Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [TRUE STORY] BOBO SAMA CEWEK TERCANTIK BUAT DAPAT RUMAH

Baru juga mulai .. koq mandeg ... Lancrot keun Bos
 
Selamat datang suhu-suhu sekalian di trit cerita ane yang ketiga. Cerita ane kali ini berdasarkan pengalaman pribadi empat orang nasabah ane: Amanda, Budi, Candra, dan Dodi. Tapi tentu saja cerita mereka ini ane bumbui dan dramatisir di beberapa tempat supaya lebih menarik dibaca.

Mudah-mudahan pada suka.

Ini mulustrasi supaya cerita lebih mudah dibayangkan.



Enjoy~

3

Dari hasil merantaunya ke Malaysia, Amanda membawa pulang uang sekitar 17 juta pada waktu itu. Walaupun lahir di keluarga kaya, itu adalah pertama kalinya Amanda dapat uang sebesar itu dengan cara “bekerja” sendiri. Seluruh uangnya saat itu langsung didepositokan dan nanti akan menjadi uang modal pertamanya dalam berbisnis. Tapi itu nanti masih jauh.

Meskipun dia dapat uang lumayan besar, waktu itu Amanda juga membawa pulang trauma sama laki-laki. Otak bisnis memanfaatkan kegenitan laki-lakinya belum menyala dan dia sempat jijik sama lawan jenis. Sampai akhirnya dia lulus dari kuliah dan menganggur selama kurang lebih tiga bulan.

Selama tiga bulan ini dia berkomunikasi dengan kakak kelasnya waktu di SMA dulu. Sebut saja namanya Riki. Riki dua tahun lebih tua dari Amanda. Selepas lulus kuliah, Riki langsung berkarir di perusahaan percetakan keluarga. Lalu Riki melepaskan diri untuk bekerja di perusahaan penambangan pasir. Sekarang Riki sudah mapan.

Riki inilah yang meluruhkan trauma Amanda pada laki-laki. Riki amat baik, sopan, dan lucu. Oh, iya, jangan lupa, dia pun kaya raya. Waktu Amanda dan Riki bertemu untuk pertama kalinya, Riki membawa mobil Hon** Ja** yang dia beli sendiri. Waktu itu mereka makan di sebuah mal.

Usut punya usut, Riki ini belum pernah pacaran. Dekat sama perempuan sering tapi tidak pernah sampai pacaran. Katanya belum ada yang cocok. Amanda lalu menceritakan soal traumanya sama laki-laki walaupun tidak sampai bilang soal hampir diperkosa si Amir bedebah itu. Riki menanggapi ceritanya dengan saksama dan penuh iba. Amanda merasa bisa percaya pada Riki.

Beberapa kali mereka jalan berdua untuk makan dan nonton. Sekali mereka olahraga pagi bersama. Amanda semakin nyaman. Sejujurnya Amanda sudah siap menjalin hubungan lagi dengan laki-laki karena traumanya sudah hilang. Tapi masa cewek duluan yang minta jadian. Amanda memendam-mendam perasaannya.

Masalahnya Riki tidak juga nembak Amanda. Mereka sering jalan, bercanda, saling menggoda, tapi Riki tidak pernah mengajaknya pacaran. Suatu hari setelah tiga bulan berhubungan, Amanda memberanikan diri untuk bertanya. Dia mengajak Riki makan di restoran di daerah M.

“Kita itu apa, sih?” tanya Amanda.

Riki terdiam.

“Aku pengin tahu soalnya kalau kayak gini aku bingung. Misalkan aku ditanya sama orang atau apa.”

“Kamu maunya apa?”

“Kok, nanya balik?”

Riki tersenyum lalu bilang, “Nanti aku jawabnya di mobil.”

Setelah makan, Riki dan Amanda naik mobil Ja** lalu mereka diam-diaman sebentar. Tidak sabar, Amanda bertanya lagi.

“Jadi kita ini apa?”

Dor! Riki menyosor bibir Amanda. Amanda dengan refleks mundur sampai kepalanya membentur kaca jendela mobil. “Riki!”

“Sori! Aku pikir kamu mau!”

“Siapa yang bilang?”

“Soalnya kita udah sedekat ini. Sori!” Riki meminta maaf.

“Pulang!”

Riki manyun dan diam selama di perjalanan menuju rumah Amanda. Amanda turun dengan marah dan mengunci kamar. Dia menangis sampai tidur. Paginya, dia dapat pesan dari Riki.

“Sori, Amanda. Kemarin aku keterlaluan. Waktu kamu tanya kita ini apa, aku pikir jawabannya udah jelas kalo aku sayang kamu. Jadi waktu aku cium kamu, aku pikir kamu juga sayang aku. Aku seserius itu sama kamu. Sori kalo ternyata kamu enggak segitu sama aku. Aku ngerti kalo kamu marah dan enggak mau ketemu aku lagi. Tapi kalo kamu ngerasa apa yang aku rasa, aku tunggu telepon kamu.”

Amanda tidak membalas pesan itu. Dia berpikir lama sekali.

Riki tidak sengaja, pikir Amanda. Dia cuma salah paham karena dia pikir mereka sudah jadian dan memang kalau sudah pacaran, ciuman itu lumrah. Iya enggak, sih? Jadi Riki enggak salah-salah amat. Lagian dia langsung minta maaf dan terlihat sekali kalau dia merasa bersalah. Terus dia kirim pesan yang isinya terasa tulus minta maaf.

Amanda luruh hatinya. Sorenya dia ajak Riki ketemuan.

Riki menjemput Amanda lalu mereka pergi daerah A yang ada pantainya. Di sana mereka duduk sambil melihat laut.

“Makasih, ya, udah maafin aku,” kata Riki.

“Akunya juga kelewat galak. Habis kaget. Kan, kamu tahu aku punya trauma,” kata Amanda.

Riki mengaku salah. Lalu mereka berpegangan tangan dan mengobrol lalu makan sampai tengah malam. Lewat tengah malam, Riki mengantar Amanda pulang.

“Makasih, ya,” kata Riki sebelum Amanda turun.

“Iya.”

Riki lalu memegang tangan Amanda lalu mendekati wajahnya. Amanda tahu dia bakal dicium. Dag dig dug dia tapi Amanda menahan diri. Ini pacarnya. Bukan bangsat macam Amir. Amanda menutup mata dan membiarkan Riki menciumnya.

Tidak lama.

Habis itu Amanda turun dan melambaikan tangannya pada Riki.

Amanda dan Riki resmi jadian. Mereka ganti status di facebook, terus sering foto-foto berdua. Mereka juga saling memperkenalkan satu sama lain ke teman-teman mereka. Satu minggu setelah resmi jadi pasangan, Riki mengantar Amanda pulang setelah makan malam yang kemalaman. Sebelum Amanda turun, Riki meminta cium dan Amanda menyambutnya. Ciuman mereka lebih lama. Di situ Amanda mempelajari cara ciuman.

Beberapa hari kemudian, Riki mengantarnya lagi sekitar jam sembilan malam dan dia minta cium juga. Amanda berikan. Sampai akhirnya tiba satu malam di mana Riki mengajak Amanda ke pantai lagi. Habis beli camilan di toko makanan cepat saji, mereka jalan-jalan di tepi pantai sambil ngobrol dan makan. Lalu Riki menggandeng tangan Amanda. Lalu Riki memeluknya dari belakang dan meletakkan kepalanya di pundak Amanda. Kemudian Riki mencium leher Amanda dengan lembut.

Amanda geli sedikit tapi merasa seluruh tubuhnya merinding. Sensasi yang baru buatnya. Dia diam ketika Riki memeluknya dan bibirnya menciumi leher. Lalu tangan Riki naik ke perut Amanda. Napas Amanda mulai ngos-ngosan. Riki memutar tubuh Amanda lalu menciumnya. Amanda membalas ciuman Riki dan mereka saling berpelukan di pinggir pantai dengan bibir saling beradu. Tangan Riki turun ke pantat Amanda lalu diremasnya dengan lembut. Amanda menarik napas kaget dan dengan refleks menarik tangan Riki. Riki menurut. Tangannya naik ke punggung. Bibir mereka masih saling berciuman. Bibir bertemu bibir, lidah bertemu lidah. Tangan Riki turun lagi. Amanda menariknya lagi. Turun lagi dan tanpa aba-aba, tangan Riki meremas pantat Amanda sampai Amanda mendesah.

“Riki…,” kata Amanda sambil melepaskan ciuman mereka.

“Sori,” kata Riki sambil menjauh. “Kita pulang, yuk.”

Mereka pulang dan Amanda diam sepanjang perjalanan sampai besok paginya di rumah.

Normal, pikirnya. Pacaran memang begini. Ciuman dan grepe-grepe. Di SMA dulu juga banyak yang ciuman plus digrepe sama pacar. Amanda yang saja yang belum pernah. Amanda pernah punya pacar tapi mereka tidak sampai ciuman. Palingan pegangan tangan sama peluk-peluk kecil. Tapi kemudian putus lagi. Laki-laki banyak yang tidak mau sama Amanda karena minder dengan kekayaan orang tuanya. Padahal banyak anak laki-laki yang Amanda suka.

Amanda lalu menghubungi beberapa teman perempuannya dan bertanya sejauh mana mereka sudah berhubungan fisik dengan pacarnya. Kebanyakan bilang kalau mereka sudah sampai buka baju paling tidak atasannya saja.

Oh, oke, pikir Amanda. Berarti yang semalam itu normal.

Ada sedikit ketakutan dari trauma Amanda yang muncul tapi tidak terlalu serius. Ketika Riki mengajaknya jalan lagi, Amanda mau tanpa beban atau paksaan. Kali itu mereka pergi menonton film.

Ketika film dimulai dan bioskop digelapkan, Riki mengambil tangan Amanda dan diletakannya di pangkuan Riki. Lalu Riki mulai miring-miring mendekati Amanda dan mereka berciuman. Lama sekali sampai-sampai Amanda tidak ingat film apa yang mereka tonton waktu itu. Riki mendekatkan tangan Amanda ke selangkangannya dan Amanda tahu kalau pacarnya itu sedang ereksi.

Riki berbisik, “Sudahan saja, yuk. Kita ke mobil.”

Amanda menurut.

Mereka keluar dari bioskop bergandengan tangan erat sekali. Jantung Amanda berdegup kencang. Dia tahu apa yang akan dilakukan Riki setelah ini. Amanda khawatir tapi dia memutuskan untuk membiarkannya karena apa pun yang terjadi adalah hal yang wajar untuk pasangan yang berpacaran.

Sesampainya di mobil, Riki menyuruh Amanda duduk di jok belakang. Dia menurut. Riki duduk di sampingnya lalu mereka berciuman lagi. Perasaan Amanda campur aduk. Dia suka dicium Riki, dia menikmatinya, tapi ketika dia merasakan penis Riki yang tegang menempel di pahanya, Amanda sedikit risih.

Lalu Riki mulai meraba dada Amanda. Pelan dan lembut. Dari yang kiri lalu ke kanan. Amanda membiarkannya karena ternyata ada sensasi yang membuat seluruh tubuhnya terasa enak ketika diraba. Amanda memeluk Riki lebih erat dan mereka berciuman makin ganas. Riki menarik Amanda supaya dia duduk di pangkuannya. Tangan Riki lalu meremas pantat Amanda kuat-kuat dan membuat perempuan itu berdesah. Amanda duduk tepat di atas penis Riki yang berdiri tegak.

Tangan Riki yang tadi berada di pantat tahu-tahu sudah masuk ke kaus Amanda dan menariknya ke atas. Bra Amanda terbuka bebas. Amanda menahan diri untuk melawan ketika Riki menciumnya branya. Enak. Nikmat. Tapi terasa salah.

“Riki,” kata Amanda.

Riki sibuk menjilati branya.

“Riki.”

Riki tidak mendengar. Malahan, Riki meraih ke punggung Amanda dan mencopot kaitan bra.

“Bentar, Riki,” Amanda menahannya. Amanda berhasil menghalangi tangan Riki dari melepas branya. Tapi Riki seperti kesetanan. Dia meremas pantat Amanda keras lalu menggulingkannya ke samping. Amanda terlentang di jok mobil yang sempit. Kedua kakinya menekuk dan kepalanya membentur pintu. Riki naik ke atas Amanda lalu membuka kedua kaki Amanda. Dia masuk di antara selangkangan Amanda lalu menggesek-gesekkan selangkangannya di selangkangan Amanda.

Mobil bergoyang. Amanda yakin pasti ada yang melihat kalau mobil mereka bergoyang.

“Riki. Berhenti,” kata Amanda pelan.

Riki seperti tuli. Tangannya meremas bra Amanda sampai payudaranya sakit. Penisnya masih bergerak naik turun di celana jins Amanda.

“Riki….”

Riki berhenti. Dia menatap Amanda dengan tatapan aneh. Lalu dia membuka sleting celana dan mengeluarkan penisnya yang tegang. Riki duduk di dada Amanda lalu mengocok penisnya.

“Riki,” Amanda menutup mata dan mencoba mendorong Riki tapi tangannya berada di belakang tubuh Riki yang lebih besar darinya. Dia terkunci.

Kocokan Riki makin kuat dan akhirnya sperma muncrat dan mengenai bibir sampai leher Amanda. Amanda buru-buru bangun ketika Riki mundur. Dia merapikan bajunya dan melihat cairan putih menetes di wajahnya. Amanda menatap Riki dengan marah.

Riki mengambil tisu dan mengusap wajah Amanda dengan lembut.

“Sori…,” katanya.

Amanda keluar dari mobil lalu pulang ke rumah pakai taksi.

Di rumah, Amanda menangis. Semua laki-laki memang berengsek, pikirnya. Riki tidak ada beda dengan Amir.

Keesokan paginya Riki datang ke rumah Amanda ketika dia masih tidur. Waktu Amanda bangun, ibunya bilang Riki meninggalkan satu kantong besar untuknya. Amanda mengambil kantong itu lalu dibawa ke kamar. Ketika dibuka, isinya adalah bunga mawar, satu boks HP merek buah digigit terbaru, dan seperangkat kosmetik mahal. Bersamaan dengan itu, datang pesan dari Riki ke HP Amanda.

“Maaf soal kemarin. Aku lepas kontrol. Maaf banget. Aku janji enggak akan mengulangi. Kadang-kadang aku ngerasa kamu cantik banget sampe aku enggak bisa nahan birahi. Sori. Sumpah yang kemarin enggak akan terulang.

Hadiah ini mungkin enggak bisa obatin trauma kamu yang aku bikin kambuh lagi. Tapi ini simbol keseriusan dan janji aku. Apa pun yang terjadi sama kita, aku bakal serius sama kamu.”

Bullshit.

Amanda merasa kalau Riki tidak serius ketika menulis janji di pesan itu. Amanda memutuskan tidak akan percaya lagi pada laki-laki dan kalau Riki ingin “bermain” dengannya, Amanda akan pastikan dia mengambil keuntungan sebesar-sebesarnya.

Bisnis Amanda dimulai dari hari itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd