Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT True Story sama Adek Cewek Gue Gan

gak juga sih gan.. Sebenernya cuma ane yg bs nangkep sensualitas adek ane, Sikap & cara pakaian adek ane cenderung sopan & kalem banget. Ya mungkin karena ane udah liat badan bugil adek ane yg ternyata indah gan, jd bawaannya birahi mulu. hehehehe.. Seenggaknya dulu sebelum ane share d forum ini. Hihihi
Silakan lanjut lagi gan ceritanya. Menarik. ditunggu apakah akan trjadi penusukan berdarah ?
 
Bonus Story Part 2C
Masih cerita dari curhatan Adikku Sayang

Bukan, cairan yang keluar dari daerah kewanitaan ku tadi bukanlah air kencing, jelas ini adalah cairan kewanitaan milikku. Enam tahun aku mempelajari biologi terutama tentang organ reproduksi, tentu saja aku tidak bodoh kalau untuk mengetahui cairan apa ini. Aku kaget bercampur takut, jantungku berdebar hebat, yang ku tahu cairan ini keluar ketika tubuh menerima rangsangan seksual, & cairan ini keluar ketika aku (walau aku agak malu untuk mengakui ini) menikmati adegan-adegan syur dari foto-foto serta video Tari & Eko.
Aku terduduk kaku d kamarku, perasaanku campur aduk tak karuan, karena merasa terangsang secara seksual bukanlah hal biasa bagiku yang kesehariannya sangat menjaga perilaku ini. Namun ini sungguh terjadi padaku, & walau hati kecilku belum menerima ini namun aku sadari bahwa ternyata pikiran serta akal sehatku tidak mampu mengendalikan rasa yang aneh ini, baru aku tahu ternyata birahi punya pikiran serta cara kerjanya sendiri.
Aku segera menuju dapur lempar celana dalam ku yang basah ke keranjang pakaian kotor yg terletak d pojok dekat pintu kamar mandi, sambil berusaha melupakan hal-hal yg baru aku alami ini, aku kembali ke kamar & mencoba memejamkan mataku, aku ingin istirahat. Walau badanku sudah terasa enakkan setelah mandi air hangat & makan soto, namun akan lebih menyenangkan bila aku segera pergi tidur. Sofa sepertinya masih asik menonton drama korea di kamarnya. Perlahan rasa kantuk menyelimutiku & akupun tertidur.
Bruummmmm!! Deru keras mesin mobil mengagetkanku, suaranya tepat didepan rumah kontrakan kami, mau tak mau aku bangkit, kepalaku masih agak pusing, "hhuuufftth!! ganggu orang tidur aja, pasti deh ini Tari baru pulang" batinku agak kesal, tentu saja ini sudah jauh malam. Kulihat jam menunjukan pukul dua lewat dua puluh menit. Benar saja, kudengar suara "klok" dari lubang kunci pintu rumahku, lalu suara pintu terbuka, dari irama derap langkahnya jelas ini Tari, dua tahun kami tinggal bersama pasti membuat kami nyaris hafal gerak-gerik, kebiasaan, gestur tubuh kawan serumah.
Aku pun melangkah keluar kamar, tampak Tari berada didapur meneguk segelas air putih. Tari melihatku bangun.
"Eh Hana, lu kebangun yah, sorry deh. Hehehe" Katanya tanpa dosa, Aku sedikit kesal.
"kebiasaan deh kamu Tar, udah larut begini baru pulang"
"Yah maklum lah, namanya juga anak muda, have fun aja. Hihihihi.. Eh Hp ku aman kan?"
Deg!! teringat Hp Tari maka teringat jugalah aku dengan file-file mesum didalamnya, seketika pandangan ku berubah kpd Tari.
