TOP SECRET
16 SANUR pra keberangkatan (2).
Sementara Fhasya memasak, dikamar tempat barang2nya mas Harso, kedua kekasih itu seolah lupa diri.
Begitu pintu kamar menutup, keduanya lantas saling berpelukan erat dan mesra, sangat mesra bahkan. Saling melumat menumpahkan segala rasa rindu di dada, padahal tadi mereka sudah saling memberikan kepuasan kepada pasangannya.
Tak dapat dipungkiri, keduanya memiliki sejarah dan kisah asmara yang luar biasa pelik dan baru saja tadi semuanya bisa clear n clean setidaknya untuk sementara.
Mulut Harso kuat menyumpal mulut Ghea, keduanya berpelukan erat sekali seolah takut terpisah lagi. Ada trauma yang musti diobati oleh mereka berdua. Meski seolah berolah sex secara keras, sebenarnya mereka hanyalah ingin menuntaskan rasa rindu semata. 15 tahu lebih bukanlah waktu yang singkat bagi keduanya menahan diri untuk tidak saling bertemu.
Lebih tepatnya bagi Harso untuk tidak menemui Ghea, karena rasa sungkan dan rikuh kepada Sugi sahabatnya. Aksi peluk erat itu begitu lama dan intens seolah mereka berdua ingin menumpahkan segenap rasa rindu yang menggumpal di dada. Tadi memang mereka sudah menumpahkan rindu sebenarnya, tetapi jelas tidak bisa segenap rasa yang ada di dalam dada. Bagaimanapun juga keberadaan Fhasya amat membatasi ekspresi mereka, dan kini saatnya mereka tuntaskan.
Ghea kemudian menitikkan air matanya karena sangat bahagia dan entah mengapa dirinya hanya sanggup menangis saja, tangis bahagianya menderas dan semakin menderas, apalagi kala Harso mengecup matanya seolah mecucupinair matanya agar tak tumpah.
Wanita memanglah unik sedih, manangis, bahagia juga menangis, senang bisa menangis, dan untung nya Harso paham wanitanya saat ini sedang bahagia sekali. Juga sedang khawatir sekali kalau2 apa yang dialaminya hanyalah fatamorgana semata.
Darso memahaminya, karena dirinya seolah sedang bermimpi saja bisa memeluk Ghea sang pemilik hatinya. Dalam kondisi normal, mimpipun Harso tak berani memeluk dan mencium kekasih hatinya saking mustahilnya.
Bagi Harso, persahabatan itu adalah hal terbesar yang harus dia jaga setelah urusan orang tua dan saudaranya. Tidak mungkin Harso menghianati sahabatmya dengan memimpikan istri sahabatnya.
Segalanya juga ada redanya.
Pasti reda juga. Juga rasa rindu yang menggebu kedua insan.
Mereka kemudian melepaskan pelukan masing2 dan saling melihat membelai satu sama lainnya.
"Mas, ini buatku seolah mimpi indah yang selama ini aku angankan namun tak berani aku bayangkan bisa aku jalani dalam kehidupanku.
Mmm aku sungguh berterima kasih pada Fhasya yang membuat semua ini bisa terjadi. Kalau bukan karena Fhasya aku tak akan mungkin bertemu denganmu mas...
Aku sudah begitu salah dan kotor mas...
Hiks hiks hiks..
Sekarang matipun aku rela"
"Hei...
Calon nyonya Harso, enak saja mau mati, belum buatin aku anak sudah mau mati, ga bisa sayang.
Kamu punya tugas harus buatin aku anak dulu ya sayang, habis itu kita besarin sampai dewasa dan kita ajari banyak hal. "
"Mmm ayolah kita buat anak, atau menikah dulu ?"
"Buat anak dulu, biar pasti kamu tak lari lagi sayang, he he he...
Sini mas peluk, mmm dah lama ya aku tak memeluk kamu, mmm rasanya masih belum percaya aku bisa begini.
Mmm bagaimana kisahnya kamu kemari sayang ?"
"Hi hi hi, mmm aku kok bisa tertawa sambil nangis ini mas ya.? Sini masnya baring saja, aku mau membaktikan diriku sama kamu mas sambil bercerita"
Ghea kemudian membukai kaos oblong dan celana kolor Harso, kemudian dibaringkannya Harso telentang di tempat tidur.
Suatu ritual yang dulu mereka pernah bahkan sering lakukan di kantor kala habis jam kerja. biasanya sambil menciumi bibir Harso sesekali Ghea membisikkan kata2 mesra. Namun kali ini tidak.
Ghea sesekali mencium bibir Harso dan tangannya tak henti merabai tubuh kekasihnya, kadan memberi pijatan lembut sambil berkata2...
"Mas tahu ga pemilik resor ini siapa ? "
"Mmm kenapa penting mas tahu ? "
"Karena yang memiliki resor ini 100% sahamnya adalah kami, Aku dan Fhasya mas"
Kemudian setelah berkata secara lembut bibir Ghea mencupi puting Harso. Tangannya meremas2 lengan Harso memberikan efek pijatan yang nyaman.
"Asshhh iya gitu sayang aasssrrgggh"
"Mmm iya, malah sebenarnya resor ini awalnya milikku 100% mas, resor inilah awal mula aku bertaruh di bidang property setelah kamu meminta aku berhenti mengurus perusahaan kita dulu.
Kata mas karena takut menghianati sahabat, maka aku disuruh mengambil uang pengganti sahamku. Seluruhnya aku pertaruhkan dengan membeli resor ini mas"
"Aaaaahh enak pijatamu Nda. Eeessss beneran itu seluruh uangmu buat beli resor ini ? "
"Iya mas, seluruhnya dan ternyata saat itu lombok booming gara2 ada program pariwisata yang luar biasa, penghasilannya sebagian buat besarin resor ini mas, sebagian lagi buat beli resor lainnya? "
Image Ghea
Sambil bicara Ghea terus memijat dada dan perut Harso sesekali di jilati puting Harso, semuanya perlahan dilakukannya seolah memang begitulah seharusnya.
"Assshh terus gimaana Ndaaa assssss"
Harso jelas badannya enak dipijat apalagi kala Ghea menjilati putingnya kadang menggigit, belum lagi memek Ghea menggesek kontolnya perlahan, karena Ghea memang sudah telanjang, susunya kadang menempel dan bergerak diatas perut dan dada Harso karena sesekali Ghea mencium juga bibir Harso.
"Ya akhirnya dari satu jadi dua mas, jadi 3 terus nambah dan yang sudah kumiliki aku perluas aku perbesar.
Terakhir aku kehabisa duit padahal ada 3 reaor yang pemiliknya sama pengen jual, mas. Uangku tak cukup cuma resor itu harus aku miliki.
Makanya aku akhirnya ketemu sama Fhasya mas. Intinya aku butuh uang buat beli itu resort, dan aku tahu Fhasya punya."
Ghea semakin turun kebawah memijat Harso, yang membuat Harso semakin blingsatan tak tentu arah. Baginya ini adalah kebiasaan yang dulu, namun dengan gaya baru, dimana Ghea seolah paham betul mana2 saja yang akan menggugah gairah Harso.
"Aaargggghh ennaaaakkk Ndaaa, duuh terus gimana ceritanyaaaaa aahhh"
Sambil bertanya Harso menggeliat merasakan kenikmatan yang hebat. Tangannya tak bisa dan tak boleh kemana2 sehingga dirinya seolah tanpa pegangan dihajar oleh nafsunya...
"Mmm kaki dulu yang dipijat ya mas, kontolnya dilewat dulu ya sayang...
Mmmmmuuach hi hi hi, kontolnya mengangguk2 mas, ngerti dia, dikasih cium dikit biarin lah hi hi hi"
Dengan sedikit ciuman dan kuluman sekilas pada kontol Harso, kemudian Ghea berpindah ke bagian bawah, bagian kaki Harso yang memang keras dan kokoh akibat berkerja terus menerus selama ini.
"Mmm kakinya kayaknya capek banget ya mas, mmm Nda akan agak lama nih, hi hi hi biarin kontolnya istirahat ngaceng dulu deh.
Mmm keras mas bagian ini, mmm ya akhirnya kami membentuk badan usaha dengan kepemilikan modal 45% dan 45%"
"Lho kok ? Khan ga sampai 100% itu jumlahnya Nda sayang ?"
"Mmm iya mas, mmm sebentar Nda mau ambil lotion, biar enak dibagian ini lumayan keras mas, harus pelan2 nih mas...
Nah sudah mas lotionnya, Ya total sahamku sama Fhasya cuma 90% mas, 10% punyamu mas, sementara sahamnya ga aktif dulu, Nanti kalau mas setor saham baru aktif sahamnya mas"
"Eh kok ga ngasih tahu ?"
"Hi hi hi aku juga waktu itu bingung kok dengan idenya Fhasya juga soal ga ngasih tahu mas itu juga membingungkan, da Nda butuhnya ada dana ya sudahlah apapun jadi lah"
"Aaahhh sakit Nda pahaku digituin aaaah...
Aaduuuh aaaaahhh"
"Sabar ya mas, bagian kakinya mas ini pada ga betul soalnya urat2nya, biar Nda bikin enak dulu, nanti biar ngacengnya bisa lama mas, hi hi hi, baru nanti kontolnya keras kaya batu dan tahan lama
Nda bahagia mas, akhirnya seluruh resor yang biasa mas kunjungi di lombok dan bali sudah menjadi milik Nda sekarang meski barengan sama Fhasya"
"Eeeh kenapa sampai begitu niat kamu membeli resor itu Nda ? "
"Sebab Nda tahu mas itu orang yang teratur, dan bahkan untuk urusan penginapan mas itu sangat teratur. Ga pernah nginep di resor yang lain, bahkan selalu di kamar yang sama mas.
Nda pengen miliki semuanya biar Nda bisa melayani mas kala berlibur, dan mencium bau mas kala mas sudah pergi, rasanya sudah cukup buat Nda ngilangin kangen karena Nda ga berani mimpi terlalu muluk mas... "
"Eh kamu baui kamar ? Gimana ? Kamu kemari setelah aku pergi gitu ? Aaaaaah duuuh saaakiit Ndaaaa aaaaah aasshhhh"
"Hi hi hi sebentar ya mas, sakitnya bentar kok, soalnya ini ada saluran ke kontolnya mas agak tersumbat, mmmm mungkin ada lemak mas, bentar lagi enak kok mas....
Yaaa, sekarang telungkup ya mas ku sayang mmm nurut ya nanti dikasih memek deh hi hi hi
Semua kamar yang mas sewa ituntak pernah disewakan kepada orang lain dan tak pernah dibersihkan oleh orang lain mas. Hanya Nda dan Fhasya yang boleh tinggal disini, kecuali peak season dan mas sudah balik, hi hi hi, itupun kalau kamar lain penuh dan harus bayar 2x kalau disini mas. "
"Eeeh bener enak Nda badanku, mmmm nyaman sekali kakiku kaya ringan banget nih. Pijatanmu mantap Nda.
Jadi vila ini macam tempat kerjamu Nda ? "
"Mmm boleh dibilang begitu mas, Nda suka di kamar bekas mas, baunya terasa banget soalnya, sprei dan handuk ga pernah dicuci kalau belum habis baunya mas, dan yang nyuci aku sendiri mas. Sering Nda kangen berat karena mas ga ke bali atau lombok mas, kalau sudah begitu Nda kemari hanya nangis saja terus kerjanya. Hi hi hi Nda Cengen ya mas."
Ghea bercerita seolah perbuatannya nampak konyol dan lucu. Dibantal Harso, air matanya tak bisa dia kontrol bercucuran karena saking harunya dan saking kagumnya akan perjuangan Ghea dalam memujanya dan mengabdi pekadanya.
Bantal Harso benar2 basah, sampaipunkadang tubuh Harso bergetar menahan haru.
Harso sudah tak bisa berkata apa apa lagi, melihat betapa angung dan luar biasanya cinta Ghea kepadanya. Ada semacam tekad kuat dalam hatinya untuk membahagiakan Ghea di sisa usianya.
"Kemaren, Nda ditelpon Fhasya, katanya harus segera kemari, kalau tidak semua bekas mas akan dicuci habis oleh Fhasya.
Nda kemari dengan perasaan geram dan marah mas. Ndah marah banget sama Fhasya sehingga ga bisa mikir kecuali kemari secepatnya dan bikin perhitungan sama Fhasya mas.
Hiks hiks hiks, masa Nda hanya baunya saja ga dikasih sama Fhasya, huuu huu dia padahal sudah Nda relakan untuk tidur sama mas...
Nda kalut mas, pokoknya harus kesini cepat. Tahunya sampai sini, Nda malah melihat mas tidur, duuuh Nda lupa sama marahnya Nda ke Fhasya, Nda nangis melihat mas nya tidur. Nda kangen mas... Huuu huuu"
Sambil memijat mas Harsonya Ghea tak tahan meluapkan tangisnya lagi. Betapa dirinya begitu menghamba dan mendamba akan kasih sayang Harso.
Harso merasa pijatan Ghea padanya sudah selesai tampak pada tengan2nya yang diam.
Harso kemudian membalikkan badannya dan merengkuh Ghea dalam pelukannya.
Rasa harunya membuncah hebat, cintanya meluber tak tertahankan. Jauh lebih dalam dan lebih bermakna cintanya kepada Ghea saat ini.
Harso kemudian mencium dahi Ghea kemudian ciumannya turun menelusiri jalur air matanya hingga ke bibir Ghea. Dilumatnya bibir itu dengan penuh perasaan haru biru, betapa sungguh waktu yang lama telah membuktikan rasa cinta nya pada Ghea dan cinta Ghea padanya.
Lumatan disertai rasa cinta yang menggumpal membuat mereka melayang seolah terkapar di samudra haru biru. Belaian tangan Harso kokoh merengkuh sekaligus memberikan rasa nikmat dengan segenap kelembutan hatinya.
Ghea melenguh.
"Massshhh Ghea cinta sama mas Harso, jangan tinggalkan Ghea lagi massssssshhhh"
Ghea melenguh meneriakkan kata cinta dan sekaligus kata permohonan, sungguh dia ingin meneriakkan kebahagiaannya sekaligus kekhawatirannya kelak akan kembali terpisah dengan mas Harsonya.
Harso menjawabnya dengan rengkuhan erat sambil meremas kuat pantat Ghea, sesekali tangannya menggosok memek Ghea memberikan rasa hangat dan tentram sekaligus melenakan dan membutakan pikiran. Harso bertekad kali ini dirinya akan menuntaskan segalanya.
Tangannya sebelah bergerak memerah susu Ghea yang kemudian merintih dan menjerit.
"Aaaah maassshh aaaaahhhhhh enaknya maasssssss dduuuh"
Dalam benak Harso, sudah cukup Ghea merasakan kepedihan, kini saatnya dirinya memberikan kenikmatan yang sempat holang belasan tahun dari mereka.
Lumatan Harso menjadi sedotan kencang, turun menuju leher Ghea memberikan tanda cinta yang luar biasa. Seolah ini cupangan khusus buat milikku dan hanya aku yang boleh menyupang leher ini.
Harso benar2 buas dan perkasa, seolah dirinya menunjukkan dialah pemilik Ghea wanitanya.
Harso membalikkan tubuh sehingga Ghea sekarang ada dibawah rengkuhan tubuhnya.
Jilatan dan lumatannya sudah merambah ke susu Ghea, Harso main sikat habis, hampir tak ada kelembutan yang melenakan, remasan Harso pada susu Ghea merupakan remasan tanda menguasai, remasan dengan pilinan pada puting Ghea yang memang nampak pasrah untuk dikuasai lelakinya.
Ghea meradang menerima semua rangsangan, apalagi kala Harso mulai menyedoti putingnya bergantian kiri dan kanan, dan jemari tangan Harso mulai masuk ke memeknya memberikan rojokan yang luar biasa
"Hassshhh maasssshh aaaaaaahhh aku keluar massshhhhhh"
Tubuh Ghea melenting bergetar tak keruan menerima Orgasme nya yang datang bertubi2 karena tak sedikitpun Harso menghentikan semua rangsangannya...
"Maassssss aaaduuuh maassss ga ataaaaahaaan massssss aaauuchhhhh aaaah aaaahhh"
***
Ghea akhirnya tumbang tak bisa bergerak, mulutnya membuka seolah ikan kehabisan air. Harso kemudian membelainya mesra, mencium bibirnya mesra dan membisikkan kata2 cinta.
"Sayangku, duuh cintanya mas, mulai saat ini mas bertekad akan selalu membahagiakanmu memberikan kepuasan padamu... Mmmmm"
"Aashhhh masshhhhh aaaaassshhh
Makasih massss"
"Sekarang aku akan menghamilimu"
Harso kemudian memasukkan kontolnya yang entah kenapa menjadi lebih keras dan kokoh, urat2nya nampak menonjol, rupanya pijatan Ghea benar2 luar biasa.
Perlahan saja kontol itu masuk, setengah ditarik masuk lagi ditarik lagi, entah kenapa Harso membutuhkan rasa dalam memasukkan kontolnya, padahal ditekan sekaligus juga pasti amblas habis, karena memek Ghea sudah sangat banjir.
Tapi memang Harso ingin memiliki pengalaman bercinta dengan Ghea lebih dari pengalaman2 sebelum2nya. Harso ibarat memakan ingin menikmati nya lebih perlahan dan sangat ingin meresapi setiap rasa persetubuhan dengan Ghea.
Persetubuhan, ya kata yang pas untuk menggambarkan kondisi mereka berdua, bukan sekedar sex atau berpacu dalam nafsu, mereka ingin merasakan rasa dan jiwa mereka bersatu seperti bersatunya tubuh mereka.
Rasa nikmat itu perlahan meningkat, kontol Harso sudah amblas seluruhnya dalam memek Ghea, namun tidak juga dipacunya dengan kencang, bagaikan rijokan jari jemarinya tadi.
Harso masih saja memcium bibir Ghea perlahan, dan Ghea seolah paham dirinya juga membalas perlahan.
Tangan dan jemari Ghea merabai punggung Harso seolah memberikan rasa damai dan tenteram pada lelakinya, rasa terima kasih yang dalam dan penghambaan yang utuh dari nya sebagai wanita.
Kaki Ghea melengkung mengait tubuh Harso sehingga Harso seolah terkunci erat ke tubuh Ghea. Harso tersenyum merasakan semua tingkah laku wanitanya. Dia sungguh bahagia saat ini, sehingga semua arah dan laku biarlah wanitanya yang mengatur.
Tapi rasanya sukar untuk mengabaikannada dua pentil bergoyang2 mengikuti goyangan susu yang bergerak kesana kemari. Mata Harso beringas melihatnya, dia nikmati apa yang ada sementara pantatnya terkunci tak bisa bergerak. Rupanya Lumatan bahkan sedotan lembut pada pentil itu pengaruhnya sungguh luar biasa.
Tubuh Ghea tergetar karenanya, kakinya kemudian merenggang memberi ruang pada Harso berherak menggerakkan pantatnya. Hanya sedikit ruang, gerakannya juga sangat minim. Tapi pengaruhnya sungguh luar biasa.
Di kedalaman memeknya Ghea menggerakkan otot kegelnya yang menjadikan seolah memeknya adalah lorong penuh otot yang sanggup meremas kontol Harso. Gerakan peristaltik otot2 kegel membuat kontol Harso seolah diurut, memberikan rangsangan maksimal justru dengan gerakan perlahan.
"Aaarggghhh kamu apakan kontolku sayaaangg aaaasshhh enaaaakksss haaah haaahh"
Harso sungguh tak tahu kalau Ghea telah belajar banyak selama ini, belajar memijat dan belajar melayaninya di ranjang. Usia 45 tahun memang bukan muda lagi, tapi boleh dijamin, kalau memek Ghea seolah memek perawan karena kemampuannya menggerakkan otot2 di kedalaman memeknya.
Pada Ghea sendiri pengeruhnya juga luar biasa, persetubuhan kali ini bukan persetubuhan yang penuh dengusan nafas dan peluh akibat rojokan2 yang menggebu, tetapi persetubuhan yang mengalun lembut penuh makna tetapi di dalam sana gesekan lembut sekalipun sungguh merupakan gerakan yang membuat denyar birahi terdongkrak nyata.
Meski tanpa gerakan2 yang nyata, tetapi keduanya benar2 melayang2 diayinkan oleh gelombang birahi mereka.
"Maashhh aaaauuuhhhhhhh enaknyaaa massshhh"
"Duuuh sayaaang.... Duuuh aku kamu apakan ini, kontolku serasa diperas ini sayang, aaaahhhhhrrghhh bisa habis cepet aku deeekkk gila enak sekali dek ini sayangg aaaaahhhhhsss"
Rupanya akhirnya Harso tak tahan main pelan, pantatnya segera digenjot kenceng meski dengan ruang yang sempit.
Dampaknya dirinya akhirnya malah terjebak ingin segera keluar. Ghea setali tiga uang, rupanya rojokan Harso yang kencang sangat mendongkrak birahinya sampai ke puncak.
Apalagi sebelumnya dirinya sudah mengalami orgasme sehingga mudah saja Ghea memperoleh orgasmenya lagi.
"Aaaaacchhh maassss enak maassss..
Aaaaaah aaaaaaahhh dduuuh maassssshh akuuu gaaa kuuaaatttt aashhhhaaaaahh"
Kali ini Harso yang tengah mengharapkan bisa menghamili Ghea meneruskan rojokannya di tengah jeritan Ghea hingga akhirnya dirinya memperoleh orgasme yang luar biasa indah dengan kontolnya serasa diperas2 di dalam sana.
"Aaargghhhh aaaaaaaaarrgggghhhhhhhh ooooohhhhh Ndaaaa enaknyaaaaaaa"
Berkali2 kontolnya memancarkan air mani yang luar biasa banyak, entah karena Harso memang sehat atau karena pengaruh pijatan dan senam kegel Ghea atau gara2 minum jamu. Entahlah, yang pasti Harso seolah lepas beban dan merasa ringan sekali tubuhnya.
Ghea yang berbaring dibawah dengan paha ngangkang maksimal melihat bagaimana Harso merasa puas tersenyum senang. Senyum wanita yang puas karena telah mempersembahkan kepuasan maksimal pada lelaki pujaannya.
Tangannya mengelus pipi Harso sambil berucap,
"Mas, Nda seneng sekali bisa memberikan kepuasan sexual pada mas. Gimana juga Nda sudah tidak muda lagi, pasti berbeda dengan Fhasya yang masih luar biasa bergairah dan panas"
"Mmmm sayang jangan kamu itu minder atau tak percaya diri ya sayang, kamu itu dimataku adalah bidadariku, bidadari cantikku. Sini mas peluk, mas senang dan bahagia telah bisa mempersebahkan kenikmatan kepadamu Nda juga mas sendiri hampir2 kalah dan ngecrut duluan.
Kamu hebat banget Nda...
Luar biasa... "
Keduanya lalu berpelukan sambil berbisik bisik kata2 yang penuh cinta dan menenangkan hati, berkisah soal masa depan dan esok hari.
WA dari Fhasya masuk.
Ghea tersenyum membacanya.
Harso yang keheranan bertanya, ada apa sayang ? Mmmm ?
Ghea lalu memperlihatkan WA dari Fhasya kepada Harso.
"2 Jam lagi berangkat, 1 jam lagi mas Harso harus mbak mandiin, kalau ga, aku yang mandiin "
Harso tersenyum mambacanya.
"Kenapa tertawa ? Mmmm? "
"Kayaknya Mas harus mandiin Fhasya mas, aku mau istirahat bentar, aku teler banget ini dapet berkali2 dalam sehari.
Duuh capeknya, lagian mas harus adil khan ?"
"Mmm ga papa ditinggal ? Atau mau kesana bareng2 keroyok Fhasya ? Mmm ?"
"Besok lah kita keroyok dia mas, sekarang aku mau istirahat bentar, nanti bangunin ya sayang ?"
Harso memandang wanitanya sambil tersenyum, mencari jawaban pasti, apakah wanitanya benar2 tulus atau sedang mengujinya.
"Iiih beneran kesana kok, aku dah habis mas, aku pengen tidur dan kamu bangunin ya sayang, biar benar terasa aku bukan mimpi selama disini"
"Mmmm ok Nda, duuh kamu kok ga cemburu ya sayang ? Dulu duh cemburuan setengah mati"
"Siapa bilang Nda ga cemburu mas ? Nda sangat cemburu bahkan, cuma sekarang Nda paham Nda harus belajar berbagi. Harus mau berbagi mas dengan Fhasya.
Kalau tanpa dia, mana bisa Nda bisa peluk mas sekarang ini? Nda harus belajar mengatur emosi juga, karena semua masa lalu yang kelam awalnya dari emosi juga mas.
Nda cemburu, ya tapi Nda juga rela kok rela banget bahkan kalau mas kesana sekarang, setidaknya Mas harus tahu, kalau Nda sekarang berbeda, sudah bukan rwmaja atau baru beranjak dewasa.
Nda sudah sangat dewasa mas, malah menjelang tengah abad usia, masa masih panas ikut emosi mas. Sudahlah mas ke sebelah, tutup pintunya ya mas, karena dengan demikian tak akan ada suara keluar.
Semua ruangan di vila ini didisain sangat kedap mas, Fhasya sendiri yang mengatur begitu. Rupanya peristiwa ini sudah ada dalam perhitungannya. Termasuk surat keputusan ceraiku.
Sekarang saatnya dirinya beroleh hadiah atas usahanya mas, tolong beri kepuasan setidaknya yang sama dengan yang aku rasakan mas. Aku rela dan ikhlash kok mas.
Hasshhh capeknya, duuh aku bobo dulu ya mas ku sayang"
Ghea benar akhirnya terlelap karena begitu capai dan Harso memandanginya dengan bahagia, bukan karena akan segera merasakan memek Fhasya, tetapi karena kedewasaan dan kebijaksanaan kedua wanitanya yang rela berbagi.
Dikecupnya kening Ghea dan Harso kemudian keluar kamar dan menutup pintunya kembali.
Masih ada 1 jam untuk acara bebas.
.