Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tono dan para wanitanya... Arc 2 : Intan

update selanjutnya mungkin cukup pendek. tapi gak tau kenapa pengen aja buat lempar update baru.
semoga seru. mohon kritik, saran, dan masukkannya ya suhu suhu semua.
 
The EX 02 - Chapter 43
Timeline : 2011 Agustus


–POV Tono–

Aku terbangun dari tidurku dan kulihat ponselku untuk mengecek jam berapa sekarang. Ternyata masih jam 4 pagi. Kudengar ada suara air dari kamar mandi. Aku masih mengumpulkan kesadaranku sambil mengecek pesan di ponselku. Tak ada pesan darurat dari Intan. Hanya pesan mengucapkan selamat tidur seperti biasa.
Lisa : “eh mas. Dah bangun? Maaf ya aku mandinya berisik. Hehe”
Tono : “oh enggak kok. Mau kemana pagi-pagi mandi?”
Lisa : “hari ini aku shift pagi mas. Jadi aku mandi dulu terus pulang ke kost bentar buat ganti seragam.”
Tono : “aku anterin ya. Bentar.”
Lisa : “gak usah mas. Mmmuuah…” Lisa menciumku sambil tersenyum.
Lisa : “kamu lanjut tidur lagi aja mas. Masih kelihatan ngantuk tuh. Aku bisa balik sendiri kok.”
Tono : “ini masih jam 4 lho. Sudah aku anterin aja ya.” sambil kugenggam tangannya.

Lisa : “ya udah deh kalau kamu maksa mas. Tapi beneran sudah gak ngantuk?”
Tono : “sudah aman. Nanti langsung shift pagi kan kamu. Ku tungguin sekalian ke RS.”
Lisa : “oke deh mas kalau gitu. Mandi dulu sana mas biar segeran.”
Tono : “iya, tunggu bentar ya.”
Lisa : “ya udah sana buruan mandi mas. Ngapain masih gandeng tanganku? Eh….ehh…”
Kugandeng Lisa dan kutarik dia kembali ke kamar mandi.
Lisa : “aku kan dah mandi mas…nakal ini kok diajak ke kamar mandi…mmmhhh…” kucium Lisa sambil kulucuti pakaiannya.
Lisa : “kamu nih mas…mmmhhh…mmmhhh…”kami pun berciuman didalam kamar mandi dibawah guyuran air shower. Tanpa banyak berkata-kata kami kembali bergumul didalam kamar mandi. Ku angkat kaki kirinya dan mulai kuselipkan penisku yang tegang ini kedalam kemaluannya.
Lisa : “ahs…mmmhhh…mmhhh…” Lisa sedikit terpekik, namun kembali melanjutkan ciuman panas kami berdua.

Semakin lama semakin naik nafsuku. Ku sudahi adegan berciuman dengan Lisa dan kami pun saling bertatap-tatapan. Kubalikkan tubuhnya untuk bersandar ke tembok. Lisa pun paham, dia membuka kakinya lebar-lebar menanti untuk batangku menusuknya kembali.
Lisa : “UGH…ugh…ohs…yes…ouh…ohhs…ah…” Lisa mulai mendesah-desah ketika aku mulai menyetubuhinya dalam posisi doggy style. Lisa juga tak diam begitu saja. Dia berusaha mengimbangi gerakanku. Makin berdecak suara air yang membasahi tubuh kami berdua seiring tepukan paha kami berdua. Tanganku pun bertumpu di pundaknya untuk membantuku menekan penisku lebih dalam meski sudah terasa mentok. Namun aku ingin menusuknya lebih dalam lagi. Tak butuh waktu lama, kurasakan tubuh Lisa bergetar. Bahkan dia hampir terpeleset di lantai kamar mandi yang licin ini. Tapi karena tubuhnya cukup ringan, aku bisa menahannya.

Sekitar 10 menitan rasanya aku sudah mulai tak tahan lagi. Kurasakan ejakulasiku semakin dekat. Kupercepat tusukanku sampai Lisa semakin terdorong dan kepalanya beberapa kali terbentur dinding. Namun tak menghentikan ku untuk terus menuntaskan semuanya.
Tono : “ahss…Lis…Liss…”
Lisa : “mas Ton…aku…aargghhh…” Lisa pun orgasme bersamaan dengan penisku yang kucabut dari dalam kemaluannya. Kutembakkan spermaku di punggungnya. Sampai akhirnya dia terduduk di lantai kamar mandi dan berbalik lalu mengulum penisku yang masih sedikit menembakkan sperma. Rasa ngilu saat di menyedot semuanya terasa sungguh nikmat. Tak ada rasa penolakan darinya langsung menelan spermaku begitu saja.

