kimpetpink
Semprot Lover
22 Maret 2024 adalah hari kelabu bagi daerah Tuban dan juga Jawa Timur umumnya, sebuah gempa 6,5SR mengguncang Bumi Wali membuat banyak kaca bangunan pecah bahkan ada bangunan yang ambruk, orang-orang mendadak panik dan lari berhamburan keluar bangunan. Saat kejadian terjadi kebetulan aku sedang dalam perjalanan dari arah barat, menyusuri jalan pantura dengan santai sambil mengulur waktu agar bisa sampai rumah saat mendekati berbuka puasa. Hingga saat tepat berada di jalanan depan sebuah hotel banyak orang lari berhamburan hingga memaksa aku untuk menghentikan mobil dan spontan turun untuk mencari tempat aman karena banyak pohon yang menjulang tinggi. Anis?! Kataku spontan saat mataku tanpa sengaja menangkap sesosok wajah yang aku kenali walau sekelebat saja, sebelum kemudian dia berpaling sambil mengenakan jilbab dan masker.
“Aku tahu itu kamu, dan aku akan memberitahu Mbak Ayu kalau kamu check-in dengan Rudi. Kataku dalam kiriman voice note
‘maksud Mas Dika apa? Saya di kampus! Jawabnya via WA
“okey, aku akan minta Mbak Ayu untuk VC kamu dan minta share lokasi. Jawabku
5 menit lebih aku tidak kunjung menerima jawaban meskipun di layar hapeku beberapa kali muncul notif “... Sedang menulis pesan”, entahlah mungkin dia panik dan bingung. Anis adalah adik dari tetangga sebelah rumahku, meski hanya dalam detik aku pasti akan mengenalinya karena dia adalah obyek fantasiku di hampir setiap malam, aku mengoleksi banyak foto dan video baik dari sosmed maupun yang aku jepret sendiri, apalagi aku juga pernah dua kali mengintipnya mandi sehingga sangat hafal bagaimana lekuk tubuhnya secara utuh dan menyeluruh. Tingginya 168cm, berat 62kg, kulit putih, hidung mancung khas Arab, mata berbinar, BC 36C dan berpantat aduhai, sangat sintal nan bohay. Sedangkan aku adalah seorang duda yang ditinggal mati, umur 26 tahun, berpostur proporsional (177cm, 68kg) dengan tubuh cukup berbulu terutama di bagian dada hingga nyambung ke jem*t bahkan setengah batang coklatku berbulu sangat kasar karena sering aku cukur, berwajah manis dan bekerja sebagai seorang super visor sebuah ATPM mobil.
Belum jauh aku kembali melaju, tiba-tiba Anis menelepon dan memohon untuk tidak mengadu sambil menyatakan ingin bertemu hingga akupun terpaksa balik kanan kembali kearah hotel. Langsung jalan! Pintanya ketus sesaat setelah masuk kedalam mobil, kamipun mulai saling berdebat disepanjang jalan dan saling menyerang dengan kata-kata kasar serta membuka aib.
“cepat turun! Sekarang! Bentakku
‘kamu… Benar-benar brengsek, ini kan di hutan! Katanya dengan mata memerah
“ini mobilku dan kamu cuma numpang! Bentakku
‘pantas saja tidak ada lagi yang mau menikah denganmu, kamu bajingan! Katanya
“daripada kamu, sok alim, baju tertutup tapi mau aja dientot gratisan! Kataku keceplosan dan sejujurnya iri campur cemburu
‘plakkkkk! Sekali lagi ngomong begitu aku lapor polisi kekerasan verbal. Ancamnya sambil menampar
“dasar lont* gratisan, silahkan ngadu… AkuAku pastikan kamu di usir Mbak Ayu. Kataku sambil mendorongnya keluar
‘jangan… aku gak mau, disini tidak ada sinyal! Katanya berusaha membuka pintu mobil
Aku memang terbawa emosi dan menggertak dengan menjalankan mobil, namun baru dua meter berjalan aku melihat dari spion bahwa Anis jatuh hingga akupun panik menghentikan mobil takut jika melindasnya. Ternyata dia terjatuh akibat terseret laju mobilku, baju gamisnya terjepit pintu dan sobek sehingga diapun terjatuh.
“sori…sori….kamu gak apa? Kataku
“udah jangan nangis. Kataku semakin panik
“ayok masuk, ajakku dan tidak juga dijawab
Melihat ekspresinya yang meringis memegang lutut akupun berinisiatif memapah tubuhnya dan menempatkannya di kursi tengah yang lega. Anehnya dia diam tidak menolak, hingga memunculkan rasa bersalah dan sesal yang besar apalagi setan cabul pun ikut membisik “****** banget sih, harusnya main cantik, kapan lagi bisa berduaan dan merayu?”. Perlahan obrolan kami mulai membaik seiring dengan ucapan saling meminta maaf, hal itu terbukti dengan pindahnya dia dari kursi tengah ke kursi depan.
“makan yuk? Tawarku
“ayolah, puasa kamu kan sudah batal! Kataku meyakinkan
‘nanti saja di kota! Jawabnya datar
Obrolan kami mengalir deras, dari awalnya sangat keras kini menjadi lembut, saling mengalah dan perlahan mulai menjurus ke arah pribadi. Diluar dugaan, dia mengaku bahwa hubungan dia dengan Mbak Ayu memang tidak pernah baik karena tersandera persepsi saudari tiri, sesuatu yang memang baru aku ketahui. Sialnya, diujung obrolan dia kembali membakar emosiku dengan mengakui bahwa Rudi adalah cinta terbaiknya dan sebagai buktinya “status perawannya masih terjaga hingga 4 tahun hubungan mereka”. Beruntung aku bisa menahan emosi, sehingga acara untuk makan bersama tetap bisa berjalan sesuai rencana awal.
Hingga detik itu, tidak ada niat negatif apapun kepada Anis walaupun hatiku terasa terbakar dan hancur karena tidak ada kesempatan untuk menikung Anis dari Rudi. Namun begitu melewati sebuah resto, pikiranku mendadak terbuka lebar dan memaksakan diri untuk berhenti meskipun kantong sedang tipis. Dengan tenang aku memesan sebuah private room dilantai dua yang dilengkapi dengan fasilitas karaoke dan mempersilahkan dia untuk bernyanyi sambil menunggu seafood pesanan dia datang. Tunggu sebentar aku mau ambil barang dikantor! Kataku sambil berlalu dan berfikir keras mencari pinjaman uang. Begitu dapat transferan, aku langsung menuju ke sebuah ATM yang tidak jauh dari resto karena bagiku lebih cepat akan lebih baik mengingat begitu istimewanya momen saat itu. Saat keluar ATM itulah mataku tertarik pada sebuah toko kecil yang “menjual obat kuat….. “ dan sesuai harapanku, ada beberapa merk obat perangsang cair. Karena tidak tahu apa-apa, aku putuskan untuk membeli 3 macam obat perangsang cair yang katanya tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
“beneran asli kan? Tanyaku
‘iya Mas, barang kami original. Jawabnya
“gak ada diskon? Tanyaku iseng
‘gak ada Mas, tapi saya kasih bonus ini. Katanya sambil menyodorkan 1Pcs obat kuat china
“Aku tahu itu kamu, dan aku akan memberitahu Mbak Ayu kalau kamu check-in dengan Rudi. Kataku dalam kiriman voice note
‘maksud Mas Dika apa? Saya di kampus! Jawabnya via WA
“okey, aku akan minta Mbak Ayu untuk VC kamu dan minta share lokasi. Jawabku
5 menit lebih aku tidak kunjung menerima jawaban meskipun di layar hapeku beberapa kali muncul notif “... Sedang menulis pesan”, entahlah mungkin dia panik dan bingung. Anis adalah adik dari tetangga sebelah rumahku, meski hanya dalam detik aku pasti akan mengenalinya karena dia adalah obyek fantasiku di hampir setiap malam, aku mengoleksi banyak foto dan video baik dari sosmed maupun yang aku jepret sendiri, apalagi aku juga pernah dua kali mengintipnya mandi sehingga sangat hafal bagaimana lekuk tubuhnya secara utuh dan menyeluruh. Tingginya 168cm, berat 62kg, kulit putih, hidung mancung khas Arab, mata berbinar, BC 36C dan berpantat aduhai, sangat sintal nan bohay. Sedangkan aku adalah seorang duda yang ditinggal mati, umur 26 tahun, berpostur proporsional (177cm, 68kg) dengan tubuh cukup berbulu terutama di bagian dada hingga nyambung ke jem*t bahkan setengah batang coklatku berbulu sangat kasar karena sering aku cukur, berwajah manis dan bekerja sebagai seorang super visor sebuah ATPM mobil.
Belum jauh aku kembali melaju, tiba-tiba Anis menelepon dan memohon untuk tidak mengadu sambil menyatakan ingin bertemu hingga akupun terpaksa balik kanan kembali kearah hotel. Langsung jalan! Pintanya ketus sesaat setelah masuk kedalam mobil, kamipun mulai saling berdebat disepanjang jalan dan saling menyerang dengan kata-kata kasar serta membuka aib.
“cepat turun! Sekarang! Bentakku
‘kamu… Benar-benar brengsek, ini kan di hutan! Katanya dengan mata memerah
“ini mobilku dan kamu cuma numpang! Bentakku
‘pantas saja tidak ada lagi yang mau menikah denganmu, kamu bajingan! Katanya
“daripada kamu, sok alim, baju tertutup tapi mau aja dientot gratisan! Kataku keceplosan dan sejujurnya iri campur cemburu
‘plakkkkk! Sekali lagi ngomong begitu aku lapor polisi kekerasan verbal. Ancamnya sambil menampar
“dasar lont* gratisan, silahkan ngadu… AkuAku pastikan kamu di usir Mbak Ayu. Kataku sambil mendorongnya keluar
‘jangan… aku gak mau, disini tidak ada sinyal! Katanya berusaha membuka pintu mobil
Aku memang terbawa emosi dan menggertak dengan menjalankan mobil, namun baru dua meter berjalan aku melihat dari spion bahwa Anis jatuh hingga akupun panik menghentikan mobil takut jika melindasnya. Ternyata dia terjatuh akibat terseret laju mobilku, baju gamisnya terjepit pintu dan sobek sehingga diapun terjatuh.
“sori…sori….kamu gak apa? Kataku
“udah jangan nangis. Kataku semakin panik
“ayok masuk, ajakku dan tidak juga dijawab
Melihat ekspresinya yang meringis memegang lutut akupun berinisiatif memapah tubuhnya dan menempatkannya di kursi tengah yang lega. Anehnya dia diam tidak menolak, hingga memunculkan rasa bersalah dan sesal yang besar apalagi setan cabul pun ikut membisik “****** banget sih, harusnya main cantik, kapan lagi bisa berduaan dan merayu?”. Perlahan obrolan kami mulai membaik seiring dengan ucapan saling meminta maaf, hal itu terbukti dengan pindahnya dia dari kursi tengah ke kursi depan.
“makan yuk? Tawarku
“ayolah, puasa kamu kan sudah batal! Kataku meyakinkan
‘nanti saja di kota! Jawabnya datar
Obrolan kami mengalir deras, dari awalnya sangat keras kini menjadi lembut, saling mengalah dan perlahan mulai menjurus ke arah pribadi. Diluar dugaan, dia mengaku bahwa hubungan dia dengan Mbak Ayu memang tidak pernah baik karena tersandera persepsi saudari tiri, sesuatu yang memang baru aku ketahui. Sialnya, diujung obrolan dia kembali membakar emosiku dengan mengakui bahwa Rudi adalah cinta terbaiknya dan sebagai buktinya “status perawannya masih terjaga hingga 4 tahun hubungan mereka”. Beruntung aku bisa menahan emosi, sehingga acara untuk makan bersama tetap bisa berjalan sesuai rencana awal.
Hingga detik itu, tidak ada niat negatif apapun kepada Anis walaupun hatiku terasa terbakar dan hancur karena tidak ada kesempatan untuk menikung Anis dari Rudi. Namun begitu melewati sebuah resto, pikiranku mendadak terbuka lebar dan memaksakan diri untuk berhenti meskipun kantong sedang tipis. Dengan tenang aku memesan sebuah private room dilantai dua yang dilengkapi dengan fasilitas karaoke dan mempersilahkan dia untuk bernyanyi sambil menunggu seafood pesanan dia datang. Tunggu sebentar aku mau ambil barang dikantor! Kataku sambil berlalu dan berfikir keras mencari pinjaman uang. Begitu dapat transferan, aku langsung menuju ke sebuah ATM yang tidak jauh dari resto karena bagiku lebih cepat akan lebih baik mengingat begitu istimewanya momen saat itu. Saat keluar ATM itulah mataku tertarik pada sebuah toko kecil yang “menjual obat kuat….. “ dan sesuai harapanku, ada beberapa merk obat perangsang cair. Karena tidak tahu apa-apa, aku putuskan untuk membeli 3 macam obat perangsang cair yang katanya tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
“beneran asli kan? Tanyaku
‘iya Mas, barang kami original. Jawabnya
“gak ada diskon? Tanyaku iseng
‘gak ada Mas, tapi saya kasih bonus ini. Katanya sambil menyodorkan 1Pcs obat kuat china