CHAPTER 81: CERITA MASA LALU
Kursi roda Viny semakin mendekat. Bos Titan kini dapat melihat jelas kondisi Viny yang menyedihkan: perban yang membalut hampir di seluruh tubuhnya, bekas luka bakar yang sudah mengering, wajah pucat, dan bahkan nafas yang terengah walaupun hanya duduk di kursi roda. Namun semua rasa kasihan Bos Titan sirna saat melihat tatapan matanya. Tatapan mata yang penuh tekad untuk tetap hidup.
“Apa kabar, Mas Tristan?”
Dada Bos Titan mendadak sesak. Matanya berair. Para Pegawai Terpilih tahu, Bos Titan paling tidak suka dipanggil ‘Mas’. Namun Melody masih ingat, hanya Viny yang berani menggodanya Bos-nya dengan panggilan itu, walaupun sering setelah itu Bos Titan menjadi berang dan memarahinya.
Namun kali ini berbeda. Ada sedikit haru di hatinya. Jauh di dalam hati kecilnya, dia mengakui kalau dia rindu dengan wanita satu ini.
“..k-kau…kenapa..”
“Kenapa aku begini sekarang?” Tatapan Viny bergeser ke wanita di belakang Bos Titan, “Itu karena dia. Saktia yang Mas anggap sebagai pegawai setia dan baik.”
“Pengkhianat! Ngapain lo mas-“
“Semua bermula sekitar dua bulan lalu,” Viny mengabaikan teriakan Saktia, “ketika aku menemukan bahwa semua ketakutanku terbukti. Berkas itu. Belum lagi rekaman. Semuanya membuktikan kalo keputusanku meninggalkan Valkyrie adalah keputusan yang salah. Aku benar-benar menyesalinya.”
“Shania meyakinkan aku untuk bergabung dengan The Detourne dan menjanjikan banyak hal. Dia memang menepatinya, namun aku curiga bagaimana cara dia mendapatkan apa yang dia mau. Jadi aku menelurusinya. Penelusuran rahasiaku membawaku ke orang ini, wanita yang seharusnya juga ikut keluar dari Valkyrie. Namun Shania khawatir Valkyrie dapat kembali pulih sehingga dia meninggalkan banyak racun untuk tetap di sini, memastikan keruntuhan Valkyrie kedua kalinya adalah keruntuhan terakhir.”
Tatapan Viny belum juga beralih dari Saktia, “Penelusuranku bahkan menemukan bahwa dia adalah orang yang terlibat di banyak kerusuhan, kasus pembunuhan dan perampasan hak. Shania mungkin mengetahui beberapa kasus, tapi dia hanya membiarkannya. Yang penting baginya adalah keinginannya terpenuhi. Dua wanita ini adalah dua wanita yang paling jahat yang pernah aku temui.”
“Saat itu aku tidak tahan lagi. Aku sadar sudah mengambil langkah yang salah dan ingin kembali. Aku ingin melaporkan apa yang Detourne telah lakukan di bawah kepemimpinan Shania dan keterlibatan Saktia. Tapi di hari yang sama aku ketahuan.”
“Saat itu, yang ada di pikiranku hanya kamu, Mas, orang yang bisa kupercaya untuk melindungiku membeberkan semua kejahatan ini. Dini hari itu, aku berpacu dengan waktu menuju ke sini. Tapi aku kalah cepat. Anak buah mereka berhasil menyusul dan menabrakku hingga motorku meledak. Tentu kalian masih ingat berita kecelakaan di Jalan Tan Malaka?” Viny tersenyum saat melihat wajah mereka terperangah. Termasuk Veranda. Dia ingat saat membaca berita itu entah kenapa instingnya berkata bahwa Nabilah terlibat di dalamnya.
“Beruntung, sebelumnya aku sudah menghubungi Nabilah, membeberkan sekilas apa yang aku temukan dan rencanaku untuk menemui Mas Titan. Nabilah yang saat itu menungguku dan curiga kenapa aku belum sampai di waktu yang kami sepakati, menghubungi Pak Broto untuk membantu mencariku. Alhasil mereka menemukan kobaran api di antara perpohonan taman kota.”
“Dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk tetap bertahan hidup, mereka tetap berusaha menolongku dan menungguku sampai aku siuman dan benar-benar pulih.”
“Dan sekarang,” Viny sedikit merentangkan tangannya, “aku di sini. Untuk membuktikan perjuangan wanita ini,” tatapan Viny kini beralih ke Veranda di sampingnya, “tidak sia-sia.”
Viny mengangkat tangannya untuk menyentuh kulit kusam Veranda, “Kamu tahu? Semesta akan selalu membantu orang yang berniat baik. Terima kasih.”
Veranda tidak tahu untuk apa ucapan terima kasih itu. Namun kini dia sadar, dia tidak berjuang sendiri. Banyak orang, bahkan yang tidak dia ketahui, berjuang untuk membasmi serigala berbulu domba di Valkyrie.
“Semua bukti yang kamu butuhkan aku akan serahkan, Mas. Aku juga bersedia menjadi saksi. Izinkan aku untuk membantumu memusnahkan semua pengkhianat di istanamu ini.”
***
“Tidak! Bos! Jangan percaya dia! Mereka mengelabuimu, Bos! Mereka berkomplot untuk menjebakku! Saat ini kita tidak bisa mempercayai siapapun!”
“Tapi Tritan pasti percaya saya, dong.”
Kini seseorang lain muncul di hadapan mereka.
“Om Minmon!”
Bos Titan lega melihat Om Minmon ternyata baik-baik saja. Om Minmon tersenyum sambil memandangi mereka semua. Tangannya menggenggam ponsel, seperti akan memperlihatkan sesuatu.
“Kita tunda dulu kangen-kangenannya. Saya mau memperlihatkan sesuatu.”
Om Minmon membuka kunci layar ponselnya dan menekan tombol putar pada aplikasi videonya. Terdengar suara Saktia.
“…aduh kok gue sih! Nabilah aja deh! Cin! Kamu gih!... Cape gue. Lu sendiri dulu lah Cin!...”
Nabilah terkejut saat mendengarnya, namun Om Minmon hanya tersenyum, “Ini adalah momen dimana Yona mendapat jatah Pil Ultimate dan saya membuat permainan. Tentu kita masih ingat. Nah, kalian dengar apa yang aneh?”
“Hah… aneh… eh, Saktia manggil apa tadi? ‘Cin’?”
Om Minmon terbahak, “
Exactly. Saktia memanggil Nabilah dengan ‘Cin’. Yang artinya Ayuchin. Kalian tahu apa itu Ayuchin? Hahaha sebenarnya ini hal konyol,” tawa Om Minmon mendadak hilang, berganti seringai ke Saktia, “tapi karena ini aku jadi tahu dari mana aku bisa menyelidik.”
“Ayuchin. Kayaknya aku pernah dengar…” Bos Titan mencoba mengingat.
“Iyap! Harusnya hanya kami bertiga yang tahu, karena panggilan itu adalah… panggilan sayang Shania ke Nabilah.”
“Pertanyaannya, sejak lama Shania sudah keluar dari Valkyrie, mengapa panggilan itu kini keluar dari mulutmu, Saktia…”
Saktia kini terpojok. Dia tidak menyangka hal sekonyol dan sesepele itu dapat menjadi bukti tambahan yang memberatkannya. Namun dia tidak mau kalah. Dia masih punya kartu As.
"Om Minmon kini ikut menuduhku?! Hanya dengan rekaman konyol seperti itu?! Kenapa rupanya dengan panggilan itu! Aku pernah diberitahu Shania sebelum dia keluar dari sini! Apa salahnya?!”
“Dan kamu Viny brengsek, kamu mau jadi saksi? Kalau cuma masalah saksi, aku juga punya saksi! Riskha dan Ayana juga akan menjadi saksi yang membuktikan ucapanku. Dan aku bisa membuatmu masuk penjara! Benar kan?!”
“Betul, Via.” Riskha dan Ayana menjawab dengan patuh.
Veranda yang geram melihat itu hanya bisa diam. Bagaimana dia bisa menyadarkan kedua temannya itu. Bagaimana dia bisa melawan kekuatan hitam yang hanya dia sendiri yang mengetahuinya? Riskha dan Ayana kini menjadi orang yang berbeda…
Sebentar, Veranda tersadar.
Mereka menjadi orang yang berbeda sekarang. Apakah mereka benar-benar orang yang berbeda…
“Riskha!” Veranda berteriak sehingga semua orang di ruangan menoleh ke arahnya. Ini adalah taruhan terakhirnya. Dia harus mencobanya.
“Dua bulan lalu, saat kita melayani Bos Titan, TV di kamar Bos Titan menyala dan sedang menayangkan satu film. Film yang akhirnya membuat kita berhenti sejenak melayani Bos, bahkan kita menontonnya sampai akhir. Bos Titan tentu masih ingat kan?”
“Iya, Ve. Aku ingat. Memangnya kenapa?” Bos Titan bingung dengan maksud ucapan Veranda. Kenapa menanyakan itu di tengah kondisi seperti ini?
“Film apa yang kita tonton saat itu, Kha?!” Riskha hanya diam.
“Ayana! Setiap sarapan atau makan malam, kita selalu bercanda soal kebiasaan Melody yang tidak biasa. Kamu tentu tau kan kebiasaan yang mana?”
Mereka masih belum mengetahui apa maksud Veranda, namun mereka menyadari Riskha dan Ayana belum juga menjawab. Mereka hanya diam dan menatap kosong ke arah Veranda.
Veranda merinding. Dugaannya mungkin benar. Namun jika dugaannya salah, dia akan menjadi konyol di hadapan bos dan teman-temannya. Dia hanya perlu menunggu untuk membuktikan itu…
Tiba-tiba Riskha dan Ayana ambruk. Semua terkejut dan bingung apa yang terjadi dengan mereka berdua. Namun Veranda yang sudah mengerti langsung berteriak, “Riskha dan Ayana di bawah pengaruh Saktia! Tangkap wanita itu!”
Para kerumunan masih bingung dengan maksud teriakan Veranda. Pada saat itu lah, Saktia yang dirasuki Dryad melesat cepat menuju Nabilah yang hanya berdiri dan tak siap dengan sergapan Dryad. Tangannya meraih sesuatu di balik roknya. Dengan cepat dia mendekap leher Nabilah dari belakang dan menghunus belati ke sekitarnya.
“Jangan bergerak lo semua! Hihihihihi brengsek! Brengsek kalian semua! Kalian kira kalian sudah menang?! Hanya dengan kedua tanganku aku bisa meruntuhkan gedung ini! Hihiihihi! Anjing! Anjing lo semua!”
“Dan lo!” Saktia menghunus belatinya ke arah Veranda, “harusnya lo udah gue bunuh dari kemaren! Anak pelacur! Kau membuat semua rencanaku berantakan! Taik lo! Gue bakal bunuh lo!”
Bos Titan benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Saktia yang dia kenal benar-benar berbeda dengan wanita di depannya yang berwajah beringas serta tubuh yang lebih tegap. Begitu juga dengan Melody. Dia sangat tidak menyangka apa yang dari tadi dikatakan Veranda ternyata benar. Melody menggeram kesal. Kenapa kekuatannya harus hilang di saat seperti ini.
Pak Broto, Komandan Harry dan Bono pun juga hanya tidak bisa berbuat banyak. Posisi mereka tidak menguntungkan. Mereka juga melihat Saktia sekarang ini sangat berbahaya. Mereka tidak bisa bertindak sembarangan. Nyawa Nabilah taruhannya.
Dan benar saja, ketika mereka mencoba mengelilingi Saktia, Saktia sambil tersenyum berkata, “Lo mau ngadu pistol lo sama belati gue? Silahkan. Jangan nyesal kalo leher si perek ini gue gorok ya hihihihi! Ayo coba! Maju lo bangsat!”
Kondisi kini berubah! Dryad yang hanya seorang diri mampu mengendalikan situasi. Nabilah dalam bahaya!
***