TOP SECRET
43. Kegalauan Poligami
Harso masih termenung sendiri di balkon tempatnya menginap bersama Silvi, memang kamar yang dipesan adalah sebuah suite room yang luas dan lega serta dilengkapi balkon juga. Ada semacam pantry dimana Harso bisa membuat seduhan kopi nikmat dan kopi itu yang menemaninya merenung.
Kali ini bukan lagi saatnya mengalir dan mengikuti aliran air kemana saja. Tahapan kali ini adalah tahapan paling krusial dalam hidupnya dimana dirinya akan memutuskan hal2 yang paling mendasar sekali.
Pertama
Jelas soal pernikahan. Mana ada pernikahan dengan 4 orang wanita sekaligus ditolak lelaki yang paling aneh sekalipun ?
Apalagi wanitanya semuanya kelas super. Jelas itu impian semua lelaki. Tak terkecuali dirinya.
Tapi, apakah itu akan baik dan benar kedepannya ?
Tapi kalau tak menikah apakah semua akan baik2 saja ?
Bagaimana kalau keempat2nya hamil, malah kata nenek Fhasya dan Ghea diyakini oleh nenek kehamilannya. Dan Harso sama sekali tak meragukan kemampuan neneknya mendeteksi itu sejak dini.
Entah kenapa, Harso juga punya keyakinan Nisa dan Silvi juga akan hamil setelah berhubungan dengannya.
Ramuan neneknya sungguh sangat mujarab dan sulit untuk menganggapnya hanya sekedar ramuan biasa. Harso sendiri sudah membuktikannya.
Bagaimana caranya mangajak semua wanitanya bicara benar2 dari hati mereka yang paling dalam?
Tentang cita2 mereka juga tentang pernikahan ini maknanya bagi mereka ?
Yang pasti, semuanya tak memiliki anak dari lelaki manapun.
Melulu soal bagaimana mengumumkan pernikahan mereka saja Harso masih buntu. Kali ini Harso harus mengakui buntu, padahal acara tadi di pantai dengan beribu orang saja Harso bisa mengakalinya.
Masalah utamanya cuma satu, bagaimana bisa Harso mengumumkan sesuatu yang bakalan ditentang oleh banyak orang ? Setidaknya pengagum Silvi dan teman2 Fhasya, Ghea dan Nisa ?
Kedua.
Soal perusahaan. Harso tak menampik rencana Fhasya adalah rencana paling heboh dan luar biasa kalau bisa menguasai seluruh perusahaan di bawah genggamannya sekaligus puluhan perusahaan, 30 +15, 45 perusahaan semuanya !!! Belum lagi yang punya Nisa, Ghea, Fhasya dan Silvi sendiri !!
Tapi jelas ada yang tak tepat, ada yang mati, sebuah cita2 luhur mereka adek2 kelas Harso kala berjuang mendirikan dan membuat perusahaan mereka besar. Matinya sebuah cita2 adalah matinya kehidupan sekaligus. Hal inilah yang tak terbayangkan oleh Harso dia akan melakukannya. Baginya ini adalah pembunuhan massal.
Tapi, Harso kemudian ingat satu hal, kalau mereka sudah menabuh genderang perang padanya entah alasannya apa, mengapa dia harus diam ? Ya, diam juga salah. Harso mengakui pembiaran bagi musuhnya membesar adalah seolah pembiaran terhadap penyakit. Selagi masih bisa dibasmi tanpa merusak tubuhnya penyakit harus dibasmi, sampai ke akar2 nya.
Tapi apa benar mereka berkomplot dengan sebuah kekuatan besar untuk menggilasnya ?
Alasannya apa dan mengapa ?
Harso terdiam lama sekali mencari cari dan memutar otaknya kencang, menggali kembali masa lalunya untuk mencari sebuah jawaban pertanyaan2 yang menggelitik rasa ingin tahunya.
Ada apa, mengapa dan bagaimana semua bisa menjadi begini.
Lama Harso merenung dan diam di Balkon itu sendiri, malam sudah mulai larut dan udara mulai dingin. Silvi masih meringkuk di tempat tidur, tertidur lelap dan mungkin bermimpi, karena di bibirnya tersungging senyuman.
Lama setelah merenung, Harso lalu membuka laptopnya. Memulai mengetik entah apa. Yang pasti, malam itu Harso habiskan bersibuk diri di depan laptopnya.
Di Balkon itu seolah tak terasa olehnya dinginnya malam yang ditingkahi dengan deru angin pantai yang membuat tubuh seolah terserang demam.
***
"Mas, ini coklat panasnya, biar sedikit ada kehangatan di dalam dadamu.
Mmmm aku tak akan bertanya apapun, meski aku yakin banyak hal dikepalamu yang membuat mukamu kusam seperti itu.
Kalau kamu perbolehkan aku tahu apa yang kamu risaukan, Vi sangat berterima kasih mas"
"Mmm heei napa bangun ? Mmm bentar ya bentar saja, ini pas masih nanggung nih.
Duduk dulu Vi, bantar ya, mmm 15 menit"
"Mmm aku sudah nungguin mas 10 tahun lebih njemput aku ke Amerika sana, nunggu 15 menit apalah artinya mas, monggo silahkan"
Image Silvi aka Tiara
"Eeeh, mmm ok ok, habis ini kita bicara Vi, mmm mmm"
Harso benar2 tenggelam dengan pekerjaannya, dahinya benar2 seolah berkerut2 tanda pikirannya benar2 sedang digunakan secara maksimal.
Namun apapun itu semua ada batasnya, akhirnya Harso pun selesai dengan pekerjaannya, dan melipat laptopnya, membereskan semua nya menyimpannya lagi kemudian setelah selesai semuanya, barulah Harso duduk sambil tersenyum sembari membelai rambut Silvi.
"Mmm sudah Vi, mmm kok manyun ? Duuh ya kalau lagi manyun mas jadi ga pengen bicara nih"
"Iiiiiih, terus ? "
"Mmuuuaaaach, ngentot saja yuk, gemess mas nya Vi"
"Iiiiih hi hi hi, ayuk lah mas, Vi juga pengen, tapi Vi mana bisa kalau lihat muka mas kaya kertas diremes2 gitu"
"Ha ha ha bisaan kamu Vi buat perumpamaan, mmm makasih Vi, Coklat buatanmu memang luar biasa, rasanya selalu saja menggoda lidah, mas dah lama ga minum ini Vi
Mmmm enaknya, makasih ya
Eh kita bicara dulu deh kalau gitu, mmm mulainya dari mana ya, mmm
Mulai dari pertanyaan dulu deh.
Mmmm kalau kita jadi memutuskan mau nikah bareng, kira2 menurut kamu gimana ngumuminnya ya ? "
"Oalaaah itu tho yang buat mas stress, hi hi hi makasih ya mas, mas sudah khawatirin Vi. Mmmm gimana ya jelasinnya ya, mmm gini aja deh, mas ngerasa nggak kalau mas itu istimewa ? "
"Istimewa dari hongkong ?
Ada ada saja kamu ini Vi, ditanya apa jawabnya apa"
"Hi hi hi abang cakepku ngambeg, sini mas sini, Vi kasih cium dulu, mmmuaaaaachh
Hi hi hi, kenapa tadi Vi nanya, ya ada kaitannya lah sama mas Harso ku sayang. Mas Harso ini paham nggak ya kalau mas Harso sedang naik daun dan dinilai banyak orang ?
Mmm coba ya nih lihat IG kita ya mas, mmmmm lihat nih lihat mas"
"Kenapa Vi ? "
"Tuh lihat komen2 nya penggemarku, yang awalnya banyak ceweknya, mmmm cowoknya banyak juga sih cuma pada jaim, tapi suka pelototin susuku yang dipamerin kemaren, tuh lihat komennya pada mesum, hi hi hi.
Tapi lihat komen para cewek, wanitanya ding"
Harso kemudian mulai membaca nya, dirinya benar2 kaget sekali, seolah ga percaya dengan tulisan2 yang ada.
"Duuuh mbak Tiaraaaaa, makasih pilih kami yaaaa, cowokku seneng lihat mbaak Tiara lho, suka apa saja deh, ya canntiknya ya baiknya ya lucunya, sexy nya juga lho.
Hi hi hi, tapi aku juga suka kok, mmm mas Harsonya masih bisa ngeduain ga mbak ? Iiih aku seneeeeng banget lihatnya, mau dooong jadi serepnya mbak, hi hi hi, peace ah mbak, salaaaaam sayaaang buat mas nya ya mbak, bilangin aku mau jadi istri kedua, mmm ke empat juga boleh deh"
Ada banyak komen seperti itu bahkan yang paling gila juga ada,
"Mbaaaaaak duuuh akuu kok pengen dikeloni sama mas Harso ya mbakkkk, beneran deh ga jadi istri ga papa, budak seks nya juga ga papa deh, ga perlu dikasih makan juga ga papaaaaa boleh ya mbak ?"
Harso membacanya setengah ga percaya setengah merasa aneh dengan banyaknya wanita yang seolah menginginkannya jadi pasangan meski tidak utk bersama. Dimadu mau, bahkan jadi budak seks juga mau. Gila !!
Harso masih melongo,
Apalagi ketika Silvi mencoba menghitung hasil capture dan yang sejenis melalui mesin penghitung.
"Aku sudah Capture nih mas semuanya ada kalau seribu orang lho mas, lebih kayaknya nih mmmm jumlahnya semuanya 1876 orang temasuk dari Amerika sono mas, niiih lihat gila ga ?
Hi hi hi, sekarang gimana mas ? Mas kaget ga ? Mmmm aku coba buat semacam kalimat bersayap nih mas, mmmm mmmm nih mas ya aku coba share, mmm kayaknya pake video kali ya biar heboh"
Silvi kemudian mengatur banyak hal sebentar kemudian dia duduk di samping mas Harsonya.
"Haaai hi hi hi ini duuh ya, kirain penggemar Silvi nih, ternyata penggemar mas Harso kebanyakan, hi hi hi, mmm nih coba lihat dari siapa ya ini, mmm dari Indonesia, ada juga Malaysia oww amerika juga ada penggemar mas Harso, katanya pengen jadi istri ke berapanya gitu.
Hi hi hi, duuh ya, gimana ya bicaranya, mmmm kayaknya dah telat deh, calon istrinya mas Harso tuh dah 4 coba, Tiara nih paling bontot, itu juga seneeeeng banget.
Duuh maaf yaaa hi hi hi"
Selesai membuat Video kemudian semuanya siap dan upload.
"Nah mas, sekarang tunggu reaksi orang2 ya mas, biar mas ga kaget dan merasa kaya menjahati Vi"
***
Harso jelas ga percaya dengan keberanian Silvi mengunggah video semacam itu dengan kemungkinan dirinya akan dihujat dicaci dan direndahkan sebagai seorang wanita, apalagi sebenarnya penggemar setia Tiara aka Silvi kebanyakan di Amerika.
Karena keharuan yang luar biasa, Harso segera memeluk Silvi erat dan menciumi rambutnya, Harso menangis dalam diamnya.
Air matanya menetes jatuh ke rambut Silvi dan turun mengalir di pipi Silvi. Silvipun kemudian turut meneteskan air matanya,
"Mas tahu kenapa Silvi lama di Amerika ? Silvi itu malu mas, Silvi itu kaya lonte saja dimata banyak orang, soalnya semua tubuh Silvi sudah dilihat banyak orang, dan utk sampai ke jenjang saat ini, Silvi itu main sama banyak lelaki. Ada banyak kontol yang Silvi sudah pegang, ada banyak kontol yang Silvi sudah rasakan dan itu dilihat banyak orang.
Setiap selesai main film, Silvi selalu menangis sedih, karena saking malunya sama mas, Silvi paham kalau saja mas tak menghendaki Silvi lagi karena saking kotornya, lonte ibaratnya Silvi mas cuma lonte yang disanjung banyak orang, tetap saja lonte mas.
Saat di kabari oleh Fhasya, Silvi tuh kaya kejatuhan bulan beneran, apa mas masih mau sama Silvi ? Itu selalu yang ada dalam benak Silvi, apalagi terakhir Masnya jenguk Silvi ada kalau 4 tahun lalu, itulah yang menyebabkan Silvi rendah diri, galau mas.
Silvi pengen pulang tapi takut mas ga mau nerima Silvi mas, mas nya juga ga pernah nanyain kapan pulang seperti sebelum2nya, seolah mas dah jijik sama Silvi.
Jangankan jadi istri mas, jadi budak seksnya mas juga rela Silvi, asal sama mas, beneran itu, mas itu dimata Silvi sungguh sangat berharga, saaaangaaat berhaaargaaa mas"
Harso hanya diam dan menagis lebih deras, tanpa suara tanpa kata2. Berpelukan mereka menangis bersama saling menguatkan satu sama lainnya.
Saling mengisi kekosongan hati satu sama lainnya.
Saling berbagi kisah duka dalam diam satu sama lainnya.
"Mmmmm nangisss terus mas Harso ini, Silvi juga nih, masa ga bisa buat mas Harso tertawa sih? "
Kaget keduanya, setelah tahu ada Nisa berpakaian pelayan membawa makanan ke kamar mereka berdua.
Outfit Nisa memang luar biasa seolah room service hotel betulan.
"Hi hi hi, kaget ya ? Ini aku bawain sarapan, mmm jangan pikir ini masakan koki sini, bukan lah, ini masakan ku sendiri hi hi hi, biar sesekali aku masakin mas Harso.
Dulu waktu menikah, aku itu manjaaaa betulan sama mas Harso, sengaja biar marah dan kheki, eh malah jadi kepelet dianya.
Masak nyuci aja saja mas Harso, hi hi hi, sekarang giliran aku menjadi pelayannya.
Monggo mas dicicipin ya mas sarapannya"
Sambil berbicara Nisa menanggalkan seluruh pakaiannya hingha telanjang bulat. Dan mengambilkan makanan buat mas Harso setelah itu menyuapinya sambil susunya menempel di pipi Harso.
"Hi hi hi, mas Harso sampek bengong gitu mbak, dah iih aku mau ke kamar mandi dulu, siapin bajunya mas Harso dan siapin kamar mandinya juga.
Habis makan kita mandiin bayi kita ya mbak, habisnya mewek mulu dari kemaren, hi hi hi"
"Iya iya, sana ini cuma makan bubur dulu kok, biar kontolnya bisa kenceng, habis kamu kuras kayaknya nih"
"Hi hi hi, barang bagus ga baik dianggurin mbak, lagian aku kangen berat soalnya"
"Iya iya sana cepetan, habis ini kita mandi bareng n bobo bareng"
Harso masih diam saja dan mengunyah bubur ayam buatan Nisa yang entah kenapa rasanya sama persis dengan bubur neneknya. Harso benar2 menikmatinya dan masih mencerna kata2 Silvi tadi dalam diamnya.
Image Nisa
"Mas, mas masih bingung kenapa kami mau dan bersedia menjadi istri2 mas meski dimadu?
Hashhh, coba deh mas pikir2 lagi, dari 4 orang yang rela tadi siapa yang paling bener kelakuannya sebagai wanita ?
Pada dasarnya semuanya ga ada yang bener mas sebagai wanita. Semuanya punya dosa yang besar sebagai wanita dan tak pantas mendampingimu apalagi sampai meminta hak menjadi istri tunggal mas.
Hashhh meski itu aku, yang tega membuat mas bersedih lamaaa sekali, kami semua ini, satu persatu punya dosa yang tak termaafkan sebagai wanita mas.
Jadi satu persatu kami ini, sangat terharu dan bersyukur karena mas masih mau menerima kami sebagai istri istrinya mas, sebab sebenarnya mas layak mendapatkan yang lebih baik lagi.
Hiks hiks hiks, kalau mas begitu menghargai kami, lantas kami apa ga boleh bersyukur setelah kami semua ini kotor dengan dosa ? "
Harso termenung mendengar jawaban dari Nisa, seolah para wanitanya mengingatkannya bahwa mereka seolah punya dosa besar kepadanya.
Padahal dari hati yang paling dalam, Harso tak secuilpun merasa mereka begitu, dimata Harso semua wanitanya adalah wanita yang luar biasa dan bermartabat. Kalau tidak begitu mana mau Harso.
***
"Mbak sini, sudah siap nih bathtube nya mbak, mmm mas Harso kok diam sih mas ? Ga suka ya kita mandikan ? "
Harso hanya tersenyum dan melumat bibir Silvi, yang membalas lumatannya tak kalah ganas. Bathtube yang ada memang besar dan luxurius, kira2 bisa untuk 4 orang dan disertai whirpool atau semprotan air yang bisa menghadirkan efek seolah pijatan. Sebenarnya mirip jacuzi, tapi agak kecil sedikit.
Harso duduk diapit oleh Silvi aka Tiara dan Nisa, kedua tangannya direntangkan memeluk kedua wanitanya di kiri dan kanannya. Bergantian bibir Harso menerima ciuman dari Silvi dan Nisa, entah mengapa Harso seolah tak bergeming sedikitpun. Yang pasti pikirannya buntu saat ini.
Besok adalah hari penentuan mati hidupnya kiprah adek2 kelasnya sebagai pengusaha karena merger Harso dan 4 wanitanya akan membuat mereka tumbang sebagai pemilik mayoritas saham perusahaan.
Entah mengapa, kali ini di saat menjelang penentuan akhir Harso merasakan kegamangan yang luar biasa. Saat ini hanya ada satu orang yang ingin sekali dia temui, yaitu Fhasya.
Harso berfikir kalau semua puzzle atau kepingan2 rahasia seolah dialah yang memegangnya sendirian, tapi bagaimana dengan Nisa ? Ya Nisa ! Salah satu wanitanya yang penuh misteri dan sepertinya Fhasya hanya tahu kulit luarnya saja soal Nisa.
Nisa melihat Harso termenung sekalipun dirinya dan Silvi menggodanya dengan penuh semangat, tertawa.
"Duuh yaaa, mas Harso ini ya, kalau mumet dikocok kontolnya sekalipun tetap saja mumet ya, hi hi hi.
Mas, dah yuk kita udahan mandinya, ga asyik ini, habis mandi, mas Harso boleh tanyain Nisa soal apapun biar ga mumet. Nanti Nisa jawab deh, hi hi hi"
"Eh, maafkan Mas ya sayang, mmmm duuh mas sudah merusak suasana ceria kalian berdua ya sayang ? "
"Hi hi hi, Nisa paham kok mas, siapa ga bingung dan limbung kalau dalam 5-6 hari perjalanan wisata ke lombok dan bali tiba2 dari bujangan ga laku laku terus mendadak punya istri 4 lagi ? Kaya2 lagi, hi hi hi"
"Hi hi hi, benar Fhasya ya mbak Nisa, kalau mas Harso bingung jadi lucu deh, hi hi hi, yuk mas kita udahan mandinya, mmm tapi cium dulu ya nenen Vi, hi hi hi, ga jadi wes, mas Harsonya kalau mumet ga asyik ah hi hi hi"
Silvi langsung berdiri kemudian disusul Nisa berdiri dan keduanya menarik berdiri Harso, keluar dari Bathtube dan berdua mereka menghanduki Harso yang masih saja kelihatan aneh.
Kemudian mereka bertiga mengenakan jubah handuk dengan tanpa mengenakan apa2 lagi di dalamnya. Nisa dengan telaten mengenakan jubah mas Harso kemudian Silvi mengikatkannya setelah dirasa pas.
"Mmmm mas kita pake jubah saja ya, soalnya daripada masuk angin akunya tapi ga ditowel2 ya mending pake jubah kaya gini khan mas ? Kalau mas mau kan tinggal buka saja, hi hi hi"
"Issh masnya lagi kusem digodain terus Vi, nanti kamu dimakan mas Harso lho Vi, hi hi hi"
"Iiihh maaau doong, he he he, eh mas coba lihat komentar dari penggemarku soal aku jadi istri ke rmpat, niiih baca coba mas"
***
Harso terbelalak kala membaca komentar2 dari para penggemar Tiara. Rasanya tak masuk akal saja.
"Ke empat ? Ha ha ha ga papa say, aku ke limanya ya, bilangin ke mas Harsonya aku mau jadi ke lima nya"
"Haaaa, iya gitu, hi hi hi mas Harso memang hebat kok cantik, ga papa yang penting khan sayang khan"
"Haaaa katanya mas Harso masih bujangan non ? Waah dinikahi rame2 gitu ? Aaah dduuuh asyiknyaaaa"
Dan banyak komentar2 sejenis yang intinya mereka ga masalahin soal Tiara jadi istri yang ke empat atau dimadu. Malah banyak yang minta jatah ke lima segala, ini yang Harso ga habis pikir.
Tapi cacian dan makian yang ada juga tak sedikit, sebagian malah menggunakan kata2 yang sangat menyakitkan.
Kata berbalas, ibarat terjadi perang pendapat di akun instagram Tiara - Suharso, cekcok tak terelakkan di sana.
Tapi yang membuat lega Harso adalah kenyataan bahwa ternyata begitu banyak pendapat yang mendukung Tiara melabuhkan cintanya kepada Suharso meski menjadi istri yang ke empat.
"Mas, coba lihat ini mas, siaran langsung talkshow di Amerika soal instagram aku tadi, hi hi hi, pas soalnya waktu nya tadi pagi di upload, jadi di sana khan sore, masih sempet geser2 acara topik talkshow yang lain
Mmmm coba lihat mas, pas bener baru mau mulai. Tuh"
***
Dan benar saja, unggahan Tiara Suharso di Amerika menjadi perbincangan banyak orang dari banyak kalangan. Jelas menuai pro dan kontra. Apalagi dari kalangan emansipasi wanita dan penganut aliran feminimisme, ada penentangan kuat bahkan mereka menyuarakan boikot.
Hanya perlu waktu 2-3 jam, unggahan Tiara menjadi trending topik kelas Dunia. Hampir setiap stasiun TV menanyangkan berulang2 pernyataan Tiara di akun Instagram Tiara - Suharso. Banyak talk show digelar di prime time untuk membahasnya, tak saja di Amerika, bahkan di Indonesia juga.
Inilah yang sebenarnya ditakutkan oleh Harso sejak awalnya, namun anehnya, Tiara seolah menikmati semua hujatan dan kritikan dari banyak kalangan, juga kala menonton acara talk show TV Amerika yang mereka tonton.
Nampak pembawa acara menanyakan soal pernikahan Tiara kepada sang pendukung gerakan feminisme,
"Mmm nona Frederica, apa tanggapan anda akan rencana Tiara yang bersiap untuk menjadi istri yang ke empat ? "
"Bagaimana ya menjawabnya, mm begini, saya rasa perbuatan Tiara akan menjadi contoh kedepan nya bagi banyak wanita dan itu saya pikir sangat buruk"
"Jadi anda menilai menjadi istri ke empat itu buruk ? "
"Ya sangat buruk bahkan, bagaimana mungkin seorang suami bisa membahagiakan istrinya yang empat ? Pasti ada yang dirugikan itu"
"Mmm baik, dirugikan, akan saya garis bawahi itu, kira2 kerugian macam apa yang akan muncul dengan perkawinan poligami dengan empat istri ? "
"Pertama soal kasih sayang, pasti kurang lah dibagi empat soalnya bagaimanapun juga akan kurang.
Kedua soal kebutuhan, baik jasmani maupun rohani, pasti kurang juga. Mana ada yang mampu memenuhi kebutuhan istri yang ada empat dengan baik ?
Ketiga soal anak pasti akan ada keributan nantinya bagaimana mengatur anak dan sebagainya.
Ke empat, soal eksistensi wanita yang seolah dilecehkan dengan menghadirkan semacam perbudakan kepada wanita.
Ke lima, soal perebutan perhatian dan kecemburuan kemungkinan konflik karena perhatian dan kecemburuan itu"
"Baik, mmm pemirsa ada lima hal kekurangan yang mungkin terjadi ternyata karena poligami, dan itu akan terjadi pada pernikahan Tiara, benar begitu ?"
"Ya saya yakin itu "
"Baik, pemirsa kami juga menghadirkan beberapa nara sumber untuk membahas soal poligami Tiara, berikut adalah tuan Thomas Baldwin, beliau adalah lawan main Tiara di Film ..... yang juga akrab dengan Tiara, bagaimana tanggapan anda dengan rencana Tiara ? "
"Ha ha ha, saya jelas kaget lah dengan ucapan dia kalau mau jadi istri ke empat. Dia pernah nolak saya soalnya, ha ha ha.
Begini, Tiara adalah pribadi yang kuat dan luar biasa baik dan ramah, positif dan selalu menyelesaikan tugasnya sebagai artis dengan baik. Itu dulu yang ingin saya sampaikan.
Saya pernah bertemu dengan calon suami Tiara, mmm sekitar 7-8 tahun lalu lah kala dia berkunjung menengok Tiara, menungguinya saat pengambilan shooting film.
Orangnya baik ramah dan sangat sayang dengan Tiara. Kami sempat ngobrol2 sebentar soal bisnis dan banyak hal. Yang pasti dia orang yang capable lah.
Tanggapan saya, mmmm begini ya, saya bukan ahli pernikahan atau apa, tapi saya coba menjawabnya dengan kerangka pikir nona Frederica.
Pertama soal kasih sayang, saya kok ga melihat Tiara kurang kasih sayang ya ? Wajah Tiara saat memberikan penjelasan itu bukan wajah sedih, itu wajah bahagia dan bukan wajah tertekan karena harus jadi istri ke empat, saya seorang aktor, dan wajah Tiara benar2 innocent asli, maksud saya bagaimana saya menjudge Tiara kurang kasih sayang padahal dirinya terlihat bahagia ?
Kedua, soal kebutuhan jasmani dan ruhani, ha ha ha, saya hanya bisa tertawa saja menjawabnya, soalnya kemaren sudah dibahas banyak di media bagaimana kuatnya dan hebatnya Suharso, kekayaan dia, ha ha ha Tiara juga kaya lho, jadi jangan bahas soal ini deh.
Ketiga, soal anak, mmm bagaimana ya jawabnya, saya belum punya anak juga soalnya, ha ha ha, so saya yakin ibu macam Tiara tak akan jadi ibu yang jelek. Apalagi Suharso, orangnya terdidik dan sangat kompeten, dia saja bisa didik banyak orang untuk jadi pengusaha.
Bayangkan setidaknya ada lebih dari 30 perusahaan yang berdiri dan besar karena dia mentorin dia support, didik adek kelasnya utk jadi pengusaha dia bisa dan sanggup, puluhan itu jumlahnya, masa didik anaknya dia lupa ? nonsense itu.
Soal eksistensi wanita yang seolah dilecehkan ! Bah, untuk urusan wanita lain dan lelaki lain jelas iya itu !
Anda tahu waktu saya bertemu Suharso ? Dia lagi menunggui Tiara shooting bersama saya, bukan film action itu, film romantis dimana kami bercinta ! Dan dia sabar menunggu, melihat saya mengelus mencium dan bahkan meremas susu Tiara, mmm maaf kalau dianggap tak sopan. Dia betah dan sabar menunggu, dan tidak merasakan dilecehkan !!
Kenapa ? Karena dia tahu itu fake, palsu dan bukan main perasaan, anda tahu kala saya berkata kepadanya bahwa Tiara adalah Goddess of Kisser ? Dia hanya jawab, oh ya ? Saya malah belum tahu !
Maksud saya berkisah ini adalah, soalan perasaan dilecehkan atau tidak itu soalan wawasan yang sempit atau luas. Tiara adalah wanita dengan wawasan yang sangat luas, dia itu lulusan MIT terbaik pada angkatannya, bukan abal2 atau fake.
Dia masih juga sebagai peneliti dengan berbagai patent sembari jadi bintang film, dia bukan penggemar pesta juga, saya tahu persis itu. Mana bisa orang macam Tiara dilecehkan ? Oleh siapa ? Suharso ?
Mana bisa ? Bukti nyatanya sudah jelas terpampang dan terbukti oleh waktu bagaimana Suharso mendukung Tiara mencapai semua cita2nya.
Asal semuanya tahu saja, soalnya kisah ini sebenarnya off the record, Tiara seharusnya setelah lulus kuliah MIT nikah dengan Suharso, tetapi dilepaskan oleh Suharso untuk berkarir di bidang seni peran dan menunda nikah. Gila ga ? Demi eksistensi calon istrinya dia rela begitu ? Gila itu.
Ooh may oh may, yang menuduh dia jelas2 kaga pake otak lah itu.
Ke Lima, soal perhatian !
Bah apalagi ini, gila saja yang berpendapat kalau Tiara kurang perhatian !
Bukti nyata sudah ada dalam tayangan2 televisi tentang mereka, ga perlu dibahas lagi lah, harusnya.
Sebelum saya menjawab bagian ini, ijinkan saya menanyakan sesuatu pada nona Frederica"
"Silahkan pak"
"Nona Frederica, pernahkah anda memasak bersama suami ? "
"Mmm maaf, saya belum memiliki suami"
"Oww baik, mmm adakah yang pernah masak bersama suami atau istri ? "
"Mmm saya pak ha ha ha saya sering masak bersama istri saya"
"Oww Nathan, si pembawa acara, ternyata seorang yang romantis"
"Ha ha ha iya lah, kata istri dan teman2nya begitu ha ha ha"
"Kenapa bisa dikatakan romantis Nathan ? "
"Mmm karena masak bareng itu membutuhkan pengertian dan pemahaman soal pasangan atau setidaknya membutuhkan usaha untuk mengerti dan memahami pasangan, ha ha ha itu kata orang2 sih, tapi saya setuju itu"
"Kemaren nonton acara masak nya Tiara dan Harso ? "
"Gimana tidak ? Ha ha ha saya yang membawakan acaranya ha ha ha"
"Menurut Nathan, level pengertian dan pemahaman Tiara Suharso bagaimana ? "
"Wwwoowwww, itu saja"
"Ha ha ha itulah jawaban untuk bagian ke lima, Tiara dan Suharso sudah pada level Wow dalam hal pengertian dan perhatian.
Saya yakin itu karena Suharso memang orang yang luar biasa, mmm saya masih belum bisa membayangkan kala dirinya berusaha mengembangkan perusahaannya sekaligus mendidik orang lain menjadi pengusaha, ga main main itu, sampai 30 perusahaan itu dia bisa didik.
Saya kemaren mencoba baca2, itu perusahaan yang dia ikut dukung bahkan ada yang menjadi pesaingnya lho.
Ada yang jahatnya minta ampun sama perusahaan dia dengan menjiplak ciptaan perusahaan Suharso. Bayangkan hati Suharso seluas apa itu. Kalau saya sudah saya tumpas lah. Ha ha ha sekedar saran saja buat Suharso kalau dia lihat acara ini. Ha ha ha
Jadi sebagai penutup, saya pikir mereka akan berbahagia, itu saja"
"Waaah penjelasan panjang lebar ini, ha ha ha tapi entah kenapa kok saya jadi pengen tahu ulasan Tuan Brant soal Tiara ini, mmm beliau adalah seorang mantan jurnalis yang saat ini menjadi seorang event organizer"
"Mmm terima kasih waktunya...
Mmm bagaimana ya menjelaskannya, awalnya saya takjub dengan acara di legian Bali. Luar biasa heboh dan meriah serta tanpa bisa diprediksi orang lain.
Saya saja, sudah lebih dari duapuluh tahun menjadi seorang event organizer sangat takjub dan merasa event itu seolah ga masuk akal bisa terselenggara dengan begitu bagusnya.
Aneh dan ga masuk akal saya. Mereka terselenggara tanpa adanya bantuan Event Organizer Pro, itu gilanya dan ga masuk akalnya.
Instink jurnalis saya jelas terusik itu.
Hasil pencarian data saya menunjukkan adanya invisible hand, tangan yang tak terlihat mengatur semua acara tersebut. Tangan raksasa yang bisa membuat acara terselenggara hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Bagaimana mengkoordinasikan toko, pemda setempat, kepolisian, perhotelan, peralatan dan mobilisasi hanya kurang dari 24 jam. Ya kurang dari 24 jam, karena memang tiba2 diadakan karena Bali atau Legian saat itu hampir penuh oleh penggemar Tiara.
Pemerintah setempat dan polisi sudah bingung itu. Tiara tampil keluar chaos, ga tampil keluar penggemar marah dan pasti chaos. To be or not to be harus ada jalan keluar yang luar biasa ga masuk akalnya.
Dari data2 yang ada dan sangat valid, jelas ini ide nakalnya Suharso, karena hanya dia yang mungkin senakal itu bikin acara sangat gila dimata saya, senakal idenya dia yang menggabungkan makanan Amerika dan Indonesia.
Selaras dengan nakalnya Tiara juga, ha ha ha, lucu kalau membayangkan ternyata Tiara bisa juga nakal.
Tapi harus ada tangan yang luar biasa yang bisa menggerakkan orang yang begitu banyak bekerja bareng dalam langkah cepat rapih dan tuntas. Belum logistiknya, belum dukungan sponsornya, banyak lah.
Tak hanya itu, harus bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah Bali dan pihak keamanan disana. Dan itu harus terlaksana kurang dari 24 jam.
Kalau saya ditambah misalnya orang kaya saya 10 saja, dan tim nya lengkap tetap saja nyerah.
Dan ternyata invisible hand yang saya maksud dari data2 yang ada adalah istri2 Suharso. Itu desas desusnya, tapi saya yakini kebenarannya.
Anda bayangkan kalau anda punya istri macam istri Suharso, yang bisa menggerakkan orang segitu banyak dan dan menghandle segitu kompleks nya kondisi yang bisa berakibat Chaos dan berhasil. Dalam benak anda, bayangakan saja.
Silahkan menilai istri2 Suharso itu seperti apa, tapi bagi saya mereka seharusnya orang2 yang sungguh sangat luar biasa dan bergerak dalam langkah yang sangat kompak dan saling melengkapi, saling memahami.
Saya yakin seyakin2nya, mereka, calon istri2 Suharso itu srmuanya tak berada di bawah level Tiara, dalam hal kekayaan, kemampuan intelektual dan kecintaannya pada Suharso.
Saya hanya membayangkan, betapa gilanya keluarga itu.
Jadi, jangan samakan keluarga Suharso dengan keluarga lain yang kacau balau. Jangan menggunakan kaca mata yang sama untuk melihat suatu yang berbeda.
Saya kok yakin seyakin yakinnya, mengatur orang yang ribuan jumlahnya, sekaligus membuat mereka puas dan bangga dan bahagia saja mereka mampu dan bisa, apalagi mengatur diri sendiri untuk puas dan bahagia. Itu saja dari saya"
Amerika sekali lagi gempar.
KELUARGA SUHARSO YANG LUAR BIASA
Suharso lagi2 menjadi trending topik.
Entah bagaimana ceritanya, ulasan demi ulasan para ahli dan pakar akhirnya membuat banyak yang membicarakan keluarga Suharso, padahal pernikahan merekapun belum juga diadakan.
***
Harso melihat acara TV Amerika juga TV2 nasional menangis, kali ini menangis haru karena betapa istri2nya begitu tabah mengahadapi berbagai cercaan cacian dan hinaan semuanya demi membuatnya tenang dan yakin dengan pernikahan mereka.
Suharso jauh dari lubuk hatinya, juga bangga karena banyaknya pembelaan atas istri2nya.
Soalan istri, sudahlah.
Sudah kadung terbuka dan sepertinya tanpa dibuka resmi juga banyak yang memahami mereka dan bahkan seolah mendukung mereka.
Itu sudah cukup.
Harso memeluk Nisa dan Silvi, menciumi rambut dan kepala mereka.