Lisa : “hmm…enak ya mas…” sambil tersenyum menatapku.
Lisa : “tapi gara-gara kamu aku jadi mandi lagi nih. dasar…”
Tono : “aku gak tau Lis, pengen aja gitu tadi. Sorry ya…”
Lisa : “iya mas gak apa apa kok…aku tau kamu juga stress dan butuh pelepasan… ya udah yuk…mandi bareng…hihihi”
Aku tak tahu kenapa aku bisa terhanyut dalam situasi seperti ini. Saat bersama Lisa, aku benar-benar melupakan Intan. Mungkin ini rasanya mendua. Walau tak seharusnya aku begini. Intan sedang terbaring di rumah sakit.

Setelah selesai mandi, aku antar Lisa ke kostnya. Lalu kami berdua langsung ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, kami ngobrol sebentar karena belum waktunya Lisa checklog.
Lisa : “mas…makasih ya sudah dianterin.”
Tono : “hmm…iya lis. Kamu hari ini pulang shift jam berapa?”
Lisa : “hehehe jam 3 mas. Kayak kemarin sih. Kenapa nih? Hayoo…mau ngajakin ke hotel lagi ya? Hahaha”
Tono : “enggak…aku cuma mau jalan aja sama kamu nanti. Boleh?”
Lisa : “boleh dong mas. Ya udah kalau gitu aku nanti pulang dulu ya ke kosan. Gak enak masa pakai baju ini kan kecut nanti. Hehehe. Nanti ketemuan di kost aku aja jam 4.”
Tono : “aku antar aja nanti pulang ke kost, kan aku disini seharian. Jadi jam 3 aja gimana?”
Lisa : “hehehe pengen ketemu aku lagi lebih cepat ya? Ya sudah OK nanti ketemu jam 3 ya.”
Tono : “ok aku tunggu di mobil aja nanti langsung kesini.”
Lisa : “siap mas…sudah aku kerja dulu ya…mmmuuuahh… sampai ketemu lagi nanti.” Lisa mencium ku lagi sebelum keluar dari mobil. Kulihat dia berjalan masuk ke RS sebelum akhirnya aku juga turun untuk ke kamar Intan. Tak lupa aku bawa laptop untuk mengerjakan skripsiku.

Tono : “hai yank…gimana? Ada rasa gak enak yang dirasain?” sesampaiku dikamar rawat inap Intan, ku elus kepalanya sambil menanyakan apa yang dia rasakan sekarang.
Intan : “eh yank…enggak kok…aku baik-baik aja.”
Tono : “masih kerasa gimana? Masih lemes ya kamu keliatannya?”
Intan : “masih sedikit sakit nih mas disini…” Intan meraba perut bawahnya. Lalu entah kenapa dia meneteskan air mata lagi. Nampaknya dia masih belum tenang dan sedih kembali mengingat bayi yang gugur dari kandungannya. Kupeluk dia erat untuk menenangkannya kembali.
Tono : “sudah, yang penting fokusin ke pulihin dirimu dulu yank.”
Intan : “iya mas. Maaf ya aku jadi bikin kamu gak jadi sidang skripsi.”
Tono : “sudah gak apa, aku undur sekalian aku siapin materi biar lebih ok lagi. Eh kamu sudah makan belum?”
Intan : “belum mas. Itu masih belum aku makan yang buat pagi ini dikasih perawat tadi.”
Tono : “ya udah aku suapin ya.” Intan pun mengangguk.

Seharian aku menemani Intan sambil mengerjakan skripsi ku yang ku perbaiki. Aku terpaksa mengecewakan orang tua ku untuk tidak bisa lulus tahun ini karena masalah ini. Tapi memang sudah takdirnya begini. Aku juga tak bisa menyalahkan Intan karena insiden yang menimpanya. Aku berencana setelah Intan bisa keluar dari rumah sakit, akan ku bawa dia konsultasi ke psikiater untuk menenangkannya. Menurut pemeriksaan harusnya Intan tak butuh waktu terlalu lama untuk rawat inap. Tapi… itu berarti aku harus kembali dan akan susah bertemu Lisa lagi. Oh…apa yang kupikirkan…apakah aku sudah jatuh cinta dengan Lisa.

Waktu berlalu dengan cepat karena aku mengalihkan fokus ku ke skripsi yang kukerjakan dan sesekali mengantar Intan untuk cek ini dan itu. Sampai akhirnya sudah mendekati jam 3 sore dan Lisa mengunjungi Intan.
Lisa : “hai…”
Intan : “eh Lis…”
Lisa : “gimana? Udah enakan blom Tan?”
Intan : “udah mendingan sih lis… tapi masih sakit nih…disini…”
Lisa : “yang sabar aja. Kata dokter juga kesehatan mu ok kok. Pulihnya cepet. Yang kuat dan semangat terus ya Tan. tuh mas Tono setia menemanimu hihihi aku jadi iri…” seperti tertampar dengan kata-kata Lisa barusan. Pandangan mata Lisa kepadaku juga seperti menyiratkan sesuatu.
Intan : “ini kamu sudah selesai shift ya?”
Lisa : “iya nih bentar lagi pulang. Mau ada janjian jalan juga sama orang jadi mau pulang cepet. Hehehe”

Intan : “eh siapa nih? Kamu gak pernah cerita kalau kamu punya cowok…”
Lisa : “ya emang kan aku jomblo, belum punya cowok. Gak kayak kamu yang magnet cowok. Gampang banget kepincut sama ini nih…” Lisa tanpa segan denganku, dia mencubit payudara Intan.
Intan : “auch…ish…becandanya loh…aku masih sakit Lis…ada mas Tono juga tuh…aku jadi malu ih…”
Lisa : “hehehe bercanda ya mas Ton…maafin. Kebiasaan kalau sesama cewek gini becandanya kadang ya begitulah.”
Intan : “eh kamu mau pulang ya? Emmm…mas Ton…kamu gak rehat juga kah balik ke hotel dulu. Aku sudah gak apa kok mas… kamu juga butuh istirahat kan…”
Tono : “hmm maksudnya?”
Intan : “emmm…kamu balik aja mas ke hotel istirahat dulu sambil nganterin si Lisa.”
Lisa : “eh tan…gak enak aku. Sudah aku pulang sendiri aja ya.”

Intan : “gak apa kali Lis. biar mas Tono sekalian balik buat istirahat…”
Tono : “ya udah kalau gitu aku balik dulu buat istirahat ya. Nanti kalau ada apa-apa kabarin di hape.”
Intan : “iya mas…siap…aku gak kenapa-kenapa kok sudahan…”
Lisa : “hmmm… beneran nih aku dianter balik mas Ton?”
Intan : “iya udah sana cepetan balik… nanti kamu ditunggu cowok mu lho Lis.”
Lisa : “hush…ngawur…aku janjian bukan sama cowok ku tau.”
Intan : “halah aku tau kok Lis dari gelagatmu kalau kamu janjian sama cowok… kita sahabatan sudah dari lama…sudah sana… yank…anterin ya…”
Tono : “iya deh…aku balik rehat dulu ya. Yuk Lis.”
Lisa : “asik tumpangan gratis. Aku balik dulu ya Tan. cepet sembuh.”

Akhirnya aku dan Lisa keluar dari kamar rawat inap Intan menuju ke mobil. Aku masih bingung harus ngomong apa ke Lisa. Karena tindakannya barusan benar-benar membuatku kikuk tak tau harus gimana lagi. Apalagi ada Intan disana.
Lisa : “hehehe gak usah bingung gitu mas mukanya…” kata Lisa sesampainya kami di area parkiran sambil menggandeng tanganku.
Tono : “ya kamu juga sih tadi. Kan kaget aku Lis.”
Lisa : “hehehe maaf maaf…tapi aku memang sengaja. Sengaja buat ngerjain kamu.” jawabnya manja sambil menggelayut di tanganku. Sampai akhirnya aku dan Lisa masuk ke mobil.
Lisa : “jadi mau jalan kemana nih mas?”
Tono : “gak tau. Enaknya kemana ya yang pemandangannya bagus?”
Lisa : “hmm… aku juga gak tau. Sudah kelamaan disini jadi bingung juga mas kalau kamu nanya enaknya kemana gitu. Bagus semua. Hehehe tapi kalau naik ke arah Batu gimana? Disana ada taman yang di depan plaza Batu.”
Tono : “boleh tuh…”
Lisa : “eh tapi anterin aku pulang dulu ke kost mas. Mau ganti baju dulu.”
Tono : “iya iya…aku anterin pulang dulu.”

Lisa : “eee…nanti malam aku diajakin nginep di hotel lagi gak mas?”
Tono : “kenapa nanya gitu?” aku kaget karena pertanyaannya.
Lisa : “hehehe gak usah shock gitu lah mas. Kalau aku kamu ajakin nginep lagi kan aku bisa bawa baju ganti. Mmmuuaaahh…” Lisa pun menciumku.
Tono : “aku sih pengennya kamu temenin nanti.”
Lisa : “OK deal. Nanti aku bawa baju ganti.”
Kami berdua akhirnya menghabiskan waktu seharian untuk jalan-jalan di daerah Batu. Lisa nampak ceria sekali. Dia benar-benar hadir seperti matahari yang menyinari hidupku yang entah kenapa serasa suram ini. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan terkadang membuatku tersipu sendiri. Aku dan Lisa memang tak ada hubungan jelas. Hanya saja aku mulai nyaman dengan dia. Oh beginikah rasanya mendua… akankah Intan ku tinggalkan saja dan beralih ke Lisa… sepertinya aku belum seberani itu…

Aku dan Lisa berjalan-jalan di taman dan karena lelah kami pun beristirahat sebentar duduk-duduk sambil mengobrol.
Tono : “Lis…beneran kamu masih jomblo”
Lisa : “iya lah mas… siapa coba yang suka sama cewe kurus kerempeng kayak aku gini…”
Tono : “tapi jujur aja…kamu menarik lho…sebagai cowok aku aja tertarik sama kamu…”
Lisa : “loh loh loh…ini ceritanya aku kamu tembak mas?”
Aku hanya bisa terdiam…sampai akhirnya tawa Lisa memecah keheningan.
Lisa : “kamu masih punya Intan lho mas… ingat…” Lisa menyentil hidungku.
Tono : “bukan gitu…maksud ku…ini penilaian ku aja ya sebagai cowok…kamu tuh menarik Lis. masa iya gak ada yang kepincut sama kamu. Masa iya sampai sekarang ngejomblo.”

Lisa : “yeeee….kata siapa gak ada yang kepincut?” kemudian Lisa menatapku tajam.
Lisa : “ini ada 1 yang kepincut kan…mmmuuuah…” Lisa mencium bibirku di depan umum tanpa malu-malu.
Tono : “haha kamu nih…becanda mulu Lis…”
Lisa : “jadi maksudmu kamu gak tertarik ya sama aku? Yah…sedih deh…”
Tono : “ya gak gitu juga…”
Lisa : “kan bener kamu kepincut. YES…hahaha”
Tono : “iya deh iya…kamu bener…aku kepincut sama kamu. Puas?”
Lisa : “hahaha ya belum lah. Orang kamu belum muasin aku. Gak tau kalau nanti malam. Ya kan…hihihi yuk ah mas jalan lagi. Aku lapar nih. Makan yuk disana.” Lisa menarik tanganku dan kami pun makan malam berdua di area yang menjual banyak makanan. Aku benar-benar seperti merasakan yang namanya pacaran kembali. Perasaan gembira yang meluap-luap kurasakan di dalam dada. Kami pun menghabiskan waktu berdua sore ini dan setelah itu kembali ke hotel tempatku menginap.

Sekitar jam 9 kami sudah kembali ke hotel.
Lisa : “mmhh…mmmhhh…mmmmhhhh…” kami pun langsung berciuman bertukar liur saat masuk ke kamar. Seperti sepasang manusia dimabuk cinta, aku dan Lisa sudah kembali terhanyut dalam nafsu. Kami pun saling melucuti pakaian satu sama lain sampai kembali telanjang bulat dan bergumul di atas kasur.
Lisa : “mas…aku mau kamu nanti keluar didalam aja…aku bawa kondom kok buat kamu…” kata Lisa yang menyetopku sebelum melakukan penetrasi.
Tono : “iya lis…” Lisa pun mengambil kondom dari tas nya dan mengenakannya di penisku.
Lisa : “ough…mas Ton…” dan persetubuhan terlarang pun kembali terjadi sampai kami pun kelelahan dan tertidur.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd