Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

TOP SECRET
42. Nyaris Mirip



Selama 2 jam itu, Legian dan sekitarnya ramai orang berkumpul berbelanja pakaian, waktu yang hanya dua jam membuat orang beli beli beli tanpa lihat harga lagi, semuanya kacau balau.

Apalagi di foto2 itu Harso dan Tiara mengenalan kaca mata hitam dan masker.

Itulah sebabnya Tiara bilang tak ada bedanya jelek atau cantik, gendut atau kurus, ga kelihatan wajahnya kok, baju yang diunggah juga gedombor alias longgar banget, baju2nya khan ala turis Bali.

Ada 10 tempat yang merupakan titik kumpul yang akan jadi tempat hunting Harso dan Tiara memilih menseleksi siapa2 yang lolos tampil diacara masak bareng Tiara dan Harso. Semuanya nyaris penuh sesak dengan orang2 yang nyaris mirip dengan Harso dan Tiara.

Untungnya Tiara mengunggah 15 + 10 jenis pakaian, ada 25 pakaian total yang bisa para penggemar kenakan. Sehingga meski semuanya yang dikenakan identik dengan pakaian Tiara dan Harso, tapi tak seragam betul.

Semuanya mengenakan masker, semuanya mengenakan kaca mata hitam.


***

Sepuluh menit sebelum waktu yang telah ditentukan, Tiara mengunggah lagi sebuah video di Instagramnya, twit**ternya dan Facebooknya.

"Haaaai gimana sudah siap ?

Hi hi hi 10 menit lagi Tiara akan keliling hi hi hi mungkin juga bukan Tiara sih. Keliling untuk melihat siapa saja yang pas cocok sesuai untuk ikut dalam acara memasak bersama Tiara - Harso.

Di lokasi ada 10 tempat yang menyediakan es krim gratis, satu satu ya, jangan berebut, Tiara yang traktir kok, hi hi hi, panas ya, mmm

Tapi seneng khan ?
Mmmm ada pengumuman tambahan nih, semuanya boleh mengajukan kandidat lho, mas Harso yang minta, soalnya barangkali kami lupa atau tak ketemu kalian yang memang pantas dan mirip khan kasihan.

Ya ga ?

Nah untuk jenis ini, baik yang foto atau yang difoto dan terpilih semuanya dua duanya menang deh, 50 foto pilihan, baik yang motonatau yang difoto terpilih ikut

Semuanya ada 200 orang dong, ya ga papa, Tiara suka rame kok, hi hi hi, lagian masak buat kalian semua, kalau cuma 100 orang namanya kerja bakti tingkat dewa, kasihan khan.?

Ok ya, siap siap saja, mmmm eh ya di masing2 tempat Tiara sudah sediakan panggung kecil group band di Bali yang tampil, kalau mau nyanyi maju saja ya, sampai jumpa !!!

Eh ada yang lupa, es krimnya jangan ga diminum ya, tapi jangan serakah inget2 yang lain, Tiara yakin es krimnya cukup kok, hi hi hi

Satu lagi, acara selesai kalau group band sudah selesai nyanyi sesuai waktu yang kami tentukan, so selesai band, selesai kami memfoto2 kalian, 1 jam kemudian kami umumkan pemenangnya ok


SEMANGAAATTT !!!!!"


***

Bisa dibayangkan kekacauan yang terjadi, bagi yang merasa tak mirip mereka akan foto sana sini, banyak foto yang mereka ambil kemudian mereka mencoba mencari yang mirip terus langsung dikirim setelah yakin.

Tapi kebanyakan orang terus saja memfoto bila ada dirasa mirip, mereka foto n foto, hunting sana sini lah istilahnya. Satu dapat hunting lagi terus begitu.

Dalam suasana itulah Silvi dan Harso kesana kemari sambil tertawa bersama banyak orang dan saling foto.
Saling teriak begitu bebasnya serta melucu mengumbar gelak tawa dan sebagainya.

Tak ada yang tahu kalau mereka itu Tiara dan Harso. Tak ada yang percaya mungkin bila mereka mengaku, karena semuanya berpenampilan sama dan memang ingin dianggap sama biar bisa menang. Dan akhirnya waktu yang tetnyata lebih dari dua jam itu habislah sudah, es krim juga habis, band lokal yang menghibur juga habis alias kelar.

Suasana senyap karena semua energi terkuras dan tak ada lagi keinginan untuk bergerak lebih karena semuanya mereka telah lakukan.

Dan yang pasti badan lelah sekalipun hati senang.

Ada masanya diam dan berharap.


***

1 jam kemudian
Ya kemudian,

Kemudian satu satu, @tiaraharso, nama akun instagram baru bikinan Tiara dan Harso mengeluarkan foto2 mereka.

Pertama foto keluar adalah seorang pasangan muda, yang berteriak2 bersama mereka berdua. Nampak Tiara berfoto dengan mereka berdua, kemudian Harso dengan mereka berdua kemudian mereka berempat difoto oleh seseorang.

Pasangan muda itu kemudian seolah histeris meneriakkan kata2

"Oh may god... Ya tuhan tadi itu beneran Tiara dan Harso yang bersama kita, woooooooo hhhhheeeeeee wwaaaawwwwww gilaaaa ini gilaaaaa"

Teriakan itu mengundang penasaran bagi yang lain karena saat itu semua sedang diam saking capeknya tadi acara.

"Wooy ada apa ? "

"Ya tuhan kami dapat tiket masak bareng, tadi itu, tadi itu yang moto aku Tiara beneran, ya Tuhaaaaannnn ini lihat fotonya, gila aku ga percaya...
Ini gilaaaaa, ha ha ha ha"

Si wanita masih saja teriak2 histeris saking tak percayanya tadi sempat ngobrol bareng, tertawa bareng ngakak dengan Tiara artis idolanya.

Belum kelar mereka berdua berteriak2 saking hebohnya karena ternyata mereka tadi sempat ngobrol bareng bahkan tertawa bareng dan teriak2 bareng, foto2 juga dengan artis kebanggan mereka,

di sudut lain pasangan lain juga heboh menjerit jerit bahkan. Ketika foto mereka berdua bersama Tiara-Harso betulan diunggah sebagai pemenang kedua.

Pemenang ketiga juga demikian, keempat dan seterusnya. Akhirnya semua berkisah dengan hebohnya di akun2 instagram, akun twit**ter akun face book betapa gilanya pengalaman mereka semua bisa berinteraksi langsung dengan artis yang paling menghebohkan dunia saat ini.

Dan itu sangat mengguncang dunia maya dan dunia entertainment dunia. Sebab dalam kasus yang sama, hampir semua jadwal artis dibatalkan malah saking merasa tidak amannya. Tapi dalam kasus Tiara, semuanya malah seolah menjadi bagian dari entertainment yang dibuat oleh Tiara dan Harso.

Seratus orang telah terpilih semuanya 50 pasangan yang terdiri dari bermacam suku dan bangsa, hitam kuning putih ada semua.

TV amerika yang menayangkan acara Tiara di Bali menyebutnya sebagai

UNBELIEVEBLE MOMENT OF TIARA

Lagi2 nama Tiara dipujikan sebagai artis yang tak pandang bulu dalam memilih orang dan bisa bergaul dengan siapa saja, berani dan sangat menghargai para penggemarnya.

Berulang2 acara siang menjelang sore itu diulang2 diekspose secara luar biasa oleh TV TV nasional dan luar negeri.

Seorang Artis kenamaan yang juga teman Tiara memberikan pernyataan yang tulus

"Saya juga seorang Diva yang memiliki banyak pengagum, tapi penghargaan saya kepada penggemar saya tidak sebanding dengan Tiara, bukan karena saya tak menghargai para penggemar saya, tapi lebih kepada saya takut dalam kerumunan tak bisa menjaga diri saya, keselamatan saya.

Saya salut atas keberanian Tiara, she is the real wonderwomen, dia punya keberanian, dan rasa yg tulus. Saya mencintaimu Tiara"


Seorang penggemar Tiara di Bali yang diwawancarai histeris,

"Ya tuhaaan, dia seorang dewiiiii, dewi kwan im di dunia, dia mau tertawa bersama saya, memeluk saya, mencium pipi saya, ya tuhaaan .

Saya tahu saya jelek dan gendut, tapi apa dia bilang,

Hi hi hi, kalau gendut kenapa cantik, setidaknya kamu itu punya pangeran tampan yang menemanimu kemari, ya ga sayang?


Bayangkan dia bicara seolah saya ini gadis cantik, tanpa rikuh, ya tuhaaaaan saya ingin menangis saya ingin menangis.... "


Sesi kedua adalah foto terpilih dari penggemar .

50 orang judulnya YOU GOT ME, US.

Adalah foto2 orang yang mengunggah foto Tiara dan Harso yang disangka orang lain.
Lagi2 kehebohan melanda karena yang mengambil foto benar2 tak tahu kalau yang difotonya adalah Tiara sesungguhnya.

Sesi kedua adalah berjudul "OH MY GOD"
Benar2 orang lain yang mirip betul penampilannya dengan Tiara, dan itu hasil proses digitasi sebuah program murni.

Yang dinilai adalah baju yang mirip dan pose yang mirip serta tawa yang mirip.

Dan terpilihlah semuanya ada 220 orang lebih 20 orang dari rencana. Mereka semua diminta berkumpul di tempat yang telah disediakan, disambut oleh Tiara dan Harso langsung, berpelukan dan saling menyalami.

Kemudian mereka dibriefing oleh harso dibantu oleh himpunan koki Bali yang memang sejak awal sudah diminta membantu. Ada seratus koki yang akan mendampingi mereka memasak dipandu oleh Harso dan Tiara langsung.


***

"Teman2 yang tak terpilih jangan sedih dong, Tiara mau minta bantuan bisa ? Tiara sudah pesan meja kursi dan payung meja.

Bantuin Tiara gelar di pantai Legian ya, mmmmuuach, kita makan rame2 di Legian mau ?

Ayo kita hepi2 bareng, makan bareng Tiara Harso ya.
Mmm nanti jangan lupa jaga kebersihan Bali ya, kasihan Bali kalau habis acara Legian jadi kotor.

Mmm siapa mau jadi volunter ?
Tiara kasih bonus kaos deh, mmm ada tanda tangannya Tiara lho, nih contohnya, mmm cantik khan ?

Tiara perlu tiga group besar
Satu group peralatan bagian siap2 meja
Satu group kebersihan
Satu Group untuk penyajian makanan.
Mau ya...

Kalau mau daftar ke panitia ya, kita pesta rame2 tapi tertib dan penuh kebersamaan
Kita masak bersama
Kita siapkan bersama
Kita hidangkan bersama
Kita bersihkan bersama
Kita semua makan bersama


Makaaaan ok hi hi hi"

Bayangkan, kaosnya adalah kaos ***" asli, dan ada bordir inisial nama di dada kirinya

Tiara - Harso
Dalam tanda cinta

Bayangkan harganya.
Bayangkan nilainya.

Kaos yang merknya terkenal dan luar biasanya dibagikan kepada siapa yang mau membantu.

Merah untuk bagian persiapan
Kuning untuk bagian kebersihan
Biru untuk bagian penyajian.

Gila betul, tak dibatasi jumlah orang nya, asal mereka berjanji mambantu semua untuk semua, pasti diberi.

Dalam waktu cepat, semuanya telah berubah menjadi lautan kaos seragam.

Para pemenang yang masak ternyata juga sama, mereka dapat jatah kaos warna hitam.

Akhirnya, semuanya bekerja untuk semua, berpesta bersama melayani dan mebersihkan.

Tak ada yang menang, tak ada yang kalah,

SEMUA UNTUK SEMUA

Itulah tajuk yang diangkat oleh Harso dan Tiara malam itu untuk acara pesta makan di Legian.

Semua menang.
Semua gembira.
Semua berpesta.


***

Gema acara Tiara - Harso yang bertajuk semua untuk semua, mengukuhkan kecemerlangan Tiara dalam membidik penggemarnya sebagai ajang promosi besar2an yang melibatkan banyak orang. Banyak pihak dan banyak sponsor.

Sponsor ?

Jelas itu, mana ada acara tanpa sponsor ?
Bayangkan kalau semuanya dibiayai sendiri.
Bayangkan rumitnya kalau diatur sendiri.
Bayangkan capeknya kalau semuanya diurus sendiri.

Ada banyak pihak yang tergabung, jelas itu dan pastinya pemda juga telibat lah.
Ini semacam simbiosis mutualisma.
Ikatan perhotelan ? Apalagi.
Kaos ? Gratis itu mah, seribu kaos juga hayuk saja lah.
Keamanan ? Jelas itu.

Itulah kejelian Ghea dan Fhasya dalam membidik keuntungan dari sebuah event.
Dan jangan lupa Nisa, the invinite women. Madame yang selalu berbisnis dibalik bayangan.


Image Silvi aka Tiara


Image Nisa


Image Ghea


Image Fhasya​


Harso dan Tiara jelas tahu itu, tanpa itu semua mana mungkin kejadian di Legian terwujud dengan begitu indahnya.


***

"Hai, duuh yaa terima kasih banyak ya semuanya, hi hi hi, tanpa kekompakan kita semua mana bisa semua terwujud.

Ya nggak ?
Duuh saya senaaaang banget.
Beneran, rasanya punya banyak saudara itu nikmat banget.

Sekali lagi Tiara berterima kasih ya.
Tanpa kekompakan kita semuanya tak akan terwujud, terima kasih banget.

Selanjutnya,
Mmmm gimana ya bicaranya, mmm saya mau minta tolong boleh ?

Boleh yaa.

Besok Tiara - Harso mau ke Danau Batur, ada urusan keluarga dan mmm pengennya sih menyepi dulu.

Mmm bukan ga mau bertemu sama semuanya ya, tapi kami ingin punya waktu khusus untuk membicarakan pernikahan kami semua, dan kayaknya ga bisa deh kalau sambil menemui kalian semua.

Ga papa ya ?
Jalan2 dulu deh di Bali.
Mumpung disini.

Nanti deh kita buat acara rame2 lagi.
Ga papa khan ?
Terima kasih ya semuanya.

Muuaaachhh "


Tiara memberikan pesan seolah memohon maaf karena tak bisa menemui penggemarnya besok. Dan sebenarnya pun semuanya sudah puas seharian sampai malam mereka berinteraksi. Ibaratnya kepuasan sudah tercapailah. Segala kehebohan sudah mereka rasakan.

Dan mereka juga paham kalau idola mereka pengen sendiri seperti mereka pun punya keinginan yang sama bila masanya tiba.

Bagi pelancong yang tak punya penginapan, apalagi yang dadakan dan memang harus mabal kerja atau sekolah atau kuliah, kegiatan hari ini memang sudah memuaskan banget. Sebagian besar akhirnya balik pulang.

Sebagian yang sudah memesan hotel ya berlibur seperti biasanya.

Berbondong2 banyak yang meninggalkan Bali layaknya konvoi lebaran.
Bagi pemda itu berkah, berkumpulnya orang dalam jumlah banyak terlantar tanpa penginapan juga masalah sebenarnya.

Pemda beserta semua jajaran nya dan dibantu kepolisian mengamankan konvoi tersebut sampai meninggalkan Bali.

Semua menang
Semua puas
Semua dapat yang diinginkan.

Sesuai batasan lah, tak berlebih.
Bagi pemda Bali, kedatangan tamu banyak sungguh suatu keberkahan juga, tapi kalau melebihi kapasitas juga tak baik.
Apalagi kalau yang datang banyak tadi kecewa, kemudian brutal, merusak dan sebagainya.

Dalam hal acara Tiara, semuanya support habis habisan, demi kenyamanan, juga demi laju ekonomi tetapi tetap dalam koridor yang tepat pas sesuai.

Lagi2 selalu ada perencanaan matang disini, dan bukan pemain abal2 yang membuat perencanaan hingga mengeksekusi nya. Semuanya bertanya tanya, sebab tak mungkin bila itu semua dihandle oleh Tiara dan Harso semata.

Bagi para wartawan masih ada yang luput dari pengamatan dan itu perlu dicarikan jawaban. Itulah mengapa semua wartawan masih betah di Bali. Karena mereka merasa dibelakang Harso dan Tiara ada semacam organisasi atau tim yang handal dan itu belum terungkap.


***

"Umpan termakan"

Hanya itu WA dari Ghea.
Dua kata yang membuat Harso juga merasa geram. Apa benar ada yang begitu jahatnya ingin menggulingkan dan memfitnah dirinya ?

Sebenarnya, saham Harso di 30 perusahaan yang dibicarakan oleh Fhasya dan Ghea waktu itu adalah dukungan moral bagi adek2 kelas kala mereka masih berkubang di awal2 mendirikan perusahaan mereka. Dan itu semua adalah watak Harso yang senang melihat adek2nya maju dan jaya.

Betapapun dirinya kala itu belum juga begitu kuat dan besar seperti saat ini, kesendirian akibat ditinggal semua keluarganya membuat Harso sangat kesepian. Kehadiran adek2 kelas yang sudah dianggap adek sendiri olah Harso menjadikannya hidup dan seolah memiliki lagi kegairahan manantang dunia.

Karena itulah satu2 nya alasan dirinya hidup sebenarnya. Hati Harso sebenarnya sudah membeku dan dingin. Tak ada lagi semangat seperti sebelumnya. Silvi ? Bagi Harso kala itu bukan satu hal yang dia pikirkan terlalu berat. Bagaimanapun juga putusnya hubungan dengan Ghea kemudian meninggalnya Nisa merupakan pukulan berat baginya.

Dan gong nya adalah meninggalnya seluruh keluarganya, papa mama adek2 nya. Dibilang limbung, Harso memang limbung, kalut kacau menjadi satu. Mana ada tempat mikir nikah lagi ?

Justru adek2 kelasnyalah pelita hidupnya benar2 kala itu. Semangat juangnya kalau boleh dibilang begitu, karena merekalah yang Harso masih punya, setidaknya dirinya merasa punya saudara.

Memberikan bantuan baik saran hingga modal bagi Harso juga bukan masalah, Harso justru merasa terbantu dengan itu. Kalau saja orang tahu.

Harso memberikan donasi buat kampusnya, dan menerima adek2 kelasnya kerja praktek juga dalam rangka mengisi kekosongan hatinya. Setidaknya Harso sudah berfikir untuk tidak menikah dan tak ada keturunan. Dan biarlah monumen baginya adalah kemajuan adek2 kelasnya, diingat ataupun tidak.

Kalau saja orang tahu itu...

"Haashhhh aaashhhhh"

Harso mendesah keras melapangkan dadanya.
Karena keputusan yang akan diambilnya adalah pembunuhan seluruh adek2 nya.
Kharakter mereka dan kekuasaan mereka.

Apa benar mereka berkhianat padanya ?
Dalam benak Harso, mana ada urus !
Yang penting perusahaannya aman, dalam genggamannya. Itu saja cukup.

Tak akan adek2 nya bisa menggesernya di perusahaannya sebenarnya, karena miliknya seorang, sekalipun ada saham milik Ghea juga !!

Ada memang saham Ghea dan itu sedikit 30% dirinya 70%. Artinya perusahaannya tetap miliknya.

Jauh dalam hatinya, Harso tak peduli sebenarnya dengan urusan perusahaan adek2 kelasnya yang dibantunya.
Harso merasa cukup dengan yang dia punyai.
Bahkan, kasarnya bila adek2 kelasnya meminta sahamnya untuk di nominalkan artinya dirinya keluar sebagai pemegang sahampun, Harso akan serahkan.

Lantas mengapa harus dia depak semua adek2 kelasnya kecomberan ?

"Haashhhhh"

Ada apa ini ?
Mengapa ?
Ada rahasia apa ?
Siapa bermain ? Siapa diuntungkan ?

Semuanya masih gelap

Gelap Gulita !!!
Akhiirrnyaaaa datang juga

Welcroeeet back suhu🦅🦅💦💦
 
Terimakasih atas double update ceritanya suhu @Begundal_pasar ..
Wah untuk itu acara di Legian pas ga lagi masa pandemi COVID-19 yak,
Klo iya bisa jadi klaster raksasa tuh, hahaha..
Penasaran dengan maksud musuh yg menikam dari belakang?
Bukannya adek2 kelas itu termasuk Fasya?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
TOP SECRET
43. Kegalauan Poligami



Harso masih termenung sendiri di balkon tempatnya menginap bersama Silvi, memang kamar yang dipesan adalah sebuah suite room yang luas dan lega serta dilengkapi balkon juga. Ada semacam pantry dimana Harso bisa membuat seduhan kopi nikmat dan kopi itu yang menemaninya merenung.

Kali ini bukan lagi saatnya mengalir dan mengikuti aliran air kemana saja. Tahapan kali ini adalah tahapan paling krusial dalam hidupnya dimana dirinya akan memutuskan hal2 yang paling mendasar sekali.

Pertama
Jelas soal pernikahan. Mana ada pernikahan dengan 4 orang wanita sekaligus ditolak lelaki yang paling aneh sekalipun ?
Apalagi wanitanya semuanya kelas super. Jelas itu impian semua lelaki. Tak terkecuali dirinya.
Tapi, apakah itu akan baik dan benar kedepannya ?
Tapi kalau tak menikah apakah semua akan baik2 saja ?

Bagaimana kalau keempat2nya hamil, malah kata nenek Fhasya dan Ghea diyakini oleh nenek kehamilannya. Dan Harso sama sekali tak meragukan kemampuan neneknya mendeteksi itu sejak dini.
Entah kenapa, Harso juga punya keyakinan Nisa dan Silvi juga akan hamil setelah berhubungan dengannya.

Ramuan neneknya sungguh sangat mujarab dan sulit untuk menganggapnya hanya sekedar ramuan biasa. Harso sendiri sudah membuktikannya.

Bagaimana caranya mangajak semua wanitanya bicara benar2 dari hati mereka yang paling dalam?
Tentang cita2 mereka juga tentang pernikahan ini maknanya bagi mereka ?

Yang pasti, semuanya tak memiliki anak dari lelaki manapun.

Melulu soal bagaimana mengumumkan pernikahan mereka saja Harso masih buntu. Kali ini Harso harus mengakui buntu, padahal acara tadi di pantai dengan beribu orang saja Harso bisa mengakalinya.

Masalah utamanya cuma satu, bagaimana bisa Harso mengumumkan sesuatu yang bakalan ditentang oleh banyak orang ? Setidaknya pengagum Silvi dan teman2 Fhasya, Ghea dan Nisa ?

Kedua.
Soal perusahaan. Harso tak menampik rencana Fhasya adalah rencana paling heboh dan luar biasa kalau bisa menguasai seluruh perusahaan di bawah genggamannya sekaligus puluhan perusahaan, 30 +15, 45 perusahaan semuanya !!! Belum lagi yang punya Nisa, Ghea, Fhasya dan Silvi sendiri !!

Tapi jelas ada yang tak tepat, ada yang mati, sebuah cita2 luhur mereka adek2 kelas Harso kala berjuang mendirikan dan membuat perusahaan mereka besar. Matinya sebuah cita2 adalah matinya kehidupan sekaligus. Hal inilah yang tak terbayangkan oleh Harso dia akan melakukannya. Baginya ini adalah pembunuhan massal.

Tapi, Harso kemudian ingat satu hal, kalau mereka sudah menabuh genderang perang padanya entah alasannya apa, mengapa dia harus diam ? Ya, diam juga salah. Harso mengakui pembiaran bagi musuhnya membesar adalah seolah pembiaran terhadap penyakit. Selagi masih bisa dibasmi tanpa merusak tubuhnya penyakit harus dibasmi, sampai ke akar2 nya.

Tapi apa benar mereka berkomplot dengan sebuah kekuatan besar untuk menggilasnya ?
Alasannya apa dan mengapa ?
Harso terdiam lama sekali mencari cari dan memutar otaknya kencang, menggali kembali masa lalunya untuk mencari sebuah jawaban pertanyaan2 yang menggelitik rasa ingin tahunya.

Ada apa, mengapa dan bagaimana semua bisa menjadi begini.

Lama Harso merenung dan diam di Balkon itu sendiri, malam sudah mulai larut dan udara mulai dingin. Silvi masih meringkuk di tempat tidur, tertidur lelap dan mungkin bermimpi, karena di bibirnya tersungging senyuman.

Lama setelah merenung, Harso lalu membuka laptopnya. Memulai mengetik entah apa. Yang pasti, malam itu Harso habiskan bersibuk diri di depan laptopnya.

Di Balkon itu seolah tak terasa olehnya dinginnya malam yang ditingkahi dengan deru angin pantai yang membuat tubuh seolah terserang demam.


***

"Mas, ini coklat panasnya, biar sedikit ada kehangatan di dalam dadamu.
Mmmm aku tak akan bertanya apapun, meski aku yakin banyak hal dikepalamu yang membuat mukamu kusam seperti itu.
Kalau kamu perbolehkan aku tahu apa yang kamu risaukan, Vi sangat berterima kasih mas"

"Mmm heei napa bangun ? Mmm bentar ya bentar saja, ini pas masih nanggung nih.
Duduk dulu Vi, bantar ya, mmm 15 menit"

"Mmm aku sudah nungguin mas 10 tahun lebih njemput aku ke Amerika sana, nunggu 15 menit apalah artinya mas, monggo silahkan"


Image Silvi aka Tiara​

"Eeeh, mmm ok ok, habis ini kita bicara Vi, mmm mmm"

Harso benar2 tenggelam dengan pekerjaannya, dahinya benar2 seolah berkerut2 tanda pikirannya benar2 sedang digunakan secara maksimal.

Namun apapun itu semua ada batasnya, akhirnya Harso pun selesai dengan pekerjaannya, dan melipat laptopnya, membereskan semua nya menyimpannya lagi kemudian setelah selesai semuanya, barulah Harso duduk sambil tersenyum sembari membelai rambut Silvi.

"Mmm sudah Vi, mmm kok manyun ? Duuh ya kalau lagi manyun mas jadi ga pengen bicara nih"

"Iiiiiih, terus ? "

"Mmuuuaaaach, ngentot saja yuk, gemess mas nya Vi"

"Iiiiih hi hi hi, ayuk lah mas, Vi juga pengen, tapi Vi mana bisa kalau lihat muka mas kaya kertas diremes2 gitu"

"Ha ha ha bisaan kamu Vi buat perumpamaan, mmm makasih Vi, Coklat buatanmu memang luar biasa, rasanya selalu saja menggoda lidah, mas dah lama ga minum ini Vi
Mmmm enaknya, makasih ya

Eh kita bicara dulu deh kalau gitu, mmm mulainya dari mana ya, mmm
Mulai dari pertanyaan dulu deh.

Mmmm kalau kita jadi memutuskan mau nikah bareng, kira2 menurut kamu gimana ngumuminnya ya ? "

"Oalaaah itu tho yang buat mas stress, hi hi hi makasih ya mas, mas sudah khawatirin Vi. Mmmm gimana ya jelasinnya ya, mmm gini aja deh, mas ngerasa nggak kalau mas itu istimewa ? "

"Istimewa dari hongkong ?
Ada ada saja kamu ini Vi, ditanya apa jawabnya apa"

"Hi hi hi abang cakepku ngambeg, sini mas sini, Vi kasih cium dulu, mmmuaaaaachh

Hi hi hi, kenapa tadi Vi nanya, ya ada kaitannya lah sama mas Harso ku sayang. Mas Harso ini paham nggak ya kalau mas Harso sedang naik daun dan dinilai banyak orang ?

Mmm coba ya nih lihat IG kita ya mas, mmmmm lihat nih lihat mas"

"Kenapa Vi ? "

"Tuh lihat komen2 nya penggemarku, yang awalnya banyak ceweknya, mmmm cowoknya banyak juga sih cuma pada jaim, tapi suka pelototin susuku yang dipamerin kemaren, tuh lihat komennya pada mesum, hi hi hi.

Tapi lihat komen para cewek, wanitanya ding"

Harso kemudian mulai membaca nya, dirinya benar2 kaget sekali, seolah ga percaya dengan tulisan2 yang ada.

"Duuuh mbak Tiaraaaaa, makasih pilih kami yaaaa, cowokku seneng lihat mbaak Tiara lho, suka apa saja deh, ya canntiknya ya baiknya ya lucunya, sexy nya juga lho.

Hi hi hi, tapi aku juga suka kok, mmm mas Harsonya masih bisa ngeduain ga mbak ? Iiih aku seneeeeng banget lihatnya, mau dooong jadi serepnya mbak, hi hi hi, peace ah mbak, salaaaaam sayaaang buat mas nya ya mbak, bilangin aku mau jadi istri kedua, mmm ke empat juga boleh deh"

Ada banyak komen seperti itu bahkan yang paling gila juga ada,

"Mbaaaaaak duuuh akuu kok pengen dikeloni sama mas Harso ya mbakkkk, beneran deh ga jadi istri ga papa, budak seks nya juga ga papa deh, ga perlu dikasih makan juga ga papaaaaa boleh ya mbak ?"

Harso membacanya setengah ga percaya setengah merasa aneh dengan banyaknya wanita yang seolah menginginkannya jadi pasangan meski tidak utk bersama. Dimadu mau, bahkan jadi budak seks juga mau. Gila !!

Harso masih melongo,
Apalagi ketika Silvi mencoba menghitung hasil capture dan yang sejenis melalui mesin penghitung.

"Aku sudah Capture nih mas semuanya ada kalau seribu orang lho mas, lebih kayaknya nih mmmm jumlahnya semuanya 1876 orang temasuk dari Amerika sono mas, niiih lihat gila ga ?

Hi hi hi, sekarang gimana mas ? Mas kaget ga ? Mmmm aku coba buat semacam kalimat bersayap nih mas, mmmm mmmm nih mas ya aku coba share, mmm kayaknya pake video kali ya biar heboh"

Silvi kemudian mengatur banyak hal sebentar kemudian dia duduk di samping mas Harsonya.

"Haaai hi hi hi ini duuh ya, kirain penggemar Silvi nih, ternyata penggemar mas Harso kebanyakan, hi hi hi, mmm nih coba lihat dari siapa ya ini, mmm dari Indonesia, ada juga Malaysia oww amerika juga ada penggemar mas Harso, katanya pengen jadi istri ke berapanya gitu.

Hi hi hi, duuh ya, gimana ya bicaranya, mmmm kayaknya dah telat deh, calon istrinya mas Harso tuh dah 4 coba, Tiara nih paling bontot, itu juga seneeeeng banget.

Duuh maaf yaaa hi hi hi"

Selesai membuat Video kemudian semuanya siap dan upload.

"Nah mas, sekarang tunggu reaksi orang2 ya mas, biar mas ga kaget dan merasa kaya menjahati Vi"


***


Harso jelas ga percaya dengan keberanian Silvi mengunggah video semacam itu dengan kemungkinan dirinya akan dihujat dicaci dan direndahkan sebagai seorang wanita, apalagi sebenarnya penggemar setia Tiara aka Silvi kebanyakan di Amerika.

Karena keharuan yang luar biasa, Harso segera memeluk Silvi erat dan menciumi rambutnya, Harso menangis dalam diamnya.

Air matanya menetes jatuh ke rambut Silvi dan turun mengalir di pipi Silvi. Silvipun kemudian turut meneteskan air matanya,

"Mas tahu kenapa Silvi lama di Amerika ? Silvi itu malu mas, Silvi itu kaya lonte saja dimata banyak orang, soalnya semua tubuh Silvi sudah dilihat banyak orang, dan utk sampai ke jenjang saat ini, Silvi itu main sama banyak lelaki. Ada banyak kontol yang Silvi sudah pegang, ada banyak kontol yang Silvi sudah rasakan dan itu dilihat banyak orang.

Setiap selesai main film, Silvi selalu menangis sedih, karena saking malunya sama mas, Silvi paham kalau saja mas tak menghendaki Silvi lagi karena saking kotornya, lonte ibaratnya Silvi mas cuma lonte yang disanjung banyak orang, tetap saja lonte mas.

Saat di kabari oleh Fhasya, Silvi tuh kaya kejatuhan bulan beneran, apa mas masih mau sama Silvi ? Itu selalu yang ada dalam benak Silvi, apalagi terakhir Masnya jenguk Silvi ada kalau 4 tahun lalu, itulah yang menyebabkan Silvi rendah diri, galau mas.

Silvi pengen pulang tapi takut mas ga mau nerima Silvi mas, mas nya juga ga pernah nanyain kapan pulang seperti sebelum2nya, seolah mas dah jijik sama Silvi.

Jangankan jadi istri mas, jadi budak seksnya mas juga rela Silvi, asal sama mas, beneran itu, mas itu dimata Silvi sungguh sangat berharga, saaaangaaat berhaaargaaa mas"

Harso hanya diam dan menagis lebih deras, tanpa suara tanpa kata2. Berpelukan mereka menangis bersama saling menguatkan satu sama lainnya.
Saling mengisi kekosongan hati satu sama lainnya.
Saling berbagi kisah duka dalam diam satu sama lainnya.

"Mmmmm nangisss terus mas Harso ini, Silvi juga nih, masa ga bisa buat mas Harso tertawa sih? "

Kaget keduanya, setelah tahu ada Nisa berpakaian pelayan membawa makanan ke kamar mereka berdua.
Outfit Nisa memang luar biasa seolah room service hotel betulan.

"Hi hi hi, kaget ya ? Ini aku bawain sarapan, mmm jangan pikir ini masakan koki sini, bukan lah, ini masakan ku sendiri hi hi hi, biar sesekali aku masakin mas Harso.

Dulu waktu menikah, aku itu manjaaaa betulan sama mas Harso, sengaja biar marah dan kheki, eh malah jadi kepelet dianya.
Masak nyuci aja saja mas Harso, hi hi hi, sekarang giliran aku menjadi pelayannya.

Monggo mas dicicipin ya mas sarapannya"

Sambil berbicara Nisa menanggalkan seluruh pakaiannya hingha telanjang bulat. Dan mengambilkan makanan buat mas Harso setelah itu menyuapinya sambil susunya menempel di pipi Harso.

"Hi hi hi, mas Harso sampek bengong gitu mbak, dah iih aku mau ke kamar mandi dulu, siapin bajunya mas Harso dan siapin kamar mandinya juga.

Habis makan kita mandiin bayi kita ya mbak, habisnya mewek mulu dari kemaren, hi hi hi"

"Iya iya, sana ini cuma makan bubur dulu kok, biar kontolnya bisa kenceng, habis kamu kuras kayaknya nih"

"Hi hi hi, barang bagus ga baik dianggurin mbak, lagian aku kangen berat soalnya"

"Iya iya sana cepetan, habis ini kita mandi bareng n bobo bareng"

Harso masih diam saja dan mengunyah bubur ayam buatan Nisa yang entah kenapa rasanya sama persis dengan bubur neneknya. Harso benar2 menikmatinya dan masih mencerna kata2 Silvi tadi dalam diamnya.


Image Nisa​

"Mas, mas masih bingung kenapa kami mau dan bersedia menjadi istri2 mas meski dimadu?

Hashhh, coba deh mas pikir2 lagi, dari 4 orang yang rela tadi siapa yang paling bener kelakuannya sebagai wanita ?

Pada dasarnya semuanya ga ada yang bener mas sebagai wanita. Semuanya punya dosa yang besar sebagai wanita dan tak pantas mendampingimu apalagi sampai meminta hak menjadi istri tunggal mas.

Hashhh meski itu aku, yang tega membuat mas bersedih lamaaa sekali, kami semua ini, satu persatu punya dosa yang tak termaafkan sebagai wanita mas.

Jadi satu persatu kami ini, sangat terharu dan bersyukur karena mas masih mau menerima kami sebagai istri istrinya mas, sebab sebenarnya mas layak mendapatkan yang lebih baik lagi.

Hiks hiks hiks, kalau mas begitu menghargai kami, lantas kami apa ga boleh bersyukur setelah kami semua ini kotor dengan dosa ? "

Harso termenung mendengar jawaban dari Nisa, seolah para wanitanya mengingatkannya bahwa mereka seolah punya dosa besar kepadanya.

Padahal dari hati yang paling dalam, Harso tak secuilpun merasa mereka begitu, dimata Harso semua wanitanya adalah wanita yang luar biasa dan bermartabat. Kalau tidak begitu mana mau Harso.


***


"Mbak sini, sudah siap nih bathtube nya mbak, mmm mas Harso kok diam sih mas ? Ga suka ya kita mandikan ? "

Harso hanya tersenyum dan melumat bibir Silvi, yang membalas lumatannya tak kalah ganas. Bathtube yang ada memang besar dan luxurius, kira2 bisa untuk 4 orang dan disertai whirpool atau semprotan air yang bisa menghadirkan efek seolah pijatan. Sebenarnya mirip jacuzi, tapi agak kecil sedikit.

Harso duduk diapit oleh Silvi aka Tiara dan Nisa, kedua tangannya direntangkan memeluk kedua wanitanya di kiri dan kanannya. Bergantian bibir Harso menerima ciuman dari Silvi dan Nisa, entah mengapa Harso seolah tak bergeming sedikitpun. Yang pasti pikirannya buntu saat ini.

Besok adalah hari penentuan mati hidupnya kiprah adek2 kelasnya sebagai pengusaha karena merger Harso dan 4 wanitanya akan membuat mereka tumbang sebagai pemilik mayoritas saham perusahaan.

Entah mengapa, kali ini di saat menjelang penentuan akhir Harso merasakan kegamangan yang luar biasa. Saat ini hanya ada satu orang yang ingin sekali dia temui, yaitu Fhasya.

Harso berfikir kalau semua puzzle atau kepingan2 rahasia seolah dialah yang memegangnya sendirian, tapi bagaimana dengan Nisa ? Ya Nisa ! Salah satu wanitanya yang penuh misteri dan sepertinya Fhasya hanya tahu kulit luarnya saja soal Nisa.

Nisa melihat Harso termenung sekalipun dirinya dan Silvi menggodanya dengan penuh semangat, tertawa.

"Duuh yaaa, mas Harso ini ya, kalau mumet dikocok kontolnya sekalipun tetap saja mumet ya, hi hi hi.

Mas, dah yuk kita udahan mandinya, ga asyik ini, habis mandi, mas Harso boleh tanyain Nisa soal apapun biar ga mumet. Nanti Nisa jawab deh, hi hi hi"

"Eh, maafkan Mas ya sayang, mmmm duuh mas sudah merusak suasana ceria kalian berdua ya sayang ? "

"Hi hi hi, Nisa paham kok mas, siapa ga bingung dan limbung kalau dalam 5-6 hari perjalanan wisata ke lombok dan bali tiba2 dari bujangan ga laku laku terus mendadak punya istri 4 lagi ? Kaya2 lagi, hi hi hi"

"Hi hi hi, benar Fhasya ya mbak Nisa, kalau mas Harso bingung jadi lucu deh, hi hi hi, yuk mas kita udahan mandinya, mmm tapi cium dulu ya nenen Vi, hi hi hi, ga jadi wes, mas Harsonya kalau mumet ga asyik ah hi hi hi"

Silvi langsung berdiri kemudian disusul Nisa berdiri dan keduanya menarik berdiri Harso, keluar dari Bathtube dan berdua mereka menghanduki Harso yang masih saja kelihatan aneh.

Kemudian mereka bertiga mengenakan jubah handuk dengan tanpa mengenakan apa2 lagi di dalamnya. Nisa dengan telaten mengenakan jubah mas Harso kemudian Silvi mengikatkannya setelah dirasa pas.

"Mmmm mas kita pake jubah saja ya, soalnya daripada masuk angin akunya tapi ga ditowel2 ya mending pake jubah kaya gini khan mas ? Kalau mas mau kan tinggal buka saja, hi hi hi"

"Issh masnya lagi kusem digodain terus Vi, nanti kamu dimakan mas Harso lho Vi, hi hi hi"

"Iiihh maaau doong, he he he, eh mas coba lihat komentar dari penggemarku soal aku jadi istri ke rmpat, niiih baca coba mas"


***


Harso terbelalak kala membaca komentar2 dari para penggemar Tiara. Rasanya tak masuk akal saja.

"Ke empat ? Ha ha ha ga papa say, aku ke limanya ya, bilangin ke mas Harsonya aku mau jadi ke lima nya"

"Haaaa, iya gitu, hi hi hi mas Harso memang hebat kok cantik, ga papa yang penting khan sayang khan"

"Haaaa katanya mas Harso masih bujangan non ? Waah dinikahi rame2 gitu ? Aaah dduuuh asyiknyaaaa"

Dan banyak komentar2 sejenis yang intinya mereka ga masalahin soal Tiara jadi istri yang ke empat atau dimadu. Malah banyak yang minta jatah ke lima segala, ini yang Harso ga habis pikir.

Tapi cacian dan makian yang ada juga tak sedikit, sebagian malah menggunakan kata2 yang sangat menyakitkan.

Kata berbalas, ibarat terjadi perang pendapat di akun instagram Tiara - Suharso, cekcok tak terelakkan di sana.

Tapi yang membuat lega Harso adalah kenyataan bahwa ternyata begitu banyak pendapat yang mendukung Tiara melabuhkan cintanya kepada Suharso meski menjadi istri yang ke empat.

"Mas, coba lihat ini mas, siaran langsung talkshow di Amerika soal instagram aku tadi, hi hi hi, pas soalnya waktu nya tadi pagi di upload, jadi di sana khan sore, masih sempet geser2 acara topik talkshow yang lain

Mmmm coba lihat mas, pas bener baru mau mulai. Tuh"


***

Dan benar saja, unggahan Tiara Suharso di Amerika menjadi perbincangan banyak orang dari banyak kalangan. Jelas menuai pro dan kontra. Apalagi dari kalangan emansipasi wanita dan penganut aliran feminimisme, ada penentangan kuat bahkan mereka menyuarakan boikot.

Hanya perlu waktu 2-3 jam, unggahan Tiara menjadi trending topik kelas Dunia. Hampir setiap stasiun TV menanyangkan berulang2 pernyataan Tiara di akun Instagram Tiara - Suharso. Banyak talk show digelar di prime time untuk membahasnya, tak saja di Amerika, bahkan di Indonesia juga.

Inilah yang sebenarnya ditakutkan oleh Harso sejak awalnya, namun anehnya, Tiara seolah menikmati semua hujatan dan kritikan dari banyak kalangan, juga kala menonton acara talk show TV Amerika yang mereka tonton.

Nampak pembawa acara menanyakan soal pernikahan Tiara kepada sang pendukung gerakan feminisme,

"Mmm nona Frederica, apa tanggapan anda akan rencana Tiara yang bersiap untuk menjadi istri yang ke empat ? "

"Bagaimana ya menjawabnya, mm begini, saya rasa perbuatan Tiara akan menjadi contoh kedepan nya bagi banyak wanita dan itu saya pikir sangat buruk"

"Jadi anda menilai menjadi istri ke empat itu buruk ? "

"Ya sangat buruk bahkan, bagaimana mungkin seorang suami bisa membahagiakan istrinya yang empat ? Pasti ada yang dirugikan itu"

"Mmm baik, dirugikan, akan saya garis bawahi itu, kira2 kerugian macam apa yang akan muncul dengan perkawinan poligami dengan empat istri ? "

"Pertama soal kasih sayang, pasti kurang lah dibagi empat soalnya bagaimanapun juga akan kurang.

Kedua soal kebutuhan, baik jasmani maupun rohani, pasti kurang juga. Mana ada yang mampu memenuhi kebutuhan istri yang ada empat dengan baik ?

Ketiga soal anak pasti akan ada keributan nantinya bagaimana mengatur anak dan sebagainya.

Ke empat, soal eksistensi wanita yang seolah dilecehkan dengan menghadirkan semacam perbudakan kepada wanita.

Ke lima, soal perebutan perhatian dan kecemburuan kemungkinan konflik karena perhatian dan kecemburuan itu"

"Baik, mmm pemirsa ada lima hal kekurangan yang mungkin terjadi ternyata karena poligami, dan itu akan terjadi pada pernikahan Tiara, benar begitu ?"

"Ya saya yakin itu "

"Baik, pemirsa kami juga menghadirkan beberapa nara sumber untuk membahas soal poligami Tiara, berikut adalah tuan Thomas Baldwin, beliau adalah lawan main Tiara di Film ..... yang juga akrab dengan Tiara, bagaimana tanggapan anda dengan rencana Tiara ? "

"Ha ha ha, saya jelas kaget lah dengan ucapan dia kalau mau jadi istri ke empat. Dia pernah nolak saya soalnya, ha ha ha.

Begini, Tiara adalah pribadi yang kuat dan luar biasa baik dan ramah, positif dan selalu menyelesaikan tugasnya sebagai artis dengan baik. Itu dulu yang ingin saya sampaikan.

Saya pernah bertemu dengan calon suami Tiara, mmm sekitar 7-8 tahun lalu lah kala dia berkunjung menengok Tiara, menungguinya saat pengambilan shooting film.

Orangnya baik ramah dan sangat sayang dengan Tiara. Kami sempat ngobrol2 sebentar soal bisnis dan banyak hal. Yang pasti dia orang yang capable lah.

Tanggapan saya, mmmm begini ya, saya bukan ahli pernikahan atau apa, tapi saya coba menjawabnya dengan kerangka pikir nona Frederica.

Pertama soal kasih sayang, saya kok ga melihat Tiara kurang kasih sayang ya ? Wajah Tiara saat memberikan penjelasan itu bukan wajah sedih, itu wajah bahagia dan bukan wajah tertekan karena harus jadi istri ke empat, saya seorang aktor, dan wajah Tiara benar2 innocent asli, maksud saya bagaimana saya menjudge Tiara kurang kasih sayang padahal dirinya terlihat bahagia ?

Kedua, soal kebutuhan jasmani dan ruhani, ha ha ha, saya hanya bisa tertawa saja menjawabnya, soalnya kemaren sudah dibahas banyak di media bagaimana kuatnya dan hebatnya Suharso, kekayaan dia, ha ha ha Tiara juga kaya lho, jadi jangan bahas soal ini deh.

Ketiga, soal anak, mmm bagaimana ya jawabnya, saya belum punya anak juga soalnya, ha ha ha, so saya yakin ibu macam Tiara tak akan jadi ibu yang jelek. Apalagi Suharso, orangnya terdidik dan sangat kompeten, dia saja bisa didik banyak orang untuk jadi pengusaha.

Bayangkan setidaknya ada lebih dari 30 perusahaan yang berdiri dan besar karena dia mentorin dia support, didik adek kelasnya utk jadi pengusaha dia bisa dan sanggup, puluhan itu jumlahnya, masa didik anaknya dia lupa ? nonsense itu.

Soal eksistensi wanita yang seolah dilecehkan ! Bah, untuk urusan wanita lain dan lelaki lain jelas iya itu !

Anda tahu waktu saya bertemu Suharso ? Dia lagi menunggui Tiara shooting bersama saya, bukan film action itu, film romantis dimana kami bercinta ! Dan dia sabar menunggu, melihat saya mengelus mencium dan bahkan meremas susu Tiara, mmm maaf kalau dianggap tak sopan. Dia betah dan sabar menunggu, dan tidak merasakan dilecehkan !!

Kenapa ? Karena dia tahu itu fake, palsu dan bukan main perasaan, anda tahu kala saya berkata kepadanya bahwa Tiara adalah Goddess of Kisser ? Dia hanya jawab, oh ya ? Saya malah belum tahu !

Maksud saya berkisah ini adalah, soalan perasaan dilecehkan atau tidak itu soalan wawasan yang sempit atau luas. Tiara adalah wanita dengan wawasan yang sangat luas, dia itu lulusan MIT terbaik pada angkatannya, bukan abal2 atau fake.

Dia masih juga sebagai peneliti dengan berbagai patent sembari jadi bintang film, dia bukan penggemar pesta juga, saya tahu persis itu. Mana bisa orang macam Tiara dilecehkan ? Oleh siapa ? Suharso ?
Mana bisa ? Bukti nyatanya sudah jelas terpampang dan terbukti oleh waktu bagaimana Suharso mendukung Tiara mencapai semua cita2nya.

Asal semuanya tahu saja, soalnya kisah ini sebenarnya off the record, Tiara seharusnya setelah lulus kuliah MIT nikah dengan Suharso, tetapi dilepaskan oleh Suharso untuk berkarir di bidang seni peran dan menunda nikah. Gila ga ? Demi eksistensi calon istrinya dia rela begitu ? Gila itu.

Ooh may oh may, yang menuduh dia jelas2 kaga pake otak lah itu.

Ke Lima, soal perhatian !
Bah apalagi ini, gila saja yang berpendapat kalau Tiara kurang perhatian !
Bukti nyata sudah ada dalam tayangan2 televisi tentang mereka, ga perlu dibahas lagi lah, harusnya.

Sebelum saya menjawab bagian ini, ijinkan saya menanyakan sesuatu pada nona Frederica"

"Silahkan pak"

"Nona Frederica, pernahkah anda memasak bersama suami ? "

"Mmm maaf, saya belum memiliki suami"

"Oww baik, mmm adakah yang pernah masak bersama suami atau istri ? "

"Mmm saya pak ha ha ha saya sering masak bersama istri saya"

"Oww Nathan, si pembawa acara, ternyata seorang yang romantis"

"Ha ha ha iya lah, kata istri dan teman2nya begitu ha ha ha"

"Kenapa bisa dikatakan romantis Nathan ? "

"Mmm karena masak bareng itu membutuhkan pengertian dan pemahaman soal pasangan atau setidaknya membutuhkan usaha untuk mengerti dan memahami pasangan, ha ha ha itu kata orang2 sih, tapi saya setuju itu"

"Kemaren nonton acara masak nya Tiara dan Harso ? "

"Gimana tidak ? Ha ha ha saya yang membawakan acaranya ha ha ha"

"Menurut Nathan, level pengertian dan pemahaman Tiara Suharso bagaimana ? "

"Wwwoowwww, itu saja"

"Ha ha ha itulah jawaban untuk bagian ke lima, Tiara dan Suharso sudah pada level Wow dalam hal pengertian dan perhatian.

Saya yakin itu karena Suharso memang orang yang luar biasa, mmm saya masih belum bisa membayangkan kala dirinya berusaha mengembangkan perusahaannya sekaligus mendidik orang lain menjadi pengusaha, ga main main itu, sampai 30 perusahaan itu dia bisa didik.

Saya kemaren mencoba baca2, itu perusahaan yang dia ikut dukung bahkan ada yang menjadi pesaingnya lho.

Ada yang jahatnya minta ampun sama perusahaan dia dengan menjiplak ciptaan perusahaan Suharso. Bayangkan hati Suharso seluas apa itu. Kalau saya sudah saya tumpas lah. Ha ha ha sekedar saran saja buat Suharso kalau dia lihat acara ini. Ha ha ha

Jadi sebagai penutup, saya pikir mereka akan berbahagia, itu saja"

"Waaah penjelasan panjang lebar ini, ha ha ha tapi entah kenapa kok saya jadi pengen tahu ulasan Tuan Brant soal Tiara ini, mmm beliau adalah seorang mantan jurnalis yang saat ini menjadi seorang event organizer"

"Mmm terima kasih waktunya...
Mmm bagaimana ya menjelaskannya, awalnya saya takjub dengan acara di legian Bali. Luar biasa heboh dan meriah serta tanpa bisa diprediksi orang lain.

Saya saja, sudah lebih dari duapuluh tahun menjadi seorang event organizer sangat takjub dan merasa event itu seolah ga masuk akal bisa terselenggara dengan begitu bagusnya.

Aneh dan ga masuk akal saya. Mereka terselenggara tanpa adanya bantuan Event Organizer Pro, itu gilanya dan ga masuk akalnya.
Instink jurnalis saya jelas terusik itu.

Hasil pencarian data saya menunjukkan adanya invisible hand, tangan yang tak terlihat mengatur semua acara tersebut. Tangan raksasa yang bisa membuat acara terselenggara hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.

Bagaimana mengkoordinasikan toko, pemda setempat, kepolisian, perhotelan, peralatan dan mobilisasi hanya kurang dari 24 jam. Ya kurang dari 24 jam, karena memang tiba2 diadakan karena Bali atau Legian saat itu hampir penuh oleh penggemar Tiara.

Pemerintah setempat dan polisi sudah bingung itu. Tiara tampil keluar chaos, ga tampil keluar penggemar marah dan pasti chaos. To be or not to be harus ada jalan keluar yang luar biasa ga masuk akalnya.

Dari data2 yang ada dan sangat valid, jelas ini ide nakalnya Suharso, karena hanya dia yang mungkin senakal itu bikin acara sangat gila dimata saya, senakal idenya dia yang menggabungkan makanan Amerika dan Indonesia.

Selaras dengan nakalnya Tiara juga, ha ha ha, lucu kalau membayangkan ternyata Tiara bisa juga nakal.

Tapi harus ada tangan yang luar biasa yang bisa menggerakkan orang yang begitu banyak bekerja bareng dalam langkah cepat rapih dan tuntas. Belum logistiknya, belum dukungan sponsornya, banyak lah.

Tak hanya itu, harus bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah Bali dan pihak keamanan disana. Dan itu harus terlaksana kurang dari 24 jam.

Kalau saya ditambah misalnya orang kaya saya 10 saja, dan tim nya lengkap tetap saja nyerah.

Dan ternyata invisible hand yang saya maksud dari data2 yang ada adalah istri2 Suharso. Itu desas desusnya, tapi saya yakini kebenarannya.

Anda bayangkan kalau anda punya istri macam istri Suharso, yang bisa menggerakkan orang segitu banyak dan dan menghandle segitu kompleks nya kondisi yang bisa berakibat Chaos dan berhasil. Dalam benak anda, bayangakan saja.

Silahkan menilai istri2 Suharso itu seperti apa, tapi bagi saya mereka seharusnya orang2 yang sungguh sangat luar biasa dan bergerak dalam langkah yang sangat kompak dan saling melengkapi, saling memahami.

Saya yakin seyakin2nya, mereka, calon istri2 Suharso itu srmuanya tak berada di bawah level Tiara, dalam hal kekayaan, kemampuan intelektual dan kecintaannya pada Suharso.

Saya hanya membayangkan, betapa gilanya keluarga itu.

Jadi, jangan samakan keluarga Suharso dengan keluarga lain yang kacau balau. Jangan menggunakan kaca mata yang sama untuk melihat suatu yang berbeda.

Saya kok yakin seyakin yakinnya, mengatur orang yang ribuan jumlahnya, sekaligus membuat mereka puas dan bangga dan bahagia saja mereka mampu dan bisa, apalagi mengatur diri sendiri untuk puas dan bahagia. Itu saja dari saya"

Amerika sekali lagi gempar.

KELUARGA SUHARSO YANG LUAR BIASA

Suharso lagi2 menjadi trending topik.
Entah bagaimana ceritanya, ulasan demi ulasan para ahli dan pakar akhirnya membuat banyak yang membicarakan keluarga Suharso, padahal pernikahan merekapun belum juga diadakan.


***

Harso melihat acara TV Amerika juga TV2 nasional menangis, kali ini menangis haru karena betapa istri2nya begitu tabah mengahadapi berbagai cercaan cacian dan hinaan semuanya demi membuatnya tenang dan yakin dengan pernikahan mereka.

Suharso jauh dari lubuk hatinya, juga bangga karena banyaknya pembelaan atas istri2nya.

Soalan istri, sudahlah.
Sudah kadung terbuka dan sepertinya tanpa dibuka resmi juga banyak yang memahami mereka dan bahkan seolah mendukung mereka.

Itu sudah cukup.

Harso memeluk Nisa dan Silvi, menciumi rambut dan kepala mereka.
 
TOP SECRET
44. Invisible Nisa



Harso masih memeluk kedua wanitanya disisi kiri dan kanannya. Entah mengapa lama. sekali Harso terdiam dan wanitanya pun juga terdiam. Dalam benak Harso masih melayang2 segala sesuatu yang telah terjadi selama lebih dari sepekan ini.

Kejadian yang begitu luar biasa yang mengubah hidupnya yang awalnya begitu membosankan dan teratur begitu begitu saja selama belasan tahun. Tiba2 berubah sangat luar biasa dengan begitu banyak kejadian yang bahkan hingga saat ini mesih menyisakan banyak pertanyaan.

Tak dipungkirinya bahwa banyak rahasia yg tersingkap selama waktu kurang dari seminggu itu. Rahasia besar yang selama ini tertutup rapat. Namun, terbukanya rahasia rahasia itu justru membuat menjadikan banyak pertanyaan yang tercipta.

Pertanyaan2 soal apa, bagaimana mengapa dan siapa yang masih merupakan misteri.

Tiba2 Harso seolah disadarkan bahwa dirinya tak tahu apa2 soal Annisa sama sekali. Pengenalannya tentang sosok Annisa adalah Annisa yang manja dan suka menangis, tertekan hidupnya dan selalu ingin disayang dan dimanja oleh Harso.

Sosok wanita hamil kebanyakan yang seolah berubah menjadi orang yang paling manja sedunia. Yang ingin dibelai dan dipeluk serta disayang. 6 bulan lebih hidup bersama, tak banyak kejadian aneh yang muncul dalam kehidupan mereka.

Yang ada adalah bagaimana Harso memandikan, memasakkan, memeluk dan membisikkan kata2 sayang yang menentramkan. Pembicaraan selalu hanya berkisar antara kendungan, kesehatan bayi dan segala urusan keseharian semata.


Image Nisa​

Harso tak tahu apa2 tentang Annisa, jauh lebih tak tahu dibandingkan pengetahuannya tentang Fhasya. Kemampuan Annisa dalam berbisnis atau urusan teknis yang sesuai kuliahnya pun Harso buta sama sekali.

Entah mengapa Nisa seolah tahu yang ada di pikiran Harso,

"Mas, tahu kenapa dulu soal penusukan Amalia tak diperpanjang urusannya ? "

"Eh, iya ya, mmm katanya karena kita ini sebenarnya masih saudara gitu ya ? "

"Tepatnya kakek ku dan kakek mas masih saudara, bukan saudara biasa melainkan saudara kembar"

"Saudara kembar ?"

"Mmm ya, kita masih saudara dengan hubungan yang luar biasa. Bahkan bapak mu dan ibu ku sebenarnya juga saudara kembar juga, karena kakek dan nenekku tak memiliki anak.

Dan kakek nenekmu memiliki anak kembar laki perempuan, bapakmu dan ibuku. Jadi sebenarnyalah aku ini cucu kakek nenekmu.

Bapakmu dan ibuku dipisahkan, karena memang waktu itu memang budayanya begitu, juga karena kakek nenek ku tak memiliki anak. Jadilah ibuku diambil anak oleh kakek nenek"

"Jadi, Amalia juga cucu Kakek Nenek ku ? "

"Mmm ya, itulah sebabnya urusan tak diperpanjang karena kakek mu ga mau memperpanjangnya. Bapakmu dan ibuku apalagi"

"Hassshhhh kenapa aku tak tahu ya ? "

"Aku awalnya juga tak tahu, cuma waktu Amalia menusuk mas Harso, barulah aku tahu, karena kakek mas Harso bertemu dengan kakekku.

Akhirnya jadi tahu setelah kejadian tertusuknya mas, kemudian aku diajak kakeknya mas setelah " Meninggal" untuk menghilangkan kesedihanku dan belajar ilmu kakek dan nenek.

Aku tetap bekerja sebagai peneliti awalnya masih sama dosenku, cuma lama2 akhirnya jadi peneliti sendiri di rumah kakek nenek yang di Bali ini"

"Mmm menarik ini ceritanya, kok bisa punya saham banyak sayang ? "

"Ya gimana ya mas, aku ga suka bersosialisasi awalnya sih, makanya pekerjaanku menjadi peneliti saja, punya paten juga aku mas, lumayan lah.

Awalnya disewakan ke perusahaan yang butuh. Aku ga mau kerja lain selain peneliti soalnya

Lama2 patenku banyak dan menghasilkan uang yang tak sedikit mas, aku awalnya simpan di bank. Lama2 buat beli lahan sana sini. Hasilnya lumayan besar.

Karena banyak yang pake patenku, aku mulai berinteraksi perlahan sih mas sama yang pake sewa itu. Anehnya, semuanya kok saingan mas ya"

"Gitu ya ma ? Mmm terus gimana ?"

"Ya akhirnya aku kepoin mas lah, kenapa orang2 itu kok pada benci sama mas"

"Memangnya mereka benci aku gitu ? "

"Ya mas, itulah mengapa akhirnya aku main saham"

"Jadi kamu main saham karena aku dibenci orang ? "

"Awalnya kebetulan mas, teman mas yang pertama kali dibantu mas itu merasa mas itu penghalang kemajuan mereka karena saham mereka dirasa berkurang diambil oleh mas"

"Hasssshhh kenapa ga bilang mereka terus terang saja ? Aku kalau diminta pasti keluar lah dr perusahaan mereka"

"Katanya pernah mereka berniat membayar hutang kepada mas, mmm"

"Ha ha ha, membayar hutang katamu ? Kapan ? Mana ada cerita begituan, memang aku ini rentenir apa ? Pake dibungain segala ? Nggak lah, ibaratnya tanpa dikasih sahampun aku ok kok uangku dikembaliin ok, tapi ga ada itu cerita mereka mau bayar hutang segala.

Setelah jadi saham dan jalan ada kalau 5-10 tahun tergantung siapa mereka dan kapan mulainya, aku pernah minta diuangkan juga ga papa kok dengan harga miring bahkan.

Katanya mereka masih butuh aku, dan ga mau melepas aku sebagai pemilik perusahaan, mana ada cerita mau melepas aku, bohong itu, DASAR PENGECUT !! "


***


Dada Harso berombak, naik turun menahan emosinya.
Suaranya tadi benar2 menggelegar menahan amarah karena dirinya merasa difitnah secara keji.

Silvi dan Nisa di kiri kanannya meringkuk seolah ketakutan, padahal mereka hanya sekedar ingin menenangkan kekasih hati mereka, sambil mengelus dada Harso.


Image Silvi aka Tiara​


"Nisa paham dan tahu kok mas, makanya Nisa diam2 terus berhubungan dengan perusahaan mereka. Sekedar ingin memahami duduk permasalahannya.

Satu persatu mereka Nisa tawari beberapa paten untuk pengembangan usaha mereka lama2 mereka merasa lebih baik keikut sertaan Nisa sebagai pemegang saham, soalnya semakin lama Nisa Charge biaya paten yang cukup besar.

Semakin lama mereka semakin berkembang, dan Nisa akhirnya tahu kalau mereka bermain sangat licik kepada perusahaan mas.

Apalagi saat Fhasya masuk dalam dunia bisnis dan perusahaannya melesat bak. Meteordalam berbisnis. Cara2 Fhasya menggaet investor dan orang2 berduit membuat dia cepat melejit mengalahkan mereka. Mereka benar2 habis2an itu.

Kelicikan mereka bertambah gila mas, dengan menjiplak inovasi2 yang mas buat. Kadang memasarkan lebih awal produk jiplakan mereka agar seolah mas yang menjiplak.

Tapi produk2 tiruan mana bisa bersaing dengan produk unggulan ? Adek2 nya mas yg mas bantu, beberapa baik sih, tapi kebanyakan brengseknya minta ampun. "

"Brengsek gimana ? "

"Tahu ga mas, kalau sebagian mereka tuh modal dengkul doang dan yang dipake running itu uang mas ? Dan uang hutangan ? "

"Ya tahulah, khan ga masalah itu ? Usaha itu soalan modal ga harus modal sendiri lah, kalau perlu tanpa modal sih, hutang juga boleh, nyari investor juga ok, memang salah ? Khan nggak? "

"Iya sih, hi hi hi Nisa masih mikirnya dah dimodalin masih ngomongin jelek makanya ga suka saja Nisa mah

Tahu kenapa Fhasya bisa masuk ? "

"Mmm kenapa memangnya ? Mas ga ngikuti soalnya sih. Mas yakin mereka da pada gedhe n bisa mutusin yg terbaik kok"

"Ya sih, tapi khan ga perlu sampe nyolong disainnya mas terus dijiplak, mana njiplaknya ngawur lagi, akhirnya kaga laku setelah banyak yang komplain. Padahal kalau fokus saja ke produk yang menggunakan paten ku, bisa berkembang mereka.

Inovasi, itu yang mereka rata2 ga punya.
Jebol dianggaran, investornya kabur, narik duitnya kas kosong. Disaat itulah Fhasya kebanyakan masuk. Awalnya sebagai investor, terus tahu gelagat ga baik, dia narik duitnya atau diganti saham.

Hi hi hi Fhasya benar2 telengas n sadis itu mas. Habis itu dia taruh orang2 nya.
Luar biasa pokoknya.
Cuma gara2 itu Fhasya seolah dimusuhi oleh mereka"

"Iya gitu ? Kenapa ? "

"Awalnya aku juga kaget mas, Fhasya yang kalem dan suka bergaul kok bisa sekejam itu, setelah ketemuan dan kenalan terus ngobrol2 barulah dia bicara.

Katanya mas, kalau saja yang dijelek2in orang lain Fhasya ga akan peduli dan ga mau tahu, selama uang Fhasya aman.

Tapi begitu urusannya soal mas Harso, itu namanya mengajak perang sama Fhasya, Fhasya pasti bela mati2an mas Harso dari orang2 yang model mereka. "

"Eh iya gitu ? "

"Iih mas ini dikasih tahu kok ga percaya, apalagi waktu tahu Nisa siapanya mas dan ceritanya bagaimana.

Itu nangisnya si Fhasya luar biasa, kaya dirinya yang disakiti lho itu mas. Nelangsanya dia"


Image Fhasya​

"Kok bisa begitu kenapa ? Aaawwww adduuuh ini ya, dduh saaaakiittt Viiiii"

"Dasar mas ga peka !!!! Itu si Fhasya cinta mati sama mas masih juga nanya kenapa? "

"Hi hi hi gigit saja Vi, mas Harso memang kok ga peka sama sekali. Aku dah cerita panjang lebar masih juga ga paham"

"Paham soalan apa Ma ? Aaaah ddduuuh Viii sakitttt"

"Iiiih maasss Harso gaaaa pekaaaaaa !!! "

"Dduuuh ya, kok sampai teriak2 gitu sayang, mas Harso tuh ga paham ya ga peka juga wes terserah lah namanya apa, bisa minta tolong jelasin agak pelan2 ? "



***


"Hi hi hi, nah kalau sambil bobo cantik begini khan enak mas Harso, mbak Nisa dilanjut mbak, aku mau mainan kontolnya mas Harso dulu sembari dengerin ceritanya mbak Nisa, hi hi hi"

"Ha ha ha, ya sudah Vi, mas Harso jangan merem2 gitu meskipun kontolnya enak2an"

"Duuh yaaa ma, gimana ini ma, aku mana bisa konsen kalau begini ? Aasshhh aaaahhhsss "

"Ha ha ha kita ngentot dulu saja lah, ayo mas kita bahas nanti saja, Silvi pengen dihajar soalnya"

Nisa kemudian memberosot ikut menjilati pelir Harso dengan ganasnya. Jelas Harso megap2 lah dikeroyok begitu oleh Nisa dan Silvi.

Harso akhirnya tak tahan juga, segera dia bangkit dan disergapnya Silvi, dilumatnya bibirnya tangannya meremas susunya dan memeknya sekaligus.

"Aaaaaassshhh maaaasss enaaakkksss"

Silvi yang memang tidak siap menghadapi serangan Harso jelas blingsatan, apalagi ternyata Nisa kompak dengan Harso ikut mengeroyok Silvi.

Susu Silvi dengan rakus di selomoti oleh Nisa kemudian memeknya juga ikut dikobel2 bekerja sama dengan Harso, bergantian merojok dan menggosok klitoris Silvi.

"Aaarrggghhhhssssss maassshhh oooooooohhhhh aaaaaaahhhhh maasssseeeee duuuuuh"

Melihat Silvi sudah luar biasa terangsang bahkan kelihatan mendekati orgasmenya, Harso segera bangkit memposisikan kontolnya untuk memasuki memek Silvi.

Nisa secara kompak memeluk Silvi dengan tangannya memerah susunya dan mulutnya menyumpal mulut Silvi.

Silvi jelas sangat ekstase, melonjak2 pantatnya menyambut setiap rojokan Harso, dadanya juga membusung mengiringi remasan, pelintiran cubitan ke susu dan putingnya. Sementara suara Silvi tak keluar karena mulutnya disumpal oleh mulut Nisa lidahnya saling membelit dengan lidah Nisa.

Berkali2 Silvi memperoleh orgasmenya yang dahsyat yang ditandai dengan getaran pantatnya yang seolah gemetar mengiringi rojokan Harso. Hingga akhirnya Harso melesakkan kontolnya dalam2 dan menyemburkna peju nya ke dalam memek Silvi dengan kencang.

"Aaaarrrgggghhhhhhhhh aassshhhhhh aashhhh"

Harso melemas rubuh ke samping Silvi yang diapit oleh Nisa dan dirinya.
Silvi ternyata seolah pingsan merasakan kenikmatan demi kenikmatan tapi tak bisa mengekspresikan dengan nyata karena mulutnya disumpal oleh Harso.

Segera Silvi disergap kantuk yang dahsyat dan seolah tak sadarkan dirinya tertidur pulas. Harso membelai wajahnya dan mengelus rambutnya kemudian mencium dahinya dengan mesra.


***


"Aaahsshh maasshhh Silvi cinta mas Harso, cinta banget mas, meskipun pengobanan Silvi tak sebanyak istri2 mas yang lain, tapi cinta Silvi benar2 untuk masssshhh aaahshhh"

Harso seolah tersengat, mendengar betapa Silvi merasa rendah diri dan menangis dalam tidurnya, air matanya tumpah di pipinya menetes keluar.

Segera Nisa menyelimuti tubuh Silvi dan menarik Harso keluar menuju balkon kamar mereka.

Harso masih bingung dengan keadaan Silvi yang seolah menderita karena merasa rendah diri dibandingkan dengan wanitanya yang lainnya. Berbagai pertanyaan bergelayutan di kepalanya.

Kok bisa ?
Memangnya saya siapa kok Silvi sampai segitunya ?
Yang harusnya rendah diri khan aku ?

Harso masih saja bengong ketika Nisa masuk kamar dan membuat kopi untuk mereka berdua.

"Mmmm mas kenapa ? "

"Mas bingung saja, kenapa kok sampai Silvi menangis ya ? "

"Mas ga tahu atau pura2 ga tahu ? "

"Beneran ga tahu sayang, mmmm bisa jelasin kah? "

"Aku tadi cerita apa coba ?"

"Soalan saham dan teman2 yang katamu culas"

"Mmm terus? "

"Soal Fhasya yang seolah marah"

"Nah itu dia, dia bukan seolah marah, dia betul2 marah, mmm ya betul2 marah besar dia makanya sampai main kasar sama teman2 mas yang culas itu.

Ga itu saja, Fhasya benar2 bisa merubah tatanan perusahaan mereka dengan memasukkan orang2nya, orang2 Fhasya memang luar biasa pilihan kok, dia memilih dengan baik, mendidik dengan baik dan menggaji dengan baik. Orang2 yang juga loyalitasnya ga perlu diragukan lagi.

Dengan itu Fasya bisa membuat perusahaan yang tadinya goyah menjadi kokoh kuat. Nonsense kalau mereka bilang itu usaha mereka. Itu usaha Fhasya dan berhasil dia"

"Jadi aku terima deviden itu gara2 Fhasya masuk perusahaan mereka lewat orang2 nya kah ? "

"Ya mas, dan itu membuat mereka ga suka dan ingin menyingkirkan Fhasya, tapi mereka tak punya keberanian untuk itu, mereka terlalu asyik dengan membesarnya perusahaan mereka dan menikmatinya seolah itu perjuangan mereka. ..

Kemudian sesuatu terjadi, Fhasya menikah setelah putus asa menanti mas meliriknya"

"Eeh aku mana pernah ketemu dia sejak dia minta dimentorin buat usaha, lama itu... "

"Pernah mas, cuma mas ga meliriknya sama sekali, gara2 mas terpana dengan wajah Ghea, hi hi hi itu pengakuannya"

"Maaf ya Nisa sayang, saat itu aku benar2 limbung banget soalnya, kalau lihat Ghea tuh aku kaya dibawa ke masa lalu, jadi blank, ingat kamu juga jadi kaya orang linglung"

"Aku tahu kok pa, tahu banget, bagaimana papa setiap malam selalu menangis memeluk bajuku. Mama paham kalau papa sangat rindu sama mama, maafkan mama ya pa"

Anomali

Sesuatu yang ga biasanya, Nisa kali ini memanggil Harso papa khusus agar Harso mengenang kembali masa2 mereka bersama berdua hidup berumah tangga yang tak jelas bentuknya. Lagi2 Harso menangis sesenggukan akibat panggilan "papa" Oleh Nisa padanya.

Nisa turun dari kursinya duduk jongkok memeluk lutut Harso

"Maafkan mama ya pa, maafkan mama yang telah berbuat dosa besar dengan meninggalkan papa, hiks hiks hiks.. "

Harso entah mengapa tak kuat hati melihat Nisa menangis, direngkuhnya Nisa dan didudukkannya dalam pangkuannya serta di peluknya erat.

Berdua mereka menangis.


***

"Jadi setelah Fhasya nikah, dia ga ngurus lagi perusahaan kawan2ku kah ? "

"Iya mas, seolah pengabdian dia kepada mas berhenti kala itu.

Mulailah orang2 Fhasya 'dibuang' oleh mereka dan kembali kepada Fhasya. Entah mengapa Fhasya ok ok saja dan mulai berfikir move on dari mas.

Fhasya menjalankan perusahaannya secara gila2 an setelahnya. Menggembung merajai banyak bidang dan beberapa perusahaannya mulai mandiri dan sanggup menantang dunia malah.

Orang2 Fhasya memang luar biasa, entah bagaimana dia mendidiknya, semuanya seolah mesin penggilas bagi musuh2 atau pesaing2 nya.

Termasuk perusahaan teman2 mas juga"

"Ada toh kejadian begitu ? Aku kok malah ga tahu ya ? "

"Hi hi hi, waktu itu mas Harso masih lagi galau2 nya, sekitar 7 tahun an setelah dia buat perusahaan nya.

Perusahaannya luar biasa pesat perkembangannya dan begitu memukau banyak orang. Juga begitu membuat orang2 yang tadinya benci semakin membencinya.

Perusahaan2 saingan dia mulai merasa gerah, masalahnya adalah justru Fhasyalah yang dulu membesarkan mereka dan saham Fhasya masih ada di sana.

Mereka seolah terjepit sih karena sebagian perusahaan itu kalau saham mas Harso dan Fhasya digabung pemiliknya jadi minoritas. Mulailah mereka kasak kusuk pengen mas Harso melepas saham"

"Melepas saham bagaimana ? Wong mereka malah minta tambahan dana dengan menaikkan harga saham kok. Aku setor lumayan waktu itu, untungnya ga barengan"

"Hi hi hi itu taktik mereka agar mas ga setor modal dan nilai saham mas turun"

"Cara yang aneh sebenarnya, cuma mas waktu itu males mikir dan sepertinya memang digunakan untuk pengembangan usaha sih, makanya ok saja"

"Iya mas, untuk pengembangan usaha, masalahanya mereka ga punya uang lho itu, utk nambah modal dr sisi setoran mereka, mereka utang lho itu"

"Utang ? Kepada siapa ?"

"Utang aku lah hi hi hi"

"Lhaa dari mana duit nya ? Memang mama dapat dari mana ? "

"Hi hi hi aku jualan paten papa sayang, paten yang luar biasa bagus ya tak simpan lah pa, ga aku bagi ke teman2 mas lah, lha orang2nya culas gitu.

Aku tawarin ke luar negeri, ke Amerika dan Eropa. Tahu tidak mas yang jadi brokernya siapa ? "

"Eh siapa ? "

"Hi hi hi ya bidadarinya mas yang lagi tidur itu lah"

"Lhaaa kok bisa ? "

"Waktu keluarganya mas meninggal, aku hadir di pemakaman lho mas, cuma menyamar, dan aku berkenalan dengan Silvi sebagai sesama peneliti.

Tepatnya diperkenalkan oleh kakek dan nenek mas sih. Dari sana kami sering berkolaborasi dalam penelitian bersama atau dia mensponsori penelitianku.

Rumah besar yang kita miliki itu, sayap kanannya memang utk mas dan istri2 mas, sayap kirinya adalah tempat kakek nenek dan sebagian besarnya adalah laboratorium milikku mas. Silvi juga punya kamar disana juga sih.

Hasil dari Silvi itulah yang luar biasa besarnya karena penggunanya adalah pengusaha atau pabrikan Amerika dan Eropa.

Bahkan setelah tahu kalau teman2 mas itu culasnya minta ampun, Silvi bahkan ikutan membeli atau menguras saham mereka"

"Jadi sebenarnya semuanya turut serta menguasai perusahaan mereka dan itu direncanakan sejak awal ya ? "

"Mmm ya iyalah mas, itu semua wujud cinta kami kepada mas dan kemarahan kami karena ada yang culas sama mas.

Meski waktu itu mas dalam kondisi limbung tak berkesudahan. Kami paham kok kalau mas merasa hampa dan merasa kalau teman2 mas adalah penyemangat hidup mas selama ini.

Cuma kalau dibiarkan terus, ya sama saja dengan mas menciptakan orang2 yang jahat juga. Dosa lho itu juga.
10 tahun lebih sudah cukuplah mereka diberi kelonggaran.

Kita kasih pelajaran dulu lah, baru nanti mas didik lagi ga papa"

"Jadi mama tahu kenapa papa pura2 ga tahu ?"

"Iyalah mas, mama tahu kok kalau papa pura2 ga tahu, soalnya mereka mainnya ketara banget sih.

Makanya mama diam juga dan pura2 kaga tahu lah, si Fhasya yang ngambeg2an habis tuh mas"

"Hassshh mmmm ok ok, papa paham sekarang kenapa semuanya ini terjadi, cuma tetap saja ada yang aneh di pikiran papa, ma

Kayaknya mama dan yang lainnya ga bakalan punya power besar kalau ga ada yang ngatur semuanya"

"Hi hi hi, mas ini ya, semua wanitanya mas itu orang2 hebat, kalau ga hebat ga akan bisa berbuat macam2 yang sekelas dunia mas.

Yang membuat semua itu hebat adalah karena rasa cinta kami yang tulus buat mas. Cuma kami memang tak pernah terbuka selama ini, hanya kami saling tahu dan paham kalau masing2 kami sangat mencintaimu mas."

"Terus sebenarnya yang memiliki inisiatif itu Fhasya atau mama sih? "

"Hi hi hi, begini mas, suasana menjadi tak terkendali kalau mama ga bisa pegang Fhasya agar mulai take a lead dalam hubungannya dengan kamu mas.

Soalnya teman2 mas itu berame2 ingin menjatuhkan mas lewat cara2 ga gentle sama sekali, main fitnah pribadi dan seterusnya, kebetulan itu dibicarakan pas mama dan Fhasya rapat ngobrol dengan mereka.

Mmm acaranya santai sih, cuma kok kayaknya disetting gitu mas, tahunya membicarakan gimana caranya perusahaannya mas ambrug.

Setahun sebelum mas dapat penghargaan itu. Atau setahun yang lalu lah"

Jegeerrrr !!!

Harso jelas kaget, sekaget kagetnya.
Belum pernah ada dalam angannya yang terliar sekalipun adek2 kelasnya yang dibantu akan berbuat keji padanya.

"Jadi semuanya ini, soal penghargaan dan sebagainya hingga perjalanan ke Bali dan Lombok sudah ada dalam perencanaanmu ? "

"Hi hi hi, ketahuan ya mas, juga soal acara pernikahan sebulan ke depan"

"Lantas mengapa istriku harus 4 ? "

"Lha harusnya bagaimana mas ? Da semuanya mau berbagi khan ? Masa mama kekepin sendiri an ?

Dalam kasus jumlah istri toh ga salah khan ?
Tahu ga mas ?
Semua istri2mu merasa tak pantas jadi istrimu meskipun ingin sekali jadi istrimu, maka terpikirlah bagaimana kalau semua bersatu untuk kebahagiaan mas seorang ?

Itu ide dasarnya mas, dalam pelaksanaanya khan ga semudah itu. Butuh seorang yang punya type slugger, terus menerus menyerang yang pantang menyerah dan memiliki hati yang lapang untuk menjalankan misi agar ide tersebut bisa terlaksana"

"Makanya mama pilih Fhasya ? "

"Memang nya yang lain bisa ? "

"Mmmm mama gimana ngaturnya kok Fhasya sampai mau menjalankan misi ini ? "

"Gimana ya, mama ceritakan padanya satu rahasia besar yang luar biasa padanya pa. "

"Rahasia Besar ? "

"Ya pa, Rahasia Besar, dan mama belum bisa cerita pada papa apa rahasianya. Mmmm nantilah kalau beneran kita bersatu semuanya mama akan ceritakan"

Harso jelas kebingungan, rahasia apalagi ? Rasanya semua, hampir semua pertanyaan dalam kepala Harso sudah terjawab sudah, seluruh rangkaian puzzle sudah tersusun dengan lengkap.

Setidaknya sudah menjawab semua pertanyaan di kepalanya. Namun rupanya masih ada hal yang luar biasa yang masih belum saatnya Harso tahu.

Tapi Harso seperti biasanya tak ambil peduli, segera dipeluknya Nisa istrinya dengan sepenuh kasih sayang.

"Aku sayang sama mama, sayaaaaang banget ma"

"Mama juga sayang sama papa, sayang banget, sampai rasanya mama mau mati saja tiap harinya karena tak bisa menjangkau papa selama ini"

Keduanya lantas berpelukan erat, saling membisikkan kata cinta dan sayang.


***


Entah karena sudah mengetahui banyak hal dan dirinya merasa terjawab berbagai pertanyaan di kepalanya atau hal lainnya, yang pasti Harso sejak berbincang dari hati ke hati dengan Nisa, merasa kalau dirinya benar2 sangat beruntung dan siap menghadapi tantangan di depannya.

Soal perusahaan dan perusahaan adek2 kelasnya dulu, saat ini dirinya sudah tak ada ganjalan sedikitpun untuk mengakuisisinya ke dalam group perusahaan besar yang merupakan gabungan dari semua perusahaan yang ada.

Yang pasti Suharso akhirnya memahami mengapa wanita wanitanya sangat menginginkan proses penggabungan ini. Semua tak lain dan tak bukan karena menginginkan mereka bisa meleburkan semua yang mereka miliki bersama dengannya. Termasuk diantaranya adalah saham mereka yang terdapat di perusahaan2 tersebut.

Dengan SDM yang luar biasa bergabung menjadi satu dan ditopang oleh pegawai2 mereka yang luar biasa handal, rasanya proses penggabungan usaha mereka akan luar biasa hasilnya. Harso yakin semuanya akan baik2 saja juga dengan adek2 kelasnya yang selama ini culas padanya.

Setidaknya ada beberapa opsi yang hendak Harso tawarkan kepada mereka baik opsi bergabung maupun opsi keluar dari group bentukan mereka. Dari hitung2an dana milik Harso dan para wanitanya, setidaknya Harso yakin akan bisa mengakuisisi seliruh saham milik mereka semuanya. Tapi itu jalan terakhir, setidaknya ada jalan lain yang merupakan win win solution bagi semuanya.

Tapi itu nanti saja dibahas lah, setidaknya itu yang ada di kepala Harso. Pembicaraan semalam dengan Nisa menyiratkan bahwa masih ada satu rahasia besar yang belum terungkap. Entah apa itu, yang pasti, bagi Harso sendiri hal2 yang dia perlu tahu sudah terbuka sebenarnya dan dia hanya perlu tahu itu saja. Itulah yang ada tersirat dalam benak Harso saat ini, kalaupun ada yang masih belum terbuka, ya Harso memilih diam dan melihat kemana air mengalir sebelum akhirnya menyimpulkan harus berbuat apa dan bagaimana.


***


Menjelang subuh tadi Harso ditemani dua wanitanya meluncur menuju kawasan danau batur, entah akan kemana tepatnya. Kali ini khusus sebagai sopir malah pak Amir sendiri, menggunakan sedan keluaran eropa yang berlambang kuda melompat.

Bus ditinggalkan di hotel mereka lah, akan meluncur nanti setengah jam lagi tepat saat adzan subuh. Entah mengapa musti begitu, yang pasti bagi Harso sepertinya itu soalan keamanan belaka.

Gerakan mengecoh lawan.

Entah tujuannya apa, yang jelas Harso yakin semuanya seolah dihitung cermat oleh Nisa hingga detail sekecil2nya. Tiba2 Harso pengen mengkonfirmasi sesuatu.

"Pak Amir, kira2 nanti sampainya jam berapa ya ? "

"Mmmm palingan jam 7 kurang lah pak, sejam lagi lah, pagi2 gini anak2 sekolah menuhin jalan soalnya, ga bisa ngebut. He he he"

"Ow ga papa pak, siapa pula yang pengen ngebut juga pak, oh iya, pak Amir nih asli bali atau banyuwangi sih? "

"Ehh"

Tampak pak Amir kaget dengan pertanyaan tersebut, Harso hanya tersenyum saja seolah itu soal biasa.

"Ha ha ha, jadi benar ya pak Amir dari Banyuwangi, kok bisa malang melintang di Bali pak ?

Gara2 diajak sama bu Nisa ya, mmm diseret2 tepatnya ya, makasih ya pak sudah bantu2 istri saya yang pura2 meninggal"

"Eh, mmm iya sama2 mm eh"

"Ha ha ha ga perlu rikuh lah pak, Nisa memang harus punya tangan untuk memperpanjang pengaruhnya terutama ke Ghea sih, habisnya dia sudah terlanjur ngaku meninggal soalnya. Ha ha ha.

Lagian bapak khan juga disuruh kakek dan nenek, ya gimana lagi khan pak ? "

"Mmm eeh iyaa eeh ho o gimana lagi"

"Ha ha ha ha, yo wes pak ga papa, matur nuwun pak, sudah bantu2 calon istri2 saya, mmm ini masih jauh ya pak ? "

"Eh iya sama2 eh mmm ini sudah dekat kok pak, ga kerasa ya kalau dipake ngobrol khan pak. Kira2 25 kilometer lagi lah pak, sekitar 30 menitan lagi, sudah jarang anak sekolah ini, jadi bisa cepat"

"Saya tinggal tidur ga papa pak Amir, ngantuk sayanya soalnya, lha semalam begadang soalnya, satu bini tidur satu bangun, saya kepaksa tidur nya kurang deh, ha ha ha.

Entah nanti kalau ngumpul sama 4 bini, bakalan ga bisa tidur sayanya kali ya. Ha ha ha, maaf ya pak Amir"

"Eh iya silahkan pak, ga papa, lumayan dapet setengah jam juga, monggo pak"


***


Suharso akhirnya terlelap sambil duduk di kursi depan. Dibelakang, Nisa masih terbangun sambil tersenyum, dirinya sudah bisa menebak kalau mas Harsonya bisa mengetahui hampir seluruh kisah romantisme diantara mereka berempat, para wanitanya Suharso dan bagaimana semua terjalin menjadi sebuah kisah.

Sejak mulai ngobrol tadi, Pak Amir berkali2 melirik ke arah spion untuk memberikan isyarat kepada Nisa. Nisa hanya tersenyum saja seolah mempersilahkan pak Amir agar jujur saja. Karena memang pak Amir mendampingi Ghea adalah tugas dari Nisa yang selama ini memiliki ganjalan hati yang secara pribadi Nisa belum bisa menerimanya. Tapi Nisa tak akan membiarkan Ghea kesulitan di Bali karena ketidak tahuannya tentang masyarakat Bali.

Gaya Ghea yang mirip2 pemain baru berbisnis memang sering mengundang minat para pencoleng untuk mengambil tempat menjadi penghisap madu. Watak Ghea yang welas asih dan seolah mudah percaya kepada orang lain sangat mengkhawatirkan Nisa. Sebagai sahabat dan memang ada niatan menjodohkan Ghea dengan Harso agar kembali bersama, Nisa tak tega bila membiarkan Ghea berbisnis di Bali tanpa pengawalan yang ketat dari orang2 Nisa.

Untuk itulah Pak Amir diperintahkannya untuk melindungi semua kepentingan Ghea, dan tentunya ada hal lain yang ingin Nisa ketahui, yaitu tentang seluk beluk usaha Ghea.

Everything is undercontrol. Bagaimanapun Nisa adalah istri Harso dan menginginkan kalaupun Harso akan menikah, dia yang akan memilihkannya dan memeriksa kelayakannya.

Juga soal penilaian kakek dan nenek nya !!

Itulah mengapa dia membangun rumah besar dengan rumah utama dan satu sayap. Sayap kiri. Untuknya dan Silvi juga laboratorium untuk mereka berdua kala mereka meneliti sesuatu. Yang pasti, Nisa adalah lead tim penelitinya.

Jadi kalaupun Silvi punya uang hasil meneliti, bisa dipastikan Nisa hampir punya 4 sd 5 kalinya. Itulah Nisa, the invisible women.

Awal mengenalkan Fhasya dengan kakek dan nenek nya juga nenek Harso, dirinya sudah mewanti2 kalau jangan sampai ada yang tahu keberadaan dirinya di sana. Sehingga seolah sayap kiri hanyalah rumah kakek dan nenek.

Gheapun akhirnya tak tahu kalau Nisa ada di sayap kiri rumah, hampir selalu ada disana. Dan Ghea sendiri merasa kurang pantas kalau ke sayap kiri, padahal dirinya sudah membangun rumah di sayap kanan, bersama Fhasya sebagai tempat tetirah. Juga tempat belajar ilmu2 masak dan meramu jamu2an kepada nenek Harso.

Keberadaan Ghea yang hanya beberapa hari dalam setahun membuat dirinya tak paham2 betul tentang rumah besar tersebut selain sayap kanan bersama Fhasya. Boleh dibilang Fhasyalah yang membangun fasilitas di sayap kanan Ghea hanya menyetujui saja anggarannya.


Image Ghea​

Begitu rumitnya Nisa mengatur semuanya.
Khas kerumitan pikiran wanita.

Wanita memang identik dengan kerumitan dan kerahasiaan.
















...
 
TOP SECRET
45. Beautiful Angels


Rumah itu besar memang, tapi tak terlalu kelihatan besar. Mungkin karena luasnya halaman di sekeliling rumah yang seolah sebuah taman yang luas.

Putih - Abu

Rumah itu bernuansa putih dan gradasi abu muda sampai abu tua.
Kesan yang sangat membumi dan menyatu dengan sekitarnya, bersih, bersahaja serta berwibawa.

Lebih mendekat pada rumah itu, tampak para pekerja sedang giat membangun bagian belakang rumah besar itu, 4 buah pavilyun berjajar dengan sebuah taman belakang yang indah dilengkapi kolam renang yang sangat unik karena dibangun dengan gaya yang luar biasa, yang merupakan perpaduan antara modern dan budaya bali.

Ada beberapa gazeboo di taman itu yang seolah menjadi tempat istirahat atau duduk2 santai sambil ngopi atau sekedar istirahat setelah berenang.

Harso masih berdiri melihat lihat sekelilingnya sambil bengong. Bukan apa, karena yang dilihatnya adalah sebuah perwujudan mimpinya akan sebuah rumah.

Rumah yang dikelilingi kebun luas, kolam ikan, dan ada ternak domba dan sapi yang seolah dilepas di kebun itu juga binatang2 piaraan lainnya. Semua pohon buah2an ada, berpagar bambu kuning rapat sepanjang batas lahan dan jalan masuk ditanam berjajar pohon kelapa.

Semuanya seolah benar2 dibuat guna menghadirkan mimpi2nya atau angannya dalam dunia nyata.

"Bagaimana mas Harso sayang ? Semuanya sesuaikah dengan rumah idaman mas Harso ? "


***


Ghea tersenyum pada Harso sambil merentangkan tangannya ingin dipeluk. Segera Harso memeluknya erat terharu akan pejuangannya dalam mencintai secara diam2.

Harso sadar, bahwa dia hanya bercerita soal mimpi2nya hanya kepada Ghea. Mimpi2 tentang masa depan yang penuh dengan gairah dan kedamaian.

Teringat dulu bagaimana dirinya dan Ghea berbincang kala santai

"Mas pengen punya rumah kaya apa kelak ? "

"Mmmm dimana dulu dong harusnya"

"Mmm memang mau dimana mas ? "

"Aku pengen punya rumah di pinggir danau Batur, ngimpinya begitu ha ha ha entah kapan bisa nya ya sayang, ini saja perusahaan kaya maju mundur"

"Hi hi hi, hussss jangan pesimis kenapa mas, kelak kita bangun rumah disana ya mas"

"Mmmm semoga"

"Bentuknya ? "

"Mmm aku pengen punya rumah itu lahannya luaasss banget, pagarnya pake bambu kuning mengitari lahan, terus rumahnya di tengah2 besaaar, kamarnya ada 10, 5 dibawah 5 lagi diatas, ada terasnya luas setengah diatapi setengah terbuka.

Mmm kira2 40 meter dari pintu masuk lah, jaraknya teras dan jalan raya. Jalan masuknya ada pohon kelapa berjajar rapih. Halamannya penuh dengan pohon buah2an. Mmm semua buah ada.

Ada taman bunganya juga.

Dibelakang rumah ada kolam renang yang bergaya modern campur tradisional. Dibelakangnya lagi ada pavilyun 4 buah.

Ada kandang2 di belakang lahan terbuka saja, kaya taman safari, mmmm semua hewan juga kita piara. Ada juga kolam ikan.

Ha ha ha mimpi ya dek"

"Mmmm mimpi yang luar biasa, nanti kelak adek akan wujudkan buat mas deh"

Kemudian Harso tertawa bersama Ghea karena luar biasanya mimpi itu. Entah mengapa, bahasan soal rumah impian dulu sering mereka obrolkan, berkali2.

Kadang membahas hewan apa saja yang akan di piara, kadang membahas bentuk artektural rumahnya, warnanya, interiornya.

Banyak gambar yang mereka berdua sudah diakusikan hingga sampai pada tahap detail, seolah memang mereka akan membangun rumah impian tersebut.

De javu.

Harso begitu masuk tadi benar2 langsung bengong. Sebab semua yang pernah mereka berdua diskusikan terwujud nyata nyaris sempurna sesuai dengan yang pernah mereka obrolkan.

"Jangan sekali2 meremehkan mimpi mas, sebab mimpi itu do'a yang Tuhan akan kabulkan kelak"

Sekarang benar2 mimpi itu nyata terwujud di depan mata Harso. Yang pasti, entah berapa banyak waktu, uang dan tenaga dikeluarkan oleh Ghea, yang pasti itu sangat banyak.

Memikirkan itu, Harso lagi2 menangis sambil memeluk Ghea

"Terima kasih sayang, duh cintaku, terima kasih"

"Semuanya buat mas.. "


***


"Iiiisssshhhh maassss Harsoooooo, dari kemaren nangis teruuussssss!!!!
Eh ketemu mbak Ghea nangis lagi, Vi negggg tahu.... Iiihhhh"

"Aaaauuuwwww dduuuuh sakiitttt sayang duuuuh ampuunnnn Viii ampuuunnn"

"Hi hi hi, mas Harso nih ya, sini mas sini, daripada nangis yuk ikut Fhasya saja mas, kita ngentot mas. Hi hi hi"

Fhasya ga pake ba bi bu langsung memeluk dan melumat bibir Harso, begitu rakusnya melumat hingga Harso seolah lupa kalau mereka masih berada di luar rumah, di halaman yang masih ada orang2 yang lalu lalang membangun sesuatu.

"Aaaduuuuh Viii saaakiit Viiii"

Silvi yang kheki langsung menyambar tangan Harso, terus diseretnya masuk kedalam rumah.


Image Ghea


Image Silvi aka Tiara


Image Nisa


Image Fhasya​


"Nnnnaaah mas, kalau mau ngentot atau cipokan ya disini mas, jangan diluar sana. Iiih mas kok senengnya tuh pamer2 cewek diluar"

"Hi hi hi, iya nih Vi, masa uyel2 susuku di depan para pekerja, untung mereka tahu siapa aku, kalau ga bisa gawat Vi diperkosa di luar rame2 hi hi hi

Yuk mas dilanjut disini, mmmmmuusaaachhh"

Harso diseret Fhasya masuk kedalam rumah kemudian langsung disergap dengan ciuman2 panas saling lumat dan bertukar ludah.

Terus saja Fhasya melumat bibir Harso sambil terus menyeret Harso hingga masuk ke dalam kamar besar, kamar utama di rumah itu.

Ghea tersenyum senyum melihat betapa panasnya Fhasya melumat, tepatnya saling melumat dengan Harso. Ghea masuk kamar dan seolah sudah janjian sebelumnya, Ghea menutup pintu kamar bertiga saja dengan Fhasya dan Harso.

Silvi dan Nisa terus saja masuk menuju dapur besar yang dilengkapi kulkas besar, seolah ruangan pendingin di resto hotel berbintang saja layaknya.

Rak2 bumbu, bahan2 yang harus disimpan di suhu ruangan juga tersedia di lemari khusus bahan makanan. Macam singkong, ketela pohon, kelapa, kentang dan masih banyak lainnya.


***

"Waah lengkap semuanya ya mbak"

"Kalau ga lengkap, bisa ngambeg itu nyonya Ghea, pokoknya urusan beginian, jangan tanya deh, Ghea adalah contoh yang paling baik dalam melayani suami.

Hi hi hi, aku soalnya selama ini urusan beginian pengennya dilayani suami. Masing2 kita ini unik lah Vi.
Ga ada yang sama. Dan itulah mengapa semuanya bisa satu padu.

Karena kita ini masing2 saling melengkapi, cuma kita juga harus saling belajar dan mengajari biar masing2 kita bisa melayani mas Harso dengan sama baiknya. Setidaknya untuk ukuran neneknya mas Harso."

"Iya mbak, mmm sekarang kita masak apa mbak ?"

"Mmm aku pengen nyoba masak kaya kamu masak sama mas Harso waktu pertandingan masak itu Vi, bagaimana ? "

"Hi hi hi, mbak Nisa tahu ga apa yang dibilang mas Harso waktu Vi nanya masak apa ?
Jawabannya sama dengan maunya mbak lho.

Mas Harso bilang, mmm Vi kamu masak sama aku freestyle saja ya, pokoknya hajar hajar hajar saja, kita main perasaan. Vi juga belajar perasaannya mas dan mas belajar perasaaannya Vi"

"Hi hi hi, itu dia maskud Mbak, Vi, kita belajar saling mengerti satu sama lainnya ya, biar kita makin paham satu dengan lainnya, juga dengan Ghea dan Fhasya"

"Siap Mbak. Ayo lah mbak"

Seolah tombol "on" kata ayo lah membuat mereka berdua terdiam kemudian memejamkan mata sejanak kemudian mulai bekerja memasak.

Luar biasa !!!

Mereka memasak hampir persis sama dengan cara memasak Silvi n Harso kala melakukan cooking battle mach dengan masterchef dari kalangan wartawan.

Awal mula seolah Nisa mengikuti Silvi dalam memasak, kemudian Nisa seolah menjadi lead dalam memasak dan Silvi berbalik mengikuti.

Seolah saling bertanya dan menjawab keduanya. Cepat sekali tangan2 mereka merajang dan meracik masakan. Bedanya, di depan Nisa hanya ada 2 kompor dan di depan Silvi sama.

Mereka bukan memasak ala amerika n indonesia, melainkan memasak masakan indonesia dari bermacam daerah. Dan pilihan masakan mereka adalah kesukaan Mas Harso mereka, serta kesukaan mereka berempat istri2 (calon) Harso.

Segala citarasa digabungkan dan diolah menyatu sehingga wujud masakan mereka benar2 luar biasa aneh.

Ada pepes tapi seolah bukan.
Ada goreng ayam tapi bukan ayam saja tetapi sudah membentuk ayam dililit usus.
Ada botok (macam.pepes sayuran tapi sebagian besar isinya ikan)
Macam2 masakan yang sulit dinamai lagi.

Yang pasti aroma yang teruar keluar bukan aroma masakan biasa. Ada aroma rempah obat2an yang juga kuat. Entah apa yang mereka pergunakan sebagai bumbu saat memasak.

Ada satu jam lamanya mereka berdua berkolaborasi saling menyelami dan mendalami keinginan masing2 dan kebisaan masing2 sehingga akhirnya mereka bisa bekerja sama seolah satu tubuh saja layaknya. Bukan lagi seolah satu jadi lead dan satu mengikuti, tetapi seolah berdua mereka satu tubuh satu jiwa..

Kecepatan memasak mereka benar2 meningkat tajam setelah nya. Setengah jam kemudian selesailah masakan yang mereka buat.

Ada kue2 jajan pasar yang aneh2 dan unik.
Ada minuman penghangat tubuh yang bentuknya cantik menarik.
Ada puding yang disajikan seolah bubur sumsum
Sebagai makanan pembukanya saja itu.

Makanan utamanya
Luar biasa, ada udang goreng campur tahu
Ada telor asin plus tuna di orak arik
Ada seolah mi jawa tapi macem2 isinya.
Ada seolah rendang tapi campur perkedel.
Macem2 hidangan utamanya.

Penutupnya lebih luar biasa.
Macem sop buah tapi penuh rempah
Ada macem cendol tapi penuh buah.
Ada macem wedhang ronde, minuman jahe cuma ada macam2 buah anggur dan leci.

Tapi jangan tanya soal rasa.
Yang pasti missmacth yang aneh tapi menggoda selera.

Cara mereka menyajikan juga luar biasa.
Seolah meja makan jadi semacam lukisan warna warni penuh semarak.

Dengan cara begitu, selain meningkatkan kemampuan memasak, seolah Nisa juga mengajarkan pada Silvi siapa dirinya sebenarnya dan sebaliknya Silvipun sama.

Dengan gayanya yang luar biasa Nisa, the invisible women seolah mengajarkan bagaimana berkerja sama secara padu dengannya kelak bila bercinta dengan Mas Harsonya.


***

Sementara itu, di dalam kamar utama, Fhasya dan Ghea berbeda lagi cara mereka memadu padankan peranan masing2 di ranjang panas membara penuh nafsu syahwat.

Sejak masuk kamar tadi, Fhasya seolah dengan buru2 segera melucuti baju2 mas Harsonya.

Ghea terlihat sangat sangat bahagia melihat betapa Fhasya dan mas Harsonya dengan penuh semangat saling menjelajahi masing2 tubuh lawannya. Disudut matanya tampak ada genangan air mata bahagia.

Entah kenapa Ghea seolah masih diam membisu, terlelap di alam pikirnya, seolah ada beban yang masih belum terangkat dari benaknya. Seakan ada beban yang akan ditanggung olehnya.


***


Harso akhirnya sadar kalau Ghea masih diam mematung di dekat pintu kamar. Dengan wajah penuh beban tapi tetap dengan senyuman di bibirnya.

"Sayangku, Ghea kenapa ?
Mmmm ?
Urusan besok atau lusa atau tahun depan nanti kita hadapi, kita arungi bersama.

Mmmm"

"Aah, ok mas, hi hi hi kirain mau habisin Fhasya dulu mas, Ghea tunggu giliran ini.

Ok deh kita kerubutin bareng2 ya Shya.... "

Wajah Ghea tiba2 cerah dan penuh semangat, tak ada lagi tampak beban di pikirannya.
Qur serra serra...
What ever will be, will be...
Opo jare sesuk...
Kumaha engke we...

Rahasia Terbesar nanti sajalah dibicarakan...
Nanti toh akan terbuka juga...
Saat ini nikmati saja yang ada...

TOP SECRET

Urusan nanti saja...
Sudah banyak secret2 yang top terbuka...
Yang bener2 TOP nanti juga akan terbuka juga, akan ada saatnya nanti...


TOP SECRET...... TAMAAAAAAATTTT
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd