Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tono dan para wanitanya... Arc 2 : Intan

The EX 02 - Chapter 14
Timeline : 2011 Februari
Dihari yang sama dengan Chapter 13

--POV Intan--

Sudah jam 7 malam kulihat di jam hape. Seharian rasanya aku tidak menggubris Tono. Mungkin aku juga yang sudah keterlaluan hari ini marah-marah ke dia karena tidak dijemput. Akhirnya aku buka chat bbm darinya dan ternyata banyak banget. Dari tadi dia coba menghubungiku juga tapi tidak aku angkat. Dia juga minta maaf masalah tadi pagi. Akhirnya aku chat dia.
Intan : “ya udah kutunggu dirumah, cepet !” tak kusangka bbm ku langsung dibalasnya.
Tono : “otw”

Tak lama kemudian Tono sudah sampai dirumahku. Sepertinya dia ngebut banget. Dan ibuku memanggilku karena melihat Tono didepan rumah. Aku pun langsung berlari menyambutnya. Tapi dengan tetap memasang muka bete ku. Sebenarnya aku senang bisa bertemu dengan Tono, karena aku sendiri juga kangen dengan dia. Tapi gara-gara hal sepele tadi yang membuat aku tak bisa bertemu dengannya jadinya bete seharian. Efek kurang istirahat juga sebenarnya dari kemarin.

Dengan masih memasang muka judes, aku membukakan pagar.
Intan : “hmm… akhirnya kesini juga.”
Tono : “iya maaf ya tadi pagi.”
Intan : “capek aku tuh tadi pengen istirahat malah kamu gak jemput.”
Tono : “iya iya maaf.”
Intan : “ya udah masuk dulu aku mau siap-siap ya terus anter aku ke RS.”
Tono : “masih jam setengah 8 lho ini.”
Intan : “iya, gak mau ya jalan-jalan dulu ama aku?”
Tono : “iya mau lah.”
Intan : “ya udah jangan banyak nanya. Masuk dulu tuh ada ibu sama bapak diruang tamu lagi nonton tv.”
Tono : “iya yank.”

Intan : “pak, bu. Nih Tono, silahkan di tanyain mau nikahin aku kapan. Hahaha” aku melihat Tono kaget dan salah tingkah.
Tono : “eh iya pak bu. Malam.” aku langsung saja ke kamar ganti baju dinas. Memang sengaja aku lama-lamain biar Tono kena omongan bapak ku. Sekitar 15 menit baru aku kedepan lagi. Ternyata Tono dan orangtua ku cepat akrabnya. Mereka sekarang sudah ngobrol santai dan Tono tidak tegang seperti tadi.

Intan : “yuk yank berangkat.”
Tono : “eh iya, ayo. Pak, bu, permisi dulu ya.”
Ibu : “iya nak Tono. hati-hati”
Aku pun segera menggandeng Tono keluar dan kami segera berangkat. Diatas motor aku memeluknya erat.
Tono : “mau kemana dulu nih yank?”
Intan : “ke pasar malam aja yuk di dekat alun-alun. Pengen jalan-jalan aku nih sebenernya sama kamu. Kamu sih gak tanggap.”
Tono : “iya iya maaf.”
Intan : “tadi di tembak bapak ku gak kamu yank? Hahaha”
Tono : “iya di tanyain kapan mau ngelamar kamu gitu.”

Intan : “hahaha, terus?”
Tono : “ya aku bilang aja setelah lulus kuliah. Paling gak setelah sidang skripsi dinyatakan lulus, langsung dah.”
Intan : “hahaha rasain kena kamu yank. Terus?”
Tono : “iya bapakmu tetep aja maksa bisa cepet atau nggak gitu, melihat aku kan sudah punya penghasilan walau kecil-kecilan. Gitu katanya. Untung ada ibu mu tadi. Jadinya bapakmu gak ngececer terus.”
Intan : “hahaha… rasain… aku sendiri juga dirumah sering yank ditanyain gitu. Gak aku aja, bahkan Hasan juga. Apalagi bentar lagi dia lulus. Bapak ku nganggep kita udah siap buat nikah, soalnya aku kan kerja, kamu juga udah punya toko. Mohon maklum ya namanya pandangan orang desa. hehehe”
Tono : “hmm pantesan kamunya juga sering minta aku buat lamar kamu cepet-cepet.”

Akhirnya kami sampai di pasar malam, kami pun berjalan-jalan berdua pacaran malam ini. Karena aku masih sedikit kesal ke Tono, aku minta dia belikan semua barang yang aku pengen. Harga nya gak seberapa sih, cuma barang pasar malam aksesoris kecil-kecilan. Ini saja sudah membuatku senang. Aku dan Tono juga naik bianglala dan komedi putar. Cukup untuk mengobati moodku yang tidak karuan dari tadi.

Setelah itu karena masih 2 jam lagi jadwal shift ku di RS, Tono mengajakku makan di cafe dekat sini. Sekalian makan malam. Sebenarnya aku tak begitu lapar karena sore tadi sudah makan bakso dari Hasan.
Intan : “aku tuh kangen aslinya sama kamu. Bodoh.”
Tono : “hmm… kangen tapi marah-marah.”
Intan : “iya lah kamu nya gak faham-faham.”
Tono : “iya deh iya maap ya.”
Intan : “besok ke malang yuk yank jalan-jalan.”
Tono : “jauh bener yank?”
Intan : “iya pengen aku jalan-jalan ke sana, gak mau kamu?”
Tono : “ya udah deh, nanti biar warnetnya tutup dulu.”
Intan : “nah gitu dong yank, sesekali nyenengin aku.”

Tono : “tapi lumayan jauh kalau ke malang, apalagi bolak-balik sehari. Nginep aja disana gimana?”
Intan : “nah, boleh tuh. Gitu dong. Besok abis jemput aku, pulang dulu packing ya yank.”
Tono : “siap, besok ku jemput jam 6 di RS.”
Intan : “jam 7 aja yank gak apa, aku tak mandi dulu di RS biar nanti langsung. Ok?”
Tono : “ok deh kalau gitu. Dah ya jangan marah-marah lagi.”
Intan : “enggak deh. Eh yank, 2 hari lagi masa subur ku lho. Gak mau bikin dedek gitu? Hehehe”
Tono : “hmm masa langsung dijadiin yank.”
Intan : “ya kali aja. Hehe”
Tono : “nanti kalau udah nikah aja.”
Intan : “iya iya bercanda juga kok aku. Jangan serius-serius napa.”
Akhirnya kami sepakat untuk liburan berdua besok ke malang 2 hari. Setelah itu Tono mengantarkan ku ke RS karena sudah masuk shift ku. Hari ini aku kembali 1 shift dengan Ratna dan Indra.


Disisi lain…
--POV Hasan--
Sekitar jam 10 malam


“Ah harusnya mbak Intan sekarang sudah mulai kerja, rasanya aman aku kembali menghack Facebooknya” pikirku. Segera ku buka laptopku dan login kembali ke Facebook mbak Intan. Tak lupa sementara aku ganti passwordnya agar mbak Intan tak dapat login. Ku coba kembali menelusuri folder yang di hiden. Ternyata masih banyak video yang tersimpan dan ku coba buka 1 video yang paling atas, tertera tahunnya 2010. Tampak mbak Intan sedang mengulum penis pria yang aku tidak tahu siapa di dalam kamar mandi karena terlihat bak penampungan air. Mbak Intan juga sedang mengenakan pakaian dinasnya. Apakah mungkin ini di kamar mandi RS. tapi kalau ini kamar mandi RS, kan pasien sana ibu bersalin semua. Lalu siapakah ini. Video nya cukup singkat hanya sekitar 20 detik.

Ku coba buka video selanjutnya dan sekarang adegannya mbak Intan sedang di doggy dengan berpegangan ke bak mandi. Ku coba mengeraskan suaranya namun yang terdengar hanya suara nafas yang memburu. Mereka berdua seperti ngos-ngosan. Dan juga gambarnya kurang jelas karena kameranya goyang-goyang. Yang bisa aku lihat cukup jelas adalah jilbab mbak Intan yang sudah terbuka dan rambut panjangnya sedang ditarik. Video yang ini cukup panjang durasinya sekitar 1 menitan.

Masih banyak video lain yang mungkin bisa aku nikmati tapi aku stop dulu karena sekarang aku mengecek daftar pertemanannya. Ternyata banyak teman-teman ku sudah masuk friendlist selain Yadi, Ruli, Samsul, dan Nanang. “Wah bisa seru nih” pikirku. Aku melihat Samsul jam segini masih online facebook terlihat dari chatbox nya yang masih menyala. Iseng aku chat duluan menggunakan akun mbak Intan ini. Rasanya dag dig dug antara takut ketahuan dan penasaran akan bagaimana nanti.
FB Intan : “hai sul...”
FB Samsul : “eh mbak. Kenapa mbak?” tak lama kemudian dijawab oleh samsul.
FB Intan : “gak apa, iseng aja chat kamu. Kok belum tidur?”
FB Samsul : “iya mbak, biasanya tidur tengah malam. Mbak sendiri kok belum tidur?”
FB Intan : “ini aku lagi jadwalnya kerja malam Sul, mangkanya tadi siang aku tidur. Maaf ya sudah teriak-teriak gara-gara keberisikan kalian tadi.”
FB Samsul : “iya mbak, maaf ya mbak. Udah ganggu jam istirahatnya.”

FB Intan : “gak apa kok sul, aku malah seneng kalian main kerumah.”
FB Samsul : “wah beneran mbak?”
FB Intan : “iya beneran, asal...”
FB Samsul : “asal apa mbak?”
FB Intan : “asal jangan mesum matanya.hihi”
FB Samsul : “eh maaf maaf mbak. Maaf ya mbak.”
FB Intan : “hehe gak apa Sul, wajar namanya juga masih ABG buat tertarik sama lawan jenis.”
FB Samsul : “iya mbak, maaf ya mbak.”

FB Intan : “iya Sul, sudah gak apa apa. Salahku juga tadi kan pakai daster yang longgar gitu. Hihi. tadi pada tegang ya?”
FB Samsul : “hehe iya mbak, maaf ya mbak.” nampaknya Samsul mulai segan. Aku pun iseng mengirim salah satu foto mbak Intan yang sudah ku bluetooth tadi dari hape nya. Aku kirim foto mbak Intan yang sedang selfie hanya mengenakan handuk saja dan belahan dadanya terlihat jelas.
FB Intan : pic sent
FB Intan : “dah nih puas-puasin liatnya. Hihi” pesannya sudah dibaca oleh samsul tapi tak segera dibalas. Akhirnya aku kirim lagi 1 pic mbak Intan yang masih cuma mengenakan handuk.

FB Samsul : “duh mbak. Pengen rasanya tukar posisi sama Hasan jadi adiknya mbak. Biar bisa liat mbak cantik tiap hari.”
FB Intan : “hihihi gombal. Kan kalau mau main kerumah tinggal kerumah Sul.”
FB Samsul : “emang boleh mbak main kerumah?”
FB Intan : “emang siapa yang ngelarang?”
FB Samsul : “pacar mbak mungkin. Hehe”
FB Intan : “haha, kenapa sama pacarku? Emang mau ngapain sama aku sampai kamu nanya gitu?”
FB Samsul : “ya mau ngapain aja sama mbak boleh deh. Aku sih mau diapain aja sama mbak. Hehe”

FB Intan : “hmm diapain ya enaknya anak nakal 1 ini?” sambil ku kirim lagi 1 pic mbak Intan yang berpose diatas kasur.
FB Samsul : “yang enak-enak boleh mbak. Hehe jadi pengen nemenin mbak dikasur.”
FB Intan : “haha lucu deh kamu Sul. yang enak enak gimana?”
FB Samsul : “ya… begituan mbak. Hehe”
FB Intan : “emang berani?”
FB Samsul : “kalau mbak ngebolehin ya berani mbak. Hehe”
FB Intan : “boleh gak ya? Liat nanti deh.” ku kirim lagi foto topless mbak Intan.
FB Samsul : “duh mbak, pentilnya gemesin mbak. Mbak gak apa ta ini kirim foto ke aku.”

FB Intan : “gak mau ya? Ya udah kalau gitu gak aku kasih lagi.”
FB Samsul : “ya mau sih mbak. Cuma kaget aja mbak. Hehe”
FB Intan : “haha, ini aku juga cuma kasih ke kamu aja lho Sul. jangan bilang-bilang Hasan ya.”
FB Samsul : “siap deh mbak cantik.”
FB Intan : “eh Sul, aku mau nanya nih.”
FB Samsul : “nanya apa mbak?”

FB Intan : “kalian sering mikirin mesum tentang aku ya? Jawab jujur.”
FB Samsul : “hehe iya mbak. Ketauan ya?”
FB Intan : “iya lah, masa aku gak sadar kalian sering curi-curi pandang juga.”
FB Samsul : “hehe iya mbak. Maaf ya tadi juga ngintipin di jendela pas mbak tidur.” ternyata tadi saat ku tinggal menjemput kukuh, teman-teman ku ini mengintip mbak Intan. Aku penasaran ingin ku pancing lagi.
FB Intan : “cuma pas tadi aja?”
FB Samsul : “iya mbak cuma tadi aja kok.”

FB Intan : “pasti ni sambil coli ya tadi ngintip nya?”
FB Samsul : “ya masa coli rame-rame mbak. Hehe kalau ngaceng sih iya mbak.” iseng kembali aku kirim lagi foto toples mbak Intan di atas kasur sambil meremas payudaranya.
FB Intan : “kalau sekarang ngaceng gak?” pic sent.
FB Samsul : “duh mbak gak tahan aku mbak.”
FB Intan : “harusnya tadi kalian jangan cuma ngintip.”
FB Samsul : “terus gimana mbak?”
FB Intan : “masuk aja ke kamar ku, kan gak ku kunci. Terus perkosa aku kalau berani.”
FB Samsul : “waduh mbak, makin gak tahan aku mbak. Emang mbak mau?”
FB Intan : “ya enggak mau lah, kalau aku mau bukan perkosaan namanya. Hihi”

FB Samsul : “nanti mbak teriak? Bisa digebukin warga aku nanti mbak”
FB Intan : “ya tergantung kamu Sul, mangkanya ajakin yang lain kayak Ruli, Nanang sama Yadi dong. Biar aku gak bisa teriak.”
FB Samsul : “mbak ngelawan juga dong?”
FB Intan : “iya dong, kalau gak ngelawan bukan pemerkosaan namanya Sul. hihi. Seru kan Sul kalau aku ngelawan terus kalian ngasarin aku.”
FB Samsul : “waduh mbak totalitas dong?”
FB Intan : “kalau gak totalitas gak enak kan Sul. hihi. Kamu gak mau emang?”
FB Samsul : “ya mau mbak.duh mbak, sudah gak tahan aku mbak. Bayangin perkosa mbak. Rasanya pengen tak sobek-sobek bajumu mbak terus susumu tak remes-remes kasar.”
FB Intan : “gak usah di bayangin, dilakuin aja lain kali. Hihi”

Tiba-tiba Samsul mengirim pic.
FB Samsul : “duh mbak bayangin aja udah ngecrot aku.” pic sent.
Ternyata Samsul mengirim foto penisnya yang sudah belepotan sperma. Agak awkward juga melihat batang teman sendiri. Beneran dia coli pakai foto mbak Intan. Tapi ini berarti aku sukses berpura-pura menjadi mbak Intan. Dan akhirnya aku kirim video yang kutemukan tadi. Video mbak Intan sedang mengulum penis pria yang entah dia siapa.
FB Intan : “sini aku bersihin kayak gini.” vid sent.
FB Samsul : “waduh mbak. Jadi pengen kayak pacarnya mbak digituin.”
FB Intan : “ya udah sini perkosa aku Sul. Hihi”
FB Samsul : “Hasan gak diajakin sekalian mbak?”
FB Intan : “jangan, masa iya kamu ngajakin Hasan. Bisa-bisa nanti dia minta tiap hari.” padahal aku (Hasan) juga bisa setiap hari minta main dengan mbak Intan.

FB Samsul : “ya sudah yuk mbak kapan?”
FB Intan : “nanti aku kabarin lagi ya Sul. hehe. Kalian kan mau ujian nasional. Fokus kesana dulu gih.”
FB Samsul : “oalah mbak nanggung nih. Sekarang aja bayangin doang udah melayang-layang aku mbak. Apalagi bisa beneran masukin burung ku ke memeknya mbak. Duh ngaceng lagi aku mbak.”
FB Intan : “haha iya deh nanti aku hubungin. Kamu jangan chat aku duluan ya. Nanti takutnya kebaca pacarku.”
FB Samsul : “ya udah deh mbak. Tapi minta fotonya lagi dong. Hehe” akhirnya aku kirim foto mbak Intan yang sedang ngangkang di kasur menunjukkan vaginanya.
FB Intan : “nih Sul. udah dulu ya. Aku mau kerja lagi.” pic sent.

Setelah itu segera ku hapus semua history chat sebelum ku kembalikan password nya ke semula. Aku penasaran, apakah teman-temanku ini berani beneran apa cuma omong kosong. Tapi sudah ku pancing seperti ini semoga saja semua rencanaku berhasil. Rasanya setelah tau mbak Intan seperti ini, ingin aku eksploitasi sendiri. Sambil tidur, aku membayangkan bagaimana kalau mbak Intan beneran diperkosa teman-teman ku.

Akupun onani sendiri karena membayangkan ini semua. Membayangkan bagaimana mbak Intan meronta-ronta, vaginanya ditusuk-tusuk kasar oleh teman-teman ku, bahkan sampai seluruh tubuhnya lengket dengan sperma mereka. Apalagi aku tahu teman-teman ku ini orangnya mesum dan dari dulu menaruh “perhatian” ke mbak Intan. Aku juga tak bisa melarang imajinasi mereka, karena aku pun demikian. Bedanya nafsuku bisa tersalurkan, sedangkan mereka tidak. Mereka hanya bisa membayangkan saja untuk merasakan tubuh mbak Intan. Ah rasanya seru kalau memang benar-benar nanti kejadian. Semakin tegang rasanya penisku sekarang kalau membayangkan ini semua. Sampai akhirnya ku tertidur malam ini.

--keesokan paginya--
Sekitar jam 7 pagi aku baru bangun dan mendengar ada suara mobil masuk ke halaman rumah. Aku tengok dari jendela, ternyata mas Tono baru saja mengantarkan mbak Intan pulang tapi dia tetap didalam mobil dan hanya mbak Intan saja yang turun masuk kedalam. Tapi mas Tono tidak segera kembali dan tetap parkir seperti menunggu mbak Intan.

Aku ke belakang kearah kamar mbak Intan, aku melihat mbak Intan sudah berganti baju dan sedang packing beberapa pakaian.
Hasan : “kemana mbak pagi-pagi gini? Sudah rapi banget juga. Mau kondangan mbak?” aku melihat mbak Intan mengenakan baju seperti dress dengan belahan paha yang cukup lebar, bahkan bisa di tarik lagi keatas karena hanya berbentuk zipper.
Intan : “mau jalan-jalan dong San. masa iya mau kondangan.”
Hasan : “soalnya mbak jarang pakai baju seperti ini. Jadi kirain mau kondangan. Hehe”
Intan : “iya bajunya dibeliin Tono, bagus kan?” mbak Intan kembali melanjutkan packing baju nya.
Hasan : “bagus kok mbak, mbak jadi makin seksi. Hehe” karena masih pagi dan aku juga baru bangun ditambah melihat mbak ku dengan pakaian yang cukup seksi ini, membuatku tidak tahan lagi. Langsung saja ku peluk mbak Intan yang sedang memilih baju dilemari.

Intan : “san... Jangan sekarang. Aku lagi di tungguin Tono tuh.” rasanya mbak Intan sadar dengan keinginanku karena penisku yang sudah menegang ini menusuk-nusuk di belahan pantatnya.
Hasan : “bentar aja loh mbak.”
Intan : “iiih… mbak lagi ditungguin tuh, lagian mbak juga udah rapi-rapi gini masa iya mbak buka lagi. Mbak juga lagi masa subur nih San. jangan sekarang ya.” aku tak mau menuruti kata-kata mbak Intan. Aku masih menekan-nekan penisku ini ke bongkahan pantatnya dan tanganku pun mulai meremas-remas payudaranya. Ternyata mbak Intan tidak mengenakan bra dibalik bajunya.
Hasan : “wah mbak kok gak pakai bra. Hehe. pentilmu tegang ini lho mbak. Ayolah mbak, sebentar aja mbak.”
Intan : “san… udah deh san… mbak lagi ditungguin tuh… udah san...” nafasnya mulai memburu pertanda nafsunya juga sudah mulai naik. Kedua tangan ku tetap saja memilin putingnya yang sudah mengeras dan tetap meremas-remas kasar payudaranya yang besar ini. Mbak Intan sudah tak lagi fokus memilih pakaian dan hanya bertumpu di lemari sambil memejamkan kedua matanya. Hanya penolakan dari mulutnya saja yang keluar tanpa ada perlawanan fisik.

Intan : “san… udah san… jangan dulu… mbak lagi subur juga… ahs...” samar-samar kudengar suara desahan dari mbak Intan. Tangan kanan ku turun dan menarik zipper yang ada di belahan dress nya ke atas sampai ke pinggang dan celana dalam nya pun terlihat. Ternyata mbak Intan mengenakan cd berbentuk g-string sekarang. Tangan ku menyusup masuk dan mengelus vaginanya yang sudah basah. Mbak Intan pun memiringkan kepalanya yang membuatku bisa menciumi leher jenjangnya.
Intan : “ahs.. San… sudah… san… ahhs...”
Hasan : “ayo lah mbak… sebentar aja mbak...” aku yang merasa menang karena sudah tau mbak Intan yang nafsunya sudah bangkit terus mengajaknya untuk memuaskanku. Dan benar saja akhirnya mbak Intan mengalah.

Intan : “ya udah… pakai kondom ya San… mbak lagi subur… ahhs… lepasin dulu… ahhs...” akhirnya aku melepaskannya dan mbak Intan berjalan kearah laci meja riasnya untuk mengambil kondom. Dengan sigap, mbak Intan langsung jongkok didepanku dan melepas celana ku sambil mengocok penisku yang sudah tegang ini.
Intan : “duh san tegang banget kamu… pagi-pagi sudah nafsu gini….”
Hasan : “gimana gak nafsu liat mbak udah cantik gini...” dengan bibir manisnya, mbak Intan mulai mengulum penisku. Tak lama kemudian dia menyobek bungkus kondomnya dan memakaikannya di penisku dengan menggunakan mulutnya. Setelah itu mbak Intan bangkit dan akan melepas pakaiannya tapi kucegah. Aku langsung mendorongnya ke arah kasur dan menyuruhnya untuk menungging saja tanpa melepas pakaiannya.

Hasan : “sudah mbak biar cepet gak usah di buka lagi.” aku mulai menyingkap bawahannya dan menurunkan g-string yang sedang dia pakai.
Intan : “iya san… cepetan… ACK… nggghhh… nggghhh….” mbak Intan tersentak ketika kubenamkan penisku kedalam vaginanya. Ku genjot dengan sekuat tenaga karena aku sudah nafsu sekali pagi ini. Ditambah lagi fantasiku semalam yang semakin membuatku menggila menggenjotnya dengan sekuat tenaga. Mbak Intan membenamkan kepalanya di kasur agar suara desahannya tak terdengar keluar. Apalagi ada mas Tono didepan yang sedangn menunggunya.

Kedua tanganku yang memegang erat pinggulnya membuatku mudah untuk menariknya ketika menusukkan penisku. Mbak Intan pun terhuyung-huyung diatas kasur dan tangannya mencengkram erat kasur. Kembali terlintas di pikiran fantasy ku semalam. Rasanya sekarang aku seperti memperkosa kakak ku sendiri. Ku genjot dengan brutal tak memikirkan apakah dia menikmatinya juga atau tidak. Aku hanya ingin memuaskan nafsuku saja sekarang. Karena fantasiku ini rasanya penisku juga lebih tegang dari biasanya. Bahkan sekarang rasanya kepala penisku menusuk-nusuk lubang cervix nya. Kuhujamkan penisku dalam-dalam sampai mentok rasanya dan ingin masuk lebih dalam lagi.

Tetapi karena nafsuku semakin tidak bisa kukendalikan. Aku hanya bisa bertahan 5 menit saja.
Hasan : “ahh.. Mbakk… aku mau keluar… ” mendengar perkataanku ini mbak Intan berusaha maju dan melepaskan tanganku yang memegang erat pinggulnya. Nampaknya meski aku menggunakan kondom, mbak Intan tak ingin aku ejakulasi didalam. Akhirnya penisku tercabut dan mbak Intan segera balik badan. Dia pun langsung melepas kondom yang kukenakan dan kembali mengulum penisku. Ku pegang erat kepala mbak Intan dan kulepaskan semua spermaku didalam mulutnya sambil kutusukkan kedalam tenggorokannya. Mbak Intan pun terbelalak dan seperti menangis karena kesusahan bernafas akibat kutusukkan terlalu dalam. Kutembakkan semua spermaku dengan puas pagi ini didalam mulut kakak ku yang cantik sampai akhirnya penisku mengecil didalam mulutnya dan kurasakan lidahnya seperti menjilatinya. Semua spermaku juga ditelan sudah olehnya. Bahkan penisku yang sudah mengecil terus saja disedot-sedot sampai akhirnya aku tak bisa lagi mengeluarkan spermaku. Yang ada sekarang hanya rasa ngilu yang kurasakan.

Hasan : “ahhs.. Mbak… enak mbak… hehe makasih ya mbak...”
Intan : “nakal nih kamu… mbak mau siap-siap.. Sudah mandi cantik-cantik… diajakin begituan… gak sempet mandi lagi nih aku… mana badan ku asem lagi keringetan gara-gara kamu...”
Hasan : “hehehe maaf ya mbak. Mbak pergi kemana?”
Intan : “mau jalan-jalan ke malang sama Tono.. baru pulang besok siang… kamu jaga rumah lho… awas jangan bawa Fitri kerumah… nanti kamu khilaf… bahaya...”
Hasan : “iya mbak. Sudah puas aku sama mbak pagi ini. Hehe”
Intan : “ihs… dasar… sudah sana… mbak mau prepare lagi...”

Akhirnya aku kembali ke kamar ku dengan perasaan puas. Tak lama kemudian aku dengar suara mbak Intan pamitan.
Intan : “saan… mbak pergi dulu ya. Pintu depan jangan lupa dikunci kalau mau keluar nanti.”
Hasan : “iya mbak...” kujawab dari dalam kamar. Dan akhirnya mbak Intan pergi dengan mas Tono 2 hari ini. Sungguh puas aku pagi ini, setidaknya nafsuku semalam sudah terlampiaskan. Tapi bagaimana ya bila fantasiku benar-benar terjadi. Pasti mbak Intan akan nampak sangat seksi dan membuatku horny. Ah mungkin aku memang adik yang kurang ajar yang ingin kakak sendiri diperkosa orang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd