Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

Akankah ghea diciduk harso, krn msh sda rasa suka di dada ghea?
 
TOP SECRET

15 SANUR pra keberangkatan (1).



Sanur adalah kota kenangan bagi Harso dan Ghea, disinilah mereka menjalin janji setia dan berjanji untuk hidup bersama. Vila yang akan mereka datangi dulu adalah Vila tempat tim survey yang dipimpin oleh dosen pembimbing mereka yang kebetulan juga ketua tim penelitian.

Kebetulan, dosen mereka Prof Sapujagad Banyak Artho memperoleh hibah penelitian yang merupakan proyek penelitian mengenai PLTA dengan tenaga microhydro, atau pembangkit listrik dengan tenaga arus sungai, dengan mengambil data dari beberapa sungai yang ada di Bali.

Harso dan Ghea kala itu merupakan satu tim yang mengerjakan dan meneliti masalah mesin turbinnya. Karenanya sering mereka bersama untuk keperluan penelitian ataupun tesis mereka.
Disaat menjelang matahari terbit itulah mereka keluar kamar dan bertemu di pantai.

Entah karena memang cinta atau daya magis dari sunrise, mereka jadian sambil memandang suasana matahari terbit yang memukau. Cerita ini diketahui oleh Fhasya sekitar 2-3 tahun lalu, kala dirinya mulai menanam uangnya di bidang property. Mulai membeli dan jual rumah, ruko atau tanah.

Tiba2 datang Ghea menawarkan kerja sama kepemilikan saham vila. Buat Fhasya sih mau vila kek mau mobil rongsok kek, selama ada cuan pasti jalan deh. Apalagi ternyata setelah dia pelajari semuanya fine fine aja, alias aman terkendali dan cuan nya luar biasa gedhe.

Langsung saja penawaran dari Ghea disamber lah. Awalnya masuk 3 vila dulu, lama2 semua vila yang ditawarkan disapu lah, ga modal 100% sih, kadang 40% kadang 50% kadang 60% tergantung kesepakatan dengan Gheanya gimana.

Tapi setelah ditimbang2 enak nya kerja sama dengan Ghea seolah kerja sama dengan saudara sendiri, ada "rasa" nya.
Mulai Fhasya kepo.

Mulai tanya sana tanya sini, dan ternyata semua vila yang diambil adalah vila2 yang mengingatkan dirinya kepada mantan kekasihnya dulu. Mas Harso.

Degh
Degh
Degh

Fhasya seolah mendapatkan durian runtuh. Keinginan dia membalas budi kepada mas Harso lah awalnya, juga karena kasihnya yang bertepuk sebelah tangan.

Semuanya yang awalnya demi "uang" berubah bentuk menjadi demi "cinta". Saat itu setelah 2 tahun bekerja sama semua vila "nya" Mas Harso sudah kebeli, posisi keduanya sudah men"janda". Cinta dua janda.


***


Mulailah kolaborasi antara mereka menjadi berbeda bentuk. Benar2 mereka seolah kakak adik yang mencintai satu orang dan itu bukan orang yang dalam jangkauan mereka.

Bisnis tetap jalan sebagaimana layaknya bisnis, tetap menguntungkan, tetapi mereka cukup merasa puas bisa mengabdi atau memberikan pengabdian berupa melayani orang yang mereka kasihi.

Bentuk pengabdian itu berupa mengistimewakan kamar khusus buat mas Harso. Mas Harso sebagai orang yang teratur, selalu menempati kamar yang sama kala berkunjung. Dan itu memudahkan mereka.

Kamar2 itu disetting sedemikian rupa sehingga cocok dengan selera mas Harso, baik furniture nya ataupun segala peralatan masak hingga alarm dan sebagainya. Semuanya memang seolah didisain dengan mas Harso style.

Setelah membeli vila2 "nya" Mas Harso semuanya, mereka merambah ke bisnis paket wisata termasuk diantaranya urusan transportasi dan sebagainya, toko2 suvenir dan butik2.

Maksudnya Fhasya mulai ikutan di kedua bisnis tersebut. Sedangkan Ghea sudah sejak lama masuk ke bidang itu.

"Aku semacam tak rela kalau mas Harso diantarkan tidak dengan "standar" pengabdianku padanya.

Aku ingin semua keperluan mas Harso bisa aku sediakan sendiri bahkan, kalau memang diperlukan. Itulah aku kenapa punya armada transportasi sendiri dan juga tempat2 belanja untuk keperluan oleh2"

Semangat semacam itulah yang membuat Fhasya tercengang, betul2 tercengang. Betapa ada orang yang memiliki rasa cinta yang begitu dalam nya. Dan yang paling mengharukan itu adalah karena dirinya merasa berdosa kepada mas Harso"nya"


***


Suatu ketika, Ghea tak bisa dia temui, seminggu utuh bahkan. Suatu hal yang jarang sekali dia perbuat, pasti ada apa2nya. Karena khawatir juga dengan melalui jaringannya, akhirnya Fhasya tahu kalau Ghea berada di lombok dan kemudian Bali.

Takut ada apa2, Fhasya akhirnya berangkat untuk mendampingi Ghea, entah mengapa rasanya diri Fhasya pengen seperti itu. Sampai di Lombok, ditemuinya Ghea sedang tiduran di tempat tidur "bekas" mas Harso menginap.
Meresapi rasanya, baunya semuanya yang dia ingat tentang mas Harso.

Fhasya seolah terguyur air dingin kepalanya. Dirinya memang mencintai bahkan memuja mas Harsonya. Tetapi tak sebegitu "gila" dan irasional macam mbak Gheanya. Itulah mengapa tanpa sepengetahuan siapapun dirancangnya "Harso Project" dengan bantuan dari teman2.

Simbiosis mutualisma, seolah semuanya membutuhkannya. Kawan2 seolah membutuhkannya untuk mengundang mas Harso, meminta bantuannya bahkan.

Fhasya mengenang bagaimana dulu dia merancang adanya semacam anugerah buat alumni dengan pengabdian tertinggi bagi kampus. Lifetime Achiefment. Dengan bermacam kriteria dan ketentuan yang akhirnya mengerucut kepada satu nama, mas Harso.

Mengenang itu Fhasya tersenyum lebar, sangat lebar bahkan. Sambil memasak, Fhasya kadang tersenyum dan kadang meringis menahan tawa karena banyak hal2 lucu terjadi belakangan ini.

Hal yang paling gila adalah kala kemaren memaksa Ghea, mbak Gheanya ke Lombok. Dan memang akhirnya Ghea ke Lombok setelah diancam oleh Fhasya.

Lagi2 Fhasya meringis menahan tawa teringat betapa Ghea sungguh sangat shock atau terkejut karena ternyata mas Harso masih menginap di vila. Padahal Fhasya ga memberitahunya kalau Mas Harso masih ada.

Fhasya hanya memberitahunya kalau Kalau pengen cium bau mas Harso cepat buruan atau segera dibersihkan.

"Mbak mau kemari atau nggak terserah, pagi ini pokoknya aku bersihkan, soalnya aku mau dientotin lelaki setelah ini, disini"

Itulah awal kisah Ghea ke Lombok mendadak sehingga tanpa banyak persiapan. Mengapa Ghea sampai tak tahu kalau Mas Harso ke bali ?
Semuanya karena jalur informasi ditutup oleh Fhasya, da Fhasya juga pemilik vila. Dan butuh privasi juga.


Image Fhasya​

Fhasya tertawa bahkan kala mengingat betapa marahnya Ghea kala Fhasya tidur di kasurnya. Seolah itu merupakan perusak aroma mas Harso dimatanya.

"Hi hi hi duh ya mbak, jangan marah2 lah mbak, mbak mau bau mas Harso, ngapain disini mbak ? Nggak juga kali, kamarnya mas Harso di sana tuh mbak, kamar satunya"

Bagaikan terbang Mbak Ghea"nya" Langsung keluar dan membuka pintu kamar sebelah.
Hampir saja Ghea terpekik, menjerit saking kagetnya kala didapatinya mas Harso"nya" tengah terlelap tidur.
Ghea seolah terpaku dan tak bisa bergerak.

Terpana melihat betapa lelaki yang dia kasihi ternyata muncul ada dihadapannya tertidur lelap. Wajahnya masih gagah ganteng seperti dia mengenalnya dan caranya tidur bagaimana posisi tidurnya pun masih sama.

Cuma ada guratan2 tanda menua, dan memang usia tak bisa dihapus dari wajah. Semua tas dan peralatannya tertata rapih di kamar ini, tanda memang dirinya tidur disini tak sekamar dengan Fhasya. Begitulah dalam benaknya saat itu. Begitulah hebatnya Fhasya mengatur semuanya seolah memang begitu adanya.

Penting bagi Fhasya untuk mengatur itu agar Ghea masuk dulu dalam lingkarannya bersama mas Harso. Kalau belum2 sudah cemburu dan bubar, repot nantinya.


***


"Mbak ga dipeluk mas nya ? "

"Haissshhh ini gimana ? Duh ya tuhaaan gimana kalau ketahuan aku disini Dek ? Kamu ini ngerjainnya keterlaluan deh, duuh ya tuhaan mana ga ada lagi trip ke bali ini, duh ya...

Sebentar, mbak mau nelpon pak Amir"

Pak Amir adalah pimpinan cabang bali utk urusan kendaraan dan travel. Dan bisa dipastikan jawabannya adalah ga ada kendaraan. Fhasya sangat teliti mengatur segalanya hingga ke tahapan detail, semuanya sempurna.

"Duuuh gimana sih kamu ini Dek, duuh malu atuh kalau aku ketemu sama mas Harso"

"Hi hi hi, mbak ini memang kok gampang kaget beneran. Masa malu ketemu sang kekasih, gimana bisa balik kalau gitu ? "

"Iisssh ya ga gini lah"

"Hi hi hi kalau ga gini kapan ketemunya mbak ? Atau buat Fhasya saja ? Mm kalau gitu sih ya ga papa kok, mbak boleh pergi keluar vila ini atau ke vila lainnya deh.

Nyesel aku dah bantuin kaga di gape juga. Ini aku mau jadian lho mbak sama Mas Harso, dia tadi dah melamar aku jadi istrinya.

Pengennya sih sekalian melamar mbak, kalau mbak mau kita berbagi. Gimana ? "

"Eeeh kok kamu sama mas Harso ? "

"Masa ga boleh ?
Atau maunya semuanya buat mbak ?
Mbak ga suka kita berbagi mas Harso?
Mbak maunya jadi milik sendirian saja ? "

DUAAAARRRR....

Ghea terdiam, lama Ghea terdiam. Dalam pikirannya berkecamuk banyak hal yang seolah baru saja bisa dicernanya.

Pertanyaan2 Fhasya membuat Ghea berfikir ulang mengenai sikapnya selama ini apakah sudah benar ?
Capai ? Jelas Ghea sangat capai mengharapkan sesuatu yang tidak jelas.
Marah ? Jelas Ghea marah dengan Fhasya yang seolah seenaknya sendiri menyerobot masuk untuk memiliki Harso.

Tetapi khan semuanya terserah mas Harso ? Dan kalau boleh jujur, dengan usianya yang tak lagi muda, khans Fhasya mendapatkan Harso jelas lebih tinggi. Malah tadi sudah bilang pasti kalau dirinya dilamar. Dunia Ghea berputar putar seolah mentertawakannya.

Dan niatan Fhasya memberikan peluang yang sama memiliki mas Harso, jelas tadi tulus kepadanya. Memberikan ruang kepadanya untuk memiliki bersama mas Harsonya. Dan itu membuat Ghea seolah dibanting jatuh oleh kesombongan dirinya dengan perbuatan Fhasya.

Ghea kemudian terduduk dan mulai meneteskan air matanya. Dunianya berputar keras sehingga dirinya lemas tak bertenaga.


Image Ghea​

Fhasya memeluk Ghea dan menuntunnya kembali ke kamarnya, mendudukkan di tepi ranjang, mengambilkan air minum untuk Ghea. Semua kemungkinan sudah dalam genggaman Fhasya untuk mengantisipasinya.

"Mbak, kalau mbak ga ikhlash mas Harso memiliki kehidupan yang bahagia ya ga papa mbak, Fhasya ikhlash kok melepas mas Harso, biar dia melajang seumur hidupnya.

Usianya yang sudah tua akan terlihat kasihan dan merana, biar sama merananya sama mbak Ghea. Aku ga papa kok.

Mbak, kalau mbak mau mas Harso buat mbak seorang aku juga ikhlash melepas semua kemungkinan aku bisa mendapatkan mas Harso, tapi mbak jangan malah mundur pergi, kasihan mas Harso, biar Fhasya yang pergi ya mbak.

Mmmm kalau, mbak mau berbagi dengan Fhasya, Fhasya mau jadi adeknya mbak, biar mbak jadi istri pertama juga ga papa, bisa dekat dengan mas Harso saja Fhasya sudah senang kok mbak"

Air mata Ghea tumpah jatuh ke pipinya, tak disangka oleh Ghea kalau Fhasya berbuat semuanya karena hal yang sama, karena pengabdian dan ingin membahagiakan mas Harso"nya". Setelah dipikir matang, Ghea merasakan betapa selama ini dia bisa seolah merasa dekat dengan mas Harso semuanya juga sedikit banyak karena bantuan Fhasya.

Semakin berfikir, semakin air mata Ghea tumpah. Rintihannya dan isakannya mulai ada.
Fhasya sudah menyangka hal tersebut akan terjadi, maka segera dipeluknya Ghea dan mereka menangis bersama sama. Saling menguatkan dan saling mencurahkan isi hati mereka lewat tangisan.

The Womens Way....

Ya, menangis adalah bahasanya para wanita, mereka yang tahu betapa tangisan itu begitu luar biasa manfaatnya dalam meredam emosi jiwa. Juga begitu canggihnya tangisan sebagai alat komunikasi, juga sebagai senjata.

Wanita utama adalah wanita yang tahu kapan dirinya menangis dan untuk apa.

"Mbak, lihat itu, Fhasya sudah siap kalau ternyata harus pergi. Semua sudah Fhasya packing mbak, juga siap kendaraan untuk ke hotel Sheraton Senggigi, semua Fhasya serahkan sama mbak Ghea. "

"Mmmm dek, benar kamu mau berbagi dan menjadi istri ke2 ? "

"Ya mbak, Fhasya senang dan bahagia bila itu terwujud, setidaknya Fhasya bisa ikut memiliki mas Harso tapi tanpa menyakiti mbak, tapi semua ya tergantung mas Harso lah mbak"

"Kamu ga sakit hati dan cemburu ? "

"Hi hi hi, mbak ini, Fhasya dulu suka swing dengan pasangan lain, tukar pasangan sex, Fhasya sudah paham dengan yang namanya sakit hati dan cemburu dan yakin bisa meredamnya.

Kalau mbak bagaimana ? "

"Duuh ya, adekku ini duuh kok bisa sih dulu begitu ? Hi hi hi rasanya bagaimana itu ? "

"Hi hi hi, Fhasya senang mbak bisa tertawa, rasanya ? Mmm nano nano lah mbak, apalagi kalau dapatnya kontol gedhe dan kuat mbak, bisa orgasme berkali2 duuh rasanya...

Hi hi hi, jangan dibayangkan ya mbak nanti kepengen malah hi hi hi.
Tapi kalau bisa memiliki mas Harso rasanya sudah cukup lah mbak.

Mbak kan dulu katanya tergelepar2 dirojok. Mas Harso khan ? "

"Isssshhh kamu juga sudah rasakan kah ? "

"Ya iyalah, ada barang bagus kenapa ga dicoba, iya kalau nanti dibolehin merasakan sama mbak, kalau ga ?
Mudah2an jadi anak mbak.

Jadinya aku ga terikat sama mas Harso lagi kalau jadi anak, cukup anakku yang sebagai gantinya nanti"

Mendengar kata2 tulus Fhasya mana bisa Ghea sungguh sangat terharu. Segera dirinya memeluk Fhasya dan menangis lagi.

Lama akhirnya mereka merasa lega, sangat lega.
.
"Mbak bawa khan surat cerainya mbak ? "

"Mmm ini, memang buat apa dek ? "

"Hi hi hi pokoknya asal ada mbak, siapa tahu tiba2 mas Harso kebelet kawin mbak, eh nikah maksud Fhasya mbak.

Mmmm waoooow dah lama ya mbaknya cerai ternyata. Hi hi hi
Tapi serumah, jangan bilang ga pernah ngentot sama pak dokter Sugi ya...
Cinta ke Mas Harso pasti tetap ada..
Soal ngentot aku yakin beda urusan lagi deh..
Hi hi hi

Mm kalem mbak ga perlu dikonfirmasi, dah pada dewasa kita ini mbak

Waduuuh sakiit mbak ya mbaaak, duh cubitannya mantap betul ini, kasihan mas Harso nanti kayaknya

Diuuh ampun mbak ampun... "

"Hi hi hi nakal kamu ya sama mbaknya, hi hi hi biarin sakit juga.

Iya dek mbak ga akan sok sucilah. Namanya juga enak2 ya gimana, dijabani lah kalau ada yang ajak. Hi hi hi, mbak. Ini makanya berasa kotor dek sama mas Harso"

"Udah deh mbak, namanya lelaki dah umur 45 tahun palingan juga dah ngerasain banyak memek, sama aku saja langsung hayo kok ngentot terus...

Hi hi hi
Kita khan ga atau belum ada komitmen, so bebas2 ajalah mbak.
Nanti kalau mas Harso keluar, mbak keluar juga ya.

Itung2 ngagetin mas Harso dan aku pengen tahu reaksinya nanti, kalau bagus ya syukur, kalau ga bagus artinya bukan rejeki dan kesananya ga perlu ditungguin.

Masa nungguin terus ?
Bisa memekku garing lengket nanti ga ada yang ngerojok.
Mbak juga harus mikir ya, usia mbak ga muda lagi soalnya, mumpung masih sexy mbak.

Hi hi hi, dah ga pake gengsi2an malah kacau nanti, wong dah disini dan masnya juga disini ya sekalian dipastikan ya mbak"

"Duuh adekku ini, makasih ya dek, mbaknya deg2an ini... "

"Huss, mmm dengerin itu kayak pintu dibuka mbak, tunggu dulu ya mbak, sampai mas ke kolam, da biasanya habis makan dia kesana, mbak buatin teh kesukaan dia ya mbak"

"Iya dek iya, duuh mbak deg degan nihn dek kaya abg nungguin ditembak cowoknya, duuh dek mbak gemetaran"


***


Fhasya mengikik perlahan sambil masak mengingat betapa mbak Ghea sangat nevous menunggu saatnya tiba dia bikin teh buat mas terkasihnya.

Semua kenangan yang diputar dalam benak Fhasya membantu dirinya untuk tetap fokus memasak dalam kemampuan terbaiknya sesuai ajaran mas Harso.

Tepat setelah semuanya selesai, pintu vila diketuk.

Tok tok tok,

Fhasya membuka pintu, di luar ada Pak Amir, memberitahukan bahwa semuanya telah disiapkan dan tinggal menunggu perintah beberes dan berangkat saja.

"Oh ok pak Amir, terima kasih ya pak, mmm kalau harus sampai di Sanur sejam sebelum matahari terbit kami harus berangkat kapan ya pak ? "

"Mmm ibu masih punya waktu sampai jam 9 malam ibu. Mmm 3 jam lagi lah kita bisa mulai beberes ibu"

"Ok, deal jam 9 malam nanti bapak kemari bareng semua timnya ya pak, agak banyak soalnya yang harus diberesin. "

"Baik ibu, silahkan istirahat dulu, kami akan koordinasikan perjalanan ini dulu bu"

"Ssip pak Amir, saya suka cara bapak bekerja, terima kasih ya pak. Kami tunggu nanti bapak kemari jam 9 ya pak"

"Baik bu, mari bu"

"Silahkan pak Amir"

Sepeninggal pak Amir, Fhasya mengetik pesan.

"2 Jam lagi berangkat, 1 jam lagi mas Harso harus mbak mandiin, kalau ga, aku yang mandiin "

Lagi2 Fhasya tersenyum sambil tertawa kecil mambaca pesan yang dia kirimkan. Semoga terbaca, sebab kalau tidak, bener2 dia yang akan memandikan mas Harsonya.

Sambil tersenyum Fhasya masuk kekamarnya dan menyiapkan baju untuk ke Bali. Mematut2 antara pilihan atasan dan bawahan kemudian dia membuka bajunya dan masuk kamar mandi menikmati berendam di bathtube yang hangat.
 
TOP SECRET

16 SANUR pra keberangkatan (2).




Sementara Fhasya memasak, dikamar tempat barang2nya mas Harso, kedua kekasih itu seolah lupa diri.

Begitu pintu kamar menutup, keduanya lantas saling berpelukan erat dan mesra, sangat mesra bahkan. Saling melumat menumpahkan segala rasa rindu di dada, padahal tadi mereka sudah saling memberikan kepuasan kepada pasangannya.


Tak dapat dipungkiri, keduanya memiliki sejarah dan kisah asmara yang luar biasa pelik dan baru saja tadi semuanya bisa clear n clean setidaknya untuk sementara.

Mulut Harso kuat menyumpal mulut Ghea, keduanya berpelukan erat sekali seolah takut terpisah lagi. Ada trauma yang musti diobati oleh mereka berdua. Meski seolah berolah sex secara keras, sebenarnya mereka hanyalah ingin menuntaskan rasa rindu semata. 15 tahu lebih bukanlah waktu yang singkat bagi keduanya menahan diri untuk tidak saling bertemu.

Lebih tepatnya bagi Harso untuk tidak menemui Ghea, karena rasa sungkan dan rikuh kepada Sugi sahabatnya. Aksi peluk erat itu begitu lama dan intens seolah mereka berdua ingin menumpahkan segenap rasa rindu yang menggumpal di dada. Tadi memang mereka sudah menumpahkan rindu sebenarnya, tetapi jelas tidak bisa segenap rasa yang ada di dalam dada. Bagaimanapun juga keberadaan Fhasya amat membatasi ekspresi mereka, dan kini saatnya mereka tuntaskan.

Ghea kemudian menitikkan air matanya karena sangat bahagia dan entah mengapa dirinya hanya sanggup menangis saja, tangis bahagianya menderas dan semakin menderas, apalagi kala Harso mengecup matanya seolah mecucupinair matanya agar tak tumpah.

Wanita memanglah unik sedih, manangis, bahagia juga menangis, senang bisa menangis, dan untung nya Harso paham wanitanya saat ini sedang bahagia sekali. Juga sedang khawatir sekali kalau2 apa yang dialaminya hanyalah fatamorgana semata.

Darso memahaminya, karena dirinya seolah sedang bermimpi saja bisa memeluk Ghea sang pemilik hatinya. Dalam kondisi normal, mimpipun Harso tak berani memeluk dan mencium kekasih hatinya saking mustahilnya.

Bagi Harso, persahabatan itu adalah hal terbesar yang harus dia jaga setelah urusan orang tua dan saudaranya. Tidak mungkin Harso menghianati sahabatmya dengan memimpikan istri sahabatnya.

Segalanya juga ada redanya.
Pasti reda juga. Juga rasa rindu yang menggebu kedua insan.

Mereka kemudian melepaskan pelukan masing2 dan saling melihat membelai satu sama lainnya.

"Mas, ini buatku seolah mimpi indah yang selama ini aku angankan namun tak berani aku bayangkan bisa aku jalani dalam kehidupanku.

Mmm aku sungguh berterima kasih pada Fhasya yang membuat semua ini bisa terjadi. Kalau bukan karena Fhasya aku tak akan mungkin bertemu denganmu mas...

Aku sudah begitu salah dan kotor mas...
Hiks hiks hiks..
Sekarang matipun aku rela"

"Hei...
Calon nyonya Harso, enak saja mau mati, belum buatin aku anak sudah mau mati, ga bisa sayang.
Kamu punya tugas harus buatin aku anak dulu ya sayang, habis itu kita besarin sampai dewasa dan kita ajari banyak hal. "

"Mmm ayolah kita buat anak, atau menikah dulu ?"

"Buat anak dulu, biar pasti kamu tak lari lagi sayang, he he he...
Sini mas peluk, mmm dah lama ya aku tak memeluk kamu, mmm rasanya masih belum percaya aku bisa begini.

Mmm bagaimana kisahnya kamu kemari sayang ?"

"Hi hi hi, mmm aku kok bisa tertawa sambil nangis ini mas ya.? Sini masnya baring saja, aku mau membaktikan diriku sama kamu mas sambil bercerita"

Ghea kemudian membukai kaos oblong dan celana kolor Harso, kemudian dibaringkannya Harso telentang di tempat tidur.

Suatu ritual yang dulu mereka pernah bahkan sering lakukan di kantor kala habis jam kerja. biasanya sambil menciumi bibir Harso sesekali Ghea membisikkan kata2 mesra. Namun kali ini tidak.

Ghea sesekali mencium bibir Harso dan tangannya tak henti merabai tubuh kekasihnya, kadan memberi pijatan lembut sambil berkata2...

"Mas tahu ga pemilik resor ini siapa ? "

"Mmm kenapa penting mas tahu ? "

"Karena yang memiliki resor ini 100% sahamnya adalah kami, Aku dan Fhasya mas"

Kemudian setelah berkata secara lembut bibir Ghea mencupi puting Harso. Tangannya meremas2 lengan Harso memberikan efek pijatan yang nyaman.

"Asshhh iya gitu sayang aasssrrgggh"

"Mmm iya, malah sebenarnya resor ini awalnya milikku 100% mas, resor inilah awal mula aku bertaruh di bidang property setelah kamu meminta aku berhenti mengurus perusahaan kita dulu.

Kata mas karena takut menghianati sahabat, maka aku disuruh mengambil uang pengganti sahamku. Seluruhnya aku pertaruhkan dengan membeli resor ini mas"

"Aaaaahh enak pijatamu Nda. Eeessss beneran itu seluruh uangmu buat beli resor ini ? "

"Iya mas, seluruhnya dan ternyata saat itu lombok booming gara2 ada program pariwisata yang luar biasa, penghasilannya sebagian buat besarin resor ini mas, sebagian lagi buat beli resor lainnya? "


Image Ghea​

Sambil bicara Ghea terus memijat dada dan perut Harso sesekali di jilati puting Harso, semuanya perlahan dilakukannya seolah memang begitulah seharusnya.

"Assshh terus gimaana Ndaaa assssss"

Harso jelas badannya enak dipijat apalagi kala Ghea menjilati putingnya kadang menggigit, belum lagi memek Ghea menggesek kontolnya perlahan, karena Ghea memang sudah telanjang, susunya kadang menempel dan bergerak diatas perut dan dada Harso karena sesekali Ghea mencium juga bibir Harso.

"Ya akhirnya dari satu jadi dua mas, jadi 3 terus nambah dan yang sudah kumiliki aku perluas aku perbesar.

Terakhir aku kehabisa duit padahal ada 3 reaor yang pemiliknya sama pengen jual, mas. Uangku tak cukup cuma resor itu harus aku miliki.

Makanya aku akhirnya ketemu sama Fhasya mas. Intinya aku butuh uang buat beli itu resort, dan aku tahu Fhasya punya."

Ghea semakin turun kebawah memijat Harso, yang membuat Harso semakin blingsatan tak tentu arah. Baginya ini adalah kebiasaan yang dulu, namun dengan gaya baru, dimana Ghea seolah paham betul mana2 saja yang akan menggugah gairah Harso.

"Aaargggghh ennaaaakkk Ndaaa, duuh terus gimana ceritanyaaaaa aahhh"

Sambil bertanya Harso menggeliat merasakan kenikmatan yang hebat. Tangannya tak bisa dan tak boleh kemana2 sehingga dirinya seolah tanpa pegangan dihajar oleh nafsunya...

"Mmm kaki dulu yang dipijat ya mas, kontolnya dilewat dulu ya sayang...
Mmmmmuuach hi hi hi, kontolnya mengangguk2 mas, ngerti dia, dikasih cium dikit biarin lah hi hi hi"

Dengan sedikit ciuman dan kuluman sekilas pada kontol Harso, kemudian Ghea berpindah ke bagian bawah, bagian kaki Harso yang memang keras dan kokoh akibat berkerja terus menerus selama ini.

"Mmm kakinya kayaknya capek banget ya mas, mmm Nda akan agak lama nih, hi hi hi biarin kontolnya istirahat ngaceng dulu deh.

Mmm keras mas bagian ini, mmm ya akhirnya kami membentuk badan usaha dengan kepemilikan modal 45% dan 45%"

"Lho kok ? Khan ga sampai 100% itu jumlahnya Nda sayang ?"

"Mmm iya mas, mmm sebentar Nda mau ambil lotion, biar enak dibagian ini lumayan keras mas, harus pelan2 nih mas...

Nah sudah mas lotionnya, Ya total sahamku sama Fhasya cuma 90% mas, 10% punyamu mas, sementara sahamnya ga aktif dulu, Nanti kalau mas setor saham baru aktif sahamnya mas"

"Eh kok ga ngasih tahu ?"

"Hi hi hi aku juga waktu itu bingung kok dengan idenya Fhasya juga soal ga ngasih tahu mas itu juga membingungkan, da Nda butuhnya ada dana ya sudahlah apapun jadi lah"

"Aaahhh sakit Nda pahaku digituin aaaah...
Aaduuuh aaaaahhh"

"Sabar ya mas, bagian kakinya mas ini pada ga betul soalnya urat2nya, biar Nda bikin enak dulu, nanti biar ngacengnya bisa lama mas, hi hi hi, baru nanti kontolnya keras kaya batu dan tahan lama

Nda bahagia mas, akhirnya seluruh resor yang biasa mas kunjungi di lombok dan bali sudah menjadi milik Nda sekarang meski barengan sama Fhasya"

"Eeeh kenapa sampai begitu niat kamu membeli resor itu Nda ? "

"Sebab Nda tahu mas itu orang yang teratur, dan bahkan untuk urusan penginapan mas itu sangat teratur. Ga pernah nginep di resor yang lain, bahkan selalu di kamar yang sama mas.

Nda pengen miliki semuanya biar Nda bisa melayani mas kala berlibur, dan mencium bau mas kala mas sudah pergi, rasanya sudah cukup buat Nda ngilangin kangen karena Nda ga berani mimpi terlalu muluk mas... "

"Eh kamu baui kamar ? Gimana ? Kamu kemari setelah aku pergi gitu ? Aaaaaah duuuh saaakiit Ndaaaa aaaaah aasshhhh"

"Hi hi hi sebentar ya mas, sakitnya bentar kok, soalnya ini ada saluran ke kontolnya mas agak tersumbat, mmmm mungkin ada lemak mas, bentar lagi enak kok mas....

Yaaa, sekarang telungkup ya mas ku sayang mmm nurut ya nanti dikasih memek deh hi hi hi

Semua kamar yang mas sewa ituntak pernah disewakan kepada orang lain dan tak pernah dibersihkan oleh orang lain mas. Hanya Nda dan Fhasya yang boleh tinggal disini, kecuali peak season dan mas sudah balik, hi hi hi, itupun kalau kamar lain penuh dan harus bayar 2x kalau disini mas. "

"Eeeh bener enak Nda badanku, mmmm nyaman sekali kakiku kaya ringan banget nih. Pijatanmu mantap Nda.

Jadi vila ini macam tempat kerjamu Nda ? "

"Mmm boleh dibilang begitu mas, Nda suka di kamar bekas mas, baunya terasa banget soalnya, sprei dan handuk ga pernah dicuci kalau belum habis baunya mas, dan yang nyuci aku sendiri mas. Sering Nda kangen berat karena mas ga ke bali atau lombok mas, kalau sudah begitu Nda kemari hanya nangis saja terus kerjanya. Hi hi hi Nda Cengen ya mas."

Ghea bercerita seolah perbuatannya nampak konyol dan lucu. Dibantal Harso, air matanya tak bisa dia kontrol bercucuran karena saking harunya dan saking kagumnya akan perjuangan Ghea dalam memujanya dan mengabdi pekadanya.

Bantal Harso benar2 basah, sampaipunkadang tubuh Harso bergetar menahan haru.

Harso sudah tak bisa berkata apa apa lagi, melihat betapa angung dan luar biasanya cinta Ghea kepadanya. Ada semacam tekad kuat dalam hatinya untuk membahagiakan Ghea di sisa usianya.

"Kemaren, Nda ditelpon Fhasya, katanya harus segera kemari, kalau tidak semua bekas mas akan dicuci habis oleh Fhasya.

Nda kemari dengan perasaan geram dan marah mas. Ndah marah banget sama Fhasya sehingga ga bisa mikir kecuali kemari secepatnya dan bikin perhitungan sama Fhasya mas.

Hiks hiks hiks, masa Nda hanya baunya saja ga dikasih sama Fhasya, huuu huu dia padahal sudah Nda relakan untuk tidur sama mas...

Nda kalut mas, pokoknya harus kesini cepat. Tahunya sampai sini, Nda malah melihat mas tidur, duuuh Nda lupa sama marahnya Nda ke Fhasya, Nda nangis melihat mas nya tidur. Nda kangen mas... Huuu huuu"

Sambil memijat mas Harsonya Ghea tak tahan meluapkan tangisnya lagi. Betapa dirinya begitu menghamba dan mendamba akan kasih sayang Harso.

Harso merasa pijatan Ghea padanya sudah selesai tampak pada tengan2nya yang diam.
Harso kemudian membalikkan badannya dan merengkuh Ghea dalam pelukannya.

Rasa harunya membuncah hebat, cintanya meluber tak tertahankan. Jauh lebih dalam dan lebih bermakna cintanya kepada Ghea saat ini.

Harso kemudian mencium dahi Ghea kemudian ciumannya turun menelusiri jalur air matanya hingga ke bibir Ghea. Dilumatnya bibir itu dengan penuh perasaan haru biru, betapa sungguh waktu yang lama telah membuktikan rasa cinta nya pada Ghea dan cinta Ghea padanya.

Lumatan disertai rasa cinta yang menggumpal membuat mereka melayang seolah terkapar di samudra haru biru. Belaian tangan Harso kokoh merengkuh sekaligus memberikan rasa nikmat dengan segenap kelembutan hatinya.

Ghea melenguh.

"Massshhh Ghea cinta sama mas Harso, jangan tinggalkan Ghea lagi massssssshhhh"

Ghea melenguh meneriakkan kata cinta dan sekaligus kata permohonan, sungguh dia ingin meneriakkan kebahagiaannya sekaligus kekhawatirannya kelak akan kembali terpisah dengan mas Harsonya.

Harso menjawabnya dengan rengkuhan erat sambil meremas kuat pantat Ghea, sesekali tangannya menggosok memek Ghea memberikan rasa hangat dan tentram sekaligus melenakan dan membutakan pikiran. Harso bertekad kali ini dirinya akan menuntaskan segalanya.

Tangannya sebelah bergerak memerah susu Ghea yang kemudian merintih dan menjerit.

"Aaaah maassshh aaaaahhhhhh enaknya maasssssss dduuuh"

Dalam benak Harso, sudah cukup Ghea merasakan kepedihan, kini saatnya dirinya memberikan kenikmatan yang sempat holang belasan tahun dari mereka.
Lumatan Harso menjadi sedotan kencang, turun menuju leher Ghea memberikan tanda cinta yang luar biasa. Seolah ini cupangan khusus buat milikku dan hanya aku yang boleh menyupang leher ini.

Harso benar2 buas dan perkasa, seolah dirinya menunjukkan dialah pemilik Ghea wanitanya.

Harso membalikkan tubuh sehingga Ghea sekarang ada dibawah rengkuhan tubuhnya.
Jilatan dan lumatannya sudah merambah ke susu Ghea, Harso main sikat habis, hampir tak ada kelembutan yang melenakan, remasan Harso pada susu Ghea merupakan remasan tanda menguasai, remasan dengan pilinan pada puting Ghea yang memang nampak pasrah untuk dikuasai lelakinya.

Ghea meradang menerima semua rangsangan, apalagi kala Harso mulai menyedoti putingnya bergantian kiri dan kanan, dan jemari tangan Harso mulai masuk ke memeknya memberikan rojokan yang luar biasa

"Hassshhh maasssshh aaaaaaahhh aku keluar massshhhhhh"

Tubuh Ghea melenting bergetar tak keruan menerima Orgasme nya yang datang bertubi2 karena tak sedikitpun Harso menghentikan semua rangsangannya...

"Maassssss aaaduuuh maassss ga ataaaaahaaan massssss aaauuchhhhh aaaah aaaahhh"


***

Ghea akhirnya tumbang tak bisa bergerak, mulutnya membuka seolah ikan kehabisan air. Harso kemudian membelainya mesra, mencium bibirnya mesra dan membisikkan kata2 cinta.

"Sayangku, duuh cintanya mas, mulai saat ini mas bertekad akan selalu membahagiakanmu memberikan kepuasan padamu... Mmmmm"

"Aashhhh masshhhhh aaaaassshhh
Makasih massss"

"Sekarang aku akan menghamilimu"

Harso kemudian memasukkan kontolnya yang entah kenapa menjadi lebih keras dan kokoh, urat2nya nampak menonjol, rupanya pijatan Ghea benar2 luar biasa.

Perlahan saja kontol itu masuk, setengah ditarik masuk lagi ditarik lagi, entah kenapa Harso membutuhkan rasa dalam memasukkan kontolnya, padahal ditekan sekaligus juga pasti amblas habis, karena memek Ghea sudah sangat banjir.

Tapi memang Harso ingin memiliki pengalaman bercinta dengan Ghea lebih dari pengalaman2 sebelum2nya. Harso ibarat memakan ingin menikmati nya lebih perlahan dan sangat ingin meresapi setiap rasa persetubuhan dengan Ghea.

Persetubuhan, ya kata yang pas untuk menggambarkan kondisi mereka berdua, bukan sekedar sex atau berpacu dalam nafsu, mereka ingin merasakan rasa dan jiwa mereka bersatu seperti bersatunya tubuh mereka.

Rasa nikmat itu perlahan meningkat, kontol Harso sudah amblas seluruhnya dalam memek Ghea, namun tidak juga dipacunya dengan kencang, bagaikan rijokan jari jemarinya tadi.

Harso masih saja memcium bibir Ghea perlahan, dan Ghea seolah paham dirinya juga membalas perlahan.

Tangan dan jemari Ghea merabai punggung Harso seolah memberikan rasa damai dan tenteram pada lelakinya, rasa terima kasih yang dalam dan penghambaan yang utuh dari nya sebagai wanita.

Kaki Ghea melengkung mengait tubuh Harso sehingga Harso seolah terkunci erat ke tubuh Ghea. Harso tersenyum merasakan semua tingkah laku wanitanya. Dia sungguh bahagia saat ini, sehingga semua arah dan laku biarlah wanitanya yang mengatur.

Tapi rasanya sukar untuk mengabaikannada dua pentil bergoyang2 mengikuti goyangan susu yang bergerak kesana kemari. Mata Harso beringas melihatnya, dia nikmati apa yang ada sementara pantatnya terkunci tak bisa bergerak. Rupanya Lumatan bahkan sedotan lembut pada pentil itu pengaruhnya sungguh luar biasa.

Tubuh Ghea tergetar karenanya, kakinya kemudian merenggang memberi ruang pada Harso berherak menggerakkan pantatnya. Hanya sedikit ruang, gerakannya juga sangat minim. Tapi pengaruhnya sungguh luar biasa.

Di kedalaman memeknya Ghea menggerakkan otot kegelnya yang menjadikan seolah memeknya adalah lorong penuh otot yang sanggup meremas kontol Harso. Gerakan peristaltik otot2 kegel membuat kontol Harso seolah diurut, memberikan rangsangan maksimal justru dengan gerakan perlahan.

"Aaarggghhh kamu apakan kontolku sayaaangg aaaasshhh enaaaakksss haaah haaahh"

Harso sungguh tak tahu kalau Ghea telah belajar banyak selama ini, belajar memijat dan belajar melayaninya di ranjang. Usia 45 tahun memang bukan muda lagi, tapi boleh dijamin, kalau memek Ghea seolah memek perawan karena kemampuannya menggerakkan otot2 di kedalaman memeknya.

Pada Ghea sendiri pengeruhnya juga luar biasa, persetubuhan kali ini bukan persetubuhan yang penuh dengusan nafas dan peluh akibat rojokan2 yang menggebu, tetapi persetubuhan yang mengalun lembut penuh makna tetapi di dalam sana gesekan lembut sekalipun sungguh merupakan gerakan yang membuat denyar birahi terdongkrak nyata.

Meski tanpa gerakan2 yang nyata, tetapi keduanya benar2 melayang2 diayinkan oleh gelombang birahi mereka.

"Maashhh aaaauuuhhhhhhh enaknyaaa massshhh"

"Duuuh sayaaang.... Duuuh aku kamu apakan ini, kontolku serasa diperas ini sayang, aaaahhhhhrrghhh bisa habis cepet aku deeekkk gila enak sekali dek ini sayangg aaaaahhhhhsss"

Rupanya akhirnya Harso tak tahan main pelan, pantatnya segera digenjot kenceng meski dengan ruang yang sempit.

Dampaknya dirinya akhirnya malah terjebak ingin segera keluar. Ghea setali tiga uang, rupanya rojokan Harso yang kencang sangat mendongkrak birahinya sampai ke puncak.
Apalagi sebelumnya dirinya sudah mengalami orgasme sehingga mudah saja Ghea memperoleh orgasmenya lagi.

"Aaaaacchhh maassss enak maassss..
Aaaaaah aaaaaaahhh dduuuh maassssshh akuuu gaaa kuuaaatttt aashhhhaaaaahh"

Kali ini Harso yang tengah mengharapkan bisa menghamili Ghea meneruskan rojokannya di tengah jeritan Ghea hingga akhirnya dirinya memperoleh orgasme yang luar biasa indah dengan kontolnya serasa diperas2 di dalam sana.

"Aaargghhhh aaaaaaaaarrgggghhhhhhhh ooooohhhhh Ndaaaa enaknyaaaaaaa"

Berkali2 kontolnya memancarkan air mani yang luar biasa banyak, entah karena Harso memang sehat atau karena pengaruh pijatan dan senam kegel Ghea atau gara2 minum jamu. Entahlah, yang pasti Harso seolah lepas beban dan merasa ringan sekali tubuhnya.

Ghea yang berbaring dibawah dengan paha ngangkang maksimal melihat bagaimana Harso merasa puas tersenyum senang. Senyum wanita yang puas karena telah mempersembahkan kepuasan maksimal pada lelaki pujaannya.

Tangannya mengelus pipi Harso sambil berucap,

"Mas, Nda seneng sekali bisa memberikan kepuasan sexual pada mas. Gimana juga Nda sudah tidak muda lagi, pasti berbeda dengan Fhasya yang masih luar biasa bergairah dan panas"

"Mmmm sayang jangan kamu itu minder atau tak percaya diri ya sayang, kamu itu dimataku adalah bidadariku, bidadari cantikku. Sini mas peluk, mas senang dan bahagia telah bisa mempersebahkan kenikmatan kepadamu Nda juga mas sendiri hampir2 kalah dan ngecrut duluan.

Kamu hebat banget Nda...
Luar biasa... "

Keduanya lalu berpelukan sambil berbisik bisik kata2 yang penuh cinta dan menenangkan hati, berkisah soal masa depan dan esok hari.

WA dari Fhasya masuk.

Ghea tersenyum membacanya.
Harso yang keheranan bertanya, ada apa sayang ? Mmmm ?
Ghea lalu memperlihatkan WA dari Fhasya kepada Harso.

"2 Jam lagi berangkat, 1 jam lagi mas Harso harus mbak mandiin, kalau ga, aku yang mandiin "

Harso tersenyum mambacanya.

"Kenapa tertawa ? Mmmm? "

"Kayaknya Mas harus mandiin Fhasya mas, aku mau istirahat bentar, aku teler banget ini dapet berkali2 dalam sehari.

Duuh capeknya, lagian mas harus adil khan ?"

"Mmm ga papa ditinggal ? Atau mau kesana bareng2 keroyok Fhasya ? Mmm ?"

"Besok lah kita keroyok dia mas, sekarang aku mau istirahat bentar, nanti bangunin ya sayang ?"

Harso memandang wanitanya sambil tersenyum, mencari jawaban pasti, apakah wanitanya benar2 tulus atau sedang mengujinya.

"Iiih beneran kesana kok, aku dah habis mas, aku pengen tidur dan kamu bangunin ya sayang, biar benar terasa aku bukan mimpi selama disini"

"Mmmm ok Nda, duuh kamu kok ga cemburu ya sayang ? Dulu duh cemburuan setengah mati"

"Siapa bilang Nda ga cemburu mas ? Nda sangat cemburu bahkan, cuma sekarang Nda paham Nda harus belajar berbagi. Harus mau berbagi mas dengan Fhasya.

Kalau tanpa dia, mana bisa Nda bisa peluk mas sekarang ini? Nda harus belajar mengatur emosi juga, karena semua masa lalu yang kelam awalnya dari emosi juga mas.

Nda cemburu, ya tapi Nda juga rela kok rela banget bahkan kalau mas kesana sekarang, setidaknya Mas harus tahu, kalau Nda sekarang berbeda, sudah bukan rwmaja atau baru beranjak dewasa.

Nda sudah sangat dewasa mas, malah menjelang tengah abad usia, masa masih panas ikut emosi mas. Sudahlah mas ke sebelah, tutup pintunya ya mas, karena dengan demikian tak akan ada suara keluar.

Semua ruangan di vila ini didisain sangat kedap mas, Fhasya sendiri yang mengatur begitu. Rupanya peristiwa ini sudah ada dalam perhitungannya. Termasuk surat keputusan ceraiku.

Sekarang saatnya dirinya beroleh hadiah atas usahanya mas, tolong beri kepuasan setidaknya yang sama dengan yang aku rasakan mas. Aku rela dan ikhlash kok mas.

Hasshhh capeknya, duuh aku bobo dulu ya mas ku sayang"

Ghea benar akhirnya terlelap karena begitu capai dan Harso memandanginya dengan bahagia, bukan karena akan segera merasakan memek Fhasya, tetapi karena kedewasaan dan kebijaksanaan kedua wanitanya yang rela berbagi.

Dikecupnya kening Ghea dan Harso kemudian keluar kamar dan menutup pintunya kembali.

Masih ada 1 jam untuk acara bebas.






.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd