulasi sampai aku lelah sendiri menggoyang diatasnya.

Pak Anto pun sadar aku sudah mulai kelelahan.
Pak Anto : “oh..sudah..lelah ya...oh...terus dong Ren...goyang terus...”
Rency : “ach..iya pak...ach...tapi..aach aku sudah gak sanggup...och...och….nggghhh....och...” sekarang malah aku yang jadi orgasme duluan sambil menggelinjang diatas tubuh pak Anto. ini membuatku tak nyaman karena tak bisa 100% menikmati orgasme ku karena aku tak bisa leluasa mendesah dan mengerang.

Pak Anto yang tahu aku sedang meraih orgasme, memelukku lalu menggulingkanku ke atas kasur. Tapi kemudian pak Anto memposisikan tubuhku untuk jongkok dan kembali aku disetubuhinya dengan posisi doggy style.

Rency : “ach...och...sudah pak...och...och...sudah...occhh...ampun...ochh...sudah pak...”
Pak Anto : “sudah Ren...nikmati saja...oh...oh...aku sudah mau keluar...oh...sebentar lagi...”
Rency : “ach...sudah pak...och...sudah...och...cepetan keluarin...och...” aku yang sudah kelelahan tak bisa lagi mengimbangi genjotan pak Anto dari belakang.
Pak Anto : “uhss..keluarin dimana sayang...uhhhs...oh...oh...”
Rency : “jangan di dala...aaaahhhhh…...” pak Anto tidak mendengarkan omonganku sampai selesai. Dia menyemburkan semua spermanya didalam dan menahan pinggangku.

Disaat bersamaan ada yang mengetuk pintu kamar ku. Aku dan pak Anto yang masih menahan pinggangku pun kaget. Di pikiran ku cuma jangan-jangan Tono sudah datang dan mendengar dari luar suara persetubuhanku dengan pak Anto.
Rency : “ah...pak...gimana ini...tolong cabut dulu...” aku meminta pak Anto untuk mencabut penisnya yang masih menyemburkan sperma didalam.
Pak Anto : “duh siapa sih ini ganggu aja...” crut…
Rency : “och...” akhirnya aku dilepaskan juga.

Tetapi hal yang tak terduga terjadi. Ternyata pintu kamar ku belum ku kunci. Kami berdua panik didalam kamar. Dan ternyata yang membuka pintu kamar kost ku adalah mas Sapto. Aku yang masih telanjang di kasur bersama pak Anto pun makin shock rasanya.
Mas Sapto : “jadi bener nih pak dugaan ku. Bapak ada main sama non Rency”
Pak Anto : “eh...sebentar sap...tutup pintunya...”
Mas Sapto : “sudah lah sudah tertangkap basah juga kan pak.”
Pak Anto : “terus mau apa kamu? Jangan kurang ajar sama bapak ya?”
Di tengah pertikaian mereka, aku cuma bisa meringkuk di atas kasur dan menutupi tubuhku lagi dengan handuk yang kukenakan tadi.

Mas Sapto : “aku bakal bilang ke semua orang kalau bapak ada main sama non Rency.”
Pak Anto : “sudah...sudah...daripada kamu lapor gitu gak ada untungnya. Apa coba untungnya buat kamu? Kamu mau rumah tangga bapak berantakan?”
Mas Sapto : “iya ini kan karena ulah bapak sendiri. Dari dulu sifat suka main cewek kok gak berubah. Kasihan ibu pak.”
Aku yang masih meringkuk di atas kasur hanya bisa berharap perdebatan mereka tidak terdengar oleh tetangga kost ku. Walau itu tidak mungkin rasanya.

Pak Anto : “gini Sap..kamu tenang dulu...kamu mau apa biar kamu gak bongkar ini semua?”
Mas Sapto tiba-tiba terdiam dan memandangku. Aku merasa akan ada hal berbahaya yang akan terjadi padaku. Pak Anto yang sepertinya mengetahui pikiran anaknya ini lalu bertanya.
Pak Anto : “kamu mau menikmati Rency juga Sap? Kalau kamu mau pakai saja.”
Mas Sapto pun terdiam…

Aku yang baru berkenalan dengan mas Sapto hari ini merasa ngeri. Masa aku harus berhubungan dengan orang sejelek ini dan baru saja aku kenal tadi pagi. Akhirnya aku berusaha menguatkan diri dan menghardik mereka berdua.
Rency : “Pak Anto...tolong ya pak...hargai saya sebagai wanita disini. Saya bukan barang yang bisa bapak pakai seenaknya. Apalagi bapak berikan saya ke anak bapak. Kecewa saya sama pak Anto. sekarang kalian berdua keluar dari sini atau saya teriak.”
Pak Anto : “silahkan saja Ren kamu teriak. Kamu tau siapa yang akan rugi nanti? Yaitu kamu sendiri. Bila ada orang yang datang dan melihat mu begini. Tidak mungkin orang akan berfikir kalau kamu saya perkosa. Kalau pun iya, mungkin buat saya cuma akan dituntut cerai oleh istri saya. Sedangkan kamu? Bagaimana?“

Mendengar ucapan pak Anto membuat ku terdiam dan nyali ku surut lagi. Benar juga ucapannya. Aku sudah cukup membuat malu keluargaku kemarin. Ditambah lagi baru ini aku dipercaya lagi dan diijinkan untuk hidup sendiri. Aku tak ingin membuat malu lagi keluargaku. Ini membuat ku tertunduk kembali diatas kasur.

Pak Anto dengan segala ucapannya mulai mempengaruhi mas Sapto.
Pak Anto : “sudah deh Rency sayang. Jangan melawan ya. Kamu juga bakal terpuaskan kok. Saya tau kamu cukup binal dari selama ini berhubungan dengan saya. Di kantor juga kadang kamu duluan kan yang menggoda saya. Apalagi pakaianmu terlalu seksi untuk dikantor.”
Aku hanya bisa diam tertunduk mendengar ucapan pak Anto.

Pak Anto : “sudah sapto. Daripada keluarga kita berantakan. Mending sama-sama kita nikmati Rency.”
Mas Sapto yang sudah gelap mata mengunci kamarku dan mulai mendorongku diatas kasur lalu menindihku.
Rency : “mas Sapto...please...jangan ya...please...”
Mas Sapto : “halah perek ae sok suci cok...cuih...” mas Sapto meludahi mukaku.

Rency : “hikss…..mas jangan mas...pak Anto...tolong...” mas Sapto mulai menggerayangi tubuhku. Kedua tangan ku ditahan oleh tangannya lalu dia menciumi area leher dan payudaraku. Tak kubayangkan aku akan diperkosa di kost ku ini yang baru saja aku tempati 2 hari.
Pak Anto : “tadi sudah sok mengusir. Sekarang malah minta tolong. Puas puasin sudah Sapto. Nanti kamu juga keenakan Ren.”

Mas Sapto mulai membuka celananya dan aku bergidik ngeri melihat penisnya yang hitam legam dan besar itu akan segera menusuk kemaluanku.
Rency : “mas...sudah...stop ya...sudah mas...AACKKK...ACHH...AACKKK...NNGGGHHH...” akhirnya penisnya dipaksakan masuk. Vaginaku yang masih licin karena sperma pak Anto tadi membuat penis mas Sapto dengan mudahnya keluar masuk. Dan karena suara eranganku terlalu keras, mulutku di bekap oleh pak Anto.

Pak Anto : “hehehe...lihat itu Sap...nikmat kan tubuh Rency...payudaranya yang besar itu terguncang-guncang gara-gara kamu...haha”
Mas Sapto : “oh...iya pak e...oh...ternyata seenak ini...oh...enak juga ngesex pak...oh...”
Rency : “NNGGGHHH...NGGGHHHH...NNGGGGGHHHH...” aku hanya bisa menangis disetubuhi oleh mas Sapto sekarang dan nampaknya mas Sapto masih perjaka. Sekitar 10 menit dia menggenjotku, akhirnya…

Mas Sapto : “uh..pak e...tak sembur didalam ya...uh...uh...ohhsss….oh...” crot...croot...croot...crot...aku merasakan bermili mili cairan hangat mengalir kedalam rongga rahimku. Air mata ku pun mengalir tiada henti rasanya.

Rency : “NNGGGHHH…..NGGGGHHH...NGGGGHHHHH...” aku masih berusaha mengerang melepaskan diri dari mereka. Bukan kenikmatan yang aku rasakan sekarang. Hanya penghinaan yang aku terima.
Mas Sapto : “ohs...tak gawe meteng kon Ren...ohs...” (ku buat hamil kau Ren) mas Sapto terus memompakan spermanya didalam vaginaku.

Tak lama kemudian pak Anto melepas bekapan tangannya di mulutku.
Rency : “bajingan kamu pak Anto...hikss...hikss...tega teganya kamu...hikss...ACCHH” akhirnya mas Sapto pun mencabut penisnya dari dalam vaginaku.
Pak Anto : “hehe… sudah Ren… nikmati saja jadi budak sex kami… ”
plak plak plak… pak Anto menampar pipiku.

Aku hanya bisa menangis lagi. Pak Anto dan anaknya sekarang mulai menyetubuhiku lagi. Aku mencoba melawan meski sia sia karena aku sudah cukup lelah. Mereka menyetubuhiku berbarengan, penis pak Anto berada didalam vaginaku dan penis mas Sapto berada di lubang pantatku. Seperti di sandwich mereka menyetubuhiku diatas kasur. Cukup lama rasanya mereka melampiaskan nafsunya kepadaku. Sudah tak terhitung juga berapa kali mereka berdua menyemburkan spermanya didalam tubuhku.

Sekitar pukul 9 akhirnya mereka menyudahinya. Aku pun hanya tergeletak lemas di atas kasur. Sedangkan mereka pergi begitu saja setelah puas. Lepas dari cengkraman papa, sekarang aku malah jadi budak sex pak Anto dan anaknya.
Pak Anto : ”terimakasih ya Rency sayang...kamu jangan menghindar dari kami ya...saya punya kuasa juga di kampung ini...hehe...”

Akhirnya mereka berdua keluar dari kamar ku. Dengan sisa tenaga ku, aku meraih hape ku di meja. Aku melihat Tono miscall dan sms berkali kali. Cukup shock aku membaca sms nya yang berbunyi.
“Du...yang lagi enak-enak sama orang pabrik ya? Sampai janji kita dilupakan. Ya sudah, have fun yank nge sex nya...hehe...aku pulang dulu...nanti kalau sudah telepon aku ya...”
Sms Tono ini membuat ku makin marah.

--POV Tono--
Malam ini aku janjian dengan Rency, awalnya aku sih ingin mengajaknya jalan-jalan. Tapi itu cuma alasanku saja untuk mengajaknya having sex di kost barunya. Seru kayaknya kalau malam ini having sex dengan Rency. Aku janjian dengan Rency sekitar pukul 7 malam jadi sekitar jam 6 aku langsung menuju ke kost nya.

Aku memang sengaja tidak telpon dulu atau sms dulu karena sudah janjian dan Rency bukan orang yang tidak tepat waktu. Pasti sekarang Rency sedang berdandan, pikirku. Aku pun memacu motor ku dari rumah agar segera sampai di kostnya. Tetapi apa daya karena macet, baru sampai di depan kost Rency sekitar jam 7:30.

Karena aku merasa telat dan ingin minta maaf, aku telpon lah hape nya. Namun tak ada jawaban. Masih ku coba berulang kali namun masih tak ada jawaban. Apa mungkin dia masih dandan, pikirku. Maka aku putuskan untuk langsung saja ke kamar nya. Kamar Rency yang agak masuk ke dalam lorong ternyata agak gelap dan juga 3 kamar disekitar kamar Rency entah kenapa hari ini kosong. Padahal sabtu kemarin rasanya ada penghuninya. Mungkin belum pada pulang kerja kali ya ini.

Aku menuju kamar Rency tapi samar-samar terdengar suara desahan dari dalam kamar Rency.
“Aackkk...ackk...ackkkk...ooockkkk...aahhhhs...aachhh...”
Akhirnya aku mengintip dari depan jendela kamar Rency dan ternyata aku melihat Rency sedang disetubuhi oleh 2 orang. Salah satunya aku kenal karena Rency pernah berfoto berdua setelah mereka having sex di pabrik yaitu pak Anto. sedangkan 1 lagi aku tidak mengenalnya. Gambaran orang nya berbadan gempal, hitam dan bertato di badannya.

Tono : “wah gila...baru saja ini pacarku nge kost malah having sex seru gini...” aku pun malah excited menikmati dari celah jendela kamar Rency. Aku melihat pak Anto menggenjot Rency dari bawah dan dari atasnya di genjot oleh 1 orang yang aku belum tau ini siapa. Aku kira jangan-jangan ini satpam pabrik karena perawakannya yang mirip preman. Aku melihat mereka bertiga sangat berkeringat dan Rency tergoncang-goncang hebat menerima tusukan di kedua lubangnya.

Pak Anto : ”Genjot terus Sapto...uh...hajar terus...uh...enak kan...ooh...”
Sapto : “oh iya pak e...lubang pantat e sek seret pak...rasane koyok dipinjeti ndek njero...oohh...”
Rency : “aackk..aacckkk...sudah mas sapto...aachh...aaachhhh...aaaacchh...” nampaknya Sapto berejakulasi didalam pantat Rency karena tiba-tiba Rency mengejan dan Sapto lalu mencabut penisnya.

Sapto : “sek pak gantian pak.” lalu pak Anto menggeser tubuh Rency ke samping dan mencabut penisnya juga dari dalam vaginanya dan tak lama kemudian Sapto sudah siap siap untuk menggenjot Rency lagi.
Rency : “mas...lap dulu...mas...kotor habis dari pantatku...AACHHH…” aku melihat Rency seperti menolak saat akan disetubuhi oleh Sapto. Tetapi Sapto yang sudah sangat bernafsu tidak menghiraukan Rency. Gila memang rasanya, setelah dia meng-anal Rency yang pastinya penisnya ada bekas kotoran dari dalam pantat Rency tanpa di bersihkan dulu langsung saja dimasukkan ke vagina Rency. Rency yang sedang disetubuhi dalam posisi misionaris, aku lihat seperti mendorong tubuh dari Sapto.

Rency : “aackkk...aachhh...acchh...mas...cabut mas...aachhh...acchhh...kotor...acchhh….” tapi perlawanan Rency lama-lama berubah menjadi desahan dan sepertinya Rency sudah pasrah. Melihat persetubuhan mereka membuatku horny sendiri, apa daya aku tak ingin untuk memergoki mereka atau mengganggu momen ini. Alhasil aku akhirnya hanya mengocok penis ku sendiri didepan kamar Rency. Untungnya kost ini masih sepi dan belum ada penghuni yang pulang.

Aku melihat keringat Rency yang sudah bercucuran dijilati oleh pak Anto dan Sapto dengan gemas nya meremas remas payudara Rency. Terkadang payudaranya juga di tampar-tampar oleh Sapto. Rency hanya terlentang pasrah menerima hujaman demi hujaman penis dari Sapto. Tak lama kemudian aku mendengar.
Rency : “achh...mas diluar...achh...diluar...aachh jangan didalam...aachh...” nampaknya Rency merasakan Sapto akan segera berejakulasi.
Sapto : “halah gayamu...cuk...ket mau yo gak nolak...ae kok...OOOHHSSS...”
Rency : “AARRRGGHHH….” Rency pun mengejan menerima semburan dari Sapto.
Sapto : “wes...meteng koen cuk...ket mau atek gaya sisan nolak padahal nek di croti yo enak ae...ket mau yo wes di croti mbek pak Anto gantian ae lho cuk...”

Setelah itu Sapto mencabut penis nya dari dalam dan sekarang gantian pak Anto yang menyetubuhi Rency. Aku yang sudah tak tahan lagi akhirnya ejakulasi sendiri karena sedari tadi mengocok penisku sambil mengintip persetubuhan mereka. Setelah itu aku kirim sms saja ke Rency dan pulang. Sebenarnya aku sangat ingin menyetubuhi Rency malam ini juga setelah melihat adegan persetubuhan yang begitu panas ini.

Aku kirim saja sms ke hape Rency.
“Du...yang lagi enak-enak sama orang pabrik ya? Sampai janji kita dilupakan. Ya sudah, have fun yank nge sex nya...hehe...aku pulang dulu...nanti kalau sudah telepon aku ya...”
Berharap bila nanti malam mereka sudah selesai, aku segera ke kost nya untuk menyetubuhi Rency.

Disaat perjalan menuju pulang kurang lebih sekitar jam 9, hape ku berdering. Aku menepikan motor ku dan melihat ternyata Rency yang menelpon ku.
Tono : “halo sayang...aku masih di jalan nih. belum sampai rumah. Sudah selesai tadi nge sex nya?”
Rency : “KAMU INI DIMANA YANK! KAMU LIHAT AKU TADI !!!” nampaknya Rency menelpon dengan nada yang tinggi
Tono : “hmmm ada apa nih kok marah-marah?”

Rency : “IYA LAH AKU MARAH SAMA KAMU !!!”
Tono : “loh loh sebentar? Kenapa?”
Rency : “KAMU TADI LIHAT SEMUA KAN!!! AKU MARAH SAMA KAMU YANK !!! KAMU LIHAT AKU DI PERKOSA TAPI DIAM SAJA !!! ”
Tono : “loh sebentar? Bukannya tadi kamu main dengan suka hati ya? Soalnya aku lihat kamu mendesah-desah yank.”
Rency : “SUKA HATI GIMANA !!! SUDAHLAH, AKU KECEWA SAMA KAMU TON !!!”
Tono : “loh loh kenapa ini? Maaf ya yank aku tadi salah sangka. Sumpah beneran kirain tadi kamu memang menikmati.”

Rency : “MENIKMATI APAAN !!! SUDAH… AKU MAU KITA BREAK !!! AKU GAK MAU HUBUNGAN SAMA KAMU DULU SEMINGGU INI !!!”
Tono : “yah...maaf ya yank...”
Akhirnya Rency menutup telpon nya. Aku benar-benar speechless. Nampaknya memang aku yang sudah keterlaluan. Hanya memikirkan nafsu ku sendiri tanpa memikirkan perasaan Rency.

Keesokan harinya aku mencoba menelpon Rency tapi benar-benar tidak diangkat. Bahkan sms ku juga tidak dibalasnya. Aku cuma bisa mencoba mengirim sms permintaan maaf ku ke Rency dan berharap dia membacanya lalu hubungan kami kembali seperti semula. Namun Rency benar-benar menepati omongannya dan baru membalas ku 1 minggu kemudian. Dengan nada yang masih cuek akhirnya telpon ku diangkat olehnya.

Aku menemuinya setelah itu untuk meminta maaf secara langsung dan hubungan kami mulai normal seiring dengan waktu. Aku sendiri cukup shock ketika Rency berani meminta break dengan ku saat itu. Aku merasa sudah keterlaluan jadinya. Namun apa dikata, setan dalam diriku lebih mengendalikan nafsu dan keinginan ku agar Rency lebih bisa binal lagi juga bisa disetubuhi oleh lebih banyak orang lagi. Ah sudah lah, kebodohan ku sendiri memang terlalu mengikuti hawa nafsu.
 
Terakhir diubah:
Buat yang penasaran dengan seperti apa Rency yang nantinya bertemu dengan Tono kembali di tahun 2015 yang sudah punya anak 2.
Berikut mulustrasinya

Nb: model bukan Rency yang asli hanya mulustrasi semata untuk memberikan gambaran ke suhu suhu semua
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Kamar baru ternyata
Semoga yg ini lancar :cendol:
No pk pk lagi
Iya suhu, disuruh kamar baru sama momod. Dan ini kesusahan ane jadinya cari model mulustrasinya yg pas. Ada juga yg mirip tapi bukan di timeline cerita seharusnya. Semoga aja yang ini aman soalnya ane gak pake oramg indo buat model mulustrasinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd