Part 7 A
Satu hari dibulan Februari itu yg telah merubah segalanya. Semenjak hari itu pandanganku kepada adikku telah berubah 180 derajat, dulu aku sama sekali tidak perduli apapun tentang adikku, kecuali dia sakit atau sedih, dulu aktivitas apapun yg dia lakukan aku cuek, apapun baju yg dia kenakan aku masa bodoh. Namun kini, semenjak momen paling erotis sepanjang hidup kami berdua, aku mulai memandang adikku dengan cara yang berbeda. Bagiku dia adalah wanita dewasa yg sangat menggairahkan. Setiap tatapanku padanya dipenuhi birahi & keinginan kuat untuk kembali memeluknya, memainkan kedua buah dadanya yg indah, & mengaduk2 vaginanya. Bahkan aku selalu menyulai handjob adikku.
Semenjak kejadian itu, pagi2 mendung kami di bulan Februari tak pernah lagi terasa dingin, malah keringat kami selalu terpacu dalam permainan seru aku dan adikku.
Awal-awal setelah kejadian pertama itu aku sungguh agresif bak serigala kelaparan, nafasku selalu memburu, nafsuku membara. Aku seperti anak kecil yang punya mainan baru & sangat menyukai mainan itu. Sedang adikku masih agak ragu mengulangi kejadian itu. Kadang dia agak menolak, mencoba menghindar atau menitikkan air mata. Aku memahami ketakutannya, namun aku sudah memahami kelemahannya. Ya payudaranya yg indah serta puting buah ceri d dada sebelah kiri menjadi titik vital kelemahan adikku.
Aku hanya tinggal merayunya dgn kata2 indah, membelai rambutnya yg hitam legam, menciup bibirnya yg ranum, kusingkap bajunya dan, kupilin kedua putingnya, adikku akan langsung jatuh dalam pelukan ku, dan berakhir dgn adegan dimana kami saling menikmati permainan erotis kami berdua.
Keperawanan adikku masih utuh suhu, satu-satunya aktivitasku pada vaginanya adalah memainkan klitorisnya dgn tanganku, ini sudah lebih dr cukup utk membuatnya orgasme.
Permainan kami berdua biasanya kami lakukan ketika kedua orang tua kami telah berangkat bekerja, & aku tidak sedang dalam panggilan interview kerja.
Feberuari telah pergi, maret berganti. Pekerjaan masih belum aku dapatkan. Untunglah saat ini hari-hariku tidak sejemu sebelumnya, karena adikku kini menjadi hiburan terindah buatku, segala masalah seolah sirna setelah kami berpagut mesra, memainkan payudara melon & puting ceri nya, & kubelai klitorisnya. Setelah gairahnya naiklah puncak hiburan buatku, dgn handjob atau titfuck nya, dia buat aku orgasme, & hilanglah permaslahan hidupku walau sesaat. Bahkan ketika haidnya pun, walau agak segan dia masih setia dgn pagutan & handjobnya.
Kisah pagi ini terjadi pada akhir maret lalu. Kemarahanku meledak pada pagi ini. Ada dua sebab utama aku jd uring-uringan pagi ini, pertama, adikku sudah tiga hari ini tidak ada di rumah karena menemani tanteku family gathering dgn kantornya. Tanteku punya tiga anak kecil hyperaktif, sehingga meminta adikku menjaganya.
Yang kedua & menjadi puncak kekesalanku adalah email dari perusahaan yg mengabarkan kalau aku belum d terima disana. Padahal aku sudah bolak-balin luar kota mulai dr test tulis, psikotest, interview sampai test medis. Sungguh aku kesal sekali pagi itu.
Dengan mendengus kubanting diriku d sofa ruang TV.
Aku mencoba rileks, meregangkan kaki ku, kedua tanganku menutup mataku sbg ekspresi frustasi.
Ada lima belas menit aku duduk kaku si sofa sebelum suara salam adikku masuk, ah rupanya adikku sudah pulang. Ku lihat dia memakai kerudung hijau, dgn kaus kerah warna oranye, spertinya itu baju acara tadi, serta long cardigan yg menutupi lengan & punggungnya.
Melihat wajahku tertekuk, adikku bingung. "Kenapa mas, kok kayaknya lagi pusing banget"
"Iya dek, mas ditolak perusahaan lagi" balasku tak bersemangat.
Mendengar jawabanku, adikku yg baru pulang lantas menjatuhkan badannya d sofa & duduk d sebelah ku. Tanganya memegang pundakku utk membesarkan hatiku. Sambil tersenyum dia bilang "Sabar mas, mas harus sabar, jgn sedih gitu ya"
"Tapi mau sampai kapan dek, mas udah capek nganggur, mas butuh aktivitas, butuh kegiatan dek" kataku sedikit teriak menumpahkan kekesalanku.
Melihat ekspresiku yg sepertinya akan lepas kendali, adikku meraih kepalaku & ditaruhnya di dadanya, lalu didekapkannya.
"Mas jgn marah, adek gak mau lihat mas marah, adek gak suka lihat mas marah" lirihnya. Kata2 adikku ini sedikit menenangkan emosiku, & ketika dilepaskannya dekapan ini, dia mengecup sekilas bibirku, lalu terasenyum & bangkit..
"Mas aku mau mandi dulu ya, aku jg lumayan letih mas. Anak2 tante bener2 aktif" Lalu dia masuk k kamar tanpa sempat aku membalasnya. Tak berapa lama adikku keluar kamar dgn handuk pink & baju daster bersih yg d jinjing serta tas kecil kuning yg membawa peralatan mandinya.
Tak perlu waktu lama, untuk mendengar suara air dari kamar mandi.
Namun d ruang TV aku masih terdiam, kekesalan masih menguasaiku. Aku sedang bad tempered, butuh hiburan, kebetulan adikku datang & ding!! Sebuah kesimpulan datang dari nafsuku. Aku butuh adikku sekarang juga.