"eh, iya aman kok. Tuh ada d kamar kamu" Balasku agak gugup. "Ok, trims yah"
"Hmm.. Yaudah aku mau tidur lagi, kamu jangan lupa mandi dulu sebelum tidur yah, kalo laper seduh indomie aja, masih lumayan banyak d lemari"
Aku segera kembali ke kamar ku, & memejamkan mata, sementara Tari, yg terakhir aku tahu dia sedang mandi karena sayup-sayup kudengar suara keran air menyala & siraman gayung.
Semenjak saat itu aku jd agak canggung pada Tari, aku merasa aneh kalau di dekatnya. Ingin rasanya ku bertanya, mengapa dia semudah itu memberikan mahkota berharganya kpd cowok yg bahkan belum jd suaminya, disamping itu ada sedikit hasrat dalam diriku untuk menanyakan pada Tari tentang bagaimana rasanya melakukan persetubuhan, sudah berapa kali kamu melakukannya, bagaimana rasanya ketika payudara mu diremas-remas, rasanya puting mu dipermainkan lalu d hisap-hisap, rasanya vagina mu dikocok & dijilat. Semua pertanyaan itu selalu muncul dikepala ku bila aku didekat Tari. Semenjak kejadian itu aku jd agak menghindar dari Tari, bukan karena benci, tp demi ketentraman hatiku, aku tak ingin pikiran-pikiran aneh mengganggu fokusku.
Lama kelamaan aku berfikir, keperawanan memang harta tak ternilai buat seorang wanita, tapi menurutku itu bagaimana si wanita mau memberikannya kpd siapa, & keperawanan Tari dia berikan pada Eko mungkin krn rasa cintanya pd Eko, & aku harus menghargai pilihannya.
Namun aku pun memantapkan hati, bahwa keperawananku juga hanya akan kuserahkan buat pria yg sangat aku cintai & dia pun mencintaiku.

"fotocopy KTP sama KTM udah KRS udah sama surat lamaran, Yap!! udah lengkap semuanya" aku berbicara sendiri sambil memeriksa berkas lamaranku untuk menjadi asisten dosen, setelah kuperiksa berkali-kali & aku yakin lengkap, ku masukan kedalam amplop cokelat. Akupun segera berganti baju kemeja merah marun gelap, tak lupa kerudung menutupi kepalaku, & segera bergegas menuju kampus.
Sepuluh menit perjalanan menuju kampus, aku berjalan cepat menuju fakultas ku. Sampai ke gedung fakultas aku melangkah ke ruang jurusan Industri, aku cari Pak Abu, kepala TU jurusan ku. Ah, syukurlah beliau ada ditempat, karena repot sekali kalau harus kutitipkan kpd staff nya yg lain.
Aku sapa beliau "Pak Abu!" sapaku "Eh neng Hana, kumaha damang?" Beliau menerimaku ramah, aku memang sudah akrab dengannya. Pak Abu memanggilku "neng" & mencoba berbahasa sunda karena tahu aku berasal dari jawa barat, padahal aku bukan orang sunda juga sebenarnya. Hehehe..
"Ada perlu apa neng Hana?" "Ini pak aku titip berkas buat Pak Hambali, ini isinya lamaran buat jadi Asisten Dosennya" Aku jelaskan paa Pak Abu maksud & tujuanku.
"Oohh, iya-iya, Pak Hambali udah bilang ke saya kemarin.. Wah semoga bisa ya neng Hana jd Asdos, kan kamu pinter" Kata beliau sambil menerima amplop coklatku. "iya pak amiin. do'ain Hana ya pak Abu. mmm, btw udah berapa orang yg ngelamar pak?"
"kalo sama lamaran kamu ini jadi empat orang neng" Jawab pak Abu. "ooohh, okay"
Baru aku ingin pamit minta diri pada pak Abu, aku ingin ke perpustakaan fakultas untuk mengerjakan laporanku, sebelum suara seorang pria mendahului suaraku. "Pak aku titip lamaran buat Pak Hambali yah"
secara reflek aku menoleh, dan betapa terkejutnya aku melihat siapa yg juga mau mendaftar jadi asdos, dia Eko, mahasiswa semester delapan, kakak tingkatku yang beberapa hari yg lalu aku melihat adegan-adegan syurnya bersama kawan se rumah ku Tari. Jantungku berdegup kencang, dasar perutku serta mukaku jadi panas, entah perasaan apa ini, jadi aku mencoba menerjemahkan sendiri sesederhana mungkin, palingan aku cuma malu pada diriku sendiri. Belum sempat aku mengendalikan diriku ketika Eko menyapaku.
"Lu temen satu kontrakannya Tari kan yah? Ternyata lu anak Industri juga toh"
"iya kak" jawabku singkat sambil mencoba tersenyum "Gw Eko, kenalin" dia mengenalkan diri sambil mencoba mengajakku berjabat tangan.
"Hana kak" lagi-lagi aku hanya menjawab singkat, namun membalas jabatan tangannya.
"ehm..ehm.. bentar lagi jadian nih" Goda pak Abu yg sedari tadi ternyata masih memperhatikan kami.
"iih enggaklah pak, Mas eko ini pacarnya temen sekostan aku" Aku menyanggah, sementara Eko cuma tersenyum.
"Walaah, gitu toh, ternyata status jombli mu masih panjang neng. Hahahahaha" Pak Abu malah mengejekku.
Kepalaku semakin terasa panas, wajahku pasti merah padam, & aku yakin mereka melihatnya & menangkap betapa groginya diriku saat itu.
"iiih apaan sih Pak. Udah deh aku mau pamit dulu, mau ke perpus dulu, mau ngerjain tugas. Makasih pak Abu, dah Kak Eko" Aku berusaha sebisa mungkin pergi dari situ.
"iya deh, dadah jomblo" Pak Abu masih menggodaku, sedang Eko hanya mengangguk. Aku minta diri dari situ & keluar dari ruang TU, tujuanku jelas perpustakaan. Tentang Eko sendiri, dia berperawakan tinggi, wajahnya khas Jawa, bentuk tubuhnya cukup berisi & ideal, lumayan ganteng juga sebenernya, Lebih ganteng dari Mas kandungku sendiri kalau boleh ku akui. hehehehehehe.. Cocok sekali dengan Tari yg juga manis & cantik.
Tiga hari kemudian, aku mendapatkan telpon langsung dari Pak Hambali, dosen yang menempuh masternya di Utretch Belanda ini mengatakan kalau ia menerimaku sbg asistennya. Tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata betapa bahagiannya aku saat itu, segera ku telpon ayah & ibuku d rumah serta kakak ku di Bandung, mereka memberiku ucapan selamat, begitu juga dengan kedua teman rumahku.
Sambil mengucapan selamat Tari memberiku kabar kalau Eko pacarnya juga diterima sbg asdos, perlahan senyum gembira luntur dari wajahku. Bukan, bukan aku tak suka bila Eko jg menjadi asdos, tapi harus berpartner dgn cowok yg sudah pernah ku lihat tubuh telanjangnya, & melihatnya melakukan adegan2 erotis, membuatku tak karuan. Tapi aku sadarkan diriku untuk mencoba seprofesional mungkin, aku yakinkan dirku agar bisa bersikap se normal mungkin didepan Eko.
"Titip cowok gw ya Han, Hehehehehe.." Kata Tari menggodaku.

Sore keesokan harinya, Pak Hambali meminta kami berkumpul di Lab, beliau berkata akan memberikan kami pengarahan mengenai kurikulum nya, bagian mata kuliah yg harus kami bantu, baik membantu menilai atau menggantikan beliau mengajar. Beliau meminta kami hadir pukul empat tepat.
Maka selesai kuliah jam tiga sore aku bergegas menuju Lab, lebih baik aku menunggu beliau disana, kalau pergi ke kantin dulu untuk istirahat walau untuk sekedar minum, aku pasti tertahan oleh teman-teman pecinta alam ku yg memang hoby ngobrol ngalor ngidul di sana, bisa-bisa aku telat sampai di lab dan aku tak mau memberi kesan pertama yg negatif untuk beliau.
Sampai di lab aku buka pintu untuk bergegas masuk, dan, ooohh.. jantungku mencelos, Eko sudah ada disana mendahuluiku, aku sih maklum dia sudah tidak ada mata kuliah lagi, kata Tari aktivitasnya dikampus hanya bimbingan skripsi, jadi wajar dia bisa tiba disana lebih dulu.
Eko tersenyum melihatku masuk lab "hey Han, baru selesai kuliah?" dia menyapa ramah.
"Iya kak" aku balas sekenanya. Aku duduk dimeja seberang Eko, sempat canggung beberapa saat, dia mengajakku ngobrol untuk menghilangkan kekakuan kami, tak dinyana Eko cukup asik sbg teman bicara, dia seperti Tari, humble, ramah, & ramai. Dia menceritakan pengalaman serunya selama dikampus, & beberapa kejadian lucu yg pernah dia alami sehingga membuatku tertawa renyah. Perlahan tapi pasti rasa tidak nyamanku sirna.
Tak terasa Hp ku berdering, ada pesan singkat dari Pak Hambali yg mengabarkan bahwa ia akan telat, Mobilnya dipinjam rekan dosennya & belum kembali. Dalam pesannya dia berkata kalau sampai jam lima dia belum datang kami boleh pulang.
Aku katakan pesan pak Hambali itu ke Eko, dia cuma menimpali sekedarnya saja. Kami berdua kembali terdiam. Untuk mengisi waktu aku keluarkan saja tugas laporanku yg belum selesai bersama beberapa buku penunjang, tugas ini harus terkumpul besok sore, jd sebaiknya aku menyicilnya dari sekarang. Melihatku mengerjakan tugas, dia menawarkan bantuannya, tentu aku dgn senang hati menerimanya.
Kami berdiskusi, bertukar pikiran dalam mengerjakan tugasku, dia mengajari beberapa rumus efektif yg tak pernah terfikirkan oleh ku sebelumnya, benar-benar menyenagkan berdiskusi dgn Eko, hingga tak terasa waktu menunjukan pukul lima.
Sesuai instruksi Pak Hambali, kami memutuskan untuk pulang, Eko menawarkan tumpangan kpd ku utk mengantarkan ku pulang k kontrakan sambil dia ingin bertemu Tari, aku tidak menolak tawaran itu, sebelum meninggalkan lab, dia izin ke toilet dulu yg terletak d dalam lab. Sambil menunggu Eko, aku bereskan buku-buku ku, & mencoba merapihkan isi tas ku serapih mungkin. Agak lama Eko ada d kamar mandi, entah sedang apa dia, aku berdiri melangkah ke jendela sambil mencoba melemaskan otot2 ku. Kuperhatikan suasana kampus dari dalam lab, kendati sudah cukup sore tapi masih banyak mahasiswa yg beraktivitas, tampak mereka berlalulalang dalam kesibukan mereka2 masing.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang tangan memelukku dari belakang, sontak aku terkejut & menoleh kebelakang, "Eehhh!! Kak Eko!! Kataku setengah berteriak. Ternyata dia sudah keluar dari toilet, namun aku tak menyadarinya karena asik melihat keluar jendela.
Wajah Eko terlihat berubah, raut mukanya tampak aneh, dia tersenyum seperti dgn arti senyum yang tak ku mengerti.
"Kak Eko!! Mau ngapain? Lepasin Aku!!" Kataku sedikit membentak, namun bukannya segera melepaskan dekapannya, dia malah justru semakin meapatkan tubuhnya ke tubuhku sehingga dadanya yg dapat kurasakan cukup bidang menempel pada punggungku, & mau tak mau kurasakan ada benda panjang mengganjal dipantat ku, sudah jelas itu adalah penis Eko.
"Kak Lepasin Aku!!Kalo enggak Aku bakal teriak!!" bentak ku lagi sambil mengancamnya, tapi begitu dia mendengar kalimat ku tadi, dia buru2 menutup mulutku, tangannya sungguh kuat, dapat kulihat urat-urat tangannya.
"Han, gw pengen ngerasain badan lu, mending kita nikmatin bareng-bareng aja, gw bakal kasih lu enak kok Han, gw janji"
Sungguh kata-kata mesum yg tak bisa kupercaya keluar dari mulut asisten dosen seperti dia, walau baru mengenalnya sebentar aku yakin dia memiliki otak yg encer, namun tak kuduga dia jg memiliki nafsu sebesar ini. Ku kira dia hanya mau melakukannya dgn Tari kekasihnya.
Aku menggeleng sambil meronta dalam dekapannya, tanganku mencoba melepaskan diri dgn menepiskan tangannya yg memeluk perutku & menutup mulutku. "eerrmmmhhhh!! mmmhhhfffhhhh" hanya itu yg keluar dari mulutku.
"Gak akan gw lepas Han, gw mau elu" Kata-katanya semakin nekat. Bersamaan dgn itu Eko mulai melancarkan manuvernya utk meraih kenikmatan dari tubuhku. Eko mulai menciumi leherku yang masih tertutup kerudung, aku berteriak tertahan, namun belum sempat aku mengantisipasi serangan pertamanya, serangan kedua datang, kini tangan kirinya yg tidak menutup mulutku telah menyentuh dadaku. Memang aku masih mengenakan kemeja yg cukup longgar, tapi tetap saja aku merasakan sentuhan tangan eko. Tubuhku mulai menggelinjang, aku masih bertekad melawan, aku mencoba meronta untuk kesekian kalinya mencoba melepaskan diri, namun sungguh tenaga Eko bukan tandingan ku, semakin aku melawan semakin keraslah dekapan Eko.
Kepala Eko masih bermain-bermain pada leherku ketika tangannya mulai meremas pelan payudaraku sebelah kiri, "eerrrggghh!! Aku berteriak walau tertahan tangan Eko, kedua tanganku masih mencoba menepisnya, namun posisi tangan Eko pada payudaraku sudah mantap, sulit kulepaskan, & mau tak mau aku merasakan remasan tangan Eko. Awalnya pelan, lalu intensitasnya naik perlahan, lalu perasaan yg aneh muncul dari dalam tubuhku, aneh, tetapi tidak asing, seperti cukup familiar namun belum dapat aku mengerti.
Rasa aneh inilah yg membuat rontaan ku semakin berkurang, eko menyadari ini, dia lepas perlahan-lahan tangannya yg menutup mulutku, & benar aku tidak berteriak, mulutku hanya sedikit terbuka seperti orang melamun, mataku pun kosong. Kesempatan emas yang tak disia-siakan oleh Eko, karena tangan kanannya mulai menjamah daerah vaginaku.
Aku terkaget, terlonjak, sempat tersadar sesaat, sambil mencoba menepis tangan ini dari daerah sensitif ku, tapi aku terlambat, tangan Eko telah mendarat & jari-jarinya terutama jari tengah mulai menggelitik atau mempermainkan vaginaku.
Serangan inilah manuver pamungkas yg menggoyahkan perlawananku, karena saat tangan Eko mulai menggelitik vagina ku, sensasi aneh bangkit dari tubuhku, tiba-tiba kepalaku panas, payudaraku terasa aneh, & vagina ku terasa gatal, sensasi yg lagi-lagi familiar buatku karena sepertinya aku pernah merasaknnya, namun kapan dimana?
Tak bisa kubohongi kalau aku mulai merasakan nikmat ketika vaginaku dikelitik seperti itu oleh Eko, belum lagi kini tangan Eko masih meremas lembut sambil sesekali menekan telunjuknya kebagian tengah payudaraku, sehingga putingku terjangkau walau masih tertutup baju.
Namun akal sehatku masih tersisa walau sedikit, kucoba melepaskan vaginaku dari jangkauan jai-jari Eko, aku memundurkan pinggangku sambil mencoba merapatkan kedua kakiku, namun yg ada posisi tubuhku malah jd agak membungkuk sehingga otomatis penis Eko yg telah tegak semakin menekan dibelahan pantatku, & justru Eko semakin keenakan, begitupun denganku.
Perlahan mataku mulai terpejam, mulutku mulai mendesah, nafasku tak beraturan, keringat dingin mulai membasahi tubuh ku.
Dan tepat saat itulah aku bisa mengingatnya, semua perasaan ini, sensasi ini terjadi ketika aku melihat foto & video syur antara Tari & Eko tempo hari, dan tiba-tiba adegan-adegan tersebut tergambar kembali dalam kepala ku, aku dapat melihat dalam kepalaku ketika mereka berdua berciuman, adegan saat payudara Tari dipermainkan & dihisap-hisap Eko, ketika Tari mengocok penis Eko & Eko mengocok vagina Tari, pokoknya semuanya terbayang jelas dalam kepalaku
Perasaan aneh & sensasi pada tubuhku, ternyata inilah yang dinamakan nafsu birahi, & nafsu birahi ini dengan cepat menguasai diriku. Aku ingin tahu rasanya tubuhku dijamah pria, ingin tahu rasanya payudaraku dihisap, ingin tahu bagaimana rasanya dikocok & mengocok, aku ingin tahu semuanya, aku ingin tahu rasanya.
Akhirnya runtuh pertahananku, diawali memejamkan kedua mataku agar dapat meresapi segala perlakuan Eko padaku nanti, kumiringkan kepalaku, sehingga memberikan keleluasaan pada Eko untuk mencumbui leherku yg masih tertutup jilbab, lalu kubuka perlahan kedua kakiku yg tadinya merapat sehingga mempermudah manuver Eko pada vaginaku. Dan kini aku mulai menikmati setiap perlakuan Eko pada tubuhku.
"ssshhh...orgghhhh...kak..." desahku diantara nafas yg tak beraturan. Aku yakin dibelakangku Eko pasti tersenyum penuh kemenangan, terasa vaginaku bertambah gatal.
Aku benar-benar menikmati setiap permainan yg Eko berikan padaku, tubuhku benar-benar sudah diluar kendaliku, & aku hanya bisa menuruti birahiku sekarang. Sambil terus mendesah, badanku menggelinjang, tanganku mengepal, pinggulku bergoyang ke kiri & kanan.
Dibawah sana, tangan Eko masih mempermainkan vaginaku.
"Ssshhhtttt...kaakkhhh...iihhhh" suaraku mendesah. Gerakan jari-jari tangan Eko sungguh nikmat, aku yakin ini bukan kali pertama dia bermain dgn vagina wanita karena gerakan tangannya benar terasa lembut tapi mematikan, benar seperti profesional, buktinya dia berhasil membuat vaginaku becek. Aku dapat merasakan basahnya celana dalamku, sebelum Eko berkata dgn nada setengah berbisik nakal d telingaku.
"Udah basah Han, enak kan?"
Aku buka mataku perlahan namun tak menjawab pertanyaannya, hanya suara nafas tak beraturan yg keluar dari mulutku, pandanganku juga sedikit kabur seperti berkunang-kunang.
Kini tangan Eko mulai menyusup kedalam kemejaku, sepertinya dia mulai bosan meremas payudaraku dari luar, & kini tangannya telah mendarat diatas payudaraku yg masih tertutup Bra, sekarang hanya selapis kain tipis bra yg menghalangi tangan Eko menyentuh kulit payudaraku, & dia akan menjadi laki-laki pertama yang menjamah kulit daerah sensitifku, "Oougghhff" dengusku tak jelas ketika tangan Eko memulai remasannya pada buah dada sebelah kiriku yg masih tertutup Bra.
Detik itu juga ada sedikit kesadaranku yg kembali, walau tak bisa kupungkiri betapa aku menyukai pelecehan Eko padaku ini & (aku benci mengakui ini) aku menikmati sensasi yg dia berikan padaku, sedikit keraguan muncul dari hati kecilku, apakah aku akan benar-benar menyerahkan tubuhku pada Eko, apakah Eko benar-benar pria yg tepat yg dapat kuberikan kebebasan menjamah setiap inci dari tubuhku? Tunggu, bukankah dia sudah pernah melakukan ini dgn Tari, sahabatku sendiri. Apa yg akan terjadi bila aku biarkan Eko bertindak lebih jauh? Dan bukankah aku pernah memantapkan hati, bahwa tubuhku ini hanya akan kuberikan pada laki-laki yg menyayangiku & akupun menyayanginya..
Perlahan bayangan Tari muncul dibenakku, wajahnya terlihat marah, dia menodongkan telunjuknya didepan muka ku, sambil menuduhku pengkhianat & tukang rebut pacar orang, belum lagi Sofa yg terlihat kecewa karena kelakuanku, lalu bagaimana tanggapan kawan-kawan seangkatanku yang lain serta para dosen, mereka mengenalku sbg mahasiswi yg cerdas, sopan & kalem, tiba-tiba bayangan kedua orang tuaku muncul, aku dapat membayangkan betapa kecewanya mereka, sudah capek-capek banting tulang demi membiayai study anaknya, aku malah membuat ulah, apa aku akan mengkhianati kepercayaan & kasih sayang mereka kepadaku hanya demi memenangkan rasa penasaranku & melayani pria bejad yg sedang mencumbuku saat ini? Air mata ku perlahan mengalir membasahi pipiku, ooh, aku tak mau kehilangan mereka semua, aku tak mau kehilangan mereka yg aku sayangi & mereka menyayangiku.
Seolah mendapatkan kekuatan baru, aku berteriak keras "toloooong akuu, siapapun, tollllooooong!!!!!!"
Eko kaget, dia tampak tak menduga aku akan berteriak keras seperti itu, mungkin dia mengira aku sudah benar-benar jatuh dalam permainannya, sehingga sangat yakin akan mendapatkan diriku.
"Toloooong!!! Toloooonggg!! Di dalem Lab!! Tollooong!!!!" Aku berteriak lagi, kali ini sambil meronta melepaskan diri, & berhasil, aku telah meloloskan diri dari dekapan Eko, bersamaan dengan itu pintu lab terbuka, beberapa mahasiswa & seorang satpam yg mendengar teriakan ku tiba-tiba masuk.
"ada apa?!!" seorang mahasiswa yg tak ku kenal berteriak tanya. Dan tanpa isyarat atau pengertian apapun mereka semua langsung paham, seorang gadis menangis dgn baju yg setengah tersingkap ke atas & terlihat shock terduduk kaku sambil menangis bersama seorang laki-laki dgn wajah panik ada disebuah ruangan, Percobaan Pemerkosaan! Pastilah itu yg ada dikepala mereka sekarang, sehingga sekali lagi tanpa dikomando mereka merangsek masuk lab & tanpa sempat memberikan waktu bagi Eko memberikan penjelasan mereka langsung menghadiahkan bogem mentah untuknya.
Sekali lagi, Tuhan masih menyelamatkan diriku..

Bonus Story End
Trims buat Suhu2 sekalian yg udah menyimak curhatan adik tersayang ane ini, jgn lupa komen demi adekku "Hana" ini ya. Ngetik komen sambil ngebayangin adek ane jg boleh kok.
Next kita kembali ke kisah lanjutan ane dengan adek ane.
update di page 11 ya suhu.
 
Terakhir diubah:
Menarik,, alurnya jg bgs,,
Cerita incest memang sll mantap buat bahan colian,,
Asal jgn incest ibu-anak atau bpk-anak hahaha...
Kakak-adek, atau sepupu, ipar dll.
Lbh menarik dibanding cerita2 biasa.
Lanjutkan sampai tegang maksimal hahah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd